Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN PELAYANAN GERIATRI

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 0


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………
RIWAYAT DOKUMEN…………………………………………………………………….
SK DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN………………………………………..
PEDOMAN PELAYANAN…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………
B. TUJUAN PEDOMAN……………………………………………………………..
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN…………………………………………….
D. BATAS OPERASIONAL………………………………………………………..
E. LANDASAN HUKUM……………………………………………………………
BAB II STANDAR KETENAGAAN………………………………………………………
A. JUMLAH TENAGA MENURUT KUALIFIKASI……………………………
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN……………………………………………….
C. JADWAL KEGIATAN, TERMASUK PENGATURAN JAGA………………
BAB III STANDAR FASILITAS…………………………………………………
A. DENAH RUANG……………………………………………………………….
B. RUANGAN YANG TERSEDIA………………………………………………
C. FASILITAS DI DALAM MASING-MASING RUANGAN……………………
D. ALAT KESEHATAN DI DALAM MASING-MASING RUANGAN……………
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN……………………………………………….
A. BERORIENTASI PADA PASIEN…………………………………………..
B. MERUPAKAN TATA LAKSANA UNTUK SELURUH KEGIATAN DALAM
UNIT KERJA
C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI……………………………………………
BAB V LOGISTIK……………………………………………………………………..
BAB VI KESELAMATAN PASIEN…………………………………………………….
BAB VII KESELAMATAN KERJA…………………………………………………………
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU………………………………………………
BAB IX PENUTUP……………………………………………………………..

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 1


SK

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 2


SK

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam era globalisasi ini, jumlah penduduk usia lanjut terus meningkat seiring
dengan majunya perkembangan teknologi pada masa ini. Usia harapan hidup terus
bertambah. Peningkatan usia lanjut sering disertai dengan meningkatnya berbagai
penyakit dan ketidak mampuan (disability), sehingga diperlukan perawatan dan
pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan fasilitas dan pelayanan
kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang, oleh karena itu perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan upaya
peningkatan, pencegahan, dan pemeliharaan kesehatan di samping upaya
penyembuhan dan pemulihan.

Pasien-pasien geriatri memerlukan fasilitas dan pelayanan khusus dalam rangka


perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 18
UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah satu wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan
pelayanan khusus di rumah sakit berupa kursi roda, lift, toilet, jalan/akses bagi
lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan layanan khusus berupa
“Pelayanan Geriatri”.

Untuk memenuhi kebutuhan pasien-pasien geriatri khususnya di bidang pelayanan


kesehatan, serta mendukung program Nasional khususnya tentang geriatri, Rumah
Sakit Dedy jaya mengembangkan pelayanan di bidang geriatri tingkat sederhana
yaitu terdiri dari rawat jalan dan home care demi mencapai lanjut usia yang sehat,
mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia di RS Dedy Jaya untuk mencapai
lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga
dan masyarakat.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan dan keselamatan pasien
geriatri di Rumas Sakit Mitra Medika
b. Memberikan acuan dalam penyelenggaran dan pengembangan pelayanan
geriatric
c. Terselengaranya pelayanan pasien lanjut usia di rawat jalan
d. Terselenggaranya pelayanan lanjut usia kunjungan rumah ( home care )
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Ruang lingkup pelayanan geriatri RS Dedy Jaya yaitu memberikan pelayanan
geriatri Tingkat Sederhana pada pasien pasien geriatri.

Definisi pasien geriatric menurut PMK No 79 tahun 2014, yaitu :


1. Pasien usia lanjut (Usia> 60 tahun), memiliki lebih dari satu
penyakit atau psikologis.

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 4


2. Pasien usia lanjut (Usia >60 tahun), memiliki satu penyakit dan
mengalami penurunan fungsi organ, psikologi, social, ekonomi
dan lingkungan.
3. Pasien usia lanjut dengan usia di atas 70 tahun memiliki satu
penyakit fisik dan atau psikologis.
Adapun definisi pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana Meliputi :
1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Gawat Darurat
3. Unit Gizi
4. Unit Farmasi
5. Unit Rehabilitasi Medik

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan Unit Gawat Darurat: mencakup pelayanan pemeriksaan dan
penentuan diagnosis pasien-pasien geriatri yang dalam keadaan gawat
darurat dan memerlukan pertolongan medis awal secepatnya oleh tim
emergensi (Dokter dan Perawat UGD)
2. Poliklinik Geriatri: mencakup pelayanan multidisiplin untuk pasien geriatri di
rawat jalan yang dirancang menjadi cluster area multidisiplin dokter
spesialis yang banyak terkait dengan pasien geriatri, antara lain dokter
spesialis penyakit dalam, dokter spesialis saraf, dokter spesialis ortopedi,
dokter spesialis Kesehatan jiwa, dokter spesialis mata, dokter spesialis
bedah.
3. Pelayanan Home care: Perawatan di rumah (home care) bagi lanjut usia
adalah perawatan yang diberikan kepada lanjut usia yang tidak sepenuhnya
mampu merawat dirinya sendiri, hidup sendiri atau bersama keluarga
namun tidak ada yang mengasuh. Perawatan diberikan oleh care giver
(pengasuh/pelaku rawat) informal atau profesional, dengan home nursing
(kunjungan rumah) oleh perawat profesional atau home visit oleh dokter.
4. Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan lanjut usia dengan prinsip
tata kelola pelayanan terpadu dan paripurna dengan mendekatkan
pelayanan kepada pasien lanjut usia.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Tahun 2009
Nomor 144
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Tahun
2009 Nomor 153
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. Keputusan Menteri 229/Menkes/SK/VII/2012 Pelayanan Psikogeriatri
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 5


10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2016 tentang Rencana
Aksi Nasional Kesehatan Usia Lanjut tahun 2016-2019
11. Keputusan Direktur Rumah Sakit Awal Bros pekanbaru Nomor
794/02.01/DIR/RSAB-PKU/SK/VII/2022 tentang Pengkajian Pasien
Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
12. Keputusan Direktur Rumah Sakit Dedy Jaya Nomor
797/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/VII/2022 tentang Pelayanan dan Asuhan
Pasien di Rumah Sakit Awal bros Pekanbaru
13. Keputusan Direktur Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru Nomor
1029/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/VII/2022 tentang Akses dan
Kesinambungan Pelayanan di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbar

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 6


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. JUMLAH TENAGA MENURUT KUALIFIKASI


Ketenagaan dalam pelayanan Geriatri di Rumah Sakit terdiri atas tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bekerja bersama-sama sebagai
Tim Terpadu Geriatri. Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat
lengkap RS Dedy Jaya terdiri atas:
1. Dokter spesialis penyakit dalam
2. Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
3. Dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater
4. Dokter spesialis ortopedi
5. Dokter spesialis syaraf
6. Dokter spesialis mata
7. Dokter spesialis bedah
8. Dokter umum
9. Perawat
10. Apoteker, Farmasi Klinis
11. Tenaga gizi
12. Fisioterapis
13. Perekam Medis
14. Manajer Pelayanan Pasien (Case Manager)
Tim Terpadu Geriatri terdiri atas ketua dan kepala pelayanan yang
merangkap sebagai anggota, dan anggota. Adapun struktur organisasi Tim
Terpadu Geriatri di RS Dedy Jaya adalah sebagai berikut :

Table 1
Struktur organisasi Tim Terpadu Geriatri di RS Dedy Jaya

Jabatan Kualifikasi Keterangan

1 Ketua Tim Terpadu Geriatri Dokter Spesialis Spesialis penyakit


Penyakit Dalam Dalam Konsultan
Konsultan Geriatri Geriatri
2 Sekretaris DIII/S1 Keperawatan Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
sudah mengikuti
pelatihan pelayanan
geriatric

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 7


3 Ka Ru Rawat Inap Geriatri DIII/S1 Keperawatan Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD,
sudah mengikuti
pelatihan pelayanan
geriatri
4 Anggota Dokter Spesialis
5 Anggota Dokter umum Bersertifikat
ACLS/ATLS
6 Anggota/perawat pelaksana DIII/S1 keperawatan Bersertifikat
BLS/BTCLS, sudah
mengikuti pelatihan
pelayanan Geriatri
7 Tenaga Gizi D III

8 Farmasi klinis S1

9 Fisioterapist D III

11 Perekam Medis D III perekam medis

12 Manajer pelayanan pasien S1 Keperawatan ners Bersertifikat BTCLS,


(Case Manager) sudah mengikuti
pelatihan Manager
Pelayanan pasien

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Ketenagaan Unit Gawat Darurat : diatur dalam pelayanan Unit Gawat Drurat
2. Ketenagaan Rawat Jalan : diatur dalam pelayanan rawat jalan
3. ketenagaan Home Care : diatur dalam pelayanan Home care

C. JADWAL KEGIATAN, TERMASUK PENGATURAN JAGA


1. Dokter Spesialis
a. Pengaturan jadwal jaga dokter spesialis menjadi tanggung jawab Manajer
Pelayanan Medis.
b. Jadwal jaga dokter spesialis dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter spesialis yang bersangkutan 1 minggu
sebelum jaga di mulai.
c. Apabila dokter spesialis karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
i. Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Manajer Pelayanan Medis atau ke staff
administrasi paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta dokter
tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen pengganti.
ii. Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Manajer Pelayanan Medis atau ke staff
administrasi dan di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter
jaga konsulen pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak
didapatkan, maka Manajer Pelayanan Medis wajib untuk mencarikan
dokter jaga konsulen pengganti.

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 8


2. Dokter Jaga Ruangan
a. Pengaturan jadwal dokter jaga menjadi tanggung jawab Koordinator
Dokter Umum dan disetujui oleh Manajer Pelayanan Medis
b. Jadwal dokter jaga dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 3 hari
sebelum jaga di mulai.
c. Apabila dokter jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
1) Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Koordinator dokter umum paling lambat 3 hari
sebelum tanggal jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter
jaga pengganti.
2) Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Koordinator dokter umum dan diharapkan
dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila
dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka Koordinator dokter
umum wajib untuk mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu
digantikan oleh dokter jaga yang pada saat itu libur. Apabila dokter
jaga pengganti tidak di dapatkan maka dokter jaga shift sebelumnya
wajib untuk menggantikan.

3. Perawat
a. Pengaturan jadwal dinas perawat dibuat dan di pertanggung jawabkan
oleh Kepala Ruang (KaRu) dan disetujui oleh kasie keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas
pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan
tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak
mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
d. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift (PJ
Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa
kerja minimal 2 tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat
daruratan.
e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti.
f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka
perawat yang bersangkutan harus memberitahu KaRu : 2 jam sebelum
dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum
memberitahu KaRu, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah
mencari perawat pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak
mendapatkan perawat pengganti, maka KaRu akan mencari tenaga
perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu libur.
g. Apabila ada tenaga perawat tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan (tidak terencana), maka KaRu akan mencari perawat
pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di
dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 9


4. Pengaturan Tenaga Home Care
a. Pengaturan tenaga home care ditetapkan apabila ada kebutuhan dari
pasien rawat jalan atau pasien rawat inap yang memerlukan perawatan
home care setelah dipulangkan ke rumah.
b. Tenaga yang melakukan home care adalah tim terpadu yang terdiri atas
dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya (analis laboratorium,
terapis dan tenaga lain yang dianggap perlu).
c. Pengaturan tenaga perawat home care dilakukan oleh Manajer
Keperawatan, pengaturan tenaga dokter home care dilakukan oleh
Koordinator Dokter Umum dan pengaturan tenaga analis serta terapist
home care dikoordinir oleh koordinator bagian terkait.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
a. Rawat Jalan : Cluster area pusat layanan geriatric terpadu

b. Rawat Inap : Unit rawat inap geriatric terpadu

B. RUANGAN YANG TERSEDIA


Bangunan pelayanan Geriatri tingkat Sederhana paling sedikit terdiri atas :
a. Ruang pendaftaran/administrasi;
b. Ruang tunggu;
c. Ruang periksa;
d. Ruang Tim Terpadu Geriatri

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 10


C. FASILITAS DI DALAM MASING-MASING RUANGAN
Peralatan pada pelayanan Geriai meliputi peralatan untuk pemeriksaan,
terapi, dan latihan. Jenisperalatan disusun sesuai tingkatan pelayanan
Geriatri. Jumlah didasarkan pada :
1. Kebutuhan pelayanan
2. Rata-rata jumlah kunjungan
3. Evaluasi kemampuan alat dan efisiensi

D. LOGISTIK
Penggunaan alat Persyaratan peralata pada tingkat pelayanan sederhana :
1. Tempat tidur pasien
2. Satu set alat pemeriksaan fisik
3. EKG
4. Light box
5. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
6. Instrument penilaian kognitif, psikologi, psikiatri

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 11


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. BERORIENTASI PADA PASIEN

Mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 Tahun 2014, Pelayanan


Geriatri di RS Dedy Jaya adalah Pelayanan Geriatri tingkat Sederhana, yang
terdiri dari :
a. Pelayanan rawat jalan
b. Pelayanan home care

Dalam hal Pasien Geriatri membutuhkan pelayanan geriatri di luar kemampuan


tingkatan pelayanannya, Tim Terpadu Geriatri melakukan sistem rujukan.

B. MERUPAKAN TATA LAKSANA UNTUK SELURUH KEGIATAN


DALAM UNIT KERJA
1. Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Dedy Jaya Terdiri dari Pelayanan Unit
Gawat darurat dan Pelayanan Poliklinik.

a. Pelayanan Unit Gawat Darurat


a. Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pada
pasien gawat darurat secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
b. Triage dengan kriteria ESI (Emergency Severity Index)
c. Pasien-pasien geriatri termasuk pasien dengan risiko jatuh tinggi, dan
ditatalaksana sesuai SPO risiko jatuh tinggi.
d. Pasien geriatri dengan penyakit menular, ditatalaksana sesuai SPO
penanganan pasien menular.

b. Poliklinik
a. Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan rawat jalan
kepada pasien geriatri untuk kasus tidak gawat darurat.
b. Untuk pasien geriatri, demi meminimalisasi mobilisasi, maka penempatan
pasien di area lantai 1, dimana dokter-dokter spesialis yang banyak terkait
dengan pelayanan geriatri terpadu dijadikan dalam satu area, antara lain
dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis jiwa, dokter spesialis
ortopedi, dokter spesialis saraf .

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 12


c. Fasilitas / spesialisasi / disiplin lain seperti dokter spesialis kedokteran fisik dan
rehab medik, dokter spesialis paru, dokter spesialis mata, dokter spesialis
bedah, laboratorium, radiologi, farmasi berada dalam 1 lantai yang sama.
Sedangkan untuk unit fisioterapi berada pada lantai 3
d. Pemeriksaan dan pengobatan layanan di poliklinik dilakukan oleh dokter setiap
hari kerja, sesuai jadwal poliklinik dokter spesialis.
e. DPJP pasien geriatri di Poliklinik sesuai dengan kebutuhan pasien.
f. Pengkajian pasien geriatri di rawat jalan akan dilakukan dengan menggunakan
Formulir Pengkajian Awal Pasien Geriatri Rawat Jalan (Comprehensive
Geriatric Assesment). Jika ditemukan masalah pada hasil skrining, maka
pasien akan ditempatkan pada kursi tunggu prioritas yang dekat dengan
jangkauan perawat. Selanjutnya, hasil skrining akan ditindaklanjuti dengan
cara dikonsultasikan kepada bagian terkait.
g. Konsep keterpaduan pelayanan yang dilakukan yaitu dalam formulir tersebut
tersedia tools skrining penilaian fungsi kognitif dengan mini cog, skala depresi
geriatric-4, penilaian fungsi fisiologis Barthel Activities of Daily Living Index (B-
ADL).

2. Pelayanan Home Care


a. Adalah perawatan yang diberikan kepada lanjut usia yang tidak
sepenuhnya mampu merawat dirinya sendiri, hidup sendiri atau
bersama keluarga namun tidak ada yang mengasuh. Perawatan
diberikan oleh care giver (pengasuh/pelaku rawat) informal
b. Tidak dapat dipisahkan dengan perawatan sebelumnya
c. Bersifat berkesinambungan
d. Pengkajian pasien dilakukan secara komprehensif menggunakan
pengkajian home care yang meliputi :
1) Penilaian status medis
2) Penilaian lingkungan
3) Penilaian psikologi, ekonomi dan sosial
4) Edukasi keluarga/ Care giver/ Pengasuh yang merawat pasien
e. Hasil pengkajian home care diarsipkan ke dalam rekam medis pasien.
f. Apabila pasien dari rawat inap memerlukan pelayanan home care di
rumah setelah pulang, maka alur pelayanan mengikuti alur pelayanan
home care.

B. Pemantauan dan Evaluasi


Tim Terpadu Geriatri wajib melakukan pemantauan dan evaluasi mutu
pelayanan geriatri secara berkesinambungan untuk mewujudkan keberhasilan
pelayanan geriatri bagi pasien geriatri. Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan
secara berkesinambungan guna mewujudkan keberhasilan program
pelayanan kesehatan bagi pasien geriatri. Pemantauan dan evaluasi harus
ditindaklanjuti untuk menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh
agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif.

Pemantauan dan evaluasi mutu dilakukan dalam bentuk kegiatan pencatatan


dan pelaporan, diantaranya sebagai berikut:
1. Usia dan jenis kelamin pasien geriatri
2. Status Fungsional
3. Jumlah pasien geriatri di rawat jalan
4. LOS

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 13


BAB V
LOGISTIK

A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat di Pelayanan Geriatri


1. Pengertian
Penyediaan alat kesehatan dan obat di pelayanan geriatri adalah
permintaan obat dan alat kesehatan ke Instalasi Farmasi atas
permintaan dokter.
2. Prosedur
a. Permintaan obat atau alat kesehatan ditulis pada resep rangkap
2 untuk pasien umum dan rangkap 3 untuk pasien BPJS oleh
dokter poliklinik.
b. Resep obat dilengkapi nama dokter, tanggal, nama pasien,
ruangan dan nomor register.
c. Resep diberikan ke apotik untuk proses selanjutnya.

B.Perencanaan Peralatan atau Peremajaan


1. Pengertian Suatu kegiatan untuk merencanakan pengadaan peralatan baru,
sesuai kebutuhan saat itu atau sebagai pengganti alat yang rusak atau
harus diganti keausannya.
2. Tujuan dari perencanaan pengadaan dan peremajaan peralatan adalah
agar peralatan dapat digunakan setiap saat tanpa adanya hambatan dan
menunjang proses pelayanan dimasing-msing poliklinik.
3. Prosedur Kegiatan
a. Dilakukan pengecekan rutin, sehingga diketahui peralatan yang tidak
dapat digunakan atau tidak dapat diperbaiki, dan direncanakan dalam
anggaran rutin atau diganti yang baru
b. Pengajuan pembelian peralatan baru diketahui Kepala Instalasi kepada
tim pengadaan barang rumah sakit disertai perkiraan harga.
c. Bila sudah terealisasi kepala instalasi menerima alat dan
menandatangani buku penerimaan barang serta menuliskan pada buku
inventaris.

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 14


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analiasa insiden kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sedangkan insiden
keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan
lainlain) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
olehkesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai
tujuan agar tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya
akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian
tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tatalaksana
Dalam pelaksanaan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang
kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan
proses pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal
potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan
kepada KKP RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 15


5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong
karyawan untuk melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamtan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan. Dalam melaksanakan
keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan. Standar
tersebut adalah :
a. Hak pasien.
b. Mendidik pasien dan keluarga.
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. .Penggunaan metode-metode pengingkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
f. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien.
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien.

Dalam pelayan geriatri ada beberapa standar yang harus dilaksanakan dalam
keselamatan pasien:
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Komunikasi yang efektif
3. Waspada terhadap obat-obat high alert
4. Tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien, dalam melakukan tindakan operasi
5. Mencegah terjadinya infeksi nosocomial
6. Waspada terhadap pasien resiko jatuh.

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 16


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan
anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun
terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan
yang memadai.

Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus


yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya
kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara
potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks
bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum
ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan
menembus kulit : tato, tindik, dll).

Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui


tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa
menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor
sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat
menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat
dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.

Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan


untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua
pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal
melalui “Kewaspadaan Umum“ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak
dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas
Kesehatan”.

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 17


langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib
menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar
dapat bekerja maksimal.

B. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut,

C. Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

D. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok
yaitu:
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 18


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Tim Terpadu Geriatri wajib melakukan pemantauan dan evaluasi mutu


pelayanan Geriatri secara berkesinambungan untuk mewujudkan
keberhasilan pelayanan Geriatri bagi pasien Geriatri.

Pemantauan dan evaluasi mutu dilakukan dalam betuk kegiatan


pencatatan dan pelaporan paling sedikit memuat :
1. Status fungsional
2. Kualitas hidup
3. Kepuasan pasien

Pencatatan ditandatangani ole Ketua Tim Terpadu Geriatri. Pencatatan


dilaporkan secara berkala paling lambat 1 (satu) tahun sekali kepada
Kepala/Direktur Rumah Sakit.

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 19


BAB IX
PENUTUP

Program kesehatan lanjut usia merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai
salah satu upaya kesehatan, mengingat makin besarnya jumlah lanjut usia di
Indonesia yang perlu mendapat perhatian, agar lanjut usia dapat menikmati masa tua
menjadi lanjut usia berkualitas.

Pelaksanaan program kesehatan lanjut usia melalui pendekatan yang komprehensif


(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dilakukan secara berjenjang sesuai tugas
dan kewenangannya, baik di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
kelurahan/desa dan puskesmas. Untuk itu diperlukan manajemen yang baik agar
tercipta kondisi yang bersifat koordinatif, integratif dan selaras serta kejelasan
pelaksanaan program agar tidak terjadi kerancuan dan duplikasi dalam pelaksanaan
kegiatan.

Pendekatan siklus hidup dalam pelayanan kesehatan mempunyai makna bahwa


proses penuaan merupakan proses sepanjang hayat, dimulai semenjak dalam
kandungan dan berlanjut sampai memasuki lanjut usia. Untuk itu harus diperhatikan
bagaimana seseorang dapat menerapkan gaya hidup sehat dan beradaptasi dengan
perubahan sesuai dengan pertambahan usia disepanjang siklus hidupnya hingga
tahap lanjut usia. Apabila pelayanan kesehatan dengan pendekatan siklus hidup dapat
dilaksanakan secara optimal disetiap tahapan usia, maka dapat dipastikan akan
berpengaruh positif terhadap kesehatan saat kelak memasuki masa lanjut usia.

Pelayanan kesehatan yang dibutuhkan lanjut usia disesuaikan dengan kondisi


kesehatannya. Untuk itu Rumah Sakit Dedy Jaya menyediakan pelayanan untuk
pasien-pasien geriatri agar terciptanya usia tua yang sehat dan produktif.

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 20


LAMPIRAN

ALUR PELAYANAN GERIATRI TINGKAT LENGKAP


DI RUMAH SAKIT DEDY JAYA

Pasien lanjut usia

Triase di setiap
poliklinik / IGD

Assesmen Geriatri oleh tim terpadu


geriatri

Rawat Jalan (Poliklinik);


- Assesmen dan
konsultasi
- Kuratif
Masalah Geriatri : - Intervensi
- Kondisi Medis Umum psikososial
- Status Fungsional - rehabilitasi
- Psikiatri ;
Status mental
Fungsi kognitif
- Social dan lingkungan

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 21


Rencana Tatalaksana komprehensif
oleh tim terpadu geriatri

Home Care

LEMBAR PENGKAJIAN AWAL PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 22


LEMBAR PENGKAJIAN AWAL PASIEN GERIATRI RAWAT INAP

PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 23


PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA 24

Anda mungkin juga menyukai