Anda di halaman 1dari 17

Laporan Posisi Keuangan

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan adalah :

(a) aset tetap;

(b) properti investasi;

(c) aset takberwujud;

(d) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (h), dan (i));

(e) investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;

(f) aset biologis dalam ruang lingkup PSAK 69: Agrikultur;

(g) persediaan;

(h) piutang usaha dan piutang lain;

(i) kas dan setara kas;

(j) total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam
kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak
Lancar yang Dikuasai untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan;

(k) utang usaha dan utang lain;

(l) provisi;

(m) liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l));

(n) liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46: Pajak Penghasilan;

(o) liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;

(p) liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
sesuai dengan PSAK 58;

(q) kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan

(r) modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Entitas dapat menyajikan pos-pos tambahan (termasuk memisahkan pos-pos dalam laporan posisi
keuangan, judul, dan subtotal dalam laporan posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk
pemahaman posisi keuangan entitas.

Misalnya : point a s.d j di totalkan dengan sebutan aset

Ketika entitas menyajikan subtotal, maka subtotal tersebut:

(a) berisi pos-pos yang berasal dari jumlah yang diakui dan diukur sesuai dengan PSAK;
(b) disajikan dan diberi judul sehingga pos-pos yang merupakan subtotal menjadi jelas dan dapat
dipahami

(c) konsisten dari suatu periode ke periode yang lain, sesuai dengan paragraf 45; dan

(d) tidak lebih diutamakan daripada subtotal dan total yang disyaratkan PSAK untuk laporan posisi
keuangan. (55)

Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar, dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang,
sebagai klasifikasi tersendiri dalam laporan posisi keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak
diklasifikasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka pendek). (56)

Pernyataan ini tidak mengatur susunan atau format penyajian pos-pos.(57)

Paragraf 54 hanya menjelaskan daftar pos-pos yang berbeda berdasarkan sifat atau fungsinya untuk
mengizinkan penyajian tersendiri di dalam laporan posisi keuangan.

Sebagai tambahan:

(a) pos disajikan tersendiri jika ukuran, sifat atau fungsi dari pos tersebut atau penggabungan pos-pos
yang sama menyebabkan penyajian tersendiri menjadi relevan untuk memahami posisi laporan
keuangan entitas;

(b) deskripsi yang digunakan dan urutan dari pos-pos atau penggabungan pos-pos yang serupa dapat
diubah sesuai dengan sifat entitas dan transaksinya, untuk menyediakan informasi yang relevan dalam
memahami posisi keuangan entitas.

Sebagai contoh, institusi keuangan mungkin mengubah deskripsi di atas dalam rangka memberikan
informasi yang relevan mengenai operasi institusi keuangan.

Entitas mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara tersendiri didasarkan pada
penilaian dari:

(a) sifat dan likuiditas aset;

(b) fungsi aset tersebut dalam entitas; dan

(c) jumlah, sifat dan jangka waktu liabilitas

Penggunaan dasar pengukuran yang berbeda untuk kelas aset yang berbeda menunjukkan bahwa sifat
dan fungsi aset tersebut berbeda dan, oleh karena itu, entitas menyajikan kelompok aset yang berbeda
secara tersendiri. Sebagai contoh, kelompok aset tetap dapat dicatat berdasarkan biaya perolehan atau
jumlah revaluasian sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap.

Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai
klasifikasi tersendiri dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan paragraf 66–76, kecuali penyajian
berdasarkan likuiditas menyediakan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Jika
pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas menyajikan seluruh aset dan liabilitas berdasarkan
urutan likuiditas.
Apapun metode penyajian yang digunakan, entitas mengungkapkan jumlah yang diperkirakan dapat
dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset dan liabilitas yang
menggabungkan jumlah yang diperkirakan akan dipulihkan atau diselesaikan: (a) tidak lebih dari dua
belas bulan setelah periode pelaporan, dan (b) lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Ketika entitas menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat diidentifikasi secara jelas,
maka klasifikasi tersendiri atas aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang dalam laporan posisi keuangan memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan
aset neto yang digunakan secara terus menerus sebagai modal kerja dari aset neto yang digunakan
dalam operasi entitas jangka panjang entitas. Pengklasifikasian tersebut juga menunjukkan aset yang
diperkirakan akan direalisasikan dalam siklus operasi berjalan, dan liabilitas yang akan jatuh tempo pada
periode yang sama

Untuk beberapa entitas, seperti institusi keuangan, penyajian aset dan liabilitas berdasarkan urutan
likuiditas menyediakan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan dibandingkan penyajian
berdasarkan lancar dan tidak lancar atau jangka pendek dan jangka panjang karena entitas pada industri
tersebut tidak menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat diidentifikasi secara jelas.

Dalam menerapkan paragraf 60, entitas diizinkan untuk menyajikan beberapa aset menggunakan
klasifikasi lancar dan tidak lancar, dan liabilitas menggunakan klasifikasi jangka pendek dan jangka
panjang dan aset lainnya berdasarkan likuiditas jika penyajian tersebut menyediakan informasi yang
lebih relevan dan dapat diandalkan. Kebutuhan untuk mengkombinasikan dasar penyajian dimungkinkan
jika entitas memiliki operasi yang beragam.

65. Informasi mengenai tanggal perkiraan realisasi aset dan liabilitas berguna dalam menilai likuiditas
dan solvabilitas entitas. PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan mensyaratkan pengungkapan
tanggal jatuh tempo aset keuangan dan liabilitas keuangan. Aset keuangan termasuk piutang usaha dan
piutang lain, dan liabilitas keuangan termasuk utang usaha dan utang lain. Informasi tentang tanggal
perkiraan pemulihan aset nonmoneter seperti persediaan dan tanggal perkiraan dari penyelesaian
liabilitas seperti provisi juga bermanfaat, terlepas dari apakah aset diklasifikasikan sebagai lancar dan
tidak lancar dan liabilitas sebagai jangka panjang dan jangka pendek. Sebagai contoh, entitas
mengungkapkan jumlah persediaan yang diperkirakan dapat dipulihkan lebih dari dua belas bulan
setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:

(a) entitas memperkirakan akan merealisasikan aset, atau memiliki intensi untuk menjual atau
menggunakannya, dalam siklus operasi normal;

(b) entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;

(c) entitas memperkirakan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode
pelaporan; atau

(d) aset merupakan kas atau setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas),
kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-
kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk dalam kriteria di atas sebagai aset tidak lancar.
Pernyataan ini menggunakan istilah ”tidak lancar” untuk mencakup aset tetap, aset takberwujud dan
aset keuangan yang bersifat jangka panjang. Pernyataan ini tidak melarang penggunaan istilah lainnya
sepanjang pengertiannya jelas.

68. Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan dan
realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas. Ketika siklus operasi normal entitas tidak dapat
diidentifikasikan secara jelas, maka siklus diasumsikan selama dua belas bulan. Aset lancar termasuk
aset (seperti persediaan dan piutang dagang) yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian
dari siklus operasi normal meskipun aset tersebut tidak diperkirakan untuk direalisasikan dalam jangka
waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan. Aset lancar juga mencakup aset yang utamanya
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan (contohnya mencakup aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 71: Instrumen Keuangan) dan bagian lancar dari aset
keuangan tidak lancar.

Liabilitas Jangka Pendek

69. Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek jika:

(a) entitas memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normal;

(b) entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;

(c) liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan; atau

(d) entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menangguhkan penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan (lihat paragraf 73). Persyaratan liabilitas
yang dapat mengakibatkan diselesaikannya liabilitas tersebut dengan menerbitkan instrumen ekuitas,
sesuai dengan pilihan pihak lawan, tidak berdampak terhadap klasifikasi liabilitas tersebut.

Entitas mengklasifikasikan liabilitas yang tidak termasuk dalam kriteria diatas sebagai liabilitas jangka
Panjang.

70. Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang usaha dan beberapa akrual untuk biaya karyawan
dan biaya operasi lain, merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal
entitas. Entitas mengklasifikasikan liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek meskipun liabilitas
tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan. Siklus
operasi normal yang sama diterapkan pada klasifikasi aset dan liabilitas entitas. Jika tidak dapat
diidentifikasi secara jelas, maka siklus operasi normal entitas diasumsikan dua belas bulan.

71. Liabilitas jangka pendek lain tidak diselesaikan dalam siklus operasi normal, tetapi jatuh tempo untuk
diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan. Contohnya beberapa liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
diperdagangkan sesuai dengan PSAK 71: Instrumen Keuangan, cerukan bank, dan bagian jangka pendek
dari liabilitas keuangan jangka panjang, utang dividen, utang pajak penghasilan, dan utang nonusaha
lain. Liabilitas keuangan yang menyediakan pembiayaan jangka panjang (yaitu bukan bagian dari modal
kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal) dan tidak jatuh tempo untuk diselesaikan dalam
waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan merupakan liabilitas jangka panjang, sebagaimana
diatur dalam paragraf 74 dan 75.
72. Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas jangka pendek jika liabilitas tersebut
akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, meskipun: (a)
kesepakatan awal perjanjian pinjaman adalah untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan; dan (b)
perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar jangka
panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk
terbit. 72A. Dikosongkan.

73. Jika entitas memperkirakan, dan memiliki diskresi, untuk melakukan pembiayaan kembali atau
perpanjangan suatu kewajiban selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan
dengan menggunakan fasilitas pinjaman yang ada, maka entitas mengklasifikasikan kewajiban tersebut
sebagai liabilitas jangka panjang, meskipun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam periode yang
lebih pendek dari dua belas bulan. Akan tetapi, jika pembiayaan kembali atau perpanjangan kewajiban
bukan merupakan diskresi entitas (sebagai contoh, tidak terdapat pengaturan untuk pembiayaan
kembali), maka entitas tidak mempertimbangkan kemungkinan potensi pembiayaan kembali kewajiban
dan mengklasifikasikannya sebagai liabilitas jangka pendek.

74. Ketika entitas melanggar ketentuan pengaturan pinjaman jangka panjang pada saat atau sebelum
akhir periode pelaporan yang menyebabkan liabilitas tersebut harus segera dibayar sesuai permintaan,
entitas mengklasifikasikan liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun pemberi
pinjaman menyetujui, setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit, untuk tidak mensyaratkan pembayaran sebagai konsekuensi atas pelanggaran
tersebut. Entitas mengklasifikasikan liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek karena, pada
akhir periode pelaporan, entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menangguhkan penyelesaian
liabilitas tersebut dalam jangka waktu sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
75. Akan tetapi, entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka panjang jika pemberi
pinjaman menyetujui pada akhir periode pelaporan untuk menyediakan tenggang waktu pembayaran
yang berakhir sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan, selama periode di mana
entitas dapat memperbaiki pelanggaran terhadap persyaratan perjanjian dan pemberi pinjaman tidak
dapat meminta percepatan pembayaran kembali.

75A. Dikosongkan.

76. Berkaitan dengan pinjaman yang diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika peristiwa
berikut ini terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal penyelesaian laporan keuangan diotorisasi
untuk terbit, maka peristiwa tersebut diungkapkan sebagai peristiwa yang tidak membutuhkan
penyesuaian sesuai dengan PSAK 8: Peristiwa Setelah Periode Pelaporan:

(a) pembiayaan kembali berbasis jangka panjang;

(b) perbaikan pelanggaran pengaturan pinjaman jangka panjang; dan

(c) pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memperbaiki pelanggaran
pengaturan pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode
pelaporan.

76A–76B. Dikosongkan.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan
77. Entitas mengungkapkan, dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan,
subklasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi
entitas.

78. Detail subklasifikasi bergantung pada ketentuan SAK, serta ukuran, sifat, dan fungsi jumlah yang
terkait. Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang diatur dalam paragraf 58 untuk menentukan dasar
subklasifikasi. Pengungkapan berbeda untuk setiap pos, sebagai contoh:

(a) pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap;

(b) piutang dipisahkan menjadi jumlah piutang usaha, piutang pihak-pihak berelasi, pembayaran di muka
dan jumlah lain;

(c) persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14: Persediaan menjadi barang dagangan, barang
produksi, bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi;

(d) provisi dipisahkan menjadi provisi untuk imbalan kerja dan provisi lain; dan

(e) modal ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelas seperti modal disetor, tambahan
modal disetor dan cadangan.

79. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan
ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:

(a) untuk setiap jenis modal saham:

(i) jumlah saham modal dasar;

(ii) jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi tidak disetor
penuh;

(iii) nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal;

(iv) rekonsiliasi jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir periode;

(v) hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap kelas saham, termasuk
pembatasan pembagian dividen dan pelunasan atas modal;

(vi) saham entitas yang dimiliki oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau oleh entitas
asosiasi; dan

(vii) saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak penjualan saham,
termasuk jumlah dan persyaratan; dan

(b) deskripsi mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.

80. Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau unit perwalian,
mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan paragraf 79(a), yang memperlihatkan perubahan
selama suatu periode dari setiap kategori kepentingan ekuitas, serta hak, keistimewaan, dan
pembatasan yang melekat pada setiap jenis kepentingan ekuitas.
80A. Jika entitas telah mereklasifikasi:

(a) instrumen keuangan yang memiliki fitur opsi jual yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas,
atau

(b) instrumen yang mensyaratkan kewajiban kepada entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain
bagian prorata aset neto entitas hanya pada saat likuidasi dan diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas
antara liabilitas keuangan dan ekuitas, maka entitas mengungkapkan jumlah yang direklasifikasi ke
dalam dan keluar setiap kategori (liabilitas keuangan atau ekuitas), serta waktu dan alasan reklasifikasi.

Laporan Arus Kas


Informasi arus kas menyediakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan
entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas
tersebut. PSAK 2: Laporan Arus Kas mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus
kas.

Entitas menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam Pernyataan ini dan menyajikan
laporan tersebut sebagai bagian takterpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian
laporan keuangan

Pengguna laporan keuangan entitas berkepentingan untuk mengetahui bagaimana entitas menghasilkan
dan menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak bergantung pada aktivitas
entitas serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk entitas, seperti yang berlaku di lembaga
keuangan. Pada dasarnya, entitas membutuhkan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat
perbedaan dalam aktivitas utama penghasil pendapatan (principal revenue-producing activities). Entitas
membutuhkan kas untuk melaksanakan usahanya, melunasi kewajibannya, dan membagikan dividen
kepada investor. Sejalan dengan hal tersebut, Pernyataan ini mensyaratkan seluruh entitas menyajikan
laporan arus kas

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, maka laporan arus kas dapat
menyediakan informasi yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset neto
entitas, struktur keuangannya (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuannya untuk
memengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang
yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas
dan setara kas dan memungkinkan pengguna mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga
meningkatkan keterbandingan pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan
dampak penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

05. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus
kas masa depan. Informasi arus kas historis juga berguna untuk meneliti ketepatan dari penilaian masa
lalu atas arus kas masa depan dan dalam menguji hubungan antara profitabilitas dan arus kas neto serta
dampak perubahan harga.
07. Setara kas dimiliki untuk tujuan memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau
tujuan lain. Untuk memenuhi kualifikasi sebagai setara kas, suatu investasi harus segera dapat
dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang
tidak signifikan. Oleh karena itu, suatu investasi umumnya memenuhi kualifikasi sebagai setara kas
hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, sebagai contoh, tiga bulan atau kurang sejak tanggal
perolehannya. Investasi dalam bentuk ekuitas tidak termasuk setara kas, kecuali substansi investasi
dalam bentuk ekuitas tersebut adalah setara kas, sebagai contoh, saham preferen yang diperoleh dalam
suatu periode singkat dari jatuh temponya dan tanggal penebusan yang telah ditentukan.

08. Pinjaman bank umumnya dipertimbangkan sebagai aktivitas pendanaan. Akan tetapi, di beberapa
negara, cerukan (bank overdraft) yang dibayarkan lagi berdasarkan permintaan merupakan bagian yang
takterpisahkan dari pengelolaan kas entitas. Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen kas
dan setara kas. Karakteristik dari pengaturan perbankan tersebut mengakibatkan saldo bank sering
berfluktuasi dari saldo positif menjadi negatif (overdrawn).

09. Arus kas tidak termasuk perpindahan di antara pos-pos yang termasuk dalam kas atau setara kas
karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari pengelolaan kas entitas daripada sebagai
bagian dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Pengelolaan kas termasuk investasi atas
kelebihan kas dalam setara kas.

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS

10. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.

11. Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling
sesuai dengan bisnisnya. Klasifikasi arus kas berdasarkan aktivitas menyediakan informasi yang
memungkinkan pengguna untuk menilai dampak aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas
serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi ini dapat juga digunakan untuk mengevaluasi
hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.

12. Suatu transaksi tunggal dapat mencakup beberapa arus kas yang diklasifikasikan secara berbeda.
Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank mencakup keduanya, pokok pinjaman dan bunga, maka
unsur bunga dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan unsur pokok pinjaman diklasifikasikan
sebagai aktivitas pendanaan. Aktivitas Operasi

13. Jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi adalah indikator utama untuk menentukan apakah
operasi entitas telah menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa bantuan sumber
pendanaan dari luar. Informasi tentang komponen spesifik atas arus kas operasi historis adalah berguna,
dalam hubungannya dengan informasi lain, dalam memprakirakan arus kas operasi masa depan.

14. Arus kas dari aktivitas operasi diperoleh terutama dari aktivitas utama penghasil pendapatan entitas.
Oleh karena itu, arus kas tersebut umumnya dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lain yang
memengaruhi penetapan laba rugi. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

(a) penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;

(b) penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
(c) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

(d) pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;

(e) penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas,
dan manfaat polis lain;

(f) pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara spesifik sebagai aktivitas pendanaan dan investasi; dan

(g) penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjualbelikan.

Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian
yang diakui dalam laba rugi. Arus kas yang terkait dengan transaksi tersebut merupakan arus kas dari
aktivitas investasi. Akan tetapi, pembayaran kas untuk pabrikasi atau memperoleh aset yang dimiliki
untuk direntalkan kepada pihak lain dan selanjutnya dimiliki untuk dijual sebagaimana yang
dideskripsikan dalam PSAK 16: Aset Tetap paragraf 68A adalah arus kas dari aktivitas operasi.
Penerimaan kas dari rental dan penjualan selanjutnya atas aset tersebut juga merupakan arus kas dari
aktivitas operasi.

15. Entitas dapat memiliki efek dan pinjaman yang diberikan (securities and loans) untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan, yang dalam hal ini dapat disamakan dengan persediaan yang
diperoleh secara spesifik untuk dijual kembali. Oleh karena itu, arus kas yang timbul dari pembelian dan
penjualan dalam transaksi efek yang diperjualbelikan atau diperdagangkan tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi. Serupa dengan hal tersebut, uang muka (cash advances) dan pinjaman oleh
lembaga keuangan umumnya diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi karena berkaitan dengan aktivitas
utama penghasil pendapatan lembaga keuangan tersebut.

Aktivitas Investasi

16. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas investasi adalah penting karena arus kas
tersebut merepresentasikan sejauh mana pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang
diintensikan untuk menghasilkan penghasilan dan arus kas masa depan. Hanya pengeluaran yang
menghasilkan pengakuan atas aset dalam laporan posisi keuangan yang memenuhi syarat untuk
diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi. Beberapa contoh arus kas yang timbul dari aktivitas investasi
adalah:

(a) pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset takberwujud, dan aset jangka panjang lain.
Pembayaran ini termasuk dalam kaitannya dengan biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset
tetap yang dibangun sendiri;

(b) penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset takberwujud, dan aset jangka panjang lain;

(c) pembayaran kas untuk memperoleh instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain dan
kepentingan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas
atau instrumen yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan);
(d) penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas entitas lain dan kepentingan
dalam ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen
yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan);

(e) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan pinjaman yang
diberikan oleh lembaga keuangan);

(f) penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain
uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);

(g) pembayaran kas untuk future contracts, forward contracts, option contracts dan swap contracts,
kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan

(h) penerimaan kas dari future contracts, forward contracts, option contracts dan swap contracts,
kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika
penerimaan tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Jika suatu kontrak dicatat sebagai lindung nilai atas suatu posisi teridentifikasi, maka arus kas dari
kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus kas dari posisi yang dilindung
nilainya.

Aktivitas Pendanaan

17. Pengungkapan terpisah atas arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan penting karena berguna
untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh
arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah:

(a) penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen ekuitas lain;

(b) pembayaran kas kepada pemilik untuk memperoleh atau menebus saham entitas;

(c) penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman jangka pendek dan
jangka panjang lain;

(d) pelunasan pinjaman; dan

(e) pembayaran kas oleh penyewa untuk mengurangi saldo liabilitas yang berkaitan dengan sewa.

PELAPORAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

8. Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode
berikut: (a) metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pembayaran kas bruto diungkapkan; atau

(b) metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh
transaksi yang bersifat nonkas, penangguhan, atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk
operasi di masa lalu atau masa depan, dan pos penghasilan atau beban yang berhubungan dengan arus
kas investasi atau pendanaan. 19. Entitas dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
dengan menggunakan metode langsung. Metode langsung menyediakan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan oleh metode tidak langsung. Dengan
metode langsung, informasi mengenai kelompok utama atas penerimaan kas bruto dan pembayaran kas
bruto dapat ditentukan:

(a) dari catatan akuntansi entitas; atau

(b) dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan (penghasilan bunga dan penghasilan
serupa dan beban bunga dan beban serupa untuk suatu lembaga keuangan) dan pos-pos lain dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk:

(i) perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan;

(ii) pos nonkas lain; dan

(iii) pos lain di mana kasnya berdampak pada arus kas investasi dan pendanaan.

20. Dalam metode tidak langsung, arus kas neto dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan
laba atau rugi neto dari dampak:

(a) perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan;

(b) pos nonkas seperti depresiasi, provisi, pajak tangguhan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang
belum direalisasi, serta laba entitas asosiasi yang belum didistribusikan; dan

(c) seluruh pos lain di mana kasnya berdampak pada arus kas investasi dan pendanaan.

Sebagai alternatif, arus kas neto dari aktivitas operasi dapat disajikan berdasarkan metode tidak
langsung dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha, dan utang usaha
selama periode.

PELAPORAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN

21. Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pembayaran kas
bruto yang timbul dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali arus kas yang dideskripsikan dalam
paragraf 22 dan 24, yang dilaporkan atas dasar arus kas neto.

PELAPORAN ARUS KAS ATAS DASAR ARUS KAS NETO

22. Arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut ini dapat dilaporkan
atas dasar arus kas neto:

(a) penerimaan dan pembayaran kas untuk kepentingan pelanggan jika arus kas tersebut lebih
mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas entitas; dan

(b) penerimaan dan pembayaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, jumlah yang besar, dan
jangka waktu singkat.

23. Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas mengacu pada paragraf 22(a) adalah:

(a) penerimaan dan pelunasan rekening giro bank;

(b) dana pelanggan yang dikelola oleh entitas investasi; dan


(c) rental yang ditagih oleh pengelola untuk kepentingan dari, dan selanjutnya disetor kepada, pemilik
properti.

23A. Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas sebagaimana dijelaskan pada paragraf 22(b)
adalah uang muka yang dibuat untuk, dan pelunasan atas: (a) jumlah pokok yang berhubungan dengan
kartu kredit nasabah; (b) pembelian dan penjualan investasi; dan (c) pinjaman jangka pendek lain,
sebagai contoh, pinjaman jangka pendek yang memiliki periode jatuh tempo dalam tiga bulan atau
kurang.

24. Arus kas yang timbul dari aktivitas lembaga keuangan berikut ini dapat dilaporkan atas dasar arus
kas neto:

(a) penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan penerimaan dan pelunasan deposito
berjangka dengan jatuh tempo yang tetap;

(b) penempatan dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan lain; dan

(c) pemberian dan pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada nasabah.

ARUS KAS DALAM VALUTA ASING

25. Arus kas yang timbul dari transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional entitas dengan
mengalikan jumlah valuta asing tersebut dengan kurs antara mata uang fungsional dengan valuta asing
pada tanggal transaksi arus kas.

26. Arus kas entitas anak di luar negeri dijabarkan berdasarkan kurs antara mata uang fungsional dengan
valuta asing pada tanggal transaksi arus kas.

27. Arus kas yang didenominasi dalam valuta asing dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan PSAK
10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. PSAK 10 tersebut mengizinkan penggunaan kurs yang
mendekati kurs aktual. Sebagai contoh, kurs rata-rata untuk periode yang bersangkutan dapat
digunakan untuk pencatatan transaksi dalam valuta asing atau penjabaran arus kas entitas anak di luar
negeri. Akan tetapi, PSAK 10 tidak mengizinkan penggunaan kurs pada akhir periode pelaporan ketika
menjabarkan arus kas entitas anak luar negeri.

28. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul dari perubahan kurs valuta asing bukan
merupakan arus kas. Akan tetapi, dampak perubahan kurs atas kas dan setara kas dalam valuta asing
dilaporkan dalam laporan arus kas untuk merekonsiliasikan saldo awal dan akhir dari kas dan setara kas.
Jumlah selisih kurs tersebut disajikan terpisah dari arus kas aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan,
dan termasuk perbedaan, jika ada, seandainya arus kas tersebut telah dilaporkan dengan kurs pada
akhir periode.

29. Dikosongkan.

30. Dikosongkan.

BUNGA DAN DIVIDEN

31. Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing-masing diungkapkan secara
terpisah. Masing-masing diklasifikasikan secara konsisten antar periode sebagai aktivitas operasi,
investasi, atau pendanaan.
32. Jumlah bunga yang dibayarkan selama suatu periode diungkapkan dalam laporan arus kas baik yang
telah diakui sebagai beban dalam laba rugi atau yang dikapitalisasi sesuai PSAK 26: Biaya Pinjaman

33. Bunga yang dibayarkan serta bunga dan dividen yang diterima oleh lembaga keuangan biasanya
diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Akan tetapi, tidak ada kesepakatan mengenai klasifikasi arus
kas ini bagi entitas lain. Bunga yang dibayarkan serta bunga dan dividen yang diterima dapat
diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena memengaruhi laba rugi. Sebagai alternatif, bunga yang
dibayarkan serta bunga dan dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan
dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai imbal
hasil investasi.

34. Dividen yang dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya
perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayarkan dapat diklasifikasikan
sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud membantu pengguna untuk
menentukan kemampuan entitas membayar dividen dari arus kas operasi.

PAJAK PENGHASILAN

35. Arus kas yang timbul dari pajak penghasilan diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai
arus kas dari aktivitas operasi kecuali dapat diidentifikasikan secara spesifik sebagai aktivitas pendanaan
dan investasi.

36. Pajak penghasilan dikenakan atas transaksi yang menghasilkan arus kas yang diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan dalam laporan arus kas. Walaupun beban pajak penghasilan
dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan aktivitas investasi atau pendanaan, namun arus kas pajak
penghasilan yang bersangkutan seringkali tidak praktis untuk diidentifikasikan dan dapat terjadi dalam
periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang mendasarinya. Oleh karena itu, pajak yang
dibayarkan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi. Akan tetapi, jika arus kas
pajak tersebut dapat diidentifikasi secara praktis dengan transaksi individual yang menimbulkan arus
kas, maka arus kas tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan atau investasi sesuai dengan
jenis aktivitas tersebut. Jika arus kas pajak dialokasikan pada lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah
total pajak yang dibayar diungkapkan.

INVESTASI PADA ENTITAS ANAK, ENTITAS ASOSIASI, DAN VENTURA BERSAMA

37. Jika akuntansi untuk investasi pada entitas asosiasi, ventura bersama atau entitas anak dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas atau metode biaya, maka investor membatasi pelaporannya
dalam laporan arus kas hanya pada arus kas yang terjadi antara investor dan investee, sebagai contoh
jumlah dividen dan uang muka yang diterima.

38. Entitas yang melaporkan bagian kepentingannya dalam entitas asosiasi atau ventura bersama
dengan menggunakan metode ekuitas memasukkan dalam laporan arus kasnya, arus kas atas
investasinya pada entitas asosiasi atau ventura bersama serta distribusi dan pembayaran atau
penerimaan lain antara entitas tersebut dengan entitas asosiasi atau ventura bersama.

PERUBAHAN KEPEMILIKAN ATAS KEPENTINGAN PADA ENTITAS ANAK DAN BISNIS LAIN

39. Gabungan arus kas yang timbul dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak atau
bisnis lain disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
40. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut, secara gabungan, sehubungan dengan perolehan dan
kehilangan pengendalian atas entitas anak dan bisnis lain selama suatu periode:

(a) jumlah imbalan yang dibayarkan atau diterima;

(b) bagian dari imbalan yang terdiri dari kas dan setara kas;

(c) jumlah kas dan setara kas dalam entitas anak atau bisnis lain di mana pengendalian diperoleh atau
hilang; dan

(d) jumlah aset dan liabilitas selain kas atau setara kas dalam entitas anak atau bisnis lain di mana
pengendalian diperoleh atau hilang, diringkas berdasarkan kategori utamanya.

40A. Entitas investasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tidak
perlu menerapkan paragraf

40(c) atau

40(d) untuk investasi dalam entitas anak yang disyaratkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi.

41. Penyajian tersendiri atas dampak arus kas dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas
anak dan bisnis lain sebagai pos tunggal, bersama-sama dengan pengungkapan tersendiri atas jumlah
aset dan liabilitas yang diperoleh atau dilepaskan, akan membantu membedakan arus kas tersebut
dengan arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan lainnya. Dampak arus kas
atas kehilangan pengendalian tidak boleh dikurangkan dari arus kas untuk memperoleh pengendalian.

42. Jumlah gabungan kas yang dibayarkan atau diterima sebagai imbalan untuk memperoleh atau
kehilangan pengendalian entitas anak atau bisnis lain dilaporkan dalam laporan arus neto kas dan setara
kas yang diperoleh atau dilepaskan sebagai bagian dari transaksi, peristiwa atau perubahan keadaan.

42A. Arus kas yang timbul dari perubahan kepemilikan atas kepentingan pada entitas anak yang tidak
mengakibatkan kehilangan pengendalian diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan,
kecuali entitas anak dimiliki oleh entitas investasi, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 65: Laporan
Keuangan Konsolidasian, dan disyaratkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

42B. Perubahan kepemilikan atas kepentingan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan
pengendalian, seperti pembelian atau penjualan selanjutnya instrumen ekuitas entitas anak oleh entitas
induk, dicatat sebagai transaksi ekuitas (lihat PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian), kecuali entitas
anak dimiliki oleh entitas investasi dan disyaratkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Sejalan dengan hal tersebut, arus kas yang dihasilkan dari transaksi tersebut diklasifikasikan dengan cara
yang sama sebagaimana transaksi lain dengan pemilik yang dideskripsikan dalam paragraf 17.

TRANSAKSI NONKAS

43. Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak mensyaratkan penggunaan kas atau setara kas
dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi tersebut diungkapkan pada bagian lain dalam laporan
keuangan sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan seluruh informasi yang relevan mengenai
aktivitas investasi dan pendanaan tersebut.
44. Beberapa aktivitas investasi dan pendanaan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas kini
meskipun memengaruhi struktur aset serta modal entitas. Tidak dimasukkannya transaksi nonkas dalam
laporan arus kas ini konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebagaimana pos tersebut tidak
memengaruhi arus kas dalam periode kini. Beberapa contoh transaksi nonkas adalah: (a) perolehan aset
baik secara kredit atau melalui sewa; (b) akuisisi suatu entitas melalui penerbitan instrumen ekuitas; dan
(c) konversi utang menjadi ekuitas.

PERUBAHAN PADA LIABILITAS YANG TIMBUL DARI AKTIVITAS PENDANAAN

44A. Entitas menyediakan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan, termasuk perubahan yang
timbul dari arus kas maupun perubahan nonkas.

44B. Sepanjang diperlukan untuk memenuhi persyaratan dalam paragraf 44A, entitas mengungkapkan
perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan sebagai berikut: (a) perubahan dari arus
kas pendanaan; (b) perubahan yang timbul dari perolehan atau kehilangan pengendalian entitas anak
atau bisnis lain; (c) dampak perubahan tingkat kurs valuta asing; (d) perubahan pada nilai wajar; dan (e)
perubahan lainnya

44C. Liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah liabilitas di mana arus kas atau arus kas masa
depan akan diklasifikasikan pada laporan arus kas sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan. Selain itu,
persyaratan pengungkapan pada paragraf 44A juga diterapkan untuk perubahan pada aset keuangan
(sebagai contoh, aset yang melindung nilai liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan) jika arus kas,
atau arus kas masa depan, dari aset keuangan tersebut termasuk dalam arus kas aktivitas pendanaan.

44D. Satu cara untuk memenuhi persyaratan pengungkapan dalam paragraf 44A adalah dengan
menyediakan rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir pada laporan posisi keuangan untuk liabilitas yang
timbul dari aktivitas pendanaan, termasuk perubahan yang diidentifikasikan dalam paragraf 44B. Jika
entitas mengungkapkan rekonsiliasi tersebut, maka entitas menyediakan informasi yang memadai agar
pengguna laporan keuangan mampu mengaitkan item yang termasuk dalam rekonsiliasi dengan laporan
posisi keuangan dan laporan arus kas.

44E. Jika entitas menyediakan pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 44A secara gabungan
dengan pengungkapan perubahan pada aset dan liabilitas lain, maka entitas mengungkapkan perubahan
pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan secara terpisah dari perubahan aset dan liabilitas
lain tersebut.

KOMPONEN KAS DAN SETARA KAS

45. Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut
dalam laporan arus kas dengan pos yang sama yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan.

46. Oleh karena keanekaragaman praktik pengelolaan kas dan pengaturan perbankan di seluruh dunia
dan agar sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, entitas mengungkapkan kebijakan yang
diadopsi dalam menentukan komposisi kas dan setara kas.

47. Dampak setiap perubahan dalam kebijakan untuk menentukan komponen kas dan setara kas,
sebagai contoh, perubahan dalam klasifikasi instrumen keuangan yang sebelumnya diperlakukan
sebagai bagian dari portofolio investasi entitas, dilaporkan sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

PENGUNGKAPAN LAIN

48. Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan yang tidak dapat digunakan
oleh kelompok usaha, beserta komentar manajemen.

49. Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki oleh entitas tidak dapat digunakan
oleh kelompok usaha. Contohnya, saldo kas dan setara kas milik entitas anak yang beroperasi di suatu
negara yang memberlakukan kontrol lalu lintas devisa atau pembatasan hukum lain sehingga saldo kas
tersebut tidak dapat digunakan oleh entitas induk atau entitas anak lain.

50. Informasi tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami posisi keuangan dan likuiditas
entitas. Pengungkapan informasi ini, beserta komentar manajemen, dianjurkan dan mencakup: (a)
jumlah fasilitas pinjaman yang belum digunakan yang mungkin tersedia untuk aktivitas operasi masa
depan dan untuk menyelesaikan komitmen modal, dengan mengindikasikan pembatasan penggunaan
fasilitas ini; (b) dikosongkan; (c) jumlah gabungan arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas
operasi yang terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas operasi; dan (d)
jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dari setiap segmen yang
dilaporkan (lihat PSAK 5: Segmen Operasi).

51. Pengungkapan terpisah arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi dan arus kas
yang diperlukan untuk memelihara kapasitas operasi berguna bagi pengguna untuk menentukan apakah
entitas melakukan investasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya. Entitas yang
tidak berinvestasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya mungkin akan merugikan
profitabilitasnya di masa depan, hanya untuk mempertahankan likuiditas dan distribusi kepada pemilik
saat ini.

52. Pengungkapan arus kas secara segmen memungkinkan pengguna untuk memperoleh pemahaman
yang lebih baik mengenai hubungan antara arus kas bisnis sebagai suatu keseluruhan dan bagian
komponennya serta ketersediaan dan keragaman arus kas secara segmen.

TANGGAL EFEKTIF

53. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2011

53a. Entitas menerapkan Penyesuaian paragraf 16, 37, 38, 40A, 42A, 42B, 50(b) untuk periode tahun
buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.

54–58. Dikosongkan.

59. PSAK 73: Sewa mengamendemen paragraf 17 dan 44. Entitas menerapkan amendemen tersebut
ketika menerapkan PSAK 73.

60. Amendemen PSAK 2: Laporan Arus Kas tentang Prakarsa Pengungkapan menambahkan paragraf
44A–44E. Entitas menerapkan paragraf tersebut untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2018. Penerapan dini diperkenankan. Pada saat entitas pertama
kalimenerapkan paragraf tersebut, entitas tidak disyaratkan untuk menyediakan informasi komparatif
untuk periode sebelumnya.

PENARIKAN

60a. Pernyataan ini menggantikan PSAK 2 (2009): Laporan Arus Kas.

61. Dikosongkan

Sebuah entitas harus memisahkan aset dan kewajiban lancar dan tidak lancar, kecuali jika
penyajian likuiditas memberikan informasi yang andal. (P.60)

Anda mungkin juga menyukai