Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

PERKECAMBAHANAN KACANG HIJAU

OLEH :

Dynara Azhra Ghaisani Putri (12)

KELAS :

XI MIPA 9

SMA NEGERI 4 SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
keluasanwaktu dan kesehatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas
mata pelajaran “Biologi” yang diampuh oleh Ibu Retno Widuri Sri H, M.Pd. Jenis
tugas yang diberikan adalah pengamatan tentang Pertumbuhan dan Perkembangan
tanaman. Metode penugasan yang diberikan adalah menyusun Laporan praktikum tentang
Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Perkecambahanan Kacang Hijau.
Melalui penugasan ini diharapkan para siswa dapat memahami tentang Pertumbuhan
dan Perkembangan Tanaman yang pada gilirannya dapat diimplementasikan dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu manfaat yang dapat dirasakan adalah meningkatnya kompetensi
pembelajaran para siswa yang sebagian besar merupakan siswa yang ingin melanjutkan ke
Perguruan Tinggi.Semoga Laporan ini dapat menjadikan frame of think (kerangka
pikir) dalam mengambil suatu putusan pembelajaran, pisau pemilah dalam
pemecahan masalah, dan bahkan sebagai bagian hidup yang integrative.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat
dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Semarang, 6 Agustus 2022

Penulis

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan pada
tanaman terjadi karena adanya pertambahan ukuran (volume) yang irreversible (tidak dapat
balik) yang disebabkan adanya pertambahan jumlah sel melalui proses pembelahan sel secara
mitosis pada titik tumbuh dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Sedangkan perkembangan
merupakan spesialisasi sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak
dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan
tingkat kedewasaan. Perkecambahan merupakan proses munculnya plantula dari dalam biji.

Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Tumbuhan membutuhkan cahaya, tetapi banyaknya cahaya yang dibutuhkan
tidak selalu sama pada setiap tanaman. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu
proses fotosintesis dan pertumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh
lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat.
Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh
lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, tampak lebih segar dan
batang kecambah lebih kokoh.

Faktor diatas sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau. Kami mengadakan penelitian untuk lebih mengetahui pengaruh cahaya dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. Dalam penelitian ini, kami akan
mengamati pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dalam 5 hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka rumusan masalahnya
sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau?

2. Bagaimana perbedaan pertumbuhan pada kacang hijau yang mendapatkan cahaya


matahari langsung dan kacang hijau yang tidak mendapat cahaya matahari?

2
C. Tujuan

Tujuan saya melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses perkecambahan pada biji kacang hijau.

2. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkembangan dan pertumbuhan kacang


hijau.

3. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau di tempat


terang dan gelap

D. Manfaat
1. Manfaat bagi siswa yaitu dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
2. Manfaat bagi guru yaitu guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa yang
melakukan praktek mengenai pertumbuhan biji kacang hijau.
3. Manfaat bagi pembaca yaitu untuk menambah wawasan tentang pengaruh cahaya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

E. Hipotesis

Perkecambahan pada biji kacang hijau yang diletakkan ditempat gelap akan mengalami
kelajuan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan perkecambahan kacang hijau yang
diletakkan ditempat terang.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PERSPEKTIF PASAL 33 UUD 1945


Rumusan pasal 33 UUD 1945 merupakan rumusan yang prinsipil dari perekonomian
negara yang akan dibangun. Rumusan pasal 33 UUD 1945 terdiri dari 5 ayat, yaitu:
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

3
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hayat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang
Melalui rumusan pasal 33 di atas, di sini akan dibahas konsep-konsep penting yang
perlu ditelusuri berdasarkan penafsiran gramatikal. Pertama, terkait ke mana arah
sistem ekonomi negara dibangun. Kedua, apa yang dimaksud penguasaan negara.
Ketiga, hubungan sumber daya alam (bumi, air dan kekayaan alam) terhadap
perwujudan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

B. PERESPEKTIF SISTEM EKONOMI INDONESIA BERDASARKAN PASAL 33


UUD 1945
Untuk mengetahui esensi dari makna pasal 33, tentu saja salah satu kajian yang
terpenting adalah menelusuri faktor historis dibentuknya rumusan pasal tersebut. Oleh
sebab itu maka diperlukan penafsiran secara historis.
Dalam kehidupan ekonomi, liberalisme dan individualisme yang menjadi paham
kaum Smithian (penganut Adam Smith) melahirkan sistem liberalisme ekonomi yang
menjadi dasar sistem ekonomi pasar-bebas (laissez-faire)1 sebagai sukma kapitalisme.
Hatta (dan juga Soekarno) menolak paham individualisme, dan menegaskan paham
Indonesia Merdeka adalah “rasa bersama” atau “kebersamaan”. (RM. A.B. Kusuma,
2009:436). Hatta memberikan kelengkapannya menjadi paham “…kebersamaan
berdasar atas asas kekeluargaan…”. Mohammad Hatta selanjutnya menjadi arsitek
Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Dalam naskah asli Penjelasan Pasal 33 Undang-

1
‘laissez-faire’ diambil dari bahasa Perancis yang berarti “allow to do”, yaitu diperbolehkan untuk melakukan
sesuatu hal.

4
undang Dasar 1945 ditegaskan bahwa “…kemakmuran masyarakatlah yang
diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang…” dengan kata lain menolak
kapitalisme dan pasar-bebas yang menyertainya. 2 Maka berdasarkan kajian sejarah,
dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem ekonomi Indonesia bukanlah liberal-kapitalistik,
bukan juga sosialis yang mengedepankan segala aspek perekonomian harus melibatkan
intervensi oleh negara.
Menurut Elly Erawaty dalam salah satu literaturnya menegaskan bahwa Indonesia
sendiri juga dapat dikatakan perekonomiannya bersistem campuran sesuai dengan
amanat pasal 33 UUD 1945, tetapi sejauh mana unsur liberal dan unsur sosialis dari
perekonomian nasional kita harus pula ditelusuri. Sebab banyak negara yang saat ini
cenderung menganut sistem ekonomi campuran termasuk negara-negara di kawasan
Eropa yang di abad 19 dahulu menganut liberal-kapitalistik murni. Di negara-negara
tersebut terjadi pergeseran akibat mendesaknya peran atau campur tangan negara dalam
mengatur aktivitas ekonomi nasional. Misalnya Perancis sebagai contoh negara dengan
perekonomian bersistem campuran yang tetap lebih banyak unsur liberal-
kapitalistiknya, daripada Vietnam misalnya.3
Pembatasan sistem campuran di Indonesia dapat dilihat melalui rumusan pasal 33
ayat (2), yang lebih lanjut menyebutkan bahwa terdapat cabang-cabang khusus yang
menyangkut hayat hidup orang banyak maka akan dikuasai oleh negara, dan melihat
kembali, berdasarkan ayat (1) asas yang paling diutamakan adalah usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan. Maka kaitannya secara prinsipil sistem ekonomi di
Indonesia masih mengutamakan unsur kolektivisme terkait cabang-cabang produksi
penting yang menyangkut hidup banyak masyarakat.
Kolektivisme di sini jangan dipandang sebagai paham kolektivisme ekstrem seperti
yang diperlihatkan dalam praktik di lingkungan Negara-negara sosialis-komunis.4
Tetapi usaha bersama di sini harus dipandang sebagai suatu mutualism dan asas
kekeluargaan sebagai brotherhood. Dalam konteks moralitas dan tuntutan agama
mutualism adalah ber-jamaah dan brotherhood atau asas kekeluargaan adalah ber-
ukhuwah. (Sri-Edi, Saswono, 2008: 3). Itulah sebabnya, maka sesuai paham

2
Elli Ruslina. Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 Sebagai Dasar Perekonomian Indonesia: Terjadi
Penyimpangan Terhadap Konstitusi. LITIGASI JURNAL ILMU HUKUM. Volume 12. No.1. April, 2011. Halaman
816.
3
A. F. Elly Erawaty. Diktat Hukum Ekonomi. Universitas Katolik Parahyangan. Fakultas Hukum. 2009. Halaman
11.
4
Dr. Ni’matul Huda, S.H., M.Hum. Hukum Tata Negara Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Cetakan ke-6. Maret. 2012. Halaman: 90.

5
kolektivisme/komunitarianisme yang berdasar mutualism dan brotherhood ini,
kepentingan masyarakat (societal-interest) ditempatkan sebagai utama.5 Pada akhirnya
perspektif sistem ekonomi campuran yang berlandaskan kekeluargaan inilah yang
nantinya juga menjadi sistem negara Indonesia dalam mewujudkan welfare state yang
mengutamakan kesejahteraan sosial dari masyarakatnya.

C. PENGUASAAN NEGARA BERDASARKAN PASAL 33 UUD 1945


Berdasarkan pembahasan sebelumnya, fakta memperlihatkan bahwa di negara-negara
yang dikenal menganut sistem ekonomi pasar bebas tetap saja membutuhkan intervensi
dari pemerintah. Hal ini menjadi semakin jelas jika menilik pada sektor-sektor ekonomi
tertentu yang dapat dikategorikan amat penting karena secara langsung berkaitan
dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan pelayanan umum, serta sektor
ekonomi yang amat strategis dengan alasan keamanan negara dan ketertiban umum.
Misalnya sektor public utilities, kesehatan, keuangan dan moneter, pertanian,
perdagangan eceran, pertambangan, dan sebagainya.6
Melihat hal-hal di atas, muncul pertanyaan-pertanyaan mendasar. Bagaimana dengan
keberlakuannya berdasarkan sistem ekonomi campuran di Indonesia? Apakah ada
pembatasannya bagi pemerintah dalam mengintervensi perekonomian nasional?
Pertanyaan-pertanyaan di atas akan sangat mudah terjawab apabila dimengerti apa yang
disebut sebagi dikuasai oleh negara atau penguasaan oleh negara dalam ayat (2) itu
sendiri.
Sebelum lebih jauh mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep penguasaan oleh
negara, maka terlebih dahulu harus diketahui konsep tujuan negara. Sebagai
konsekuensi logis dari Indonesia sebagai welfare state, yang dibuktikan melalui
pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4 pada bagian pengantar, maka salah satu
kewajiban negara Indonesia adalah mewujudkan kesejahteraan umum bagi masyarakat.
Sederhananya terkait kesejahteraan umum, mengutip dari Prof. Dr. Franz Magnis
Suseno, SJ, seorang filsuf dan pakar etika politik, yang mengatakan bahwa untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat, negara harus berhadapan dengan sebuah batas.
Maksudnya, negara dapat mengusahakan kondisi-kondisi kesejahteraan para anggota
masyarakat, tetapi tidak dapat membuat mereka merasa sejahtera. Negara tidak
langsung dapat menciptakan kesejahteraan seseorang. Kalau negara langsung mau

5
Eli Ruslina, Opcit., halaman 818.
6
Elly Erawaty, Opcit., halaman 250.

6
membuat para anggota masyarakat menjadi sejahtera, negara jatuh dalam totalitarisme.
Kesejahteraan seseorang atau sekelompok orang bersama terwujud dalam perasaan
mereka masing-masing.
Yang diciptakan negara adalah prasyarat-prasyarat obyektif yang perlu tersedia agar
kesejahteraan masing-masing anggota masyarakat dapat terwujud. Negara bertugas
untuk menciptakan prasarana-prasarana yang diperlukan masyarakat agar menjadi
sejahtera, tetapi yang tidak dapat dijamin oleh negara itu sendiri. Sebagai contoh:
kesejahteraan seseorang juga tergantung dari kemampuannya untuk bekerja dengan
keras. Tetapi pekerjaan keras pun tidak berguna, kalau struktur-struktur ekonomis
bersifat eksploitatif, karena dalam struktur-struktur eskploitatif berlaku bahwa semakin
keras ia bekerja, semakin kaya majikannya sedangkan ia tetap miskin saja. Negara
bertugas untuk menciptakan struktur-struktur ekonomis agar siapa saja yang mau
bekerja keras, dapat menghasilkan cukup agar ia dapat hidup dengan sejahtera bersama
keluarganya.7
Memasuki konsep penguasaan oleh negara, ada 2 tokoh nasional yang dapat diambil.
Pertama, Mohammad Hatta merumuskan tentang pengertian dikuasai oleh negara
adalah tidak berarti negara sendiri menjadi pengusaha, usahawan atau ordenemer.
Lebih tepat dikatakan bahwa kekuasaan negara terdapat pada pembuat peraturan guna
kelancaran jalan ekonomi, peraturan yang melarang pula penghisapan orang yang
lemah oleh orang yang bermodal.8
Sedangkan Muhammad Yamin merumuskan pengertian dikuasai oleh negara
termasuk mengatur dan/atau menyelenggarakan terutama untuk memperbaiki dan
mempertinggi produksi dengan mengutamakan koperasi. Panitia Keuangan dan
Perekonomian bentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) yang diketuai Mohammad Hatta merumuskan pengertian dikuasai
oleh negara sebagai berikut:
a) Pemerintah harus menjadi pengawas dan pengatur dengan berpedoman
keselamatan rakyat;
b) Semakin besarnya perusahaan dan semakin banyaknya jumlah orang yang
menggantungkan dasar hidupnya karena semakin besar mestinya persertaan
pemerintah;

7
Franz Magnis Suseno. Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Etika Politik. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. 2003. Halaman 315-316.
8
J.Ronald Mawuntu. Opcit., halaman 16.

7
c) Tanah … haruslah di bawah kekuasaan negara; dan (4) Perusahaan tambang
yang besar … dijalankan sebagai usaha negara. (Mohammad Hatta: 1977, 28).9

Berdasarkan konsep perwujudan kesejahteraan sosial oleh Franz Magnis Suseno dan
pengertian penguasaan oleh negara dari Mohammad Hatta dan Muhammad Yamin, maka
dapat ditarik benang merah bahwa penguasaan oleh negara di sini bukan berarti negara
sebagai pemilik absolut secara utuh dari bumi, air dan kekayaan alam di Indonesia
berdasarkan ayat (3), namun justru sebagai sosok yang menguasai dalam hal mengatur
supaya pemanfaatan dari bumi, air dan kekayaan alam di Indonesia dapat dimanfaatkan demi
kesejahteraan rakyat.

Hal tersebut juga dibuktikan lebih lanjut dalam pernyataan Muhammad Hatta yang
diadposi dalam Seminar Penjabaran Pasal 33 UUD 1945 pada tahun 1977 yang menyatakan
bahwa sektor usaha negara adalah untuk mengelola ayat (2) dan (3) pasal 33 UUD 1945 dan
di bidang pembiayaan perusahaan negara dibiayai oleh pemerintah, apabila pemerintah tidak
mempunyai cukup dana untuk membiayai dapat dilakukan pinjaman dari dalam dan luar
negeri, dan apabila masih belum mencukupi bisa diselenggarakan bersama-sama dengan
modal asing atas production sharing.

Oleh sebab itu pula, apabila dicermati dalam putusan MK mengenai kasus-kasus
pengujian undang-undang terkait dengan sumber daya alam. MK dalam mempertimbangkan
hukum putusan perkara UU Migas, UU Ketenagalistrikan, dan UU Sumber Daya Air (UU
SDA) menafsirkan mengenai ”hak menguasai negara (HMN) bukan dalam makna negara
memiliki, tetapi dalam pengertian bahwa negara hanya merumuskan kebijakan (beleid),
melakukan pengaturan (regelendaad), melakukan pengurusan (bestuursdaad), melakukan
pengelolaan (beheersdaad), dan melakukan pengawasan (toezichtchoundendaad). 10

Melalui pemahaman-pemahaman di atas maka dapat diambil gambaran secara garis


besar bahwa penguasaan oleh negara yang dimaksud adalah penguasaan terkait bumi air dan
kekayaan alam harus dikuasai oleh negara karena sebagai public utilities yang menyangkut
khalayak banyak, namun apabila dalam kondisi negara belum mampu mengelolahnya maka
dibuka kemungkinan adanya bantuan modal atau penyelenggaraan dari swasta atau pun luar
negeri atau pun campuran, sepanjang pemerintah sebagai pelaksana kesejahteraan umum
harus memiliki kekuasaan dalam merumuskan kebijakan (beleid), melakukan pengaturan
(regelendaad), melakukan pengurusan (bestuursdaad), melakukan pengelolaan
9
Ibid., halaman 16-17.
10
Ibid., halaman 18.

8
(beheersdaad), dan melakukan pengawasan (toezichtchoundendaad), yang tentunya harus
berlandaskan atas usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan dan diselenggarakan dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
demi kesejahteraan rakyat.

Untuk memenuhi kewajiban negara di atas, pemerintah berwenang untuk membuat


undang-undang, kebijakan (policy), dan regulasi sebagai alat untuk melaksanakan kebijakan
tersebut. Pembuatan regulasi ini harus mencakup: (a) perencanaan dan penyusunan; (b)
pelaksanaan dan penegakkan; serta (c) ajudikasi. Ketiga aspek inilah yang dinamakan
regulatory system.11 Melalui regulasi pemerintah dapat memberikan atau menetapkan hak-
hak baru dan membebankan kewajiban kepada pelaku ekonomi; memberikan insentif atau
penalti yang bukan berupa sanksi pidana kepada pelaku ekonomi yang memenuhi atau
melanggar kewajibannya membatasi atau memperluas persaingan usaha; mengatur dan
menetapkan proses, prosedur, dan mekanisme tertentu menyangkut aktivitas ekonomi
tertentu.12 Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengawal pelaksanaan
perekonomian rakyat demi terwujudnya kesejahteraan umum.

BAB V

KESIMPULAN

Cahaya mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. Cahaya
memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi. Sehingga
menyebabkan kacang hijau di tempat gelap mengalami etiolasi. Selain cahaya, air juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan. Jadi, hipotesis awal tadi dinyatakan
benar.

SARAN

Dalam melakukan penelitian ini, jangan terlalu sedikit memberi air. Usahakan airnya
membasahi kapas namun tidak menenggelamkan biji.

11

12

9
DAFTAR PUSTAKA

Imaariana, “pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau”


https://imaairana.wordpress.com/pengaruh-intensitas-cahaya-terhadap-pertumbuhankacang-
hijau/ di akses pada 29 Agustus 2018.

Chaerani, Nur. 2013. Laporan Penelitian Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman,
Dalam http://nurchaeranib.blogspot.com/2013/08/laporan-penelitian-pengaruhcahaya.html.
Diunduh pada tanggal 29 Agustus 2018.

Bazlinah, Zia. 2012. Laporan Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau, Dalam
http://ziabazlinah.blogspot.com/2012/08/laporan-praktikum-pertumuhan-biji.html. Diunduh
pada tanggal 29 Agustus 2018.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Pertumbuhan adalah pertumbuhan ukuran


(massa, panjang) secara kuantitatif yang dihasilkan dari pertumbuhan jumlah sel dan bersifat
irreversibel (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan secara
kuantitatif terhadap pengembangan tubuh organisme. Pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan diawali dengan perkecambahan biji. Perkecambahan adalah munculnya plumula
(tanaman kecil dari dalam biji). Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan menjadi
2, yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas
batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiliden
terangkat ke atas tanah, misalnya kacang hijau. Sedangkan perkecambahan hypogeal adalah apabila
terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas
tanah, tetapi kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada biji kacang kapri.

10
B. Pengaruh Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau Tumbuhan memerlukan jumlah
cahaya yang berbeda untuk proses fotosintesis. Namun jumlah cahaya yang berlebihan dapat
menghambat pertumbuhan karena merusak kerja hormon pertumbuhan (auksin). Fungsi utama
hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah
belakang meristem ujung Tumbuhan yang mendapat cahaya kurang atau ditempat gelap akan terjadi
pertumbuhan yang sangat cepat, tetapi daun kecil dengan warna hijau muda, dan batang akan
beruas-ruas panjang (etiolasi).

C. Objek Penelitian (Kacang Hijau) Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang
berumur pendek(kurang lebih 60 hari). Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan
seperti berikut ini: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Rosidae Ordo : Fabales Famili :
Fabaceae (suku polong-polongan) Genus : Phaseolus Spesies : Phaseolus radiatus L.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penyusunan laporan ini menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen
adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta
adanya kontrol (Nazir, 2003). Eksperimen dilakukan menggunakan objek biji kacang hijau pada
media kapas yang di bahasi. Kemudian objek tersebut di simpan pada tempat yang berbeda, yaitu
tempat gelap dan tempat terang.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
terjadinya perubahan atau timbulnya variable terikat. Variable bebas dalam percobaan yang kami
lakukan adalah banyak sedikitnya intensitas cahaya.

2. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variable bebas. Variabel terikat dalam percobaan yang kami lakukan adalah morfologi
kacang hijau dan pertumbuhan kacang hijau.

3. Variabel Terkontrol Variabel terkontrol adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel bebas dengan variable terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti. Variabel terkontrol digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan. Variabel terkontrol dalam percobaan yang kami lakukan adalah
memperlakukan hal yang sama terhadap objek. seperti jumlah biji kacang hijau harus sama, jumlah

11
air yang diberikan harus sama, banyak helai kapas harus sama, jenis kacang hijau harus sama,
tempat (wilayah) penelitian sama dan lain-lain.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Selasa, 2 Agustus 2022 – Sabtu, 6 Agustus 2022.

2. Tempat Penelitian

a. Pada intensitas cahaya terang (terkena sinar matahari langsung) di depan rumah.

b. Pada intensitas cahaya gelap (tidak terkena sinar matahari langsung) di ruang dapur.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

a. 4 Gelas plastik 3 gelas di tempat gelap dan 3 gelas di tempat terang


b. Penggaris untuk mengukur panjang batang dan akar biji kacang hijau
c. Alat tulis untuk mencatat perkembangan panjang batang dan akar biji kacang hijau
d. Label, Untuk memberi nama setiap gelas
e. Benang untuk mempermudah dalam pengukuran batang dan akar biji kacang hijau dari
hari ke hari
f. Plastik
g. karet

2. Bahan

a. 20 buah biji kacang hijau (objek penelitian). b. 18 lembar kapas (media penelitian). c. Air.

E. Cara Kerja

1. Pilih 20 biji kacang hijau yang bagus berisi tidak kisut, dan tenggelam jika
dimasukkan ke dalam air .
2. Masukkan kapas setebal 2 cm ke dalam semua gelas plastik dan tuangkan air
hingga kapas terendam.
3. Masukkan masing-masing 5 butir biji kacang hijau ke dalam gelas
4. Tempelkan label pada dinding gelas plastik dengan tulisan II A dan II B,
rinciannya sebagai berikut:
 Label II A : untuk percobaan pengaruh cahaya, dibiarkan terbuka.
 Label II B : untuk percobaan pengaruh cahaya, gelas ditutup dengan
menggunakan kertas karbon atau plastic hitam beberapa lapis.
5. Catat suhu yang digunakan pada percobaan II A dan II B
6. Amati kecepatan pertumbuhan kecambah pada kedua gelas selama 5 hari (hari
dimulainya percobaan dihitung hari ke-1)

12
7. Jaga kapas agar selalu basah. Jika kekeringan, tambahkan air.
8. Catatlah awal biji mulai berkecambah, bandingkan panjang rata-rata kecambah,
dan hitung jumlah kecambah yang hidup setelah 5 hari.

B. Pembahasan Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan terdapat perbedaan dalam


pertumbuhan dan perkembangan di tempat yang gelap dan terang. Hal ini menunjukkan bahwa
cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. Kacang hijau di
tempat terang memiliki batang yang gemuk, sehat dan subur serta daun yang hijau. Sedangkan
batang kacang hijau di tempat gelap kelihatan kurus, lemah, pucat, dan memiliki daun berwarna
kuning. Hal ini disebabkan oleh hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai
pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini
akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan
terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di
tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan
lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil
sehingga daun berwarna kuning (etiolasi). Namun selain hormone auksin, air juga berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan. Saat proses penelitian, tanaman kami kekurangan air
pada hari pertama dan kedua. Sehingga menyebabkan batang kacang hijau yang di simpan tempat
terang lebih panjang di bandingkan tempat gelap. Sedangkan akarnya lebih panjang di tempat gelap
di bandingkan tempat terang

A. Pertanyaan
1. Berdasarkan perangkat percobaan, tentukan variabel kontrol, variabel bebas,
dan variabel terikatnya!
2. Apakah selama masa percobaan, Anda menemukan variabel pengganggunya?
Jika ada, jelaskan!
3. Bandingkan kecambah pada gelas II A dengan II B, kemudian jawablah
pertanyaan berikut:
a. Manakah yang lebih cepat mulai berkecambah?
b. Manakah yang lebih cepat pertumbuhannya?
c. Manakah yang kecambahnya lebih banyak hidup?
4. Berdasarkan data percobaan yang anda peroleh, buatlah analisis data dari
percobaan tersebut dan tuliskan kesimpulannya!

13

Anda mungkin juga menyukai