Anda di halaman 1dari 94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARA N

(RPP)
1
Sekolah : SMPN 3 Susut
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : Memahami Awatara, Dewa. Dan Bhatara
Kompetensi Dasar : Menguraikan pengertian Awatara, Dewa dan Bhatara
Indikator :
1. Mampu menguraikan pengertian Awatara, Dewa dan
Bhatara
2. Mampu menguraikan tugas dan fungsi Awatara,
Dewa dan Bhatara.

Alokasi waktu : 2 x 40 (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1 Menguraikan pengertian Awatara
2 Menguraikan pengertian Dewa,
3 Menguraikan pengertian Bhatara.
4 .Menyebutkan tugas dan fungsi Awatara, Dewa dan Bhatara.
5. Menyebutkan jenis-jenis Awatara

B. Materi Pembelajaran
- Pengertian Awaatara.
Dalam kamus istilah agama Hindu ada disebutkan kata Awatara berasal dari
bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu ava (aua) = kebawah, dan
tara dari urat kata tr = menyebrang. Jadi awatara berarti Dewa Wisnu
menyebrang kebawah ( lahir ke dunia ) menjadi makhluk hidup dengan wujud
tertentu sesuai dengan yang dikehendaki Nya.
Untuk menegakkan dharma ( kebenaran ) dari tantangan adharma (ketidak
benaran ) maka Sang Hyang Widhi turun kedunia dengan perwujudan
tertentu, dalam upaya menyelamatkan Bhuana Agung dan Bhuana Alit dari
kehancuran .
Dewa Wisnu merupakan manivestasi Sang Hyang Widhi dalam menegakkan
Dharma.

-. Pengertian Dewa.
Dewa berasal dari kata Div, yang artinya sinar. Jadi Dewa artinya sinar suci
dari Ida Sang Hyang Widhi. Agama Hindu banyak mengenal sebutan Dewa
seperti : Dewa Wisnu, Siwa, Brahma, Indra Waruna dan banyak sekali
bagaikan matahari dengan sinarnya.

- Pengertian Bhatara
Bhatara berasal dari kata Bhat yang berarti kekuatan atau kemampuan.
Kekuatan atau kemampuan yang bersifat gaib yang dimiliki oleh Ida Sang
Hyang Widhi yang selalu muncul sesuai dengan kehendak bliau.
 Awatara sebagai penegak kebenaran , seperti pada saat membunuh
Hiranya Kasipu , yang sangat sakti, tidak dapat mati oleh manusia,
binatang dan Dewata. Maka Dewa Wisnu dengan kekuatan mayaNya
merubah wujud menjadi Narashima Awatara ( Manusia berkepala singa )
 Dewa sebagai senar suci Tuhan memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti
a. Dewa Indra sebagai Dewa Perang dan hujan
b. Dewa Waruna sebagai Dewa laut
c. Dewa rahama sebagai pencipta
d. Dewa Ganesa sebagai Dewa Penyelamat.
 Bhatara dalam agama Hindu memiliki kemampuan atau kekuatan yang
berbeda seperti :
a. Bhatara Brahma memiliki kemampuan sebagai pencipta
b.Bhatara Wisnu memiliki kemampuan untuk memelihara
c. Bhatara Siwa memiliki kemampuan untuk melebur
d. Bhatara Bhasuki memiliki kemampuan untuk melestarikan air .
4. Jenis-jenis Awatara :
1. Matsya Awatara
2. Kurma Awatara
3. Waraha Awatara
4. Wamana Awatara
5. Narasimha Awatara
6. Parasu Rama Awatara
7. Rama Awatara
8. Krsna Awatara
9. Buddha Awatara
10. Kalki Awatara.

C. Metode Pembelajaran
1 .Model : Kooperatif learning
2. Metode :Ceramah, diskusi, tugas, Tanya-jawab

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d. Guru menanyakan tentang keadaan alam , lalu mengarahkan kepada siswa
tentang kemahakuasaan Tuhan
e Memberikan ilustrasi dengan menghubungkan kekuatan Awatara dengan
alam semesta.
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti ( 60 menit )
Eksplorasi
1 Siswa dengan kreatif mencari buku dan mengidentifikasi materi tentang
Awatara, Dewa,dan Bhatara.
2. Siswa dengan rasa ingin tahu mengidentifikasi kata-kata yang dianggap
penting dari wacana tentang awatara, dewa dan bhatara.
3 Guru dengan inovatif memberikan beberapa pertanyaan tentang
kebersaran Tuhan.

Elaborasi
1 Dengan kerja sama membentuk kelompok menjadi 5 kelompok yang
terdiri dari 3-4 masing- masing kelompok
2 Guru memberikan materi yang berbeda pada masing-masing kelompok
3 Guru memberikan bimbingan dengan inovatif terhadap kelompok yang
belum mengerti
4 Guru meminta siswa bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil
kerja kelompoknya.
5. Guru meminta kepada kelompok lainnya untuk menghargai akan
prestasi temannya.
Konfirmasi
1). Guru memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang terbaik
2). Guru meminta kepada siswa agar secara inovatif menyampaikan
pertanyaan
3). Guru menghargai jawaban siswa dengan menyimpulkan bersama
tentang tujuan pembelajaran
4).Guru secara inovatif memberikan motivasi bagi siswa yang belum aktif
dalam kelompoknya
3. Kegiatan Penutup ( 15 menit )
- Siswa dibimbing guru membuat rangkuman yang telah diklarifikasi
- Siswa diberikan penilaian terhadap kegiatan yang dilaksanakan secarara
konsisten dan terprogram..
- Siswa diberi tugas rumah berupa latihan soal.
- Doa penutup “Om Santih, Santih, Santih Om”
B. Sumber Belajar
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan
Midastra dkk, th 2007, exsact ganeca
- LKS Widya Paramita agama Hindu untuk SMP Kls IX ( Drs.IGAK
Suthayasa,M.Si th 2008, Tri Agung ).
C. Penilaian
1. Teknik : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Butir Instrumen : Soal
TES URAIAN

No
Indikator Soal Kunci jawaban Skor
Soal
Menguraian 1 Jelaskan Perwujudan Dewa Wisnu
pengertian pengertian Awa Turun ke dunia dengan
Awatara tara mengambil wujud tertentu, 5
untuk membasmi kejahatan
dan menegakkan dharma

Menguraikan 2 Jelaskan Berasal dari kata Div. yang


pengertian Dewa pengertian artinya sinar. Dewa artinya
Dewa sinar suci Ida Sang Hyang 5
Widhi

Jumlah Skor 10

Susut,12 juli 2011


Mengetahui : Guru Mata Pelajaran
Kepala SMPN 3 Susut....................................Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
2
Sekolah : SMP Negeri 3 Susut
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : Memahami Awatara, Dewa dan Bhatara
Kompetensi Dasar : Menguraikan perbedaan antara Awatara dengan Dewa
dan Bhatara.
Indikator :

1 Mampu menjelaskan perbedaan dan persamaan


Awatara, Dewa dan Bhatara.
2 Mampu menguraikan hubungan Awatara Dewa dan
Bhatara dengan Sang Hyang Widhi

Alokasi waktu : 2 x 40 (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1 Menjelaskan persamaan dan perbedaan Awatara, Dewa dan Bhatara.
2 Menjelaskan hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sang Hyang wudhi

B. Materi Pembelajaran
- Persamaan dan perbedaan Awatara Dewa dan Bhatara adalah :
Untuk melihat persamaan dan perbedaan Awatara, Dewa dan Bhatara dalam
Bhagawadgita disebutkan :
- Awatara adalah perwujudan Tuhan yang menjadikan diriNya
berbagai jenis makhluk hidup menurut kehendak Beliau dan yang
selalu dekat serta dikasihi akan kembali padNya.
- Para Dewa memiliki sifat lebih rendah karena roh yang sampai pada
Dewa akan kembali lagi sebelum menunggal denganNya
- Roh leluhur lebih rendah tingkatannya dengan Dewa, roh yang telah
suci kedudukannya setingkat dengan Bhatara sehingga lebih dekat
dengan kehidupan. Jika perbedaan itu disamakan seperti matahari
dengan sinarnya dan panas yang dihasilkan seperti :
1. Matahari merupakan Sang Hyang Widhi
2. Sinarnya sebagai bentuk perwujudan para Dewa
3. Panas sebagai bentuk perwujudan Bhatara.

- Matahari , sinar dan panasnya merupakan satu kesatuan . Namun


memiliki fungsi , bentuk dan peranan yang berbeda.
- Kalau Awatara lahir kedunia sebagai makhluk hidup untuk
menegakan dharma dan memusnahkan adharma. Sedangkan Dewa
dan Bhatara tidak pernah dilahirkan.
- Kalau Awatara adalah jelmaan dari salah satu kekutan ( manifestasi
Tuhan ) sedangkan Dewa dan Bhatara adalah merupakan kekuatan
( manifestasi Tuhan ) secara langsung, yakni Dewa adalah sinar suci
Tuhan. Demikian pula Bhatara merupakan kekuatan langsung dari
Sang Hyang Widhi untuk membri perlindungan kepada umat
manusia.
Hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi yaitu
1. Awatara, Dewa dan Bhatara sama-sama bersumber dari Sang
Hyang Widhi.
2. Awatara, Dewa dan Bhatara merupakan bentuk atau wujud dari
Sang Hyang Widhi.
3. Awatara, Dewa dan Bhatara sama-sama memiliki sifat yang
sepadan dengan Sang Hyang Widhi.
4. Awatara, Dewa dan Bhatara memiliki fungsi yang sama dalam
melindungi dan menegakkan dharma.
5. Awatara Dewa dan Bhatara maha pengasih dan maha pemurah
terhadap makhluk hidup ( manusia ).

C. Metode Pembelajaran
1. Model : Kooperatif learning
2. Metode : Diskusi, ceramah, tugas dan tanya-jawab.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
d. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
e.. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan Awatara
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )


Eksplorasi
1. Siswa secara kreatif mencari buku tentang Awatara , Dewa dan
Bhatara.
2. Dengan rasa ingin tahu Siswa mengidentifikasi kata-kata yang
dianggap penting dari wacana tersebut.
3. Guru membimbing siswa dengan kerja sama tentang tata cara
berdiskusi

Elaborasi
1.Siswa bekerja sama membentuk kelompok yang beranggotakan 4 – 5
orang siswa.
2.Siswa bertanggung jawab membuat laporan diskusi yang dilakukan
baik lisan atau tertulis secara berkelompok.
3.Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok secara mandiri
untuk memberikan tanggapannya.

Konfirmasi
1) Guru memberikan penghargaan kepada semua kelompok yang telah
menyampaikan hasil diskusinya
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara kreatif untuk
bertanya terhadap hal-hal yang belum dapat dipahami.
3) Dengan bimbingan guru siswa bertanggung jawab menyimpulkan
tujuan pembelajaran.

Kegiatan Penutup ( 10 menit )


1. Siswa dibimbing guru untuk bekerja keras membuat rangkuman materi
yang telah diklarifikasi.
2. Guru memberikan penghargaan atau refleksi terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
3 Siswa bertanggung jawab membuat laporan hasil diskusi
4 . Salam penutup Parama Santi “Om Santih, Santih, Santih Om”

E. Sumber Belajar
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan
Midastra dkk, th 2007, exsact ganeca
- LKS Widya Paramita agama Hindu untuk SMP Kls IX
F. Penilaian
1. Tehnik : Test tulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Soal / Instrumen : Soal

No Aspek Penialian/ Skor


Indikator Soal
Soal Kunci
Perbedaan Awatara 1 Sebutkan perbedaan Awatara adalah
dengan Dewa Awatara dengan Dewa perwujudan Wisnu
dengan mengambil 5
wujud/bentuk tertentu,
guna menegakkan
dharma dan
membasmi kejahatan.
Dewa adalah sinar
suci Ida Sang Hyang
Widhi.
2
Hubungan Sebutkan 1.sama-sama
Awatara, Dewa dan hubungan antara Awatara bersumber dari Sang
Bhatara dengan Sang ,Dewa dan Bhatara Hyang Widhi.2. sama-
Hyang widhi dengan Sang Hyang sama merupakan
Widhi bentuk atau wujud
dari Sang Hyang
Widhi,3. Sama-sama 5
memiliki sifat yang
sepadan dengan Sang
hyang widhi, 4. Sama-
sama memiliki fungsi
yang sama.melindungi
dan menegakkan
dharma, 5. Sama-
sama maha kasih dan
maha pemurah.
Jumlah Skor 10

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP N 3 Susut...................................Pendidikan Agama Hindu

I Nengah Wikrama SPdM Pd Ni Wayan Suryani S Ag


………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
3
Sekolah : SMPNegeri 3 Susut
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : Memahami Awatara, Dewa. Dan Bhatara
Kompetensi Dasar : Menceritakan turunnya Awatara dalam Purana
Indikator :
1 Mampu Menjelaskan wujud-wujud Awatara yang
turun ke dunia
2 Mampu menceritakan ciri-ciri Awatara yang turun ke
dunia.
3 Mampu menyebutkan fungsi dan tugas Awatara.

Alokasi waktu : 2 x 40 (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1 Menjelaskan wujud – wujud Awatara yang turun ke dunia
2 Menceritakan ciri-ciri Awatara yang turun ke dinia
3 Menyebutkan fungsi dan tugas Awatara.

B. Materi Pembelajaran
-Wujud – wujud Awatara yang turun kedunia.
1. Matsya Awatara. Matya artinya ikan. Ida Sang Hyang Widhi dalam
manifestasiNya Sebagai Dewa Wisnu, pada saat permulaan penciptaan
alam semesta, ternyata ciptaan Beliau penuh dihuni oleh makhluk air,
dunia ini sampai dirupai oleh air. Dalam keadaan seperti itu, sang hyang
wisnu menjadikan diri Beliau sebagai ikan yang maha besar, dengan wujud
ini Matsya Awatara dapat mengangkat dan menyelamatkan dunia dari
pralaya, dan makhluk ciptaan Beliau dapat diselamatkan.
2. Kurma Awatara : Dalam kitab Padma Purana disebutkan Sang Hyang
Wisnu memperlihatkan diri sebagai Kurma Raja, disaat para Dewata hendak
mencari tirta amerta . Gunung mandara dimasukkan kedalam samudra,
akibatnya air meluap dan hampir menenggelamkan dunia dengan segala
isinya, saat itulah Sang Hyang wisnu menjadikan diriNya Kurma raja ( Kura-
kura yang sangat besar ) kemudian mengangkat dan menopang dunia
( Bumi ) ,dasar gunung Mandara dari bawah sehingga dapat diselamatkan,
gunung Mandara dapat diputar kembali. Dari hasil jerih payah pemutaran
tersebut akhirnya didapat Waruni, Laksmi, Soma, Apsara, Uccha, Iswara,
Hala-hala, dan Tirta Amerta. Sebagai wujud bakti , bangunan Padmasana
( Masa Dang Hyang Dwijendra ) dilengkapi dengan simbul Kurma Raja
( Badawang Nala ) Naga Basuki, Angsa dan Wisnu duduk di atas Garuda.
3. Waraha Awatara : Dalam kitab Wisnu Purana, Brahma Purana dan Wahyu
Purana , disebutkan bahwa Sang Hyang Wisnu mewujudkan diri Beliau
sebagai Waraha ( Babi hutan ) yang sangat besar , untuk menyelamatkan
bumi dari keangkaramurkaan yang dilakukan oleh raksasa Hiranyaksa.
Dunia dengan segala isinya dapat diselamatkan dari kehancuran akibat
kekuasaan raksasa Hiranyaksa.
4. Wamana Awatara: Menjelang masa Treta Yuga, dunia mengalami
kekalutan akibat kekuasaan dan kekejaman dari raja raksasa Bali. Raksasa
Bali memperlakukan orang-orang suci dan rakyat dengan kejam , dan
sewenang-wenang. Mengetahui kejadian tersebut Sang Hyang Wisnu
menjadikan diriNya sebagai orang cebol (kerdil) , lahir sebagai putra
Bhagawan Kasyapa. Suatu hari Wamana mentadangi raksasa Bali untuk
minta sebidang tanah tiga langkah ukuran tubuhnya . Raksasa Bali
menyetujui dengan perjanjian, bila Si Wamana dapat bergerak dari ukuran
tanah tersebut. Raksasa Bali akan mengaku kalah dan akan menyerahkan
dunia dengan segala isinya kepada Wamana. Pada saat itu Wamana dengan
kesaktiannya menunjukan Tri Wikramanya , hanya dengan tiga langkah , Tri
Bhuana ( Bhur, Bwah, Swah ) dapat dikuasainya. Dengan demikian raksasa
Bali akhirnya dapat ditundukan.
5. Narashima Awatara : Nara = manusia. Simha = harimau. Narasimha =
manusia berkepala harimau.Wisnu menjadikan diriNya sebagai makhluk
aneh , untuk membantu Prahlada akibat kesewenangan ayahnya yang
bernama Hiranyakasipu, terhadap rakyat dan dirinya. Hiranyakasipu sangat
sakti karena anugrah dari Dewata, sehingga dirinya tidak dapat dibunuh oleh
manusia, asura, dewata, dan tidak terlukai oleh senjata, serta tidak mati pada
siang maupun malam hari, diatas atau di bawah, didalam atau diluar rumah.
Hal inilah yang menyebabkan mereka menjadi angkuh dan sombong.
.Menyadari hal tersebut dapat menghancurkan peradaban kehidupan
makhluk hidup, maka Wisnu turun untuk memenuhi permohonan
pemujanya ( Prahlada ) dengan wujud Narasimha. Hiranyakasipu diseret
kebawah cucuran atap, dipangkuan Narasimha tubuh Hiranyakasipu dicabik-
cabik dengan kuku dan taringnya. Pada saat matahari hampir terbenam
kesaktiannya hilang dan Hiranyakasipu mati, Prahlada dinobatkan sebagai
raja.
6. Parasu Rama Awatara : Artinya Rama bersenjata kapak. Dlam kitab
Brahmana Purana diceritakan Parasu Rama lahir sebagai putra Brahmana
Jamadagni. Beliau menegakkan revolusi kaum ksatriya yang membuat
parubahan social , . Untuk kembali tertibnya hukun dan tatanan masyarakat,
pulihnya ketenangan dan keamanan masyarakat, maka dengan kegaiban dan
kesaktian Beliau, para ksatriya pembuat onar dapat dibinasakan.
7. Rama Awatara : Juga dikenal denga Sri Rama atau Rama Dewa, Beliau
lahir sebagai putra raja Dasarata dari Ayodya Pura. Beliau dapat
memusnahkan Raja Alengka yang bernama Rahwana, raja yang penuh
angkara murka. Lahir dari pasangan Bhagawan Waiswara dengan Dyah
Sukesi anak raksasa Sumali, ia juga mempunyai saudara bernama
Kumbakarna yang tidak sependapat dengan kakaknya Rahwana. Wibhisana
pergi dari Alengka diusir oleh Rahwana , lalu memilih bergabung dengan
Rama untuk menegakkan dharma. Setelah Rahwana dikalahkan maka Rama
menobatkan Wibhisana sebagai raja Alengka.
8. Krsna Awatara : Krsna lahir sebagai anak dari Prabhu Wasudewa dengan
Putri Dewaki , adik prabhu Kangsa yang kejam dan serakah. Krsna dapat
lolos dari intaian prabhu Kangsa. Tiba saatnya Kangsa yang kejam dapat
dibunuh oleh Krsna. Selain menegakkan dharma Krsna membimbing
Pandawa untuk menghukum Korawa yang masih sepupunya. Duryodana
dan saudaranya lahir dari pasangan prabhu Drstarasta dengan Dewi Gandari.
Panca Pandawa dari pasangan prabhu Pandu dengan Dewi Kunti serta Dewi
Madrim. Drstarasta dan Pandu bersaudara , anak dari Prabhu Wicitawirya
dengan istrinya Dewi Ambika dan Dyah Ambika. Drstarasta yang tunanetra
melahirkan Duryodana yang kejam. Dengan dihasut oleh Sakuni saudara
kandung Ibunya , kejahatan Duryodana semakain bertambah. Berkat
lindungan Sri Krsna Pendawa dapat membinasakan Korawa dengan
keangkara murkaannya.
9. Budha Awatara : Pada awal jaman kali yuga , kejahatan makin bertambah
besar, sifat manusia makinserakah, agama yang bersumber dari wahyu
Tuhan disalahgunakan oleh kaum Brahmana, yang seharusnya sebagai
pemegang teguh agama dan Dharma malah mendominasi untuk kepentingan
pribadi. Menyaksikan hal seperti itu Wisnu turun sebagai Putra raja
Sudodhana dari negeri Kapilawastu. Dari berbagai rintangan yang dialami
akhirnya saat bulan Purnaa Kasidhi, Beliau mencapai penerangan suci yang
sempurna dibawah pohon Boddhi, sehingga Beliau dijuluki Boddhi Satwa
yang berarti mencapai tingkat kebuddhaan yang sempurna. Akhirnya sang
Buddha sebagai Buddha awatara dapat menyadarkan kaum Brahmana dari
kesalahan untuk kembali pada kebenaran.

10. Kalki Awatara : Dalam kitab Purana disebutkan bahwa kelak Sang Hyang
Wisnu akan turun kembali mana kala puncak jaman kali Yuga telah terjadi.
Saat puncak kejahatan dan keangkara murkaan membuat dunia pralaya.
Kalki Awatara diramalkan turun menunggang kuda denga pedang terhunus.
Kalki akan datang melindungi ketentraman dunia serta isinya dan
mengembalikan kemasa Krta Yuga. Hanya bagi mereka yang berprilaku
berdasarkan dharma dan selalu mendekatkan diri dengan Ida sang hyang
Widhi, dalam hidup dan kehidupannya akan mengetahui hal ini .

-Jika dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, Awatara memiliki cirri-ciri


antara lain :
1. Memiliki kegaiban dan kesaktian luar biasa yang belum pernah terjadi
sebelumnya.
2. Memiliki kecerdasan yang tiada tandingannya, sehingga segala masalah
dengan mudah dapat diatasi.
3. Memancarkan kewibawaan yang sangat tinggi, sehingga getaran gelombang
magis dari dirinya dapat dirasakan oleh setiap makhluk.
4. Sangat membahagiakan, membuat kesejukan dan ketenangan bagi yang
berprilaku dharma, serta membuat takut dan was-was dalam hati bagi yang
berprilaku adharma .
- Fungsi dan tugas Awatara :
1. Menyelamatkan dunia dari ancaman kejahatan.
2. Menyelamatkan manusia dan makhluk lain dari kekejaman .
3. Menuntun umat manusia dari menuju arah kebaikan .
4. Menegakan dharma dan mengajarkan ajaran sucinya.

C. Metode Pembelajaran
1 .Model : Kooperatif learning
2. Metode : Diskusi , ceramah, tugas dan Tanya jawab.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a Salam penganjali umat Hindu “Om Swastyastu”
b. Siswa menyimak penjelasan guru tentang indikator yang dicapai melalui
kegiatan pembelajaran.
c Guru memberikan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi
Awatara Dewa dan Bhatara.

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )


Eksplorasi
1. Siswa secara kreatif mencari buku tentang Awatara, Dewa dan Bhatara.
2. Dengan rasa ingin tahu mengidentifikasi kata-kata yang dianggap
penting dari wacana Awatara , Dewa dan Bhatara.
3) Dengan bekerja sama Siswa difasilitasi guru membahas materi diskusi.

Elaborasi
1. Siswa secara mandiri membuntuk kelompok yang beranggotakan 4-5
orang siswa
2.Siswa dengan bekerja sama mendiskusi tentang materi yang telah
dibagikan
3.Siswa deangan percaya diri mewakili kelompoknya menyampaikan hasil
diskusinya.
4.Kelompok yang lainnya percaya diri dapat menyampaikan
tanggapannya.

Konfirmasi
1). Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik
2). Guru secara inovatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
3). Guru bekerja sama dengan siswa menyimpulkan tentang tujuan
pembelajaran
4).Secara komunikatif memotivasi bagi siswa yang belum aktif dalam
kelompoknya.

3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )


a. Siswa bekerja sama dengan guru untuk membuat rangkuman dari materi
yang sudah diklarifikasi.
b. Guru memberikan penghargaan atas prestasi Siswa
c. Doa penutup “Om Santih, Santih, Santih Om”

E. Sumber Pembelajaran
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan
Midastra dkk, th 2007, exsact ganeca
- LKS Widya Paramita agama Hindu untuk SMP Kls IX
F. Penilaian
1. Tehnik : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Butir Instrumen : Soal

No
Indikator Soal Soal Aspek Penialian/ Kunci Skor

Wujud – wujud 1 Sebutkan 10 1. Ikan Besar


Awatara wujud Awatara 2. Kura-kura
3. Babi huta
4. Orang cebol
5. Manusia
berkepala singa
6. Rama bersenjata
kapak
7. Rama Dewa
8. Sri Krsna
9. Buddha Gautama 5
10. Penunggang kuda
dengan pedang
terhunus
Ciri-ciri Awatara 2 Sebutkan cirri-ciri 1. Memiliki
Awatara kegaiban
2. Memiliki
kecerdasan yang
tidak tertandingi
3. Memancarkan 5
kewibawaan
4. Sangat
membahagiakan
Jumlah Skor 10

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP N 3 Susut…………………. Pendidikan Agama Hindu

I Nengah Wikrama S Pd M Pd………………Ni Wayan Suryani ,…………………


……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
4

Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : Memahami Sapta Timira sebagai aspek diri yang harus
dihindari
Kompetensi Dasar : Menguraikan pengertian Sapta Timira
Indikator : 1. Mampu menguraikan pengertian Sapta Timira.
2. Mampu menyebutkan dampak negative prilaku Sapta
Timira.

Alokasi waktu : 2 x 40 (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1 Menguraikan pengertian Sapta Timira
2 Menyebutkan dampak negatif prilaku Sapta Timira

B. Materi Pembelajaran
- Pengertian Sapta Timira.
Kata Sapta Timira berasal dari bahasa Sansekerta dari kata “ Sapta”
yang berarti tujuh dan kata “ Timira “ berarti gelap, suram, (Awidya ).
Sapta Timira berarti “ Tujuh Kegelapan “ . Yang dimaksud tujuh
kegelapan adalah tujuh unsur atau sifat yang menyebabkan pikiran orang
menjadi gelap.
Ketujuh unsur kegelapan tersebut ada pada setiap manusia, dan pada
dasarnya setiap kelahiran manuisia adalah baik.

- Dampak negative prilaku Sapta Timira :


1. Surupa : Wajah cantik dan tampan sering disalah gunakan , sehingga
kita menjadi sombong dan tinggi hati. Hal itu bisa menjadi sumber
kehancuran . Banyak orang cantik dan tampan masuk kedunia hitam ,
kena pergaulan bebas, penyakit AIDS dan sebagainya.

2. Dana : Kekayaan adalah dambaan setiap orang, maka godaanyapun


sangatlah besar . Jika kekayaan didapat dan digunakan diluar dharma
maka menyebabkan orang menjadi sombong, angkuh, menghina orang
lain, mengumbar hawa nafsu, narkoba, merokok, berjudi, mabuk-
mabukan, dan pamer maka hacurlah martabatnya.

3. Guna : Kepandaian adalah sangat penting. Tetapi jika kepandaian


berada pada orang yang bermoral bobrok, maka dunia dan isinya akan
menjadi hancur. Seperti zat kimia dipakai untuk meracuni ikan, bom
untuk membunuh orang, penipu, propokator, teroris, koruptor, semua
itu dating dari kepandaian.

4. Kulina : Sepatutnya berbahagia berada dalam keturunan orang


terhormat, bangsawan . Namun juga karena keturunan orang menjadi
besar kepala, angkuh , menghina orang, dan orang lain dianggap
rendah tidak berguna maka akan terjerumuslah dirinya , yang
menyebabkan linkungan masyarakat menjadi antipati, mencela,
sehingga tersisih dari pergaulan dan akibatnya menderita.

5. Yowana : Masa ini penuh gejolaak, aktivitas, kekuatan,


kecerdasan,dan kehindahan yang hebat.Para remaja yang mempunyai
pendirian labil sangat mudah terpengaruh pada dunia penyimpangan
seperti penggunaan obat terlarang ( narkoba ) merokok, kebut-kebutan,
bandel dan keras kepala. Jika demikian hancurlah harapan masa depan
untuk mencapai hidup sejahtera lahir dan batin.

6. Sura : Semua minuman keras tidak baik untuk diminum karena


berakibat mabuk, sakit ginjal, lever, dan terganggunya pikiran ,
perkataan dan perbuatan. Banyak kejadian yang disebabkan karena
mabuk seperti : kecelakaan lalulintas, pembunuhan dan perkelahian.

7. Kasuran : Keberanian yang melanggar dharma adalah mabuk


keberanian, suatu semua orang ditantang untuk diajak bertarung, atau
mati-matian membela kejahatan ( Adharma )

C. Metode Pembelajaran
1 .Model : Kooperatif learning
2. Metode :Diskusi , ceramah, tugas, Tanya –jawab.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d. Guru secara inovatif bertanya tentang pengaruh teknologi terhadap
kehidupan sehari-hari
e. Dengan kreatif guru Memberikan ilustrasi dampak penggunaan teknologi
dengan menghubungkan kepada ajaran Susila.
f.. Menyampaikan tujuan pembelajaran secara inovatif

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )


Eksplorasi
1. Siswa membaca buku dengan kreatif tentang Sapta Timira.
2.Siswa bekerja sama dengan difasilitasi oleh guru mendiskusikan dan
membahas tentang prilaku Sapta Timira.
3. Dengan rasa ingin tahu siswa mengidentifikasi prilaku –prilaku yang
yang tidak bertentangan dengan norma agama .
Elaborasi
1. Siswa bekerja keras membentuk kelompok- kelompok. Kecil yang
beranggotakan minimal 5 orang siswa.
2. Siswa bekerja sama mendiskusikan tentang materi Sapta Timira
3. Dengan percaya diri Secara bergantian siswa menyampaikan hasil
diskusinya.
4. Siswa yang lainnya dengan kreatif sebagai kelompok penyangga.
5. Siswa dengan kreatif mengambil kesepakatan pembahasan tema tentang
Sapta Timira.
Konfirmasi
1. Guru dengan inovatif memberikan umpan balik dengan beberapa
pertanyaan yang dijawab oleh siswa.
2. Guru menghargai siswa yang dapat menjawab dengan baik
3. Guru dengan inovatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
4. Guru bekerja sama dengan siswa menyimpulkan tentang tujuan
pembelajaran
5. Guru dengan inovatif memberikan memberikan dorongan bagi siswa
yang belum aktif dalam kelompoknya.

3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )


- Guru dengan kreatif mengevaluasi atau refleksi terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
- Dengan rasa tanggung jawab siswa mengerjakan tugas rumah untuk
mengamati prilaku Sapta Timira. Terhadap teman dekatnya.
- Doa penutup “Om Santih, Santih, Santih Om”

E. Sumber Pembelajaran
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan
Midastra dkk, th 2007, exsact ganeca
- LKS Widya Paramita agama Hindu untuk SMP Kls IX
F. Penilaian
1. Tehnik : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Butir Instrumen : Soal
No
Indikator Soal Kunci jawaban Skor
Soal
Menguraikan 1 Uraikanlah Sapta artiny tuju
pengertian Sapta pengertian Sapta Timira artnya mabuk atau
Timira Timira. kegelapan. 4
Sapta Timira artinya
tuijuh kegelapan
/kemabukan yang ada
pada diri manusia

Dampak negative 2 1. Sebutkan dampak 1. Minum-minuman keras,


prilaku Sapta Timira negative dari Dana merokok, judi, sombong, 3
angkuh.

2. Sebutkan dampak 2. Sombong, penipu, 3


negatif dari guna propokator, teroris.
Jumlah Skor 10

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
5

Sekolah : SMPNegeri 3 Susut


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : Memahami Sapta Timira sebagai aspek diri yang harus
dihindari
Kompetensi Dasar : Menjelaskan masing-masing bagian Sapta Timira.
Indikator : 1.Mampu menyebutkan bagian-bagian Sapta Timira
2.Mampu menjelaskan masing bagian Sapta Timira
3.Mampu menyebutkan konsekwensi perbuatan Sapta
Timira

Alokasi waktu : 2 x 40 (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menyebutkan bagian – bagian Sapta Timira
2. Menjelasklan masing-masing bagian Sapta Timira
3. Menyebutkan Konsekwensi perbuatan Sapta Timira

B. Materi Pembelajaran
Bagian – bagian Sapta Timira :
1). Surupa
2), Dana
3). Guna
4). Kulina
5). Yowana
6). Sura
7). Kasuran.

Penjelasan masing- masing Sapta Timira :


1). Surupa artinya kecantikan atau ketampanan
2). Dhana artinya : Kekayaan .
3). Guna artinya : Kepandaian.
4). Kulina artinya : Keturunan. Atau kebangsawanan
5). Yohana artinya : masa remaja / muda.
6). Sura artinya : minuman keras.
7). Kasuran artinya : berani atau keberanian.

Konsekwensi perbuatan Sapta Timira .


Sapta Timira adalah tujuh macam kegelapan yang terdapat dalam diri
manusia. Orang yang dikuasai oleh kegelapan atau kemabukan akan
berbuat menyimpang dari ajaran agama . Oleh karena itu kegelapan
atau kemabukan harus dihindari. Orang yang tidak mabuk atau gelap
oleh rupa yang tampan atau cantik, kekayaan , kepandaian, keturunan
atau kebangsawanan, keremajaan, minuman keras, dan keberanian
maka disebut orang yang utama dan bijaksana.

C. Metode Pembelajaran
1 .Model : Kooperatif learning
2. Metode :Diskusi , ceramah, tugas, Tanya-jawab.
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )


a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d. Guru dengan kreatif meberikan ilustrasi tentang pola hidup generasi
muda secara umum.
f. Menyempaikan tujuan pembelajaran secara inovatif

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )


Eksplorasi
1. Siswa membaca bukudengan kreatif tentang Sapta Timira.
2.Siswa bekerja sama dipasilitasi oleh guru mendiskusikan dan membahas
tentang prilaku Sapta Timira.
3. Dengan rasa ingin tahu Siswa mengidentifikasi prilaku –prilaku yang
yang tidak bertentangan dengan norma agama .

Elaborasi
1. Siswa dengan kerja keras membentuk kelompok- kelompok. Kecil yang
beranggotakan minimal 5 orang siswa.
2. Siswa bekerja sama mendiskusikan tentang materi Sapta Timira
3. Secara bergantian dengan kreatif siswa menyampaikan hasil diskusinya.
4. Secara kreatif Siswa menyangga klompok yang lainnya
5. Siswa dengan bekerja sama mengambil kesepakatan pembahasan tema
tentang Sapta Timira.
Konfirmasi
1). Guru menghargai prestasi kelompok siswa yang terbaik
2). Dengan inovatif guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
3). Guru kerja sama dengan siswa menyimpulkan tujuan pembelajaran
4).Dengan kreatif Guru memberikandorongan bagi siswa yang belum aktif
dalam kelompoknya.

3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )


- Siswa bertanggung jawab mengerjakan tugas untuk membuat kliping
tentang Sapta Timira.
- Guru secara kreatif mengevaluasi atau refleksi tentang kegiatan yang telah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
- Doa penutup “Om Santih, Santih, Santih Om”

E. Sumber Pembelajaran
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan
Midastra dkk, th 2007, exsact ganeca
- LKS Widya Paramita agama Hindu untuk SMP Kls IX ( Drs.IGAK
Suthayasa,M.Si th 2008, Tri Agung ).

F. Penilaian
1. Tehnik : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Butir Instrumen : Soal
No
Indikator Soal Kunci jawaban Skor
Soal
Bagian – bagian Sapta 1 Sebutkan bagian-bagian 1. Surupa
Timira Sapta Timira 2. Dhana
3. Guna 5
4. Kulina
5. Yohana
6. Sura
7. Kasuran
Konsekwensi 2 1.Sebutkan konsekwensi Pengendalian diri un
pelaksanaan Sapta pelaksanaan Sapta tuk tidak berbuat me
Timira Timira nyimpang dari ajaran 5
agama. Tidak gelap
atau mabuk dengan
wajah tampan/cantik,
kekayaan, kepandaian
keturunan, keremaja
an, miras dan kebera
nian .
Jumlah Skor 10
Mengetahui : Guru Mata Pelajaran
Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
6
Sekolah : SMPNegeri 3 Susut
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : Memahami Sapta Timira sebagai aspek diri yang harus
dihindari
Kompetensi Dasar : Menunjukan contoh-contoh prilaku Sapta Timira yang
dihindari.
Indikator : 1.Mampu menunjukan contoh-contoh prilaku Sapta
Timira
2. Mampu menyebutkan cara-cara mengendalikan diri dari
Sapta Timira.
3. Mampu mengidentifikasi dampak positif , bila Sapta
Timira mampu dikendalikan

Alokasi waktu : 2 x 40 (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menunjukan prilaku Sapta Timira yang dihindari
2. Menyebutkan cara-cara mengendalikan diri dari Sapta Timira
3. Mengidentifikasi dampak positif bila Sapta Timira mampu
dikendalikan

B. Materi Pembelajaran
- Prilaku Sapta Timira :
1). Surupa artinya kecantikan atau ketampanan. Kecantikan dan
ketampanan dibawah sejak kita lahir dan merukan anugrah Hyang
Widhi Wasa / Tuhan yang maha pengasih dan penyayang. Bagi yang
mendapat anugrah wajah cantik dan tampan harus bersyukur atas
anugrahnya. Alangkah sempurnanya hidup, jika wajah cantik atau
tampan disertai dengan bhudi pekerti yang luhur. Sehingga wajah cantik
dan tampan jangan disalah gunakan , apalagi menyebabkan kita
sombong dan tinggi hati.
2). Dhana artinya : Kekayaan . Kekayaan sungguh banyak gunanya.
Untuk itu semua orang barhak memperoleh kekayaan. Kekayaan
sering disebut dengan Artha yang terdiri dari pangan, papan dan
sandang. Kekayaan merupakan idaman setiap orang di dunia ini, maka
godaannya sangat luar biasa. Kekayaan hendaknya dipergunakan pada
jalur dharma dan mendapatkannya dengan jalan yang baik dan benar
sesuai dengan hokum agama, maka kekayaan itu disebut mulia.
3). Guna artinya : Kepandaian. Kepandaian bagaikan pisau bermata
dua, jika berada pada orang yang baik mental dan moralnya akan
menjadi suatu yang sangat berguna , tapi jika kepandaian berada pada
orang yang bermoral bobrok maka dunia serta isinya akan menjadi
hancur.
4). Kulina artinya : Keturunan. Keturunan didalam beberapa
masyarakat dunia memgang peranan yang amat penting, karena dari
keturunan ia akan dikenal siapa sebenarnya dia itu. Orang dari
keturunan keluarga terhormat seperti putra raja, putra penguasa, dan
bangsawan , karena dianggap keturunan orang-orang berjasa , berbudi
baik, karyanya terkenal, konglomerat, dan sejenisnya.
5). Yohana artinya : masa remaja / muda. Masa ini penuh gejolak,
kreatifitas, kekuatan, kecerdasan, dan keindahan yang sangat hebat.
Jika dimasa remaja ini dapat mengendalikan diri, maka masa depannya
akan cerah dan sukses.
6). Sura artinya : minuman keras. Dalam upacara Hindu, minuman
keras diperuntukan bagi Bhuta kala, seperti tuak dan berem. Selain
minuman tersebut beredar pula minuman keras lain seperti, bir, wiskey
dan brandy, artinya semua jenis minuman keras tidak baik untuk
diminum, karena berakibat mabuk dan menimbulkan penyakit lainnya.
7). Kasuran artinya : berani atau keberanian. Setiap orang perlu
mempunyai keberanian , tanpa keberanian cendrung menderita. Hidup
ini adalah perjuangan , untuk itu berani hidup jauh lebih baik dari pada
berani mati. Bunuh diri salah satu perbuatan pengecut. Jika ada orang
dalam keadaan yang sangat menderita , namun tetap tabah menghadapi,
sesungguhnya dialah pemenang keberanian .

- Cara untuk mengendalikan diri dari Sapta Timira :


Agar terhindar dari kemabukan atau kegelapan , hendaknya kita selalu
berusaha mengendalikan diri dan berdisiplin sehingga mendatangkan
keselamatan dan kesejahteraan. Adapun disiplin dan pengendalian diri
itu adalah dengan menjalankan ajaran Panca Yama Brata, Panca
Niyama Brata, Dasa yama Brata dan Dasa Nyama Brata.

-. Mengidentifikasi dampak positif , bila Sapta Timira mampu


dikendalikan.
Untuk menghindari dampak negative Sapta Timira adalah dengan
mendisiplinkan diri atau dekat dengan Sang Hyang Widhi , dengan
cara rajin melakukan persembahyangan secara tulus dan ikhlas sesuai
dengan apa yang telah diajarkan dalam agama Hindu.
C. Metode Pembelajaran
1 .Model : Kooperatif learning
2. Metode :Diskusi , ceramah, tugas, Tanya-jawab.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1.Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b.Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d. Guru secara inovatif meberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran secara inovatif

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )


Eksplorasi
1. Siswa secara cermat dan teliti membaca buku-buku tentang Sapta
Timira.
2. Siswa bekerja sama mendiskusikan dan membahas tentang prilaku
Sapta Timira.
3. Siswa dengan rasa ingin tahu mengidentifikasi prilaku –prilaku yang
yang tidak bertentangan dengan norma agama .

Elaborasi
1. Siswa dengan kerja keras membentuk kelompok- kelompok. kecil yang
beranggotakan 5 orang siswa.
2. Siswa bekerja sama mendiskusi tentang materi Sapta Timira
3. Dengan percaya diri secara bergantian siswa dapat mempresentasikan
hasil diskusinya.
4. Secara kreatif Siswa menyangga kelompok yang lainnya
5. Siswa dengan kerja sama mengambil kesepakatan pembahasan tema
tentang Sapta Timira.

Konfirmasi
1). Guru menghargai prestasi kelompok siswa yang terbaik
2). Guru dengan inovatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
3). Guru bekerja sama dengan siswa menyimpulkan tujuan pembelajaran
4).Guru secara inovatif memotivasi siswa yang belum aktif dalam
kelompoknya.
3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
- Siswa bertanggung jawab membuat rangkuman materi Sapta Timira
dibawah bimbingan guru
- Guru secara jujur mengevaluasi atau refleksi tentang kegiatan yang telah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
- Doa penutup “Om Santih, Santih, Santih Om”

E. Sumber Pembelajaran
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan
Midastra dkk, th 2007, exsact ganeca
- LKS Widya Paramita agama Hindu untuk SMP Kls IX ( Drs.IGAK
Suthayasa,M.Si th 2008, Tri Agung ).
F. Penilaian
1. Tehnik : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Butir Instrumen : Soal

No
Indikator Soal Kunci jawaban Skor
Soal
Contoh prilaku 1 Sebutkan contoh Jika kecantikan/ketam panan
Sapta Timira prilaku Sapta disalahgunakan, apalagi
Timira (surupa ) sombong dan tinggi hati ,hal 5
akan menjadi penyebab
kehancuran , kenistaan dan
penderitaan
Cara mengendalikan 2 Sebutkan cara Pengendalian diri dan
diri dari dari mengendalikan disiplin sehingga mendatang
prilaku Sapta diri dari Sapta keselamatan dan 5
Timira Timira kesejahteraan . Apun
caranya adalah deng an
melaksanakan ajar an Panca
Yama Brata, Panca Nyama
Brata dan Tri Kaya Parisu
dha.
Jumlah Skor 10
Mengetahui : Guru Mata Pelajaran
Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
PENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
7
Sekolah : SMPNegeri 3 Susut
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : Sejarah Agama Hindu
Mengetahui keberadaab Kerajaan Hindu di Indonesia
Kompetensi Dasar : Menguraikan Puncak kejayaan dan runtuhnya kerajaan
Hindu di Indonesia.
Indikator : 1. Mampu menguraikan puncak kejayaan kerajaan Hindu
di Indonesia
2. Mampu menguraikan runtuhys kerajaan Hindu di
Idonsia

Alokasi waktu : 2 x 40 (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menguraikan puncak kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia
2. Menguraikan runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia

B. Materi Pembelajaran.
- Puncak kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia . Masa keemasan dan kejayaan
Merupakan kebangaan bagi kita semua. Perkembangan kerajaan Hindu di
Indonesia diawali dari kerajaan Kutai dan berkembang mencapai puncak
kejayaan pada kerajaan Majapahit.
Masing – masing kerajaan dijelaskan dengan sumber-sumber yang menuliskan
tentang kerajaan tersebut dan peninggalan-peninggalan agama Hindu di
Indonesia sangat banyak jumlahnya. Sebagai besar dari peninggalan tersebut
terletak di pulau Jawa . Peninggalan yang berupa Arca atau Candi . Bukti-bukti
tersebut meandakan adanya akulturasi antara kebudayaan Indonesia asli dan
kebudayaan Hindu Budha yang dapat dilihat pada seni bangunan , seni rupa,
seni ukir, seni sastra, sistim kemasyarakatan, filsapat dan sistim kepercayaan
serta sistim Pemerintahan .
- Runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia .
Keruntuhan kerajaan digunakan sebagai suatu cerminan untuk
memperbaiki diri. Hal tersebut juga dapat dianggap sebagai suatu proses
alamiah . Keruntuha terjadi karena berbagai macam factor , seperti factor
politik, social dan ekonomi serta factor pertahanan dan keamanan yang
lemah.
Keruntuhan kerajaan Hindu di Nusantara menjadi cerminan bagi kita semua
akan hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya keruntuhan tersebut .
Faktor – factor yang kecil dan lemahnya Sradha dan Bhakti dapat menjadi
pemicu merosotnya kewibawaan dan mental para pemimpin dan abdinya.

C. Metode Pembelajaran
1 .Model : Kooperatif learning
2. Metode :Diskusi , ceramah, tugas, Tanya-jawab.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1.Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d.Guru dengan inovatif memberi penjelasan secara umum tentang kerajaan
– kerajaan Hindu di Indonesia.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.secara inovatif

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )


Eksplorasi
1. Guru dengan kerja keras membimbing siswa dalam pembentukan
kelompok , masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang.
2. Guru dengan kreatif membimbing siswa dalam menentukan materi
tentang puncak kejayaan dan runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia.
3. Guru dengan inovatif membimbing siswa dalam diskusi kelompok.

Elaborasi
1. siswa bertanggung jawab menyampaikan hasil kerja kelompokya.
2.Setiap kelompok dengan kreatif menyampaikan paparannya tentang
puncak kejayaan
dan runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia.
3. Guru meminta kepada kelompok lainnya untuk kreatif memberikan
tanggapannya

Konfirmasi
1. Guru menghargai prestasi siswa yang dapat menyampaikan hasilnya
degan baik.
2. Guru secara kreatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
3. Guru kerja keras memberikan penguatan dan menyimpulkan bersama
siswa tentang tujuan pembelajaran.
4. Dengan inovatif Guru memberikan motivasi bagi siswa yang belum aktif
dalam kelompoknya.

3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )


1. Siswa kerja sama dengan guru membuat rangkuman yang telah
memdapat klarifikasi.
2. Dengan kreatif siswa menjawa beberapa pertanyaan yang diajukan guru
berkaitan dengan materi puncak kejayaan dan runtuhnya kerajaan Hindu
di Idonesia.
3. Doa penutup “ Om Santih, santih, santih Om”.

E. Sumber Pembelajaran
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan
Midastra dkk, th 2007, exsact ganeca
- LKS Widya Paramita agama Hindu untuk SMP Kls IX ( Drs.IGAK
Suthayasa,M.Si th 2008, Tri Agung ).

F. Penilaian
1. Tehnik : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Butir Instrumen : Soal
No
Indikator Soal Kunci jawaban Skor
Soal
Menguraikan puncak 1 Uraikan salah satu Kerajaan Majapahit
kejayaan dan runtuhnya puncak kejayaan merupakan puncak
kerajaan Hindu di kerajaan Hindu di kebesaran / kejayaa 5
Indonesia Indonesia. anya dari kerajaan –
kerajaan Hindu yang
pernah berdiri
diwilaya Indonesia.

Menguraikan runtuhya 2 Uraikan secara singkat Keruntuhan kerajaan


kerajaan Hindu di salah satu penyebab Hindu di Indonesia
Indonesia runtuhnya kerajaan terjadi karena 5
Hindu diIndonesia. bermacam faktor
seperti faktor politik,
sosial, ekonomi dan
lemahnya Sradha
Bhakti para
pemimpin.
Jumlah Skor 10

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
8

Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : Mengetahui keberadaan kerajaan Hindu di Indonesia
Kompetensi Dasar : Menjelaskan sebab-sebab keruntuhan kerajaan Hindu di
Indonesia.
Indikator : Mampu menjelaskan sbab-sbab kerutuhan kerajaan
Hindu di Indonesia.

Alokasi waktu : 2 x 45 (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan sebabab –sebab keruntuhan kerajaan Hindu di
Indonesia

B. Materi Pembelajaran
- Sebab – sebab keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia adalah :
1. Terdsaknya kerajaan – kerajaan , sebagai akibat masuknya kerajaan –
kerajaan yang lebih bsar dan lebih kuat.
2. Tidak ada peralihan kepemimpinan atau kaderiasasi , seperti yang terjadi
pada masa kekuasaan kerajaan Majapahit.
3. Berlangsungnya perang saudara yang justru melemahkan kekuasaan
kerajaan seperti yang terjadi pada kerajaan Sailendra dan Majapahit.
4. Banyak daerah yang melepaskan diri akibat lemahnya pengawasan
pemerintahan pusat dan raja-raja bawahan membangun sebuah kerajaan
yang merdeka serta tidak terikat lagi oleh pemerintah pusat
5. Kemunduran ekonomi dan perdagangan , akibat kelemahan pemerintah
pusat , maka masalah perekonomian dan perdagangan diambil alih oleh
para pedagang melayu dan Islam.
6. Tersiarnya agama dan budaya Islam, yang dengan mudah diterima para adi
pati di daerah pesisir.
Hal ini membuat mereka merasa tidak terikat lagi dengan pemerintahan
kerajaan pusat seperti pada masa kekuasaan kerajaan Majapahit.

C. Metode Pembelajaran
1 .Model : Kooperatif learning
2. Metode :Diskusi , ceramah, tugas, Tanya-jawab.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1.Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d.Guru dengan inovatif memberikan gambaran umum tentang perkembangan
kerajaan Hindu di Indonesia.
e.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara inovatif

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )


Eksplorasi
1. Dengan kerja keras Guru membimbing siswa dalam pembentukan
kelompo , masing- masing kelompo terdiri dari 3-4 orang siswa.
2. Dengan inovatif Guru membimbing siswa dalam menjelaskan sebab-
sebab runtahnya kerajaan Hindu di Indonesia.
3. Guru dengan inovatif membimbing siswa dalam diskusi kelompok.

Elaborasi
1. Siswa bertanggung jawab menyampaikan hasil kerja diskusi
kelompoknya .
2. Setiap kelompok dengan kreatif menyampaikan paparannya tentang
sebab-sebab runtuhya kerajaan Hindu di Indonesia.
3. Sioswa secara kreatif memberikan tanggapan kepada kelompok
lainnya
Konfirmasi
1. Guru menghargai prestasi bagi kelompok siswa yang terbaik .
2. Guru Inovatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
3. Guru dengan kerja keras memberikan penguatan dan menyimpulkan
bersama siswa tentang tujuan pembelajaran.
4. Dengan inovatif Guru memberikan motivasi kepada siswa yang
belaum aktif dalam diskusi kelompok.
3. Kegiatan Penutup ( 15 menit )
a. Siswa bekerja sama dengan guru membuat rangkuman yang telah
diklarivikasi.
b. Siswa dengan kreatif menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan
guru berkaitan dengan materi sebab-sebab keruntuhan kerajaan Hindu
di Indonesia .
c. Doa penutup “ Om Santih, santih, santih Om”
E. Sumber Pembelajaran
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan
Midastra dkk, th 2007, exsact ganeca
- LKS Widya Paramita agama Hindu untuk SMP Kls IX ( Drs.IGAK
Suthayasa,M.Si th 2008, Tri Agung ).

F. Penilaian
1. Tehnik : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Butir Instrumen : Soal

No
Indikator Soal Kunci jawaban Skor
Soal
Mampu menguraikan 1 Sebutkan sebab- Karena beberapa faktor
sebab-sebab sbab runtuhnya seperti, Ekonomi, politik,
keruntuhan kerajaan kerajaan Hindu di Kepemimpinan, angkatan 5
Hindu di Idonesia. Indonesia perang yang lemah.
2 Jelaskan keruntuhan Terjadinya perang sau dara
akibat factor yang justru melemahkan
politik. kekuasaan kerajaan, 5
bayaknya daerah – da erah
yang melepaskan diri akibat
lemahnya pengawasan
pemerintah pusat dan raja-
raja bawahan membangun
kerajaan yang merdeka.

Jumlah Skor 10

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
9
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : Mengetahui keberadaan kerajaan Hindu di Indonesia
Kompetensi Dasar : Mengambil hikmah dari kejayaan dan keruntuhan
kerajaan Hindu di Indonesia.
Indikator : 1. Mampu menjelaskan hikmah kejayaan kerajaan Hindu
di Indonesia.
2. Mampu menjelaskan hikmah runtuhnya kerajaan
Hindu di Indonesia .

Alokasi waktu : 2 x 45 (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan hikmah kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia .
2. Menjelaskan hikmah runtuhnya kerajaan Hndu di Idonesia.

B. Materi Pembelajaran
- Hikmah kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia.
Mencermati paparan sejarah dapatlah diketahui masa kejayaan kerajaan
Hindu Majapahit yang dapat kita jadikan sebagai suatu cerminan
kebanggaan masyarakat Hindu yang telah melahirkan karya-karya sastra,
bangunan-bangunan suci, karya-karya seni dan system pemerintahan yang
sangat terkenal hingga saat ini. Karya satra, karya seni, bangunan
monumental yang sangat terenal sampai ke manca Negara. Sebagai
peninggalan sejarah yang tetap terpelihara sampai saat ini . Hal tersebut
menunjukkan suatu kehebatan Hindu yang patut kita teladani.

- Hikmah runtuhuya kerajaan Hindu di Indonesia.


Suatu kemunduran yang menyebabkan keruntuhan kerajaan Majapahit yang
merupakan pelajaran bagi generasi Hindu. Sekarang untuk mencermati dan
menganalisis serta mengambil hikmah dibalik semua itu.
Analisis keruntuhan tersebut sebagai suatu bukti kerapuhan keyakinan,
kurangnya perhatian pimpinan , rasa keadilan penguasa yang tidak
seimbang, rasa persaudaraan yang lemah, pembinaan rasa persatuan ,
politik, social, ekonomi dan budaya serta pertahanan keamanan yang terus
menerus terabaikan karena kondisi internal keluarga penguasa yang tidak
terkendali untuk merebut tampuk pemerintah.

C. Metode Pembelajaran
1 .Model : Kooperatif learning
2. Metode :Diskusi , ceramah, Tanya-jawab.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1.Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b.Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d.Guru dengan inovatif memberikan gambaran umum tentang materi
runtuhnya kerajaan Hindu di Idonsia.
e. Guru menyampaikan tujuan pembalajaran.secara inovatif

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )


Eksplorasi
1. Dengan kerja keras Guru membimbing siswa membentukan kelompok ,
yang terdiri dari 3-4 orang siswa.
2. Guru dengan inovatif membimbing siswa dalam menyampaikan hikmah
kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia.
3. Siswasecara kreatif diskusi kelompok.yang dibimbing guru

Elaborasi
1. Siswa bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil kerja
kelompoknya.
2. Setiap kelompok dengan percaya diri menyampaikan paparannya
tentang hikmah yang dapat diambil dari kejayaan dan keruntuhan
kerajaan Hindu di Indonesia.
3. Guru meminta kepada kelompok yang lain untuk kreatif memberikan
tanggapan.

Konfirmasi
1. Guru menghargai prestasi siswa yang mampu menyampaikan hasil
diskusinya dengan baik.
2. Guru dengan inovatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum dapat dipahami.
3. Guru dengan kerja keras memberi penguatan dan menyimpulkan
bersama siswa tentang tujuan pembelajaran.
4. Dengan inovatif guru memotivasi siswa yang kurang aktif dalam
diskusi kelompok.
3. Kegiatan Penutup ( 15 menit )
a. Siswa bekerja sama dengan guru membuat rangkuman yang telah
mendapat klarifikasi.
b. Siswa dengan kreatif menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan
oleh guru berkaitan dengan materi mengambil hikmah kejayaan dan
keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia.
c. Doa penutup “Om Santih, santih, santih Om.

E. Sumber Pembelajaran
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan
Midastra dkk, th 2007, exsact ganeca
- LKS Widya Paramita agama Hindu untuk SMP Kls IX
F. Penilaian
1. Tehnik : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Butir Instrumen : Soal

No
Indikator Soal Kunci jawaban Skor
Soal
Mampu menjelaskan 1 Apakah hikmah yang Sebagai suatu cerminan
hikmah kejayaan dapat diambil dari kebanggaan masyarakat 5
kerajaan Hindu di kejayaan kerajaan Hindu Hindu yang telah melahirkan
Indonesia di Indonesia. karya sastra, bangunan suci,
karya seni, dan sistem peme
rintahan yang sangat terkenal
hingga saat ini.
Mampu menjelaskan hik 2. Apakah hikmah yang Pelajaran bagi generasi Hindu
mah keruntuhan kerajaan dapat diambil dari sekarang untuk mencermati
Hindu di Indonesia keruntuhan kerajaan dan menganalisis keruntuhan 5
Hindu di Indonesia. sebagai bukti kerapuhan keya
kinan, kurangnya perhatian
pemimpin, rasa keadilan
penguasa yang tidak seimba
ng , rasa persaudaraan lemah
dan lain-lain.
Jumlah Skor 10

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
10

Nama Sekolah : SMP


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas Semester : IX / 2
Standar Kompetensi : Memahami Dharma Gita dalam Bhagawadgita dan
Sarascamuscaya
Kompetensi Dasar : Mendemonstrasikan Sloka dalam Bhagawadgita
Indikator : 1. Mampu mendefinisikan pengertian Sloka
2. Mampu membaca sloka-sloka dalam
Bhagawadgita

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit ( 1 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu :
a. Mendefinisikan pengertian sloka
b. Membaca Sloka-sloka dalam Bhagawadgita

B. Materi Pembelajaran :
a. Pengertian Sloka
Sloka adalah bagian ayat/ bait dari kitab suci yang dibaca dengan
menggunakan irama mantra. Sloka biasanya terdiri dari empat baris dalam
satu padartha dengan suku kata yang sama pada setiap baris, yang isinya
tentang pujaan-pujaan atas keagungan dan kemahakuasaan Tuhan.
b.Membaca Sloka-sloka dalam Bhagawadgita
Contoh : “ Yada yada hi dharmasya
Glanir bhavati bharata,
Abhyuthanam adharmasya
Ta datmanam sijamyaha”.
Artinya : Sesungguhnya manakala dharma berkurang kekuasaannya
dan tirani hendak merajalela,
wahai Arjuna, saat itu aku ciptakan diriku sendiri.
(Bhagawadgita, IV.7)

C. Metode Pembelajaran :
Model : Kooperatif learning.
Metode : Ceramah, diskusi, tugas, Tanya-jawab.
D. Langkah – langkah Kegiatan :
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 Menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d. Dengan bekerja sama Menyiapkan peserta didik secara pisik dan psikis
untuk mengikuti proses pembelajaran terkait budaya
e Dengan inovatif menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai
f. Menyampaikan materi ajar secara kreatif dan menjelaskan yang sesuai
dengan silabus.
2. Kegiatan Inti ( 60 Menit )
a. Eksplorasi.
1. Dengan rasa ingin tahu siswa membaca materi dharmagita.
2. Guru secara kreatif memberikan penjelasan konsep secara umum
tentang pengertian Dharmagita.
3. Dengan bekerja sama peserta didik mendiskusikan tentang pengertian
Dharmagita, dan cara-cara membaca Sloka yang difasilitasi oleh guru.

b. Elaborasi.
- Guru bekerja sama dengan siswa membentuk kelompok yang
anggotanya 4-5 orang secara heterogen
- Siswa bekerja sama dengan guru mendiskusikan dan melafalkan tentang
Dhramagita khususnya dalam membaca Sloka
- Dengan inovatif memberikan umpan balik terhadap peserta didik
dengan memberikan pertanyaan lisan untuk menjelaskan Pengertian
Budaya, Dharmagita dan Sloka.
- Dengan percaya diri Siswa mendemonstrasikan Dharmagita melalui
membaca sloka-sloka dalam Bhagawadgita

c. Konfirmasi.
- Dengan inovatif memberikan contoh-contoh Sloka dan diikuti oleh siswa
- Siswa apabila berhasil mendemonstrasikan Dharmagita melalui
membaca sloka dengan baikdiberikan penghargaan.
3. Kegiatan Penutup (15 Menit )
a.Siswa bekerja sama dengan guru mendemonstrasikan cara membaca
sloka yang telah mendapat klarifikasi
b. Evaluasi ( Poost test ) dalam bentuk test tulis dengan inovatif
c. Dengan kreatif siswa bertanya terhadap hal-hal yang belum dipahami.
d.Siswa bertanggung jawab mengerjakan tugas rumah latihan membaca
Sloka.
e. Doa penutup dengan parama santih “ Om Santih, Santih, Santih, Om”

E. Sumber Belajar
- Penuntun belajar Agama Hindu 3 berdasarkan kurikulum SLTP 1994 9 Ganeca
Exact Bandung )
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kelas IX ( I wayan Dastra dkk, tahun
2007, Exact Ganeca )
- LKS Widya Paramita Dharma Agama Hindu untuk SMP kelas IX
- Bhagawadgita
- Sarasamuscaya
- Buku LKS

F. Penilaian.
a. Teknik : Test
b. Bentuk Instrumen : .Tes Essay dan Observasi
c. Butir Instrumen : soal

1. Jelaskan pengertian Budaya !


2. Apa arti Dharmagita ?
3. sebutkan jenis-jenis Dharmagita !
4. Apakah yang dimaksud dengan Sloka ?
5. Lafalkanlah/Bacalah Sloka dari Bhagawadgita, IV.7 !

Kunci Jawaban
1. Budaya adalah salah satu hasil imajinasi manusia melalui akal sehatnya
sehingga dapat memberi tuntunan, ketenangan, keheningan dan kepuasan
hati.
2. Dharmagita adalah suatu nyanyian kebenaran, keadilan yang dinyanyikan
dalam pelaksanaan upacara Agama Hindu.
3. Jenis-jenis Dharmagita antara lain :
- sekar rare
- Sekar Alit
- Sekar Madya
- Sekar Agung
- Sloka dan Sruti
- Palawakya

4. Sloka adalah bagian ayat/ bait dari kitab suci yang dibaca dengan
menggunakan irama mantra. Sloka biasanya terdiri dari empat baris dalam
satu padartha dengan suku kata yang sama pada setiap baris, yang isinya
tentang pujian-pujian atas keagungan dan kemahakuasaan Tuhan.
5. Sloka
“Yada yada hi dharmasya
Glanir bhavati bharata,
Abhyuthanam adharmasya
Ta datmanam sijamyaha”.
Artinya ;
Sesungguhnya manakala dharma berkurang kekuasaannya
dan tirani hendak merajalela,
wahai Arjuna, saat itu aku ciptakan diriku sendiri.
(Bhagawadgita, IV.7)
G. Pedoman Penilaian
a. Untuk soal no 1 s/d 4 dijawab masing-masing soal benar skor 2

Jumlah skor yang diperoleh x 2,5 =

b.Soal no 5 menggunakan lembar Observasi


Lembar observasi
ASPEK
No Nama Nilai Ket.
Penguasaan Pemahaman Irama Ekspresi

Ket ;

Kolom yang diisi dengan angka sesuai criteria, yaitu :


1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = sedang
4 = Baik
5 = Amat baik
Penskoran Nilai untuk no 5

Nilai setiap aspek x 5


10 = Nilai

Skor nilai untuk no 1 s/d 5


Rumus
Jml Nilai Soal A + Jml nilai soal B
x 100 = N
10

Saran
:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
11

Nama Sekolah : SMP


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas Semester : IX / 2
Standar Kompetensi : Memahami Dharmagita dalam Bhagawadgita dan
Sarasamuscaya
Kompetensi Dasar : Mendemonstrasikan Palawakya dalam
Sarasamuscaya
Indikator : 1. Mampu mendefinisikan pengertian Palawakya
2. Mampu membedakan Sloka dengan Palawakya
3. Mampu membaca Palawakya dalam
Sarasamuscaya
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit ( 1 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu :
a. Mendefinisikan pengertian Palawakya
b. Membedakan Sloka dengan Palawakya
c. Membaca kitab suci Sarasamuscaya dengan tembang Palawakya

B. Materi Pembelajaran :
a. Pengertian Palawakya
Palawakya adalah suatu bacaan terjemahan sloka dengan irama tertentu,
dengan menggunakan bahasa Jawa kuno. Sering dibaca menggunakan
irama Palawakya.
b. Perbedaan Sloka dengan Palawakya
Sloka merupakan bagian ayat/bait dari kitab suci yang dibaca dengan
menggunakan irama mantra. Sedangkan Palawakya terjemahan sloka yang
menggunakan bahasa Jawa kuno dengan irama Palawakya.

c. Palawakya dalam Sarasamuscaya


“Apan ikang wwang, uttama juga ya, nimitaning
Mangkana, wenang ya tumulung awakya
Sangkeng sangsara, makasadhananang suhakarma
Hinganing kottamaning dadi wwang ika”.

Artinya :
Sebab menjadi manusia sangat utama juga, karena itu, ia dapat menolong
dirinya dari keadaan samsara dengan jalan karma yang baik, demikian
keistimewaan menjadi manusia itu,

(Sarasamuscaya, 4)

C. Metode Pembelajaran :
Model : Kooperatif learning.
Metode : Ceramah, diskusi, tugas, Tanya-jawab.

D. Langkah – langkah Kegiatan :


1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 Menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d. Dengan inovatif menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai
e. Dengan kreatif menyampaikan materi ajar dan menjelaskan yang sesuai
dengan silabus
2. Kegiatan Inti ( 60 Menit )
a. Eksplorasi.
1. Siswa ingin tahu materi Dharmagitia dengan membaca dalam hat.
2. Dengan inovatif Guru memberikan penjelasan konsep secara umum
tentang pengertian Palawakya, Perbedaan Palawakya dengan Sloka
3. Dengan bekerja sama peserta didik mendiskusikan tentang pengertian
Dharmagita, dan cara-cara membaca Palawakya yang difasilitasi oleh
guru.
b. Elaborasi.
- Guru bekerja sama dengan siswa membentuk kelompok yang
anggotanya 4-5 orang secara heterogen
- Siswa bekerja sama dengan guru mendiskusikan dan melafalkan tentang
Dhramagita khususnya dalam membaca Palawakya dalam
Sarasamuscaya
- Dengan inovatif memberikan umpan balik terhadap peserta didik
dengan pertanyaan lisan untuk menjelaskan Pengertian Palawakya,
perbedaan sloka dengan Palawakya
- Dengan percaya diri mendemonstrasikan Dharmagita melalui membaca
Palawakya dalam Sarasamuscaya

c. Konfirmasi.
- Dengan inovatif Guru memberikan contoh-contoh Palawakya dalam
Sarasamuscaya dan diikuti oleh siswa
- Siswa apabila berhasil mendemonstrasikan Palawakya dengan baik
diberikan penghargaan.

3. Kegiatan Penutup (15 Menit )


a.Siswa bekerja sama dibimbing guru mendemonstrasikan cara membaca
Palawakya yang telah mendapat klarifikasi
b. Evaluasi ( Poost test ) dalam bentuk test tulis dengan inovatif
c. Dengan kreatif siswa bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti.
d.Dengan bertanggung jawab siswamengerjakan tugas dirumah berlatih
membaca Palawakya
e. Doa penutup dengan parama santih “ Om Santih, Santih, Santih, Om”

E. Sumber Belajar
- Penuntun belajar Agama Hindu 3 berdasarkan kurikulum SLTP 1994 9 Ganeca
Exact Bandung )
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kelas IX ( I wayan Dastra dkk, tahun
2007, Exact Ganeca )
- LKS Widya Paramita Dharma Agama Hindu untuk SMP kelas IX ( Drs. I.G.A.K
Suthayasa, M.Si, Tahun 2008, Tri Agung. )
- Sarasamuscaya
- Buku LKS

F. Penilaian.
a. Teknik : Test
b. Bentuk Instrumen : .Test Uraian
c. Butir Instrumen : Soal
1. Jelaskan pengertian Palawakya!
2. Apa perbedaan antara Sloka dengan Palawakya, jelaskan !
3. Lafalkan/ bacalah Palawakya dalam Sarasamuscaya,4 !
Kunci Jawaban :
1. Palawakya adalah suatu bacaan terjemahan sloka dengan irama tertentu,
dengan menggunakan bahasa Jawa kuno. Sering dibacamenggunakan
irama Palawakya
2. Perbedaan antara Sloka dengan Palawakya adalah, Sloka merupakan
bagian ayat/bait dari kitab suci yang dibaca dengan menggunakan irama
mantra. Sedangkan Palawakya merupakan terjemahan Sloka yang
menggunakan bahasa Jawa kuno dengan irama Palawakya.
3. Palawakya dalam Sarasamuscaya
“Apan ikang wwang, uttama juga ya, nimitaning
Mangkana, wenang ya tumulung awakya
Sangkeng sangsara, makasadhananang suhakarma
Hinganing kottamaning dadi wwang ika”.

Artinya :
Sebab menjadi manusia sangat utama juga, karena itu, ia dapat menolong
dirinya dari keadaan samsara dengan jalan karma yang baik, demikian
keistimewaan menjadi manusia itu,
(Sarasamuscaya, 4)
G. Pedoman Penilaian
a. Untuk soal no 1 s/d 4 dijawab masing-masing soal benar skor 2

Jumlah skor yang diperoleh x 2,5 =

b. Soal no 5 menggunakan lembar Observasi


Lembar observasi
ASPEK
No Nama Nilai Ket.
Penguasaan Pemahaman Irama Ekspresi

Ket ;

Kolom yang diisi dengan angka sesuai criteria, yaitu :


1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = sedang
4 = Baik
5 = Amat baik
Penskoran Nilai untuk no 5

Nilai setiap aspek x 5


10 = Nilai

Skor nilai untuk no 1 s/d 5

Rumus
Jml Nilai Soal A + Jml nilai soal B
x 100 = N
10
Saran
:………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
12
Nama Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas Semester : IX / 2
Standar Kompetensi : Memahami hakekat Yadnya.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan sumber dan dasar hukum Yadnya serta
tingkata-tingkatan Yadnya.
Indikator : 1. Mampu mengungkapkan dasar hokum Yadnya.
2. Mampu menyebutkan sumber-sumber ajaran
Yadnya.
3 Mampu menyebutkan rumusan-rumusan Panca
Yadnya.
4. Mampu menguraikan tingkatan-tingkatan Yadnya
dengan alam semesta .

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit ( 1 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu :
1. Mengungkapkan dasar hukum Yadnya serta tingkatan-tingkatan Yadnya.
2. Sumber-sumber ajaran Yadnya.
3. Menyebutkan rumusan-rumusan Panca Yadnya.
4. Menguraikan tingkatan-tingkatan Yadnya

B. Materi Pembelajaran :
- Pengerttian dasar hukum Yadnya.
Secara etimologi yadnya berasal dari bahasa sansekerta dari akar kata “yaj”
yang berarti “memuja” , memberi penghormatan , menjadikan suci dan
mempersembahkan . Dalam Rg Weda VIII, 40. 4 kata “yaj” baerarti korban
atau pemujaan. Dalam pengertian umum yadnya dapat diartikan sebagai suatu
persembahan suci yang tulus ikhlas kepada yang dipuja atau dihormati. Dasar
hukum berlakunya yadnya bersumber dari kaedah etika sosil dan moral
religius. Ada dua dasar hukum yang dapat dijadikan dasar berlakunya yadnya
, yaitu:
1. Ajaran Tri Rna
2. Ajaran Wisuddhi Marga

- Sumber-sumber ajaran Yadnya .


Sumber ajaran Weda dalam agama Hindu secara kaedah social ritualitas
bersumber dari Weda Sruti maupun Smerti dan sastra-sastra agama Hindu.
Kitab-kitab Smerti sebagai sumber tertulis yang lebih sempurna memuat
tentang yadnya seperti, kitab Dharmasastra, Grhyasutra, Srauta sutra, dan
Maha Nirwana Tantra.

- Rumusan-rumusan Panca Yadnya.


1. Dewa Yadnya adalah suatu persembahan kepada Ida sang Hyang Widhi
Wasa beserta segala manifestasinya.
2. Pitra Yadnya adalah suatu persembahan suci secara tulus ikhlas dan lahi
bathin kepada orang dan para leluhur.
3. Rsi Yadnya adalah persembahan untuk memuliakan dan menghormati para ,
para Resi dan para Sulinggih.
4. Manusa Yadnya adalah suatu persembahan atau korban suci secara tulu
ikhlas kepada sesama manusia untuk keselamatan manusia baik secara
individu maupun secara keseluruhan.
5. Bhuta Yadnya adalah suatu korban suci kepada bhuta kala.
- Tingkata-tingkatan Yadnya.
1. Kanista artinya yang terkecil atau sederhana.
2. Madya artinya tingkatan menengah atau sedang.
3. Utama artinya tingkatan tertinggi atau utama.

C. Metode Pembelajaran :
Model : Kooperatif learning.
Metode : Ceramah, diskusi, tugas, Tanya-jawab.

D. Langkah – langkah Kegiatan :


1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 Menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d. Dengan bekerja keras siswa mencari buku tentang yadnya.
e. Dengan inovatif Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang dasar
hukum yadnya dan sumber – sumber ajaran yadnya .

2. Kegiatan Inti ( 60 Menit )


a. Eksplorasi.
1. Dengan kerja sama siswa membentuk kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 4-5 orang setiap kelompokna.
2. Dengan kreatif siswa membahas materi yang berbeda antara kelompok
satu dengan yang lainnya.
3. Dengan inovatif membimbing siswa yang menemui kesulitan dalam
berdiskusi.

b. Elaborasi.
1. Dengan percaya diri siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
2. Kelompok yang lain se dengan kreatif sebagai penyangga.
3. Siswa bekerja sama mengambil kesepakatan pembahasan tema
tentang yadnya

c. Konfirmasi.
1. Dengan inovatif memberikan umpan balik dengan beberapa pertanyaan
yang dijawab oleh siswa.
2. Siswa yang berhasil menjawab dengan baik diberi penghargaan.
3. Siswa dengan kreatif bertanya tentang materi yang belum diketahui.
4. Guru dengan kreatif memotivasi siswa yang belum aktif dalam diskusi
kelompok.

3. Kegiatan Penutup (10 Menit )


1. Siswa bekerja keras dengan bimbingan guru membuat rangkuman
materi tentang Yadnya.
2. Dengan bekerja keras guru mengevaluasi atau refleksi terhadap kekiatan
yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
3. Mengakhiri pembelajaran , mengucapkan parama santhi, “Om Santih,
santih, santih Om”

E. Sumber Belajar
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls.IX ( I Wayan Midastra dkk, th
2007, exsact ganeca )
- LKS Widya Paramita Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan Midastra ,
dkk. th 2009 Tri Agung )

F. Penilaian.
a. Teknik : Test
b. Bentuk Instrumen : .Test Uraian
c. Butir Instrumen : Soal

1. Sebutkan dasar hukum pelaksanaan yadnya !


2. Sebutkan tingkatan-tingkat yadnya !
3. Sebutkan bagian-bagian Panca Yadnya !
4. Sebutkan sumber-sumber yadnya!
5. Sebutkan pengertian dari Resi yadnya !

d. Kunci jawaban :
1. Bersumber dari kaedah etika sosil dan moral religius. Ada dua dasar hukum
yang dapat dijadikan dasar berlakunya yadnya , yaitu:
1. Ajaran Tri Rna
2. Ajaran Wisuddhi Marga
2. 1. Kanista artinya yang terkecil atau sederhana.
2. Madya artinya tingkatan menengah atau sedang.
3. Uttama artinya tingkatan tertinggi atau utama.
3. 1. Dewa yadnya
2. Pitra Yadnya
3. Manusa Yadnya
4. Resi Yadnya
5. Bhuta Yadnya
4. Bersumber dari Weda Sruti maupun Smerti dan sastra-sastra agama Hindu.
Kitab-kitab Smerti sebagai sumber tertulis yang lebih sempurna memuat
tentang yadnya seperti, kitab Dharmasastra, Grhyasutra, Srauta sutra, dan
Maha Nirwana Tantra.
5. Rsi Yadnya adalah persembahan untuk memuliakan dan menghormati para
Nabi, para Resi dan para Sulinggih.

e. Penilaian.
a. Setiap soal dijawab benar diberi skor 2
b. Setiap soal dijawab salah diberi skor 0
c. Nilai siswa = jumlah soal dijawab benar x 2
d. Contoh = soal benar 5 x 2 = 10.

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
13

Nama Sekolah : SMP


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas Semester : IX / 2
Standar Kompetensi : Memahami hakekat Yadnya.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan syarat-syarat pelaksanaan Yadnya.
Indikator : 1. Mampu menjelaskan syarat-syarat Yadnya.
2. Mampu menyebutkan bentuk-bentuk Yadnya.
3 Mampu menyebutkan rumusan-rumusan Panca
Yadnya.

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit ( 1 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan syarat-syarat Yadnya.
2. Menyebutkan bentuk-bentuk Yadnya.
3. Menyebutkan rumusan-rumusan Panca Yadnya.

B. Materi Pembelajaran :
- Syarat – syarata Yadnya
Dalam pelaksanaan yadnya ada persyaratan berdasarkan drsta dan berdasarkan
sastra agama . Disamping itu ada 3 tuntutan dan 3 persyaratan :
Tiga tuntutan :
1. Kebersihan , segala peralatan upakara hendaknya dijaga kebersihannya.
2.Keseragaman, adanya tuntutan atau pedoman mengenai tatacara
pelaksanaan upacara yadnya yang dilaksanakan.
3.Ketertiban, maksudnya adanya pemimpin yang mengarahkan pelaksanaan
upacara yadnya dari awal sampai akhir.
Tiga persyaratan :
1.Mudah, segala bahan upakara hendaknya menggunakan yang mudah
didapat dilingkungan disekitar kita.
2. Murah, harga bahan yang digunakan murah namun kwalitasnya cukup baik.
3.Idmat, daalam pelaksanaan yadnya didasari dengan hati yang suci, pikiran
yang jernih, dan jiwa yang tenang.

- Bentu bentuk Yadnya.


1. Yadnya yang riil ( nyata ) misalnya dengan cara membuat upakara.
2. Yadnya yang astrak (tidak nyata ) misalnya dengan jalan bersemedi,
beryoga, bertapa dan berpuasa.
.
- Rumusan-rumusan Panca Yadnya.
1. Dewa Yadnya .
a. Melaksanakan Tri Sandya 3 x sehari
b. Melaksanakan Tirta yatra atau dharma yatra.
c. Menumbuhkan rasa bhakti serta taqwa kepada Ida Sang Hyang Widhi.
2. Pitra Yadnya .
a. Melaksanakan upacara pemujaan leluhur dengan baik dan benar.
b. Melaksanakan upacara nyekah.
c.Menumbuhkan rasa bhkti dan patuh kepada orang tua, serta bertanggung
jawab atas hari tuanya.
3. Rsi Yadnya .
a. Membantu pelaksanaan dwi jati.
b. Melaksanakan nasehat dan petuah-petuahnya.
c. Memfungsikan sulinggih.
4. Manusa Yadnya.
a. Meningkatkan sumber daya manysia.
b. Menjadikan anak-anaknya sebagai anak yang suputra
c. Menjadikan sesamanya menjadi manusia yang sujana.
5. Bhuta Yadnya .
a.Ikut menjaga pelestarian alam lingkungan dengan mengadakan
penghijauan , pelestarian satwa.
b.Melaksanakan upacara bhuta yadnya terhadap bhuta kala.

C. Metode Pembelajaran :
Model : Kooperatif learning.
Metode : Ceramah, diskusi, tugas, Tanya-jawab.

D. Langkah – langkah Kegiatan :


1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 Menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b. Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d.. Siswa bekerja keras mencari buku tentang yadnya.
f. Dengan inovatif guru menyampaikan materi pembelajaran tentang Syarat-
syarat yadnya, bentuk yadnya dan rumusan-rumusan yadnya .

2. Kegiatan Inti ( 60 Menit )


a. Eksplorasi.
1. Dengan bekerja sama siswa membentuk kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari 4-5 orang setiap kelompokna.
2. Siswa dfengan bekerja sama membahas materi yang berbeda antara
kelompok satu dengan yang lainnya.
3. Dengan inovatif guru membimbing siswa yang menemuai kesulitan
dalam berdiskusi.

b. Elaborasi.
1. Dengan percaya diri siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
2. Kelompok yang lainnya dengan kreatif sebagai penyangga.
3. Siswa bekerja sama mengambil kesepakatan pembahasan tema
tentang yadnya

c. Konfirmasi.
1. Dengan inovatif guru memberikan umpan balik dengan beberapa
pertanyaan yang dijawab oleh siswa.
2. Siswa yang berhasil menjawab dengan baik diberi penghargaan.
3. Siswa dengan kreatif bertanya tentang materi yang belum diketahui.
4. Guru dengan kreatif memotivasi siswa yang belum aktif dalam diskusi
kelompok.

3. Kegiatan Penutup (15 Menit )


1. Dengan bekerja sama siswa dibimbingan guru membuat rangkuman
materi tentang Yadnya.
2. Guru bekerja keras mengevaluasi atau refleksi terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
3. Mengakhiri pembelajaran , mengucapkan parama santhi, “Om Santih,
santih, santih Om”
E. Sumber Belajar
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls.IX ( I Wayan Midastra dkk, th
2007, exsact ganeca )
- LKS Widya Paramita Agama Hindu untuk SMP Kls IX

F. Penilaian.
a. Teknik : Test
b. Bentuk Instrumen : .Test Uraian
c. Butir Instrumen : Soal
1. Sebutkan 3 tuntutan dalam syarata yadnya !
2. Sebutka 3 persyaratan pelaksanaan yadnya !
3. Sbutkan bentuk-bentuk yadnya !
4. Sebutkan rumusan-rumusan Dewa yadnya dalam Panca Yadnya !
5. Sebutkan rumusan-rumusan Bhuta yadnya dalam Panca Yadnya !

d. Kunci jawaban :
1. 1. Kebersihan , segala peralatan upakara hendaknya dijaga kebersihannya.
2.Keseragaman, adanya tuntutan atau pedoman mengenai tatacara
pelaksanaan upacara yadnya yang dilaksanakan.
3.Ketertiban, maksudnya adanya pemimpin yang mengarahkan pelaksanaan
upacara yadnya dari awal sampai akhir.
2. 1. Mudah, segala bahan upakara hendaknya menggunakan yang mudah didapat
dilingkungan disekitar kita.
2. Murah, harga bahan yang digunakan murah namun kwalitasnya cukup baik.
3.Idmat, daalam pelaksanaan yadnya didasari dengan hati yang suci, pikiran
yang jernih, dan jiwa yang tenang.
3. 1. Yadnya yang riil ( nyata ) misalnya dengan cara membuat upakara.
2.Yadnya yang astrak (tidak nyata ) misalnya dengan jalan bersemedi,
beryoga, bertapa dan berpuasa.
4. a. Melaksanakan Tri Sandya 3 x sehari
b. Melaksanakan Tirta yatra atau dharma yatra.
c. Menumbuhkan rasa bhakti serta taqwa kepada Ida Sang Hyang Widhi.
5. a Ikut menjaga pelestarian alam lingkungan dengan mengadakan penghijauan
, pelestarian satwa.
b. Melaksanakan upacara bhuta yadnya terhadap bhuta kala
e. Penilaian.
a. Setiap soal dijawab benar diberi skor 2
b. Setiap soal dijawab salah diberi skor 0
c. Nilai siswa = jumlah soal dijawab benar x 2
d. Contoh = soal benar 5 x 2 = 10.

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
14

Nama Sekolah : SMP


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas Semester : IX / 2
Standar Kompetensi : Memjelaskan hakekat dan tujuan pelaksanaan hari
suci keagamaan.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan hakekat dan tujuan pelaksanaan hari
suci keagaman .
Indikator : 1.Mampu menguraikan hakekat hari suci
keagamaan sebagai komunikasi social .
2. Mampu menguraikan hakekat hari suci
keagamaan sebagai sarana pendidikan.
3. Mampu mengklasifikasikan hari suci keagmaan .

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit ( 1 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu :
1. Menguraikan hakekat hari suci keagamaan sbagai komunikasi social .
2. menguraikan hakekat hari suci keagamaan sebagai sarana pendidikan.
3. Mengklasifikasikan hari suci keagamaan.

B. Materi Pembelajaran :
- Hakekat hari suci keagamaan .
Hari suci keagamaan sering disebut dengan hari raya keagamaan atau hari
besar keagamaam. Bagi umat Hindu di Bali khususnya hari raya keagamaan
sering disebut denga rerahinan atau rahinan.
Secara ethimologi kata rerahianan atau rahian itu berasal dari kata rai yang
berarti ujung atau puncak , puncaknya hari.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa rerahinan berarti hari – hari
tertentu yang menjadi puncaknya hari dari keseluruhan hari yang ada. Selain
itu juga hari raya / rerahinan itu sering dianggap sebagai hari keramat atau
hari yang disakralkan . Pada hari suci tersebut umat Hindu wajib
melaksanakan pemujaan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi dengan segala
manifestasinya. Hari suci merupakan hari yang diberkahi oleh Hyang Widhi.
Oleh karena itu hari suci merupakan hari yang sangat baik untuk melaksanakan
Upacara Yadnya.. Inilah yang dianggap bahwa hakekat hari suci keagamaan
sebagai alat pernyataan Sradha dan Bhakti bagi umat Hindu, sekaligus sebagai
sarana komunikasi social, karena didalam pelaksanaannya, umat Hindu
mengadakan persembahyangan bersama. Didalam persembahyangan bersama
inilah terjadinya komunikasi social, seperti dengan adanya pengaturan
tentang upakara-upakara yang dipersiapkan dan penentuan – penentuan untuk
melaksanakan persembahyangan sampai dengan memohon tirta, dengan suatu
harapan terciptanya suasana aman dan damai.
- Hari suci keagamaan sebagai sarana pendidikan .
Ini tercermin dari pernyataan hari suci Saraswati yang secara umum
dilaksanakan disetiap sekolah. Pada hari suci dini diyakini merupakan hari
turunnya Ilmu Pengetahuan . Pada hari suci Saraswati khususnya para siswa di
sekolah wajib melaksanakan persembahyangan bersama dengan tujuan agar
dapat mengenang dan menghayati makna dari perayaan hari suci Saraswati.
- Hari suci keagamaan dapat dibedakan berdasarkan Pawukon dan Sasih, ada
juga yang berdasarkan pertemuan antara Sapta Wara dan Panca Wara, serta
pertemuan antara Panca Wara dan Tri Wara. Hari raya yang berdasarkan
Pawukon : Saraswati, Galungan, Kuningan, Pagerwesi dan lain-lain. Sedangkan
yang berdasarkan Sasih : Siwalatri dan Nyepi. Yang berdasarkan pertemuan
Sapta Wara dan Panca Wara adalah : Tumpek, Anggarkasih, Budha Wage,
Budha Kliwon, dan yang berdasarkan pertemuan Panca wara dan Tri wara
adalah Kajeng Kliwon.

C. Metode Pembelajaran :
Model : Kooperatif learning.
Metode : Ceramah, diskusi, Tanya-jawab.

D. Langkah – langkah Kegiatan :


1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 Menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b.Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
d. Dengan inovatif guru mengajukan pertanyaan yang terkait dengan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan .
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan inovatif

2. Kegiatan Inti ( 60 Menit )


a. Eksplorasi.
1. Dengan rasa ingin tahu siswa mencari buku-buku tentang hari suci.
2. Dengan kreatif siswa difasilitasi oleh guru mengidentifikasi materi hari
suci.keagamaan
3. Dengan kerja keras siswa dapat menyebutkan pemahaman awal tentang
hari suci keagamaan.

b. Elaborasi.
1. Dengan bekerkarja sama siswa membentuk kelompok-kelompok kecil
yang beranggotakan masing-masing 4- 5 orang.
2. Masing-masing kelompok dengan bekerja keras berdiskusi dengan
materi yang berbeda.
3. Dengan percaya diri siswa secara bergantian masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
4. Siswa yang lainnya secara kreatif sebagai kelompok penyangga.

c. Konfirmasi.
1. Dengan inovatif guru memberi umpan balik dengan beberapa
pertanyaan yang dijawab oleh siswa.
2. Siswa yang berhasil menjawab dengan baik diberi penghargaan.
3. Dengan kreatif siswa menyampaikan pertanyaan tentang pembelajaran
yang belum diketahui.
4. Guru Dengan inovatif memberi motivasi kepada siswa yang belum
aktif dalam kerja kelompok.

3. Kegiatan Penutup (15 Menit )


1. Siswa bekerja keras didamping oleh guru membuat rangkuman materi
tentang hari suci.
2. Dengan inovatif guru mengevalusi atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksakan secara konsisten dan terprogran.
3. Mengakhiri pembelajaran mengucapkan parama santhi. “Om Santih,
santih, santih Om “

E. Sumber Belajar
- Widya Dharma Agama Hindu ( KBK th 2004 ) untuk SMP Kls.IX ( I Ketut
Sukartha, dkk. Th.2004 Ganeca )
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan Midastra , dkk,th
2007 , exsact ganeca )
- LKS Widya Paramita Agama Hindu untuk SMP Kls IX
- Buku Panca Sradha ,

F. Penilaian.
a. Teknik : Test
b. Bentuk Instrumen : .Test Uraian
c. Butir Instrumen : Soal
1. Jelaskan hakekat hari suci keagamaan sebagai alat komunikasi social !
2. Jelaskan hakekat hari suci sebagai sarana pendidikan !
3. Sebutkan kelompok hari suci berdasarkan sasih !
4. Sebutkan kelompok hari suci berdasarka Pawukon !
5.Sebutkan kelompok hari suci berdasarkan pertemuan antara Saptawara
dan Pancawara !
d. Kunci jawaban :
1. Dalam melaksanakan persembahyangan bersama disana terjadi
komunikasi social , seperti dalam persiapan-persiapan apakara,
penentuan persembahyangan dan lain-lain.
2. Dalam pelaksanaan hari suci Saraswati di Sekolah ataupun di Pura yang
lain dilaksanakan kegiatan membuat sarana upakara,dan pada puncaknya
diisi dengan pencerahan berupa Dharmawacana.
3. Siwa Latri dan Nyepi.
4. Galungan, Kuningan, Saraswati dan Pagerwesi.
5. Tumpek, Anggara kasih, Budha Wage, Budha Kliwon.

e. Penilaian.
a. Setiap soal dijawab benar diberi skor 2
b. Setiap soal dijawab salah diberi skor 0
c. Nilai siswa = jumlah soal dijawab benar x 2
d. Contoh = soal benar 5 x 2 = 10.

Mengetahui : Guru Mata Pelajaran


Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
15

Nama Sekolah : SMP


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas Semester : IX / 2
Standar Kompetensi : Memjelaskan hakekat dan tujuan pelaksanaan hari
suci keagamaan.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pengeruh hari suci keagamaan terhadap
peningkatan Sradha dan Bhakti kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa.
Indikator : 1. Mampu menjelaskan pengaruh hari suci
keagamaan terhadap sikap mental.
2. Mampu menjelaskan pengaruh hari suci
keagamaan didalam meningkatkan Sradha dan
Bhakti terhadap Ida Sang Hyang widhi.

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit ( 1 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap sikap mental.
2. Menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan didalam meningkatkan Sradha
dan Bhakti terhadap Ida Sang Hyang widhi.

B. Materi Pembelajaran :
- Pengaruh hari suci keagamaan terhadap sikap mental.
Hari adalah hari yang dipandang suci , kramat untuk melakukan pemujaan
kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dengan segalah manifestasinya . Jika
manusia melaksanakan Yadnya pada hari suci maka nilainya sangat tinggi dan
mulia karena itu setiap umat yang memohon waranugrahaNya selalu
memanfaatkan hari suci sebagai jalan terbaik untuk mendekatkan diri
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi sebagai rasa sujud bakti mereka.
Bhagawad Gita Bab.III,13
Yang baik makan, setelah upacara bhakti, akan terlepas dari
segala dosa , tetapi menyediakan makanan lezat untuk dirinya sendiri,
mereka ini sesungguhnyha makan dosa.

Lontar Jaya Kasunu menjelaskan :


Pada hari suci Galungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa turun kedunia
menganugrahkan kekuatan dan kesucian lahir bathin kepada
ciptaanNya guna memerangi Adharma

Lontar Sundari Gama menguraikan :


Hari suci yang baik disebut pesuci Hyang, para Dewa Bhatara,
Widyadara – widyadari, Pitara memanfaatkan hari suci beryoga untuk
keselamatan dunia dan manusiapun berkenan ikut serta melaksanakan
cinta kasih seperti yang dilimpahkan oleh Ida Sang Hyang Widhi
Wasa.

Ini berarti , jika umat melaksanakan yadnya pada hari suci maka
mempunyai kepuasan yang sangat tinggi bagi kehidupan karena , sadar
bahwa hari suci akan dapat meningkatkan kwalitas diri , seperti
merubah tingkah laku , memperhalus bhudi pekerti, dalam kehidupan
sehari – hari.
Pengaruh hari suci keagamaan didalam meningkat Sradha Bhakti
kehadapan Ida sang Hyang Widhi Wasa.
Sebagai penyucian dan pembersihan secara lahir dan bathin sehingga
tercipta hidup yang harmonis didasari dengan nilai ajaran agama
sehingga tertanam rasa bhakti dan ketekunan dalam sembahyang. Ini
berarti hari suci mampu mendekatkan umat kepada beliau melalui
aktifitas yandnya, melalui hari – hari sucu keagamaan.Hari suci juga
merupakan hari yang diberkahi oleh Ida sang Hyang Widhi wasa berupa
kesejahteraan umat manusia didunia.

C. Metode Pembelajaran :
Model : Kooperatif learning.
Metode : Ceramah, diskusi, tugas, Tanya-jawab.
D. Langkah – langkah Kegiatan :
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 Menit )
a. Menghaturkan panganjali umat “ Om Swastyastu”
b.Mengucapkan mantra mengawali pembelajaran
”OM Awighnam astu namo sidham
”OM. Sidhirastu tad astu swaha
c. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik

b. Menyiapkan materi ajar tentang hari suci secara kreatif


c. Dengan inovatif mengajukan pertanyaan yang terkait dengan pengetahuan
sebelumnya denga materi yang akan diajarkan .

2. Kegiatan Inti ( 60 Menit )


a. Eksplorasi.
1. Dengan rasa ingin tahu siswa mencari buku-buku tentang hari suci.
2. Siswa dengan kreatif difasilitasi oleh guru mendiskusikan dan
membahas tentang materi hari suci.
3. Siswa bekerja keras dapat menyebutkan pemahaman awal tentang
hakekat dan tujuan hari suci.

b. Elaborasi.
1. Siswa bekerja sama membentuk kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan masing-masing 5 orang.
2. Siswa bekerja sama berdiskusi tentang hari suci.
3. Siswa dengan percaya diri secara bergantian masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
4. Siswa yang lainnya secara kreatif ebagai kelompok penyangga.
5. Siswa dengan bekerja keras menyimpul;kan materi hari suci.

c. Konfirmasi.
1. Dengan inovatif guru memberi umpan balik dengan beberapa
pertanyaan yang dijawab oleh siswa.
2. Siswa yang berhasil menjawab dengan baik diberi penghargaan.
3. Dengan kreatif siswa menyampaikan pertanyaan tentang pembelajaran
yang belum diketahui.

3. Kegiatan Penutup (15 Menit )


1. Dengan bekerja keras siswa didamping oleh guru membuat rangkuman
materi tentang hari suci.
2. Dengan bekerja keras guru mengevalusi atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksakan secara konsisten dan terprogran.
3. Mengakhiri pembelajaran mengucapkan parama santhi. “Om Santih,
santih, santih Om “

E. Sumber Belajar
- Widya Dharma Agama Hindu ( KBK th 2004 ) untuk SMP Kls.IX ( I Ketut
Sukartha, dkk. Th.2004 Ganeca )
- Widya Dharma Agama Hindu untuk SMP Kls IX ( I Wayan Midastra , dkk,th
2007 , exsact ganeca )
- LKS Widya Paramita Agama Hindu untuk SMP Kls IX
- Buku Panca Sradha ,

F. Penilaian.
a. Teknik : Test
b. Bentuk Instrumen : .Test Uraian
c. Butir Instrumen : Soal

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hari suci…………..


2. Bagaimana nilai yadnya jika dilaksanakan pada hari suci keagamaan …
3. Dalam lontar Sundari Gama hari suci disebut dengan …………
4. Seseorang yang menyediakan makan untuk dirinya sendiri ,
sesungguhnya makan dosanya. Uraian ini terdapat dalam……….
5. Jelaskan dengan singkat pengaruh hari suci terhadap sradha bhakti
kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa…………………..

d. Kunci jawaban :
1. Hari yang dipandang suci, keamat unutk melakukan pemujaan kehadapan
Ida sang Hyang Widhi Wasa dengan segala manifestasinya.
2. sangat tinggi dan mulia.
3. Pesucian Hyang
4. Bhagawad Gita , Bab III, 13.
5. Melalui perayaan hari suci umat merasa lebih dekat kehadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa didalam waranugrahanya.

e. Penilaian.
a. Setiap soal dijawab benar diberi skor 2
b. Setiap soal dijawab salah diberi skor 0
c. Nilai siswa = jumlah soal dijawab benar x 2
d. Contoh = soal benar 5 x 2 = 10.
Mengetahui : Guru Mata Pelajaran
Kepala SMP …………………. Pendidikan Agama Hindu

………………………………… ……………………………….
NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai