FITRAH APRIANY
A31109269
Kepada
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
SKRIPSI
FITRAH APRIANY
A31109269
Kepada
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
SKRIPSI
FITRAH APRIANY
A31109269
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Yohanis Rura, S.E., M.SA., Ak Drs. Deng Siraja., M.Si., Ak.
NIP. 19611128 198811 1 001 NIP. 19511228 198603 1 002
NIM : A31109269
adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam
naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Fitrah Apriany
A31109269
PRAKATA
Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Studi Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan
Sesudah Sunset Policy (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP
Pratama Makassar Utara). Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Jurusan Akuntasi
arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh
2. Tim penguji Drs. Rusman Thoeng, M.com, BAP., Ak, Dra. Andi Kusumawati,
3. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas yang telah memberikan
4. Para pimpinan dan Staf Kanwil DJP SulSelBarTra dan KPP Pratama
perkuliahan berlangsung.
6. My beloved families: Ibu dan Bapak, kakakku beserta istrinya, dan kedua
ponakanku yang sangat lucu, yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materiil, kesabaran, perhatian, serta do’a dan kasih sayang yang tak
terhingga.
7. Terima kasih para tetanggaku yang tak jenuh menanyakan kapan saya
Sumbang 2012.
11. Terima kasih kepada semua pihak-pihak yang tidak bisa diebutkan satu-
Dalam bagian akhir kata pengantar ini, peneliti menyadari juga bahwa
skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu segala kritik dan saran
peneliti terima kasih dan senang hati demi kesempurnaan skripsi ini. Namun,
demikian peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan.
Peneliti
Fitrah Apriany
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Sunset Policy terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak. Program Sunset Policy adalah kebijakan penghapusan
sanksi administrasi pajak penghasilan yang tertuang dalam Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2007, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
dalam Pasal 37A. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak pada KPP
Pratama Makassar Utara. Sampel penelitian ditujukan pada wajib pajak pribadi
tahun 2006,2007,2008,2009, dan 2010 pada KPP Pratama Makassar Utara.
Data yang digunakan adalah data sekunder dari KPP Pratama Makassar Utara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis paired sample t-
test, program Sunset Policy memberikan dampak positif terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam jumlah wajib pajak terdaftar. Namun, program Sunset Policy
tidak memberikan dampak positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
melaksanakan kewajibannya, yang dinilai dari jumlah SPT yang disampaikan dan
STP membayar yang diterbitkan.
Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Sunset Policy, Wajib Pajak Orang Pribadi.
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of Sunset Policy toward level of
taxpayer compliance. Sunset Policy program is the policy to eliminate the
penalties of income tax administration as it is stipulated in law No. 28 of 2007,
about general certainty and procedures of taxation in chapter 37A. The
population of this study is taxpayer in KPP Pratama Makassar Utara. The sample
of this study is referred to personal taxpayer in year 2006,2007,2008,2009, and
2010 in KPP Pratama Makassar Utara. The data of this study is the secondary
data of KPP Pratama Makassar Utara. The result of this study shows that based
on Paired Sample T-test, Sunset Policy program has given positive effect toward
taxpayer compliance in amount of registered taxpayer. However, Sunset Policy
does not give positive effect toward taxpayer compliance to accomplish his
obligation, the researcher values from the amount of SPT that is notified and STP
that is published.
Halaman
HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i
PRAKATA .............................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN............................................................................................. 60
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Peran Pajak Terhadap APBN Tahun 2006 s/d 210 ........................ 2
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
PENDAHULUAN
hanya itu, kewajiban suatu negara harus secara adil memberikan pelayanan
diandalkan karena sumber daya alam mempunyai umur yang relatif terbatas,
suatu saat akan habis dan tidak bisa diperbaharui. Namun, pajak sebagai
Tabel 1.1
Peran Pajak Terhadap APBN Tahun 2006 s/d 2010
Jumlah (dalam triliun) Prosentase
Tahun
No Pajak:APBN (%)
Anggaran APBN Pajak
1 2010 949.66 742.74 78
APBN sejak tahun 2006 s/d 2010 rata-rata di atas lima puluh persen, bahkan
pada tahun 2010 mencapai 78%. Dilihat dari perannya yang begitu penting,
2000, dan terakhir pada tahun 2002 – 2008 yang lebih dikenal dengan
menentukan jumlah pajak yang terutang dan jumlah pajak yang seharusnya
dibayar.
pajak, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2008,
telah mengeluarkan kebijakan pajak bagi Wajib Pajak yang secara sukarela
melakukan pembetulan atas pelaporan pajak tahun-tahun yang lalu dan juga
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jika Wajib Pajak memanfaatkan program
ini, Dirjen Pajak akan membebaskan dari sanksi pemeriksaan dan denda
berikut:
triliun. Nilai tersebut terdiri atas Rp1,4 triliun yang merupakan nilai pajak
terutang selama bulan Januari 2009 dan sebesar Rp5,5 triliun yang berasal
dari setoran pajak hingga akhir bulan Desember 2008. Tidak itu saja, sunset
policy juga menambah jumlah kepemilikan NPWP menjadi 13 juta per akhir
Maret 2009, padahal pada akhir tahun 2007 jumlah Wajib Pajak terdaftar
baru sekitar 5,3 juta. Dengan demikian, dalam waktu 14 bulan telah terjadi
peningkatan jumlah Wajib Pajak lebih dari dua kali lipat (Widodo,2010:243).
ada yang berdampak positif dan negatif. Setiap negara mempunyai sistem
Pajak terutama dalam jangka panjang, namun ini masih dalam perdebatan.
Jika mereka tidak dihadapi dengan mekanisme hukum, seperti tuntutan dan
(1986) adalah wajib pajak yang telah berhasil untuk tidak melanggar lagi.
ada beberapa aspek yang melingkupi keaptuhan wajib pajak formal dan
material. Kepatuhan Wajib Pajak formal dapat dilihat dari beberapa aspek,
yaitu: 1) kesadaran Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri; 2) ketepatan waktu Wajib
pajak; dan 4) pelaporan Wajib Pajak atas jumlah pajak terutang. Kepatuhan
material meliputi beberapa aspek, yaitu: 1) wajib pajak menghitung sendiri besar
pajak dalam SPT-nya sesuai jumlah kewajiban pajak yang harus dibayar yang
Wajib pajak patuh juga dapat dilihat dari penurunan jumlah Surat
Tagihan Pajak (STP) yang diterbitkan Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Surat
Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
pajak tidak bayar atau kurang bayar yang dilaporkannya. Jadi, apabila
terhadap Wajib Pajak. Pengetahuan dan pemahaman tentang regulasi pajak, dan
Sunset Policy telah memikat banyak wajib pajak untuk menikmati sunset
policy. Hal ini terlihat dari hasil penelitian terdahulu Gama (2011)
menyimpulkan.
Setelah dilakukannya kebijakan Sunset Policy terjadi perubahan yang signifikan
terhadap jumlah Wajib Pajak yang terdaftar sebelum dan Sesudah Reformasi
Pajak 2008 pada KPP Kota Semarang, hal ini dikarenakan banyak fasilitas-
fasilitas yang mendukung dan pelayanan prima yang mendorong Wajib Pajak
untuk berbondong-bondong mendaftarkan diri. Terjadi pula perbedaan
signifikan antara jumlah Wajib Pajak Efektif sebelum dan sesudah Reformasi
Pajak 2008 pada KPP Kota Semarang. Terdapat perbedaan yang signifikan
antara jumlah Wajib Pajak yang menyampaikan SPT sebelum dan sesudah
Reformasi Pajak 2008 pada KPP Kota Semarang, semakin banyak Wajib Pajak
yang menyampaikan SPT maka kepatuhan Wajib Pajak semakin baik sehingga
berimplikasi terhadap penerimaan pajak.
Policy (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama
Makassar Utara)”
yang memadai dapat meningkatkan kemauan dan antusias yang besar dari
sebelum dan sesudah sunset policy pada KPP Pratama Makasssar Utara
sebelum dan sesudah sunset policy pada KPP Pratama Makassar Utara
sebelum dan sesudah sunset policy pada KPP Pratama Makassar Utara
kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara
terdaftar.
kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara
kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara
pajak.
BAB I : PENDAHULUAN
data.
pembahasan.
BAB V : PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
kemakmuran rakyat”.
unsur pokok, yaitu tax policy, tax law, dan tax administratition”. Sistem
without being subject to some or all of the financial and criminal penalties
pada wajib pajak untuk lebih jujur kedepannya, sehingga tidak ada
Amnesty), menyatakan:
dibawah ini.
Baik bagi wajib pajak lama maupun wajib pajak baru, program
lama dan wajib pajak baru, maka wajib pajak yang dilibatkan dalam
penelitian ini adalah juga wajib pajak lama dan wajib pajak baru.
dengan perpajakan.
sanksi berupa bunga atau denda, dan sarana untuk menagih pajak.
STP.
GAMBAR 2.1
Proses Penerbitan STP
2.1.5 Pemahaman Tentang Kepatuhan Wajib Pajak
Efektif dan Wajib Pajak Non Efektif. Wajib Pajak Efektif adalah Wajib
Umum Perpajakan (KUP) tidak ada isitilah Wajib Pajak Patuh. Dalam
(1) tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak
dalam jangka waktu 2 (dua) tahun;
(2) dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak
boleh lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan
tidak berturut-turut;
(3) SPT Masa yang terlambat sebagaimana dimaksud dalam angka
(2) telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian
SPT Masa pajak berikutnya;
(4) tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak;
(a) kecuali telah memperoleh izin untuk menunda atau
mengangsur pembayaran pajak;
(b) tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP
yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir;
(5) tidak pernah dijatuhi sanksi karena melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir;
(6) dalam hal laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan harus dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar
dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak
mempengaruhi laba rugi fiskal;
(a) laporan audit harus disusun dalam bentuk panjang (long term
report),
(b) menyajikan laba rugi komersial dan fiskal;
(7) dalam hal laporan keuangan tidak diaudit oleh Akuntan Publik,
maka Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan dapat
ditetapkan sebagai Wajib Pajak kriteria tertentu, sepanjang
memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud butir 1 s.d 5 serta
syarat lainnya yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak.
kepatuhan material:
kepatuhan formal adalah suatu keadaan wajib pajak memenuhi
kewajibannya secara formal sesuai dengan ketentuan Undang-undang
Perpajakan. Kepatuhan material adalah suatu keadaan wajib pajak
secara substantif (hakekat) memenuhi semua ketentuan material
perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa Undang-undang Perpajakan.
formal dan material. Kepatuhan Wajib Pajak formal dapat dilihat dari
aspek, yaitu: 1) wajib pajak menghitung sendiri besar pajak dalam SPT-nya
(Widodo,2010:68-69)
kecenderungan meningkat.
atau patuh pada ajaran atau aturan dan kepatuhan sebagai motivasi
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan”. Dari pendapat ini, dapat
dari lingkungan yang patuh terhadap aturan. Faktor lain yang dapat
menjelaskan:
yang dibangun oleh aparatur pajak dan wajib pajak akan berdampak pada
Membayar Pajak, studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku Usaha di
membayar pajak.
yang Melakukan Pekerjaan Bebas, studi kasus pada KPP Pratama Gambir
GAMBAR 2.2
KERANGKA PEMIKIRAN
UJI BEDA
2.4 Hipotesis
Wajib pajak terdaftar adalah wajib pajak yang telah terdaftar dalam tata
usaha Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan telah diberikan NPWP. Sunset
jumlah kepemilikan NPWP menjadi 13 juta per akhir Maret 2009, padahal
pada akhir tahun 2007 jumlah Wajib Pajak terdaftar baru sekitar 5,3 juta.
wajib pajak terdaftar sebelum dan sesudah reformasi pajak 2008 pada KPP
diri maka kepatuhan wajib pajak semakin baik. Hal ini dikarenakan fasilitas
yang mendukung dan pelayanan prima yang mendorong wajib pajak untuk
H1: Terjadi peningkatan wajib pajak orang pribadi terdaftar sebelum dan
denda. STP dikeluarkan karena terjadinya kurang bayar atas salah hitung
ataupun salah tulis. Pada saat diberlakukannya sunset policy, bagi wajib
pajak yang mendapatkan STP harus tetap melunasi sejumlah pajak yang
ada pada STP. Namun, wajib pajak tetap berhak menikmati sunset policy
Surat Tagihan Pajak (STP) tidak akan diterbitkan oleh KPP apabila wajib
pajak taat aturan pajak. STP dikeluarkan apabila jumlah pajak yang diterima
oleh Negara lebih sedikit dari yang seharusnya. Semakin sedikit STP yang
dikarenakan adanya pengurangan jumlah wajib pajak yang kurang bayar dan
hubungan negative yang signifikan antara penerbitan surat tagihan pajak dengan
penerimaan pajak, sehingga penerbitan surat tagihan pajak dapat dijadikan
H2: Terjadi peningkatan kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebelum dan
pajak.
penentuan besarnya pajak yang terutang berada pada Wajib Pajak sendiri.
menentukan jumlah pajak yang terutang dan jumlah pajak yang seharusnya
dibayar.
pajak yang mendaftarkan diri, maka kepatuhan Wajib Pajak semakin baik, sehingga
pajak”.
“Pertama, bagi negara pengampunan pajak dapat meningkatkan tax ratio. Kedua,
bagi Wajib Pajak yang belum memiliki NPWP Perpajakan. Ketiga, bagi aparat
administrasi perpajakan”.
sunset policy disadari oleh wajib pajak sebagai salah satu cara untuk
diharapkan dapat menstimulus wajib pajak untuk membayar pajak, baik atas
antara Wajib Pajak Efektif, begitu juga dengan wajib pajak yang menyampaikan SPT
pada periode sebelum dan sesudah Reformasi Pajak tahun 2008. Ini tandanya
sudah banyak Wajib Pajak yang aktif untuk melaksanakan kegiatan usahanya
METODE PENELITIAN
menganalisis data jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar sebelum dan
orang pribadi terdaftar jumlah pada KPP Pratama Makassar Utara, akan
dinilai dari wajib pajak yang tidak pernah mempunyai tunggakan pajak yang
dinilai dari jumlah STP membayar yang diterbitkan, dan wajib pajak yang
Makassar. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama satu bulan,
akan diduga. Populasi pada penelitian ini adalah semua Wajib Pajak
Terdaftar pada KPP Pratama Kota Makassar. Jadi, populasi pada penelitian
populasi dalam penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber informasi yang telah
Jenderal Pajak (DJP) atau KPP Pratama. Data sekunder dalam penelitian
ini, berupa jumlah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar pada KPP
data yang diperoleh data yang relevan, dapat dipercaya, obyektif, dan dapat
melalui metode dokumentasi data wajib pajak orang pribadi dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2010. 2006 dan 2007 dikategorikan data sebelum
sunset policy, 2009 dan 2010 dikategorikan data sesudah sunset policy
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Perpajakan.
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan, tingkat sampai mana Wajib
pengambilan data sekunder yang ada di KPP Pratama Kota Makassar. Data
sekunder ini yang akan menjawab hipotesis yang ada. Data yang digunakan
berupa data jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar, jumlah STP
analisis deskriptif, analisis rasio, uji normalitas (kolmogorov smirnov), dan uji
nilai range, nilai standar deviasi, dari data tingkat kepatuhan Wajib
Pajak.
berikut:
normal;
uji t:
(2) jika koefisien signifikansi pengujian < 0,05, maka tidak terdapat
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak terdaftar pada
KPP Pratama Makassar Utara. Data penelitian ini diperoleh dari Kantor KPP
Pratama Makassar Utara pada periode tahun 2006-2010. Pada tahun 2006
menyampaikan SPT, dan wajib pajak yang mendapatkan surat tagihan pajak
tahun 2006 dan 2007 yang digolongkan sebelum sunset policy, sedangkan
berikut.
Tabel 4.1
Hasil Output SPSS: analisis deskriptif
Sebelum Sesudah
Keterangan
Rata-rata sd. Dev Minimum Maksimum Rata-rata sd.Dev Minimum Maksimum
WP Terdaftar 20.391,5 7.999,5 14.735 26.048 73.962 10.180,9 66.763 81.161
WP STP bayar 116,5 125,16 28 205 22 8,48 16 28
WP Setor SPT 8.428 3.729,3 5.791 11.065 33.514,5 11.283,3 25.536 41.493
Sumber: data yang diolah
38
Tabel di atas menunjukkan hasil analisis deskriptif data wajib pajak
terdaftar, STP membayar yang diterbitkan, dan wajib pajak setor SPT
Tahunan. Jumlah rata-rata wajib pajak yang terdaftar sebelum sunset policy
73.962, ini berarti ada peningkatan 53.570,5. Dan standar deviasinya ikut
deviasi merupakan sebaran data dan untuk melihat seberapa besar data
menyimpang dari rata-rata datanya. standar deviasi yang nilainya kecil lebih
baik dibandingkan dengan yang nilainya yang besar. Jadi, standar deviasi
jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar sesudah lebih besar 10.180,9
dibandingkan sebelum 7.995. ini berarti, data sesudah Sunset Policy lebih
sebesar 116,5 dan sesudah sunset policy sebesar 22. Standar deviasi dari
jumlah STP membayar yang diterbitkan sebelum sunset policy 125,6 dan
sesudah sunset policy 8,48. Jadi, standar deviasi jumlah STP yang
tahun 2006-2010. Nilai rata-rata dari jumlah wajib pajak yang menyampaikan
SPT sebelum sunset policy sebesar 8.428 dan sesudah sunset policy
sebesar 3.729,3 dan setelah sunset policy sebesar 11.283,3. Jadi, standar
deviasi jumlah wajib pajak yang menyampaikan SPT sesudah Sunset Policy
pada jumlah wajib pajak yang patuh dan tidak patuh. Rasio data ini dalam
Tabel 4.2
Analisis Rasio
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
Wajib Pajak Terdaftar 70% 81% 90% 104% 104%
STP Membayar 4% 0% 0% 0% 0%
SPT Tahunan 39% 42% 82% 62% 31%
sebelas persen dari tahun 2006 yang hanya tujuh puluh persen, begitupula
pada tahun 2009 yang meningkat empat belas persen dari tahun 2008
sebesar sembilan puluh persen dan tetap seratus empat persen pada tahun
2010. Jadi, dapat disimpulkan bahwa wajib pajak terdaftar meningkat setelah
Jika dilihat dari data STP Membayar, pada tahun 2006 sebesar empat
persen. Namun, tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010 hanya sebesar nol
persen. Jadi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 tidak ada
persentase kepatuhan yang dapat dilihat dari STP Membayar. Jadi, dapat
dibuktikan dari analisis rasio dari tahun 2006 sampai tahun 2010 mengalami
semakin patuh wajib pajak dalam hal membayar pajaknya dengan benar dan
sesuai.
Data SPT Tahunan mengalami kenaikan dan penurunan. Dari tahun
2006 ke tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar tiga persen. Dan pada
mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 62%. Dan pada tahun 2010
kepatuhan wajib pajak tidak meningkat setelah adanya Sunset Policy. Ini
Sunset Policy.
Tabel 4.3
Output SPSS : Uji Kolomogrov-Smirnov
Sebelum Sesudah sebelum sesudah Sebelum sesudah
WP WP STP STP SPT SPT
N 2 2 2 2 2 2
Mean 20391,5 73962 116,5 8428 33514,5 22
Normal Std.
a,b
Parameters Deviation 7999,499 10180,923 125,1579 3729,2812 11283,30291 8,48528
Absolute 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26
Positive 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26
Most Extreme
Differences Negative -0,26 -0,26 -0,26 -0,26 -0,26 -0,26
Kolmogorov-Smirnov Z 0,368 0,368 0,368 0,368 0,368 0,368
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data yang diolah
Output SPSS menunjukkan bahwa hasil uji Kolomogrov Smirnov di atas
dengan tingkat kepercayaan 0,05, yaitu 0,368. Nilai signifikansi atau nilai
Sehingga, data yang digunakan ini mampu dilakukan uji paired sample.
Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda dua rata-
pajak yang indikatornya adalah Wajib Pajak Terdaftar, Wajib Pajak yang
sebagai berikut.
Tabel 4.4
Output SPSS: paired sample T-Test
Sebelum dan
Keterangan Sesudah
T Sig
WP Terdaftar -34,73 0,018
STP Diterbitkan 1,145 0,46
WP Setor SPT -2,363 0,25
Sumber: data yang diolah
Hasil uji paired samples t-test di atas menunjukkan thitung wajib pajak
terdaftar sebesar -34,73, wajib pajak dapat STP membayar 1,145, dan wajib
pajak setor SPT -2,363. Dari hasil paired sample t-test ini semua nilainya
dijadikan nilai mutlak, jadi semua nilainya bernilai positif. Jadi, tidak
diperlukannya untuk memperhitungkan tanda negatif pada thitung tersebut. Ini
Tabel 4.5
Output SPSS: paired sample T-Test
Sebelum dan
Keterangan Sesudah
T Sig
WP Terdaftar 34,73 0,018
STP Diterbitkan 1,145 0,46
WP Setor SPT 2,363 0,25
Sumber: data yang diolah
0,018, STP membayar yang diterbitkan 1,145 dengan signifikansi 0,46, dan
wajib pajak setor SPT 2,363 dengan signifikansi 0,25. Dari data yang ada
sebanyak dua, yaitu dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah, sehingga
df=N-1=2-1 = 1 dengan nilai ttabel = 12,71. Dengan keputusan, jika nilai thitung
> ttabel maka ada pengaruh yang signifikan, jika nilai thitung < ttabel maka tidak
Hasil analisis statistik jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar
0,05. thitung wajib pajak terdaftar 34,73 > ttabel 12,71, dapat disimpulkan sunset
wajib pajak terdaftar sebelum dan sesudah sunset policy. Jadi, hipotesis
terhadap jumlah STP membayar yang diterbitkan. Jadi, hipotesis ketiga (H3)
ditolak.
2,363 dengan signifikansi 0,025 di atas nilai α yaitu 0,05. Nilai thitung wajib
pajak yang menyampaikan SPT 2,363 < ttabel 12,71, dapat disimpulkan
(H3) ditolak.
periode sebelum dan sesudah sunset policy nilai thitung 34,730 dengan
(H1) diterima, dan jika dilihat dari thitung wajib pajak terdaftar 34,73 >
ttabel 12,71 yang berarti ada perbedaan yang signifikan jumlah wajib
pajak terdaftar pada periode sebelum dan sesudah sunset policy. Ini
juga berarti ada hubungan yang sangat erat antara wajib pajak
policy ada respon positif dari wajib pajak untuk mendafarkan diri.
(STP)
periode sebelum dan sesudah sunset policy nilai thitung 1,145 dengan
ditolak, dan jika dilihat dari nilai thitung wajib pajak yang mendapatkan
STP membayar 1,145 < ttabel 12,71 yang berarti tidak ada perubahan
mean ketika sebelum sunset policy yaitu tahun 2006 dan 207 sebesar
adanya salah hitung atau salah tulis yang dilakukan oleh wajib pajak.
periode sebelum dan sesudah sunset policy nilai thitung 2,363 dengan
ditolak, dan jika dilihat dari thitung wajib pajak yang menyampaikan
SPT Tahunan 2,363 < ttabel 12,71 yang berarti tidak terjadi perubahan
sunset policy. Hal ini berarti bahwa setelah adanya sunset policy
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi untuk tetap tepat waktu
4.3 Pembahasan
signifikan kepatuhan wajib pajak orang pribadi terdaftar pada KPP Pratama
Makassar Utara antara sebelum dan sesudah sunset policy. Hal ini
mengindikasikan bahwa dengan adanya sunset policy ada respon positif dari
sunset policy.
wajib pajak terdaftar sebelum dan sesudah reformasi 2008 pada KPP
diri maka kepatuhan wajib pajak semakin baik. Hal ini dikarenakan fasilitas
yang mendukung dan pelayanan prima yang mendorong wajib pajak untuk
Selama dua tahun sesudah sunset policy (2009 dan 2010) telah terlihat
pajak melalui KPP Modern atau disebut dengan KPP Pratama. Pada KPP
dengan sunset policy. Namun, dari hasil analisis rasio mengenai STP
pada saat sunset policy tahun 2008 masyarakat hanya menikmati fasilitas
terhadap peraturan yang ada. Jadi, sunset policy hanya dimanfaatkan tanpa
Menurut pak Irfan sebagai kepala staf PIP KPP Pratama Makassar
Utara, ada wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT Tahunannya tapi
hanya ditambah Rp 1.000. Dengan demikian, wajib pajak ini tidak dapat
pajak dengan sunset policy, setelah diberlakukannya sunset policy kepatuhan wajib
pajak kembali normal seperti sebelum sunset policy”. Sunset policy memang
wajib pajak.
kepatuhan, seperti hasil penelitian ini. Pada sisi lain, penelitian ini
kepatuhan wajib pajak dalam jumlah STP membayar yang diterbitkan dan
bukan berarti wajib pajak selalu tepat waktu dalam membayar pajak dan juga
Temuan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian Alm dan Beck
kepatuhan pajak oleh wajib pajak”. Hasil pengujian dalam penelitian ini
kepatuhan wajib pajak dalam jumlah STP membayar yang diterbitkan dan
Menurut Alm dan Beck (1993), “bentuk dari kepatuhan yang dipengaruhi
pajak tersebut berbeda artinya dengan membayar pajak tepat pada waktunya atau
diberikan kepada wajib pajak yang melaporkan SPT Tahunan tepat waktu.
tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan dan kepatuhan sebagai motivasi
seseorang, sekelompok, atau organisasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan”. Dari pendapat ini, dapat disimpulkan
kepatuhan itu dapat tercipta karena adanya dorongan dari lingkungan yang
praktik hubungan antara aparatur pajak dengan Wajib Pajak. Jadi, adanya
menyampaikan SPT tepat waktu dan jumlah STP yang diterbitkan pada KPP
Pratama Makassar Utara belum dapat menunjukkan adanya kepatuhan wajib pajak”.
Wajib pajak orang pribadi terdaftar pada KPP Pratama Makassar Utara
jumlah wajib pajak terdaftar yang signifikan berubah setelah adanya sunset
policy tidak berbanding lurus terhadap kepatuhan wajib pajak dalam hal
pajak orang pribadi terdaftar di KPP Pratama Makassar Utara belum dapat
Sunset policy belum mampu mendorong hati para wajib pajak untuk secara
faktor ekstern. Faktor ekstern pertama, wajib pajak yang tidak mengetahui
merasa enggan untuk berurusan dengan fiskus dalam hal ini adalah Kantor
Pelayanan Pajak
daya manusia (SDM) yang bertugas mengawasi wajib pajak di wilayah kerja
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut.
jumlah Wajib Pajak terdaftar sebelum dan sesudah sunset policy pada
jumlah Wajib Pajak orang pribadi Terdaftar pada KPP Pratama Makassar
Utara dapat diketahui bahwa jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar
kepatuhan wajib pajak sebelum sunset policy. Ini berarti pada saat tahun
mendorong.
Utara. STP diterbitkan apabila terjadi kurang bayar, baik itu kurang bayar
karena salah hitung atau salah tulis. Namun, dari analisis rasio STP
54
membayar pajak pada saat sebelum dan sesudah Sunset Policy. Wajib
pada KPP Pratama Makassar Utara. Ini berarti tidak ada hubungan yang
erat antara kepatuhan wajib pajak dalam jumlah SPT Tahunan yang
tersebut terbentuk bukan karena adanya program sunset policy. Ini juga
5.2 Saran
lebih luas dari penelitian ini. Ini dimaksudkan untuk menambah referensi
SulselBartra.
Pajak lainnya, yaitu laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau
Alm, J dan Beck, W. 1993. Tax Amnesty and Compliance in the Long Run: A
Time Series Analysis. National Tax Journal 46 No.1:53-60
http://ntj.tax.org/wwtax/ntjrec.nsf/.../v46n1053.pdf 27/09/2012 12:14
Gama, A.W. 2011. Studi Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan
Sesudah Reformasi Perpajakn 2008 dan Implikasinya Terhadap
penerimaan Pajak. (online). eprints.undip.ac.id 21/11/2012 20:24
Irfan,M. 2013. Analisis Yuridis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Studi Kasus di
KPP Pratama Makassar Utara. Program Pascasarjana Fakultas
Hukum Universitas Muslim Indonesia:Makassar
Widodo, W. dan Djefris, D. 2008. Tax Payer’s Rigths: Apa yang Perlu Kita
Ketahui Tentang Hak-hak Wajib Pajak. Bandung:Alfabeta.
www.depkeu.go.id
LAMPIRAN
Persentase
Jumlah dari Total
Tahun tax Bentuk/ Jenis Pajak yang
Negara Penerimaan Penerimaan
amnesty dicakup
(Juta Dolar) Pajak
.
2006 = x100% = 70%
.
.
2007 = x 100% = 81%
.
.
2008 = x100% = 90%
.
.
2009 = x 100% = 104%
.
.
2010 = x 100% = 104%
.
2006 = x 100% = 4%
.
2007 = x 100% = 0%
.
2008 = x100% = 0%
.
2009 = x 100% = 0%
.
2010 = x 100% = 0%
.
Rasio SPT Tahunan =
.
2006 = x 100% = 40%
.
.
2007 = x 100% = 42%
.
.
2008 = x 100% = 82%
.
.
2009 = x 100% = 62%
.
.
2010 = x 100% = 31%
.
1.3 Descriptives Wajib Pajak Orang Pribadi
[DataSet0]
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum 2 14735,00 26048,00 20391,5000 7999,49902
Sesudah 2 66763,00 81161,00 73962,0000 10180,92344
Valid N (listwise) 2
[DataSet0]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sebelum sesudah
2 2
Mean 20391,5000 73962,0000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 7999,49902 10180,92344
Absolute ,260 ,260
Most Extreme Differences Positive ,260 ,260
Negative -,260 -,260
Kolmogorov-Smirnov Z ,368 ,368
Asymp. Sig. (2-tailed) ,999 ,999
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
1.5 T-Test
[DataSet0]
[DataSet1]
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum 2 5791,00 11065,00 8428,0000 3729,28116
Sesudah 2 25536,00 41493,00 33514,5000 11283,30291
Valid N (listwise) 2
[DataSet1]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sebelum sesudah
2 2
Mean 8428,0000 33514,5000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 3729,28116 11283,30291
Absolute ,260 ,260
Most Extreme Differences Positive ,260 ,260
Negative -,260 -,260
Kolmogorov-Smirnov Z ,368 ,368
Asymp. Sig. (2-tailed) ,999 ,999
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
1.8 T-Test
[DataSet1]
[DataSet2]
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum 2 28,00 205,00 116,5000 125,15790
Sesudah 2 16,00 28,00 22,0000 8,48528
Valid N (listwise) 2
[DataSet2]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sebelum sesudah
2 2
Mean 116,5000 22,0000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 125,15790 8,48528
Absolute ,260 ,260
Most Extreme Differences Positive ,260 ,260
Negative -,260 -,260
Kolmogorov-Smirnov Z ,368 ,368
Asymp. Sig. (2-tailed) ,999 ,999
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
1.11 T-Test
[DataSet2]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
sebelum 116,5000 2 125,15790 88,50000
Pair 1
sesudah 22,0000 2 8,48528 6,00000
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 sebelum & sesudah 2 1,000 ,000