Materi Kopling
Materi Kopling
SISTEM KOPLING
A. Tujuan
Setelah belajar materi kegiatan belajar 1 ini peserta diharapkan mampu
menelaah, mendiagnosa dan memahami tentang kopling kendaraan, khususnya
mengenai konstruksi, cara kerja, mendiagnosa dan perbaikan kopling pada
kendaraan bermotor.
C. Uraian Materi
1. Prinsip Dasar Kopling.
Sebuah kopling adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang digunakan
untuk menghubungkan dan memutuskan antara poros penggerak ke poros yang
digerakkan, sehingga poros yang digerakkan dapat berputar atau berhenti.
Sebuah aplikasi dari kopling adalah pada kendaraan di mana kopling digunakan
untuk menghubungkan dan memutus putaran mesin ke gear box. Sehingga
memungkinkan mesin bisa distart tanpa ada beban dari transmisi
7
elemen yang berjalan pada kecepatan yang berbeda dan mengakibatkan
kenaikan suhu.
Seperti pada sistem rem, koping juga menggunakan gaya gesek dan
gaya normal. Pada materi ini dibatasi pada kopling aksial.
Kopling aksial adalah satu hubungan antara dua poros yang bergerak dalam
arah sama dengan memanfaatkan gaya gesek. Sebuah kopling aksial
diilustrasikan pada gambar di bawah. Ini terdiri dari disk penggerak terhubung ke
poros driving dan disk yang digerakkan terhubung ke poros driven. Sebuah pelat
gesek terpasang pada salah satu disk. Pegasi membuat kedua disk berhubungan
sehingga putaran dapat diteruskan dari satu poros ke poros yang lain.
8
Gambar 1. 3 Positive clutch (Dog clutch).
b. Friction clutch (kopling gesek).
Jenis clutch ini, gaya gesek digunakan untuk kopling pada posisi
terhubung atau terputus. Sebuah pelat gesekan dipasang diantara poros
driving dan poros driven. Ketika kopling pada posisi terhubung, poros
driven terhubung (kontak) dengan poros driving. Sebuah gaya gesekan
bekerja diantara dua bagian tersebutSehinggai ketika poros driving
berputar, maka poros driven juga berputar. Jenis kopling ini dibagi
menjadi empat jenis sesuai dengan desain kopling.
1. Cone clutch (kopling konis).
Ini adalah jenis gesekan kopling. Seperti namanya, jenis kopling ini
terdiri dari konis (kerucut) yang dipasang pada driven dan bentuk sisi
roda gaya juga berbentuk kerucut. Permukaan kontak dilapisi dengan
lapisan gesekan. Kerucut dapat terhubung dan terlepas.
9
memberikan gaya pada pelat gesekan karena tekanan pegas.
Sehingga kopling pada posisi terhubung. Ketika kopling terbebas
maka pressure plate menjauhi plat kopling.
10
Gambar 1. 7 Diaphragm clutch (kopling pegas disfragma).
c. Hydraulic clutch (Kopling hidrolis).
Kopling ini menggunakan cairan hidrolik untuk mengirimkan torsi. Menurut
desain clutch ini dibagi menjadi dua jenis.
1. Fluid coupling (Kopling fluida).
Ini adalah unit hidrolik yang menggantikan kopling. Dalam jenis kopling
fluida tidak ada hubungan mekanis antara driving dan driven. Sebuah
pompa impeller sebagai driving dan turbin runner sebagai driven.
Kedua unit di atas disatukan dan diisi dengan cairan. Cairan ini
berfungsi sebagai pemindah torsi dari impeller ke turbin. Ketika
impeler mulai berputar maka turbin juga berputar melalui cairan
dengan gaya sentrifugal. Cairan ini kemudian memasuki turbin runner
dan memberikan gaya pada runer blade. Ini membuat runner berputar.
Cairan dari runner kemudian mengalir kembali ke dalam pompa
impeller, sehingga sirkuit tertutup. Kopling ini digunakan untuk gear
box otomatis.
11
2. Hydraulic torque converter.
Torque converter adalah sama dengan transformer listrik. Tujuan
utama dari converter torsi adalah untuk menhubungkan diving ke
driven dan meningkatkan torsi driven. Dalam torque converter, sebuah
impeller sebagai driving, turbin sebagai driven dan stasioner guide
vane ditempatkan di antara driving dan driven tersebut. Semua
komponen tersebut menjadi satu kesatuan dan diisi dengan cairan
hidrolik. Impeller berputar dengan driven dan melalui cairan dengan
daya sentrifugal. Cairan ini mengalir dari impeller ke turbin runner
melalui vane stator yang mengubah arah cair, sehingga
memungkinkan meningkatkan torsi dan kecepatan. Perbedaan torsi
antara impeller dan turbin tergantung pada vabe stator ini.
12
mesin. Kopling iIni terdiri pemberat yang berputar pada lengan
kopling. Ketika kecepatan mesin meningkat maka gaya sentrifugal
pemberat meningkat pula.. Hal ini membuat kopling terhubung.
13
Gambar 1. 11 Semi-centrifugal clutch (Kopling semi sentrifugal).
14
3. Komponen Kopling.
Pada pembahasan ini hanya pada kopling kering plat tungal karena kopling ini
yang banyak digunakan pada kendaraan ringan. Komponen utama kopling terdiri
dari :
a. Clutch disc (Plat kopling).
b. Flywheel (Roda gaya).
c. Clutch cover assembly (Unit penutup kopling).
d. Clutch release bearing (Bantalan pembebas kopling).
e. Clutch release fork (Garpu pembebas kopling).
Plat kopling terhubung ke poros input transmisi, dan terletak di antara roda gaya
dan unit penutup kopling. Roda gaya terhubung ke crankshaft mesin dan unit
penutup kopling terpasang pada roda gaya.
15
Gambar 1. 14 Roda Gaya.
16
Kanvas terpaku pada pelat kopling di kedua sisi dan seperti pada
kampas rem. Pelat kopling memiliki desain bergelombang yang
memungkinkan memberkan efek melawan (menekan) ketika pelat
ditekan.
Alur yang ada pada plat kopling sebagai empat kotoran atau udara
yang terperangkap pada saat kopling terhubung.
17
Peredam (damper) terpasang pada plat kopling yang terdiri dari
flange hub yang berporos antara pelat disk, dan pelat penutup. Setiap
plat kopling memiliki 4-6 lubang di mana terdapat peredam torsi.
Peredam torsi menyerap kejutan: pada saat kopling terhubung, dan
pada saat terjadi percepatan dan perlambatan pada mesin.
18
.
19
diafragma dipasang pada pressure plate (unit plat penekan)
dengan tepi luar menyentuh bagian belakang pressure plate. Tepi
luar pegas diafragma dihubungkan dengan pressure plate (palt
penekan) dan ditahan secara melingkar pada sekitar 1 inci dari
tepi luar. Pegas samping menghubungkan pegas diafragma dan
pressure plate. Ketika bantalan pembebasan didorong melawan
pegas diafragma, pegas diafragma tertekuk ke dalam dan
pressure plate bergerak menjauh dari plat kopling.
20
memindahkan plat penekan menjauh dari plat kopling dari roda
gaya.
6. Clutch Release Bearing & Clutch Release Fork.
Tujuan dari bantalan pembebas kopling adalah untuk mentransfer
gerakan garpu pembebas kopling ke dpegas diafragma, untuk
membebaskan plat kopling.
Ada dua jenis bantalan pembebas, yaitu :
a. Konvensional
b. Self Centering
21
b. Self-Centering Release Bearing.
Sebuah bantalan pembebas digunakan untuk mencegah
kebisingan yang disebabkan oleh bearing pembebas menekan
pegas diafragma. Kebisingan ini terjadi ketika antara crankshaft,
cover clutch, poros input transaxle dan bantalan pembebas tidak
dalam garis yang sama. Hal ini terjadi pada transaxles karena
poros input tidak sesuai dengan bantalan pilot pada crankshaft.
Self-Centering Release Bearing mengkompensasi ini dengan
menyelaraskan antara bantalan pembebas dengan garis tengah
pegas diafragma. Ini membantu mencegah suara yang terkait
dengan pengoperasian kopling.
Self-Centering Release Bearing terbuat dari baja tekan. Bearing
ini tidak ditekan ke hub seperti pada bantalan pembebas
konvensional. Sebuah dudukan karet, dudukani resin, bantalan,
dan ring bergelombang disatukan pad hub dengan snap ring.
Diameter bagian dalam bantalan pembebasan ( B " pada gambar
) adalah 1 sampai 2 mm lebih besar dari diameter luar dari hub (A
pada gambar). Jarak ini memungkinkan bantalan pembebas
bergerak dengan sendirinya terhadap garis pusat untuk
menghindari keausan.
22
Gambar 1. 27 Self-Centering Release Bearing.
23
untuk bergerak. Garpu pembebas dan bantalan pembebas menekan
pegas diafragma untuk membebaskan plat kopling.
24
2. Clutch Release Cylinder.
25
Gambar 1. 32 Sistem Penggerak Kopling Mekanis.
26
Gambar 1. 33 Pembebasab Model Tarik.
27
6. Peredam Roda Gaya.
Peredam roda gaya kadang-kadang disebut sebagai penyerap energi roda gaya,
atau dual mass flywheel (DMF), dirancang untuk
mengisolasi lonjakan torsi pada crankshaft, ini terjadi pada mesin dengan rasio
kompresi tinggi. Dengan memisahkan massa pada roda gaya antara mesin dan
transmisi, lunjakan torsi dapat diisolasi, sehingga dapat
menghilangkan potensi kerusakan pada gigi gigi transmisi.
Jenis peredam roda gaya, terdiri dari mekanisme de-coupling,
yang terdiri dari pegas, yang membagi roda gaya pada mesin dan
sebagian pada transmisi. Dengan mengurangi fluktuasi torsi
yang ditransmisikan dari mesin ke transmisi, pegas ini membantu
mengurangi perambatan getaran dan kebisingan. Plat kopling adalah jenis solid,
antara hub dan plat menjadi satu.
Peredam roda gaya dibautkan oada crankshaft melalui baut, eperti roda gaya
konvensional. Peredam roda gaya terdiri dari
roda gaya primer, yang menerima torsi langsung dari mesin, pegas busur
dan pegas dalam dengan menggunakan flange, dan sisi
piring terpaku ke roda gaya sekunder. Plat kopling dan clutch cover (penutup
kopling) yang melekat pada roda gaya sekunder.
28
Center bearing (bantalan pusat) adalah sebuah bantalan bola dengan dua baris
yang berfungsi membawa beban antara bagian dalam dan luar dari peredam
roda gaya.
Cara kerja :
Putaran mesin pertama ditransmisikan dari roda gaya utama ke Arc spring . Hal
ini kemudian ditransmisikan dari Arc spring ke flange dan inner spring,
menyebabkan inner spring ditekan terhadap pelat sisi. Kekuatan pendorong
kemudian ditransmisikan ke kopling sejak pelat sisi yang terpaku ke roda gaya
sekunder.
Proses ini membantu menahan fluktuasi torsi. Inner spring dan arc spring
memberikan gaya pegas rendah secara keseluruhan, sedangkan yang
memungkinkan untuk kapasitas torsi tinggi cukup untuk semua kondisi
kecepatan.
29
Peredam roda gaya tidak dapat dibongkar. Dalam kasus kerusakan, perlu untuk
menentukan apakah sumber masalah adalah di mesin, drivetrain, atau pada
peredam roda gaya itu sendiri. Untuk mengatasi masalah dan prosedur
diagnostik, lihat manual perbaikan yang sesuai. peredam roda gaya yang rusak
maka harus diganti
7. Pemeriksaan Komponen Kopling.
Teknisi yang berpengalaman mengetahui pentingnya memeriksa secara visual
setiap komponen kopling yang dibongkar. Ini membantu menentukan apakah
bagian tersebut rusak lebih awal dari yang seharusnya, dan membantu
menemukan permasalahan sebelum kopling dipasang kembali.
Selama pembongkaran, roda gaya, penutup kopling (clutc cover), pelat kopling,
bantalan pembebas dan pilot bearing harus diperiksa untuk menentukan apakah
komponen tersebut rusak.
a. Pemeriksaan roda gaya.
Roda gaya harus memiliki permukaan datar untuk mencegah getaran, dan
untuk memberikan koefisien gesekan diperlukan. Keausan permukaan
gesekan biasanya cekung. Plat kopling datar yang baru tidak akan duduk
sepenuhnya terhadap roda gaya yang idak rata. Hal ini dapat
menyebabkan keausan yang cepat pada plat kopling, getaran atau bahkan
kopling selip. Panas, dan aus dapat terjadi jika ada slip yang berlebihan.
Roda gaya harus diperiksa dari runout yang berlebihan jika ada getaran
atau bergelombang pada hub disk atau tuas pembebas kopling.
30
cover cenderung untuk aus atau tergores dari penggunaan normal. Selip
berlebihan dapat menyebabkan alur, gosong, dan melengkung.
Pasang penutup kopling (clutch cover) pada roda gaya. Permukaan roda
gaya dan clutch cover harus benar-benar merata. Periksa gap (celah), jika
ada celah berarti clutch cover mengalami perubahan. Selain itu, periksa
pegas diafragma pada permukaan kontak dengan bantalan pembebasan.
Ukur lebar dan kedalaman keausan untuk menentukan apakah masih
dalam batas toleransi.
Periksa keselarasan jari-jari pegas diafragma. Tinggi jari harus 0.020 inchi.
Keselarasan yang tidak benar dapat menyebabkan kebisingan antara
bantalan pembebas dan jari-jari pegas diafragma.
c. Pemeriksaan plat kopling.
Selalu periksa ketebalan kanvas plat kopling, kondisi pegas peredam
radial, hub spline (alur-alur hub), dan runout aksial dengan mengukur
ketinggian permukaan atas paku keling. Minimum kedalaman 0,012 inchi.
(0.3 mm). Splines hub dan pegas peredam radial harus diperiksa secara
visual dari karat dan aus, atau pegas ada yang hilang.
31
Gambar 1. 40 Mengukur Ketebalan Kanvas.
32
Gambar 1. 42 Memeriksa Release Bearing (bantalan pembebas).
33
hambatan. Jarak dari titik ini ke posisi pedal atas adalah jarak bebas (free
play).
Jika jarak bebas (free play) kurang dari spesifikasi hal ini berarti perlunya
menyetel panjang batang dorong (push rod) pada master silinder.
Jarak bebas (free play) terlalu kecil dapat mengakibatkan lubang
kompensasi master silinder kopling tertutup, akan mencegah kembalinya
cairan hidrolis ke reservoir master silinder kopling. Hal ini akan
mengakibatkan kesulitan dalam membleding sirkuit hidrolik dan juga dapat
menyebabkan kopling selip.
34
Gambar 1. 46 Pengukuran Jarak Bebas.
35
3. Tempatkan transmisi pada gigi tinggi dan perlahan-lahan lepas pedal
kopling dari injakan.
4. Ketika kopling mulai terhubung (kecepatan mesin mulai
turun), ini adalah titik pembebasan kopling (kopling mulai terhubung).
b. Mengukur langkah dari titik pembebasan sampai posisi langkah
penuh. Jarak Standar: 0,98 inchi (25 mm) atau lebih (dari posisi akhir
langkah pedal sampai titik pembebasan). Jika jarak tidak seperti yang
ditentukan, lakukan pemeriksaan berikut :
1. Periksa ketinggian pedal.
2. Periksa jarak bebas push rod dan pedal.
3. Bleeding kopling.
4. Periksa clutc cover (penutup kopling) dan plat kopling
36
Gambar 1. 49 Penyetelan Jarak Bebas Sistem Kabel Kopling
37
Bagian ini menjelaskan pemeliharaan normal, penyetelan, dan prosedur
diagnostik untuk masalah sistem kopling secara umum.
1. Kopling selip.
a. Cek Diam:
1. Start kendaraan dan panaskan mesin untuk operasi suhu yang
normal, memblokir (ganjal) roda, dan aktifkan rem parkir.
2. Masukan transmisi ke gigi tertinggi dan lepaskan pedal kopling
pelan-pelan. Jika kopling terhubung benar, maka putaran mesin
harus segera turun, tetapi jika terjadi penundaan penurunan
putaran mesin maka hal ini menunjukkan kondisi kopling selip.
b. Uji jalan.
1. Setelah mesin mencapai suhu operasi normal, perlahan-lahan
percepat sampai 25-30 km per jam pada gigi transmisi tertinggi.
2. Tekan pedal gas sepenuhnya untuk membuat kecepatan penuh.
Jika mesin rpm meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan
kecepatan kendaraan yang signifikan, berarti kopling selip dan
perlu perbaikan.
2. Kopling berbunyi.
Bunyi kopling disebabkan oleh kopling yang slip berulang kali,
akhirnya hubungan cover clutch (pressure plate) dan permukaan roda
gaya tidak normal. Suara kopling menghasilkan getaran, detaran dapat
dirasakan dan dapat diteruskan ke bodi kendaraan dan menyebabkan
kebisingan sekunder.
Kopling berbunyi bisa disebabkan oleh minyak atau lemak pada plat
kopling, plat kopling mengkilap, longgar atau rusak retak, peredam torsi
usang, bengkok atau plat kopling terdistorsi, clutch cover (penutup
kopling) longgar, pin pada roda gaya hilang, atau runout roda gaya
berlebihan. Hot spot pada roda gaya dapat menyebabkan pelat kopling
dijepit tidak merata mengakibatkan suara.
3. Kopling menarik (tidak mau bebas).
Kopling menarik adalah suatu kondisi di mana kopling tidak melepaskan
sepenuhnya.
Gejalanya bisa berupa gigi transmisi sulit bergeser dari netral ke gigi
masuk (gigi satu).
38
Periksa kopling pada putaran rendah.
a. Start kendaraan dan panaskan mesin dan transmisi untuk
Suhu operasional.
b. Dengan transmisi pada posisi netral dan jalankan mesin pada
putaran idle.
c. Injak pedal kopling, tunggu sembilan detik, dan masukan
transmisi pada gigi mundur.
d. Jika terdengar suara roda gigi gemeretak menunjukkan kopling belum
sepenuhnya bebas.
39
Ketika mendiagnosis suara bantalan pembebas, pastikan untuk
memeriksa kenyetel free play (jarak bebas) kopling. Ketinggian ujung
pegas diafragma yang tidak merata dapat menyebabkan slip antara
release bearing (bantalan pembebas) dan diafragma yang akan
menimbulkan kebisingan.
d. Bantalan Pilot rusak - suara muncul setelah pedal kopling ditekan
sepenuhnya.
Beberapa suara dapat disebabkan oleh getaran dan kurangnya
pelumasan pada poros dari rilis fork (garpu pembebas), Pastikan
untuk melumasi titik-titik ini dengan grease (gemuk).
Untuk mempersiapkan pemeriksaan ini, mesin harus dihidupkan pada
kecepatan idle dan sistem penggerak kopling harus disetel untuk
mendapatkan free play (jarak bebas) yang benar.
40
Gambar 1. 51 Melepas Bantalan Pilot.
b. Memasang kopling.
1. Periksa baut roda gaya untuk memastikan momen pengencangannya
sesuai dengan spesifikasi. Juga periksa lekukan bantalan pilot untuk
memastikan hal itu bersih. Menggunakan alat driver (pendorong)
yang sesuai terhadap race luar dari pilot bearing, mendorong
bantalan pilot baru ke dalam lubang crankshaft.
2. Tempatkan plat kopling baru pada poros transmisi dan memastikan
plat kopling dapat meluncur bebas di atas alur poros input transmisi.
Pastikan sisi yang benar dari plat kopling ditempatkan terhadap roda
gaya. Jika pada pegas peredam tidak ditandai sisi roda gaya maka
biasanya pada bagian pegas peredam radial pada sisi pressure plate
(plat penekan).
3. Tempatkan center clutch (pengepas plat kopling) pada plat kopling
dan ke dalam bantalan pilot sehingga antar bantalan pilot dan plat
kopling atu garis lurus (berpusat sama).
41
4. Pasang clutch cover unit setelah plat koping, dengan menyelaraskan
pada pasak dan lubang baut. Pasang baut clutch cover unit (unit
penutup kopling)
5. Kencangkan baut clutch cover unit (unit penutup kopling) dengan
cara berahap dan secara silang.
6. Terapkan grease (gemuk) suhu tinggi pada poros garpu dan area
kontak garpu. Isi alur bagian dalam kerah bantalan pembebas
dengan grease (gemuk).
7. Tempatkan bantalan pembebas pada dudukan transmisi dan periksa
gerakan kerah ujung pegas disfragma.
42
3. Posisikan gigi transmisi pada gigi rendah dan memutar poros output
atau mengubah roda gaya untuk menyelaraskan splines poros input
dengan hub kopling.
4. Dorong transmisi ke posisi sampai bagian depan transmisi menempel
blok mesin. Jangan memaksa transmisi ke posisi tersebut.
5. Pasang baut transmisi dan kemudian kencangkan dengan torsi yang
tepat.
43
D. Aktifitas Pembelajaran.
Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.
Peserta mengerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman
materi yang dibahas.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang
ada.
E. Latihan/Tugas.
Kerjakan soal-soal latihan dibawah ini.
1. Jelaskan fungsi dari kopling.
2. Jelaskan prinsip kerja dari kopling aksial.
3. Sebutkan nama-nama koponen pada gambar dibawah.
F. Rangkuman
Sebuah kopling adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang digunakan
untuk menghubungkan dan memutuskan antara poros penggerak ke poros yang
digerakkan, sehingga poros yang digerakkan dapat berputar atau berhenti.
Kopling memungkinkan beban kelambanan tinggi dengan daya kecil. Sebuah
aplikasi dari kopling adalah pada kendaraan di mana kopling digunakan untuk
menghubungkan dan memutus putaran mesin ke gear box.
Seperti pada sistem rem, koping juga menggunakan gaya gesek dan gaya
normal.
44
Jenis-jenis kopling.
a. Positive clutch (Dog clutch).
b. Friction clutch (kopling gesek).
c. Cone clutch (kopling konis).
d. Multi-plate clutch (kopling plat banyak)
e. Diaphragm clutch (kopling pegas disfragma).
f. Hydraulic clutch (Kopling hidrolis).
1. Fluid coupling (Kopling fluida).
2. Hydraulic torque converter.
g. Menurut metode hubungan.Spring types clutch (Tipe kopling pegas).
1. Centrifugal clutch (Kopling sentrifugal).
2. Semi-centrifugal clutch
h. Electro-magnetic clutch (Kopling elektro magnet).
Komponen utama kopling terdiri dari :
a. Clutch disc (Plat kopling).
b. Flywheel (Roda gaya).
c. Clutch cover assembly (Unit penutup kopling).
d. Clutch release bearing (Bantalan pembebas kopling).
e. Clutch release fork (Garpu pembebas kopling).
Roda gaya adalah piringan logam besar yang menyimpan dan melepaskan
energi dari putaran crankshaft. Bantalan pilot berfungsi untuk mendukung poros
input sisi dari mesin.
Plat kopling adalah penghubung antara mesin dan transmisi. Sebuah plat kopling
memberikan area permukaan besar terbuat dari bahan gesekan pada kedua sisi.
Pegas Diafragma berbentuk bulat, kerucut yang memberikann kekuatan
penjepit melawan pressure plate. Paku keling dipasang di kedua sisi pegas
diafragma, sebagai titik poros ketika bantalan pembebasan dipaksa melawan
pegas diafragma.
Tujuan dari bantalan pembebas kopling adalah untuk mentransfer gerakan garpu
pembebas kopling ke dpegas diafragma, untuk membebaskan plat kopling.
Sistem penggerak kopling
a. Sistem Hidrolis.
b. Sistem mekanik.
Pemeriksaan komponen kopling.
45
a. Pemeriksaan roda gaya
b. Clutch Cover Assembly Inspection.
c. Pemeriksaan plat kopling.
d. Runout plat kopling.
e. Release Bearing (bantalan pembebas).
Penyetelan pedal kopling.
a. Tinggi pedal kopling,
b. Jarak bebas (free play) padal kopling.
46