Anda di halaman 1dari 16

PRO – IOF – 2018

PERATURAN PERLOMBAAN
DIVISI RACING OFF-ROAD

RACING ADVENTURE
(RA)
1. PENDAHULUAN

Salam Off-Road

Racing Adventure adalah kejuaraan ataupun perlombaan kendaraan berpenggerak Empat


Roda dilakukan dalam lintasan khusus yang diberi nama Special Competition Stage
(SCS) yang menempuh total jarak minimal 2,4 (dua koma empat) kilometer dan
maksimal 10 (sepuluh) kilometer terdiri dari minimal 4 (empat) SCS dirancang untuk
semua peminat pengendara kendaraan kecepatan tinggi di medan Off-Road.

Perlombaan ini dapat diikuti oleh kendaraan-kendaraan yang memiliki spesifikasi


modifikasi seperti yang tercantum dalam peraturan perlombaan Racing Adventure IOF.
Peserta terbuka untuk semua Off-Roader tanpa batasan umur dan jenis kelamin. Peserta
terdiri dari 2 (dua) awak yaitu Driver dan Navigator, hanya Driver yang terdaftar dengan
resmi yang boleh mengemudikan kendaraan saat lomba

Lintasan Racing Adventure dirancang untuk mengasah kemampuan Off-Roader dalam


menaklukkan rintangan-rintangan antara lain berupa curve (tikungan), jumping, jalan
menanjak/menurun, jalan dengan kemiringan ekstrim, memiliki variasi trek lurus, serta
lain-lainnya yang tentunya rintangan tersebut dibuat tanpa adanya jebakan dan lintasan
Racing Adventure dapat dipelajari oleh peserta beberapa hari sebelum perlombaan
berlangsung.

Perlombaan ini memperebutkan Juara 1, 2, dan 3 (Driver dan Navigator) di masing-


masing Kelas dan memperebutkan Kejuaraan Team, namun tidak menutup kemungkinan
apabila dilakukan perlombaan ber-seri dengan minimal 3 (tiga) seri dalam setahun dapat
mengambil/menyandang istilah gelar “The Best Racing Adventure Driver and Navigator”
dalam masing-masing Kelasnya serta untuk team memperebutkan gelar “The Best Racing
Adventure Team”.

Peraturan Racing Adventure IOF ini tidak dapat menjamin sepenuhnya keselamatan
anggota IOF ataupun bukan anggota, maka dari itu para peserta Racing Adventure
sepakat untuk mengutamakan aspek keselamatan, menjunjung tinggi kejujuran dan nilai-
nilai sportifitas serta sepakat untuk saling menghormati antar peserta. IOF mempunyai
hak untuk dari waktu kewaktu menambah dan mengurangi peraturan ini yang tentu saja
hasilnya akan dipublikasikan kepada seluruh masyarakat Off-Road di Indonesia.

Wassalam

1
2. PERSIAPAN KENDARAAN

2.1 Aturan Umum Persiapan Kendaraan Racing Adventure


2.1.1 Semua Kendaraan harus memasang Roll-cage atau Roll-bar dari pipa
besi dengan ukuran sbb :
2.1.1.1 1 s/d 2000 cc ukuran pipa pilar utama (Pilar B) minimum diameter
pipa 38,1 x 2.6 mm, atau pipa Chromolly diameter 38.1 x 2.2 mm.
2.1.1.2 Upper 2000cc ukuran pipa pilar utama (Pilar B) minimum
diameter pipa 44.0 x 2.9 mm, atau pipa Chromolly diameter 38.1 x
2.5 mm.
2.1.1.3 Roll bar terpasang dengan baik. Apa bila pipa dipasang pada
lantai kendaraan maka harus dilapisi pelat besi luas dan tebal 100
mm2 x 5 mm di bagian atas dan di bagian bawah lantai
kendaraan, terhubung ke chasis dengan menggunakan baut
minimal 4xM10.
2.1.1.4 Jika kemudian ditemui ada kekurangan / tidak memenuhi persyaratan
baik secara teknis maupun material maka penyelenggara berhak
menolak keikutsertaan peserta dengan kendaraan tersebut dengan dasar
pertimbangan KESELAMATAN.
2.1.2 Wajib dilengkapi dengan SAFETY BELT minimal 4 titik lebar 3inch, safety
belt memenuhi persyaratan kualifikasi kompetisi dan terpasang dengan baik
dan benar pada kendaraan.
2.1.3 Wajib menggunakan BUCKET SEAT, dan dipasang dengan menggunakan
bracket yang benar.
2.1.4 Wajib menggunakan SAFETY HELMET dengan sistem pengunci "D-ring"
yang memenuhi standarisasi D.O.T dan SNI.
2.1.5 Wajib menggunakan SAFETY WINDOW NET, dan dipasang dengan benar.
Berbahan strap minimal 1.5cm, dengan lubang maksimum 12cm dan mentupi
70% dari lubang jendela kendaraan
2.1.6 Wajib dilengkapi Racun api / Tabung Pemadam Kebakaran pada kendaraan
minimal 2 (dua) kilogram terisi penuh dan harus menggunakan bracket khusus
Tabung Pemadam Kebakaran, serta harus diposisikan secara baik agar mudah
dicapai oleh Driver dan Navigator.
2.1.7 Wajib memasang ENGINE CUT-OFF di dalam kabin yang berfungsi baik dan
terjangkau oleh Driver dan Navigator dalam kondisi safety-belt terpasang.
2.1.8 Wajib memasang SAFETY BONNET PINS pada kap mesin.
2.1.9 Kendaraan yang menempatkan radiator di belakang, harus dilengkapi dengan
bidang pemisah antara radiator dengan ruang kemudi. Pipa / selang radiator
tidak boleh melalui ruang kemudi.

2
2.1.10 Bagian atas BATTERY/ACCU wajib diberi penutup, BATTERY basah tidak
boleh di ruang kemudi.
2.1.11 Ukuran ban minimum 27inch maksimum 37inch (yang tertera di Ban). Jenis
ban bebas (Rantai ban, ban paku, ban Rally dan ban yang berasal atau
diperuntukkan bagi traktor DILARANG).
2.1.12 Wajib mempersiapkan lampu penerangan minimal sama dengan standart
manufacturing – 2 lampu terpasang dan berfungsi dengan baik, hal ini untuk
mengantisipasi jika diadakan Special Competition Stage malam hari.
2.1.13 Disarankan memasang mud flaps (kepet) di keempat roda.
2.1.14 Driver diharuskan menggunakan Gloves (sarung tangan) dan sepatu balap.
Disarankan menggunakan Racing Suit (Baju Balap).
2.1.15 Kendaraan yang memakai kaca berbahan Acrylic harus dilapisi kaca film.
2.1.16 Pada waktu menjalani SCS semua peserta wajib menggunakan helm, sabuk
pengaman, serta perlengkapan keselamatan lainnya.

2.2 Kategori Racing Adventure yang dipertandingkan adalah Kategori D yang dibagi
menjadi 4 (empat) Kelas, yaitu:
2.2.1 Kelas 1 1 s/d 1000 cc bensin / diesel.
2.2.2 Kelas 2 1 s/d 2000 cc bensin / diesel.
2.2.3 Kelas 3 1 s/d 4800 cc bensin/diesel.
2.2.4 Kelas 4 FFA bebas.

2.3 Definisi Kelas


2.3.1 Kelas 1 1 s/d 1000cc bensin / diesel
2.3.1.1 Kendaraan berbasis atau berkategori Jip, SUV, Pick-up.
2.3.1.2 Mesin sesuai dengan jenis sasis yang dipakai.
2.3.1.3 Mesin kapasitas maksimal 1000cc Naturally Aspirated (N/A).
2.3.1.4 Jumlah silinder maksimal 4.
2.3.1.5 Sistem bahan bakar injeksi dilarang.
2.3.1.6 Pengapian bebas.
2.3.1.7 Chassis bawaan pabrik, panjang minimal chassis sama dengan
panjang wheelbase, diluar bagian tersebut penggunaan tubular
frame/rollcage diperbolehkan.
2.3.1.8 Sistem suspensi standar pabrik.
2.3.1.9 Bypass Shock, Air Shock, Coilover Shock dilarang digunakan.
2.3.1.10 Differential Locker depan dilarang.
2.3.1.11 Gardan sesuai dengan jenis sasis yang dipakai.
2.3.1.12 Ukuran ban maksimal 33".
2.3.2 Kelas 2 : 1 s/d 2000cc bensin / diesel
2.3.2.1 Kendaraan berbasis atau berkategori Jip, SUV, Pick-up.

3
2.3.2.2 Mesin kapasitas maksimal 2000cc Naturally Aspirated (N/A).
2.3.2.3 Mesin motor, mesin snow mobile, mesin utv tidak diperbolehkan.
2.3.2.4 Jumlah silinder maksimal 4.
2.3.2.5 Sistem bahan bakar bebas, ECU bawaan pabrik, Piggybag
dilarang.
2.3.2.6 Pengapian bebas.
2.3.2.7 Chassis bawaan pabrik, panjang minimal chassis sama dengan
panjang wheelbase, di luar bagian tersebut penggunaan tubular
frame/rollcage diperbolehkan.
2.3.2.8 Sistem suspensi standard pabrik.
2.3.2.9 Air Shock, Coilover Shock dilarang digunakan.
2.3.2.10 Differential Locker bebas.
2.3.2.11 Gardan bebas.
2.3.2.12 Sistem steering gardan belakang dilarang.
2.3.2.13 Cutting brake dilarang.
2.3.2.14 Ukuran ban maksimal 33".
2.3.3 Kelas 3 : 1 s/d 4800cc bensin / diesel
2.3.3.1 Mesin kapasitas maksimal 4800cc bensin.
2.3.3.2 Mesin kapasitas maksimal 4800cc diesel Turbocharger ECU /
commonrail diperbolehkan.
2.3.3.3 Mesin yang menggunakan Forced Induction, kapasitas mesin
dikalikan 1,6.
2.3.3.4 Jumlah silinder maksimum 6.
2.3.3.5 Sistem bahan bakar bebas.
2.3.3.6 Pengapian bebas.
2.3.3.7 ECU standar dengan penambahan piggybag diperbolehkan
(bensin & diesel).
2.3.3.8 Chassis / tubular chassis bebas.
2.3.3.9 Sistem suspensi bebas.
2.3.3.10 Gardan bebas.
2.3.3.11 Sistem steering gardan belakang dilarang.
2.3.3.12 Differential Locker bebas.
2.3.3.13 Rem bebas.
2.3.3.14 Ukuran ban maksimal 37".
2.3.4 Kelas 4 : Free For All (FFA)
2.3.4.1 Mesin kapasitas bebas.
2.3.4.2 Jumlah silinder bebas.
2.3.4.3 Force induction, NOS, WMI diperbolehkan.
2.3.4.4 ECU bebas.
2.3.4.5 Pengapian bebas.

4
2.3.4.6 Chassis / tubular chassis bebas.
2.3.4.7 Sistem suspensi bebas.
2.3.4.8 Gardan bebas.
2.3.4.9 Differential locker bebas.
2.3.4.10 Sistem steering gardan belakang dilarang.
2.3.4.11 Rem bebas.
2.3.4.12 Ukuran ban maksimal 37".

3. PERSYARATAN PESERTA
3.1 Hanya peserta yang terdaftar yang berhak untuk start berlomba dan masing-
masing hanya boleh mendaftar 1 (satu) kali. Terkecuali ada aturan lain yang
diterapkan oleh pelaksana perlombaan.
3.2 Selama perlombaan berlangsung hanya peserta yang boleh berada di
kendaraannya, dan dari 2 peserta tersebut harus ditetapkan siapa sebagai Driver
dan Navigatornya.
3.3 Lembar identitas peserta yang berisi data, foto, serta tanda tangan peserta harus
ditempel di dalam kendaraan dan mudah dilihat oleh petugas lomba.
3.4 Pada saat mengendarai kendaraan di jalan umum peserta harus mentaati peraturan
lalu lintas yang berlaku.
3.5 Dilarang keras menggunakan obat-obatan terlarang, minuman keras dan bahan
sejenisnya yang memabukkan selama perlombaan berlangsung.
3.6 Pelanggaran terhadap ketentuan di atas akan diberikan sanksi teguran dan bila
perlu dikenakan sanksi pemecatan.

4. PENDAFTARAN, SCRUTINEERING, DAN BRIEFING


4.1 PENDAFTARAN
4.1.1 Setiap peserta wajib mengisi formulir pendafataran dengan lengkap dan
diserahkan kepada sekertariat dan melunasi biaya pendaftaran.
4.1.2 Dilarang membuat perubahan sendiri pada formulir pendaftaran untuk
penggantian awak atau kendaraan, sanksi berupa pemecatan.
4.1.3 Penggantian awak, kendaraan dan personil tim dapat dilaksanakan sebelum
melakukan scrutineering.
4.1.4 Dengan menandatangani formulir pendaftaran berarti peserta dan
anggota/personil lainnya menerima untuk melaksanakan peraturan-peraturan
yang berlaku.
4.1.5 Satu Team terdiri dari 3 (tiga) kendaraan.
4.1.6 Uang pendaftaran akan dikembalikan sebagian apabila:
4.1.6.1 Peserta menolak/ditolak untuk mengikuti perlombaan sebelum briefing
dimulai, dan uang pendaftaran dikembalikan sebesar 50%.

5
4.1.6.2 Racing Adventure batal atau tidak jadi dilaksanakan yang dikarenakan
force majeure. Keadaan force majeure dinyatakan oleh induk
organisasi IOF lewat rapat pengurus Racing Adventure IOF, dan uang
pendaftaran dikembalikan sebesar 80%.
4.1.7 Kendaraan service dapat didaftarkan kepada panita lomba, jatah jumlah
kendaraan service tergantung kebijaksanaan panita lomba. Kendaraan service
dan crew meskipun bukan merupakan peserta akan tetapi adalah menjadi
tanggungjawab dari peserta yang bersangkutan.

4.2. SCRUTINEERING (Pemeriksaan Teknis)


4.2.1. Setiap kendaraan wajib melapor pada saat scrutineering sesuai dengan
jadwalnya masing-masing.
4.2.2. Pemeriksaan perlengkapan-perlengkapan kendaraan maupun peserta
meliputi:
4.2.2.1. SIM Driver dan Navigator yang masih berlaku.
4.2.2.2. Administrasi/kwitansi pendaftaran.
4.2.2.3. KTA IOF yang berlaku.
4.2.2.4. Pemeriksaan kendaraan dan persyaratan kendaraan lainnya sesuai
peraturan yang berlaku.
4.2.3. Setiap kendaraan yang tidak layak untuk mengikuti perlombaan atau sama
sekali tidak bisa di inspeksi akan ditolak pendaftarannya.
4.2.4. Peserta yang tidak lulus scrutineering atau terlambat sampai batas waktu
yang ditentukan, akan dilaksanakan re-scrutineering berdasarkan permintaan
apabila waktunya memungkinkan, dan dikenakan denda.
4.2.5. Kendaraan yang tidak lulus scrutineering tidak diperbolehkan mengikuti
perlombaan dan uang pendaftaran tidak dapat dikembalikan.
4.2.6. Tanpa stiker "Passed Scrut", kendaraan tidak diperkenankan start.
4.2.7. Pengawas perlombaan berhak memilih kendaraan yang akan diperiksa setelah
perlombaan berlangsung meskipun tidak ada protes. Peserta yang
menolak/menghindar pemeriksaan ulang tersebut maka akan dikenakan
sanksi pemecatan.
4.2.8. Petugas scrutineering bertanggungjawab untuk memeriksa keadaan mekanis
dari kendaraan-kendaraan lomba, apakah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku maupun kepentingan untuk hal keselamatannya.
4.2.9. Petugas scrutineering berwenang untuk menolak kendaraan peserta untuk
meneruskan lomba apabila kendaraan tersebut sudah tidak memenuhi syarat
lagi.

4.3. BRIEFING

6
4.3.1. Peserta (Driver dan atau Navigator) diwajibkan hadir pada saat briefing
sesuai jadwal yang ditentukan.
4.3.2. Peserta yang tidak mengikuti briefing tidak mempunyai Hak Protes.
4.3.3. Pelaksana perlombaan wajib menyebarluaskan notulen hasil briefing paling
lambat sebelum perlombaan dimulai dan hasil briefing mengikat.

5. KARTU KONTROL DAN BUKU ROUTE


5.1. KARTU KONTROL
5.1.1. Kartu kontrol akan diberikan oleh panitia pada saat briefing atau pada saat
lapor PTC.
5.1.2. Peserta bertanggungjawab atas pemeliharaan kartu kontrolnya.
5.1.3. Setiap koreksi atau perubahan pada kartu kontrol tanpa persetujuan petugas
yang bersangkutan, dikenakan sanksi pemecatan.
5.1.4. Peserta bertanggungjawab dan memeriksa atas laporan waktunya masing-
masing pada setiap petugas pos waktu/pos route.
5.1.5. Hanya petugas pos waktu yang berhak mengisi data-data hasil catatan waktu
pada kartu kontrol peserta.
5.1.6. Hilangnya kartu kontrol dikenakan sanksi pemecatan.
5.2. BUKU ROUTE
5.2.1. Buku route dan jadwal perjalanan (itinerary) diberikan kepada peserta pada
saat pendaftaran.
5.2.2. Buku route wajib menggunakan istilah-istilah yang umum digunakan pada
tulip standard IOF.

6. POS MPTC, POS PTC DAN PROSEDURNYA


6.1. Alat pencatat waktu minimal menggunakan stop watch dengan menghitung 3
(tiga) angka dibelakakang koma..
6.2. MPTC adalah Main Post Time Control.
6.3. PTC adalah Post Time Control di SCS.
6.4. Contoh prosedur pencatatan waktu SCS adalah sebagai berikut:
MPTC – PTC – Start SCS – Flying Finish (FF) – Finish Stop (FS)
6.5. Semua pos memiliki tanda pengenal pos yang memakai standard IOF.
6.6. Memasuki pos dari arah berlawanan atau memasuki dan melewati pos yang sudah
dilewati, dikenakan sanksi Diskualifikasi.
6.7. Jam induk diletakkan di pos PTC. Peserta mencocokkan waktu sesuai dengan
jam induk tersebut.
6.8. Untuk mendapatkan waktu lapor yang benar pada setiap pos waktu merupakan
tanggung jawab peserta, oleh karena itu setiap pos waktu disediakan jam di depan
petugas pos untuk diketahui waktunya oleh peserta.

7
6.9. Pada pos waktu, petugas akan menuliskan catatan waktu lapor pada kartu kontrol
masing-masing peserta.
6.10. Prosedur lapor pada pos waktu pada saat peserta menyerahkan Kartu Kontrol
kepada petugas dan kendaraannya berada didepan pos tersebut, atau Navigator
dapat turun menuju meja pos waktu untuk mengambil waktu lapornya.
6.11. Waktu lapor peserta yang sebenarnya akan dicatat pada saat menyerahkan Kartu
Kontrol kepada petugas pos dalam menit penuh.
Contoh misalkan jadwal lapor peserta telah ditentukan pukul 16.02 maka peserta
harus lapor kepada petugas pos dalam range waktu 16.02 00” sampai 16.02 59”.
6.12. Start dan finish dihitung dari posisi As Roda depan.
6.13. Waktu tiba di flying finish (FF) akan dicatat pada Kartu Kontrol di pos Finish
Stop (FS) dimana kendaraan peserta harus berhenti di Finish Stop (FS) tersebut.
6.14. Peserta dilarang berhenti di pos Flying Finish (FF) karena akan membahayakan
peserta dibelakangnya. Peserta terus berjalan dengan mengurangi kecepatannya
untuk menuju Finish Stop (FS).
6.15. Waktu finish akan dicatat saat roda depan kendaraan melewati Flying Finish (FF)
dalam keadaan mesin hidup atau mati.
6.16. Petugas pencatat waktu (time keeper) wajib berdiri tepat disamping garis finish.
6.17. Pencatatan waktu diambil hingga detik penuh, dan kemudian catatan waktu
tersebut dikonversi ke dalam Point.
6.18. Petugas pencatat waktu mengatur/mengukur/menghitung waktu berangkat dan
waktu tiba setiap peserta memakai alat-alat pencatat waktu yang akurat.
6.19. Dalam keadaan terpaksa karena situasi tidak berjalan sesuai rencana, maka
kepada peserta akan diberikan jadwal baru untuk melapor di pos berikutnya.
6.20. Para petugas pencatat waktu berada langsung di bawah pimpinan perlombaan dan
diangkat atas persetujuan IOF.

7. SPECIAL COMPETITION STAGE (SCS) DAN PERATURAN KOMPETISI


7.1. Hanya Driver yang diperkenankan mengemudikan kendaraan di jalur SCS.
7.2. Dilarang mengemudikan kendaraan berlawanan arah dijalur SCS, sanksi
Diskualifikasi.
7.3. Selama menjalani SCS peserta wajib menggunakan Helmet dan Safety Belt,
sanksi Diskualifikasi.
7.4. Didalam SCS perbaikan teknis diperkenankan hanya oleh awak kendaraan yang
terdaftar selama tidak mengganggu jalannya perlombaan dan masih dalam batas
hak waktunya, serta jika peserta tersebut mencapai Finish Stop (FS)
melebihi waktu BWTM yang ditetapkan, maka peserta berhak mendapatkan
catatan waktu sesuai ketentuan waktu BWTM.
7.5. Dilarang memotong jalur atau mempersingkat jarak dan menghindari
rintangan/handicap, sanksi diskualifikasi.

8
7.6. Kendaraan yang ke-empat rodanya keluar dari lintasan (pita kuning) maka
dikenakan sanksi diskualifikasi.
7.7. Dilarang memutuskan pita pembatas lintasan (pita kuning), hukuman 10 point.
7.8. SCS harus berada dalam jalur atau lintasan tertutup khusus untuk perlombaan ini
dimana perlombaan ini melombakan kecepatan dengan penilaian waktu tempuh.
7.9. Lintasan SCS berjarak minimum 600meter.
7.10. Lintasan SCS memilki rintangan antara lain berupa curve (tikungan), jumping,
jalan menanjak/menurun, jalan dengan kemiringan extreme, memiliki variasi trek
jalan lurus, serta lain-lainnya.
7.11. Lintasan SCS dapat dipelajari/disurvey oleh peserta beberapa hari sebelum
perlombaan berlangsung.
7.12. Pengenalan lintasan/survey hanya boleh dilakukan dengan jalan kaki. Survey
menggunakan kendaraan roda 2 diperbolehkan diluar hari perlombaan.
7.13. Setiap peserta harus lapor pada pos PTC sesuai jadwal waktunya masing-masing.
7.14. Pada saat lapor di Pos Start SCS, peserta harus menyerahkan Kartu Kontrolnya
kepada petugas pos untuk diberikan jadwal waktu start atau diberikan waktu start
baru apabila terjadi penundaan.
7.15. 30 (tiga puluh) detik sebelum waktu start peserta, petugas akan mengembalikan
Kartu Kontrol kepada peserta dan memberikan aba-aba 15 (lima belas) detik
dan 10 (sepuluh) detik untuk start.
7.16. 5 (lima) detik menjelang waktu Start peserta, petugas akan menghitung mundur
dan memberikan aba-aba “GO!!!” sebagai tanda keberangkatan/start peserta.
7.17. Peserta yang melakukan “Jump Start” dalam pengertian kendaraan bergerak
kedepan sebelum aba-aba “GO!!!” dikenakan hukuman 1 (satu) menit.
7.18. Finish SCS dilakukan dengan Flying Finish (FF) dan peserta wajib berhenti di
Finish Stop (FS) yang berjarak minimal 50 (lima puluh) meter dari Flying Finish
(FF) untuk mencatatkan hasil waktu tempuh SCS pada Kartu Kontrol.
7.19. Start dan finish SCS dihitung dari posisi As Roda depan kendaraan peserta.
7.20. Pos Route Control (PRC) disarankan ada didalam SCS tanpa prosedur lapor dan
hanya mencatat peserta yang lewat saja atau melaporkan kepada pimpinan
perlombaan apabila terjadi pelanggaran oleh peserta. Letak PRC harus tergambar
dalam Buku Route.
7.21. Dalam menjalankan SCS peserta tidak boleh mendapatkan bantuan dari pihak
lain, dalam hal ini diberikan sanksi diskualifikasi.
7.22. Bantuan spontanitas penonton (tanpa alat bantu) dapat dilakukan dalam kondisi
darurat / kecelakaan dengan tujuan mengembalikan ke jalur yang aman bila
menghalangi jalur peserta lain. Dalam suatu SCS apabila dibantu oleh kendaraan
Rescue/Sweeper maka dianggap DNF (Did Not Finish).
7.23. Dilarang berbuat tidak sportif dalam hal ini menutupi/menghalangi jalan bagi
kendaraan lain yang berada dibelakang untuk menyusul, sanksi diskualifikasi.

9
7.24. Peserta yang tidak berhasil menyelesaikan SCS dan tidak melapor pada Finish
Stop (FS), maka peserta tersebut dianggap DNF (Did Not Finish).
7.25. Pos Finish di tiap SCS akan tutup minimal 30 (tiga puluh) menit setelah waktu
start peserta terakhir.
7.26. Dalam keadaan tertentu (force majeure) SCS dapat dihentikan, dan peserta yang
belum menjalani SCS akan diberi waktu tempuh sama dengan waktu tempuh
normal peserta terlama yang telah menjalani SCS, tidak termasuk peserta yang
rusak atau mogok di SCS.
7.27. Pada perlombaan ini diterapkan aturan Re-Grouping dan Re-Seeding yang
bertujuan untuk mengurangi jarak antar peserta atau mengatur posisi peserta
berdasarkan hasil prestasi pada Leg/etape sebelumnya.
7.28. Re-Grouping adalah menaikkan urutan Start peserta karena peserta yang berada di
depannya tidak dapat Start atau tidak Finish pada SCS sebelumnya.
7.29. Re-Seeding adalah perubahan urutan Start yang dilaksanakan pada akhir suatu
Leg/etape berdasarkan prestasi peserta pada Leg/etape sebelumnya.

8. HAK ORGANISASI PENYELENGGARA.


8.1. Panitia Penyelenggara (OC) berhak menolak setiap pendaftaran peserta, tanpa
harus memberikan alasan. Tetapi wajib mengirimkan alasan penilakannya kepada
PP IOF.
8.2. Panitia Penyelenggara (OC) dengan persetujuan Panitia Perlombaan (RC) dapat
membatalkan perlombaan, memundurkan waktu atau mempersingkat perlombaan
setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, peserta tidak dapat protes.
8.3. Apabila dipandang perlu, Panitia Perlombaan (RC) dapat membatalkan SCS
apabila terjadi 5 (lima) peserta berturut-turut tidak dapat menyelesaikan
SCS, termasuk bila beberapa peserta telah menyelesaikannya.
8.4. Tidak memberi izin start bila peserta atau kendaraannya tidak lulus scrutineering /
inspeksi.
8.5. Memberikan pemecatan bila peserta tidak mengikuti peraturan perlombaan.
8.6. Memberikan hukuman pemecatan apabila peserta memberikan keterangan palsu
dalam formulir pendaftaran.
8.7. Masalah yang tidak diatur pada buku peraturan ini akan menjadi bahan pemikiran
dari Pengawas Perlombaan yang memiliki wewenang tertinggi untuk mengambil
keputusan, termasuk untuk merobah, mengurangi atau menambah peraturan yang
ada, menambah sanksi-sanksi atau pinalti yang belum tercakup dalam peraturan
ini.

9. HANDICAP
9.1. Handicap adalah kompensasi/keuntungan yang diberikan kepada peserta lain
untuk menyamakan peluang menang per setiap Grupnya. Pada prinsipnya peserta

10
yang berada pada Kelas lebih tinggi yang dirugikan, dengan tujuan untuk
memberi peluang/kemungkinan peserta yang Kelas nya lebih rendah untuk dapat
bersaing dengan Kelas diatasnya, tentunya tetap dengan mempertahankan
keadilan.
9.2. Tidak ada Handicap didalam kejuaraan ini.

10. SISTEM POINT

10.1. Standing Point Kejuaraan


10.1.1. Sistem point hasil akhir kejuaraan per putaran untuk Driver dan Navigator
adalah sebagai berikut:
Juara 1 = 25 Juara 6 = 10 Juara 11 =5

Juara 2 = 20 Juara 7 =9 Juara 12 =4

Juara 3 = 16 Juara 8 =8 Juara 13 =3

Juara 4 = 13 Juara 9 =7 Juara 14 =2

Juara 5 = 11 Juara 10 =6 Juara 15 =1

10.1.2. Sistem point untuk kejuaraan team adalah sebagai berikut:


Juara 1 = 15 Juara 6 =5
Juara 2 = 12 Juara 7 =4
Juara 3 = 10 Juara 8 =3
Juara 4 =8 Juara 9 =2
Juara 5 =6 Juara 10 =1
10.2. Kedua sistem point di atas adalah berdasarkan urutan hasil akhir pada setiap
Kelas-nya.
10.3. Apabila terjadi nilai sama (Ex-Equo) pada akhir kejuaraan seri, maka penentuan
pemenangnya adalah
10.3.1. Peserta yang memiliki point juara pertama terbanyak.
10.3.2. Apabila masih terjadi point sama maka peserta yang memiliki point juara
tertinggi pada putaran terakhir.
10.3.3. Apabila terjadi point Team sama, maka Team yang memiliki peserta di kelas
yang pesertanya terbanyak akan muncul sebagai pemenang.
10.4. Kejuaraan Team diambil dari total point tertinggi yang diraih oleh anggota Team
di tiap Kelas-nya. Dalam satu team maksimal 3 (tiga) anggota team yang
diakumulasi jumlah pointnya.

11. KEJUARAAN DAN PROTES


11.1. HASIL KEJUARAAN

11
11.1.1. Catatan hasil akhir Waktu tempuh dinyatakan dalam Jam, Menit, dan Detik
penuh.

11.1.2. Peserta yang menyelesaikan SCS catatan waktunya di konversi kedalam


point mendapat nilai sesuai urutan dari yang tercepat ke yang paling lambat
sebagai berikut :
1st = 100 11th = 67 21st = 49 31st = 39 41st = 29

2nd = 95 12th = 65 22n4 = 48 32nd = 38 42nd = 28

3rd = 90 13th = 63 23rd = 47 33rd = 37 43rd = 27

4th = 87 14th = 61 24th = 46 34th = 36 44th = 26

5th = 84 15th = 59 25th = 45 35th = 35 45th = 25

6th = 81 16th = 57 26th = 44 36th = 34 46th = 24

7th = 78 17th = 55 27th = 43 37th = 33 47th = 23

8th = 75 18th = 53 28th = 42 38th = 32 48th = 22

9th = 72 19th = 51 29th = 41 39th = 31 49th = 21

10th = 69 20th = 50 30th = 40 40th = 30 50th = 20

11.1.3. Kepada peserta yang tidak DNF dan telah berusaha menyelesaikan SCS
tetapi hanya menempati urutan ke 50 dan seterusnya akan diberikan 20
point.
11.1.4. Kepada peserta yang tidak DNF dan telah berusaha menyelesaikan SCS
tetapi hasil dari perolehan point dikurangi pinalti yang hasilnya kurang dari
point DNF, maka tetap akan diberikan bonus hasil akhir sama seperti point
DNF.
11.1.5. Bila jumlah peserta 50 atau lebih, dalam menyelesaikan SCS atau sebagian
dari-nya melebihi waktu tempuh yang ditentukan diberikan bonus DNF 20
point.
11.1.6. Semua peserta yang DNF, maka pinaltinya gugur.
11.1.7. Apabila peserta kurang dari 40 peserta maka bonus DNF diambil dari point
terendah dari peserta dikurangi 10 angka.
Contoh : Jumlah peserta 37 kendaraan, maka point terendah sesuai table
adalah 33 point. Maka bonus DNF adalah 33 – 10 = 23 point.
11.1.8. Apabila peserta kurang dari 10 peserta, maka bonus DNF diambil dari point
terendah dari peserta dikurangi 20 angka.
11.1.9. Apabila total point peserta ada yang sama, maka pemenangnya adalah
peserta yang lebih banyak mencetak waktu terbaik di setiap SCS-nya.

12
Apabila masih sama, penilaian berikutnya adalah dengan menentukan siapa
yang mendapatkan waktu tercepat di SCS terakhir.
11.1.10. Setiap peserta yang mencapai Finish, dengan sendirinya akan memperoleh
Point Kejuaraan Umum dan point Kejuaraan Team disetiap Kelas-nya.

11.2. PROTES
11.2.1. Peserta yang tidak mengikuti Briefing tidak berhak mengajukan Protes.
11.2.2. Protes mengenai jalannya lomba, hanya dapat diajukan maksimum 30 (tiga
puluh) menit setelah peserta terakhir Finish pada masing-masing Leg/etape.
11.2.3. Protes mengenai hasil perhitungan waktu dapat diajukan paling lambat 30
(tiga puluh) menit setelah pengumuman hasil sementara dikeluarkan.
11.2.4. Selain protes mengenai perhitungan waktu, protes harus diajukan secara
resmi yaitu secara tertulis yang kemudian diserahkan kepada Ketua
Penyelenggara dengan disertai uang protes sebesar Rp. 1.000.000 dan tidak
dikembalikan bila protes ditolak.
11.2.5. Protes hanya dapat diajukan oleh peserta.
11.2.6. Manager team yang terdaftar resmi, diperbolehkan mengajukan protes
sebagai perwakilan salah satu peserta anggota teamnya.
11.2.7. Alasan protes harus jelas dan ditujukan kepada siapa serta surat protes harus
dicantumkan waktu pengajuannya saat diterima panitia.
11.2.8. Protes dapat dilakukan hanya untuk satu masalah saja, protes kolektif tidak
dibenarkan.
11.2.9. Semua biaya yang timbul untuk pemeriksaan/pembongkaran kendaraan akan
dibebankan kepada pembuat protes apabila protesnya ditolak, sebaliknya
akan menjadi beban yang diprotes apabila diterima.
11.2.10. Bagaimanapun juga suatu protes tidak bisa mengakibatkan pengulangan
perlombaan.

12. PENGHARGAAN
12.1. Peserta yang berhalangan hadir pada pembagian piala harus melapor kepada
Pimpinan Perlombaan secara tertulis agar tidak kehilangan hak atas hadiah yang
diraihnya.
12.2. Apabila satu peserta mendapatkan kemenangan ganda maka peserta tersebut
berhak mendapatkan piala serta hadiah uang di tiap kategori kemenangannya.
12.3. Hadiah penghargaan berupa uang untuk juara adalah:
- Juara 1 minimal 3 x biaya pendaftaran
- Juara 2 minimal 2 x biaya pendaftaran
- Juara 3 minimal 1 x biaya pendaftaran
12.4. Kejuaraan Kelas 1 1 s/d 1000 cc bensin / diesel
Juara 1 : Piala + Rp. ……
Juara 2 : Piala + Rp. ……

13
Juara 3 : Piala + Rp. ……

12.5. Kejuaraan Kelas 2 1 s/d 2000 cc bensin / diesel.


Juara 1 : Piala + Rp. ……
Juara 2 : Piala + Rp. ……
Juara 3 : Piala + Rp. ……

12.6. Kejuaraan Kelas 3 1 s/d 4800 cc bensin/diesel


Juara 1 : Piala + Rp. ……
Juara 2 : Piala + Rp. ……
Juara 3 : Piala + Rp. ……

11.6. Kejuaraan Kelas 4 FFA bebas

Juara 1 : Piala + Rp. ……


Juara 2 : Piala + Rp. ……
Juara 3 : Piala + Rp. ……

11.7. Kejuaraan TEAM

Juara 1 : Piala + Rp. ……


Juara 2 : Piala + Rp. ……
Juara 3 : Piala + Rp. ……

13. HUKUMAN-HUKUMAN DAN SANKSI PEMECATAN


13.1. Terlambat lapor di MPTC 1 : - Berupa denda administrasi Rp.5.000,-
/menit
- Maksimal keterlambatan sampai dengan
PTC-1 Starter pertama.
13.2. Terlambat lapor di MPTC 2 : 2 detik/menit
13.3. Terlalu cepat melapor di PTC : 2 detik/menit
13.4. Terlambat melapor di PTC : 2 detik/menit
13.5. Kesalahan Start : 1 menit
13.6. Tidak melapor di PTC : Diskualifikasi
13.7. Tidak menjalani SCS : Diskualifikasi
13.8. Memotong jarak dalam SCS : Diskualifikasi
13.9. Tidak memakai helm dalam SCS : Diskualifikasi
13.10. Tidak memakai safetybelt dlm SCS : Diskualifikasi
13.11. Memasuki pos berlawanan arah : Diskualifikasi
13.12. Dibantu pihak lain dalam SCS : Diskualifikasi

14
13.13. Berlawanan arah dalam SCS : Pemecatan
13.14. Menolak diperiksa Re-Scrutineering : Pemecatan
13.15. Melakukan keributan/berkelahi : Pemecatan
13.16. Menggunakan Narkoba & Miras : Pemecatan
13.17. Bertindak tidak Sportif : Pemecatan

14. MEDIA CRISIS


Statement atau penyataan resmi mengenai liputan atau informasi dari kegiatan hanya
dikeluarkan oleh Ketua Panitia Penyelenggara.

=================================================================

15

Anda mungkin juga menyukai