Anda di halaman 1dari 15

MODUL IV

HUKUM HOOKE

4.1 Latar Belakang


Pegas tergolong sebagai benda yang bersifat elastis. Benda yang bersifat elastis berarti
benda tersebut dapat meregang ketika ditarik dan kembali ke bentuk semula ketika gaya luar
yang mempengaruhinya di-nol-kan.
Hukum Hooke dapat dipakai untuk menyatakan hubungan gaya (F) yang menyebabkan
pegas meregang dengan penambahan panjang ( Δ x ¿ di area elastis pegas, serta konstanta
pegas (N/m) yang menyatakan gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas sepanjang 1
meter dari ukuran semula.

4.2 Tujuan Percobaan


Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat menentukan konstanta
pegas.

4.3 Dasar Teori


Hukum Hooke merupakan hukum yang berkaitan dengan gaya elastis yang ada di
dalam pegas atau per. Teori ini dikemukakan oleh ilmuwan asal Inggris, Robert Hooke.
Menurut Robert Hooke, benda terbagi menjadi benda plastis dan benda elastis. Benda bersifat
plastis merupakan benda yang tidak mengalami perubahan saat diberi gaya (tarik), sedangkan
benda elastis adalah benda yang bisa mengalami perubahan saat diberi gaya, benda itu juga
bisa kembali ke bentuk semulanya setelah tidak diberi gaya. Contoh benda elastis antara lain
adalah karet, shock breaker, dan busur panah.
Dalam penelitiannya Robert Hooke melakukan percobaan dengan benda elastis dan
kemudian ia mengamati terkait dengan hubungan gaya terhadap gaya pegas. Hasilnya, Hooke
mengatakan bahwa besar gaya akan berbanding lurus dengan jarak kembalinya pegas atau per
ke posisi awal.
Berdasarkan gambaran-gambaran awal yang telah dijelaskan oleh Hooke, maka secara
sederhana dapat disebutkan bahwa semakin besar gaya atau tarikan yang diberikan kepada
suatu benda yang bersifat elastis, maka pegas akan semakin mengalami pertambahan panjang
dari posisi awalnya.
Hukum Hooke itu sendiri berbunyi: “Jika gaya tarik yang diberikan pada suatu pegas
tidak melebihi batas elastisitas suatu benda, maka pertambahan panjangnya akan
berbanding lurus dengan gaya tariknya.”
Hukum Hooke kemudian dijelaskan dalam rumus matematika berikut ini:
F=−k∗Δx
Keterangan:
F = Gaya (N)
k = konstanta pegas (N/m)
Δx = Pertambahan panjang dari pegas dari posisi awal (m)
Melalui rumus tersebut diketahui bahwa pertambahan panjang akan muncul ketika gaya
tarik menarik dilakukan. Namun, pertambahan panjang itu juga bergantung pada material dari
pegas tersebut. Misalnya, sebuah pegas yang terbuat dari baja akan sulit memanjang atau
meregang walaupun sudah diberi gaya tarik yang besar. Hal tersebut bisa terjadi karena
masing-masing pegas memiliki karakteristik yang disebut dengan tetapan gaya. Artinya,
tetapan gaya yang dimiliki oleh barang seperti karet kecil karena lebih mudah untuk
meregang.

4.4 Aplikasi Hukum Hooke


Contoh penerapan Hukum Hooke dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Mainan ayunan yang memiliki sifat pegas.
2. Jam yang menggunakan per untuk mengatur waktu.
3. Kronometer yang dipakai untuk menentukan posisi kapal di tengah laut.
4. Alat pengukur percepatan dari gravitasi bumi.
5. Sambungan tongkat persneling di dalam kendaraan.
6. Teleskop yang bisa digunakan untuk memantau benda di jarak jauh.
7. Mikroskop yang digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bisa dilihat
secara kasat mata.
4.5 Alat Percobaan

Keterangan :
1. Set Statif
2. Pegas
3. Stopwatch
4. Mistar
5. Beban
4.6 Pengantar dan Persiapan Percobaan
Bila sebuah benda diregangkan oleh gaya, panjang benda bertambah. Bila benda masih
berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya belum terlampaui), pertambahan panjang x
besarnya sebanding dengan besar gaya F yang meregangkan benda tersebut. Asas ini berlaku
juga untuk pegas heliks selama batas elastisitas pegas tidak terlampaui. Asas ini dapat
dirumuskan dengan:
F=-k.x
Di mana k adalah tetapan pegas.
Jika semua alat sudah disiapkan, lakukanlah langkah berikut:
a. Susunlah alat percobaan yang telah disiapkan seperti pada Gambar.
b. Pegas digantungkan dan diberi beban sebagai gayanya.
Catatan: Dalam percobaan ini digunakan W = m . g, di mana W adalah berat beban
(N), m adalah massa (kg) dan g adalah percepatan gravitasi ( g=9,72 m/ s2)

4.7 Langkah Percobaan


a. Gantungkan suatu beban di bagian ujung bawah pegas. Nilai ini merupakan
berat beban awal ( F 0) pegas, dan panjangnya merupakan panjang awal pegas (
L0).
b. Ukur panjang awal pegas ( L0). Agar tidak membingungkan, ukur panjang
pegas dari suatu titik tetap teratas (misalnya tepi bawah pasak pemikul) ke
suatu titik tetap terbawah (misalnya ujung bawah pegas.
c. Tambahkan beban terhadap beban awal. Penambahan beban ini merupakan
F1. Ukur panjang pegas ( L1) seperti langkah b. Cari pertambahan panjangnya
( x 1).
d. Lakukan penambahan beban dan pengukuran panjang pegas sampai 10 kali.
e. Setelah melakukan langkah (d) (dilakukan penambahan beban dan pengukuran
panjang pegas sampai 10 kali), lakukan langkah sebaliknya, yaitu mengurangi
beban pegas satu per satu untuk mengukur panjang pegasnya,
f. Lakukan untuk pegas yang lain.
g. Catat semua data yang didapat dalam tabel kerja

4.8 Penyajian Data


4.8.1 Pegas 1 ( L0=0,42m ¿
No. M (kg) L1 (m)
0 0,050 0,287

1 0,055 0,292

2 0,060 0,299

3 0,065 0,301

4 0,070 0,306

5 0,075 0,310

6 0,080 0,314

7 0,085 0,320

8 0,090 0,322

9 0,095 0,337

10 0,100 0,341

11 0,100 0,342

12 0,095 0,337

13 0,090 0,323

14 0,085 0,320

15 0,080 0,314

16 0,075 0,310

17 0,070 0,306

18 0,065 0,301

19 0,060 0,299

20 0,055 0,292
4.8.2 Pegas 2 ( L0=0,285m ¿

No. M (kg) L1 (m)

0 0,050 0,230

1 0,055 0,231

2 0,060 0,233

3 0,065 0,235

4 0,070 0,239

5 0,075 0,241

6 0,080 0,245

7 0,085 0,247

8 0,090 0,249

9 0,095 0,251

10 0,100 0,255

11 0,100 0,255

12 0,095 0,251

13 0,090 0,249

14 0,085 0,247

15 0,080 0,245

16 0,075 0,241

17 0,070 0,239

18 0,065 0,235

19 0,060 0,233
20 0,055 0,231

4.8.3 Pegas 3 ( L0=0,24 m¿

No. M (kg) L1 (m)

0 0,050 0,173

1 0,055 0,194

2 0,060 0,196

3 0,065 0,198

4 0,070 0,202

5 0,075 0,209

6 0,080 0,213

7 0,085 0,218

8 0,090 0,223

9 0,095 0,228

10 0,100 0,234

11 0,100 0,234

12 0,095 0,228

13 0,090 0,223

14 0,085 0,218

15 0,080 0,213

16 0,075 0,209

17 0,070 0,202
18 0,065 0,198

19 0,060 0,196

20 0,055 0,194

4.9 Perhitungan
F=m∗g dengan nilai g=9,72 m/ s2

Δ x=L1 −L0

F
k=
Δx

4.9.1 Tabel perhitungan konstanta pegas 1 ( L0=0,42m ¿

No M (kg) L1 (m) F (N) Δ x (m) k ( N /m)

0 0,050 0,287 0,486 0,150 3,240

1 0,055 0,292 0,535 0,155 3,449

2 0,060 0,299 0,583 0,162 3,600

3 0,065 0,301 0,632 0,164 3,852

4 0,070 0,306 0,680 0,169 4,026

5 0,075 0,310 0,729 0,173 4,214

6 0,080 0,314 0,778 0,177 4,393

7 0,085 0,320 0,826 0,183 4,515

8 0,090 0,322 0,875 0,185 4,729

9 0,095 0,337 0,923 0,200 4,617

10 0,100 0,341 0,972 0,204 4,765

11 0,100 0,342 0,972 0,205 4,741

12 0,095 0,337 0,923 0,200 4,617


13 0,090 0,323 0,875 0,186 4,703

14 0,085 0,320 0,826 0,183 4,515

15 0,080 0,314 0,778 0,177 4,393

16 0,075 0,310 0,729 0,173 4,214

17 0,070 0,306 0,680 0,169 4,026

18 0,065 0,301 0,632 0,164 3,852

19 0,060 0,299 0,583 0,162 3,600

20 0,055 0,292 0,535 0,155 3,449

Sehingga didapatkan:
1. Konstanta rata-rata pegas 1 (penambahan beban) adalah :
3 ,240+3 , 449+ 3 ,600+ 3,852+ 4,026+4,214 +4,393+ 4,515+4,729+ 4617+ 4,765
k=
10
k =4,127 N /m
2. Konstanta rata-rata pegas 1 (pengurangan beban) adalah :
4,741+4,617+ 4,703+ 4,515+ 4,393+ 4,214+ 4,026+3,852+3,600+3,499
k=
10
k =4,123 N /m

4.9.2 Tabel perhitungan konstanta pegas 2 ( L0=0,285m ¿

No M (kg) L1 (m) F (N) Δ x (m) k ( N /m)

0 0,050 0,230 0,486 0,125 3,888

1 0,055 0,231 0,535 0,126 4,243

2 0,060 0,233 0,583 0,128 4,556

3 0,065 0,235 0,632 0,13 4,860

4 0,070 0,239 0,680 0,134 5,078

5 0,075 0,241 0,729 0,136 5,360


6 0,080 0,245 0,778 0,14 5,554

7 0,085 0,247 0,826 0,142 5,818

8 0,090 0,249 0,875 0,144 6,075

9 0,095 0,251 0,923 0,146 6,325

10 0,100 0,255 0,972 0,15 6,480

11 0,100 0,255 0,972 0,15 6,480

12 0,095 0,251 0,923 0,146 6,325

13 0,090 0,249 0,875 0,144 6,075

14 0,085 0,247 0,826 0,142 5,818

15 0,080 0,245 0,778 0,14 5,554

16 0,075 0,241 0,729 0,136 5,360

17 0,070 0,239 0,680 0,134 5,078

18 0,065 0,235 0,632 0,13 4,860

19 0,060 0,233 0,583 0,128 4,556

20 0,055 0,231 0,535 0,126 4,243

Sehingga didapatkan:
1. Konstanta rata-rata pegas 2 (penambahan beban) adalah :
3,888+ 4,243+ 4,556+4,860+5,078+ 5,360+ 5,554+5,818+6,075+6,325+ 6,480
k=
10
k =5,294 N /m
2. Konstanta rata-rata pegas 2 (pengurangan beban) adalah :

6,480+6,325+6,075+5,818+5,554+ 5,360+ 5,078+4,860+ 4,556+ 4,243+ 3,888


k=
10
k =5,294 N /m
4.9.3 Tabel perhitungan konstanta pegas 3 ( L0=0,240m ¿

No M (kg) L1 (m) F (N) Δ x (m) k ( N /m)

0 0,050 0,173 0,486 0,1 4,860

1 0,055 0,194 0,535 0,121 4,418

2 0,060 0,196 0,583 0,123 4,741

3 0,065 0,198 0,632 0,125 5,054

4 0,070 0,202 0,680 0,129 5,274

5 0,075 0,209 0,729 0,136 5,360

6 0,080 0,213 0,778 0,14 5,554

7 0,085 0,218 0,826 0,145 5,698

8 0,090 0,223 0,875 0,15 5,832

9 0,095 0,228 0,923 0,155 5,957

10 0,100 0,234 0,972 0,161 6,037

11 0,100 0,234 0,972 0,161 6,037

12 0,095 0,228 0,923 0,155 5,957

13 0,090 0,223 0,875 0,15 5,832

14 0,085 0,161 0,826 0,145 5,698

15 0,080 0,213 0,778 0,14 5,554

16 0,075 0,209 0,729 0,136 5,360

17 0,070 0,202 0,680 0,129 5,274

18 0,065 0,198 0,632 0,125 5,054

19 0,060 0,196 0,583 0,123 4,741


20 0,055 0,194 0,535 0,121 4,418

Sehingga didapatkan:
1. Konstanta rata-rata pegas 3 (penambahan beban) adalah :
4,860+ 4,418+ 4,741+5,054+5,274 +5,360+5,554+5,698=5,832+5,957+6,037
k=
10
k =5,344 N /m
2. Konstanta rata-rata pegas 3 (pengurangan beban) adalah :

6,037+5,957+5,832+5,698+5,554+5,360+ 5,274+5,054+ 4,741+4,418+ 4,860


k=
10
k =5,344 N /m
4.10 Pembahasan
4.10.1 Pegas 1
4,127+4,123
Grafik k 1= =4,125 N /m
2

Hubungan Konstanta Pegas (k1) dengan Massa


5.000
4.500
4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
0.05 0.055 0.06 0.065 0.07 0.075 0.08 0.085 0.09 0.095 0.1

4.10.2 Pegas 2
5,294 +5,294
Grafik k 2= =5,294 N /m
2
Hubungan Konstanta Pegas (k2) dengan Massa
7.000

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
0.05 0.055 0.06 0.065 0.07 0.075 0.08 0.085 0.09 0.095 0.1

4.10.3 Pegas 3
5,344 +5,344
Grafik k 3= =5,344 N /m
2

Hubungan Konstanta Pegas (k3) dengan Massa


7.000

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
0.05 0.055 0.06 0.065 0.07 0.075 0.08 0.085 0.09 0.095 0.1

4.11 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pembahasan data praktikum modul IV ini dapat disimpulkan
bahwa:
1. Untuk mencari nilai konstanta pegas digunakan persamaan Hukum Hooke, yaitu:
F
k= .
Δx
2. Nilai F berbanding lurus dengan nilai Δx, sehingga semakin besar gaya yang dikenakan
pada pegas maka semakin panjang regangan yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya.
3. Nilai k pada suatu pegas bersifat relatif konstan, meskipun perubahan beban
mengakibatkan perubahan konstanta yang sangat kecil sehingga perubahan tersebut
dianggap tidak signifikan.

Anda mungkin juga menyukai