Anda di halaman 1dari 4

INOVAASI PENGOLAHAN SAMPAH DI KABUPATEN

WONOSOBO
Sampah dapat diartikan sebagai semua benda yang sudah tidak digunakan lagi
oleh makhluk hidup, sehingga sifatnya menjadi buangan. Jadi benda sisa yang
dihasilkan oleh manusia, hewan, bahkan tumbuhan semuanya berpotensi dianggap
sebagai sampah selama tidak digunakan lagi.

Sampah juga bisa didefinisikan sebagai material sisa dari rumah tangga dan
produksi industri yang dibuang. Material sisa tersebut dapat berwujud zat padat,
cair, hingga gas. Tidak jarang material seperti itu adalah bahan utama penyebab
pencemaran lingkungan.
Menurut World Health Organization (WHO) memberi pengertian sampah ialah
barang yang berasal dari kegiatan manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak
dipakai, tidak disenangi, ataupun yang dibuang.

Sampah masih menjadi persoalan klasik di hampir semua kabupaten, termasuk di


Wonosobo. Produksi sampah di kabupaten pegunungan ini sudah menyentuh
angka 150 ton per hari. Perlu ada upaya yang lebih kuat untuk menekan timbulan
sampah di TPA.
Penumpukan sampah sendiri sebenarnya berasal dari kurangnya kesadaran
masyarakat dalam memperlakukan sampah. Oleh karena itu, selain adanya inovasi
dari pemerintah dalam pengolahan sampah juga harus ada kesadaran dari
masyarakat dalam memperlakukan sampah.
Selain dilingkungan sekitar pemukiman sampah juga banyak menumpuk di
tempat-tempat wisata di sekitar Kawasan kabupaten Wonosobo. Ini merupakan
salahsatu sumber sampah menumpuk di beberapa daerah, karena kurangnya
pengeolahan yang baik oleh petugas terhadap smapah yang ada di tempat wisata.

Gambar penumpuksn sampah ditempat wisata


Dalam data 70 ton sampah masuk ke TPA Wonorejo per hari. Angka ini melonjak
pada Sabtu dan Minggu yang bisa mencapai 100 hingga 125 ton sampah yang
berakibat pada terjadinya penumpukan. Oleh karena itu agar seluruh pihak mampu
mengelola sampah agar saat masuk TPA sampah tersebut sudah habis di
sumbernya dengan kata lain sudah dikelola. Dengan begitu, sampah yang masuk
ke TPA adalah limbah yang mudah terurai dan mudah dimusnahkan.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat mengatakan, Kabupaten Wonosobo masuk
dalam salah satu wilayah yang rentan darurat sampah. Diprediksi TPA yang
disiapkan selama ini cepat atau lambat akan terus menumpuk dan over kapasitas,
sehingga permasalahan ini membutuhkan upaya dan strategi penanganan yang
tepat.
Inovasi yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi penumpukan sampah
adalah dengan diadakannya program bank sampah dan daur ulang sampah yang
dilakukan diberbagai desa. Biasanya bank sampah dikelola oleh para ibu-ibu
PKK yang dilakuan setiap minggu. Dengan adnya bank sampah ini barang barang
plastic tidak langsung dibuang nampun bisa dimanfaatkan Kembali menjadi
berbagai barang barang yg baru.
Pelatihan Pengelolaan Rumah Tangga Melalui Bank Sampah 21 - 23 Agustus .
Sampah adalah Emas, Itulah Slogan yang paling tepat yang disampaikan oleh
Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Wonosobo Drs. Oman Yanto, MM, dalam sambutan Pelatihan Pengelolaan
Sampah Bagi Pegiat Lingkungan di Desa Wulungsari Kecamatan Selomerto yang
diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa
Tengah. Kegiatan Pelatihan ini sebagai wujud kepedulian pemerintah provinsi.
Sebelumnya Dinas LHK Provinsi telah membangun Bank Sampah untuk kegiatan
para pegiat lingkungan yang ada di Desa Wulungsari. Dengan Dibangunnya
Sarana dan prasarana dan Pelatihan ini, ditujukkan supaya penanganan sampah di
Desa Wulungsari bisa ditangani dan menjadi contoh untuk desa-desa lainnya.
Dengan demikian, sampah yang ada tidak dibuang sembarangan ke kebun atau
sungai tapi cukup dimanfaatkan lagi oleh kelompok masyarakat. DLHK Provinsi
Jawa Tengah juga melakukan sinergitas kegiatan dengan Dinas LH Kabupaten
Wonosobo dengan melatih Para Pengelola BANK SAMPAH. Kegiatan ini
dihadiri oleh Kepala Seksi Persampahan dan Limbah B3 DLHK Provinsi, Kepala
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo dan Kepala Bidang Kebersihan
dan Pertamanan. Sebagai komitmen Pemerintah Provinsi Jateng, selain
membangun Gedung Bank Sampah di Wonorejo, dalam skala kabupaten juga
memberikan pelatihan bagi pengurus atau pengelola Bank Sampah. Pelatihan ini
meliputi Pemanfaatan Kertas Koran Sebagai Bahan Komersial, Pemanfaatan
Botol Plastik untuk Cindera Mata dan Cara Pembuatan Kompos. Semoga hal ini
bermanfaat bagi masyarakat sehingga sampah adalah emas bukan hanya slogan
semata.
Sebagai contoh kegiatan bank sampah yang dilakukan di dusun Mojotengah, desa
Mojosari Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo dengan cara
mengumpulkan sampah-sampah plastik yang bisa dijual di setiap kelompok RT
masing masing lalu sampah itu akan dijual olah pengepul sampah, dan hasil
penjualan akan diterima warga yang menyetorkan sampah tersebut.

Gambar kegiatan bank sampah desa Mojosari

Jadi adanya pengolahan sampah sangatlah penting untuk meminimalisir


penumpukan sampah yang ada. Terutama dengan inovasi-inovasi yang sesuai
yang mampu mengurangi sampah. Baik itu dari pemerintah sendiri dan juga
masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan penumpukan sampah.
Daftar pustaka

https://rimbakita.com/sampah/
https://www.murianews.com/amp/2017/08/30/124326/kini-objek-wisata-dieng-
wonosobo-bebas-sampah
https://dlh.wonosobokab.go.id/postings/detail/1031032/
Sampah_Adalah_Emas.HTML
https://dlh.wonosobokab.go.id/postings/details/1032239/-

Anda mungkin juga menyukai