Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena anugerah-Nya yang
melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya saya dapat menyelesaikan penulisan karya
tulis ini guna memenuhi penilaian psikomotorik di Mata pelajaran Biologi Adapun judul dari
penulisan karya tulis ini adalah :
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu demi sempurnanya skripsi ini, penulis sangat
membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran yang berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya selalu. Akhir kata,
penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis pada khususnya maupun
bagi yang memerlukan bagi umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2
D. Manfaat .........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Pengertian dari pengembangan Sumber Daya Manusia................................................3
B. Hakikat dari pengembangan Sumber Daya Manusia.....................................................4
C. Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan..............................................5
D. Peranan Pendidikan dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia................................7
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..............................................................................................................................9
A. Kesimpulan...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang
berada didalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial
maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Dengan
demikian dapat disimpulkan jika kita membahas sumber daya manusia berarti membahas
penduduk dengan segala potensi atau kemampuannya. Potensi manusia menyangkut dua
aspek yaitu aspek kuantitas dan kualitas. Potensi manusia haruslah dibimbing agar
mebuahkan manuasia yang memiliki kualitas yang baik dengan kuantitas yang banyak.
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat
dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan
kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia
yang dikerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk
mencapai tujuan organisasi itu.
Dalam usaha meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, banyak
faktor yang bisa mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas dengan
kuantitas yang banyak. Selain itu, ada juga hambatan-hambatan dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas hal-hal yang
merupakan pendorong terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, juga hambatan-
hambatan terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya di negara kita,
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tertulis, maka dapat diambil beberapa masalah sebagai
berikut:
1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui:
D. Manfaat
Dari segenap pembahasan yang telah disampaikan, diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca makalah ini dalam kehidupan dan dapat meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia
di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dari pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha yang terencana dan
berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan kompetensi pegawai dan
kinerja organisasi melalui program-program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan
(Mondy and Noe, 1990:270)
3
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pengembangan Sumber Daya
Manusia adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai
agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan sikap yang dibutuhkan dalam menangani pekerjaan
saat ini atau yang akan datang. Aktivitas yang dimaksud, tidak hanya pada aspek pendidikan
dan pelatihan saja, akan tetapi menyangkut aspek karier dan pengembangan organisasi.
Dengan kata lain, pengembangan sumber daya manusia berkaitan erat dengan upaya
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur
karier yang didukung oleh fleksibilitas organisasi dalam memcapai tujuan organisasi.
1. Derajat kualitas usaha yang ditampilkan seseorang yang terlibat dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang atau jasa, dan
2. Manusia yang memiliki kemampuan kerja untuk menghasilkan produksi, baik barang atau
jasa (Simanjuntak, 1985).
Perbedaan antara kedua pengertian di atas terletak pada derajat kualitas manusia itu
sendiri. Pada pengertian pertama, manusia dipandang sebagai Sumber Daya Manusia bila
memiliki kualitas yang sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan usaha. Dalam konteks makro,
ciri yang menandainya adalah kualitas untuk melaksanakan perubahan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat, sedangkan dalam konteks mikro adalah kualitas untuk
melakukan proses produksi, misalnya dalam suatu organisasi bisnis atau industri.
Jadi, manusia menjadi Sumber Daya Manusia apabila dia terlibat dalam proses produksi dan
kualitas kemampuan yang dimilikinya sesuai untuk menghasilkan produksi itu. Pada
pengertian kedua, aspek kualitas tidak ditonjolkan. Karena pada dasarnya setiap individu
manusia yang termasuk pada kategori angkatan kerja itu terlibat atau dapat dilibatkan dalam
proses pembangunan atau proses produksi, maka dalam kondisi memiliki kemampuan apapun
dia termasuk kategori Sumber Daya Manusia, apabila dia terlibat dalam proses itu. Bila
belum terlibat, dia masih dikategorikan sebagai potensi. Oleh sebab ada persyaratan
keterlibatan, baik pada pengertian pertama maupun pada pengertian kedua, maka
pemanfaatan kemampuan dalam proses pembangunan nasional maupun dalam proses
produksi merupakan indikator utama proses pengembangan Sumber Daya Manusia. Artinya,
upaya apapun yang diarahkan untuk meningkatkan kompetensi, akan termasuk pada upaya
4
pengembangan Sumber Daya Manusia apabila dikaitkan dengan pemanfaatannya dalam
pembangunan atau dalam proses produksi.
Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan suatu pendekatan bersifat terintegrasi dan holistik dalam mengubah prilaku
orang-orang yang terlibat dalam suatu proses pekerjaan, dengan menggunakan serangkaian
teknik dan strategi belajar yang relevan (Megginson, Joy-Mattews, dan Banfield, 1993).
Konsep ini mengandung makna adanya berbagai unsur kegiatan selama terjadinya proses
mengubah prilaku, yaitu adanya unsur pendidikan, adanya unsur belajar, dan perkembangan.
Unsur pendidikan dimaksudkan untuk menentukan teknik dan strategi yang relevan untuk
mengubah prilaku. Unsur belajar dimaksudkan untuk menggambarkan proses terjadinya
interaksi antara individu dengan lingkungan, termasuk dengan pendidik. Adapun unsur
perkembangan dimaksudkan sebagai proses gradual dalam perubahan dari suatu keadaan,
misalnya dari keadaan tidak dimilikinya kompetensi menjadi keadaan memiliki kompetensi,
yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.
5
Manusia terkait dengan derajat kemampuan, termasuk kreatifitas, dan moralitas pelaku-
pelaku pembangunan. Atas dasar ini, proses perubahan yang diupayakan melalui
pembangunan seharusnya menjangkau perbaikan semua sektor secara menyeluruh dan
berimbang, pada satu sisi, dan pada sisi lain merupakan upaya meningkatkan kualitas SDM.
Perbaikan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat adalah fokus dari pembangunan sektor
ekonomi, dengan tujuan meningkatkan pemenuhan kebutuhan yang bersifat fisik dan
material, baik kebutuhan primer, sekunder, tertier maupun kuarter. Pemenuhan kebutuhan ini
seharusnya seimbang dengan pemenuhan kebutuhan mental dan spiritual. Bebas dari rasa
takut, adanya rasa aman, dihargai harkat dan martabatnya, dilindungi kebebasan dan hak-
haknya, serta tersedianya kesempatan yang sama untuk mewujudkan cita-cita dan potensi diri
adalah bentuk-bentuk kebutuhan mental yang seharusnya diperbaiki kondisinya melalui
pembangunan. Adapun pemenuhan kebutuhan spiritual terkait dengan kebebasan dan
ketersediaan prasarana, sarana dan kesempatan untuk mempelajari, mendalami dan
menjalankan ajaran agama yang dianut, sehingga komunikasi dengan Sang Pencipta dapat
terpelihara.
Pada sisi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, pembangunan diarahkan untuk
menjadikan rakyat negeri ini kreatif, menguasai serta mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS), dan memiliki moralitas. Kreatifitas diperlukan
untuk bisa bertahan hidup dan tidak rentan dalam menghadapi berbagai kesulitan. Dengan
kreatifitas, seseorang menjadi dinamis dan bisa menemukan jalan keluar yang positif ketika
menghadapi kesulitan atau masalah.
Penguasaan dan kemampuan mengembangkan IPTEKS sangat dibutuhkan untuk
peningkatan taraf hidup, dan agar bangsa ini bisa disandingkan dan ditandingkan dengan
bangsa-bangsa lain. Ini mengingat, globalisasi dalam berbagai bidang kehidupan sudah tidak
bisa dihindari dan berdampak pada terjadinya persaingan yang ketat, baik dalam kehidupan
sosial, ekonomi, maupun politik. Untuk bisa memasuki pergaulan dalam kehidupan global
(persandingan dengan masyarakat global) maupun untuk meraih keberhasilan dalam berbagai
kesempatan yang tersedia (pertandingan dalam kehidupan global) diperlukan pengusaan dan
kemampuan mengembangkan IPTEKS. Adapun moralitas sangat diperlukan agar dalam
menjalani kehidupannya prilaku bangsa ini dikendalikan oleh nilai-nilai kebenaran dan
keadilan yang bersifat nasional dan universal. Karena nilai-nilai ini berkait dengan batas-
batas antara baik dan tidak baik, benar dan tidak benar, serta antara yang menjadi haknya dan
bukan haknya, maka tingginya moralitas dapat meningkatkan keterpercayaan dan keandalan
individu dan masyarakat, baik di mata bangsanya sendiri maupun dalam pergaulan global.
6
Jadi, kualitas Sumber Daya Manusia bukan hanya ditentukan oleh kemampuan dan
kreativitasnya saja tetapi juga oleh derajat moralitasnya. Selain berkaitan dengan sistem
masyarakat secara umum, kualitas Sumber Daya Manusia mempunyai keterkaitan erat
dengan kualitas pendidikan sekolah. Karena Sumber Daya Manusia berkualitas adalah
keluaran sistem pendidikan, proses pendidikan harusnya menjadikan kreativitas, penguasaan
dan kemampuan mengembangkan IPTEKS, serta moralitas sebagai acuan dasar. Unsur
penguasaan dan kemampuan mengembangkan IPTEKS bisa dicapai melalui proses
pembelajaran sejumlah mata ajaran secara berjenjang. Unsur kretivitas bisa dirajut dalam
sebagian dari mata ajaran tertentu, misalnya matematika, IPA dan IPS, namun dengan
penerapan model pembelajaran yang kondusif, seperti keterampilan proses (melalui
penemuan).
Adapun unsur moralitas dibangun melalui proses yang kompleks, yang
mengutamakan pada pembentukan sikap yang berkait dengan norma dan nilai-nilai. Unsur ini
bisa juga dirajut melalui isi berbagai mata ajaran, tidak mesti menjadi suatu mata ajaran
tersendiri dalam kurikulum. (Fogarty, 1991).
7
Sehubungan hal tersebut di atas pengembangan Sumber Daya Manusia di Indonesia
dilakukan melalui tiga jalur utama, yaitu pendidikan, pelatihan dan pengembangan karir di
tempat kerja.
Jalur pendidikan merupakan tulang punggung pengembangan Sumber Daya Manusia yang
dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Sementara itu, jalur pelatihan dan
pengembangan karir di tempat kerja merupakan jalur suplemen dan komplemen terhadap
pendidikan.
Arah pembangunan Sumber Daya Manusia di Indonesia ditujukan pada
pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia secara komprehensif meliputi aspek
kepribadian dan sikap mental, penguasaan ilmu dan teknologi, serta profesionalisme dan
kompetensi yang ke semuanya dijiwai oleh nilai-nilai religius sesuai dengan agamanya.
Dengan kata lain, pengembangan Sumber Daya Manusia di Indonesia meliputi
pengembangan kecerdasan akal (IQ), kecerdasan sosial (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).
Dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia di Indonesia, banyak tantangan
yang harus dihadapi. Tantangan pertama adalah jumlah penduduk yang besar, yaitu sekitar
216 juta jiwa. Tantangan kedua adalah luasnya wilayah indonesia yang terdiri dari 17.000
pulau dengan penyebaran penduduk yang tidak merata. Tantangan ketiga adalah mobilitas
penduduk yang arus besarnya justru lebih banyak ke pulau Jawa dan ke kota-kota besar.
Berbagai tantangan seperti itu, memerlukan konsep, strategi dan kebijakan yang tepat
agar pengembangan Sumber Daya Manusia di Indonesia dapat mencapai sasaran yang tepat
secara efektif dan efisien. Hal ini penting dilakukan karena peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia Indonesia tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing di
dalam maupun diluar negeri, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan
penghasilan bagi masyarakat.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu bentuk upaya dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, pendidikan
merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan pendidikan dan perspektif
nasional. Hal ini mengingat pendidikan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
yang menjadi faktor input dominan dalam pembangunan tersebut. Oleh karena itu, untuk
mengoptimalkan pembangunan nasional, pendidikan seharusnya mendapat prioritas, karena
melalui upaya ini dapat dihimpun stok modal manusia dan stok modal sosial yang memadai
secara kualitas untuk melaksanakan pembangunan. Tanpa tersedianya stok modal manusia
dan stok modal sosial yang memadai, terutama secara kualitas, keberhasilan pembangunan
patut dipertanyakan.