Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF (ROP)

TERHADAP TINGKAT CEMAS PERAWAT DI RUANG ICU


RSUD KABUPATEN TANGERANG

Oleh: Viera

Latar Belakang

Unit perawatan intensif (ICU) merupakan bagian penting dari unit pelayana
kesehatan di rumah sakit yang memberikan perawatan resusitasi kepada pasien
dalam kondisi sakit kritis. ICU merupakan ruang perawatan dengan atmosfer yang
penuh tekanan karena kompleksitas dan sifat dinamis lingkungannya. Ruang ICU
berbeda dengan ruang perawatan lainnya karena stressor yang muncul di ruang
ICU berbeda. Stressor mengakibatkan perasaan cemas dan perasaan khawatir
dalam bekerja. Stressor sebagai penyebab cemas di ruang ICU dapat disebabkan
karena hubungan kerja dengan perawat dan anggota tim kesehatan lainnya,
pengetahuan dan keterampilan tingkat tinggi yang harus dimiliki, penggunaan
peralatan kesehatan yang canggih dan komplek, beban kerja tinggi, dan situasi
perubahan kondisi pasien yang fluktuatif.

Bekerja di unit perawatan intensif (ICU) menuntut perawat secara fisik dan
mental dalam kondisi yang prima karena kompleksitas pekerjaan. Perawat di unit
perawatan intensif (ICU) dihadapkan pada tuntutan unik, termasuk beban kerja
yang berlebihan, mengelola pasien di akhir kehidupan, perawatan berkepanjangan,
dan tekanan moral terkait masalah etika. Adanya konsekuensi tuntutan
profesionalisme dan kesiapan fisik dan mental, tidak mengherankan bahwa
perawat ICU melaporkan tingkat cemas yang tinggi. Cemas merupakan predictor
seseorang merasa khawatir, ketakutan dan tidak berdaya yang akan berdampak
pada produktifitas dalam bekerja.

Persaan cemas pada umumnya didefinisikan sebagai respons terhadap stresor


tak terduga. Cemas saat bekerja merupakan respon universal ketika individu
dihadapkan pada suatu situasi pekerjaan yang menantang. Situasi cemas dianggap
sebagai persyaratan bagi orang untuk meningkatkan kewaspadaan. Namun, cemas

1
yang berlebihan dan dirasakan sebagai gangguan dapat berdampak buruk bagi
kesehatan mental. Lingkungan kerja merupakan tempat paling sering
menimbulkan tekanan. Rumah sakit merupakan lingkungan kerja yang
menimbulkan banyak tekanan sebagai sumber kecemasan. Sementara unit
perawatan intensif (ICU) merupakan stressor lingkungan yang tinggi dibanding
ruang perawatan lainnya yang berkaitan dengan kecemasan pada perawat yang
bekerja didalamnya.

Cemas merupakan masalah umum yang ditemui pada perawat yang bertugas
di ruang perawatan intensif. Perawat di unit perawatan intensif memiliki tingkat
cemas yang tinggi dan berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Lingkungan kerja yang menuntut kesiapan fisik dan mental yang prima membuat
perawat mengalami perasaan cemas berkepanjangan. Perasan cemas dapat
menimbulkan kondisi seperti gangguan endokrin, penurunan kekebalan, depresi,
dan kelelahan. Cemas yang tidak ditangani dengan baik pada perawat di ICU pada
gilirannya dapat menyebabkan komunikasi yang tidak efektif, kualitas perawatan
yang buruk, meningkatkan risiko kesalahan, dan pada akhirnya akan
mempengaruhi prognosis pasien dan mengurangi tingkat kepuasan terhadap
pelayanan yang diberikan.

Perawat yang bekerja dengan tingkat cemas yang tidak ditangani dengan baik
akan berdampak pada kualitas pelayanan yang diberikan. Cemas dapat menjadi
prediktor munculnya emosi negatif, seperti ketakutan, kelelahan, marah, rasa
bersalah dan ketidakberdayaan yang akan mempengaruhi tingkat konsentrasi
dalam bekerja. Padahal tingkat konsentrasi yang tinggi dibutuhkan saat perawat
bertugas di ICU. Perawat memegang tugas dan tanggung jawab vital dalam
memberikan asuhan kepada pasien. Tugas perawat antara lain memberikan
perawatan selama 24 jam dengan konsentrasi tinggi, pemantauan pasien secara
ketat, pengenalan dini komplikasi dan melakukan komunikasi yang efektif dengan
tim kesehatan lainnya.

Perawat yang bekerja di ICU berada pada kondisi terpapar cemas kronis dan
kelelahan yang mengakibatkan penurunan kemampuan koping dan efisiensi dalam

2
bekerja. Intervensi relaksasi otot progresif dapat digunakan untuk membantu
mengurangi perasaan cemas pada individu dan meningkatkan koping positif.
Relaksasi otot progresif (ROP) merupakan salah satu intervensi yang
menggunakan tubuh dan pikiran dengan melakukan peregangan dan relaksasi
semua kelompok otot dari kepala hingga kaki. ROP memungkinkan pengurangan
efek cemas kronis pada tubuh dan membantu meningkatkan konsentrasi individu.

Relaksasi otot progresif (ROP) merupakan salah satu intervensi non


farmakologis yang relative sederhana. Tehnik relaksasi ini melibatkan pergantian
antara tegangan dan relaksasi pada otot-otot utama tubuh. Tehnik relaksasi ini
penting diterapkan pada perawat yang bekerja di ICU untuk mengurangi
kecemasan, kelelahan, akibat lingkungan kerja. Intervensi ROP mudah dilakukan,
nyaman, dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja.
Pelaksanaan ROP tidak memerlukan peralatan khusus dan dapat dilakukan hanya
dalam 15 menit untuk mencapai efek yang diinginkan. ROP merupakan teknik
relaksasi otot berdasarkan prinsip bahwa ketegangan otot merupakan respons
fisiologis tubuh manusia terhadap pemikiran yang menjengkelkan. Metode ROP
didasarkan pada relaksasi otot akibat berkurangnya aktivitas saraf simpatis dan
fungsi neuroendokrin yang dapat menurunkan stres fisik dan psikologis.

Berdasarkan hasil identifikasi awal yang dilakukan peneliti di Ruang ICU


RSUD Kabupaten Tangerang terhadap 5 perawat yang bertugas menyatakan
mengalami kecemasan, perasaan khawatir dan kelelahan akibat lingkungan
pekerjaan ICU.

Alasan yang dikemukakan perawat diantaranya karena beban kerja, kondisi


pasien yang fluktuatif, observasi ketat selama bekerja, tingkat konsentrasi yang
tinggi, menyaksikan kematian yang sering dan kondisi pasien yang tidak berdaya.
Berdasarkan fenomena tersebut sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh teknik relaksasi otot progresif (ROP) terhadap
tingkat cemas perawat yang bekerja di ICU RSUD Kabupaten Tangerang”.

Anda mungkin juga menyukai