Anda di halaman 1dari 7

Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST)

Maret 2017, pp. 549~555 549

ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN


KEBERLANJUTAN MUTU SEKOLAH
SEBAGAI OUTPUT
Erna Kusumawati

STMIK Nusa Mandiri Jakarta


e-mail : ernakusumawati19@gmail.com

Abstrak
Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu SMK adalah kepemimpinan. Fokus utama
pemimpin adalah mewujudkan visi, misi dan tujuan SMK sebagai sekolah vokasi. Umumnya
fokus kepemimpinan kepala sekolah lebih pada aspek administratif dan kurang mendorong
perubahan mutu secara visioner, sebagai bukti kinerja untuk mutu sekolah. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui pengaruh entrepreneurial leadership terhadap mutu sekolah. Populasi
penelitian adalah kepala sekolah SMK swasta dan negeri. Analisis statistik menggunakan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap
keberlanjutan mutu sekolah yang diindikasikan dengan pelayanan terhadap pelanggan, tata
kelola, lingkungan, kepuasan siswa, staf, komunikasi dalam organisasi, hubungan dengan
dunia usaha dan dunia industri serta adanya standar, benchmarking dipengaruhi oleh kinerja
kepala sekolah.
Kata Kunci: entrepreneurial leadership, keberlanjutan mutu SMK,

1. Pendahuluan dengan kebutuhan. Kinerja sekolah itu sendiri


Di era globalisasi yang hyper competition, dipengaruhi oleh kemampuan memimpin
persaingan terjadi di semua bidang termasuk kepala sekolah. Faktor pendorong
pendidikan. Untuk memenangkan persaingan meningkatnya mutu SMK diperlukan SDM
dapat dilakukan dengan meningkatkan yang memiliki kompetensi terutama pada level
kapasitas baru organisasi melalui keunggulan pimpinan yang kreatif dan inovatif
organisasi seperti kecepatan, kemampuan menciptakan nilai pemimpin
daya tanggap, kelincahan atau kegesitan, mentransformasikan nilai-nilai kepribadian,
kemampuan pembelajaran dan kompetensi manajerial dan inovasi.
(Ulrich, 1998). Sektor pendidikan merupakan Kepala sekolah yang saat ini banyak
investasi bangsa yang sangat penting mengelola SMK justru kurang visioner, bukan
(education is human investment) dalam seorang inovator yang mendorong perubahan.
memenuhi tuntutan perubahan global, Kemampuan kepala sekolah untuk mengelola
sehingga mutu pendidikan perlu ditingkatkan. atau managerial skill untuk menciptakan nilai
Dampak dari rendahnya mutu pendidikan SMK masih rendah Sekolah kurang memiliki
mengakibatkan angka penganguran jaringan luas untuk memasarkan lulusan,
meningkat. Pengangguran terbanyak adalah Kepala sekolah adalah figur sentral yang
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menentukan arah sekolah termasuk
(BPS 2016). Data nasional tentang bagaimana rencana strategis sekolah untuk
penyerapan tenaga kerja dari lulusan SMK meningkatkan mutu secara berkelanjutan.
menunjukkan daya serap lulusan sekolah Implementasi kebijakan pendidikan
kejuruan pada dunia industri masih cukup untukmempersiapkan siswa memasuki masa
rendah. Hasil observasi terhadap beberapa transisi ke dunia kerja memerlukan struktur
sekolah SMK di Banten menunjukan bahwa pelaksana yang bertanggung jawab dengan
persoalan pendidikan bermutu serta pelaksanaan kebijakan pendidikan.
keterbukaan akses masih menjadi pekerjaan Kendala tersebut berkaitan dengan (a)
rumah besar para pengelola SMK. Sebagian kemampuan untuk mengelola manusia
besar sekolah bermutu berada di kota-kota (managing people) dalam rangka mendorong
dengan akses yang terbatas komitmen serta keterlibatan untuk
Salah satu penyebab masalah rendahnya menciptakan nilai, (b) mengelola organisasi
mutu SMK adalah rendahnya kemampuan (managing organization) secara efektif dan
sekolah dalam menghasilkan kinerja sesuai efisien untuk meningkatkan produktivitas

Diterima 18 Februari 2017; Revisi 06 Maret 2017; Disetujui 15 Maret, 2017


ISBN: 978-602-61242-0-3

dalam kinerja mutu guna mendorong “sustainability as a method, a strategy and as


perubahan, (c) mengelola perubahan dan a way of thinking, allows a better
transisi (managing change and transtition) baik understanding of the implications of
sistem maupun perilaku serta norma yang sustainability principles, and smoother
berkelanjutan. Kepala sekolah perlu belajar implementation of them into practice”.
banyak dari dunia kewirausahaan untuk Mutu merupakan konsep yang cukup
meningkatkan semangat dalam kompleks. Menurut Deming (1986) sulit
merencanakan dan melaksanakan program mendefinisikan konsep kualitas, seperti
pendidikan, artinya dengan semangat dinyatakan “the difficulty in defining quality is
kewirausahaan guna mencapai mutu sekolah. to translate quality is to translate future needs
Mutu sekolah sebagai sebuah sistem belum of the user into measureable characteristics,
didasarkan pada pandangan ekologis sebagai so that a product can be designed and turned
prinsip dalam pelaksanaannya. Prinsip hilostik, out to give satisfaction at a price that the user
keberlanjutan, keanekaragaman dan will pay”. Mutu menurut Sallis (2005, hlm. 33)
keseimbangan yang dihasilkan dari adalah sebuah filosofis dan metodologis yang
penekanan hubungan antara sistem-sistem membantu institusi untuk merencanakan
dan kebutuhan untuk menjaga keseimbangan perubahan dan mengukur agenda dalam
diantara sistem belum menjadi prioritas. menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang
KAJIAN LITERATUR berlebihan. Sallis secara garis besar (2005)
Entreprenurial Leadership mengemukakan pandangan tentang mutu
Kewirausahaan adalah inovasi dan kreativitas. sebagai 1) Konsep yang absolute,2) Konsep
Model konseptual tentang kewirausahaan yang Relatif, 3).
berkembang di dunia Perkembangan konsep mutu semakin
pendidikan.kewirausahaan bagi sebagian terintegrasi dengankebutuhan pelanggan.
pendapat merupakan seni, kreativitas dan Gasperz (2005) menjelaskan bahwa Pada
daya inovatif yang tertuang dalam karya nyata. pandangan modern Mutu dirancang atau
Kreativitas adalah berpikir divergen, didesain melalui pencegahan (prevention):
manivestasi dari nilai-nilai individu yang lebih Mengintegrasikan rantai pemasok-pelanggan
kreatif dan inovatif, ekspektasi rasional (customer-supplier chain), Meningkatkan mutu
memiliki peran penting yang mempengaruhi melalui sistem: 1) melalui Proses informasi
tindakan untuk menciptakan nilai untuk masa pelanggan (customer information processes)
kini atau masa depan. Hisrich (2005) Proses kerja (work process), 2) Proses orang
bahwa:”Enterpreneurship is presently the most (people processes), 3) Mutu merupakan
efektif method for bridging the gap between tanggung jawab setiap orang dan merupakan
science and the market place, creating a new sikap hidup (way of life).
enterprise and bringing the new product and Mutu sekolah data dilihat dari bagaimana
service to the market”. kualitas lulusan Griffith (2008), Schereens
Kleinheyer (201, hlm.92 Agbim,et.al (2016, (2011) menyatakan bahwa kualitas pendidikan
hlm 28) menjelaskan kewirausahaan adalah dapat dilihat dari outcome ,sebelumnya Hoy,
proses aktualisasi niat untuk berinovasi baik Jardine dan Wood (2005) yang menyatakan
individu atau Kelompok yang dapat bahwa : “Quality in education is clearly linked
meningkatkan keberhasilan usaha dalam to purpose”.
menghadapi ketidakpastian lingkungan. Keberhasilan m,utu sekolah tidak terlepas dari
Renko,et.al(2015) menjelaskan tentang system atau landasan filosofi yang
entrepreneurial leadership yaitu pengaruh dan menopangny, salah satunya Total Quality
pengarahan kinerja anggota kelompok Management ( TQM) memiliki makna ganda,
terhadap pencapaian tujuan organisasi yang yaitu filosofi yang melandasi kegiatan berpikir,
melibatkan pengenalan dan pemanfaatan dan sebagai metode untuk meningkatkan
peluang kewirausahaan. kegiatan praktis operasional serta
Keberlanjutan Mutu SMK menjalankan manajemen perubahan. hal ini
Pandangan terhadap realitas berubah seperti dijelaskan Desai (2010) bahwa: „’TQM
termasuk pada mutu SMK. Salah satu aspek can be viewed as integration of two
penting yang kurang dioperhatikan adalah philosophies, i.e. total quality and quality
tentang sustainability dalam mutu. Konsep management. Total quality is a long-term
Sustainability berkembang termasuk dalam success strategy for an organization. Secara
dunia pendidikan. Filho (2011) memberikan praktis Desai (2010) menjelaskan bahwa:
batasan mengenai aplikasi konsep “TQM has been defined in a variety of ways: a
sustainability dipendidikan, disampaikan quest for excellence, creating the right

KNiST, 30 Maret 2017 550


ISBN: 978-602-61242-0-3

attitudes and controls to make prevention sebagai pendidik, pemimpin, manajer atau
possible and optimize customer satisfaction by supervisor instruksional bagi guru.
increased efficiency and effective’’. Kompetensi kepala sekolah menentukan
bagaimana kulitas lulusan sebagai indikator
2. Metode Penelitian sekolah bermutu. Kepala sekolah yang
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kompeten mampu mengoptimalkan hubungan
yaitu metode deskriptif dengan desain antara lembaga pendidikan sekolah dengan
penelitian Explanatory Survey Method DU/DI. Kepala sekolah yang diperlukan adalah
(metode survey penjelasan), terhadap SMK kepala sekolah dengan kompetensi mampu
negeri dan swasta di Banten. mengolah data menyelenggarakan berbagai bidang keahlian
dilakukan secara statistik menggunakan uji yang berkembang di masyarakat, khususnya
statistik Structural Equation Modelling. dunia usaha dan dunia industri. Ini merupakan
Entreprenurial leadership diukur berdasarkan karakteristik yang penting bagi kepala sekolah
konsep yang dikembangkan Renko, et.l (2011) pendidikan kejuuan.
yaitu: 1)Sering muncul dengan ide perbaikan Kompetensi kerja kepala sekolah dapat
radikal, 2) gagasan baru 3) pengambil risiko, dipisahkan keberadaannya dengan sistem
4) sabar, 5) bergairah tentang karyanya, 6) pengelolaan pembelajaran di SMK maupun
visioner, 7) tantangan dan mendorong untuk pemanfaatan mutu lulusan. Oleh karena itu
bertindak dengan cara yang lebih inovatif, 8) keberadaan DU/DI merupakan bagian penting
menantang asumsi cara dan prosedur, 9) guna mendukung setiap proses pembelajaran,
kreatif dan 10) fleksibel. Pengukuran mutu penyusunan kurikulum, penyiapan mutu
sekolah mengacu pada Salis (2005) dengan lulusan yang sesuai dengan harapan industri
indikator 1) pelayanan terhadap pelanggan, 2), serta kerjasama SMK untuk mendorong
hubungan dengan du/di 3) tata kelola, 4) kualitas pada setiap aspek pelatihan Prakerin
lingkungan fisik dan sumber daya, 5) (Jophus et al, 2007 hlm 1). Kepala sekolah
kepuasan siswa, 6) perkembangan hasil yang memiliki pemahaman luas tentang situasi
belajar, 7) Guru/staff yang memiliki ketatnya persaingan pasar tenaga kerja,
kompetensi, 8) organisasi yang memiliki dinamika pertumbuhan industri terutama yang
komunikasi, 9), akses 10) adanya standar ( berbasisi teknologi atau kedudukan sekolah
soft standard an Hard standar), dan 11) yang strategis bagi perkembangan industri
benchmarking. Jumlah sampel mengacu pada diperlukan oleh sekolah.
Hair et al (2013) yaitu 6 x jumlah indikator (21) Kompetensi menentukan bagaimana aktivitas
x variabel independen (1) yaitu 122 SMK yang sekolah maupun praktek-praktek pendidikan
diambil secara acak dengan unit observasi secara keseluruhan, hal ini seperti dinyatakan
guru, dan siswa kelas 3. Cohen (2010) bahwa:
In overall, there seems to be abundant
3. Pembahasan literature on school climate from different
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa parts of the world that docu-ments a positive
kinerja kepala sekolah dalam upaya school climate : i) having a powerful influ-ence
mendorong mutu sekolah merupakan kunci on the motivation to learn; ii) mitigating the
keberhasilan. Variabel seperti karaktersitik negative impact of the socioeconomic context
kepribadian, motivasi, kompetensi serta on academic success; iii) contributing to less
kepemimpinan dalam satu sistem kinerja aggression and violence Less harassment
kepala sekolah. Setiap variabel tersebut and less sexual harassment and iv) acting as
bersifat dinamis dan dituntut menyesuaikan a protective factor for the learning and positive
diri dengan pendekatan kinerja kepala sekolah life develop-ment of young people, In addition
yang digunakan untuk mendorong mutu to these areas, studies around the world also
sekolah kepada guru. indicate that quality of the school climate is
Sistem kinerja kepala sekolah tersebut also responsible for academic outcomes as
berorientasi pada peningkatan nilai seperti well as the personal de-velopment and well-
kelayakan sarana, kompetensi kerja sampai being of pupils.
pada pemanfaatan atau iklim kondusif yang
mendorong setiap warga sekolah berusaha Kepala sekolah yang kompeten memiliki
untuk melakukan perubahan sistem nilai pengaruh terhadap kondisi psikis warga
dalam dirinya. Dalam konteks sekolah, sekolah termasuk para staff pendidikan. Oleh
Karaktersitik Kepribadian menunjukan karena itu peningkatan kompetensi kepala
identitasnya dalam berbagai dimensi baik sekolah merupakan aspek penting yang
menjadi dasar penempatan atau pemberian

KNiST, 30 Maret 2017 551


ISBN: 978-602-61242-0-3

wewenang sebagai kepala sekolah. sebagai penghubung bakat orang-orang yang


Pentingnya kompetensi kepala sekolah sesuai ada di sekolah dengan kebutuhan organisasi.
dengan pernyataan Mulyasa (2013:107-114). Pemimpin menginginkan menginginkan
Salah satu prioritas yang diperhatikan yaitu komitmen melalui partisipasi. Keberadaan
modernisasi pengelolaan sekolah antara lain DU/DI perlu dioptimalkan melalui sistem
a) menciptakan lingkungan sekolah yang kerjasama atau kemitraan yang
aman dan tertib, (b) mewujudkan team work menghubungkan sekolah dengan DU/DI
yang kompak, cerdas dan dinamis, (c) secara berkelanjutan. Keberadaan DU/DI akan
melaksanakan keterbukaan (transparansi) mendukung bagaimana pengembangan
manajemen, (d) menetapkan secara jelas kurikulum terutama pada proses praktek kerja
serta mewujudkan visi dan misi sekolah, (e) yangsesuai dengan standar industri. DU/DI
melaksanakan pengelolaan tenaga dapat terlibat dalam penyusunan dan
kependidikan secara efektif (h) meningkatkan sinkronisasi kurikulum penyusunan program
partsisipasi warga sekolah dan masyarakat (i) pembelajaran di industri oleh sekolah atau
menetapkan kerangka akuntabilitas yang kuat. pembekalan prakeri serta Mitra DU/DI
Kepala sekolah yang memiliki kemampuan mengembangkan dan melatih guru di industri,
konsep akan memahami tentang bagaimana DU/DI merupakan mitra strategis sekolah
melakukan Modernisasi pembelajaran seperti dalam mengembangkan sekolah dan mutu
(a) mewujudkan proses pembelajaran efektif lulusan atau mendorong kebutuhan guru
(b) menerapkan sistem evaluasi yang efektif terhadap pelatihan sebagai mentor bagai para
dan melakukan perbaikan mutu secara siswa dalam melakukan Prakerin.
berkelanjutan. Kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan
Kepemimpinan mutu menjadi prasyarat untuk dapat membangun kebersamaan dan harmoni
mencapai maksud tersebut yaitu kemampuan dengan DU/DI. Hubungan yang terjalin antara
kepala sekolah untuk bekerja dengan atau sekolah dan DU/DI didasarkan pada prinsip
melalui staf administratif dan tenaga keterbukaan. Hal ini membuat satu sama lain
akademiknya. Seorang kepala sekolah merasa nyaman memberi ataupun menerima
seyogyanya memahami betul mengenai visi masukan. Keterlibatan DU/DI tetap dalam
lembaganya. Mereka harus mampu kerangka untuk mendorong pendidikan sesuai
membudayakan kerja secara bermutu dan dengan nilai-nilai pendidikan di dorong atas
dapat memberdayakan seluruh potensi yang kebersamaan dan harmoni.
ada untuk mendukung mutu yang dikehendaki. Keberadaan DU/DI sebagai mitra strategis
Kepala sekolah yang demikian disebut tidak dapat dilepaskan dari kedudukan
Mulyasa (2013, hlm.103) sebagai “creative seorang pemimpimn memiliki kemampuan
leadership”, yang (1) memiliki pengetahuan untuk membuat orang lain selaras dengannya.
luas tentang teori dan prinsip pendidikan, (2) Keterlibatan DU/DI dioptimalkan dalam
mampu menganalisis situasi sekarang menyediakan fasilitas praktik teknologi baru
berdasarkan apa yang seharusnya, (4) perlu diikuti dengan pemahaman bagaimana
mampu mengidentifikasi masalah, dan (4) teknologi tersebut dapat meningkatkan
mampu mengkonseptualisasikan arah baru kualitas pekerjaan dengan tetaop
untuk setiap setiap perubahan. memperhatikan kesesuaiannya dengan nilai
Kepala sekolah yang kompeten dapat luhur. Keterlibatan DU/DI dalam SMK bukan
mewujudan hubungan timbal balik berupa merupakan sebuah proses untuk melestarikan
kesediaan dunia usaha dan dunia industri sistem produksi yang dirancang namun justru
untuk menampung peserta didik untuk mendorong terciptanya mutu lulusan yang
mendapat kesempatan pengalaman belajar di dapat menciptakan industrinya sendiri.
lapangan kerja atau industri yang merupakan Keterlibatan DU/DI merupakan sebuah proses
bentuk kerjasama yang saling untuk mendorong kemandirian industri,
menguntungkan, menerima lulusan SMK kualitas penguasaan teknologi yang dilandasi
untuk bekerja, bersedia mengembangkan oleh nilai-nilai pendidikan. Keterlibatan DU/DI
kurikulum yang memadukan kepentingan merupakan perwujudan untuk menciptakan
sekolah dan DU/DI. Kepala sekolah memiliki kesempatan dan ruang belajar bagi siswa agar
pandangan tentang keberadaan SMK yang memahami bagaimana struktur Industri,
diperlukan masyarakat termasuk DU/DI di sistem teknologi, isu-isu yangterkait dengan
tahun-tahun. Kepala sekolah yang diperlukan teknologi. Kepala sekolah harus mampu
adalah kepala sekolah yang memiliki membuat komitmen warga sekolah untuk
pandangan terhadap peran dan fungsinya maningkatkan kerjasama dengan DUDI.

KNiST, 30 Maret 2017 552


ISBN: 978-602-61242-0-3

Kepala sekolah harus mampu ekstensial dan posisinya sebagai organisasi


mengoptimalkan perannya sebagai pemimpin birokratis ke organisasi tim, dari bersifat
yaitu menyatukan kelompok, mendorong piramid ke cenderung “datar” dengan jiwa
komitmen dan partisipasi dalam mewujudkan profesionalisme yang menekankan pada jiwa
sekolah bermutu. Bush T, Glover D (2012) kolegial, meminimalkan garis komando melalui
mengeidentifikasi sebuah kerangka kerja pengoptimalan hubungan koordinasi dan
untuk perbaikan sekolah yang didasarkan layanan internal, serta mereduksi efek buruk
pada kegiatan-kegiatan yang mengarah pada birokatisme. Hal ini hanya akan menjelma
perbaikan mutu. Kerangka kerja ini secara riil jika ditunjang oleh gaya
menunjukkan adanya hubungan antara kepemimpinan tim atau kepemimpinan
dukungan eksternal yang kemudian demokratis yang menekankan pada
dikembangkan sebagai sebuah prioritas dalam keseimbangan dan otonomi dengan
sekolah dan menjadi bagian strategi yang akuntabilitas.
mengarah pada perbaikan, yang terkadang Ketiga, kultur kerja akan bergeser dari
dikaitkan dengan kultur sekolah (Nurdianto, kecenderungan kompllain atau mengeluh,
2016). Kepala sekolah menjabarkan kerangka berstandar ganda, menunggu isyarat dan
kerja sebagai operasionalisasi visinya tentang serba takut melakukan prakarsa ke formula
SMK. yang menekankan kepada insiatif, percaya diri
SMK tidak hanya berisi pendidikan dan otonom di bawah payung manajemen
keterampilan bagi para siswa namun sebagai dalam meningkatkan mutu layanan internal.
proses pembentukan diri serta sistem nilai Proses kinerja kepala sekolah sekolah atau
melalui interaksi siswa dalam proses restrukturisasi sekolah merupakan
pembelajaran. Kompetensi yang mendorong konsekuensi logis dari PERDA tentang
kerjasama akan mempermudah guru penyelenggaraan sistem pendidikan
menyususn dan menganalisis permasalahan Restrukturisasi ini tidak identik dengan
dalam pendidikan melalui penelitian bersama. penataan ulang secara total keorganisasian
Tenaga kependidikan akan berkeja lebih dalam makna struktur dan fungsinya.
nyaman dengan adanya dukungan dari kepala Terdapat lima area yang muncul sebagai
sekolah maupun staff lainnya. Komunikasi dan target utama restrukturisasi sekolah yaitu (1)
interaksi yang bersahabat mempermudah membangun jembatan antara sekolah dan
penyelesaian setiap persoalan yang dihadapi pelayanan yang lain; (2) rekontruksi kurikulum;
secara tepat tanpa menimbulkan konflik. (3) memperluas kewenangan pembuatan
Kinerja kepala sekolah yang dilaksanakan keputusan berbasis sekolah; (4) pertimbangan
menitikberatkan pada perubahan norma dan kembali peran tradisional guru dan
nilai (work flow) yang sesuai dengan tuntutan administrator; serta (5) membuat sistem yang
lingkungan maupun masyarakat dan DU/DI. dapat dipertanggungjawabkan dan lebih
Inti dari kinerja kepala sekolah adalah fleksibel. Upaya kepala sekolah dan guru
bagaimana sistem menjadi norma yang mempelajari substansi dan strategi
mengarahkan perilaku warga sekolah dalam restrukturisasi itu sangat penting, termasuk
melaksanakan fungsi dan perannya dalam mengikuti pelatihan yang relevan. Ini bukanlah
lembaga menjadi budaya yang adapatif pekerjaan yang sulit, meski harus disadari
terhadap perubahan. pula bahwa dalam hal ini tidak ada yang
Norma dan nilai tersebut beradaptasi sesuai absolut. Membangun jembatan antara sekolah
dengan perubahan lingkungan. Perubahan dengan DU/DI untuk berpartisipasi aktif dalam
nilai yang dimaksud mencakup hal-hal berikut pelayanan internal sekolah merupakan salah
ini, pertama, dengan asumsi sikap profesional satu tujuan SMK dalam pengembangan SDM.
yang dikedepankan, hubungan warga sekolah Kemudian sekolah menciptakan iklim dan
akan bergeser dari pola adversarial, dimana menyediakan sarana yang bermutu
warga sekolah cenderung berjalan sendiri- merupakan cara pimpinan sekolah membuat
sendiri dan terkotak-kotak ke pola kooperatif sistem yang dapat dipertanggungjawabkan
yang mensyaratkan kerjasama dengan format dan menjadi lebih fleksibel dalam pelayanan
win-win relationship. Pada format hubungan internal.
kooperatif, masing-masing unsur warga Upaya penjaminan mutu pembiayaan pada
sekolah dituntut kemampuan akomodatif, SMK dilakukan melalui kegiatan sebagai
modifikatif sehingga kompetensi menjadi berikut: a. Sekolah menyusun RAPBS yang
sehat. mendukung terlaksananya sekolah Sekolah
Kedua, unit-unit organisasi di lingkungan dengan melibatkan komite sekolah; b.
sekolah, akan melakukan pergeseran Komponen pembiayaan yang meliputi biaya

KNiST, 30 Maret 2017 553


ISBN: 978-602-61242-0-3

investasi, biaya operasional, dan biaya Sistem pengakuan non finansial bagi
personel dikelola secara optimal; c. individual maupun kelompok kerja, yang
Pengadministrasian pembiayaan yang mendukung upaya pencarian mutu layanan
akuntabel; d. Dilakukannya internal audit dan internal secara total; k. Berbagai sistem yang
external audit secara periodik secara ada memungkinkan para karyawan di semua
berkelanjutan; e. Pengalokasian dana untuk jenjang organisasi untuk menyampaikan
mutu layanan internal sekolah; f. DUDI ikut perhatian, gagasan dan reaksi mereka
serta membantu pendanaan dalam terhadap inisiatif mutu layanan internal; l. Isu-
pengembangan SMK. isu keamanan dan kesehatan dikembangkan
Pengalokasian dan penggunaan dana secara secara proaktif guna mendukung ketersediaan
proporsional, yang memberi penekanan pada dan kenyamanan lingkungan dalam
terwujudnya sekolah yang bermutu. SDM memberikan layanan secara optimal bukan
merupakan pelanggan internal yang secara reaktif; m. Berbagai program
menentukan mutu akhir suatu jasa dan rekruitmen, seleksi, promosi dan
organisasi. Oleh sebab itu, sukses atau pengembangan karir karyawan mencerminkan
tidaknya implementasi TQM di sekolah sangat realitas baru dalam mengelola dan bekerja
ditentukan oleh kesiapan, kesediaan dan dalam lingkungan TQM; n. Meskipun
kompetensi kepala sekolah dan tenaga membantu pihak lain untuk
kependidikan di sekolah yang bersangkutan mengimplementasikan proses-proses yang
untuk sungguh-sungguh untuk mendukung TQM, profesionalisme SDM tidak
merealisasikannya 14 komponen strategi boleh melupakan pentingnya manajemen
SDM yang bisa memfasilitasi penerapan TQM dengan pedoman yang sama; o. Pengaruh
dalam perubahan layanan internal SMK: a. ciri-ciri kepribadian , Kompetensi, Motivasi,
Manajemen puncak bertanggung jawab terhadap kepemimpinan kepala sekolah baik
memprakasai dan mendukung visi budaya secara simultan maupun parsial di SMK
TQM untuk mendorong peningkatan mutu Tangerang
layanan internal; b. Visi tersebut Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah
diklarifikasikan dan dikomunikasikan kepada dinilai oleh guru kurang mampu menginspirasi
semua anggota organisasi guna bawahannya dan kurang memberikan arah
menumbuhkan komitmen; c. Berbagai sistem yang inovatif yang jelas dalam situasi tertekan
komunikasi yang memungkinkan terjalinnya atau sedang ada masalah. Kepala sekolah
komunikasi ke atas dan lateral dikembangkan, bukan pengambil resiko baik terkait perubahan
dilaksanakan dan diperkokoh; d. Pelatihan radikal di sekolah maupun perubahan culture
TQM disediakan bagi semua karyawan, dan yang berorientasi pada upaya mewujudkan
manajemen puncak mendukung secara aktif mutu bagi pelanggan sekolah. Kepala sekolah
pelatihan seperti itu agar kualitas mutu belum memiliki gagasan inovatif terutama
sekolah meningkat; e. Tersedia program berkaitan dengn menenangkan
keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam ketidaknyamanan terutama menjelang
mendukung peningkatan layanan kinerja untuk akreditasi atau ujian nasional, dan kurang
internal; f. Sekolah wajib mengembangkan menunjukan perlunya kepatuhan langsung
proses-proses yang melibatkan berbagai dari para bawahannya. Kelompok dimensi
macam perspektif isu untuk menangani isu-isu visioning pada kepala sekolah dinilai kecil.
mutu layanan internal; g. Para karyawan Hanya sebagian kecil kepala sekolah yang
diberdayakan guna mengambil keputusan menantang asumsi baik dalam cara
yang berkualitas dan rancangan pekerjaan memecahkan amsalah maupun cara
harus menyatakannya dengan focus yang berinteraksi dengan DU/DI meskipun setengah
jelas pada nanajemen perubahan untuk dari kepala sekolah tetap mampu menunjukan
mendorong peningkatan mutu layanan perilaku, sabar dan fleksibel. Indicator yang
internal. h. Penilaian kinerja difokuskan ulang lebih dominan dalam merefleksikan variable
dari sekedar evaluasi kinerja masa lalu, entrepreneurial leadership adalah ide
menjadi tekanan pada apa yang dapat perbaikan radikal dengan nilai bobot factor
dilakukan manajemen untuk membantu para sebesar 0.96 dan terendah sabar yaitu 0.864.
karyawan melakukan usaha-usaha mutu yang Indikator yang memiliki bobot faktor (loading
berkaitan dengan pekerjaan di masa depan; i. factory) kurang dari 0,05. Artinya ke 10
Sistem kompensasi mencerminkan kontribusi indikator yang digunakan untuk
mutu yang berkaitan dengan tim, termasuk menggambarkan variabel karakteritik
penguasaan keterampilan-keterampilan kepemimpinan signifikan. Composite reliability
tambahan guna mendukung mutu sekolah ; j. 0. 96. Nilai variance extracted ke 10 indikator

KNiST, 30 Maret 2017 554


ISBN: 978-602-61242-0-3

sebesar 0,55, artinya secara rata-rata 55 % Referensi


informasi yang terdapat pada masing – Agbim, Kenneth Chukwujioke. The Relative
masing indikator bisa menggambarkan Contribution of Management Skills to
karakteritik educational entrepreneurship Entrepreneurial Success: A Survey of
Pada variabel sekolah mutu , indikator Small and Medium Enterprises (SMEs) in
dengan bobot factor tertinggi adalah hubungan the Trade Sector, IOSR Journal of
dengan DU/DI, dan terendah adalah Business and Management (IOSR-JBM)
perkembangan benchmarking dengan bobot ISSN: 2278-487X. Volume 7, Issue 1
factor 0.346. 10 indikator dapat dijadikan (Jan. - Feb. 2013), PP 08-16
sebagai variabel. Artinya 10 indikator yang www.iosrjournals.org
digunakan tersebut secara signifikan mampu www.iosrjournals.org
menjelaskan variabel mutu sekolah SMK
kecuali Benchmarking. Composite reliability 0. Bush T, Glover D (2012) Distributed
95, Nilai variance extracted ke-11 indikator leadership in action: leading high
sebesar 0,66, artinya secara rata-rata 66 % performing leadership teams in English
informasi yang terdapat pada masing – schools. School Leadership and
masing indikator bisa menggambarkan mutu Management 32(1): 21–36.
sekolah Kejuruan.
Deming, E. (1986). Improvement of Quality
and Productivity through Action by
Management. National Productivity
Review

Dessilets, L dan Dickerson, P.S (2008) SWOT


Is Useful in Your Tool Kit The Journal of
Continuing Education 39, ( 5) 196-197

Gambar 1 Gazperz, V ( 2002) Total Quality Management.


Hasil Perhitungan SEM Jakarta Gramedia
Pengaruh entrepreneurship Kepemimpinan Nurdianto, D.A (2015) Studi Tentang
terhadap mutu sekolah adalah 0.68. Hal ini Konstribusi Sarana Prasarana, Partisipasi
menunjukan bahwa kepemimpinan memiliki DU/DI, Iklim Sekolah terhadap
kedudukan strategis dalam mewujudkan Manajemen Perubahan dalam
sekolah bermutu. meningkatkan Mutu Pelayanan Internal
Sekolah Menengah Kejuruan di
4. Simpulan Kabupaten Bandung. Bandung . Disertasi
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah UPI. Tidak dipublikasikan
harus mampu menginspirasi bawahannya dan
memberikan arah yang inovatif yang jelas Sallis, Edward. (2005). Total Quality
dalam situasi tertekan atau sedang ada Manajement in Education. London: Kogan
masalah. Kepala sekolah harus menjadi Page Educational Series.
pengambil resiko baik terkait perubahan
radikal di sekolah maupun perubahan budaya Thapa, Amrit, e.al. 2012. Shool Climate
yang berorientasi pada upaya mewujudkan Research Summary. August 2012
mutu bagi pelanggan sekolah. Kepala sekolah www.schoolclimate.org
harus memiliki gagasan inovatif terutama
berkaitan dengn menenangkan Ulrich, 1998. Human Resource Development.
ketidaknyamanan terutama menjelang California University.
akreditasi atau ujian nasional, dan
menunjukan perlunya kepatuhan langsung
dari para bawahannya. Kelompok dimensi
visioning pada kepala sekolah harulah tinggi.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa
entreprenurhip leadership berpengaruh
terhadap mutu sekolah kejuruan.

KNiST, 30 Maret 2017 555

Anda mungkin juga menyukai