Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN IV

ENCODER DAN DECODER KODE BLOK

1. Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan secara
praktis proses pengkodean (encoding dan decoding) kode blok dan kemampuan error
corections dari kode blok.

2. Persiapan :

Kode blok : Kode ini akan menambahkan bit ektra pada digital word yang berguna
untuk meningkatkan kehandalan transmisi. Word yang ditransmisikan terdiri dari bit-
bit pesan dan bit kode, bahkan pada percobaan ini juga berisi bit frame sinkronisasi.
Kode blok menambahkan bit pada pesan secara independen pada blok disebelahnya.
Kode blok dalam percobaan ini akan ditunjukkan dengan modul PCM encoder (sudah
dijelaskan pada percobaan sebelumnya) sebagai input data/pesan yang akan
dikodekan.
Format Kode Blok :

Modul kode blok encoder, didesain sedemikian rupa sehingga panjang input blok
adalah 8 slot, dimana beberapa slot adalah kosong (hal ini jika modul PCM encoder
pada mode 4-bit).

Frame data yang telah dikodekan dapat diilustrasikan seperti gambar 1.

Gambar 1. Frame Data 8 Slot per Periode Clock

33
Pada gambar 1, dijelaskan bahwa bit data ditunjukkan sebagai D3, D2, D1 dan D0,
dimana D3 merupakan bit terbesar dari bit data / pesan. Sedangkan frame sinkronisasi
diberi simbul FS yang terletak pada bit terendah.
Slot yang berisi C2, C1 dan C0 akan digunakan sebagai tempat untuk meletakkan bit
kode yang berasal dari encoder kode blok. Jadi satu frame kode blok terdiri dari 3
macam data biner yaitu : FS, data / pesan dan kodenya sendiri.

Modul Block Code Encoder :

Gambar 2. Front Panel Layout Block Code Encoder

Block Code Select :


Modul block code encoder dapat digunakan untuk mengetahui 3 macam model
pengkodean. Cara pengesetannya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. EPROM Code

EPROM Code 1 Code 2 Code 3


Even parity – single bit Hamming (7,4) Setup - dengan Cx bit
BLKe 1.x
error detect single bit error corect error detect
Even parity – single bit Hamming (7,4) Odd parity – single bit
BLKe 2.x
error detect single bit error corect error detect
Even parity – single bit Hamming (7,4)
BLKe 3.x Cyclic
error detect single bit error corect

34
Blok Diagram Encoder :

Gambar 3. Blok Diagram Block Code Encoder

Gambar 3 menunjukkan blok diagram encoder kode blok dalam sistem komunikasi
pada umumnya. Pada gambar tersebut dijelaskan bahwa kode blok merupakan kode
bit biner, sehingga data/ pesan yang dapat dikodekan berupa data biner (digital). Pada
percobaan ini, input data berasal dari data PCM.

Modul Block Code Decoder :

Gambar 4. Blok Diagram Block Code Decoder

Keterangan Gambar :

 DETECT : Pada indikator ini dapat diketahui bahwa kode hanya dapat
dideteksi tetapi tidak dapat dikoreksi. LED akan menyala jika ada error yang
terdeteksi.

35
 CORRECT : Pada indikatpr ini, selain dideteksi maka error juga dapat
dikoreksi. LED akan menyala ketika terdapat error yang dideteksi dan
sekaligus dikoreksi.

 Fs SELECT – EXT : Jika frame syncronization diperoleh dari ‘stolen’ Fs


signal dari transmitter.

 Fs SELECT – EMBED : Jika frame syncronization diperoleh secara otomatis


dari embedded information (bit LSB dari frame itu sendiri).

Blok Diagram Decoder :

Gambar 4. Blok Diagram Block Code Decoder

Gambar 4 menunjukkan blok diagram decoder kode blok dalam sistem komunikasi
pada umumnya. Pada gambar tersebut dijelaskan bahwa kode blok merupakan kode
bit biner, sehingga data/ pesan yang dapat dikodekan berupa data biner (digital). Pada
percobaan ini, input data berasal dari codeword dan output berupa sinyal PCM dan
sinyal DC sesuai sinyal masukan dari encoder.

3. Peralatan Yang Digunakan :


1. Modul TIMS : Master Signal, Line-Code Encoder, Variable DC, PCM
Encoder, PCM decoder, Blok Code Encoder dan Blok Code Decoder.
2. Voltmeter digital / analog
3. Osciloscope dual trace
4. Kabel-kabel / konektor penghubung modul

36
Rangkaian Percobaan :

A. BLOCK CODE Encoder

Data PCM

Gambar 5. Rangkaian Percobaan Block Code Encoder

B. BLOCK CODE Decoder

Gambar 6. Rangkaian Percobaan Block Code Decoder

37
4. Prosedur Percobaan :

A. Block Code Encoder


1. Rangkailah modul percobaan seperti gambar 5.
2. Lakukan pengecekan terhadap sinyal input DC ( 2V) menggunakan voltmeter
digital dengan cara memutar saklar dari posisi minimum sampai maksimum
pada modul Variabel DC.
3. Pengamatan Sinyal Input : Sinyal input berupa sinyal PCM, amati bentuk
sinyal input yaitu : FS (CH1) dan data PCM (CH2) menggunakan oscilloscope,
pilih switch pada SELECT CODING SCHEME untuk pilihan 4-bit untuk
variasi sinyal input DC : -2V, -1V, 0V, 1V dan 2V. Catat hasilnya pada table 1
dan gambarkan bentuk sinyal yang anda amati tersebut pada kertas grafik.

Sinyal DC FS (CH1) Data PCM (CH2) Binary Code Word


-2V
-1V
0V
1V
2V

4. Pengamatan Codeword (Output Encoder) : Lakukan pengamatan hasil


pengkodean kode blok pada output encoder menggunakan oscilloscope.
Pengamatan dilakukan untuk semua input yang telah diamati pada point 3.
Catat hasilnya pada table 2 dan gambarkan sinyal hasil pengkodean tersebut
pada kertas grafik, terjemahkan juga codeword yang terlihat kedalam binary
code berdasarkan format kode blok pada gambar 1.

Sinyal DC Data PCM Codeword Binary Code Word


(CH1) (CH2)
-2V
-1V
0V
1V
2V

38
Catatan : Untuk menentukan binary code word, perlu diadakan kesepakatan
level kuantisasi terlebih dahulu. Tegangan lebih kecil dari separuh tegangan
maksimumnya dianggap 0 dan jika lebih besar dianggap 1.

B. Block Code Decoder

1. Rangkailah modul percobaan seperti gambar 6.


2. Pengamatan Sinyal Output Decoder : Sinyal input encoder berupa sinyal
PCM, amati bentuk sinyal input tersebut (CH1) dan data output decoder (CH2)
menggunakan oscilloscope, untuk variasi sinyal input DC : -2V, -1V, 0V, 1V
dan 2V. Catat hasilnya pada table 3 dan gambarkan bentuk sinyal yang anda
amati pada kertas grafik.

Sinyal Input Encoder Output Decoder Binary Code Word


DC Block Code Block Code
(CH1) (CH2)
-2V
-1V
0V
1V
2V

3. Pengamatan Output PCM Decoder : Lakukan pengamatan hasil


pengkodean kode blok pada output decoder (CH2) menggunakan oscilloscope,
kemudian bandingkan terhadap sinyal input PCM encoder (CH1). Pengamatan
dilakukan untuk semua input yang telah diamati pada point A3. Catat hasilnya
pada table 4 dan gambarkan sinyal hasil pengkodean tersebut pada kertas
grafik

Sinyal DC Input PCM Encoder Output PCM Decoder


(CH1) (CH2)
-2V
-1V
0V
1V
2V

39
Tugas :

1. Apakah Block Coded yang diperoleh dari output block code encoder yang anda
amati sesuai dengan format block code yang terdapat pada gambar 1 ?
Jelaskan secara teoritis hasil pengamatan anda.
2. Bandingkan sinyal hasil pengamatan pada tabel 3, jelaskan secara detail proses
terjadinya pengkodean dengan kode blok.
3. Lakukan hal yang sama seperti point 2, untuk tabel 4.

40

Anda mungkin juga menyukai