PERSON-CENTERED
THERAPY
PENGANTAR
Carl Rogers adalah pencipta Pada 11 Desember 1940,
pendekatan konseling dan terapi Rogers memberikan
yang dimaksudkan untuk presentasi di University of
membantu klien memenuhi Minnesota yang berjudul
potensi unik mereka dan menjadi
“Some newer concepts in
pribadinya sendiri.
psychotherapy” yang
Pendekatannya sebagian adalah
upaya untuk melepaskan diri dari merupakan peristiwa yang
terapi-terapi psikodinamik sering diidentifikasi sebagai
interpretatif dan untuk kelahiran client-centered
mengemansipasi orang dari theraphy.
pengaruh orang tua pada Awalnya dikenal sebagai “nondirective”. Kemudian, memakai
zamannya yang menguasai berbagai istilah, antara lain pendekatan “yang berpusat pada
pikiran, perasaan, dan tindakan klien”, “yang berpusat pada pribadi”, “yang benpusat pada
anak-anaknya. siswa”, “yang berpusat pada kelompok” dan “person-to-person”.
TEORI Konsep-konsep Dasar
Proses Penilaian
Kerangka Referensi Kecenderungan
Organismik Pengalaman dan Persepsi dan
Perseptual atau Untuk
(Organismic Valuing Mengalami Kesadaran
Subjektif Mengaktualisasikan
Process)
Akuisisi (Proses
Perkembangan)
Maintenance
(Pemeliharaan)
Ketidakkongruenan Ancaman,
Pemrosesan Kegagalan Fungsi Pentingnya Konsep Karakteristik Konsep
Antara Konsep Diri Kecemasan, dan
Pengalaman dan Disorganisasi Diri Diri
dan Pengalaman Subsepsi
Kerangka Referensi Perseptual atau Subjektif
Combs dan Snygg (1959) menyatakan bahwa, secara luas, perilaku dapat
diobservasi dari sudut pandang orang luar atau sudut pandang orang yang
berperilaku itu.
Konsep proses penilaian organismik merupakan sentral bagi ide tentang self yang riil
atau sejati dan unik. Proses penilaian organismik dari seseorang berkaitan dengan
penimbangan pengalaman secara kontinu dan penempatan nilai pada pengalaman itu
dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memuaskan organisme tersebut.
Rogers memandang bahwa setiap makhluk hidup tahu apa yang terbaik baginya.
Evolusi telah melengkapi kita dengan pancaindra, selera dan kemampuan untuk
memilih apa yang kita butuhkan.
Pengalaman dan Mengalami
Rogers menggunakan istilah “sensory and visceral experience” (pengalaman sensorik
dan visceral/mendalam) dalam pengertian psikologi, bukan fisiologis. Mungkin cara lain
untuk.menyatakan pengalaman sensorik dan viseral adalah menjalani fakta-fakta dan
peristiwa, yang berpotensi tersedia bagi kesadaran, oleh perangkat sensorik dan viseral
organisme.
Sedangkan, kata kerja pengalaman berarti bahwa organisme menerima dampak dari
pengalaman sensorik atau viseral yang terjadi pada saat itu. Dampak tersebut termasuk
menerima konten emosional dan konten kognitif
Persepsi dan Kesadaran
Ketika sebuah pengalaman Rogers menganggap
dipersepsi, ini berarti bahwa
pengalaman itu ada di dalam
semua persepsi dan
kesadaran, betapapun kesadaran bersifat
redupnya, meskipun belum transaksional, merupakan
tentu terekspresi dalam simbol- konstruksi dari
simbol verbal. Pernyataan lain pengalaman masa lalu dan
dari “memersepsi” adalah
“menjadi sadar terhadap stimuli hipotesis atau prediksi
atau pengalaman”. tentang masa depan.
Perkembangan Awal Self-Concept (Konsep
Diri)
Konsep diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan
pengalaman seseorang yang disadari oleh individu tersebut.
Rogers percaya bahwa orang yang terlalu banyak menginternalisasikan kondisi yang
berharga bukan hanya dijauhkan dari pengalaman mereka, tetapi tingkat self-regard
(harga diri)-nya juga turun dan mereka tidak mampu menghargai diri sepenuhnya.
Pemrosesan Pengalaman
Seseorang mempunyai dua proses
Rogers melihat bahwa ketika pengalaman terjadi
penilaian yaitu proses penilaian organismik
dalam kehidupan seseorang, ada empat kemungkinan
dan proses yang didasarkan kondisi yang
hasil: berharga.
Pengalaman itu diabaikan seperti sensasi
duduk. Orang yang low-functioning, konsep dirinya
Pengalaman itu mungkin dipersepsi secara didasarkan pada kondisi yang berharga
akurat karena konsisten dengan konsep diri dan sehingga mereka mendistorsi dan
oleh sebab itu memperkuatnya. mengingkari sebagian besar
Persepsinya mungkin didistorsi agar dapat pengalamannya.
mengatasi konflik antara konsep diri dan
Orang yang high-functioning, memiliki
pengalaman.
lebih sedikit kondisi yang berharga
Pengalaman itu mungkin diingkari atau sama
sehingga mampu memersepsi sebagian
sekali tidak dipersepsi. besar pengalamannya dengan lebih akurat.
Ketidakkongruenan Antara Konsep Diri dan
Pengalaman
Ketika pengalaman secara akurat dilibatkan dalam konsep diri, maka akan ada kondisi
kongruen antara konsep diri dan pengalaman.
Ketika pengalaman didistorsi dan diingkari akan terjadi ketidakkongruenan antara konsep
diri dan pengalaman.
Anggapan • Konselor dapat berkomunikasi dengan klien secara mendalam dan jujur
tanpa sebagai pribadi. Hal ini berarti bahwa konselor tidak melakukan penilaian dan
penghakiman terhadap perasaan, pikiran, dan tingkah laku klien berdasarkan
standar norma tertentu.
syarat
• Kemampuan konselor untuk memahami permasalahan klien, melihat
Adalah kata benda dari Bahasa Jerman berarti Organisme manusia adalah satu kesatuan
bentuk atau wujud, dan diantara makna kata
kerjanya yaitu gestalten, adalah to form, to
shape, to fashion, to organize, dan to structure.
Istilah-istalah lainnya yaitu pola, konfigurasi,
atau keseluruhan terorganisasi.
Perls menggunakan kata Excitement untuk mendeskripsikan energi yang kita cipatakan.
Emosi
Gestalt meletakan signifikansi yang besar pada emosi yang bukan hanya esensial
sebagai regulator energi/regulator excitement, tetapi juga merupakan “penyampaian
unik pengalaman yang tidak tergantikan”.
TEORI
Akuisi (Proses Perkembangan)
Agresi, Asimilasi, Introyeksi
Sikap agresi terhadap pengalaman itu perlu jika hal itu benar-benar akan
diasimilasikan atau dijadikan milik orgnisme itu.
Interupsi Kontak
Supresi Emosi
Supresi adalah cara utama yang digunakan orang dewasa untuk menginterupsi kontak
anak-anaknya
TEORI
Maintenance (Pemliharaan)
Zona Kesadaran
Introyeksi
Proyeksi
Konfluensi
Retrofleksi
TEORI
Introjeksi : kecenderungan untuk menerima kepercayaan dan derajat orang lain tanpa
kritis, tanpa menjadikannya selaras dengan keadaan kita sebenarnya.
Proyeksi : kebalikan introjeksi, dalam proyeksi kita ditunjukkan aspek-aspek tertentu diri kita dalam
lingkungan. Ketika kita sedang diproyeksi, kita mempunyai gangguan yang membedakan antara dunia internal
dan dunia luar, berupa sifat-sifat kepribadian kita yang tidak konsisten dengan citra diri kita yang ditunjukkan
didepan orang lain.
Retrofleksi : yaitu melihat diri kita ke belakang apa yang ingin kita lakukan pada orang lain dan
sedang melakukan apa untuk diri kita, apa yang akan dilakukan oranglain pada kita.
Konfluensi : berupa pengaburan perbedaan antara pribadi dan lingkungan. Konfluens dalam
masalah hubungan meliputi ketidakterlibatan diri dalam konflik .
Lapisan Neurosis
Lima Lapisan Neurosis
Lapisan kematian atau implosif :
Lapisan Klise : Dibalik impasse terdapat lampisan
Misalnya, tanda bertemu yang tidak memiliki arti seperti kematian yang tampak sebagai takut
berjabat tangan atau ucapan selamat pagi mati atau perasaan tidak hidup.
Lapisan Eric Berne atau Sigmund Freud :
Lapisan yang melibatkan orang dalam memanipulasi Lapisan Eksplosi :
kontraproduktif berbagai peran dan permainan palsu. Eksplosi adalah lapiran neurotik
Impasse (Jalan Buntu) : terakhir. Eksplosi yang bisa ringan
Lapisan ini ditandai oleh sikap fobik yang tergantung banyaknya energi yang
dimanifestasikan untuk menghindari dan melarikan diri diinvestasikan di lapisan implosif,
dari kehidupan outentik. Secara khusus, penderitaan berhubungan dengan pribadi
dihindari, khususnya penderitaan akibat frustasi. organismik yang outentik.
TERAPI
Tujuan Terapeutik
Secara umum, tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani
menghadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi.
Sedangkan tujuan khusus terapi Gestalt adalah:
a. Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan
atau realitas.
b. Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya
c. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke
mengatur diri sendiri (to be true to himself)
d. Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-
prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan
muncul dapat diatasi dengan baik.
TERAPI
Proses Terapi
1. Fase pertama : membentuk pola pertemuan terapeutik agar tercapai situasi yang
memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien. Situasi
mengandung komponen emosional dan intuitif.
Intervensi Terapeutik
Intervensi-intervensi yang tepat diputuskan dalam dialog yang terus menerus antara
terapis dan klien. Intervensi-Intervensi tersebut dianggap sebagai eksperimen.
• Berikut ini adalah beberapa intervensi dan eksperimen yang digunakan
oleh Perls.
TEKNIK KESADARAN
Terapi Gestalt menuntut klien untuk mengalami sendiri secara semaksimal mungkin
here and now (disini dan saat ini), untuk memahami berbagai manipulasi dan
gangguan kontak batasnya dan juga mengalami kembali urusan yang belum selesai
dari masalah dan trauma di masa lalu.
Berempati dengan klien saja tidak cukup karena terapis menahan diri dan yang terburuk
membiarkan konfluensi. Simpati saja akan memanjakan klien. Yang dibutuhkan adalah kombinasi
antara simapti dan frustasi.
Klien harus dibuat frustasi di dalam usahanya mengontrol terapis melalui manipulasi-manipulasi
neurotik dan belajar menggunakan kekuatan menipulasinya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan riilnya.
Terapis memfokuskan pada membuat klien lebih sadar dan tidak menjadi fobik ketika klien mulai
merasa tidak nyaman.
MEMBANGKITKAN FANTASI
Menjelaskan
Suportif, Kurang
dengan
Welas Asih, memosisikan
konsep
dan Baik diri sebagai
Buber “I-
Hati ahli
Thou”
Teknik-teknik
Cenderung Teknik kursi diintegrasikan
lebih Kosong ke dalam
individual pendekatan
lain
TERIMA KASIH