Weaknesses
PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti
dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang
mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang
bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari
dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk
yang biasanya sangat berorientasi komersial.
Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
Jumlah karyawan yang tambun.
Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
Opportunities
Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi
ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan papua.
Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang
baik.
Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan
122.922.553 (50,1%) perempuan.
Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
Threats
Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula
kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga
minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Melemahnya daya beli konsumen.
Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya
pemasaran produk.
Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi
produk-produk luar negeri
Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orang utan.
Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
Bobot SWOT
A. Strength
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Promosi Produk yang Efektif 4 0,2 4 0,8
Pemimpin Pasar Consumer Goods 4 0,2 4 0,8
Tim Produksi yang Terampil 4 0,2 3 0,6
Kerjasama Erat dengan Para Pemasok 4 0,2 3 0,6
Jaringan Distribusi Hingga Ke Daerah – 4 0,2 4 0,8
Daerah
TOTAL 20 1 3,6
B. Weakness
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Jumlah Karyawan Yang Tambun 2 0,14 4 0,56
Lambatnya Konsolidasi Intern dalam 2 0,14 3 0,42
Pengambilan Keputusan
Rendahnya Penjualan Terhadap Produk 4 0,29 1 0,29
Tertentu
Ketidakjelasan Sertifikat Halal Terhadap 4 0,29 2 0,58
Produk Tertentu
Sulitnya Koordinasi Kegiatan Antar 2 0,14 3 0,42
Departemen yang Mempunyai Agenda
Jadwal Sendiri – sendiri
TOTAL 14 1 2,3
C. Opportunity
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Tingginya Kepuasan Konsumen 4 0,22 4 0,9
Banyaknya Pemain Pasar Nasional dengan 3 0,17 4 0,7
Cara Produksi yang Rendah
Stabilitas Ekonomi yang Relatif Baik 4 0,22 2 0,4
Tingginya Tingkat Ketergantungan 4 0,22 3 0,7
Masyarakat
Luasnya Potensial Market 3 0,17 4 0,7
TOTAL 18 1 3,4
D. Threat
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Kenaikan Biaya Bahan Baku 4 0,21 4 0,8
Nilai Tukar Rupiah yang Tidak Stabil 4 0,21 3 0,6
Maraknya Pemalsuan dan Penyelundupan 4 0,21 4 0,8
Produk Cina
Pengahapusan Subsidi BBM 3 0,16 3 0,5
Produk Pesaing yang Harganya Lebih 4 0,21 4 0,8
Rendah
TOTAL 19 1 3,2
Strength
26% 29% Weakness
Opportunity
Threat
27% 18%
2.