Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

PENGELOLAAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH MEDIS PADAT


RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA

Royal Care, Personal Touch


Jl Rungkut Industri I/1, Surabaya Emergency Call (+6231) 8484111 Call Center (+6231) 8476111
Email : info@rsroyalsurabaya.com www.rsroyalsurabaya.co
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................vi
BAB I DEFINISI...........................................................................................................1
A. DEFINISI..........................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.........................................................................................3
BAB III TATA LAKSANA..........................................................................................4
A. TATA LAKSANA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS.................4
B. TATA LAKSANA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS.......5
BAB IV DOKUMENTASI...........................................................................................6

ii
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Royal Surabaya
Nomor : /Per/RSRS/II/2017
Tanggal : 01 Februari 2017

BAB I DEFINISI

A. DEFINISI
1. Limbah Rumah Sakit : Semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit yang berbentuk padat, cair dan gas (Permenkes No. 1204, 2004).
2. Limbah gas : semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator,
anastesi dan pembuatan obat sitotoksik (Pedoman Sanitasi RS, 2002).
3. Limbah padat Rumah Sakit : Semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan
non medis (Permenkes No. 1204, 2004).
4. Limbah medis padat : Limbah padat yang terdiri dari limbah benda tajam,
limbah infeksius, limbah jaringan tubuh, limbah sitotoksis, limbah farmasi,
limbah kimia, limbah radioaktif, limbah plastik (Pedoman Sanitasi RS, 2002).
5. Limbah padat non medis : limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah
sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman
yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya (Pedoman Sanitasi
RS, 2002).
6. Insinerator : Alat untuk menghancurkan limbah melalui proses
pembakaran yang dilaksanakan dalam ruang ganda dengan mekanisme
pemantauan ketat dan pengendalian parameter pembakaran (Pedoman Sanitasi
RS, 2002).
7. Pemantauan Pembakaran : Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, logam
berat dan dioksin dilakukan minimal 2 (dua) kali setahun (Permenkes No.
1204, 2004).
8. Parameter Pembakaran : Suhu pembakaran limbah gas minimal 10000C,
dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas dan debu (Permenkes No. 1204,
2004).

1
9. Emisi : zat, energi dan/ataukomponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan
yang masuk dan/atau dimasukkannnya ke dalam udara ambien yang
mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar
(Pergub No. 10, 2009).

2
BAB II RUANG LINGKUP

1. Penimbangan dan pencatatan jenis limbah yang dibakar di insinerator


2. Proses pembakaran limbah di insinerator
3. Pengumpulan dan pengemasan abu insinerator
4. Pengangkutan abu insinerator ke luar rumah sakit
5. Pemantauan limbah gas insinerator

3
BAB III TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS


1. Limbah yang akan di bakar, ditimbang dan dicatat berdasarkan jenisnya.
Contoh : safety box adalah limbah benda tajam, kantong plastik kuning adalah
limbah infeksius, kardus coklat adalah limbah farmasi, kantong plastik
ungu adalah limbah sitotoksis.
2. Petugas yang membakar limbah padat medis, harus menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai ketentuan.
3. Proses pembakaran limbah di insinerator dilakukan pada hari kerja (senin -
sabtu) dengan menggunakan mesin insinerator berkapasitas maksimal 50 kg,
bertemperatur minimal 10000C dengan lama waktu pembakaran minimal 3 jam.
Proses pembakaran bisa dilakukan beberapa kali angkatan/sicle dalam 1 hari,
apabila diperlukan. Sebelum mengoperasikan mesin insinerator, selalu cek
kondisi mesin dan bahan bakar LPG.
4. Abu sisa hasil pembakaran insinerator, dikumpulkan dalam tong khusus abu,
ditimbang dan dicatat jumlahnya pada lembar monitoring insinerator. Abu sisa
hasil pembakaran insinerator tersebut, dimasukkan ke dalam tong/kontainer
tertutup dan diberi label “LIMBAH B3”.
5. Pengangkutan abu insinerator keluar rumah sakit dengan mengunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggungjawab penuh atas
resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan
abu insinerator sejak keluar dari rumah sakit. Bukti pengiriman abu
insinerator yang berisi : tanggal dan jam pengiriman, nama dan alamat
instansi luar, volume abu, nama petugas penerima dan pengirim, serta
keterangan tentang pembayaran, disimpan sebagai dokumen/manifes
pengelolaan “LIMBAH B3”.
6. Pemantauan limbah gas insinerator, dilakukan dengan mengamati suhu
pembakaran asap insinerator minimal 1000°C. Pemeriksaan emisi insinerator,

4
dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun dan dilakukan oleh laboratorium yang
telah ditunjuk oleh pemerintah dan mempunyai sertifikat dari KAN.

B. TATA LAKSANA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS


1. Limbah yang akan di bakar, ditimbang dan dicatat berdasarkan jenisnya.
Contoh : , lumpur/sludge IPAL, lemak/minyak Pretreatment dapur dan laundry,
kertas/dokumen rahasia.
2. Petugas yang membakar limbah padat non medis, harus menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) sesuai ketentuan.
3. Proses pembakaran limbah di insinerator dilakukan pada hari kerja (senin -
sabtu) dengan menggunakan mesin insinerator berkapasitas maksimal 50 kg,
0
bertemperatur minimal 1000 C dengan lama waktu pembakaran minimal 2
jam. Proses pembakaran bisa dilakukan beberapa kali angkatan/sicle dalam 1
hari, apabila diperlukan. Sebelum mengoperasikan mesin insinerator, selalu
cek kondisi mesin dan bahan bakar LPG.
4. Abu sisa hasil pembakaran insinerator, dikumpulkan dalam tong khusus abu,
ditimbang dan dicatat jumlahnya pada lembar monitoring insinerator. Abu sisa
hasil pembakaran insinerator tersebut, dimasukkan ke dalam tong/kontainer
tertutup dan diberi label “LIMBAH B3”.
5. Pengangkutan abu insinerator keluar rumah sakit dengan mengunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggungjawab penuh atas
resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan
abu insinerator sejak keluar dari rumah sakit. Bukti pengiriman abu insinerator
yang berisi : : tanggal dan jam pengiriman, nama dan alamat instansi luar,
volume abu, nama petugas penerima dan pengirim, serta keterangan tentang
pembayaran, disimpan sebagai dokumen/manifes pengelolaan “LIMBAH B3”.
6. Pemantauan limbah gas insinerator, dilakukan dengan mengamati
0
suhu pembakaran asap insinerator minimal 1000 C. Pemeriksaan emisi
insinerator, dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun dan dilakukan oleh

5
laboratorium yang telah ditunjuk oleh pemerintah serta mempunyai sertifikat
KAN.

BAB IV DOKUMENTASI

1. Pencatatan jumlah limbah yang dibakar incenerator


2. Pencatatan monitoring pembakaran limbah di incinerator
3. Pencatatan jumlah abu yang dihasilkan incinerator
4. Pencatatan jumlah abu yang diangkut keluar rumah sakit
5. Pencatatan monitoring pembakaran asap incinerator

Rumah Sakit Royal Surabaya


Direktur,

drg. Henny Poeri Margastuti, M.A.R.S.

Anda mungkin juga menyukai