Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EKOLOGI PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH

1. ISMADI DWI S. H. (G1A018081) 8. DWI APLRILLIANTY (G1A018021)


2. MUHAMMAD ILYAS A. (G1A018083) 9. ETIK NUR SAFITRI (G1A018026)
3. YAYAT MAULIDAN (G1A018078) 10. PITARA CANDRA D. (G1A018082)
4. YUSRAN YUSUF R. P. (G1A018079) 11. ZULFA NUR A. (G1A018080)
5. VIVI WARDHANI (G1A018075) 12. DIAN ISLAMIATI (G1A018084)
6. WULANDARI (G1A018077) 13. MIA NILA FIRDAUS (G1A018085)
7. WIWIN HULFATUZZAINI (G1A018076)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan kehendak-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul “Ekologi
Pembangunan”. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Ekologi
Dasar, dan kami mencoba untuk memaparkan apa yang telah kami tulis kedalam sebuah makalah
ini.
Kami berharap setelah selesainya tugas makalah ini, bisa bermanfaat bagi semuanya, dan
berguna bagi proses pembelajaran dan saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun karena makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan.
Dalam suatu perkataan "tiada gading yang tak retak" artinya dalam suatu karya tak akan
luput dari kesalahan dan kekurangan sehingga kami memohon maaf jika makalah yang kami buat
masih jauh dari kesempurnaan, serta kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ekologi
Dasar yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami, semoga hasil karya kami bisa
bermanfaat untuk semua.

Mataram, 11 November 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Interaksi antara
pembangunan dan lingkungan hidup membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Ilmu
yang mempelajari interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup disebut ekologi
pembangunan. Manusia, baik sebagai subyek maupun obyek pembanguna, merupakan bagian
ekosistem. Pandangan holistis inilah yang dipakai dalam ekologi pembangunan.
Pembangunan bertujuan bertujuan untuk menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan
rakyat. Dapat pula dikatakan pembangunan bertujuan untuk menaikkan mutu hidup rakyat.
Karena mutu hidup dapat diartikan sebagai derajat dipenuhinya kebutuhan dasar, pembangunan
dapat diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dengan lebih baik.
Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang esensial untuk kehidupan kita. Ia terdiri atas tiga
bagian, yaitu kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati, kebutuhan dasar untuk
kelangsungan hidup yang manusiawi dan derajat kebebasan untuk memilih. Banyak penelitian
menunjukan, banyak jenis kebutuhan dasar untuk banyak anggota masyarakat kita masih belum
terpenuhi dengan baik. Misalnya pangan, air bersih, pendidikan, pekerjaan, dan rumah masih
belum dapat tersedia dengan cukup, walaupun sudah banyak perbaikan sejak pembangunan
dilancarkan lebih dari 30 tahun yang lalu. Dengan masih belum terpenuhinya kebutuhan dasar
itu, mutu lingkungan hidup banyak rakyat masih belum baik. Karena itu pembangunan masih
harus diteruskan.
Dalam usaha memperbaiki mutu hidup, harus dijaga agar kemampuan lingkungan untuk
mendukung kehidupan pada tingkat yang lebih tinggi tidak menjadi rusak. Sebab kalau
kerusakan terjadi, bukannya perbaikan mutu hidup yang akan dicapai, melainkan justru
kemerosotan. Bahkan bila kerusakan terlalu parah, dapatlah terjadi kepunahan kehidupan kita
sendiri, atau paling sedikit ekosistem tempat kita hidup dapat mengalami keambrukan yang
akan mengakibatkan banyak kesulitan. Pembangunan demikian bersifat tidak berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa itu ekologi pembangunan ?
2. Apa saja cakupan ekologi pembangunan ?
3. Apa manfaat dan dampak lingkungan dalam pembangunan ?
4. Bagaimana Pembangunan Berkelanjutan ?
5. Apa saja faktor pendukung pembangunan berkelanjutan ?
6. Apa contoh pembangunan berkelanjutan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ekologi pembangunan.
2. Untuk mengetahui cakupan ekologi pembangunan.
3. Untuk mengetahui manfaat dan dampak lingkungan dalam pembangunan.
4. Untuk mengetahui bagaimana pembangunan berkelanjutan.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung pembangunan berkelanjutan.
6. Untuk mengetahui contoh pembangunan berkelanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Teori Pembangunan
a. Teori Modernisasi
Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara Dunia Ketiga merupakan
negara terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya. Ciri-ciri pokok teori
modernisasi:
1. Modernisasi merupakan proses bertahap.
2. Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.
3. Modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses
Eropanisasi dan Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan Barat.
4. Modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.
5. Modernisasi merupakan perubahan progresif
6. Modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses
evolusioner, dan bukan perubahan revolusioner.
b. Teori Dependensi
Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan
pembangunan negara Dunia Ketiga. Teori ini berpangkal pada filsafat materialisme
yang dikembangkan Karl Marx. Salah satu kelompok teori yang tergolong teori
struktiral ini adalah teori ketergantungan yang lahir dari 2 induk, yakni seorang ahli
pemikiran liberal Raul Prebiesch dan seorang pemikir marxis yang merevisi
pandangan marxis tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran.
1. Raul Prebisch : industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang
harus melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor.
2. Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan
kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara
pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme
yang membuat orang tetap kerdil.
c. Teori Sistem Dunia
Teori sistem dunia yang dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein. Teori ini
berkeyakinan bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis
yang mendunia. Wallerstein menyatakan sistem dunia modern adalah sistem ekonomi
kapitalis. Menurut Wallerstein, sistem dunia kapitalis dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu
1. negara core atau pusat, mengambil keuntungan yang paling banyak, karena
kelompok ini dapat memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu
2. semi-periferi atau setengah pinggiran è mengambil keuntungan dari negara-negara
pinggiran yang merupakan pihak yang paling dieksploitir
3. negara periferi atau pinggiran.
Menurut Wallerstein negara-negara dapat “naik atau turun kelas,”
misalanya dari negara pusat menjadi negara setengah pinggiran dan kemudian menjadi
negara pinggiran, dan sebaliknya. Naik dan turun kelasnya negara ini ditentukan oleh
dinamika sistem dunia. Wallerstein merumuskan tiga strategi bagi terjadinya proses
kenaikan kelas, yaitu:
1. Kenaikan kelas terjadi dengan merebut kesempatan yang datang.
2. Kenaikan kelas terjadi melalui undangan
3. Kenaikan kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan
negaranya.

B. Hasil Penelitian Relevan


Adapun hasil penelitian relevan yang berhubungan dengan makalah ini adalah :
1. WIRYONO ( Bengkulu, 24 Mei 2007 ) mengutarakan tentang pembangunan berkelanjutan
“membangun tanpa merusak ekologi” ia berpendapat bahwa untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya manusia mengeksploitasi sumberdaya alam dan mengelolanya menjadi produk-
produk yang sesuai dengan keperluannya. Di satu sisi terjadilah penyusutan sumber daya
alam dan di sisi lain terjadilah penumpukan limbah yang menyebabkan polusi. Untuk itu kita
harus melakukan pembangunan tanpa merusak ekologi yang disebut pembangunan
berkelanjutan.
2. YUSUF HILMI ADISENDJAJA ( Bandung, 29 September 2003 ) mengutarakan tentang
analisis dampak pembangunan terhadap lingkungan “Suatu tinjauan ekologis” ia
berpendapat bahwa Masalah lingkungan sudah merupakan masalah semua bangsa di dunia,
dengan dua tantangan yang dihadapi yaitu menjaga keberlanjutan ketersediaan sumber daya
alam dan memelihara kualitas lingkungan hidupnya. Agar proses pembangunan dapat terus
berlangsung maka di dalam memecahkan masalah lingkungan tersebut harus mengacu
kepada tiga hal yaitu menyadari adanya masalah, memahami akar penyebab (root causes)
dan menentukan strategi yang berpegang pada prinsip berkelanjutan. AMDAL merupakan
tahapan di dalam perencanaan suatu kegiatan untuk menentukan apakah kegiatan
pembangunan tersebut dapat dilaksanakan atau tidak. Hal ini berarti bahwa apakah kegiatan
tersebut menerapkan strategi yang berpegang pada prinsip berkelanjutan dan memperhatikan
aspek ekonomi, social budaya dan ekologi. Hal yang lebih penting adalah menciptakan
strategi yang berpegang pada prinsip berkelanjutan (konservasi, daur ulang, penggunaan
sumber daya yang dapat diperbaharui, pengendalian penduduk, regenerasi atau restorasi)
dengan memperhatikan root causesnya. Pembangunan masyarakat yang menerapkan prinsip
berkelanjutan (sustainable society) tak bisa ditawar lagi dan diperlukan perubahan dalam
kebijakan pemerintah, tindakan hukum dan perubahan gaya hidup. Sustainable society
merupakan masyarakat yang memegang teguh sustainable ethics di dalam setiap
tindakannya.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembangunan
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha
atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara
sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994)
memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke
arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa berbicara mengenai
pembangunan artinya kita berbicara mengenai perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan
teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat.
Dan semua itu tidak lepas dari yang namanya proses perluasan, proses peningkatan, baik itu
untuk kepentingan masyarakat maupun diri sendiri (hal ini seperti yang dikatakan oleh
Rogers).

B. Perbedaan Pertumbuhan dengan Pembangunan


Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat
irreversible(tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel
akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena
pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup
yang bersangkutan. Contohnya adalah pertumbuhan pada tumbuhan dapat di lihat dengan
adanya perubahan tinggi babatang, menghitung jumlah daun, jumlah bunga, dll.
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system
sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi,
kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Pembangunan artinya kita berbicara mengenai
perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir
masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat.

C. Ekologi Pembangunan
Ekologi pembangunan terdiri dari paduan kata ekologi dan pembangunan. Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari anatara organisme dan lingkungan. Pembangunan
(development) adalah the application of human, financial, and physical resources to satisfy
human needs and improve the quality of life. Pembangunan merupakan tuntunan tentang
sumber daya manusia, keuangan dan sumber-sumber alam untuk memuaskan kebutuhan
manusia dan meningkatkan kualitas hidup. Ada pakar yang menyoroti dampak dari kebijakan
pembangunan terhadap sistem ekologi. Ada sebagian mengatakan bagaimana hubungan
antara pola pembangunan dengan faktor-faktor konservasi alam dan lingkungan. Otto
Soemarwoto dalam hubungannya dengan studi amdal (analisis mengenai dampak lingkungan)
mengatakan bahwa ilmu ekologi pembangunan adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik atau interaksi antara pembangunan dan lingkungan.
Apabila disimak bagaimana manusia mengupayakan tingkat kesejahteraanya dalam
hubungan dengan lingkungan dapatlah dikatakan bahwa ekologi pembangunan adalah ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan segala prilakunya guna
mengupayakan tingkat kesehjateraan yang maksimal dengan lingkungan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari eksistensinya. Berdasarkan pengertian diatas dapat diuraikan bahwa
ekologi pembangunan mengkaji beberapa aspek sebagai berikut :
1. Manusia sebagai bagian dari ekosistem lingkungan
2. Manusia dan kebudayaannya serta perilaku-perilakunya dalam mencapai pertumbuhan dan
kesejahteraan berupa :
a) Pandangan hidup
b) Kebijakan-kebijakan penguasa (pengambilan keputusan) mencapai kesehjateraan.
c) Iptek dengan prosesnya, hasilnya dan dampaknya pada kehidupan.

3. Interaksi manusia dengan lingkungannya berupa :


a) Sistem pemenuhan kebutuhan dari sumber-sumber alam
b) Prilakunya mengelola lingkungan
c) Kebijakan menekan resiko lingkungan

4. Kebijakan kebijakan mencapai keharmonisan (harmonization) antara pembangunan


dengan lingkungan
5. Kebijakan mencapai keberlangsungan (sustainability) antara lingkungan dengan
pembangunan.
Melihat banyaknya permasalahan lingkungan dewasa ini, muncul pandangan yang
menyatakan bahwa ekologi pembangunan seharusnya mengarahkan kritiknya kepada makna
dan terminologi pembangunan yang bisa kepada tingkat pertumbuhan. Paradigma yang dianut
selama ini ialah pembangunan selalu dikaitkan dengan petumbuhan (ekonomi), sebagaimana
menjadi idaman para delevelomentalism. Paradigma ini masih tetap menjadi acuan, bukan
saja ketika berlangsunya konferensi lingkungan di stockholm 1972, tetapi juga sebagian
bagian dari sikap kompromi para developmentaslim dengan enviromentalism pada konferensi
tingkat tinggi bumi di Rio de Janiearo. Jika paham pembangunan masih menganut paradigma
pertumbuhan dan masih merupakan unggulan utama, maka tidak banyak yang bisa dicapai
dalam pengelolaan lingkungan. Artinya pengurasan atau ekspolitasi sumber sumber alam
masih tetap terjadi, atau kerusakan alam dan pencemaran masih saja menjadi bagian pokok
dari nasib lingkungan.
Prinsip-prinsip yang dicapai selama ini ialah penekanan arti dan peranan yang
memberikan tempat lebih prioritas kepada pembangunan. Pembangunan selalu dimaknai
dengan pertumbuhan fisik, yang berti pula apapun yang diupayakan dalam pembangunan
lebih divaluasikan kepada nilai ekonomi, pertumbuhan atau angka-angka. Dimanapun dan
dari dasar apapun pembangunan berangkat, maka prioritasnya selalu pembangunan. Ketika
pembangunan disadari justru berangkat dari faktor sumber daya alam dan lingkungan, maka
tidak tampak upaya supaya faktor lingkungan juga menjadi elemen penting dari makna
pembangunan. Artinya faktor alam dan lingkungan hanya berperan sebagai faktor pendukung
pembangunan.
Melihat dampak-dampak negatif demikian dicari alternatif supaya pembangunan tidak
selamannya menjadi anti lingkungan. Pandangan demikian melahirkan terminologi yang
selalu menempatkan ecodepelopment, yakni bila di indonesia kan menjadi pembangunan
berasan lingkungan. Istilah ini dilahirkan secara resmi dari UUPLH 1982, undang-undang
nasional yang pertama tentang pengaturan lingkungan secara komprehensif, yang banyak
mengakomodasikan prinsip-prinsip deklarasi stockholm pada konferensi lingkungan hidup
1972. Kritik-kritik atas dominasi pembangunan terhadap lingkungan tetap berkembang hingga
kemudian melahirkan pergantian baru agar tidak terdapat pandangan (kesan) bahwa
lingkungan selalu menjadi korban dalam pembangunan.
Ekologi pembangunan kiranya memfokuskan kajian supaya paradigma pembangunan
dicakupkan sebagai aspek lingkungan. Apabila paradigma pembangunan diintegralkan
kepada aspek lingkungan maka tidak tampak prinsip keutamaan (priority) pembangunan.
Artinya pembangunan tidak dipandang sebagai segala-galanya dan berhadapan dengan
lingkungan tidak terdapat alasan untuk mengorbankan atau menelentarkan lingkungan demi
pembangunan.
Guna mengubah orientasi dari penekanan (priority) pembangunan (pertumbuhan
ekonomi), maka dalam konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
terdapat penekanan yang sama terhadap aspek pembangunan ekonomi dan aspek lingkungan.
Lebih dari itu, karena tujuan pembangunan berkelanjutan adalah kesejahteraan masyarakat,
diintegralkanlah aspek sosial budaya, sehingga pembangunan berkelanjutan mengandung
tigas spek: ekonomi, lingkungan , dan sosial budaya.
Konsep pemikiran dalam hubungan hubungan dalam hubungan antara pembangunan
dengan lingkungan, muncul pula secara lebih jauh dengan konsep berkelanjutan ekologi.
Pecentus konsep berkelanjutan ekologi, ini adalah A.sonny keraf, seorang ahli etika yang
kemudian menjadi Menteri Negara lingkungan Hidup (1999-2001). Dikatakannya bahwa
berkelanjutan ekologi mengandung ekologi mengandung perhatian penting kepada aspek-
aspek lingkungan tetapi dengan tatap menjamin kualitas kehidupan ekonomi dan sosial
budaya. konsep ini berbeda dengan konsep pembangunan berkelanjutan, yakni paradigma
yang dianut adalah perhatian pada pembangunan ekonomi sambil menekankan kepentingan
proporsional atas aspek lingkungan dan aspek sosial budaya.

D. Manfaat dan Risiko Lingkungan dalam Pembangunan


Pembangunan tidak saja menghasilkan manfaat, melainkan juga membawa risiko. Kita
dapat melihatnya disekitar kita. Sungai kita bending, dengan bendungan itu kita dapatkan
manfaat listrik, bertambahnya air pengairan dan terkendalinya banjir. Risikonya ialah
tergenangnya kampong dan sawah, tergusurkan penduduk, dan kepunahan jenis tumbuhan dan
hewan. Kayu dalam hutan kita tebang. Devisa dalam jumlah besar kita dapatkan dari ekspor
kayu. Sebaliknya kita menghadapi risiko kepunahan hewan dan tumbuhan, bertambahnya
erosi, rusaknya tata air dan terjadinya padang alang-alang. Batubara kita manfaatkan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Dengan itu kita mendapatkan risiko pencemaran udara oleh
debu, jelaga dan gas SO2. Transfor kita tambah, hubungan dari satu tempat ketempat lain
menjadi mudah. Tetapi risikonya ialah pencemaran udara dan kebisingan, serta kecelakaan
lalu lintas.
Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan selalu bersifat dilemma. Pandangan kita
terhadap dilema ini suka berlainan. Pada umumnya para pelaksana proyek pembangunan lebih
melihat manfaatnya dan mengentengkan risikonya, karena mereka terdesak oleh urgensi
sasaran dan tekanan factor politik. Sebaliknya media media massa dan para cendikiawan
sering dapat melihat risiko yang tidak terlihat oleh orang awam dan pelaksana pembangunan.
Mereka bersifat lebih berhati-hati, karena tidak merasakan adanya urgensi sasaran dan
desakan factor politik. Betapapun, baik manfaat maupun risiko harus kita perhitungkan secara
berimbang. Risiko kita terima sebagai biaya manfaat yang kita ambil. Hanya memperhatikan
manfaatnya saja dapat membahayakan lingkungan. Sebaliknya hanya memperhatikan
risikonya atau membesar-besarkan risikonya akan membuat kita menjadi takut untuk berbuat.
Baik memperhatikan manfaat saja atau sebaliknya memperhatikan risiko saja akan
menimbulkan pertentangan. Tetapi dengan tidak berbuat sesuatu pun aka nada orang yang
setuju dan tidak setuju. Dan apabila kita berbuat sesuatu , jadi menghentikan pembangunan,
kita akan terlanda oleh risiko lingkungan, sehingga mutu hidup kita akan terus merosot.
Karena itu, keputusan untuk membangun atau tidak membangun, melainkan bagaimana
membangun agar sekaligus mutu lingkungan dan dengan demikian muto hidup dapat terus
ditingkatkan. Pembangunan itu berwawasan lingkungan. Analisis manfaat dan risiko
lingkungan merupakan alat untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan.

E. Pembangunan Berkelanjutan
Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang
berkelanjutan ialah :
1. Terpeliharanya proses ekologi yang esensial
2. Tersedianya sumberdaya yang cukup
3. Lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sesuai
Ketiga factor itu tidak saja mengalami dampak dari pembangunan, melainkan juga
mempunyai dampak terhadap pembangunan. Karena itu untuk terlanjutkannya pembangunan
tidak cukup untuk melakukan analisis. Dampak lingkungan yang hanya berlaku untuk
perencanaan proyek pembangunan. Pengelolaan lingkungan untuk pembangunan harus
didsarkan pada konsepsi yang lebih luas. Konsepsi itu harus mencakup dampak lingkungan
terhadap proyek, pengelolaan lingkungan proyek yang sudah operasional dan perencanaan
dini pengelolaan lingkungan untuk daerah yang mempunyai potensi besar untuk
pembangunan, tetapi belum mempunyai rencana pembangunan.
Pembangunan berkelanjutan didefinisikan oleh Komisi Sedunia untuk Lingkungan dan
Pembangunan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan kita sekarang tanpa
mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Laporan komisi itu diumumkan pada tahun 1987 dan berjudul Hari Depan Kita Bersama (our
Common Future). Komisi diketuai oleh Gro Brundtland, perdana menteri Norwegia. Definisi
itu mempunyai wawasan jangka panjang antar generasi. Syarat untuk dapat tercapainya
pembangunan berkelanjutan tidak hanya fisik saja, yaitu tidak terjadinya kerusakan pada
ekosistem tempat kita hidup, melainkan juga harus adanya pemerataan hasil dan biaya
pembangunan yang adil antar Negara dan antar kelompok di dalam sebuah Negara. Ini berarti
bahwa kesenjangan sosial ekonomi sekarang ada antara Negara maju dan Negara sedang
berkembang serta kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan masyarakat miskin
dimasing-masing Negara harus dikurangi. Pemerataan itu tidak hanya terjadi didalam satu
generasi melainkan juga antar generasi. Dalam Konperensi PBB tentang lingkungan dan
pembangunan (UNCED) di Rio de Janeiro, Brasil, dalam tahun 1992 pembangunan
berkelanjutan menjadi tema pokok. Konperensi tersebut menghasilkan program kerja PBB
untuk pembangunan berkelanjutan yang diberi nama agenda 21.
a. Proses Ekologi
Didalam alam terdapat proses ekologi yang menjadi penopang kehidupan kita.
Rusaknya proses ekologi itu akan membahayakan kehidupan dibumi kita. Energi untuk
proses ekologi didapatkan dari matahari. Dibawah ada beberapa proses ekologi :
1. Efek rumah kaca
2. Fostosintesis
3. Penambatan nitrogen
4. Pengendalian populasi
5. Penyerbukan kemampuan memperbaharui diri
6. Fungsi Hidro-ologi
b. Tersedianya sumber daya yang cukup
Pembangunan adalah usaha untuk dapat menaikan manfaat yang kita dapatkan dari
sumberdaya. Kenaikan manfaat itu dapat kita capai dengan menggunakan lebih banyak
sumberdaya. Kenaikan manfaat dapat juga dicapai dengan menaikan efesiensi pengguna
sumberdaya, tanpa menaikan jumlah sumberdaya yang kita pakai. Dengan usaha kita
mendapatkan hasil yang lebih besar dengan sejumlah sumberdaya yang sama. Ke dalam
usaha menaikan efesiensi penggunaan sumberdaya termasuk pula daur ulang. Usaha
menaikan efesiensi terutama penting dengan makin langkahnya persediaan sumberdaya
relatif terhadap kebutuhan. Kenaikan kebutuhan itu disebabkan baik oleh kenaikan
jumlah penduduk, maupun karena kenaikan permintaan per-orang. Usaha menaikan
efesiensi pengguna sumberdaya tidak saja penting untuk sumberdaya yang tak
terperbarui, melainkan juga untuk yang terpebarui. Usaha itu penting dari dua segi.
Pertama, untuk sumberdaya yang terpebarui kenaikan intensitas eksploatasi
mempertinggi resiko kerusakan sumberdaya. Kerusakan itu dapat membuat sumberdaya
itu menjadi tak terpebarui, kecuali dengan biaya yang tinggi seperti yang telah diuraikan
di muka. Kedua, penggunaan sumberdaya dalam jumlah yang makin besar pada
umumnya akan memperbesar masalah pencemaran. Pencemaran itu secara umum akan
mengurangi kemampuan lingkungan untuk mendukung pemangunan berkelanjutan. Cara
yang ketiga untuk dapat menjamin persediaan sumberdaya selama mungkin ialah mencari
sumberdaya alternatif. Misalnya untuk suatu keperluan kita menggunakan sumberdaya
yang telah langka. Mencari sumberdaya alternatif hanyalah mungkin apa bila ada
keanekan sumberdaya, merupakan usaha yang esensial dalam
pembangunan.Berkurangnya keanekaan sumberdaya, berarti berkurangnya pilihan. Dan
ini berarti menurunnya mutu lingkungan hidup. Arti penting usaha itu tidak saja untuk
hari kini, melainkan juga untuk hari ke depan. Harus dijaga agar pembangunan tidak
menutup secara dini pilihan kita di hari depan. Sebab “kebutuhan kita tidak saja terus
bertambah, melainkan juga berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Sumberdaya yang paling utana ialah manusia. Pada akhirnya manusialah yang
menentukan berhasil atau gagalnya pembangunan. Kuantitas sumberdaya manusia kita
besar, tetapi mutunya masih rendah. Seyogyanya pembangunan mempunyai tujuan utama
menaikan mutu sumberdaya manusia. Dengan mutu sumberdaya alam dapat diatasi.
Misalnya, jepang, singapura dan nederland tidak banyak mempunyai sumberdaya alam.
Tetapi mutu sumberdaya manusianya tinggi.
c. Lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sesuai
Lingkungan sosial budaya dan ekonomi sangatlah penting bagi kesinambungan
pembangunan berkelanjutan. Sebab pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia
yang hidup di dalam kondisi sosial-budaya dan ekonomi tertentu. Dalam pembangunan
faktor ekonomi faktor mendapat perhatian yang seperlunya, karena semua orang sadar
bahwa pembangunan tak akan dapat berkelanjutan, apabila ekonomi tidak
mendukungnya. Beberapa hal yang dianggap penting diuraikan di bawah :
1. Pemerataan Pembangunan
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah mensyaratkan, bahwa
pemerataan adalah unsur penting dalam pembangunan. Walaupun usaha telah
dilakukan untuk mencapai tujuan ini, namun hasilnya belumlah menggembirakan. Di
dalam ekologi terdapat hukum yang menyatakan, apabila dua ekosistem yang
berbeda tingkat perkembangannya berhubungan satu sama lain, terjadilah tukar-
menukar materi, energi dan informasi antara keduanya. Tetapi arus tukar-menukar
materi, energi dan informasi antara keduanya. Tetapi arus tukar-menukar materi,
energi dan informasi itu asimetris, yaitu arus dari ekosistem yang lebih berkembang
ke yang kurang berkembang lebih kecil dari yang sebaliknya. Jadi, yang lebih
berkembang mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari hubungan itu dibanding
dengan ekosistem yang kurang berkembang. Dalam ekologi dikatakan ekosistem
yang kurang berkembang dieksploitasi oleh yang lebih berkembang. Tingkat
perkembangan ekosistem itu dapat diukur dari tingkat organisasi dan keanekaan, dan
dalam ekosistem manusia juga dari tingkat pendidikan dan keterampilan.
2. Persaingan
Persaingan terjadi apabila sumberdaya yang digunakan oleh sekelompok
individu menjadi langka relatif terhadap kebutuhan masing-masing individu. Di
dalam dunia hewan persaingan antara individu suatu jenis akan menyebabkan
terdesaknya individu yang lemah ke daerah yang marjinal. Cara hidup individu itu
sendiri tidak berubah. Secara ekologis hal ini disebut melebarnya relung jenis
tersebut. Bila persaingan itu terjadi antara jenis, masing-masing jenis itu akan
berusaha untuk hidup dengan lebih efisien. Maka terjadilah spesialisasi. Dengan
spesialisasi itu cara hidup telah berubah. Relung jenis berubah menjadi sempit.
Didalam masyarakat manusia persaingan juga sering terjadi. Didalam
masyarakat agraris, lahan merupakan sumber daya yang sering diperebutkan.
Persaingan makin intenstif dengan makin menurunnya nilai nisbah lahan terhadap
petani. Persaingan antara petani dapat dianalogikan dengan persaingan antara
individu dalam satu jenis. Dalam hal ini jenis itu adalah jenis petani. Individu petani
yang terdesak pindah kedaerah yang marjinal. Mereka tetap menjadi petani dan
membuka lahan di daerah yang tidak subur dengan lereng curam.
Apabila terjadi pembangunan yang membutuhkan lahan yang luas, misalnya
waduk, wilayah industry, dan pemukiman, luas lahan pertanian berkurang. Jika
petani yang tergusur oleh proyek itu tidak dapat mendapatkan pekerjaan proyek itu,
nilai nisbah lahan terhadap petani akan menurun. Dengan demikian tekanan
penduduk meningkat dan daerah yang marjinal di desa dan di kota akan diduduki
oleh petani itu. Akibatnya ialah kerusakan lingkungan, jadi pembangunan yang
menggunakan lahan luas dan tidak memperhatikan penduduk local, akan
mengakibatkan kerusakan lingkungan karena naiknya tekanan penduduk.
3. Masyarakat terasing
Yang dimaksud dengan masyarakat terasing ialah masyarakat yang hidup
terpisah dari masyarakat umum dan mempunyai gaya hidup dan nilai kebudayaan
yang berbeda dari masyarakat umum. Di Indonesia terdapat dua jenis masyarakat
terasing yang menduduki dua ujung ekstrem dalam kemasyarakatan kita. Yang
pertama ialah masyarakat terasing yang primitif yang hidup di daerah yang terpencil,
misalnya di pedaleman Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya. Yang kedua ialah
masyarakat terasing yang modern yang hidup di lokasi proyek pembangunan yang
besar yang menggunakan teknologi yang modern.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan
yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah,
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
b. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat
irreversible(tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel
akibat adanya proses pembelahan sel. pembangunan artinya kita berbicara mengenai
perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir
masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat.
c. Ekologi pembangunan mengkaji beberapa aspek sebagai berikut :
- Manusia sebagai bagian dari ekosistem lingkungan
- Manusia dan kebudayaannya serta perilaku-perilakunya dalam mencapai pertumbuhan
dan kesejahteraan Interaksi manusia dengan lingkungannya Sistem pemenuhan
kebutuhan dari sumber-sumber alam
- Prilakunya mengelola lingkungan
- Kebijakan menekan resiko lingkungan
- Kebijakan kebijakan mencapai keharmonisan (harmonization) antara pembangunan
dengan lingkungan
- Kebijakan mencapai keberlangsungan (sustainability) antara lingkungan dengan
pembangunan.
d. Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan selalu bersifat dilema. Pandangan kita terhadap
dilema ini suka berlainan. Pada umumnya para pelaksana proyek pembangunan lebih
melihat manfaatnya dan mengentengkan risikonya, karena mereka mereka terdesak oleh
urgensi sasaran dan tekanan factor politik. Sebaliknya media media massa dan para
cendikiawan sering dapat melihat risiko yang tidak terlihat oleh orang awam dan pelaksana
pembangunan.
e. Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan
ialah :
- Terpeliharanya proses ekologi yang esensial
- Tersedianya sumberdaya yang cukup
- Lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sesuai

4.2 Saran
Semoga dengan selesai dibuatnya makalah ini, dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi pembaca. Dan apabila ada kekurangan dari makalah ini, kami
selaku penulis mengharapkan adanya koreksi terhadap kekurangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Mbem25.blogspot.com/2012/06/teori-pembangunan.html (Diakses Pada tanggal 7 November


2019 Pukul 20.00 WIB)
Nikmondmd.blogspot.com/2013/09/pembangunan-berbasis-ekologi.html (Diakses Pada tanggal 7
November 2019 Pukul 20.00 WIB)
Soemarwoto, Otto. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan. 2004
T. Siahaan, N.H. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakrta: Erlangga. 2004

Anda mungkin juga menyukai