Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Sumber Daya Manusia

Nama : Fais Ashida Julian Azra


NIM : 12010121140299
Kelas : C

1. Buat satu contoh Implementasi Analisis SWOT, dengan ketentuan : Bebas


organisasi/perusahaan yang dipilih. Boleh dipilih organisasi Pemerintah atau Swasta.
Sebutkan. Pembuatan Swot disertai dengan pemberian bobot dan diagram SWOT nya
yang dapat menunjukkan posisi perusahaan dalam Dagram SWOT nya.

SWOT PT. Unilever Indonesia


Strengths
 Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model
yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih
spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil
yang diterima si model dalam iklan tersebut.
 PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus
terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong
pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai
salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top
Brand Survey, edisi khusus 2007)
 Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
 Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di
segenap jajaran.
 Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury,
dan ice cream.
 Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor
untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
 PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya
hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
 PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”.
Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan
kualitas produk.

Weaknesses
 PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti
dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang
mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang
bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari
dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk
yang biasanya sangat berorientasi komersial.
 Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
 Jumlah karyawan yang tambun.
 Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
 Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
 Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
 Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
 Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

Opportunities
 Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi
ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
 Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan papua.
 Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
 Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang
baik.
 Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan
122.922.553 (50,1%) perempuan.
 Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
 Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
 Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.

Threats
 Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula
kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga
minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
 Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
 Melemahnya daya beli konsumen.
 Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
 Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya
pemasaran produk.
 Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
 Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
 Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi
produk-produk luar negeri
 Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orang utan.
 Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
 Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
Bobot SWOT

A.     Strength
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Promosi Produk yang Efektif 4 0,2 4 0,8
Pemimpin Pasar Consumer Goods 4 0,2 4 0,8
Tim Produksi yang Terampil 4 0,2 3 0,6
Kerjasama Erat dengan Para Pemasok 4 0,2 3 0,6
Jaringan Distribusi Hingga Ke Daerah – 4 0,2 4 0,8
Daerah
TOTAL 20 1 3,6

B.     Weakness
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Jumlah Karyawan Yang Tambun 2 0,14 4 0,56
Lambatnya Konsolidasi Intern dalam 2 0,14 3 0,42
Pengambilan Keputusan
Rendahnya Penjualan Terhadap Produk 4 0,29 1 0,29
Tertentu
Ketidakjelasan Sertifikat Halal Terhadap 4 0,29 2 0,58
Produk Tertentu
Sulitnya Koordinasi Kegiatan Antar 2 0,14 3 0,42
Departemen yang Mempunyai Agenda
Jadwal Sendiri – sendiri
TOTAL 14 1 2,3
C.      Opportunity
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Tingginya Kepuasan Konsumen 4 0,22 4 0,9
Banyaknya Pemain Pasar Nasional dengan 3 0,17 4 0,7
Cara Produksi yang Rendah
Stabilitas Ekonomi yang Relatif Baik 4 0,22 2 0,4
Tingginya Tingkat Ketergantungan 4 0,22 3 0,7
Masyarakat
Luasnya Potensial Market 3 0,17 4 0,7
TOTAL 18 1 3,4

D.      Threat
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Kenaikan Biaya Bahan Baku 4 0,21 4 0,8
Nilai Tukar Rupiah yang Tidak Stabil 4 0,21 3 0,6
Maraknya Pemalsuan dan Penyelundupan 4 0,21 4 0,8
Produk Cina
Pengahapusan Subsidi BBM 3 0,16 3 0,5
Produk Pesaing yang Harganya Lebih 4 0,21 4 0,8
Rendah
TOTAL 19 1 3,2

diagram batang bobot analilis swot

Strength
26% 29% Weakness
Opportunity
Threat

27% 18%
2.

Anda mungkin juga menyukai