Disusun oleh:
Chusnia Elwy Melliana 20511241049
Kelas D1
Dosen pengampu:
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Pencoklatan Enzimatis.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Dr. Nani
Ratnaningsih, Dr., STP., MP. pada mata kuliah Pengujian Bahan Pangan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pencoklatan Enzimatis
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Nani Ratnaningsih, Dr., STP., MP.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengujian Bahan Pangan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
Acara Praktikum Pencoklatan Enzimatis
D. Kajian Teori
1. Pencoklatan Enzimatis
Pencoklatan enzimatis adalah proses kimia yang terjadi dalam buah
dan sayur karena adanya enzim polifenoloksidase, yang menghasilkan
pigmen warna coklat. Pencoklatan enzimatis dapat dilihat pada buah
(apricot, pir, pisang, anggur), sayur (kentang dan jamur), dan jua pada
seafood (udang, lobster, dan kerang). Pencoklatan enzimatis dapat
menurunkan mutu, terutama pada penyimpanan pascapanen buah segar,
jus, dan beberapa hewan bercangkang. Pencoklatan enzimatis terjadi pada
lebih dari 50% dari semua kehilangan selama produksi buah dan sayur.
Pencoklatan yang terjadi dapat dikurangi dengan perendaman
larutan sulfit, asam askorbat, asam sitrat, dan garam. Tujuan dari
perendaman tersebut untuk mengurangi reaksi antara enzim polifenolase,
oksigen, dan senyawa polifenol yang bertanggung jawab dalam reaksi
pencoklatan enzimatis (Purwanto & dkk, 2016). Metode umum yang
digunakan untuk mengontrol pencoklatan pada buah dan sayur adalah
menggunakan antioksidan dengan perlakuan pencelupan atau perendaman
setelah proses pengupasan dan pemotongan.
2. Apel
Apel merupaka tanaman buah yang biasa tumbuh diiklim sub
tropis. Apel di Indonesia dikembangkan di beberapa wilayah, seperti
wilayah Malang dan Pasuruan. Apel memiliki bentuk bulat, dengan tekstur
keras renyah dan sedikit berair. Buah apel memiliki kulit tipis yang
umumnya terdiri atas 3 warna yaitu merah, kuning dan hijau sedangkan
daging buahnya umumnya berwarna krem dan memiliki rasa yang manis
dengan sedikit campuran rasa asam (Widyanto & Riminarsih, 2019).
Perubahan warna menjadi coklat pada buah apel terjadi karena
proses oksidasi enzimatik senyawa fenolik primer selama masa
penyimpanan. Perubahan warna pada buah apel ini dapat terjadi karena
ketidak seimbangan antara proses oksidatif dan reduktif metabolisme
dalam buah yang menyebabkan oksigen menjadi reaktif. Hal ini dapat
menyebabkan hilangnya tekstur dan rasa pada buah yang mengalami
browning (Christin, Jeroen, Quang, & dkk, 2007).
3. Vitamin C
Vitamin C merupakan senyawa yang memeliki sifat reduktor. Sifat
reduktor tersebut dapat mengurangi reaksi pencoklatan. Vitamin C dengan
sifat reduktor tersebut mudah diperoleh dan dapat larut dalam air. Vitamin
C konsentrasi 0,35 mM mampu memberikan hambatan sebesar 54%
terhadap aktivitas polifenol oksidase (Colocasia antiquorum)
(Yemenicioglu, Ozkan, & Cemeroglu, 1977)
J. Rekomendasi / Saran
Berdasarkan praktik yang telah dilakukan penulis menyarankan untuk
melakukan penangannan apel yang telah dikupas dan dipotong dengan cepat.
Jangan terlalu lama apel terkena udara luar selain itu perlunya lebih teliti dalam
memilih apel yang baik. Apel yang sudah terbentur dan jatuh dapat meningkatkan
proses pencojlatan.
K. Daftar Pustaka
Christin, F., Jeroen, L., Quang, T. H., & dkk. (2007). Browning disorders in pear fruit.
Postharvest Biology and Technology, 1-13.
Husaini, O., Zulkifli, & dkk. (2017). Karakterisasi Bahan Anti Browning dari Ekstrak Air
Buah Jambu Batu (Psidium guajava Linn) pada Buah Apel Malang (Malus
sylvestris (L.) Mill). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 85-92.
Paramita, O. (20120). Pengaruh memar terhadap perubahan pola respirasi, produksi etilen
dan jaringan buah mangga (Mangifera indica L.) Var Gedong Gincu pada berbagai
suhu penyimpanan. Jurnal Kompetensi Teknik., 2.
Purwanto, Y. A., & dkk. (2016). Penggunaan Asam Askorbat dan Lidah Buaya untuk
Menghambat Pencoklatan pada Buah Potong Apel Malang. Jurnal Keteknikan
Pertanian, 204.
Toivonen, P., & Jennifer, D. (2022). Physiology of Fresh-cut Fruits and Vegetables. New
York: CRC Press.
Widyanto, R., & Riminarsih, D. (2019). Identifikasi Jenis Buah Apel Berdasarkan
Ekstraksi Ciri Warna Dan Tekstur Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan
Radial Basis Function. Jurnal Pertanian Presisi , 78.
Yemenicioglu, A., Ozkan, M., & Cemeroglu, B. (1977). Some Characteristics Of
Poliphenol Oxidase And Peroxidase From Taro . Tr. J. of Agriculture and
Forestry, 425-430.
L. Lampiran
Proses Pencoklatan
Pada laporan ini yang saya check plagiarism adalah bagian kajian teori,
hasil praktikum, pembahasan, kesimpulan, serta rekomendasi/ saran. Hasil
perhitungan terlampir pada halaman berikutnya