Anda di halaman 1dari 4

Jtech 2016, 4(2) 123 126 Azis, R

PENCOKLATAN PADA BUAH PEAR

Azis, R 1
1
Dosen Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Gorontalo
email: kampus_red@yahoo.com

ABSTRAK
Pencoklatan enzimatis merupakan reaksi pencoklatan utama yang dapat mempengaruhi mutu dari buah, sayur, jika
buah ataupun sayur kontak dengan udara menghasilkan warna cokelat, ini tejadi karena adanya enzim dapat kontak
dengan substratnya . Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara mencegah reaksi pencoklatan enzimatis
sehingga dapat mempertahankan mutu buah. Sampel yang dipilih untuk percobaan adalah pir, sampel ini merupakan
sampel yang mudah mengalami reaksi pencoklatan enzimatis dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.prinsip dari
percobaan ini adalah dengan membandingkan metode penghambatan pengcoklatan. Metode yang digunakan dapat
diterapkan secara komersial untuk menghindari pencoklatan enzimatis dengan blansir ,pencelupan dengan bahan
kimia Nacl dan Natrium metabisulfit. Berdasarkanhasil percobaan yang dilakukan pada pir, dapat disimpulkan bahwa
larutan anti pencoklatan yang tebaik adalah natrimu meta bisulfit

Kata kunci : pear, pencoklatan, blanching, natrium klorida, natrium metabisulfit

ABSTRACT

Browning Enzymatic is a major browning reactions that can affect the quality of the fruit, vegetable, fruit or
vegetables when in contact with air produces a brown color, this occurs because the enzyme can be in contact with
the substrate. This experiment aims to find ways to prevent enzymatic browning reactions so as to maintain the quality
of the fruit. Samples were selected for the experiment is pear, this sample is a sample susceptible to enzymatic
browning reactions and have economic value tinggi.prinsip of this trial is to compare the inhibition method
pengcoklatan. The methods used can be applied commercially to avoid enzymatic browning with blancing, dyeing
with chemicals and sodium metabisulfite Nacl. Based on the results of experiments conducted in the pear, it can be
concluded that the anti-browning solution that tebaik is natrimu meta bisulfite

Key words : pear, browning, blanching, natrium klorida, natrium metabisulfit

1. PENDAHULUAN kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk


Pear merupakan salah satu buah yang jika warna coklat. sedangkan reaksi pemcoklatan non
dikupas dan simpan begitu saja maka akan mengalami enzimatik belum diketahui secara penuh. Tetapi, pada
pencoklatan setelah beberapa saat pisang, peach umumnya reaksi pencoklatan non enzimatik, yaitu
kemudian,. Hal ini disebut browning atau pencoklatan, karamelisasi, reaksi Maillard dan pencoklatan akibat
Adanya proses pencoklatan atau browning sering vitamin C (Taufik, 2009).
terjadi pada buah-buahan Buah yang memar juga Menurut Hwa et al (2009), pencoklatan
mengalami proses pencoklatan. Pada umumnya proses (browning) adalah terbentuknya warna coklat pada
pencoklatan yang terdiri atas dua yakni enzimatik dan bahan pangan secara alami atau karena proses tertentu.
non enzimatik (Winarno, 2004). Pada kelompok buah-buahan seperti pear dan pin,
Pada pencoklatan buah pear termaksud dalam proses pencoklatan ini tidak dikehendaki. Proses
pencoklatan enzimatis yang terjadinya di tandai pencoklatan pada buah pear tergolong pada reaksi
dengan munculnya warna coklat atau hitam pada enzimatis. Hal ini dikarenakan buah pear banyak
bahan pangan sepeti pada buah pear yang tidak mengandung substrat senyawa fenolik. Penyebab dari
diinginkan yang pada umumnya karena mengandung pencoklatan enzimatik yang terjadi sesaat setelah buah
substrat senyawa fenolik. Buah setelah di kupas dipotong adalah reaksi oksidasi.
menjadi cokelat disebabkan oleh aktifitas enzim Reaksi pencoklatan dapat didefinisikan sebagai
polypenol oxidase, yang dengan bantuan oksigen akan urutan peristiwa yang dimulai dengan reaksi gugus
mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi amino pada asam amino, peptida, atau protein dengan
phenol, yang selanjudnya diubah lagi menjadi O- gugus hidroksil glikosidik pada gula, urutan diakhiri

PENCOKLATAN PADA BUAH PEAR 123


Jtech 2016, 4(2) 123 126 Azis, R

dengan pembentukan polimer nitrogen berwarna untuk mengetahui pengaruh pencoklatan dan efek dari
coklat atau melanoidin. Reaksi pencoklatan metode penghambatan pencoklatan yakni dengan
diperlambat oleh penurunan PH dan reaksi metode penambahan asam, blanching dan pemanasan
pencoklatan dapat dikatakan bersifat menghambat pada buah pear.
sendiri karena PH menurun dengan bilangannya gugus 2. Bahan Dan Metode
asam amino basa (De man, 1997). Bahan
Sementara itu penghambatan pencoklatan dapat Bahan yang digunakan pada praktikum ini
dilakukan dengan penambahan asam , blanching dan yaitu buah pear, natrium meta bisulfit, natrium
pemanasan, oleh karena itu praktikum ini dilakukan klorida (NaCl), aquades,
aluminium foil.
Alat Perlakuan blancing selama 5 menit, 10 menit ,
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu dan 20 menit dengan NaCl 5 % pada buah pear
pisau, gelas kimia, timbangan analitik, termometer, warna yang terlihat masi tetap dengan warna khas pear
alat penangas, gelas ukur, plastik cetik. yakni warna putih karena pemanasan dapat menon-
Metode aktifkan enzim sehingga buah pear tetap berwarna
Pear dibersihkan kemudian dikupas dan di khas tidak mengalami pencoklatan tetapi ketika
potong menjadi beberapa bagian yang menyerupai memasuki hari kedua dengan dilakukan pengamatan I
kubus. Pear yang telah di potong di beri perlakuan maka pear telah berubah warna menjadi agak
direndam dalam larutan NaCl 9%, 7 % dan 5%, kecoklatan.
direndam dalam larutan natrium metabisulfit 500 ppm, Perlakuan blancing selama 5 menit, 10 menit ,
600 ppm, dan 700 ppm selama 30 menit, di blanching dan 20 menit dengan NaCl 7 % pada buah pear
menggunakan aquadest pada suhu 100oC selama 5 warna yang terlihat masi tetap dengan warna khas pear
menit, 10 menit dan 20 menit, dan di blanching yakni warna putih karena pemanasan dapat menon-
menggunakan NaCl dan Na Metabisulfit pada suhu aktifkan enzim sehingga buah pear tetap berwarna
100oC selama 5 menit, 10 menit dan 20 menit. Masing- khas tidak mengalami pencoklatan tetapi ketika
masing perlakuan disimpan dalam plastik cetik dan memasuki hari kedua dengan dilakukan pengamatan I
dilakukan pengamatan selama 10 hari maka pear telah berubah warna menjadi agak
III. HASIL DAN PEMBAHASAN kecoklatan.
Perlakuan kontrol sebelum penyimpanan Perlakuan blancing selama 5 menit, 10 menit ,
warnanya berwarna putih atau warna khas pear, dan 20 menit dengan NaCl 9 % pada buah pear
perlakuan kontrol tidak di berikan perlakuan teknik warna yang terlihat masi tetap dengan warna khas pear
penghambatan apapun, setelah dilakukan yakni warna putih karena pemanasan dapat menon-
penyimpanan sampai dengan 2 minggu terlihat bahwa aktifkan enzim sehingga buah pear tetap berwarna
pear dengan perkuan control mengalami pencolatan khas tidak mengalami pencoklatan tetapi ketika
pada pengamatan I . memasuki hari kedua dengan dilakukan pengamatan I
Perlakuan Blanching dengan aquades dengan maka pear telah berubah warna menjadi agak
lama blnching yang berbeda-beda yakni 5 menit, 10 kecoklatan.
menit dan 20 menit ,berdasarkan perlakuan ini maka Pada perlakuan Natrium Metabisulfit 500 ppm ,
pada saat buah pear di blanching maka warnanya khas 600 ppm , 700 ppm dilakukan perendama selama 30
pear karena pemanasan dapat menon-aktifkan enzim menit kemudian sampel diangkat dan dimasukkan
sehingga buah pear tetap berwarna khas tidak kedalam kertas clip menunjukkan warna putih khas
mengalami pencoklatan. Namun, setelah pear kemudian dilakukan penyimpanan selama 2
penyimpanan dan dilakukan pengamatan I pada ketiga pekan dan diamati per 2 hari sampai hari ke 10, dan
sampel terlihat warna buah pear menjadi agak coklat pada pengamatan I menunujukkan tidak terjadi
hasil perlakuan ini sama denga kontrol hal ini perubahan warna , pengamatan ke II juga tetap sama ,
disebabkan karena selama penyimpanan Enzim pengamatan III baru terlihat perubahan warna menjadi
Polypenol Oxidase kembali aktif sehingga warna buah agak kecoklatan.
apel mengalami pencoklatan. Perlakuan blancing selama 5 menit, 10 menit ,
Pada perlakuan perendaman NaCl 5 % , 7 % dan dan 20 menit dengan Natrium Metabisulfit 500 ppm
9 % selama 30 menit setelah itu sampel diangkat dan pada buah pear warna yang terlihat masi tetap dengan
dimasukkan kedalam plastic cetik , warna pada warna khas pear yakni warna putih karena pemanasan
potongan buah pear berwarna putih sama dengan dapat menon-aktifkan enzim sehingga buah pear tetap
warna khas pear tetapi setelah hari kedua dan berwarna khas tidak mengalami pencoklatan
dilakukan pengamatan pertama perendaman NaCl kemudian dilakukan penyimpanan selama 2 pekan dan
ketiga sampel menujukkan terjadi perubahan warna diamati per 2 hari sampai hari ke 10, dan pada
menjadi warna agak kecoklatan pengamatan I menunujukkan tidak terjadi perubahan

PENCOKLATAN PADA BUAH PEAR 124


Jtech 2016, 4(2) 123 126 Azis, R

warna, pengamatan ke II juga tetap sama , pengamatan bisulfit menunjukkan bahwa sampel dengan diberikan
III sampai dengan pengamatan ke V hari kesepulu perlakuan dengan zat natrium metabisulfit lebih tahan
belum terlihat perubahan warna dari sampel buah pear. terhadap perubahan warna menjadi cokelat artinya
Sampel pear yang telah di lakukan blanching teknik penghambatan dengan menggunkana zat ini
menunjukkan tetap berwarna putih, beraroma khas yang terbaik karena mampu menghambat laju
buah tidak mengalami pencoklatan. Hal tersebut pencoklatan pada buah pear dimana diketahui bahwa
dikarenakan perlakuan blanching pada sampel dengan Natrium metabisulfit merupakan larutan pengawet
suhu 77oC sampai 100 oC selama beberapa detik. Hal yang dapat mencegah browning pada buah pear Ini
ini sesuai dengan Anonim (2010) yaitu pemanasan disebabkan karena sulfit merupakan inhibitor fenolase
berkisar 77C sebelum pembekuan akan menghambat yang kuat (Apandi, 1984). Larutan sulfit bertujuan
sebagian kecil kelompok peroksidase dan menurunkan untuk mencegah terjadinya browning secara enzimatis
residu utama akivitas enzim akibat dan berperan sebagai pengawet (Buckle et al, 2007).
peroksidase. Setelah penyimpanan selama 3 hari Pada buah pear ini sangat rentan terjadi
warna pear menjadi agak coklat sama dengan pencoklatan apalagi jika setelah buah dikupas
perlakuan kontrol dan pada perlakuan ini disebabkan kemudian kontak dengan udara , hal ini sesuai dengan
karena selama penyimpanan Enzim Polypenol pendapat Winarno dalam Hwa, et al., (2009), proses
Oxidase kembali aktif sehingga warna buah apel pencoklatan pada buah pear tergolong pada reaksi
mengalami pencoklatan. Hal ini sesuai dengan enzimatis. Hal ini dikarenakan buah pear banyak
pendapat Feri (2010) yang menyatakan bahwa mengandung substrat senyawa fenolik penyebab dari
pembentukan warna coklat ini dipicu oleh reaksi pencoklatan enzimatis yang terjadi sesaat setelah buah
oksidasi yang dikatalisis oleh enzim fenol oksidase dipotong adalah reaksi oksidasi. Enzim polyphenol
atau polifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat oxidase (PPO) yang terkandung dalam buah akan
mengkatalis reaksi oksidasi senyawa fenol (misalnya keluar dan berkontrak dengan oksigen dari udara
katekol) yang dapat menyebabkan perubahan warna sehingga reaksi pencoklatan terjadi. Enzim
menjadi coklat. polyphenol oxidase (PPO) dengan bantuan oksigen
Perlakuan blancing selama 5 menit, 10 menit , akan mengubah gugus monophenol menjadi o-
dan 20 menit dengan Natrium Metabisulfit 600 ppm hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi
pada buah pear warna yang terlihat masi tetap dengan o-kuinon. Gugus o-kuinon inilah yang membentuk
warna khas pear yakni warna putih karena pemanasan warna coklat
dapat menon-aktifkan enzim sehingga buah pear tetap IV. Kesimpulan
berwarna khas tidak mengalami pencoklatan Dari praktikum pencoklatan buah pear
kemudian dilakukan penyimpanan selama 2 pekan dan mengenai pencoklatan dapat disimpulkan
diamati per 2 hari sampai hari ke 10, dan pada sebagai berikut :
pengamatan I menunujukkan tidak terjadi perubahan Reaksi pencoklatan dapat didefinisikan
warna , pengamatan ke II juga tetap sama , sebagai peristiwa dimana gugus asam amino
pengamatan III sampai dengan pengamatan ke V hari dari protein bereaksi dengan gugus aldehida
kesepulu belum terlihat perubahan warna dari sampel atau keton dari gula pereduksi dan
buah pear. menghasilkan warna coklat.
Perlakuan blancing selama 5 menit, 10 menit , Macam-macam pencoklatan dibagi menjadi
dan 20 menit dengan Natrium Metabisulfit 700 ppm dua jenis, yaitu pencoklatan enzimatis dan
pada buah pear warna yang terlihat masi tetap dengan pencoklatan non enzimatis
warna khas pear yakni warna putih karena pemanasan
dapat menon-aktifkan enzim sehingga buah pear tetap DAFTAR PUSTAKA
berwarna khas tidak mengalami pencoklatan Apandi, Muchidin. 1984. Teknologi Buah dan
kemudian dilakukan penyimpanan selama 2 pekan dan Sayur. Penerbit Alumni.
diamati per 2 hari sampai hari ke 10, dan pada Buckle, K .A, R.A Edwards, G.H. Fleet dan M.
pengamatan I menunujukkan tidak terjadi perubahan Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Universitas
warna, pengamatan ke II juga tetap sama, pengamatan Indonesia Press. Jakarta
III masi belum terjadi perubahan, pengamatan ke IV De Man, J.M. 1997. Kimia Makan. Institut Pertanian
baru terlihat sedikit perubahan buah pear mengalami Bogor. Bogor
warna agak cokelat. Taufik, Rahmat. 2009. Browning Pada
Sampel buah pear yang di berikan beberap Makananhttp://taufiq80.multiply.com/jour
perlakuan yakni perendaman dengan aquades nal/item/10
perendaman NaCl, perendaman Natrium meta bisulfit
dan blanching NaCl, perendaman Natrium meta

PENCOKLATAN PADA BUAH PEAR 125


Jtech 2016, 4(2) 123 126 Azis, R

Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. PT


Gramedia Pustaka Umum. Yogyakarta.

.2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT


Gramedia Pustaka Umum. Yogyakarta.

.2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT


Gramedia Pustaka Umum. Yogyakarta

PENCOKLATAN PADA BUAH PEAR 126

Anda mungkin juga menyukai