Anda di halaman 1dari 11

Penulis Koresponden: Fakultas Ekonomi , Universitas Negeri Semarang

Muhammad Feriady
mferiady@mail.unnes.ac.id
Abstrak
Diterima: 7 Februari 2020 Diterima: 9 Maret 2020 Diterbitkan: 23 Maret 2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penentu
teacherpreneurship dan hubungannya dengan inovasi
Layanan penerbitan disediakan oleh Knowledge E dan keunggulan bersaing guru di era disrupsi. Penelitian
ini akan mengadopsi model Strategic Entrepreneur yang
Muhammad Feriady et al. Artikel ini didistribusikan di bawah ketentuan Lisensi Atribusi
Creative Commons, yang mengizinkan penggunaan dan pendistribusian ulang tanpa batas
digunakan untuk menganalisis keunggulan
asalkan penulis dan sumber aslinya dicantumkan. kewirausahaan pada suatu perusahaan. Konsep
teacherpreneurship digunakan untuk menggantikan
Seleksi dan Peer-review di bawah tanggung jawab kewirausahaan dalam dunia pendidikan, dalam hal ini
Komite Konferensi ICE-BEES 2019.
sekolah sebagai perusahaan. Model yang diusulkan juga
ICE-BEES 2019
International Conference on Economics, Business and Economic Education
diadaptasi dari teori Strategic Entrepreneurship and
2019 Resource Base View (RBV) yang menekankan
Volume 2020
pentingnya komponen sumber daya manusia dalam
kemajuan organisasi. Metode penelitian yang digunakan
mengacu pada analisis jalur dengan penelitian kuantitatif
Conference Paper dengan jumlah sampel 187 responden. Hasil penelitian ini
adalah teacherpreneruship mampu memberikan
Determinasi kontribusi untuk meningkatkan faktor internal guru
berupa kemanjuran guru dan need for achievement
Teacherpreneurship Menuju terhadap daya inovasi dan kreativitas guru di era
Inovasi Guru dan Keunggulan disrupsi.

Kompetitif di Era Disrupsi: Kata kunci: Teacherpreneurship, guru, disrupsi, efikasi


Penerapan Teori Strategic guru

Entrepreneurship di Lembaga
Pendidikan
Muhammad Feriady, Harnanik, dan Arief Santoso
1. Pendahuluan dengan pertumbuhan 25% setiap tahunnya. Angka ini
lebih besar dari rata-rata Asia Tenggara sebesar 17,3%.

Dalam sistem pendidikan abad 21, pengembangan E- (Dikutip dari harian social.id, Februari 2018). Fenomena

learning merupakan optimalisasi teknologi di era ini menunjukkan bahwa paradigma pendidikan sudah

disrupsi. E-Learning juga tumbuh dan diperkirakan akan menuju era digitalisasi yang tidak hanya menciptakan
mencapai rata-rata hingga 23% pada tahun 2017. peluang tetapi juga tantangan.

Berdasarkan hasil elearningindusry.com, negara dengan


How to cite this article: Muhammad Feriady, Harnanik, and Arief Santoso, (2020),
“Teacherpreneurship Determination Toward Teacher Innovation and Competitive
tingkat pertumbuhan adopsi e-learning adalah India Advantage in the Disruption Era: Application of Strategic Entrepreneurship Theory in
Educational Institutions” dalam International Conference on Economics, Business and
(55%), diikuti oleh China. (52%), Malaysia (41%) dan Pendidikan Ekonomi 2019, IPS KnE, halaman 787–797. DOI 10.18502/kss.v4i6.6642

Rumania (28%). Indonesia sendiri berada di urutan ke-8 Page 787


ICE-BEES 2019

Sehubungan dengan persaingan di era disrupsi serta peluang dan tantangan


digitalisasi pendidikan, menjadi guru profesional saja tidak cukup untuk menghadapi
tantangan pendidikan. Berbagai perubahan di segala bidang menyebabkan persaingan
yang semakin ketat tidak hanya dilakukan oleh calon guru dalam negeri melainkan calon
guru yang berasal dari luar negeri. Guru tidak hanya harus kreatif dan inovatif, tetapi juga
harus mampu menemukan banyak peluang dalam dunia pendidikan untuk memenangkan
persaingan. Dengan kata lain, seorang guru yang profesional juga harus memiliki jiwa
teacherpreneurship yang tinggi.

Teacherpreneur yang dimiliki oleh guru tersebut kemudian memunculkan daya inovasi
dalam mengajar guru dan kegiatan lain yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
Theory of Resource Base View (RBV) menjelaskan penentuan keterampilan
kewirausahaan dan pola pikir kewirausahaan terhadap inovasi dan keunggulan kompetitif,
Barney dalam Winoto dan Hadi widjojo (2015). Senada dengan hal tersebut Alvarez dan
Lowell (2001) menjelaskan pentingnya kewirausahaan dalam inovasi perusahaan. Jelaslah
bahwa dalam sebuah sekolah dengan keunggulan kompetitif di era disrupsi, dibutuhkan
jiwa teacherpreneruship yang tinggi oleh guru. Berdasarkan pentingnya sumber daya
manusia dalam suatu perusahaan yang menentukan keunggulan kompetitifnya
(Kostopaulus dalam Winoto dan Hadiwidjojo, 2015).

Karakteristik teacherpreneurship, seperti halnya kewirausahaan diri seseorang,


tentunya berbeda-beda intensitasnya. Shapero dan Bird menjelaskan bahwa faktor
penting dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari sifat wirausaha individu. faktor pribadi
dalam diri seorang wirausaha di antaranya adalah kebutuhan untuk berprestasi. Peterson
menjelaskan pengaruh lingkungan sosial terhadap karakteristik kewirausahaan. Dengan
kondisi tersebut, teacherpreneruship tidak hanya didukung oleh tingginya kebutuhan
berprestasi yang dimiliki seorang guru, tetapi juga didukung oleh faktor lingkungan sosial.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dimaksudkan untuk mengembangkan model


teoritis tekad guru untuk meningkatkan keunggulan pendidikan di era disrupsi. Kajian
yang berjudul “Penetapan Teacherpreneurship Menuju Inovasi Guru dan Keunggulan
Bersaing di Era Disrupsi” ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis dalam
bidang pendidikan, khususnya dalam kajian karakter teacherpreneurship.
1.1. Model RBV

Grand theory yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Resource Base View
Model (RBV) yang digunakan untuk melakukan pemahaman mendalam tentang potensi
sumber daya dan kapabilitas organisasi (Coulter, dalam Winoto dan Hadiwidjojo (2015)
2014). Tujuan dari teori ini adalah untuk menjelaskan bagaimana sumber daya internal
suatu perusahaan dapat mencapai

keunggulan bersaing DOI yang


berkelanjutan

. Namun tidak semua sumber daya perusahaan merupakan faktor yang berpotensi
membuat perusahaan memiliki keunggulan bersaing. Menurut Barney dalam Winoto dan
Hadiwidjojo (2015) menjelaskan bahwa untuk mencapai keunggulan bersaing, sumber
daya perusahaan harus memiliki empat kriteria penting, yaitu berharga, langka, tidak
dapat ditiru dan tidak dapat disubstitusikan. Resource Based View perusahaan
didefinisikan sebagai aset strategis yang merupakan entitas yang langka (langka),
berharga (berharga), sulit untuk ditiru (imperfectly imitable), dan tak tergantikan (non-
substitutable).

Nieves dan Haller (2014) melakukan studi empiris yang menunjukkan bahwa resource
based view dapat menjelaskan entrepreneurship mempengaruhi kapasitas inovasi suatu
perusahaan. Artinya, kapasitas inovasi dalam dunia pendidikan dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori ini. Argumentasi tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Stacho,
Urban cová dan Stachová (2013) yang menyimpulkan bahwa strategi resource-based view
memiliki pengaruh sehingga meningkatkan kinerja dan produktivitas organisasi untuk
berinovasi.

1.2.Model Strategis Kewirausahaan yang

dilakukan oleh Ireland, et al. (2003), yang memfokuskan variabel strategic


entrepreneurship pada bagaimana perilaku mencari peluang dan keuntungan yang dapat
diintegrasikan untuk menciptakan keseimbangan antara dua perilaku untuk mencapai
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dinilai oleh Kyrgidou dan Hughes (2010) telah
gagal mempertimbangkan pertimbangan ruang dan waktu dengan memperhatikan
“keseimbangan”. Oleh karena itu, Kyrgidou dan Hughes (2010) memperbaiki dan
mengembangkan model praktis strategic entrepreneurship dengan mempertahankan fase
struktural utama Ireland et al. (2003) sebagai logika yang menciptakan kesamaan delapan
komponen utama kewirausahaan strategis. Namun, untuk mengatasi masalah linieritas,
perusahaan terlihat lebih banyak melakukan tahap identifikasi peluang, mengelola sumber
daya secara strategis dengan bundling, rebundling, memperoleh dan divestasi sumber
daya dan eksploitasi penciptaan dan penyebaran inovasi (Kyrgidou & Hughes, 2010).
Model kewirausahaan strategis yang dirancang oleh Ireland et al. (2003) dan kemudian
dikembangkan oleh Kyrgidou dan Hughes (2010).

1.3. Teacherpreneur

Konsep Teacherpreneurship seperti yang disampaikan Barry seperti halnya


kewirausahaan dalam dunia pendidikan. Pendapat lain dikemukakan oleh Palmer dalam
Kaldova (2017) yang menyatakan

DOI 10.18502/kss.v4i6.6642 Page 789


ICE-BEES 2019

bahwa teacherpreneurship adalah seorang guru di kelas yang memiliki kreativitas yang
merupakan pembelajar dan wirausaha, bekerja dengan jadwal yang fleksibel, dan
meningkatkan pendapatannya dengan menghasilkan produk pembelajaran yang inovatif.
Davis mengatakan bahwa teacherpreneurship adalah mereka yang mampu bekerja
secara kreatif dan menghasilkan pengalaman kreatif bagi siswa dan menciptakan
pembelajaran yang menarik serta meningkatkan keterlibatan siswa. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka teacherpreneurship tidak selalu berorientasi pada bisnis jual
beli. Teacherpreneneur dapat dimaknai sebagai seorang guru yang memiliki komitmen
tinggi terhadap pekerjaannya. Komitmen tersebut diwujudkan dengan tindakan-tindakan
kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkesinambungan.

Oxford Project (2012) menjelaskan bahwa teacherpreuneurship merupakan salah satu


pendukung untuk membangun edupreneurship. Edupreneurship adalah sekolah yang
senantiasa melakukan inovasi yang signifikan secara sistemik, perubahan
transformasional, menggunakan sumber daya yang ada, kapasitas saat ini tanpa
memperhatikan tekanan nasional dalam rangka menciptakan pendidikan baru yang
unggul. Teacherpreneur adalah guru yang unggul dalam proses belajar mengajar, tanpa
lelah dan tanpa pamrih untuk mendidik siswa agar menjadi kreatif dan kompetitif di era
global. Guru menyadari bahwa kelas sebagai peluang inovasi dalam belajar mengajar dan
menunjukkan kesediaan untuk mengambil risiko melalui penggunaan teknologi
pembelajaran yang inovatif (Oxford Project, 2012).

1.4. Need For Achievement

Konsep need for achievement pertama kali dikemukakan oleh David Mc Celland. Mc
Celland mengatakan kebutuhan berprestasi adalah proses belajar yang stabil yang akan
diperoleh dengan memperjuangkan kepuasan dan memenuhi tingkat tertinggi untuk
menjadi ahli dalam mata pelajaran tertentu. Selain itu, Mc Celland mengatakan bahwa
kebutuhan untuk berprestasi adalah kunci dari perilaku kewirausahaan. Senada dengan
hal tersebut, Chell berpendapat bahwa motivasi berprestasi memiliki hubungan dengan
kebiasaan wirausaha. Namun ada juga yang berpendapat bahwa kebutuhan berprestasi
merupakan pola belajar yang bertujuan untuk mencapai suatu standar keberhasilan dan
keunggulan pribadi dalam bidang tertentu hal ini berkaitan dengan pencapaian suatu
tantangan dalam pekerjaan yang berat. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan berprestasi merupakan dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan
dengan tantangan yang sulit, memiliki target yang tepat, memilih untuk mengambil
keputusan yang berisiko dan mempertimbangkan standar keahlian dan keterampilan yang
harus dicapai.

DOI 10.18502/kss.v4i6.6642 Halaman 790


ICE-BEES 2019

1.5. Persepsi Dukungan Organisasi

Menurut Rhoades dan Eisenberger (2002) persepsi dukungan organisasi mengacu pada
persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi menilai kontribusi mereka dan
peduli tentang kesejahteraan mereka. Jika karyawan menganggap organisasi dalam
penerimaan dukungan tinggi, maka karyawan akan menyatukan keanggotaan sebagai
anggota organisasi menjadi identitas mereka sendiri dan kemudian mengembangkan
hubungan dan persepsi yang lebih positif terhadap organisasi. Berdasarkan pendapat
tersebut, persepsi dukungan organisasi merupakan keyakinan karyawan tentang upaya
organisasi untuk memperhatikan kontribusi karyawan dan kesejahteraan karyawan.

1.6. Teacher

Efficacy Konsep Teacher Efficacy pada dasarnya merupakan turunan dari Self-efficacy.
Terinspirasi dari perkembangan Internal Locus Control Theory yang dikembangkan oleh
Rotter's pada tahun 1966, peneliti mengembangkan sebuah variabel penting dalam
menganalisis karakteristik seorang guru (Cantrell & Hughes, 2008). Berdasarkan
pendapat tersebut, seorang guru di dalam kelas yang mampu memberikan motivasi
kepada siswanya ketika sedang dalam keadaan terpuruk, guru yang mampu memberikan
prestasi kepada siswa yang tidak memiliki motivasi tinggi disini mereka sebut sebagai
teacher efficacy (Cantrell & Hughes, 2008).

Efikasi guru diartikan sebagai suatu keyakinan atau keyakinan yang dimiliki oleh
seorang guru atas kemampuannya untuk meningkatkan belajar siswa (Hoy, 2000).
Protheroe (2008) menjelaskan pentingnya tingkat kepercayaan tentang kemampuan guru
untuk memajukan pembelajaran dengan mengandalkan pengalaman masa lalu atau
budaya sekolah.

1.7. Inovasi dan Kreativitas


Peran sentral dalam kewirausahaan adalah kemampuan mereka yang kuat untuk
menciptakan (menciptakan atau berinovasi) sesuatu yang baru (Hadiyati 2012). Kreativitas
adalah topik yang relevan tidak hanya bagi pengusaha yang baru memulai tetapi juga
untuk bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya. Sementara itu, Zayidi menggambarkan
pengertian kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru. Dimensi
kreativitas menurut Zayidi terdiri dari tiga: 1) keahlian, 2) kemampuan berpikir fleksibel, 3)
Imajinatif. Dalam kreativitas seorang individu menemukan hal-hal baru melalui proses
berpikir yang imajinatif dan fleksibel serta didukung motivasi internal yang tinggi.

DOI 10.18502/kss.v4i6.6642 Page 791


ICE-BEES 2019

2. Metodologi

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain klausa asosiatif.
Desain asosiatif berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Dengan
penelitian ini akan dibangun sebuah teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
memprediksi, dan mengendalikan gejala.

Jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sejumlah 240 responden yang
merupakan guru sekolah menengah atas/SMK di Kota Semarang. Teknik pengumpulan
data menggunakan kuesioner dengan 10 pilihan variasi. Selain itu analisis data dalam
penelitian ini menggunakan alat analisis jalur berbantuan analisis AMOS 2.1. Adapun
model yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Need for
Achievement

Organisasi Gambar 1: Kerangka Penelitian.


Efikasi Guru Persepsi Mengembangkan Krea!vity Innova! pada
Pikir Teacherpreneur Penerapan
Pola

3. Hasil dan Pembahasan

TABEL 1: Penilaian normalitas setelah uji mehalonobis

variabel min max skew cr kurtosis cr

N-Ach 40.000 68.000 -, 584 -3.595 , 340 1.045


TE 30.000 48.000 -, 266 - 1.639 -, 458 -1.409

DukOr 73.000 97.000 , 032 , 195 -, 694 -2.133

Teachpren 30.000 45.000 , 047 , 286 -, 570 -1.752

crane 55.000 74.000 -, 191 -1.175 -, 710 -2.183

multivariat 1.932 1.739

Sumber: Output AMOS Versi 21.0

Data menunjukkan bahwa cr pada multivariat menunjukkan angka 1.739 di bawah 2,58,
hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan data normal. Data pada masing-masing
variabel juga menunjukkan

indikasi DOI
2,58

yaitu cr <. Pengujian terhadap data yang akan diajukan dalam model penelitian memenuhi
syarat normalitas data.

Setelah data dinyatakan dalam distribusi normal maka data tersebut dapat dianalisis
menggunakan model penelitian uji kesesuaian. Hasil pengujian model dalam penelitian ini
menunjukkan hasil sebagai berikut:
TABEL 2: Pengujian Kesesuaian Model Penelitian

Goodness of fit index Cut-off value Nilai


model

��2 ��ℎ�� ������ ������ diharapkan kecil 2.99

RMSEA 0999 0:08 0037

AGFI CMIN 0.90

GFI 422.9 1.00

/ DF 0.000.29 CMINTLI0.95

0,999 CFI 1.00

0.95 Berdasarkan 0.90

tabel 2 dapat diketahui semua hasil tes berada di area penerimaan yang diperlukan.
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa nilai perhitungan pada model yang diajukan
memenuhi kriteria penerimaan. Hasil tersebut membuktikan bahwa model dikatakan fit
atau baik. Ferdinand (2014:63) berpendapat bahwa model fit berarti telah memenuhi
asumsi model yang dihipotesiskan dan mewakili data sampel yang tersedia.

Model yang dibangun dalam penelitian ini menempatkan mindset teacherpreneusrhip


sebagai determinan yang mempengaruhi kreativitas dan inovasi guru, hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan dalam Barney dalam Winoto dan Hadiwidjojo (2015).
Barney mengatakan bahwa keterampilan kewirausahaan berperan dalam meningkatkan
keunggulan kompetitif perusahaan dalam hal inovasi. Untuk melihat interpretasi lebih
lanjut dari data model yang telah dibangun maka berikut adalah tampilan output dari
model hubungan antar variabel.

Berdasarkan output pada tabel 3 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara efikasi guru dan persepsi guru tentang dukungan organisasi terhadap
teacherpreneurship. Hal ini dapat diketahui dari signifikansi <0,05 dalam kaitannya
dengan efikasi guru dan persepsi dukungan organisasi terhadap teacherpreneurship. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Shapero dan Bird, dalam Gomzeldj (2016)
menjelaskan bahwa faktor penting karakteristik pribadi dipengaruhi oleh sifat wirausaha
individu.

Maka dapat diketahui peran teacherpreneurship ini sebagai faktor yang mampu
meningkatkan karakteristik individu terhadap daya kreativitas dan inovasi guru. Hal ini
dilakukan dengan membandingkan pengaruh variabel eksogen terhadap

DOI endogen 10.18502/kss.v4i6.6642 Page 793


ICE-BEES 2019

TABEL 3: Bobot Regresi: (Nomor grup 1 - Model default)

Estimasi SE CR P Label

Q-Ship <— TE -, 777 , 272 -2.858 , 004 par_1

Q-Ship <— OrgSup , 925 , 238 3.883 *** par_2

Q-Ship <— N-Ach , 311 , 225 1.379 , 168 par_3

Crein <— N-Ach - , 178 , 110 -1.608 , 108 par_7

Crein <— TE , 132 , 137 , 966 , 334 par_8

Crein <— Q-Ship , 142 , 045 3.177 .001 par_9

Crein <— OrgSup , 812 , 123 6.603 *** par_10

Sumber : Output AMOS Ver 21.0

Variabel pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel tersebut mempengaruhi
variabel endogen. Pengaruh langsung variabel eksogen dalam model dapat dilihat pada
tabel berikut:

TABEL 4: Standardized Direct Effects

N-Ach OrgSup TE Q-Ship

Q-Ship , 211, 705 -, 477, 000

Crein -, 154, 188 , 103 , 180

Sumber : AMOS output Ver 21.0

Sedangkan pengaruh tidak langsung dari eksogen terhadap variabel endogen dapat
dilihat dari tabel berikut :

TABEL 5: Standardized Indirect Effects

N-Ach OrgSup TE Q-Ship

Q-Ship , 000 , 000 , 000 , 000

Crein .038 , 227 , 286.000

Sumber AMOS Ver 21.0

Berdasarkan tabel 3 dan tabel 4 kita dapat membandingkan pengaruh langsung dari
variabel bahwa seorang guru secara pribadi seperti kebutuhan untuk berprestasi,
kemanjuran guru dan dukungan organisasi yang dirasakan memiliki perbedaan langsung
dan pengaruh tidak langsung. Efek tidak langsung lebih besar dari efek langsung. Artinya,
teacherpreneruship dapat meningkatkan pengaruh variabel eksogen terhadap variabel
endogen.

Jika dilihat dari total pengaruh variabel kreativitas dan inovasi guru diperoleh hasil
perhitungan sebagai berikut:

Tabel tersebut menggambarkan pengaruh total variabel eksogen yang diukur yaitu N-
Ach, efikasi guru, dan organisasi pendukung terhadap kreativitas dan inovasi guru

DOI 10.18502 /kss.v4i6.6642 Page 794


ICE-BEES 2019

TABEL 6: Efek Total Standar

DUKOR TE N-Ach T-preneur

T-preneur , 377 , 475 , 082 , 000 Crein , 389 , 425 , 095 , 562 Sumber: Output AMOS Versi
21.0

berjumlah 0,425, 0,000 dan 0,389. Sedangkan pengaruh total teacherpreneurship baik
langsung maupun tidak langsung adalah 0,475 dan 0,377, dan 0,082.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disusun dapat dilanjutkan pengujian hipotesis
sebagai berikut:

TABEL 7: Rangkuman Hipotesis

Hipotesis Hasil hipotesis

H1 Need for Achievement guru berpengaruh positif terhadap efikasi guru terhadap daya kreatif dan inovatif
Teacherpreneurship guru SMP di Semarang guru sekolah menengah di kota Semarang

H2 Teacherpreneurship berpengaruh positif terhadap H9 Pola pikir teacherpreneurship dapat meningkatkan pengaruh
Teacherpreneurship guru SMP di Semarang persepsi guru tentang dukungan organisasi terhadap daya
kreatif dan inovatif guru sekolah menengah di Semarang
H3 Persepsi dukungan organisasi berpengaruh positif terhadap
Teacherpreneurship guru SMP di Semarang H10 Pola pikir Teacherpreneurship seorang guru berpengaruh positif
terhadap kreativitas dan inovasi guru SMP di
H4 Need for Achievement teacher berpengaruh positif terhadap Provinsi Jawa Tengah
kreativitas dan inovatif guru SMP di Semarang
Ditolak Diterima
H5 Efikasi guru berpengaruh positif terhadap kreativitas dan inovatif
guru SMA di Semarang
Ditolak Ditolak Diterima
H6 Persepsi dukungan organisasi secara positif Pengaruh Kreativitas
dan Inovatif Guru SMP di
Semarang
Diterima Diterima Diterima
H7 Pola pikir Teacherpreneurship dapat meningkatkan Pengaruh
Need for Tercapainya
Daya Kreatif dan Inovatif Guru SMP di Semarang

H8 Teacherpreneu Pola pikir rship dapat meningkatkan pengaruh


Diterima

Analisis hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menguji 10 hipotesis yang
diajukan oleh peneliti. Hal ini untuk mengukur estimasi sementara dari hubungan antar
variabel yang terbentuk dalam model. Hasil menunjukkan hipotesis yang sebagian besar
dapat diterima. Hal ini memberikan kesimpulan terhadap hubungan satu sama lain yang
telah peneliti prediksi sebelumnya.

DOI 10.18502/kss.v4i6.6642 Page 795


ICE-BEES 2019

4. Kesimpulan

Hasil penelitian ini adalah teacherpreneurship sebagai bagian dari jiwa wirausaha yang
dimiliki seorang guru di sekolah tersebut. Di era disrupsi seperti ini sangat penting bagi
seorang pendidik memiliki teacherpreneurship. Pengukuran hubungan antara
teacherprenruship dengan kreativitas dan inovasi guru sebagai modal keunggulan
bersaing dapat dilihat dengan menggunakan model Resource Base View (RBV),
dibuktikan dengan pengujian model menunjukkan model fit. Teacherpreneruship
berpengaruh pada guru kreatif dan inovatif sebagai modal keunggulan bersaing. Faktor
internal seperti efikasi guru, pengaruhnya terhadap kreativitas dan inovasi guru, dan
pengaruhnya lebih besar lagi jika guru memiliki teacherpreneur dalam dirinya. Dukungan
organisasi penting untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi guru sebagai modal
keunggulan bersaing, efeknya semakin membesar jika seorang guru memiliki
teacherpreneurship.

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah beberapa variabel yang
diajukan tidak signifikan, peneliti menduga ada beberapa kesalahan terhadap
penyusunan instrumen dan bias responden. Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya
penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan model dalam dunia pendidikan khususnya
RBV teacherpreneurship. Penelitian ini dapat mencakup analisis kualitatif circuitry Hope
dengan pendekatan metode campuran guna menggali lebih dalam teacherpreneurship
pada seorang guru.

Referensi

[1] Alvarez, Sharon A. dan Lowell W. Busenitz. 2001. Jurnal manajemen: Kewirausahaan
teori berbasis sumber daya. Jurnal manajemen Man. Vol 27, Issue 6, pp. 755 – 775
First Published 1 Desember 2001https://doi.org/10.1177/014920630102700609

[2] Cantrell, Susan Chambers and Hughes, Hannah K.. 2008. Keefektifan Guru dan Literasi
Konten Implementasi: Eksplorasi Pengaruh Pengembangan Profesional yang
Diperpanjang dengan Pembinaan. Jurnal Penelitian Literasi, 40:95-127, 2008

[3] Ferdinand, Augusty. 2014. Pemodelan Persamaan Struktural dalam Penelitian Manaje
men. Semarang: AGF Press

[4] Hadiyati, Ernani. 2012. Kreativitas Dan Pengaruhnya Terhadap Pemasaran


Kewirausahaan Pada Usaha Kecil. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Universitas
Gajayana, Malang
DOI 10.18502/kss.v4i6.6642 Halaman 796
ICE-BEES 2019

[5] Hoy, AW (2000) Perubahan efikasi guru selama tahun-tahun awal mengajar. Makalah
dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan Asosiasi Riset Pendidikan Amerika, New
Orleans.

[6] Irlandia, RD, Hitt, MA, & Sirmon, DG (2003). Model kewirausahaan strategis: Konstruk
dan dimensinya. Jurnal manajemen, 29(6), 963-989.

[7] Kyrgidou, LP, & Hughes, M. (2010). Kewirausahaan strategis: asal usul, elemen inti, dan
arah penelitian. Ulasan bisnis Eropa, 22(1), 43-63.

[8] Nieves, J., & Haller, S. (2014). Membangun kemampuan dinamis melalui sumber daya
pengetahuan. Manajemen Pariwisata, 40, 224-232.

[9] Protheroe, Nancy. 2008. Kemanjuran Guru: Apa Itu dan Apakah Itu Penting, NSP.org
[10] Rhoades, L. dan R. Eisenberger. 2002. ”Dukungan Organisasi yang Dirasakan:
Tinjauan Literatur”. Jurnal Psikologi Terapan, Vol. 87 No. 4. pp. 698-714

[11] Stacho, Z., Urbancová, H., & Stachová, K. (2013). Pengaturan organisasi manajemen
sumber daya manusia dalam organisasi yang beroperasi di Slovakia dan Republik
Ceko. Acta Universitatis Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis, 61(7),
2787-2799.

[12] Winoto, AB, & Hadiwidjojo, D. (2015). Hubungan Strategi Relasional Pandangan
Berbasis Sumber Daya dan Keterampilan Kewirausahaan terhadap Inovasi dan
Keunggulan Kompetitif Lembaga Bimbingan Belajar di Wilayah Malang. Jurnal Aplikasi
Manajemen, 13 (2), 326-334.

DOI 10.18502/kss.v4i6.6642 Halaman 797

Anda mungkin juga menyukai