DAFTAR ISI..................................................................................................................vi
BAB I DEFINISI...........................................................................................................1
A. DEFINISI..........................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.........................................................................................3
BAB III TATA LAKSANA..........................................................................................4
A. TATA LAKSANA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS.................4
B. TATA LAKSANA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS.......5
BAB IV DOKUMENTASI...........................................................................................6
ii
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Royal Surabaya
Nomor : /Per/RSRS/II/2017
Tanggal : 01 Februari 2017
BAB I DEFINISI
A. DEFINISI
1. Limbah Rumah Sakit : Semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit yang berbentuk padat, cair dan gas (Permenkes No. 1204, 2004).
2. Limbah gas : semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator,
anastesi dan pembuatan obat sitotoksik (Pedoman Sanitasi RS, 2002).
3. Limbah padat Rumah Sakit : Semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan
non medis (Permenkes No. 1204, 2004).
4. Limbah medis padat : Limbah padat yang terdiri dari limbah benda tajam,
limbah infeksius, limbah jaringan tubuh, limbah sitotoksis, limbah farmasi,
limbah kimia, limbah radioaktif, limbah plastik (Pedoman Sanitasi RS, 2002).
5. Limbah padat non medis : limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah
sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman
yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya (Pedoman Sanitasi
RS, 2002).
6. Insinerator : Alat untuk menghancurkan limbah melalui proses
pembakaran yang dilaksanakan dalam ruang ganda dengan mekanisme
pemantauan ketat dan pengendalian parameter pembakaran (Pedoman Sanitasi
RS, 2002).
7. Pemantauan Pembakaran : Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, logam
berat dan dioksin dilakukan minimal 2 (dua) kali setahun (Permenkes No.
1204, 2004).
8. Parameter Pembakaran : Suhu pembakaran limbah gas minimal 10000C,
dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas dan debu (Permenkes No. 1204,
2004).
1
9. Emisi : zat, energi dan/ataukomponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan
yang masuk dan/atau dimasukkannnya ke dalam udara ambien yang
mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar
(Pergub No. 10, 2009).
2
BAB II RUANG LINGKUP
3
BAB III TATA LAKSANA
4
dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun dan dilakukan oleh laboratorium yang
telah ditunjuk oleh pemerintah dan mempunyai sertifikat dari KAN.
5
laboratorium yang telah ditunjuk oleh pemerintah serta mempunyai sertifikat
KAN.
BAB IV DOKUMENTASI