A. LATAR BELAKANG
Dalam era globalisasi ini, jumlah penduduk usia lanjut terus meningkat seiring
dengan majunya perkembangan teknologi pada masa ini. Usia harapan hidup terus
bertambah. Peningkatan usia lanjut sering disertai dengan meningkatnya berbagai
penyakit dan ketidak mampuan (disability), sehingga diperlukan perawatan dan
pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan fasilitas dan pelayanan
kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang, oleh karena itu perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan upaya
peningkatan, pencegahan, dan pemeliharaan kesehatan di samping upaya
penyembuhan dan pemulihan.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia di RS Dedy Jaya untuk mencapai
lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga
dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan dan keselamatan pasien
geriatri di Rumas Sakit Mitra Medika
b. Memberikan acuan dalam penyelenggaran dan pengembangan pelayanan
geriatric
c. Terselengaranya pelayanan pasien lanjut usia di rawat jalan
d. Terselenggaranya pelayanan lanjut usia kunjungan rumah ( home care )
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Ruang lingkup pelayanan geriatri RS Dedy Jaya yaitu memberikan pelayanan
geriatri Tingkat Sederhana pada pasien pasien geriatri.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan Unit Gawat Darurat: mencakup pelayanan pemeriksaan dan
penentuan diagnosis pasien-pasien geriatri yang dalam keadaan gawat
darurat dan memerlukan pertolongan medis awal secepatnya oleh tim
emergensi (Dokter dan Perawat UGD)
2. Poliklinik Geriatri: mencakup pelayanan multidisiplin untuk pasien geriatri di
rawat jalan yang dirancang menjadi cluster area multidisiplin dokter
spesialis yang banyak terkait dengan pasien geriatri, antara lain dokter
spesialis penyakit dalam, dokter spesialis saraf, dokter spesialis ortopedi,
dokter spesialis Kesehatan jiwa, dokter spesialis mata, dokter spesialis
bedah.
3. Pelayanan Home care: Perawatan di rumah (home care) bagi lanjut usia
adalah perawatan yang diberikan kepada lanjut usia yang tidak sepenuhnya
mampu merawat dirinya sendiri, hidup sendiri atau bersama keluarga
namun tidak ada yang mengasuh. Perawatan diberikan oleh care giver
(pengasuh/pelaku rawat) informal atau profesional, dengan home nursing
(kunjungan rumah) oleh perawat profesional atau home visit oleh dokter.
4. Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan lanjut usia dengan prinsip
tata kelola pelayanan terpadu dan paripurna dengan mendekatkan
pelayanan kepada pasien lanjut usia.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Tahun 2009
Nomor 144
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Tahun
2009 Nomor 153
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. Keputusan Menteri 229/Menkes/SK/VII/2012 Pelayanan Psikogeriatri
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit
Table 1
Struktur organisasi Tim Terpadu Geriatri di RS Dedy Jaya
8 Farmasi klinis S1
9 Fisioterapist D III
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Ketenagaan Unit Gawat Darurat : diatur dalam pelayanan Unit Gawat Drurat
2. Ketenagaan Rawat Jalan : diatur dalam pelayanan rawat jalan
3. ketenagaan Home Care : diatur dalam pelayanan Home care
3. Perawat
a. Pengaturan jadwal dinas perawat dibuat dan di pertanggung jawabkan
oleh Kepala Ruang (KaRu) dan disetujui oleh kasie keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas
pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan
tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak
mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
d. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift (PJ
Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa
kerja minimal 2 tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat
daruratan.
e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti.
f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka
perawat yang bersangkutan harus memberitahu KaRu : 2 jam sebelum
dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum
memberitahu KaRu, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah
mencari perawat pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak
mendapatkan perawat pengganti, maka KaRu akan mencari tenaga
perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu libur.
g. Apabila ada tenaga perawat tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan (tidak terencana), maka KaRu akan mencari perawat
pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di
dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan
A. DENAH RUANG
a. Rawat Jalan : Cluster area pusat layanan geriatric terpadu
D. LOGISTIK
Penggunaan alat Persyaratan peralata pada tingkat pelayanan sederhana :
1. Tempat tidur pasien
2. Satu set alat pemeriksaan fisik
3. EKG
4. Light box
5. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
6. Instrument penilaian kognitif, psikologi, psikiatri
b. Poliklinik
a. Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan rawat jalan
kepada pasien geriatri untuk kasus tidak gawat darurat.
b. Untuk pasien geriatri, demi meminimalisasi mobilisasi, maka penempatan
pasien di area lantai 1, dimana dokter-dokter spesialis yang banyak terkait
dengan pelayanan geriatri terpadu dijadikan dalam satu area, antara lain
dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis jiwa, dokter spesialis
ortopedi, dokter spesialis saraf .
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analiasa insiden kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sedangkan insiden
keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan
lainlain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
olehkesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai
tujuan agar tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya
akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian
tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
C. Tatalaksana
Dalam pelaksanaan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang
kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan
proses pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal
potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan
kepada KKP RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
Dalam pelayan geriatri ada beberapa standar yang harus dilaksanakan dalam
keselamatan pasien:
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Komunikasi yang efektif
3. Waspada terhadap obat-obat high alert
4. Tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien, dalam melakukan tindakan operasi
5. Mencegah terjadinya infeksi nosocomial
6. Waspada terhadap pasien resiko jatuh.
A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan
anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun
terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan
yang memadai.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
B. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut,
Program kesehatan lanjut usia merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai
salah satu upaya kesehatan, mengingat makin besarnya jumlah lanjut usia di
Indonesia yang perlu mendapat perhatian, agar lanjut usia dapat menikmati masa tua
menjadi lanjut usia berkualitas.
Triase di setiap
poliklinik / IGD
Home Care