Abstrak
Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu SMK adalah kepemimpinan. Fokus utama
pemimpin adalah mewujudkan visi, misi dan tujuan SMK sebagai sekolah vokasi. Umumnya
fokus kepemimpinan kepala sekolah lebih pada aspek administratif dan kurang mendorong
perubahan mutu secara visioner, sebagai bukti kinerja untuk mutu sekolah. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui pengaruh entrepreneurial leadership terhadap mutu sekolah. Populasi
penelitian adalah kepala sekolah SMK swasta dan negeri. Analisis statistik menggunakan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap
keberlanjutan mutu sekolah yang diindikasikan dengan pelayanan terhadap pelanggan, tata
kelola, lingkungan, kepuasan siswa, staf, komunikasi dalam organisasi, hubungan dengan
dunia usaha dan dunia industri serta adanya standar, benchmarking dipengaruhi oleh kinerja
kepala sekolah.
Kata Kunci: entrepreneurial leadership, keberlanjutan mutu SMK,
attitudes and controls to make prevention sebagai pendidik, pemimpin, manajer atau
possible and optimize customer satisfaction by supervisor instruksional bagi guru.
increased efficiency and effective’’. Kompetensi kepala sekolah menentukan
bagaimana kulitas lulusan sebagai indikator
2. Metode Penelitian sekolah bermutu. Kepala sekolah yang
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kompeten mampu mengoptimalkan hubungan
yaitu metode deskriptif dengan desain antara lembaga pendidikan sekolah dengan
penelitian Explanatory Survey Method DU/DI. Kepala sekolah yang diperlukan adalah
(metode survey penjelasan), terhadap SMK kepala sekolah dengan kompetensi mampu
negeri dan swasta di Banten. mengolah data menyelenggarakan berbagai bidang keahlian
dilakukan secara statistik menggunakan uji yang berkembang di masyarakat, khususnya
statistik Structural Equation Modelling. dunia usaha dan dunia industri. Ini merupakan
Entreprenurial leadership diukur berdasarkan karakteristik yang penting bagi kepala sekolah
konsep yang dikembangkan Renko, et.l (2011) pendidikan kejuuan.
yaitu: 1)Sering muncul dengan ide perbaikan Kompetensi kerja kepala sekolah dapat
radikal, 2) gagasan baru 3) pengambil risiko, dipisahkan keberadaannya dengan sistem
4) sabar, 5) bergairah tentang karyanya, 6) pengelolaan pembelajaran di SMK maupun
visioner, 7) tantangan dan mendorong untuk pemanfaatan mutu lulusan. Oleh karena itu
bertindak dengan cara yang lebih inovatif, 8) keberadaan DU/DI merupakan bagian penting
menantang asumsi cara dan prosedur, 9) guna mendukung setiap proses pembelajaran,
kreatif dan 10) fleksibel. Pengukuran mutu penyusunan kurikulum, penyiapan mutu
sekolah mengacu pada Salis (2005) dengan lulusan yang sesuai dengan harapan industri
indikator 1) pelayanan terhadap pelanggan, 2), serta kerjasama SMK untuk mendorong
hubungan dengan du/di 3) tata kelola, 4) kualitas pada setiap aspek pelatihan Prakerin
lingkungan fisik dan sumber daya, 5) (Jophus et al, 2007 hlm 1). Kepala sekolah
kepuasan siswa, 6) perkembangan hasil yang memiliki pemahaman luas tentang situasi
belajar, 7) Guru/staff yang memiliki ketatnya persaingan pasar tenaga kerja,
kompetensi, 8) organisasi yang memiliki dinamika pertumbuhan industri terutama yang
komunikasi, 9), akses 10) adanya standar ( berbasisi teknologi atau kedudukan sekolah
soft standard an Hard standar), dan 11) yang strategis bagi perkembangan industri
benchmarking. Jumlah sampel mengacu pada diperlukan oleh sekolah.
Hair et al (2013) yaitu 6 x jumlah indikator (21) Kompetensi menentukan bagaimana aktivitas
x variabel independen (1) yaitu 122 SMK yang sekolah maupun praktek-praktek pendidikan
diambil secara acak dengan unit observasi secara keseluruhan, hal ini seperti dinyatakan
guru, dan siswa kelas 3. Cohen (2010) bahwa:
In overall, there seems to be abundant
3. Pembahasan literature on school climate from different
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa parts of the world that docu-ments a positive
kinerja kepala sekolah dalam upaya school climate : i) having a powerful influ-ence
mendorong mutu sekolah merupakan kunci on the motivation to learn; ii) mitigating the
keberhasilan. Variabel seperti karaktersitik negative impact of the socioeconomic context
kepribadian, motivasi, kompetensi serta on academic success; iii) contributing to less
kepemimpinan dalam satu sistem kinerja aggression and violence Less harassment
kepala sekolah. Setiap variabel tersebut and less sexual harassment and iv) acting as
bersifat dinamis dan dituntut menyesuaikan a protective factor for the learning and positive
diri dengan pendekatan kinerja kepala sekolah life develop-ment of young people, In addition
yang digunakan untuk mendorong mutu to these areas, studies around the world also
sekolah kepada guru. indicate that quality of the school climate is
Sistem kinerja kepala sekolah tersebut also responsible for academic outcomes as
berorientasi pada peningkatan nilai seperti well as the personal de-velopment and well-
kelayakan sarana, kompetensi kerja sampai being of pupils.
pada pemanfaatan atau iklim kondusif yang
mendorong setiap warga sekolah berusaha Kepala sekolah yang kompeten memiliki
untuk melakukan perubahan sistem nilai pengaruh terhadap kondisi psikis warga
dalam dirinya. Dalam konteks sekolah, sekolah termasuk para staff pendidikan. Oleh
Karaktersitik Kepribadian menunjukan karena itu peningkatan kompetensi kepala
identitasnya dalam berbagai dimensi baik sekolah merupakan aspek penting yang
menjadi dasar penempatan atau pemberian
investasi, biaya operasional, dan biaya Sistem pengakuan non finansial bagi
personel dikelola secara optimal; c. individual maupun kelompok kerja, yang
Pengadministrasian pembiayaan yang mendukung upaya pencarian mutu layanan
akuntabel; d. Dilakukannya internal audit dan internal secara total; k. Berbagai sistem yang
external audit secara periodik secara ada memungkinkan para karyawan di semua
berkelanjutan; e. Pengalokasian dana untuk jenjang organisasi untuk menyampaikan
mutu layanan internal sekolah; f. DUDI ikut perhatian, gagasan dan reaksi mereka
serta membantu pendanaan dalam terhadap inisiatif mutu layanan internal; l. Isu-
pengembangan SMK. isu keamanan dan kesehatan dikembangkan
Pengalokasian dan penggunaan dana secara secara proaktif guna mendukung ketersediaan
proporsional, yang memberi penekanan pada dan kenyamanan lingkungan dalam
terwujudnya sekolah yang bermutu. SDM memberikan layanan secara optimal bukan
merupakan pelanggan internal yang secara reaktif; m. Berbagai program
menentukan mutu akhir suatu jasa dan rekruitmen, seleksi, promosi dan
organisasi. Oleh sebab itu, sukses atau pengembangan karir karyawan mencerminkan
tidaknya implementasi TQM di sekolah sangat realitas baru dalam mengelola dan bekerja
ditentukan oleh kesiapan, kesediaan dan dalam lingkungan TQM; n. Meskipun
kompetensi kepala sekolah dan tenaga membantu pihak lain untuk
kependidikan di sekolah yang bersangkutan mengimplementasikan proses-proses yang
untuk sungguh-sungguh untuk mendukung TQM, profesionalisme SDM tidak
merealisasikannya 14 komponen strategi boleh melupakan pentingnya manajemen
SDM yang bisa memfasilitasi penerapan TQM dengan pedoman yang sama; o. Pengaruh
dalam perubahan layanan internal SMK: a. ciri-ciri kepribadian , Kompetensi, Motivasi,
Manajemen puncak bertanggung jawab terhadap kepemimpinan kepala sekolah baik
memprakasai dan mendukung visi budaya secara simultan maupun parsial di SMK
TQM untuk mendorong peningkatan mutu Tangerang
layanan internal; b. Visi tersebut Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah
diklarifikasikan dan dikomunikasikan kepada dinilai oleh guru kurang mampu menginspirasi
semua anggota organisasi guna bawahannya dan kurang memberikan arah
menumbuhkan komitmen; c. Berbagai sistem yang inovatif yang jelas dalam situasi tertekan
komunikasi yang memungkinkan terjalinnya atau sedang ada masalah. Kepala sekolah
komunikasi ke atas dan lateral dikembangkan, bukan pengambil resiko baik terkait perubahan
dilaksanakan dan diperkokoh; d. Pelatihan radikal di sekolah maupun perubahan culture
TQM disediakan bagi semua karyawan, dan yang berorientasi pada upaya mewujudkan
manajemen puncak mendukung secara aktif mutu bagi pelanggan sekolah. Kepala sekolah
pelatihan seperti itu agar kualitas mutu belum memiliki gagasan inovatif terutama
sekolah meningkat; e. Tersedia program berkaitan dengn menenangkan
keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam ketidaknyamanan terutama menjelang
mendukung peningkatan layanan kinerja untuk akreditasi atau ujian nasional, dan kurang
internal; f. Sekolah wajib mengembangkan menunjukan perlunya kepatuhan langsung
proses-proses yang melibatkan berbagai dari para bawahannya. Kelompok dimensi
macam perspektif isu untuk menangani isu-isu visioning pada kepala sekolah dinilai kecil.
mutu layanan internal; g. Para karyawan Hanya sebagian kecil kepala sekolah yang
diberdayakan guna mengambil keputusan menantang asumsi baik dalam cara
yang berkualitas dan rancangan pekerjaan memecahkan amsalah maupun cara
harus menyatakannya dengan focus yang berinteraksi dengan DU/DI meskipun setengah
jelas pada nanajemen perubahan untuk dari kepala sekolah tetap mampu menunjukan
mendorong peningkatan mutu layanan perilaku, sabar dan fleksibel. Indicator yang
internal. h. Penilaian kinerja difokuskan ulang lebih dominan dalam merefleksikan variable
dari sekedar evaluasi kinerja masa lalu, entrepreneurial leadership adalah ide
menjadi tekanan pada apa yang dapat perbaikan radikal dengan nilai bobot factor
dilakukan manajemen untuk membantu para sebesar 0.96 dan terendah sabar yaitu 0.864.
karyawan melakukan usaha-usaha mutu yang Indikator yang memiliki bobot faktor (loading
berkaitan dengan pekerjaan di masa depan; i. factory) kurang dari 0,05. Artinya ke 10
Sistem kompensasi mencerminkan kontribusi indikator yang digunakan untuk
mutu yang berkaitan dengan tim, termasuk menggambarkan variabel karakteritik
penguasaan keterampilan-keterampilan kepemimpinan signifikan. Composite reliability
tambahan guna mendukung mutu sekolah ; j. 0. 96. Nilai variance extracted ke 10 indikator