Anda di halaman 1dari 54

Person-Centered Therapy & Terapi Gestalt

PERSON-CENTERED
THERAPY
PENGANTAR
Carl Rogers adalah pencipta Pada 11 Desember 1940,
pendekatan konseling dan terapi Rogers memberikan
yang dimaksudkan untuk presentasi di University of
membantu klien memenuhi Minnesota yang berjudul
potensi unik mereka dan menjadi
“Some newer concepts in
pribadinya sendiri.
psychotherapy” yang
Pendekatannya sebagian adalah
upaya untuk melepaskan diri dari merupakan peristiwa yang
terapi-terapi psikodinamik sering diidentifikasi sebagai
interpretatif dan untuk kelahiran client-centered
mengemansipasi orang dari theraphy.
pengaruh orang tua pada Awalnya dikenal sebagai “nondirective”. Kemudian, memakai
zamannya yang menguasai berbagai istilah, antara lain pendekatan “yang berpusat pada
pikiran, perasaan, dan tindakan klien”, “yang berpusat pada pribadi”, “yang benpusat pada
anak-anaknya. siswa”, “yang berpusat pada kelompok” dan “person-to-person”.
TEORI Konsep-konsep Dasar

Proses Penilaian
Kerangka Referensi Kecenderungan
Organismik Pengalaman dan Persepsi dan
Perseptual atau Untuk
(Organismic Valuing Mengalami Kesadaran
Subjektif Mengaktualisasikan
Process)

Akuisisi (Proses
Perkembangan)

Perkembangan Kondisi yang Efek Conditions of


Awal Self-Concept Berharga (Condition Kehidupan Keluarga Worth Pada Self-
(Konsep Diri) of Worth)  Concept

Maintenance
(Pemeliharaan)

Ketidakkongruenan Ancaman,
Pemrosesan Kegagalan Fungsi Pentingnya Konsep Karakteristik Konsep
Antara Konsep Diri Kecemasan, dan
Pengalaman dan Disorganisasi Diri Diri
dan Pengalaman Subsepsi
Kerangka Referensi Perseptual atau Subjektif
Combs dan Snygg (1959) menyatakan bahwa, secara luas, perilaku dapat
diobservasi dari sudut pandang orang luar atau sudut pandang orang yang
berperilaku itu.

Rogers mengatakan bahwa “Orang pada dasarnya hidup di dunia


pribadi dan subjektifnya, dan bahkan fungsi paling objektifnya di
bidang sains, matematika, dan semacamnya, adalah hasil dari maksud
subjektif dan pilihan subjektif”. Penekanan pada pandangan
perseptual subjektif klien inilah yang memunculkan istilah “client-
centered”. Persepsi klien dianggap sebagai persepsinya tentang
realitas.
Kecenderungan untuk Mengaktualisasikan

Kecenderungan untuk mengatualisasikan diri adalah dorongan


memotivasi dasar tunggal.

Merupakan proses aktif yang mempresensikan Bersifat operatif di setiap


kecenderungan bawaan organisme untuk waktu pada semua organisme
mengembangkan kapasitasnya yang mengarah ke dan merupakan ciri pembeda
mempertahankan, meningkatkan, dan memproduksi apakah organisme itu hidup
dirinya atau mati.

Organisme selalu melakukan hal itu. Di samping itu, kecenderungan untuk


mengaktualisasikan itu melibatkan perkembangan ke arah diferensiasi
organ-organ dan fungsi-fungsi.
Proses Penilaian Organismik (Organismic Valuing
Process)

Konsep proses penilaian organismik merupakan sentral bagi ide tentang self yang riil
atau sejati dan unik. Proses penilaian organismik dari seseorang berkaitan dengan
penimbangan pengalaman secara kontinu dan penempatan nilai pada pengalaman itu
dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memuaskan organisme tersebut.

Rogers memandang bahwa setiap makhluk hidup tahu apa yang terbaik baginya.
Evolusi telah melengkapi kita dengan pancaindra, selera dan kemampuan untuk
memilih apa yang kita butuhkan.
Pengalaman dan Mengalami
Rogers menggunakan istilah “sensory and visceral experience” (pengalaman sensorik
dan visceral/mendalam) dalam pengertian psikologi, bukan fisiologis. Mungkin cara lain
untuk.menyatakan pengalaman sensorik dan viseral adalah menjalani fakta-fakta dan
peristiwa, yang berpotensi tersedia bagi kesadaran, oleh perangkat sensorik dan viseral
organisme.

Sedangkan, kata kerja pengalaman berarti bahwa organisme menerima dampak dari
pengalaman sensorik atau viseral yang terjadi pada saat itu. Dampak tersebut termasuk
menerima konten emosional dan konten kognitif
Persepsi dan Kesadaran
Ketika sebuah pengalaman Rogers menganggap
dipersepsi, ini berarti bahwa
pengalaman itu ada di dalam
semua persepsi dan
kesadaran, betapapun kesadaran bersifat
redupnya, meskipun belum transaksional, merupakan
tentu terekspresi dalam simbol- konstruksi dari
simbol verbal. Pernyataan lain pengalaman masa lalu dan
dari “memersepsi” adalah
“menjadi sadar terhadap stimuli hipotesis atau prediksi
atau pengalaman”. tentang masa depan.
Perkembangan Awal Self-Concept (Konsep
Diri)
Konsep diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan
pengalaman seseorang yang disadari oleh individu tersebut.

Awalnya, konsep diri Melalui interaksi dengan significant others


mungkin banyak terdiri yang memperlakukan mereka sebagai self
atas pengalaman sendiri yang terpisah, mereka mengembangkan
sebuah konsep diri yang memasukan
dan kejadian yang persepsi mereka tentang dirinya dan nilai-
didiskriminasi oleh nilai positif dan negatif yang bervariasi,
individu sebagai “I”, yang dilekatkan pada persepsi-diri
“me”, atau “self”. tersebut.
Kondisi yang Berharga (Condition of Worth) 
Kondisi yang berharga adalah merasa bahwa orang lain akan
menerima dirinya jika ia dapat memenuhi harapan-harapan dan
persetujuan orang-orang tersebut.

Persepsi tentang pandangan orang lain terhadap kita ini


disebut evaluasi-evaluasi eksternal. Evaluasi positif maupun
negatif tidak akan menghasilkan kesehatan psikologis, tetapi
malah mencegah kita untuk menjadi terbuka sepenuhnya
terhadap pengalaman-pengalaman kita sendiri.
Kehidupan Keluarga
Keadekuatan self-concept
orangtua memengaruhi
begaimana mereka berhubungan
dengan anak-anaknya. Thomas
Gordon, menekankan bahwa
tingkat penerimaan diri atau
anggapan orangtua tentang anak
dapat dikaitkan dengan derajat
penerimaan terhadap perilaku
anak-anaknya
Efek Kondisi yang Berharga Pada Konsep
Diri
Orang berbeda-beda dalam hal seberapa jauh mereka menginternalisasikan kondisi
yang berharga atau berperilaku agar dicintai oleh orang lain. Hal ini bergantung pada
tingkat kebutuhan mereka akan anggapan positif sehingga memengaruhi kerentanan
mereka untuk mengintroyeksikan kondisi yang berharga.

Rogers percaya bahwa orang yang terlalu banyak menginternalisasikan kondisi yang
berharga bukan hanya dijauhkan dari pengalaman mereka, tetapi tingkat self-regard
(harga diri)-nya juga turun dan mereka tidak mampu menghargai diri sepenuhnya.
Pemrosesan Pengalaman
Seseorang mempunyai dua proses
Rogers melihat bahwa ketika pengalaman terjadi
penilaian yaitu proses penilaian organismik
dalam kehidupan seseorang, ada empat kemungkinan
dan proses yang didasarkan kondisi yang
hasil: berharga.
 Pengalaman itu diabaikan seperti sensasi
duduk. Orang yang low-functioning, konsep dirinya
 Pengalaman itu mungkin dipersepsi secara didasarkan pada kondisi yang berharga
akurat karena konsisten dengan konsep diri dan sehingga mereka mendistorsi dan
oleh sebab itu memperkuatnya. mengingkari sebagian besar
 Persepsinya mungkin didistorsi agar dapat pengalamannya.
mengatasi konflik antara konsep diri dan
Orang yang high-functioning, memiliki
pengalaman.
lebih sedikit kondisi yang berharga
 Pengalaman itu mungkin diingkari atau sama
sehingga mampu memersepsi sebagian
sekali tidak dipersepsi. besar pengalamannya dengan lebih akurat.
Ketidakkongruenan Antara Konsep Diri dan
Pengalaman
Ketika pengalaman secara akurat dilibatkan dalam konsep diri, maka akan ada kondisi
kongruen antara konsep diri dan pengalaman.

Ketika pengalaman didistorsi dan diingkari akan terjadi ketidakkongruenan antara konsep
diri dan pengalaman.

Keadaan ketidakkongruenan ini bisa terjadi dalam pengalaman positif maupun


dalam pengalaman negatif. Klien-klien konseling dan terapi cenderung
mempunyai konsep diri yang rendah dan mendistorsi umpan-balik positif dari
luar dan menghambat perasaan-perasaan positif dari dalam.
Ancaman, Kecemasan, dan Subsepsi
Kecemasan adalah keadaan
Subsepsi melibatkan penyaringan
gelisah atau ketegangan yang
pengalaman sedemikian rupa
merupakan respons organisme
sehingga pengalaman-pengalaman
terhadap "subsepsi" sehingga
yang kontradiktif dan mengancam
sebuah ketidakkongruenan
konsep diri dapat dihilangkan atau
antara konsep diri dan
di ubah. Proses subsepsi adalah
pengalaman bisa memasuki
mekanisme pertahanan konsep diri
persepsi atau kesadaran,
sebagai respons terhadap ancaman
sehingga memaksa perubahan
pada strukturnya atau self-
dalam konsep diri yang berlaku
conception-nya saat ini.
saat itu
Kegagalan Fungsi dan Disorganisasi

Kebanyakan manusia melakukan perilaku defensif, namun


terkadang perlindungan tersebut gagal dan perilaku
seseorang akan menjadi tidak terorganisasi atau psikotik.

Rogers menyebutkan bahwa selama terapi, manusia sangat


rentan terhadap disorganisasi, terutama apabila terapis secara
akurat menginterpretasikan tindakan mereka dan juga bersikeras
bahwa mungkin mereka menghadapi pengalaman ini secara
prematur.
Pentingnya Konsep Diri
Merupakan gabungan persepsi-persepsi mereka tentang dirinya.

Merupakan sarana yang mereka gunakan untuk berinteraksi dengan


kehidupan sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka.

Konsep diri yang efektif memungkinkan orang untuk memersepsi


pengalaman mereka secara realistis, apakah pengalaman itu berasal dari
dalam organisme mereka atau di lingkungan mereka; dengan kata lain,
konsep diri semacam itu memungkinkan mereka untuk membuka akses ke
pengalaman-pengalaman mereka.
Karakteristik Konsep Diri
• Bidang konten
• Struktur atau proses
• Sentral-periferal
• Kongruen-tidak kongruen
• Kondisi yang berharga
• Subsepsi dan pertahanan
• Intensionalitas-ekstensionalitas
• Tingkat self-regard
• Real-ideal
TUJUAN TERAPI
Membantu klien menemukan konsep dirinya yang lebih positif.

Dalam pandangan Rogers (1977) tujuan konseling bukan semata-mata


menyelesaikan masalah tetapi membantu klien dalam proses pertumbuhannya
sehingga klien dapat mengatasi masalah yang dialaminya sekarang dengan lebih
baik agar dapat mengatasi masalahnya sendiri di masa yang akan datang (Corey,
1986).
Ciri orang yang BERFUNGSI
SEPENUHNYA:
• Keterbukaan terhadap pengalaman
• Rasional
• Tanggung jawab pribadi
• Self-regard (menghargai diri sendiri)
• Kapasitas hubungan pribadi yang baik
• Mengupayakan perkembangan orang lain sejalan dengan
perkembangan pribadinya. Hati-hati jangan sampai melanggar hak
orang lain dalam mengejar tujuan.
• Mampu membedakan antara tujuan dan sarana, baik dan buruk
PROSES TERAPI
Dalam konteks ini, konselor melihat konseling sebagai
Proses terapi person-centered
proses membantu seseorang untuk mengaktualisasikan
dibangun berdasarkan kepercayaan
kekuatan positif yang sudah dimilikinya. Hal ini
mendasar atas kemampuan klien
untuk mengaktualisasikan potensi merupakan upaya untuk membuat seseorang lebih
kemanusiaanya. Poin penting dalam memiliki dorongan dari dalam diri sendiri.
pendekatan ini adalah klien telah
memiliki jawaban atas Dalam konseling, konselor memberi kebebasan yang luas
permasalahan yang dihadapinya, kepada klien untuk membuat keputusan. Pendekatan ini
sementara konselor berperan dalam menekankan pada prinsip: konselor harus menahan diri
mendengarkan tanpa memberi dalam memberi pengaruh kepada klien, konselor
pilihan, tanpa mengarahkan, dan memberi tanggung jawab kepada klien dalam proses
membantu klien untuk merasa pengambilan keputusan lewat konseling, konselor
diterima dan dapat memahami memberi kebebasan kepada klien dalam
realitas perasaannya sendiri. mengekspresikan diri dalam menentukan cara
menangani masalahnya.
RELASI TERAPEUTIK
• Konselor menampilkan diri yang sebenarnya, asli, terintegrasi, dan otentik.

Kongruensi Seorang konselor harus dapat menampilkan kekongruenan antara perasaan


dan pikiran yang ada didalam dirinya dengan perasaan, pandangan, dan
tingkah laku yang diekspresikan.

Anggapan • Konselor dapat berkomunikasi dengan klien secara mendalam dan jujur

tanpa sebagai pribadi. Hal ini berarti bahwa konselor tidak melakukan penilaian dan
penghakiman terhadap perasaan, pikiran, dan tingkah laku klien berdasarkan
standar norma tertentu.
syarat
• Kemampuan konselor untuk memahami permasalahan klien, melihat

Empati melalui sudut pandang klien, peka terhadap perasaan-perasaan klien


sehingga konselor mengetahui bagaimana klien merasakan
perasaannya.
INTERVENSI TERAPEUTIK
Rogers menganggap Rogers menganggap bahwa perasaan sebagian
hubungan yang klien terhadap terapis adalah respons terhadap
mendukung terapis yang dapat dipahami, sementara perasaan
pertumbuhan yang lainnya adalah proyeksi-proyeksi yang "ditransfer"
dikarakterisasikan oleh dari hubungan-hubungan sebelumnya.
kondisi-kondisi sikap, Bahkan, dalam menangani perasaan transferensi klien,
benar-benar dibutuhkan tidak dibutuhkan intervensi khusus, seperti
dan cukup untuk menginterpretasikan transferensnya.
Jika terapis memahami secara sensitive dan menerima
membuat perubahan secara tulus dan tidak menghakimi, maka terapi akan
klien terjadi. bergerak maju.
PERKEMBANGAN LEBIH LANJUT
• Rogers merintis penggunaan prinsip-prinsip person-centered dalam encounter groups, pengajaran di kelas,
menejemen, dan perdamaian dan resolusi konflik.
• Mearns dan Thorne (2000) telah memperluas gagasan Rogers tentang self menjadi konfigurasi self.
• Mengenai relasi terapeutik, Mearns dan Thorne (1999) melihat pengembangannya mengandung 3 elemen:
kepercayaan, intimasi, dan mutualitas.
• Pengaruh Rogers merembes ke hasil kerja para terapis dengan orientasi-orientasi teoritik lain.
• Rogers juga memengaruhi banyak terapis yang mendeskripsikan dirinya eklektik.
• Pada 2000, konstitusi World Association for Person-Centered and Experimetal Counseling and Psychotherapy
diterima secara formal.
• Pada 1989, British Association for The Person-Centered Approach (BAPCA) dan Association for The Person-
Centered Therapy didirikan.
• Kesempatan-kessempatan pelatihan untuk mengembangkan keteramplan konseling dan terapi person-centered
tersedia di banyak negara.
• Sejak kematian Rogers, pusat gravitasi untuk pekerjaan person-centered bergeser dari Amerika ke Eropa.
• Kedudukan pendekatan person-centered dalam ranah terapi profesional maupun intensional sangat mantap di
Belanda, Jerman, Belagia, dan Inggris.
TERAPI GESTALT
Pengantar
• Fritz Perls (1893 – 1970) Terapi gestalt merupakan
pendekatan eksistensial “yang
tidak hanya sibuk dengan
mengatasi gejala-gejala atau
struktur karakter, tetapi dengan
eksistensi total seseorang”

Terapi gestalt berfokus pada apa


dan bagaimana-nya tingkah laku
dan pengalaman “HERE & NOW”
dengan memadukan
(mengintegrasikan) bagian-bagian
kepribadian yang terpecah dan tak
diketahui
FRITZ PERLS (1893 – 1970)

Friedrich (Frederick atau Fritz) Soloman Perls lahir di


Berlin dari keluarga Yahudi kelas menengah bawah. Dia
merasa bahwa dirinya menjadi sumber masalah bagi
orangtuanya, dia gagal dua kali pada tingkat tujuh dan
terbuang dari sekolahnya. Dia berusaha menyelesaikan
sekolahnya dan mendapat gelar MD. Dengan
spesialisasi sebagai psikiater.
TEORI
Konsep – Konsep Dasar

Gestalt Doktrin Holistik

Adalah kata benda dari Bahasa Jerman berarti Organisme manusia adalah satu kesatuan
bentuk atau wujud, dan diantara makna kata
kerjanya yaitu gestalten, adalah to form, to
shape, to fashion, to organize, dan to structure.
Istilah-istalah lainnya yaitu pola, konfigurasi,
atau keseluruhan terorganisasi.

Psikologi Gestalt memperlihatkan bahwa


manusia tidak mempersepsikan berbagai hal
secara sendiri-sendiri namun
mengorganisasikan melalui proses-proses
perseptual menjadi keseluruhan yang
bermakna.
TEORI
Kontak Batas dan Kontak

Batas kontak adalah batas antara


organisme dan lingkungan pada
Kontak atau “berhubungan
batas inilah peristiwa-peristiwa dengan” melibatkan kesadaran
psikologis terjadi. Perls dan sensorik dan perilaku motorik.
rekan-rekannya menganggap Kontak dan penarikan masing-
bahwa “psikologi itu masing dapat dianggap sebagai
mempelajari pengoperasian
batas kontak dalam wilayah
penerimaan dan penolakan
organisme/lingkungan. terhadap lingkungan.
TEORI
Homeostasis Self dan Self Actualization
Homeostasis atau regulasi diri Self adalah sistem kontak di batas
organismik adalah proses kontak pada suatu saat. Self ada dimana
dimana organisme memenuhi terdapat batas-batas dari kontak dan
kebutuhannya dengan
kegiatannya adalah membentuk
mengembalikan keseimbangan
ketika dihadapakkan dengan berbagai figur dan latar
tuntutan atau kebutuhan yang
menganggu keseimbangannya.
TEORI
Perangsang (Excitement)

Perls menggunakan kata Excitement untuk mendeskripsikan energi yang kita cipatakan.

Emosi

Gestalt meletakan signifikansi yang besar pada emosi yang bukan hanya esensial
sebagai regulator energi/regulator excitement, tetapi juga merupakan “penyampaian
unik pengalaman yang tidak tergantikan”.
TEORI
Akuisi (Proses Perkembangan)
Agresi, Asimilasi, Introyeksi

Sikap agresi terhadap pengalaman itu perlu jika hal itu benar-benar akan
diasimilasikan atau dijadikan milik orgnisme itu.

Introyeksi adalah pengalaman yang ditelan bulat-bulat dan tidak dicerna


semestinya. Hasil introyeksi adalah subtansi-subtansi yang tidak
diinginkan maupun yang diinginkan dipertahankan, sehingga melemahkan
organisme.
TEORI
Frustrasi dan Manipulasi

Interupsi Kontak

Supresi Emosi

Supresi adalah cara utama yang digunakan orang dewasa untuk menginterupsi kontak
anak-anaknya
TEORI
Maintenance (Pemliharaan)
Zona Kesadaran

Tiga Zona Kesadaran


1. The outer zone (OZ) : Zona ini terdiri atas kesadaran tentang dunia, tentang
berbagai hal, fakta, dan proses yang berlaku bagi setiap orang
2. The self zone (SZ) : Zona ini adalah tempat kulit, selves organismik autentik kita.
3. The intermediate zone (DMZ) : Zona ini berlokasi dalam zona self, sering disebut
mind atau kesadaran yang membuat orang tidak dapat memiliki kontak yang baik
atau berhubungan dengan dirinya atau dengan dunia. DMZ adalah zona kegiatan
khayalan yang menyita excitement dan hanya menyisakan sedikit energi untuk
berhubungan dengan realitas.
TEORI
Kecemasan dan Demam Panggung

Definisi fisiologisnya : Definisi psikologis :

Kecemasan adalah pengalaman sulit Kecemasan adalah “gap” atau jurang


bernapas selama excitement diantara yang sekarang dan yang
terhalangi. akan datang atau demam panggung.
TEORI
Neurosis

Perls membedakan antara kesehatan, psikosis, dan neurosis. Dalam


kesehatan, orang berhubungan dengan realitas tentang dirinya maupun
dunia. Dalam psikosis, orang tidak berhubungan dengan realitas dan
berhubungan dengan fantasi, khususnya fantasi tentang megalomania
dan tidak berharga. Dalam neurosis, pertentangan terus terjadi antara
fantasi dan realitas.
TEORI
Gangguan batas kontak

Introyeksi

Proyeksi

Konfluensi

Retrofleksi
TEORI
Introjeksi : kecenderungan untuk menerima kepercayaan dan derajat orang lain tanpa
kritis, tanpa menjadikannya selaras dengan keadaan kita sebenarnya.

Proyeksi : kebalikan introjeksi, dalam proyeksi kita ditunjukkan aspek-aspek tertentu diri kita dalam
lingkungan. Ketika kita sedang diproyeksi, kita mempunyai gangguan yang membedakan antara dunia internal
dan dunia luar, berupa sifat-sifat kepribadian kita yang tidak konsisten dengan citra diri kita yang ditunjukkan
didepan orang lain.

Retrofleksi : yaitu melihat diri kita ke belakang apa yang ingin kita lakukan pada orang lain dan
sedang melakukan apa untuk diri kita, apa yang akan dilakukan oranglain pada kita.

Konfluensi : berupa pengaburan perbedaan antara pribadi dan lingkungan. Konfluens dalam
masalah hubungan meliputi ketidakterlibatan diri dalam konflik .
Lapisan Neurosis
Lima Lapisan Neurosis
Lapisan kematian atau implosif :
Lapisan Klise : Dibalik impasse terdapat lampisan
Misalnya, tanda bertemu yang tidak memiliki arti seperti kematian yang tampak sebagai takut
berjabat tangan atau ucapan selamat pagi mati atau perasaan tidak hidup.
Lapisan Eric Berne atau Sigmund Freud :
Lapisan yang melibatkan orang dalam memanipulasi Lapisan Eksplosi :
kontraproduktif berbagai peran dan permainan palsu. Eksplosi adalah lapiran neurotik
Impasse (Jalan Buntu) : terakhir. Eksplosi yang bisa ringan
Lapisan ini ditandai oleh sikap fobik yang tergantung banyaknya energi yang
dimanifestasikan untuk menghindari dan melarikan diri diinvestasikan di lapisan implosif,
dari kehidupan outentik. Secara khusus, penderitaan berhubungan dengan pribadi
dihindari, khususnya penderitaan akibat frustasi. organismik yang outentik.
TERAPI
Tujuan Terapeutik

Secara umum, tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani
menghadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi.
Sedangkan tujuan khusus terapi Gestalt adalah:
a.       Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan
atau realitas.
b.      Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya
c.       Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke
mengatur diri sendiri (to be true to himself)
d.      Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-
prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan
muncul dapat diatasi dengan baik.
TERAPI

Proses Terapi

Perls menganggap semua wawancara terapi bersifat eksperimental. Terapis perlu


mengujicobakan berbagai hal untuk membantu klien menyadari bagiamana mereka
berfungsi sebagai pribadi dan organisme.
Evaluasi terhadap proses dan hasil terapeutik terjadi sebagai bagian terapi dan klien
maupun terapis ikut berpatisipasi
Garis-garis besar terapi Gestalt

1. Fase pertama : membentuk pola pertemuan terapeutik agar tercapai situasi yang
memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien. Situasi
mengandung komponen emosional dan intuitif.

2. Fase kedua : melaksanakan pengawasan , konselor berusaha meyakinkan klien


mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan keadaan klien. Dua hal yang
harus dilakukan :
· Menimbulkan motivasi pada klien.
· Menciptakan rapport yaitu hubungan baik antara konselor dan klien agar timbul rasa
percaya klien bahwa segala usaha konselor itu disadari benar oleh klien untuk
kepentingannya.

3. Fase ketiga : klien didorong untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada


pertemuan-pertemuan terapi saat ini, bukan menceritakan masa lalu atau harapan-
harapan masa datang.

4. Fase terakhir : setelah klien memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang


dirinya, tindakannya, perasaannya, maka terapi ada pada fase terakhir.
Pada fase ini klien harus memiliki ciri-ciri yang menunjukan integritas kepribadiannya
sebagai individu yang unik dan manusiawi.
Klien harus memiliki kepercayaan pada potensinya. Menyadari diriny, sadar dan
bertanggung jawab atas sifat otonominya, perbuatannya, perasaan-perasaannya,
pikiran-pikirannya.
TERAPI
Relasi Terapeutik

Terapis berkonsentrasi pada


Semua terapis gestalt
apa yang klien lakukan waktu
menganggap relasi terapeutik
demi waktu dan pada apa yang
sebagai hubungan “kerja”
sedang terjadi antara terapis
daripada hubungan “bicara”
dan klien.
TERAPI

Intervensi Terapeutik

Intervensi-intervensi yang tepat diputuskan dalam dialog yang terus menerus antara
terapis dan klien. Intervensi-Intervensi tersebut dianggap sebagai eksperimen.
• Berikut ini adalah beberapa intervensi dan eksperimen yang digunakan
oleh Perls.

TEKNIK KESADARAN

Terapi Gestalt menuntut klien untuk mengalami sendiri secara semaksimal mungkin
here and now (disini dan saat ini), untuk memahami berbagai manipulasi dan
gangguan kontak batasnya dan juga mengalami kembali urusan yang belum selesai
dari masalah dan trauma di masa lalu.

Klien diminta menjadi sadar akan bahasa tubuhnya, pernapasannya, kualitas


suaranya, dan emosi-emosinya sebanyak kesadarannya akan pikiran-pikiran yang
menekannya.
Salah satu cara menindak lanjuti laporan kesadaran klien, terapis mengatakan:
Stay with it” atau “ Feel it out” . Intruksi-intruksi semacam itu dapat mendorong klien
untuk lebih sepenuhnya mengalami dan mengalami perasaan sampai tuntas.
.

Exaggration (membesar-besarkan), yang mungkin difokuskan pada


gerakan dan gesture atau pernyataan verbal, adalah cara lain untuk
mempertinggi kesadaran klien tentang bagaimana klien berkomunikasi.

Cara lain untuk mempertinggi kesadaran klien tentang komunikasi


here-and-now adalah meminta klien untuk menggunakan frasa “Saya
bertanggung jawab untuk itu”.
SIMPATI DAN FRUSTASI

Berempati dengan klien saja tidak cukup karena terapis menahan diri dan yang terburuk
membiarkan konfluensi. Simpati saja akan memanjakan klien. Yang dibutuhkan adalah kombinasi
antara simapti dan frustasi.

Klien harus dibuat frustasi di dalam usahanya mengontrol terapis melalui manipulasi-manipulasi
neurotik dan belajar menggunakan kekuatan menipulasinya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan riilnya.

Terapis memfokuskan pada membuat klien lebih sadar dan tidak menjadi fobik ketika klien mulai
merasa tidak nyaman.
MEMBANGKITKAN FANTASI

Salah satu keterbatasan teknik kesadaran TANGGUNG JAWAB BAHASA


adalah kelambanannya. Untuk mempercepat
terapi, Perls banyak menggunakan teknik Perls tertarik dengan semantik ia menyadari
mengkhayalkan,baik secara verbal, tertulis, tentang bagaimana klirn dapat menginterferensi
atau diperagakan seperti drama. self support melalui penggunaan bahasa yang
buruk.

Menggunakan kata kerja yang mengakui pilihan


dan agency personal adalah salah satu contoh
penggunaan bahasa tanggung jawab: misalnya,
mengubah frasa "I can't do that" (aku tidak bisa
melakukan itu menjadi "I won't do that" (aku tidak
mau melakukan ini).
TEKNIK – TEKNIK DRAMA

Monoterapi, mungkin lebih baik diisttlahkan dengan


monodrama, adalah bentuk psikodrama yang sedikit
berbeda.

Dalam teknik shuttle, klien diminta menggerakan


perhatiannya ke sana kemari dari satu bidang ke bidang lain.
Drama dan kerja fantasi dapat melibatkan hot seat dan
empty chair.

Topdog-undedog dialogue adalah salah atau contoh utama


penggunaan teknik ulang alik yang melibatkan kerja fantasi
dan kursi kosong.
Empat tahap
DREAMWORK kerja mimpi

Mimpi adalah pesan esksistensial, bukan


hanya berbagai situasi yang tidak Tahap 1 : Berbagi mimpi
terselesaikan saja, pada masalah atau
gejelas saat ini. Khususnya jika mimpi itu Tahap 2 : Menceritakan
repetitif, sebuah isu eksistensial yang kembali mimpi itu dalam
present tense
sangat penting bagi klien kemungkinan
besar terlibat. Ada empat tahap dream- Tahap 3 : Bebicara dengan
work. aktor-aktor lain dalam
mimpinya

Tahap 4 : Melakukan dialog


di antara elemen-elemen
yang berbeda dalam
Perkembangan Lebih Lanjut

Menjelaskan
Suportif, Kurang
dengan
Welas Asih, memosisikan
konsep
dan Baik diri sebagai
Buber “I-
Hati ahli
Thou”

Teknik-teknik
Cenderung Teknik kursi diintegrasikan
lebih Kosong ke dalam
individual pendekatan
lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai