Indra Revata, Cynthia Adeline, Anika Yanuar, Erica Geovanni, Sutarjo Surjoseputro
Abstrak
Apel (Malus sylvestris Mill.) di Indonesia banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai macam
makanan olahan, selain fungsi utamanya sebagai buah segar. Namun produksi apel di Indonesia belum
termanfaatkan secara optimal. Pada buah apel banyak mengandung senyawa fenolik sehingga mudah
mengalami browning yang dapat memicu kerusakan. Salah satu metode untuk mengurangi browning dan
mencegah kerusakan adalah dengan blanching. Metode blanching yang digunakan adalah hot water blanching
dengan waktu pengamatan 1 menit, 2 menit, dan 3 menit pada potongan apel yang di slice dan dipotong dadu.
Semakin lama waktu yang digunakan pada proses blanching apel maka intensitas warna coklat yang dihasilkan
semakin gelap begitu pula teksturnya. Setelah dilakukan metode blanching, dilakukan uji perosidase dengan
menggunakan larutan guaiacol 1% untuk mengetahui ada tidaknya enzim yang terdapat di dalam apel tersebut
yang ditandai dengan adanya gelembung. Salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya gelembung yang
dihasilkan adalah bentuk potongan buah tersebut.
Kata kunci : apel, blanching, browning, hot water blanching, uji peroksidase
1
Seri Teknologi Pengolahan Hasil Nabati, A : 1: 2017 (BLANCHING)
menghilangkan udara yang terdapat dalam rongga- Pengujian ini untuk mengukur aktivitas
rongga antarsel dalam jaringan bahan, enzim peroksidase pada sampel dengan pemberian
melenturkan bahan agar mudah dikemas (Asgar larutan H202 pada sampel. Bila sampel memiliki
enzim peroksidase, maka akan bereaksi
dan Musaddad, 2006).
membentuk warna coklat kemerahan. (gelap)
Alat dan Bahan Hasil dan Pembahasan
Alat-alat yang digunakan meliputi Panci stainless Proses blanching pada buah apel dengan waktu
steel, kompor merk covina, telenan, alat-alat gelas, yang berbeda beda dapat menghasilkan kenampakan
dan pisau. atau warna yang berbeda pula pada daging buahnya.
Selain faktor waktu juga bentuk atau ukuran sampel
Bahan-bahan yang digunakan meliputi 2 buah apel,
dimana dalam praktikum kali ini menggunakan bentuk
dan air 200mL. slice dan dice.
2
Seri Teknologi Pengolahan Hasil Nabati, A : 1: 2017 (BLANCHING)
2.5 3 3
2
1.5 2 2
Warna (Slice)
Tekstur 5 4
1
0.5 1 1 4 3 y = -x + 4
INTENSITAS
0
3 2 R = 1
0 1 2 3
2 1
waktu (menit)
1
Gambar 4. Grafik Uji Organoleptik Apel (Slice) 0
0 1 2 3 4
Uji Organoleptik Apel (Dice) WAKTU (MENIT )
4.5
4 uji peroksidase (DADU)
3.5 44
Linear (uji peroksidase (DADU))
3
intensitas
2.5 33
2 Warna Gambar 2. Grafik Uji Peroksidase Apel (Dadu)
1.5 22
1
0.5 11
Tekstur
uji peroksidase apel
0 (Slice)
0 1 2 3
5
waktu (menit)
4 4
INTENSITAS
3 3
Gambar 5. Grafik Uji Organoleptik Apel (Dice)
2 2
Pengujian lainnya dalam praktikum kali ini 1 1 y = 0.8x + 1.3
adalah uji peroksidase setelah proses blanching R = 0.64
0
dilakukan. Peroksidase adalah enzim yang stabil 0 1 2 3 4
terhadap panas, sehingga sering digunakan sebagai
WAKTU (MENIT )
pengukuran indeks efektivitas blanching. Peroksida
memiliki peranan pada kerusakan oksidatif selama
penyimpanan sayuran. uji peroksidase (SLICE)
Linear (uji peroksidase (SLICE))
Penambahan larutan guaiacol pada percobaan
akan bertindak sebagai donor hidrogen pada reaksi di Gambar 3. Grafik Uji Peroksidase Apel (Slice)
atas. Hidrogen peroksida yang digunakan dalam
percobaan ini berfungsi sebagai stimulan yang akan Kesimpulan
menentukan ada atau tidaknya enzim peroksidase dalam
Blanching merupakan salah satu tahap pra
sampel yang diamati. Hal ini disebabkan karena
hidrogen peroksida ini yang nantinya akan bereaksi proses pengolahan bahan pangan yang biasa
dengan guaiacol yang akan dikatalis oleh enzim dilakukan dalam proses pengalengan, pembekuan,
peroksidase dalam bahan yang mengakibatkan pengringan sayur dan buah-buahan. Blanching
perubahan warna sampel menjadi coklat sebagai
dampak dari reduksi hidroperoksida menjadi air. dengan air panas dapat menyebabkan kerusakan
tekstur yang besar dan dapat melarutkan warna
yang lebih banyak. Lamanya proses blancing dapat
3
Seri Teknologi Pengolahan Hasil Nabati, A : 1: 2017 (BLANCHING)
Daftar Pustaka
Asgar, A dan D Musaddad. 2006. Optimalisasi Cara,
Suhu, dan Lama Blansing sebelum Pengeringan
pada Wortel. Bandung : Balai Penelitian
Tanaman Sayuran
Andarwulan, N., Kusnandar, F & Herawati, D.
2011. Analisis Pangan. Jakarta:Dian
BPS Kota Batu. 2010. Sistem Pertanian Ramah
Lingkungan :Anggota Kelompok Tani
Makmur Abadi. http:// distanhut-
kotabatu.org/hasil-panen-apel-
kotabatu/jurnal. [26 Agustus 2017].
Cheng, G. W., dan Crisosto C. G. 2005. Browning
potential, phenolic composition, and
polyphenoloxidase activity of buffer extracts of
peach and nectarine skin tissue. . J. Amer. Soc.
Horts. Sct. 120 (5):835-838.
Meyer, L.H. 1982. Food Chemistry. The Avi
Publishing Company, Inc. Wesport,
Conecticut
Rahman, M.S. 1999. Handbook of Food
Preservation. New York: Marcel Dekker, Inc.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
LAPIRAN FOTO