Anda di halaman 1dari 14

PENDEKATAN-PENDEKATAN

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


NO PENDEKATAN TOKOH DEFINISI TUJUAN/PENGGUNAAN TEKNIK KONSELING

1. Psikoanalisis Sigmund Freud Kepribadian dipandang Tujuan konseling psikoanalisis adalah 1. Asosiasi Bebas
(1856-1939) sebagai suatu struktur membentuk kembali struktur kepribadian 2. Penafsiran
yang terdiri dari tiga konseli dengan jalan membuat kesadaran 3. Analisis Mimpi
unsur dan sistem, yakni 4. Analisis Resistensi
yang tidak disadari di dalam diri konseli.
Id (Das Es), Ego (Das 5. Analisis Transferensi
Ich), dan Superego (Das Proses konseling difokuskan pada upaya 6. Analisis Kepribadian (Case
Uber Ich). mengalami kembali kepada pengalaman- Historis)
pengalaman masa kanak-kanak. 7. Hipnotis
Pengalaman-pengalaman masa lampau
direkonstruksi, dibahas, dianalisis, dan
ditafsirkan dengan sasaran untuk
merekonstruksi kepribadian.

2. Person Centered Carl Ransom Pendekatan ini Konseling berpusat pribadi bertujuan 1. Active listening
(Berpusat Rogers (1940) berparadigma humanistik agar individu dapat mencapai 2. Reflection of thoughts and
Pribadi) yang menekankan pada karakteristik pribadi yang beraktualisasi feelings
pengalaman konseli saat diri (self- actuaizing) atau berfungsi 3. Clarification
“sekarang dan di sini” penuh (fully functioning person). 4. Summarization
(here and now) 5. Confrontation
dibandingkan fokus pada Manusia yang berfungsi secara penuh 6. Open-ended statements
akar permasalahan saat (fully functioning person) cirinya:
masa kanak-kanak 1. Memiliki keterbukaan terhadap
(psikodinamik) maupun pengalaman (opennes to experience)
pencapaian pola perilaku 2. Memiliki kepercayaan pada diri
baru di masa yang akan sendiri (self-trust)
datang (behaviorisme). 3. Mengevaluasi berdasar internalnya
sendiri (internal source evaluation)
4. Keinginan berkelanjutan untuk
berkembang (willingness to continue
growing)
NO PENDEKATAN TOKOH DEFINISI TUJUAN/PENGGUNAAN TEKNIK KONSELING

3. Gestalt Frederick S. Gestalt adalah kata Konseli datang ke konselor Gestalt 1. Kursi Kosong (Empty Chair)
Perls dalam bahasa Jerman karena berada dalam krisis eksistensial. 2. Top dog Versus Under dog
(1893-1970) yang berarti bentuk atau 3. Membuat Serial (making the
kesatuan; berarti juga Tujuan konseling Gestalt adalah rounds)
whole (menyeluruh). kesadaran. Kesadaran yang meningkat 4. “Saya bertanggung jawab
dan kaya, dengan sendirinya dan atas...” (“I Take Responsibility
Gestalt didasarkan pada kekuatannya sendiri, dilihat sebagai for...”)
field teori yang memiliki daya pertumbuhan. Tanpa 5. Bermain Proyeksi (Playing
didasarkan prinsip bahwa kesadaran konseli tidak memiliki sarana Projection)
organisme harus dilihat untuk bisa mengubah kepribadian. 6. Pembalikan (Reversal
dalam lingkungannya, Technique)
atau dalam kontek, Konseling Gestalt juga memiliki tujuan 7. Latihan Gladi Resik (The
sebagai bagian dari field utamanya yaitu pengintegrasian Rehearsal Experiment)
yang terus berubah. kepribadian. 8. Latihan Melebih-Lebihkan (The
Exaggeration Experiment)
Konseling Gestalt Konseli kemudian mencapai kondisi 9. Tetap Pada Perasaan (Staying
bertumpu pada prinsip integrasi yang membantu with the Feeling)
bahwa segala sesuatu perkembangannya lebih jauh, dan ia 10. Bahasa “Saya” (“I” Language)
adalah relasional sekarang juga bisa merasa aman dengan
(berkaitan), dalam dirinya.
perubahan yang terus
menerus, saling terkait,
dan dalam proses.
NO PENDEKATAN TOKOH DEFINISI TUJUAN/PENGGUNAAN TEKNIK KONSELING

4. Rational Emotive Albert Ellis Konseling Rational Tujuan konseling ini mengurangi cara Teknik konseling dengan
Behavior dan (1955) Emotive Behavior lebih berpikir keliru (irasional) dan memiliki pendekatan Rational Emotive
Cognitive difokuskan pada kerja pandangan hidup yang realistik dan Behavior (REB) dapat
Behavior (REB) berpikir (thinking) dan toleran. dikategorikan menjadi tiga
bertindak (acting) kelompok, yaitu: teknik kognitif,
ketimbang pada ekspresi Tujuan khususnya yaitu menerima diri teknik emotif, dan teknik behavior
perasaan-perasaan. tanpa syarat, menerima orang lain tanpa (tingkah laku).
syarat dan menerima kehidupan tanpa
Manusia pada dasarnya syarat (dengan segala kelebihan dan 1. Teknik Kognitif:
adalah unik dan memiliki kekurangannya) 1) Mempertanyakan keyakinan
kecenderungan berpikir irasional.
rasional dan irasional. Dalam konseling ini, konseli dibantu 2) Pekerjaan rumah kognitif
Ketika berpikir dan untuk menghilangkan gangguan- 3) Mengubah gaya berbahasa
bertingkah laku rasional gangguan emosional yang merusak diri seseorang
manusia akan efektif, sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, 4) Metode Pendidikan Psikologi
bahagia, dan kompeten. rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-
Sebaliknya, ketika was, dan rasa marah. 2. Teknik Emotif
berpikir dan bertingkah 1) Imajinasi rasional emotif
laku irasional, individu 2) Penggunaan kekuatan dan
akan menjadi tidak ketegaran
efektif. 3) Kartu kontrol emosional
4) Proyeksi waktu
Lima pilar yang 5) Teknik melebih-lebihkan
membangun tingkah laku
individu, yaitu Activating 3. Teknik Behavior
Event (A), Belief (B), dan 1) Teknik Reinforcement
Emotional Consequence 2) Teknik Social modeling
(C), Disputing (D) dan 3) Dispute tingkah laku
Effect (E). (Behavioral Disputation)
4) Bermain peran (Role Playing)
5) Peran rasional terbalik
(Rational Role Reversal)
6) Pengalaman langsung
(Exposure)
7) Latihan menyerang rasa malu
8) Teknik Imitasi
NO PENDEKATAN TOKOH DEFINISI TUJUAN/PENGGUNAAN TEKNIK KONSELING

5. Behavior Ivan Pavlov Dalam pandangan Konseling behavior dapat dipahami 1. Teknik untuk Meningkatkan
(Classical behavior manusia pada dengan memperhatikan empat bidang Tingkah Laku:
conditioning) hakikatnya bersifat pokok perkembangan: classical 1) Penguatan Positif (Positive
mekanistik atau conditioning, operant conditioning, Reinforcement)
B. F. Skinner merespon kepada social learning theory, dan cognitive 2) Kartu Berharga (Token
(Operant lingkungan. behavior counseling. Economy)
conditioning) 3) Pembentukan Tingkah Laku
Manusia memulai Tujuan konseling ini adalah membentuk (Shaping)
Bandura kehidupannya dengan sebuah perilaku/kebiasaan/habit baru. 4) Kontrak Perilaku (Behavior
(Social-learning memberikan reaksi Contract)
theory) terhadap lingkungannya 5) Modeling
dan interaksi ini Catatan:
menghasilkan pola-pola 2. Teknik untuk Menurunkan
perilaku yang kemudian Classical Conditioning: Pembentukan Tingkah Laku:
membentuk kepribadian. perilaku ditentukan oleh adanya stimulus 1) Penghapusan (Extinction)
tertentu. 2) Time Out
3) Pembanjiran (Flooding)
Operant Conditioning: Pembentukan 4) Penjenuhan (Satiation)
perilaku ditentukan melalui reward and 5) Hukuman (Punishment)
punishment. 6) Terapi Aversi
7) Desensitisasi Sistematis
Social Learning Theory: Tingkah laku
dapat terbentuk melalui observasi model
secara langsung yang disebut dengan
imitasi dan melalui pengamatan tidak
langsung yang disebut dengan vicarious
conditioning atau vicarious learning.

Sejak tahun 1970-an gerakan behavior


meyakini peran pikiran, bahkan
menempatkan faktor kognitif sebagai
peran pokok dalam memahami dan
menangani masalah-masalah emosional
dan perilaku. Konseling behavior saat ini
cenderung terpadu dengan konseling
kognitif dan disebut konseling kognitif
behavior (cognitive behavior
counseling).
NO PENDEKATAN TOKOH DEFINISI TUJUAN/PENGGUNAAN TEKNIK KONSELING

6. Realita William Pendekatan ini tumbuh Tujuan utama pendekatan konseling ini Prosedur pendekatan konseling
Glasser sebagai reaksi untuk membantu menghubungkan realitas dilaksanakan dalam sistem
ketidakpuasan Glesser (connect) atau menghubungkan ulang WDEP:
atas pendekatan utama (reconnect) klien dengan orang lain guna
dalam konseling dan mendorong pencapaian quality world. W = wants and needs (keinginan-
psikoterapi (psikoanalisa) keinginan dan kebutuhan-
yang dianggapnya kurang Individu yang bermasalah pada kebutuhan)
praktis. umumnya berusaha memenuhi
Pendekatan utama yang kebutuhannya dengan cara-cara D = direction and doing (arah
ada ketika itu terlalu yang tidak efektif atau yang terpola dan tindakan)
menekankan masa lalu dalam identitas gagal. Cara- cara
dan ketidaksadaran tersebut kemudian seringkali E = self-evaluation (evaluasi diri)
sehingga memerlukan membawa dia pada kualitas hubungan
waktu yang lama ketika dia dengan orang lain yang tidak P = planning (perencanaan)
diterapkan untuk menyenangkan.
membantu konseli. Teknik Konseling:
1. Metafora
Melihat kondisi tersebut, 2. Konfrontasi
Glesser mengembangkan 3. Teknik paradoksikal (Reframe,
pendekatan konseling Paradoxical prescription)
yang lebih tepat sasaran. 4. Pengembangan keterampilan
5. Renegosiasi
Konseling realita 6. Menggunakan kata kerja
meyakini bahwa manusia
terlahir dengan
membawa kebutuhan
dasar tertentu. Melalui
kemampuan
mengendalikan dirinya,
mereka bertindak untuk
memenuhi kebutuhannya
tersebut.
NO PENDEKATAN TOKOH DEFINISI TUJUAN/PENGGUNAAN TEKNIK KONSELING

7. Postmodern dan Insoo Kim Berg SFBC merupakan salah Konselor SFBC yakin bahwa setiap 1. Pertanyaan Pengecualian
Integratif: dan Steve satu pendekatan orang memiliki kemampuan untuk (Exception Question)
Konseling Singkat DeShazer konseling Postmodern menentukan tujuan-tujuan pribadi yang 2. Pertanyaan Keajaiban (Miracle
Berfokus Solusi (1980-an) dengan mengedepankan bermakna dan bahwa tiap orang Question)
(SFBC) keberdayaan konseli memiliki kekuatan yang dibutuhkan 3. Pertanyaan berskala (Scaling
untuk mencari jalan untuk memecahkan permasalahan Question)
keluar atau solusi mereka. Tujuan tersebut bersifat unik 4. Rumusan Tugas Sesi Pertama
sehingga konseli akan bagi masing-masing konseli dan tujuan (Formula First Session
memilih sendiri tujuan tersebut dibuat oleh konseli sendiri untuk Task/FFST)
yang hendak ia capai. menciptakan masa depan yang lebih 5. Umpan balik (Feedback)
bermakna. 6. Presession change question
Perbedaan SFBC dengan Kurangnya kejelasan mengenai (Pertanyaan perubahan pra-
pendekatan lain adalah preferensi, tujuan, dan hasil yang pertemuan)
bahwa pendekatan ini diinginkan konseli dapat mengakibatkan
lebih memfokuskan kerenggangan antara konselor dan
pembahasan solusi konseli. Oleh karena itu, sangat penting
dibanding membicarakan bahwa tahap awal terapi ditujukan untuk
perihal penyebab menggali apa saja yang diinginkan
masalah tersebut. konseli dan permasalahan apa saja yang
konseli bersedia untuk dipelajari.
Dalam pelaksanaan
bantuan terhadap konseli, Tujuan utama dari pendekatan SFBC
pendekatan SFBC tidak yaitu membantu konseli untuk
menggunakan teori mengadopsi pergeseran sikap dan bahasa
kepribadian dan teori konseli dari berbicara mengenai
psikopatologi yang permasalahan menjadi berbicara tentang
berkembang saat ini. berbagai solusi.
Konselor SFBC
berkeyakinan bahwa kita
tidak bisa memahami
secara pasti tentang
penyebab masalah
individu.
NO PENDEKATAN TOKOH DEFINISI TUJUAN/PENGGUNAAN TEKNIK KONSELING

8. Postmodern dan Dr. Ed Jacobs Dalam pendekatan Impact counseling yang digunakan 1. Menggunakan
Integratif: konseling kreatif, istilahdalam pendekatan konseling kreatif property/perangkat kreatif:
Konseling Kreatif impact counseling bertujuan membuat konseli berpikir 1) Suara/rekaman
merupakan hal yang untuk diri mereka sendiri sehingga 2) Kartu
esensial. meningkatkan kepercayaan diri dan 3) Mata uang
kemandirian alih- alih ketergantungan 4) Mangkuk styrofoam
Impact counseling adalah yang kadang-kadang ditemukan dalam 2. Menggunakan kursi
pendekatan multi-indera jenis terapi lain. 3. Menggunakan gerakan
yang mengakui bahwa (movement)
perubahan atau dampak Impact therapy bertujuan untuk membuat 4. Menggunakan tulisan dan
tidak hanya berasal dari konseli menjadi aktif, berpikir, dan gambar
pertukaran verbal, tetapi melihat pengalaman selama sesi 5. Menggunakan analogi dan
juga visual dan berlangsung. fantasi
kinestetik.
Disebut impact counseling karena
menekankan membantu konseli
sebanyak mungkin dalam setiap sesi.

Penekanannya adalah membuat


konseling menjadi jelas, konkret dan
merangsang pemikiran, daripada
konseling yang kabur, abstrak, dan
emosional.

Impact counseling sangat menekankan


pada penggunaan teori-teori konseling
secara kreatif.

Terdapat empat teori konseling yang


umum digunakan untuk menerapkan
impact counseling yaitu: Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT),
Transactional Analysis (TA), Reality
Therapy, dan Gestalt Therapy.
NO PENDEKATAN TOKOH DEFINISI TUJUAN/PENGGUNAAN TEKNIK KONSELING

9. Postmodern dan Michael White Dasar pengembangan Tujuan dari konseling naratif adalah Konselor naratif sama dengan
Integratif: dan David pendekatan konseling membantu konseli memahami kisah atau posisi Carl Rogers yang
Konseling Naratif Epston naratif adalah paradigma cerita yang telah membentuk menekankan cara konselor yang
(1980-an) epistemologi kehidupannya dan konseli diberikan tidak mengikuti atau diarahkan
konstruksionisme sosial. keterampilan untuk menentang atau dengan teknik-teknik tertentu.
Berdasarkan paradigma mengeksplanasi cerita tersebut.
tersebut maka Pendekatan ini berdasarkan pada
pengembang pendekatan Konseling naratif mengeksplorasi karakteristik personal konselor
konseling naratif peristiwa dari pengalaman hidup yang menciptakan iklim yang
mewujudkannya dalam seseorang, titik balik kehidupan, dan mendorong konseli untuk melihat
bentuk metafora naratif. kenangan-kenangan dalam rentang kisahnya dari perspektif yang
Individu membangun waktu kehidupan. berbeda.
makna hidup dalam
cerita interpretatif Fokus konseling ini adalah pada tujuan, Keahlian yang dituntut bagi
(naratif), yang impian dan nilai yang menjadi acuan konselor naratif:
kemudian diyakini oleh hidup seseorang. Selain itu, konseling 1. Pertanyaan dan Pertanyaan Lagi
individu tersebut naratif bertujuan untuk mengajak 2. Eksternalisasi dan Dekonstruksi
sebagai sebuah individu agar menjelaskan pengalaman 3. Mencari Hasil Unik
kebenaran. Hal ini mereka dalam kisah dan bahasa yang 4. Cerita Alternatif dan Penulisan
tentunya mengandung penuh dengan harapan dan lebih optimis Ulang
makna bahwa setiap dalam menjalani hidup. 5. Mendokumentasikan Bukti
narasi (cerita)
dipersepsikan subjektif
oleh individu.
RANGKUMAN PENDALAMAN MATERI
PPG BK UPI ANGKATAN 1

 Komponen Program BK:


1. Layanan Dasar
2. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
3. Layanan Responsif
4. Layanan Dukungan Sistem

 Bidang Layanan BK:


1. Pribadi
2. Sosial
3. Belajar/Akademik
4. Karir

 Perbedaan Bimbingan dan Konseling:


1. Bimbingan: merupakan pemberian bantuan kepada konseli untuk pencegahan, pemeliharaan nilai-nilai, atau pengembangan keterampilan
hidup yang dibutuhkan.
2. Konseling: merupakan kegiatan terapeutik yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah konseli yang bersifat pribadi/rahasia.

 Paradigma BK sekarang adalah mengacu pada perkembangan komprehensif. Artinya semua peserta didik memiliki kompetensi yang sama
karena asumsinya adalah semua anak membutuhkan hal tersebut.

 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) didasarkan pada Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.
Tiga model PKB:
1. Pengembangan diri
2. Publikasi ilmiah
3. Karya inovatif
 Asesmen/Penilaian
Merupakan pengumpulan, pendeskripsian, penafsiran dan interpretasi data hasil pengukuran.

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil tes dengan alat ukur.

Instrumen dalam asesmen dibagi menjadi 2, yaitu tes dan non-tes.

Rumus menghitung IQ: IQ = MA x 100


CA
MA = Mental Age (kemampuan menjawab soal-soal usia mental)
CA = Cronological Age (usia kelahiran)

 Perbedaan Tes, Skala Psikologi dan Angket/Kuesioner:

Tes:
1. Mengungkap aspek kognitif dan psikomotorik.
2. Sifat pertanyaannya tertuju pada indikator perilaku yang merefleksikan dirinya.
3. Jawabannya benar dan salah.
Skala Psikologi:
1. Mengungkap aspek afektif.
2. Sifat pertanyaannya tertuju pada indicator perilaku yang merefleksikan dirinya.
3. Jawabannya berupa skor hasil
penskalaan. Angket/Kuesioner:
1. Mengungkap informasi faktual.
2. Sifat pertanyaannya langsung pada informasi yang hendak diungkap.
3. Jawabannya bisa dijadikan coding sebagai klasifikasi jawaban.
 Hakikat dan tujuan pendidikan: bertujuan mengembangkan manusia dengan kualitas pribadi yang terintegrasi.

 Arti dan luang lingkup psikologi pendidikan: ilmu yang mempelajari atau meneliti perilaku individu dalam proses pendidikan.

 Psikologi pendidikan dalam pendidikan: tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru membimbing siswa belajar. Hal yang harus
diperhatikan guru dalam mengajar:
1. Memahami tentang konsep perubahan perilaku siswa
2. Kriteria dan tata cara merumuskan tujuan pendidikan
3. Memilih dan menyusun strategi pembelajaran yang tepat

 Misi dan fungsi guru dalam pendidikan. Tiga tugas pokok guru:
1. Mendidik: mendorong untuk mencapai perkembangan
2. Membimbing: membantu menyelaraskan perkembangan
3. Mengajar: membelajarkan/membuat siswa belajar tentang mengetahui, memberdayakan hati, belajar melakukan, dan belajar hidup
bersama dengan membangun harmoni (sesuai yang dicanangkan UNESCO)

 Pendekatan STEAM:
1. Science: cara berpikir; mengamati, membentuk pertanyaan, membuat prediksi, merancang, kemudian bereksperimen dan berdiskusi.
2. Technology: melakukan sesuatu menggunakan alat.
3. Engineering: seni memecahkan masalah dengan menggunakan ragam bahan, mendesain, menciptakan, serta membangun sesuatu
yang dapat bekerja dengan baik.
4. Art: berkaitan dengan estetika.
5. Mathematics: berpikir sistematis, memahami kuantitas, ukuran, bentuk, dan sebab akibat.

 Pendekatan STEAM cocok untuk kegiatan:


1. Eksperimen/percobaan
2. Penemuan
3. Membangun
4. Mengumpulkan benda

 Kesehatan mental:
Mental yang sehat mencakup empat komponen:
1. Fisik
2. Mental
3. Spiritual
4. Sosial
 5 Pendekatan konseling yang dilakukan psikolog/psikiater:
1. Aspek organda biologi = diberikan obat
2. Aspek psikologi = diubah perilakunya
3. Aspek cara berpikir = diubah kognisinya
4. Aspek sosial = diubah sosial lingkungannya
5. Aspek spiritual = kembalikan kepada agamanya

Quote: ilmu tanpa agama adalah sesuatu yang membutakan, tetapi agama tanpa ilmu bisa lumpuh.

 Fungsi Bimbingan dan Konseling:


1. Fungsi pemahaman
2. Fungsi preventif
3. Fungsi pengembangan
4. Fungsi penyembuhan
5. Fungsi penyaluran
6. Fungsi adaptasi
7. Fungsi penyesuaian

 Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling:


1. BK diperuntukkan bagi semua peserta didik.
2. BK sebagai proses individuasi.
3. Bimbingan menekankan hal yang positif.
4. BK merupakan usaha bersama.
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial.
6. BK berlangsung dalam berbagai setting kehidupan.

 Kompetensi Konselor Berdasarkan Permendiknas No. 27 Tahun 2008:


Kompetensi akademik dan professional konselor secara terintegrasi membangun keutuhan kompetensi:
1. Pedagogik
2. Kepribadian
3. Sosial
4. Profesional
 Kompetensi Profesional Konselor:
1. Memahami secara mendalam konseli yang dilayani
2. Menguasai landasan dan kerangka teoritik BK
3. Menyelenggarakan pelayanan BK yang memandirikan.
4. Mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan

 Asas Bimbingan dan Konseling:


1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kegiatan
5. Asas kemandirian
6. Asas kekinian
7. Asas kedinamisan
8. Asas keterpaduan
9. Asas keharmonisan
10. Asas keahlian
11. Asas alih tangan kasus

 Tugas Perkembangan Siswa SMP:


1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman.
2. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai pedoman hidup.
3. Mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
4. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran atau karir
serta berperan dalam masyarakat.
5. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
6. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
7. Menerima dan bersikap positif terhadap perubahan fisik dan psikis.
8. Memiliki kemandirian perilaku ekonomis.
9. Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecendrungan karir dan apresiasi seni.
10. Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya.

Anda mungkin juga menyukai