Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM BUDAYA

ORGANISASI
Masine Slahanti ¹, Ani Setyowati ²

Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang


Email: masine_slahanti@usm.ac.id , ani@usm.ac.id

ABSTRAK
Peran pemimpin dalam sebuah organisasi merupakan kunci utama dalam menentukan
kesuksesan organisasi. Dengan adanya pemimpin anggota organisasi akan lebih mudah
diatur dan diarahkan. Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan
yang mampu menciptakan motivasi interinsik anggota organisasi. Penelitian ini memiliki
tujuan untuk mengetahui makna pemimpin transformasional dalam menciptakan sebuah
budaya kerja diperusahaan. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi yang
difokuskan pada PT. Serkolinas Aman Nusantara Semarang. Untuk memperoleh hasil
penelitian, peneliti menggunakan wawancara yang tidak tersturktur dalam menggali
informasi. Wawancara tidak terstruktur ditujukan kepada sembilan karyawan yang ada
di PT. Serkolinas Aman Nusantara Semarang. Penelitian menunjukan hasil bahwa gaya
pemimpin tipe transformasional mampu menciptakan budaya kerja yang positif dalam
organisasi. Karena, gaya kepemimpinan transformasional mampu mengarahkan perilaku
anggota organisasi untuk menciptakan nilai yang sesuai dengan tujuan organisasi,
sehingga mengabaikan visi pribadi anggota organisasi.

Kata Kunci: Pemimpin, Kepemimpinan tranformasional, Budaya, Budaya Organisasi

ABSTRACT
The role of the leader in an organization is the key factor to determin the success of the
organization. By the organization leader, the members will be more easily managed and
controled. Transformational leadership is one of leadership style that is able to create
intrinsic motivation for organizational members. This study to determine the meaning of
transformational leaders to create a better work culture in the company. This study uses
a phenomenological method that focused on PT. Serkolinas Aman Nusantara Semarang.
To obtain research results, researchers used unstructured interviews in extracting
information. Unstructured interviews were addressed to nine number of employees at
PT. Serkolinas Aman Nusantara Semarang. Research shows that the transformational
type of leader style is able to create a positive work culture in the organization. Because,
transformational leadership style is able to direct the behavior of organizational members
to create value in accordance with organizational goals, thus ignoring the personal
vision of organizational members.

Keywords: Leaders, Transformational leadership, Culture, Organizational Culture

PENDAHULUAN meningkatkan kesuksesan organisasi, seorang


Peran pemimpin merupakan kunci pemimpin memiliki sejumlah kontribusi
utama dalam meningkatkan kesuksesesan antara lain, meningkatkan kinerja melalui
organisasi (Kotter, 2001). Dalam upaya inovasi (Engelen et al., 2014), meningkatkan

108
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 23, No. 2, Desember 2021

efisiensi anggota organisasi (Dwivedi et Dalam mencapai kesuksesan sebuah


al., 2020), mengurangi konflik hingga total organisasi, gaya pemimpin transformasional
turnover anggota (Manoppo, 2020), termasuk turut dipengaruhi oleh budaya yang
menciptakan komitmen sebagai pedoman berkembang dalam organisasi (Schein,
organisasi (Sub et al., 2015; Yahaya & 2017). Gaya kepemimpinan transformasinal
Ebrahim, 2016). Dewasa kini, khususnya secara langsung merangsang terbentuknya
dalam menghadapi kondisi lingkungan yang motivasi individu untuk meraih tujuan
penuh dengan ketidakpastian, organisasi sendiri namun mampu mengimbangi dengan
membutuhkan peran pemimpin yang mampu selarasnya tujuan dalam organisasi (Ferine et
menumbuhkan dan menstabilkan semangat al., 2021). Peran seorang pemimpin terhadap
anggota untuk mampu bekerja sesuai dengan pembentukan budaya dalam organisasi
tujuan, visi, dan misi organisasi (Dwivedi et al., sangat krusial, pemimpin secara langsung
2020). Diawali dengan munculnya pandemic, maupun tidak langsung diyakini anggota
regulasi pemerintah, tuntuan terhadap organisasi sebagai sebuah contoh. Atas dasar
kebutuhan konsumen, hingga kondisi pasca tersebutlah, timbul proses adopsi perilaku,
pandemic, pemimpin memegang tonggak dan penciptaan nilai oleh anggota organisasi
utama dalam mengarahkan anggota organisasi melalui sebuah figur pemimpin yang ada di
supaya mampu menstimulus pekerja memiliki organisasi (Al-Swidi et al., 2021). Bukan
nilai keunggulan dan kemandirian (Lasrado & hanya sebagai contoh perilaku, pemimpin
Kassem, 2021) termasuk mendorong anggota secara signifikan mendorong anggota
organisasi dalam menentukan tanggung jawab organisasi untuk membentuk komitmen
terhadap otoritas sebuah pekerjaan (Pattnaik bersama (Yahaya & Ebrahim, 2016). Oleh
& Sahoo, 2021). karena itu, korelasi atas budaya yang
Khususnya tipe pemimpin dibentuk dan diciptakan melalui seoerang
transformasional, pemimpin tarnsformasional pemimpin, mampu memprediksi kinerja
merupakan salah satu pilihan pemimpin yang organisasi (Xenikou & Simosi, 2006).
efektif disamping pemimpin transaksional Kajian mengenai kepemimpinan
(Andersen, 2015; Greaves et al., 2014). transformasional dengan budaya organisasi
Selama kurang lebih tiga dekade, pemimpin merupakan kajian yang menarik untuk
transformasional merupakan tipe pemimpin diteliti, karena melibatkan dua unsur konsep
yang ideal (Kuhnert & Lewis, 1987; Mangalam yang saling mendukung untuk mengarahkan
Birla, 2005). Pemimpin transformasional anggota organisasi agar menciptakan visi dan
merupakan tipe pemimpin ideal dibandingkan misi yang sesuai dengan tujuan organisasi
tipe pemimpin yang lain karena mampu (Xie, 2020). Budaya sebagai program mental
meningkatkan nilai anggota organisasi, secara kolektif merupakan pembeda satu
melalui metode pembangkitan motivasi orang dengan orang lain, atau gambaran
intrinsik dan menstimulus anggota untuk atas ekspresi diri, rasa hormat, jarak fisik,
menciptakan ide dan berfikir secara mandiri dan cara bertindak dapat dikategorikan
untuk meraih kesuksesan dimasa mendatang sebagai sebuah artefak,symbol, ciri khas
(Dwivedi et al., 2020; Engelen et al., 2014; atau ekspresi (Hofstede, 1980). Yang secara
Greaves et al., 2014; Hoption et al., 2013; Jin simultan diinteraksikan kepada individua tau
et al., 2016; Khan et al., 2020; Kotter, 2007; anggota lain dalam mencapai tujuan bersama
Kuhnert & Lewis, 1987; Lasrado & Kassem, (Ribeiro, 2020). Dengan demikian melalui
2021; Mangalam Birla, 2005; Manoppo, adanya seorang pemimpin yang bergaya
2020; Pattnaik & Sahoo, 2021; Puni et al., transformasional sumber daya manusia
2021; Shava & Heystek, 2021; Sub et al., dalam organisasi dikelola secara professional
2015; Xenikou & Simosi, 2006; Xie, 2020; selaras antara tujuan individu dengan tujuan
Zhang et al., 2021). organisasi (Ferine et al., 2021).

109
Kepemipinan Transformasional dalam Budaya... (108-119)

Kuhnnert & Lewis (1987), Zhang et al. dari studi Sub et al. (2015), Xenikou & Simosi
(2021), Pattnaik et al. (2021), Engelen et al. (2006), Yahaya & Ebrahim (2016), dan
(2014), dan Manglam Birla (2005) mengatakan Zheng et al (2019) atau kebanyakan beberapa
bahwa kepemimpinan transformasional penelitian sebelumnya hanya mengukur
merupakan bentuk kepemimpinan ideal faktor kepemimpina dengan budaya dalam
selam tiga dekade ini, Tetapi, hasil penelitian organisasi, melalui kajian hubungan sebab
dari Kuhnnert & Lewis (1987), Zhang et al. akibat yang tidak secara detail menguraikan
(2021), Pattnaik et al. (2021), Engelen et al. bagaimana proses seorang pemimpin dalam
(2014), dan Manglam Birla (2005) ditolak menciptakan sebuah budaya kerja yang
oleh penelitian dari Kotter (2007). Kotter sesuai dengan harapan organisasi, khusunya
(2007) berpendapat bahwa, meskipun tipe melalui pendekatan kualitatif yang secara
pemimimpinan transformasional merupakan nyata menggambarkan sebuah interaksi sosial
tipe pemimpin ideal, tipe pemimpin (Chua, 1986).
transformasional bersifat tidak stabil, tidak Penelitian terkait fenomena sosial atas
menciptakan kekuatan penuh, lemah terhadap proses perilaku individu dalam membentuk
misi dalam organisasi sehingga cenderung realitas sosial seharusnya dilakukan dengan
menimbulkan komunikasi yang rendah. Oleh metode kualitatif, karena secara nyata
karena itu Kotter (2007) banyak mengkritik menggambarkan perspektif sebuah keyakinan
kekurangan yang dianggap tipe pemimpin (Chua, 1986) dan mencerminkan sebuah
ideal oleh beberapa peneliti seperti Kuhnnert kenyataan (Ballinger, 2004) melalui pemikiran
& Lewis (1987), Zhang et al. (2021), Pattnaik yang bersifat holistik (Boyce & Greer, 2013).
et al. (2021), Engelen et al. (2014), dan Atas dasar tersebut, dalam upaya mengungkap
Manglam Birla (2005). realitas sosial, penelitian ini hadir dengan
Beberapa temuan penelitian sebelumnya, menggunakan metode fenomenologi.
seperti temuan dari Engelen et al. (2014), Fenomenologi digunakan sebagai upaya
Dwivedi et al. (2020), Greaves et al. (2014), dalam menginterpretasikan sebuah esensi
Hoption et al. (2013) dan Pattnaik & Sahoo fenomena yang telah dipersepsikan individu
(2021) telah menemukan bahwa pemimpin atau sekelompok individu (Ataro, 2020).
transformasional memiliki peran penting Tujuan dari penelitian ini adalah
dalam membentuk budaya yang ada dalam mengungkap peran kepemimpinan
organisasi, khususnya dalam membentuk transformasional dalam membentuk budaya
motivasi interinsik dan menstimulus organisasi yang ada dalam organisasi. Gaya
anggota untuk menciptakan ide dan berfikir kepemimpinan transformasional sebagai
secara mandiri. Namun beberapa peneliti sebuah stimulus dalam membangkitkan
sebelumnya seperti Engelen et al. (2014), motivasi intrinsik individu merupak sebuah
Dwivedi et al. (2020), Greaves et al. (2014), cara dalam membentuk budaya atau
Hoption et al. (2013) dan Pattnaik & Sahoo tindakan anggota organisasi. Oleh karrena
(2021) belum membahas secara detail, proses itu, penelitian ini hadir dengan membawa
dan tahapan bagaimana seorang pemimpin kontribusi tambahan atas literatur mengenai
transformasional telah membentuk budaya peran kepemimpinan transformational dalam
dalam organisasi. menciptakan budaya organisasi yang sesuai
Begitu pun dengan Sub et al. (2015), dengan tujuan organisasi. Dengan catatan
Xenikou & Simosi (2006), Yahaya & Ebrahim penelitian ini bukan untuk membandingkan
(2016), dan Zheng et al (2019) yang turut satu penelitian dengan penelitian yang lain,
menganalisis tentang kepemimpinan dengan atau membuka kekurangan penelitian yang
budaya yang ada dalam sebuah organisasi lain. Namun studi dari penelitian ini bersifat
ditinjau dari persepsi, inovasi, dan komitmen menambah kajian baik untuk perkembangan
anggota organisasi. Akan tetapi, baik temuan literatur atau referensi seorang praktisi,

110
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 23, No. 2, Desember 2021

berkaitan dengan kajian kepemimpinan karakternya (Engelen et al., 2014; Xenikou &
berkaitan dengan budaya organisasi. Simosi, 2006).
Penelitian ini terbagi kedalam beberapa Kepemimpinan transformasional
bagian, bagian pendahuluan, bagian tinjauan merupakan gaya pemimin yang menstimulasi
literatur, begian metode penelitian, bagian dan merubah persepsi anggota organisasi
hasil dan diskusi, serta bagian akhir yaitu untuk mengikuti pemimpin (Kuhnert &
kesimpulan, keterbatas, dan saran penelitian Lewis, 1987), dan mendorong individu untuk
selanjutnya. melakukan perubahan status sosial melalui
perubahan yang positif mengikuti arahan
TINJAUAN LITERATUR pemimpin.
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional Budaya organisasi
merupakan gaya pemimpin yang Definisi budaya organisasi menurut
menstimulasi dan merubah persepsi anggota Hofstede (1980) yakni seperangkat nilai,
organisasi untuk mengikuti pemimpin persepsi, pola pikir, dan simbol yang
(Kuhnert & Lewis, 1987), dan mendorong ditonjolkan individu maupun sekelompok
individu untuk melakukan perubahan orang dalam sebuah oragnisasi. Deskripsi
status sosial melalui sebuah perubahan budaya dalam gambaran organisasi sangat
yang positif mengikuti arahan dari seorang penting, karena melalui budaya dalam
pemimpin (Mangalam Birla, 2005). Tipe organisasi symbol dan interaksi sosial antar
kepemimpinan transformasional merupakan anggota organisasi terlihat jelas, seberapa
tipe kepemimpina ideal yang sudah diakui besar anggota mempersepsikan nilai yang ada
selama lebih dari tiga decade belakangan ini, dalam organisasi (Schein, 2017). Organisasi
disamping tipe kepemimpinan situasional sebagai sebuah instrument yang mengasilkan
(Kuhnert & Lewis, 1987). barang atau jasa, juga menghasilkan artefak,
Model tipe kepemimpinan ataupun tinggalaan yamg merupakan
transformasional yang membedakan dengan gambaran interaksi anggota oragnisasi
tipe kepemimpinan situasional menurut (Smircich, 1983).
Bass (1985) yakni tipe kepemimpinan Peran pemimpin transformational dalam
transformasional mempunyai cara tersendiri membentuk budaya organisasi sangat penting
dalam membangun dan mempersepsikan antara lain, menciptakan efisiensi pekerja
makna dari pengalaman pribadi untuk (Dwivedi et al., 2020), merangsang anggota
sebuah kemandirian atau kemajuan. Anggota organisasi untuk terus melakukan inovasi
organisasi dari seorang pemimpin yang (Engelen et al., 2014), menciptakan nilai
memiliki gaya kepemimpinan transformasional kemandirian dalam diri anggota (Zhang et
mampu mencapai kepercayaan, rasa hormati al., 2021), meningkatkan kinerja organisasi
dan kesetiaan kepada pemimpin. Karena melalui pengaturan konflik, etika bekerja, dan
pemimpin transformasional memiliki budaya organisasi (Ferine et al., 2021), bahkan
kualitas seperti yang organisasi harapkan. peran pemimpin transformasional dalam
Tipe pemimpin transformasional merupakan menggarahkan anggota organisasi dapat
tipe pemimpin yang memiliki ceminan dijadikan sebagai alat untuk memprediksi
pekerja keras dan memberi gambaran kepada kinerja unit organisasi (Xenikou & Simosi,
pengikut bahwa bekerja bukan hanya sekedar 2006).
untuk mencari keuntungan diri sendiri, namun
mencapai keuntungan bersama. Oleh karena METODE PENELITIAN
itu, tipe pemimpin transaksional merupakan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
contoh pemimpin yang ideal karena mampu mengungkap peran budaya organisasi
mempengaruhi anggota organisasi dengan dalam pengendalian anggaran. Penelitian ini

111
Kepemipinan Transformasional dalam Budaya... (108-119)

menggunakan pendekatan fenomenologi. macam informasi yang terkait dengan masalah


Pendekatan fenomenologi adalah pendekatan yang diteliti. Proses wawancara dilakukan
yang berupaya mengungkap realitas sosial pada forum tidak formal, menyesuaikan
dan menginterpretasikan esensi sebuah dengan ketersediaan waktu infroman. Hasil
fenomena yang telah dipersepsikan individu dari diskusi antara lain:
atau sekelompok individu (Ataro, 2020).
Penelitian berfokus di PT. Serkolinas Persepsi pemimpin menurut anggota
Aman Nusantara Semarang. PT. Serkolinas organisasi PT. Serkolinas Aman Nusantara
Aman Nusantara Semarang merupakan Semarang
organisasi yang bergerak di bidang pelayanan Pemimpin merupakan elemen penting
jasa ketenagalistrikan. PT. Serkolinas Aman dalam menentukan kesuksesan organisasi,
Nusantara Semarang memiliki total 30 kantor dengan adanya pemimpin organisasi mampu
yang tersebar di Indonesia. Namun fokus mempertahankanproduktivitas, profitabilitas,
penelitian ditujukan di kantor yang berpusat dan nilai yang kompetitif (Yahaya &
di Kota Semarang. Ebrahim, 2016). Disamping itu, dengan
Untuk menjawab masalah dalam adanya pemimpin secara signifikan mampu
penelitian, peneliti menggunakan mempengaruhi motivasi intrinsik anggota
wawancara tidak terstruktur. Wawancara organisasi untuk mengarahkan perilaku
tidak terstruktur digunakan karena untuk anggota organisasi dalam meraih kesuksesan
menggali sebuah fenomena terhadap realita di masa mendatang (Khan et al., 2020).
sosial harus digunakan sebuah diskusi dalam Anggota organisasi di PT. Serkolinas Aman
mengungkapkan pengalaman hidup seseorang Nusantara Semarang tahu dan paham, peran
(Bleiker et al., 2019; Jamali, 2018; Kvale, penting pemimpin dalam organisasi. Hal ini
1996). dapat dibuktikan dari informan pertama,
Wawancara ditujukan kepada Sembilan “Pemimpin itu sangat penting ya, karena
orang anggota perusahaan. Satu orang tanpa pemimpin karyawan susah untuk
manajer dan delapan orang adalah karyawan diatur. Selain itu, pemimpin itu sosok
perusahaan. Informan yang diambil figure yang patut dicontoh”.
merupakan informan yang memiliki kriteria Dari informan pertama, dapat
khusus yaitu karyawan yang sudah bekerja disimpulkan bahwa para karyawan di PT.
minimal tiga tahun di perusahaan dan paham Serkolinas Aman Nusantara Semarang
dengan budaya kerja yang ada diperusahaan. tahu tentang deskripsi pemimpin. Seorang
Asumsi tiga tahun bekerja merupakan pemimpin menurut mereka adalah sosok figur
dasar pengambilan infroman yang menurut yang patut dicontoh. Disamping untuk contoh,
peneliti, informan sudah memahami filososi sesorang pemimpin adalah sesorang yang
organisasi, karakter pemimpin, interaksi mampu mengatur karyawan. Karena tanpa
sesame anggota, maupun bagaimana anggota aturan dari pemimpin, anggota organisasi
yang satu mempersepsikan nilai organisasi akan mengalami keadaan tanpa identitas dan
atau mempersepsikan anggota yang lain mengancam kinerja organisasi (Engelen et al.,
dalam satu organisasi. 2014).
Pendapat informan pertama pun
HASIL DAN DISKUSI diperkuat dengan informan kedua, yang
Penelitian ini mewawancarai sembilan mengatakan,
orang. Sembilan orang tersebut antara lain, “Dalam organisasi harus ada seseorang
satu orang manajer dalam perusahaan, dan yang mengatur anggota lain, karena jika
delapan orang karyawan dalam perusahaan. tidak ada yang mengatur, pasti tidak ada
Pertanyaaan penelitian bersifat tidak tanggung jawab untuk melaksanakan
terstruktur karena untuk menggali berbagai sebuah tugas”.

112
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 23, No. 2, Desember 2021

Menurut informan kedua, deskripsi konflik antara karyawan. Hal ini di buktikan
pemimpin sangat penting sebagai sosok yang dengan informasi dari informan ke tujuh,
bisa mengatur dan mengarahkan anggota, delapan, dan sembilan, sebagai berikut.
dalam mencapai tujuan bersama. Berdasar “Pemimpin itu harus mampu
dari kedua informan dapat dibuktikan dengan menyelesaikan konflik ya. Apalagi kita ini
jelas, seorang pemimpin disamping sebagai kan anak buah itu banyak, ya bisa sampai
seorang figure panutan, dia bertindak sebagai 500 orang kalau ditotal. Tetapi tersebar
seorang yang mengatur dan mengarahkan di seluruh Indonesia. Khusus disemarang
anggota organisasi untuk menjalankan visi hanya 50 orang. Pasti ada bentrok atau
dan misi bersama (Engelen et al., 2014; tolak pendapat antar pegawai. Nah
Kotter, 2001; Yahaya & Ebrahim, 2016). itu pemimpin harus mampu mengatasi
Deskripsi pemimpin disamping sebagai bentrok antar pegawai”.
karakter yang mampu menentukan kesuksesan Dari berbagai sumber informasi yang
organisasi dan mampu mengarahkan anggota didapatkan informan ketiga sampai ke
seorang pemimpin harus memiliki sifat cerdas, sembilan dapat disimpulkan bahwa PT.
memiliki kapabilitas sesuai dengan bidang Serkolinas Aman Nusantara Semarang
pekerjaan dan mampu menyelesaikan konflik memiliki karakter pemimpin yang bisa
yang timbul di antara pegawai. Beberapa dipertanggungjawabkan karena karakter
karakter unggul pemimpin yang cerdas, pemimpin yang cerdas, memiliki kemampuan
berkapabilitas, dan mampu mengurangi sesuai bidangnya, dan mampu mengurangi
konflik antar pegawai dibuktikan dengan konflik antar pegawai didapatkan pada
beberapa temuan dari wawancara berikut: karakter pemimpin di PT. Serkolinas Aman
Menurut informan ketiga dan keempat, Nusantara Semarang.
“pemimpin itu harus cerdas. Inti dari Disamping beberapa hal diatas, bapak
cerdas ya pemimpin harus mampu dari Dj. Sebagai seorang pemimpin di PT.
segi pendidikan atau sumber daya Serkolinas Aman Nusantara Semarang
manusianya harus mampu berada di sering menstimulus karyawan di perusahaan
atas rata-rata. Kita kan disini pegawai untuk lebih giat lagi belajar. Baik di perguruan
minimal STM atau D3. Pemimpin kita tinggi atau mengikuti pelatihan berkelanjutan
setidaknya harus minimal sarjana. yang diadakan oleh lembaga sertifikasi
Jadi lebih memahami ilmu teknik ketenagalistrikan. Hal ini dibuktikan dari
dibandingkan kita.” informasi informan ke lima, antara lain
Kemudian sumber informasi dari “kita ini setiap setahun sekali selalu
informan ke lima, dan enam, memberikan diikutkan pelatihan. Misalnya di Gemah
informasi yang hampir mirip, antara lain, PDKB, itu lembaga sertifikat kompetensi
“PT. Serkolinas Aman Nusantara in ikan ketenaga listrikan. Kalau tidak ya
bergerak dibidang teknik, jadi pemimpin pelatihan di PLN atau Dirjen Ketenaga
kita ya harus paham dengan lingkup Listrikan supaya kita bisa lebih pandai”.
usaha bidang teknik ketenagalistrikan. Informan ke tujuh berpendapat,
Kebetulan bapak Dj. (Bapak Dj adalah “kalau saya malah selalu didorong
singkatan dari nama Manager di PT. untuk kuliah lagi, karena kan saya hanya
Serkolinas Aman Nusantara) itu lulusan pegawai ijasahnya STM teknik. Pak Dj
dari Universitas Negeri X dan sering itu sering menasehati, ayo kamu belajar
mengikuti pelatihan ketenaga listrikan. lagi, supaya besok bisa lebih baik masa
Jadi pantas beliau itu punya skill depanmu tidak begini-begini saja…
mumpuni di bidang teknik”. begitu sih”
Deskripsi pemimpin merupakan Jadi berdasarkan informasi dari informan
seseorang yang harus mampu mereduksi ke lima dan ke tujuh dapat ditarik kesimpulan

113
Kepemipinan Transformasional dalam Budaya... (108-119)

bahwa informan ke lima dan ketujuh dapat dalam mendukung visi, dan misi PT.
disimpulkan bahwa bapak Dj merupakan Serkolinas Aman Nusantara Semarang.
pemimpin yang mendorong karyawan untuk Kalau tidak sesuai visi dan misi ya berarti
merubah status sosial individu lebih baik dari bukan budaya yang sesuai perusahaan.
sisi kemampuan individu tersebut. Dan itu harus dibuang ya”.
Berdasar dari informan kelima, dapat
Budaya kerja menurut karyawan PT. ditangkap dengan jelas bahwa anggota
Serkolinas Aman Nusantara Semarang organisasi tahu bentuk budaya yang harus
Budaya merupakan seperangkat nilai, dikembangkan di perusahaan. Disamping
persepsi, dan asumsi yang dianut oleh anggota itu, anggota organisasi juga paham terhadap
organisasi. Karyawan di PT. Serkolinas Aman proses eliminasi atas budaya yang tidak
Nusantara Semarang sudah tahu dan pamah boleh dianut oleh karyawan di PT. Serkolinas
dengan arti budaya. Hal tersebut dibuktikan Aman Nusantara Semarang demi peningkatan
dengan temuan beberapa informan, sebagai kinerja di perusahaan.
berikut:
Informan ketiga berpendapat, Kaitan antara kepemimpinan
“Budaya menurut pandangan kami, ya transformasional dengan budaya organisasi
semacam perilaku yang kita lakukan yang ada di PT. Serkolinas Aman Nusantara
terus menerus. Kemudian kita Yakini dan Semarang
percaya, perilaku itu tidak melenceng Pemimpin transformasional sudah
dari norma atau aturan”. dikenal sejak tahun 1978 (Kuhnert & Lewis,
Informan keempat turut berpendapat, 1987). Burns pada tahun 1978 melalui bukunya
“Budaya kan sesuatu yang diyakini yang berjudul “Leadership” mengenalkan
sebagai pola perilaku”. teori kepemimpinan politik berdasarkan dua
Berdasarkan informan ketiga dan tipe yaitu kepemimpinan situasional dan
keempat, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan
antara anggota di PT. Serkolinas Aman transformasional menitikberatkan kepada
Nusantara Semarang sudah paham betul fokus kepatuhan anggota organisasi
tentang arti budaya. Disamping itu mereka (Kuhnert & Lewis, 1987). Disamping itu,
paham, budaya yang mereka yakini adalah kepemimpinan transformasional merupakan
tindakan yang tidak melenceng dari kaidah tipe kepemimpinan yang berupaya untuk
norma. memotivasi para anggota organisasi untuk
Budaya organisasi merupakan sesuatu memaksimalkan potensi dan keterampilan
yang mempengaruhi nilai dan cara bertindak dalam mencapai efisiensi tujuan melalui
dalam sebuah perusahaan (Ribeiro, 2020; penetapan target yang jelas dan memberikan
Schein, 2017). Untuk mendukung tujuan suatu bentuk kinerja yang baik (Lasrado &
organisasi harus diperlukan sebuah persepsi, Kassem, 2021).
keyakinan, dan perilaku yang mendukung Tipe pemipin transformasional
tujuan organisasi (Azeem et al., 2021; Ferine di PT. Serkolinas Aman Nusantara
et al., 2021; Juliana et al., 2021). Karyawan Semarang merupakan jenis tipe pemimpin
di PT. Serkolinas Aman Nusantara Semarang transformasional. Hal tersebut tercermin dari
sudah mengerti tentang budaya organisasi. sikap manajer yang mampu meningkatkan
Hal ini dibuktikan dengan informan kelima motivasi anggota organisasi untuk mencapat
berikut, target yang ditetapkan perusahaan,
Informan kelima berkata, menciptakan budaya kerja yang nyaman,
“Kita harus menjalankan budaya tidak kaku atau menempatkan aturan secara
organisasi, karena budaya organisasi ya tepat namun fleksibel. Beberapa keungulan
pola perilaku yang harus kita kerjakan tersebut dapat dibuktikan dari hasil

114
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 23, No. 2, Desember 2021

wawancara dengan informan keenam dan yang mampu membangkitkan motivasi


ketujuh, karyawan saat bekerja sesuai dengan kondisi
Informan keenam berkata, kemampuan karyawan.
“Leader kami itu sosok yang tidak Pemimpin transformasional mampu
kaku, bisa menempatkan diri kapan menciptakan budaya kerja yang positif.
bersama atasan, dan kapan bersama Lingkungan kerja yang nyaman dapat dilihat
bawahan. Kadang juga tidak kaku dari kondisi saling mendukung terhadap
memberi keputusan, disesuaikan dengan sesama anggota organisasi, kemudian
kondisi lah. Misalkan saat pandemic turnover karyawan yang sedikit (Dwivedi et
gini, penjualan kan menurun ya…. al., 2020; Manoppo, 2020). Atmosfir kerja
Ada toleransi untuk kita… terus aturan yang kondusif tersebut dapat dibuktikan
kepegawaian juga tidak kaku… bisa dari informasi informan ke delapan, sebagai
dikoordinasikan asalkan kita sebagai berikut,
karyawan konsisten dan bertanggung “Di PT. PT. Serkolinas Aman Nusantara
jawab. Jadi bisa beradaptasi lah.. dan Semarang ini, jarang ada karyawan
bisa jadi panutan”. yang keluar dari perusahaan. Sejak
Tipe pemimpin memiliki kaitan erat perusahaan didirikan tahun 2016,
dengan budaya di organisasi (Ferine et al., sampai sekarang hanya satu, atau dua
2021; Lasrado & Kassem, 2021; Sub et al., karyawan yang resign. Itupun karena
2015; Xenikou & Simosi, 2006; Zheng et al., alasan pribadi, misalnya ikut domisili
2019). Karena pemimpin secara langsung suami atau karena sakit. Jadi hampir
mempengaruhi persepsi anggota organisasi tidak ada yang mengeluhkan kondisi
(Ferine et al., 2021), berperilaku (Zheng tempat dan lingkungan bekerja. Karena
et al., 2019), memotivasi dan mendorong memang kami sudah punya konsumen
anggota organisasi untuk bertindak sesuai setia masing-masing”.
tujuan perusahaan (Lasrado & Kassem, 2021) Berdasarkan informasi dari informan ke
berdasarkan komitmen yang sudah ditetapkan delapan, dapat digaris bawahi bahwa tingkat
(Sub et al., 2015), hingga mampu menjadi keluar masuk karyawan di PT. Serkolinas
alat dalam memprediksi kinerja organisasi Aman Nusantara Semarang itu rendah.
(Xenikou & Simosi, 2006). Hal tersebut merupakan pertanda, bahwa
Kemudian informan ketujuh mengulas, karyawan merasa nyaman ketika bekerja di
“Terus, saat waktu tertentu… PT. Serkolinas Aman Nusantara Semarang.
misalkan awal bulan saat perencanaan Disamping merasa nyaman, kondisi
target…. Beliau memacu penjualan nyaman merupakan peran besar dari seorang
dengan pemberian kompensasi kalau pemimpin yang mempunyai karakter mampu
taget tercapai. Semacam bonuslah. menstimulus anggota organisasi untuk maju
Dan bonusnya variative, jika lebih dan mandiri. Hal ini, dibuktikan dengan
banyak dari target..bonusnya juga informasi dari informan ke Sembilan sebagai
menyesuaikan lebih banyak sih. berikut,
Jadi pemberian semangatnya dari “Sebetulnya kondisi perusahaan yang
rangsangan motivasi”. fleksibel dan nyaman. Kemudian sesame
Berdasar dari informan ke enam dan karyawan saling menghormati itu ya
ketujuh dapat digaris bawahi bahwa pemimpin peran dari leader kita ya. Karena kan
di PT. Serkolinas Aman Nusantara Semarang leader kita itu bisa beradaptasi dengan
adalah sosok pemimpin yang patut dijadikan bawahan, terus mendengar keluhan
contoh. Ditinjau dari segi karakter pemimpin dan masukan bawahan, dan beliau juga
yang bisa beradaptasi dengan lingkungan, jadi figur yang patut di contoh dalam
kemudian sosok yang fleksibel, dan sosok kepemimpinan”

115
Kepemipinan Transformasional dalam Budaya... (108-119)

Pemimpin di PT. Serkolinas Aman


Nusantara Semarang merupakan salah satu KESIMPULAN
contoh pemimpin yang menerapkan gaya Hasil dari penelitian dapat ditarik
kepemimpinan transformasional yang mampu kesimpulan bahwa pemimpin dalam
menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, organisasi merupakan kunci penting dalam
fleksibel, kondusif, dan mendukung karyawan menentukan keberhasilan sebuah organisasi.
untuk berfikir kreatif melalui rangsangan Peran pemimpin mampu mengarahkan dan
motivasi intrinsik anggota organisasi. Oleh mengatur anggota organisasi untuk bertindak
karena itu, karakter pemimpin transformasional sesuai dengan tujuan organisasi. Namun,
yang kuat di PT. Serkolinas Aman Nusantara kesuksesan pemimpin dalam menggerakan
Semarang mampu menciptakan budaya kerja anggota organisasi tidak mungkin berhasil
yang positif yang mampu mendorong persepsi tanpa adanya budaya kerja yang positif.
dan perilaku anggota organisasi supaya selaras Budaya kerja yang positif mampu mendukung
dengan tujuan organisasi. atmosfir bekerja agar sesuai dengan harapan
Dengan berdasar beberapa sumber pemangku kepentingan.
informasi dari informan ke satu sampai ke Penelitian ini hadir dengan keterbatasan.
sembilan dapat diasumsikan bahwa nilai Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain,
budaya yang dianut oleh pemimpin dan peneliti masih menganalisis kepemimpinan
anggota organisasi di PT. Serkolinas Aman dari tipe kepemimpinan trenasformasional
Nusantara Semarang menjadi nilai yang yang dikaitkan dengan budaya organisasi.
lebih kekeluargaan, penuh tanggung jawab, Padahal dimensi lain yang mampu mendukung
dan saling membantu antara sesame pekerja. sebuah kepemimpina bukan hanya pada
Nilai kekeluargaan didapatkan dari karakter budaya organisasi atau budaya kerja yang ada
pemimpin PT. Serkolinas Aman Nusantara di lingkungan perusahaan. Berbagai macam
Semarang yang mampu mengarahkan perilaku dimensi yang perlu dipertimbangkaan juga
pekerja lebih positif misalnya mau belajar antara lain inovasi, komitmen organisasi, etika
lagi, cerdas, kapabilitas di bidang teknik, dan kerja, bahkan perilaku anggota organisasi juga
pemimpin yang mampu mengurangi konflik turut memberikan kontribusi kedalam kinerja
antar pegawai. Dengan adanya karakter unggul organisasi.
yang ditonjulkan pemimpin di PT. Serkolinas Saran untuk penelitian selanjutnya
Aman Nusantara Semarang secara otomatis yakni, penelitian terkait dengan tipe
karyawan mengadopsi perilaku positif kepemimpina transformasional bisa diperluas
tersebut. Sehingga atmosfir bekerja di PT. lagi kedalam topik penelitian yang lebih
Serkolinas Aman Nusantara Semarang luas yang mengkaitkan dengan dimensi lain
menjadi nyaman, bersifat kekeluargaan, dan inovasi dalam organisasi, komitmen anggota
jauh dari kesan timbul persaingan tidak sehat organisasi, etika kerja, perilaku, persepsi,
dari sesama karyawan PT. Serkolinas Aman bahkan sampai pada karakter humoris atau
Nusantara Semarang. narcisisme yang ada pada diri pemimpin.

REFERENSI
Al-Swidi, A. K., Gelaidan, H., & Saleh, R. M. (2021). The joint impact of green human resource
management, leadership and organizational culture on employees’ green behaviour
and organisational environmental performance. Journal of Cleaner Production,
316(September 2020). https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2021.128112
Andersen, J. A. (2015). Barking up the wrong tree. On the fallacies of the transformational
leadership theory. Leadership and Organization Development Journal, 36(6), 765–777.
https://doi.org/10.1108/LODJ-12-2013-0168

116
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 23, No. 2, Desember 2021

Ataro, G. (2020). Methods, methodological challenges and lesson learned from phenomenological
study about OSCE experience: Overview of paradigm-driven qualitative approach in
medical education. Annals of Medicine and Surgery, 49(August 2019), 19–23. https://
doi.org/10.1016/j.amsu.2019.11.013
Azeem, M., Ahmed, M., Haider, S., & Sajjad, M. (2021). Expanding competitive advantage
through organizational culture, knowledge sharing and organizational innovation.
Technology in Society, 66(June). https://doi.org/10.1016/j.techsoc.2021.101635
Ballinger, C. (2004). Writing up rigour: Representing and evaluating good scholarship in
qualitative research. British Journal of Occupational Therapy, 67(12), 540–546. https://
doi.org/10.1177/030802260406701204
Bleiker, J., Morgan-Trimmer, S., Knapp, K., & Hopkins, S. (2019). Navigating the maze:
Qualitative research methodologies and their philosophical foundations. Radiography,
25, S4–S8. https://doi.org/10.1016/j.radi.2019.06.008
Boyce, G., & Greer, S. (2013). More than imagination: Making social and critical accounting
real. Critical Perspectives on Accounting, 24(2), 105–112. https://doi.org/10.1016/j.
cpa.2012.06.002
Chua, W. F. (1986). Theoretical constructions of and by the real. Accounting, Organizations
and Society, 11(6), 583–598. https://doi.org/10.1016/0361-3682(86)90037-1
Dwivedi, P., Chaturvedi, V., & Vashist, J. K. (2020). Transformational leadership and employee
efficiency: knowledge sharing as mediator. Benchmarking: An International Journal,
27(4), 1571–1590. https://doi.org/10.1108/BIJ-08-2019-0356
Engelen, A., Schmidt, S., Strenger, L., & Brettel, M. (2014). Top management’s transformational
leader behaviors and innovation orientation: A cross-cultural perspective in eight countries.
Journal of International Management, 20(2), 124–136. https://doi.org/10.1016/j.
intman.2013.04.003
Ferine, K. F., Aditia, R., Rahmadana, M. F., & Indri. (2021). An empirical study of leadership,
organizational culture, conflict, and work ethic in determining work performance in
Indonesia’s education authority. Heliyon, 7(7). https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.
e07698
Greaves, C. E., Zacher, H., McKenna, B., & Rooney, D. (2014). Wisdom and narcissism as
predictors of transformational leadership. Leadership and Organization Development
Journal, 35(4), 335–358. https://doi.org/10.1108/LODJ-07-2012-0092
Hofstede, G. (1980). Culture and Organizations. International Studies of Management &
Organization, 10(4), 15–41. https://doi.org/10.1080/00208825.1980.11656300
Hoption, C., Barling, J., & Turner, N. (2013). “It’s not you, it’s me”: transformational leadership
and self deprecating humor. Leadership & Organization Development Journal, 34(1),
4–19. https://doi.org/10.1108/01437731311289947
Jamali, H. R. (2018). Does research using qualitative methods (grounded theory, ethnography,
and phenomenology) have more impact? Library and Information Science Research,
40(3–4), 201–207. https://doi.org/10.1016/j.lisr.2018.09.002
Jin, S., Seo, M. G., & Shapiro, D. L. (2016). Do happy leaders lead better? Affective and
attitudinal antecedents of transformational leadership. Leadership Quarterly, 27(1), 64–
84. https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2015.09.002

117
Kepemipinan Transformasional dalam Budaya... (108-119)

Juliana, C., Gani, L., & Jermias, J. (2021). Performance implications of misalignment among
business strategy, leadership style, organizational culture and management accounting
systems. International Journal of Ethics and Systems, ahead-of-p(ahead-of-print).
https://doi.org/10.1108/ijoes-02-2021-0033
Khan, N. A., Khan, A. N., Soomro, M. A., & Khan, S. K. (2020). Transformational leadership
and civic virtue behavior: Valuing act of thriving and emotional exhaustion in the hotel
industry. Asia Pacific Management Review, 25(4), 216–225. https://doi.org/10.1016/j.
apmrv.2020.05.001
Kotter, J. P. (2001). What leaders really do. Harvard Business Review. https://doi.org/10.1109/
EMR.2009.5235494
Kotter, J. P. (2007). Leading change: Why Transormation Efford Fail. Harvard Business
Review. https://doi.org/10.7748/ns.33.2.26.s14
Kuhnert, W. K., & Lewis, P. (1987). Transactional and Transformational Leadership : A
Constructive / Developmental Analysis. Academy of Management Review, 12(4), 648–
657.
Kvale, S. (1996). Introduction: Interviewing as Research. In InterViews: An Introdouction to
Qualitative Research Interviewing (hal. 1–13).
Lasrado, F., & Kassem, R. (2021). Let’s get everyone involved! The effects of transformational
leadership and organizational culture on organizational excellence. International Journal
of Quality and Reliability Management, 38(1), 169–194. https://doi.org/10.1108/
IJQRM-11-2019-0349
Mangalam Birla, K. (2005). Transformational leadership. International Journal of Learning
and Intellectual Capital, 2(4), 321–326. https://doi.org/10.1504/ijlic.2005.008088
Manoppo, V. P. (2020). Transformational leadership as a factor that decreases turnover intention:
a mediation of work stress and organizational citizenship behavior. TQM Journal, 32(6),
1395–1412. https://doi.org/10.1108/TQM-05-2020-0097
Pattnaik, S. C., & Sahoo, R. (2021). Transformational leadership and organizational citizenship
behaviour: the role of job autonomy and supportive management. Management Research
Review, 44(10), 1409–1426. https://doi.org/10.1108/MRR-06-2020-0371
Puni, A., Hilton, S. K., & Quao, B. (2021). The interaction effect of transactional-transformational
leadership on employee commitment in a developing country. Management Research
Review, 44(3), 399–417. https://doi.org/10.1108/MRR-03-2020-0153
Ribeiro, S. C. M. (2020). Organizational Culture and Paradoxes in Management. In Organizational
Culture and Paradoxes in Management. https://doi.org/10.4324/9780429265747
Schein, E. H. (2017). Organizational Culture and Leadership (Fifth Edit). John Wiley & Sons
Inc, New Jersey, Canada. https://doi.org/10.4324/9781351017510-15
Shava, G., & Heystek, J. (2021). Managing teaching and learning: integrating instructional
and transformational leadership in South African schools context. International Journal
of Educational Management, 35(5), 1048–1062. https://doi.org/10.1108/IJEM-11-2020-
0533
Smircich, L. (1983). Concepts of culture and organizational analysis. Administrative Science
Quarterly, 28(3), 339–358. https://doi.org/10.4324/9781315241371-20

118
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 23, No. 2, Desember 2021

Sub, S., Jo, Y., & Hooper, T. L. (2015). Police transformational leadership and organizational
commitment: mediating role of organizational culture. Policing: An International of
Police Strategies & mangement, 38(4).
Xenikou, A., & Simosi, M. (2006). Organizational culture and transformational leadership
as predictors of business unit performance. Journal of Managerial Psychology, 21(6),
566–579.
Xie, L. (2020). The impact of servant leadership and transformational leadership on learning
organization: a comparative analysis. Leadership and Organization Development
Journal, 41(2), 220–236. https://doi.org/10.1108/LODJ-04-2019-0148
Yahaya, R., & Ebrahim, F. (2016). Leadership styles and organizational commitment: literature
review. Journal of Management Development, 35(2), 190–216. https://doi.org/10.1108/
JMD-01-2015-0004
Zhang, S., Sun, W., Ji, H., & Jia, J. (2021). The antecedents and outcomes of transformational
leadership: leader’s self-transcendent value, follower’s environmental commitment and
behavior. Leadership and Organization Development Journal, 42(7), 1037–1052. https://
doi.org/10.1108/LODJ-10-2020-0471
Zheng, J., Wu, G., Xie, H., & Li, H. (2019). Leadership, organizational culture, and innovative
behavior in construction projects: The perspective of behavior-value congruence.
International Journal of Managing Projects in Business, 12(4), 888–918. https://doi.
org/10.1108/IJMPB-04-2018-0068

119

Anda mungkin juga menyukai