Anda di halaman 1dari 34

KemenkeuTepercaya

Sosialisasi Per-5/KN/2021
tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Kekayaan yang Dikuasai Negara Berupa
Sumber Daya Alam

Sesi 2
Direktorat Penilaian, 2 Agustus 2022

1
Sumber Daya Energi, Mineral,
Dan Air Tanah

LAMP III BAB I Pendeketan Biaya

LAMP IV BAB I Pendekatan Pendapatan

2
Lampiran III - Bab I
Pendekatan Biaya
Konsep pendekatan biaya dalam Penilaian pertambangan sumber daya alam adalah nilai riil dari aset eksplorasi terdapat pada kemungkinan
keberadaan dan penemuan cadangan yang ekonomis. Semakin besar potensi dari sumber daya alam dan prospek ekonomisnya, semakin
besar biaya eksplorasi yang dikeluarkan.

Menghitung biaya pembuatan baru dan/atau biaya


Mengidentifikasi tahapan dan kegiatan penggantian baru objek Penilaian dengan menentukan
dalam pertambangan sumber daya alam besarnya biaya yang telah dikeluarkan dan dapat ditambah
yang terdapat dalam objek Penilaian, dengan komitmen biaya masa depan. (Komitmen biaya masa Menghitung besarnya penyusutan
identifikasi tersebut meliputi aspek depan merupakan biaya yang akan dialokasikan berikutnya untuk dan/atau keusangan objek Penilaian
kuantitas dan kualitas sumber daya alam pelaksanaan eksplorasi dan identifikasi potensi untuk mendapatkan
tingkatan cadangan atau sumber daya yang lebih tinggi)

Dalam hal Penilai mengalami kesulitan


untuk memperhitungkan tingkat eskalasi,
Biaya eksplorasi dieskalasi dengan tingkat
Penilai menentukan simpulan Nilai Wajar biaya eksplorasi dapat diperhitungkan dari
kenaikan harga sampai dengan saat
sumber daya alam kegiatan yang sudah dilakukan dengan
pelaksanaan Penilaian
menggunakan standar biaya eksplorasi
(benchmarking) pada tanggal Penilaian

3
Contoh
Penilaian sumber daya alam berupa Batubara
Sebagai contoh, berikut ini disajikan data-data suatu perusahaan tambang Batubara PT X dengan metode tambang
terbuka di suatu daerah. Perusahaan berada dalam tahap eksplorasi dan telah mengalokasikan biaya sebagai berikut.
• Tahun 2012 Rp5.800.000.000,-
• Tahun 2013 Rp5.800.000.000,-
Penilaian dilakukan pada akhir tahun 2020, inflasi rata-rata
• Tahun 2014 Rp5.800.000.000,-
tahun 2012 sampai 2019 sebagai berikut.
• Tahun 2015 Rp5.800.000.000,-
• Tahun 2016 Rp6.200.000.000,-
• Tahun 2017 Rp8.950.000.000,-
• Tahun 2018 Rp8.350.000.000,-
• Tahun 2019 Rp15.750.000.000,-
• Tahun 2020 Rp26.650.000.000,-

4
Nilai sekarang = biaya yang telah dikeluarkan x (1 + rata–rata geometrik
inflasi)^selisih tahun
Nilai sekarang (biaya tahun 2012) = 5.800.000.000 x (1 + 6,39%)^(2020-2012)
Contoh = Rp9.520.420.604,91

Untuk menghitung rata-rata inflasi menggunakan


formula rata-rata gometrik (geomean) sebagai
berikut:

keterangan:
GMȳ : rata-rata geometrik
n : banyaknya sampel
y : inflasi
Berdasarkan formula tersebut diperoleh nilai
sekarang terhadap biaya yang telah dikeluarkan
dengan mengalikan antara biaya yang telah
dikeluarkan dengan rata-rata geometrik
(geomean) inflasi secara bertahap dari tahun ke
tahun untuk memperoleh estimasi pembiayaan
eksplorasi sebagai berikut.

5
Contoh
Estimasi biaya eksplorasi yang tidak memberikan kontribusi
pada nilai aset:
Nilai Wajar =
total pembiayaan eksplorasi – total biaya eksplorasi
yang tidak memberikan kontribusi pada nilai aset

= Rp103.165.383.859,00– Rp1.800.000.000,00
= Rp101.365.383.859,00
= Rp101.365.384.000,00 (pembulatan)

6
Lampiran IV - Bab I
Pendekatan Pendapatan Konsep pendekatan pendapatan dalam Penilaian sumber daya
alam adalah menghitung potensi keuntungan finansial di masa
Sumber daya alam yang dinilai dengan mendatang yang dapat dihasilkan jika sumber daya alam tersebut
pendekatan pendapatan adalah cadangan diproduksi. Oleh karena kegiatan pengelolaan sumber daya alam
terbukti dan terkira dan/atau sumber daya yang dinilai dilakukan di masa mendatang dan memiliki
terukur sesuai standar dan/peraturan di jangka/daur yang panjang, maka dalam perhitungan Nilai Wajar
bidang Penilaian yang berlaku sumber daya alam dengan menggunakan pendekatan
pendapatan perlu menggunakan asumsi-asumsi yang menjadi
dasar perhitungan.

1. metode arus kas 2. metode kapitalisasi


yang didiskontokan langsung

mengalikan proyeksi pendapatan bersih mengapitalisasi langsung


operasional objek Penilaian dengan pendapatan bersih operasi objek
faktor diskonto tertentu Penilaian dengan tingkat
kapitalisasi tertentu

7
Lampiran IV - Bab I
Pendekatan Pendapatan

memproyeksikan asumsi tingkat produksi


yang layak berdasarkan antara lain:
menentukan besarnya kapasitas produksi terpasang, rencana
cadangan berdasarkan penambahan kapasitas produksi, recovery
informasi pemegang mengidentifikasi kualitas dan
factor penambangan, recovery factor
menentukan kondisi umum kontrak/izin usaha kuantitas dari cadangan
proses metalurgi, jumlah hari kerja dalam
harga pasar dari produk pertambangan sumber daya sumber daya alam yang
satu tahun, dan perencanaan tambang
sumber daya alam alam tersebut, atau dari pihak tersedia untuk ditambang,
(mine plan) hingga habis cadangan atau
yang memiliki kewenangan diproses, dan dijual (mineable
sesuai peraturan perundang-undangan
mengelola data sumber daya reserve)
yang berlaku. (Penentuan tingkat produksi
alam harus dibuat realistis dan perlu diperhatikan
proses waktu sampai tercapainya tingkat
produksi maksimal)

8
Lampiran IV - Bab I
Pendekatan Pendapatan
memproyeksikan harga metode peramalan (forecasting)
metode konsensus adalah adalah perkiraan harga metode supply dan demand
komoditas sumber daya metode statistik adalah
perkiraan harga komoditas komoditas yang diproyeksikan adalah perkiraan harga komoditas
alam untuk menghitung perkiraan harga komoditas
yang diproyeksikan salah satunya berdasarkan yang diproyeksikan berdasarkan
pendapatan kotor. (metode yang diproyeksikan
berdasarkan estimasi historikal harga komoditas yang tingkat permintaan dan
konsensus, metode berdasarkan prediksi
gabungan dari beberapa digunakan suatu perusahaan penawaran yang ada untuk
statistik, metode menggunakan
lembaga dan/atau analis dalam pengusahaan sumber daya menentukan harga keseimbangan
peramalan (forecasting) pengembangan hubungan
ahli yang mengetahui harga alam (equilibrium price)
dan/atau metode supply matematis
komoditas
dan demand)

memproyeksikan biaya modal,


menghitung nilai kini dari biaya produksi, biaya operasi
menentukan tingkat pendapatan bersih (net present menentukan pendapatan dan biaya lainnya dari
menghitung Nilai Wajar value) melalui discounted cash
kapitalisasi yang sesuai, bersih dari penjualan pengusahaan sumber daya
objek Penilaian dengan flow (DCF) analysis pada tingkat
dalam hal Penilai sumber daya alam dengan alam dengan memperhatikan
menggunakan pendapatan diskonto tertentu, net present
menggunakan tingkat membuat proyeksi arus kas bagian beban tetap dan beban
bersih satu tahun dan value (NPV) juga dapat dihitung
kapitalisasi untuk hingga habis jumlah variabel. Proyeksi biaya
tingkat kapitalisasi yang dengan menggunakan metode real
menghitung Nilai Wajar cadangan atau sesuai pengusahaan sumber daya
sesuai option selama diatur dalam
sumber daya alam ketentuan yang berlaku alam antara lain mencakup
standar dan/atau peraturan di royalti, pajak, dan yang
bidang Penilaian sejenisnya

9
Contoh
Penilaian sumber daya alam berupa Batubara
Sebagai contoh, berikut ini disajikan data-data suatu perusahaan tambang Batubara PT X dengan metode
tambang terbuka di suatu daerah. Cadangan tertambang diketahui sebesar 28,41 juta ton, kapasitas produksi
maksimum 3,79 juta ton/tahun, harga jual Batubara sebesar USD 79 per ton dengan loses pencucian Batubara 21%.
Eskalasi harga jual diasumsikan 1% per tahun, eskalasi biaya 3% per tahun, dan discount rate 10%.
Total investasi awal USD 59 juta, periode depresiasi untuk pabrik dan infrastruktur 10 (sepuluh) tahun dan periode
depresiasi untuk peralatan 5 (lima) tahun. Periode Penilaian dilakukan selama umur tambang dengan mengacu kepada
kapasitas produksi maksimum dengan rencana kerja produksi sebagai berikut:

Tahun 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Coal
1,26 2,53 3,79 3,79 3,79 3,79 3,79 1,89 1,89 1,89
(Juta Ton)
Overburden
7,00 13,40 19,50 19,50 18,00 18,00 18,00 9,00 9,00 9,00
(Juta BCM)

Stripping ratio
5,56 5,30 5,15 5,15 4,75 4,75 4,75 4,76 4,76 4,76
(BCM/Ton)

Coal
1,00 2,00 2,99 2,99 2,99 2,99 2,99 1,49 1,49 1,49
Terjual

10
Contoh
Biaya Operasi

11
Contoh

Perhitungan arus
kas pertambangan
Batubara (dalam
1.000 USD)

12
Contoh

Dengan demikian nilai cadangan Batubara tersebut adalah sebesar :


= US$ 201.950.970 x Rp 11.500
= Rp 2.322.436.155.000

13
Sumber Daya Kehutanan, Kelautan
Dan Perikanan, Dan Air Permukaan

LAMP III BAB II Pendekatan Biaya

LAMPI IV BAB II Pendekatan Pendapatan

LAMP V BAB II Pendekatan Lainnya

14
Lampiran III - Bab II

Pendekatan Biaya

mengurangkan biaya
menghitung biaya
menghitung besarnya pembuatan baru atau
pembuatan baru atau
penyusutan dan/atau penggantian baru
biaya penggantian
keusangan objek Penilaian dengan penyusutan
baru objek Penilaian
dan/atau keusangan
objek Penilaian

15
Contoh
Penilaian sumber daya alam berupa Hutan
Suatu kawasan Hutan mangrove seluas 9.533 hektar (ha) terdiri dari tanaman bakau (Rizhophora sp.) dengan
keluasan 70% dari luas total dan api-api (Avicennia sp.) dengan keluasan 30% dari luas total. Berdasarkan pengamatan
di lokasi jarak tanam yang digunakan adalah 1 meter x 1 meter.
• Data biaya dan harga bibit yang didapatkan untuk rehabilitasi suatu ekosistem mangrove pada tahun Penilaian
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Biaya dan Harga Bibit Untuk Rehabilitasi Mangrove
Tabel 2. Daftar Biaya Umum Tahunan
Harga satuan Tahun Biaya (Rp)
No Jenis biaya
(Ribu Rp) 2016 38.675.000
1. Persiapan/penyiapan lahan (Rp/ha) 200,00 2017 40.500.000
2. Upah penanaman (Rp/ha) 160,00 2018 40.870.000
3. Upah penyulaman (Rp/ha) 80,00 2019 43.600.000
4. Upah pemeliharaan tanaman muda (Rp/ha) 500,00 2020 47.845.000
5. Harga bibit 2021 26.300.000
- Bakau (Rizhopora sp.) (Rp/batang) 1,00
- Api-api (Avicennia sp.) (Rp/batang) 0,80

16
Perlu dilakukan perhitungan terhadap biaya pembuatan mangrove dan penyesuaian biaya umum ke tanggal Penilaian
dengan menggunakan inflasi rata-rata tahun 2016 sampai 2021.
1. Estimasi biaya pembuatan baru
Dari data tersebut dapat dihitung biaya pembuatan baru atas tegakan mangrove dengan pendekatan biaya pada tanggal
Penilaian sebagai berikut:
Tabel 3. Kebutuhan Bibit Untuk Rehabilitasi Mangrove Tabel 4. Perhitungan Nilai Ekosistem Mangrove
Sulaman Jumlah Harga
Kebutuha Komposisi Kebutuhan Nilai
(10%) bibit No Biaya Satuan Kuantitas
No Jenis n bibit dari luas tanaman (Ribu Rp)
(Ribu (Ribu (Ribu Rp)
(btg/ha) total (Ribu btg) 1. Pengadaan/penyiapan
btg) btg) 200,00 9.533 Ha 1.906,60
1. Bakau 10.000 70% 66.731 6.673 73.404 lahan
2. Pengadaan/penyediaan
(Rizhopora sp.) bibit
2. Api-api 10.000 30% 28.599 2.860 31.459
a. Bakau (Rizhopora sp.) 1,00 73.404.100 btg 73.404,10
(Avicennia sp.)
100% b. Api-api (Avicennia sp.) 0,80 31.458.900 btg 25.167,12
3. Upah
a. penanaman 160,00 9.533 Ha 1.525,28
b. penyulaman 80,00 9.533 Ha 762,64
c. pemeliharaan
500,00 9.533 Ha 4.766,50
tanaman muda
Biaya pembuatan baru 107.532,24
17
Dari biaya pembuatan tersebut terdapat beberapa biaya yang tidak memberikan kontribusi pada nilai aset.
Berikut ini Penilai menyimpulkan/mengestimasikan beberapa biaya yang tidak memberikan kontribusi pada nilai aset.
Tabel 5. Daftar Biaya diluar Biaya Pembuatan dan Biaya Umum
Nilai
Biaya Keterangan
(Ribu Rp) Estimasi biaya pembuatan yang memberikan kontribusi
Biaya pemeliharaan pada nilai sumber daya alam mangrove adalah total biaya
1.267 Pemeliharaan gedung kantor
sarana dan prasarana
pembuatan dikurangi biaya yang tidak memberikan
Biaya hukum dan Jika terdapat kejadian kontribusi yaitu sebesar:
2.260
agraria hukum/perkara
Contoh: biaya penggeledahan, Rp107.532.240,00 – Rp4.202.000,00 = Rp103.330.240,00
Biaya lain-lain
675 perondaan & biaya angkut kayu
perlindungan Hutan
tak terpakai
Total Biaya
4.202
(Ribu Rp)
Tabel 6. Daftar Inflasi Tahun 2016 s.d. 2021
2. Estimasi terhadap biaya umum Tahun Inflasi
Selanjutnya dilakukan penyesuaian ke tanggal Penilaian Untuk menghitung rata-rata
2016 7,00% inflasi terhadap biaya-biaya
dengan menggunakan inflasi rata-rata tahun 2016 sampai 2017 6,23% tersebut dapat digunakan
dengan 2021 sebagai berikut: 2018 4,81% rata-rata geometrik (geomean)
2019 10,37%
atau rata-rata aritmatik.
2020 6,74%
2021 -
18
Tabel 7. Daftar Biaya Umum pada Nilai Sekarang

Rata-rata
Biaya yang telah
Tahun Inflasi geometrik Nilai sekarang (Rp)
dikeluarkan (Rp)
inflasi

2016 38.675.000 7,00% 6,81% 53.767.221


2017 40.500.000 6,23% 6,77% 52.622.403
2018 40.870.000 4,81% 6,95% 50.002.061
2019 43.600.000 10,37% 51.194.876
8,36%
2020 47.845.000 6,74% 6,74% 51.069.753
2021 26.300.000 - 26.300.000
Total biaya umum (Rp) 284.956.314

3. Perhitungan terhadap Nilai Wajar


Nilai Wajar = biaya pembuatan + biaya umum
= Rp103.330.240,00 + Rp284.956.314,00
= Rp388.286.554,00
= Rp388.287.000,00 (pembulatan)
19
Lampiran IV - Bab II
Pendekatan Pendapatan
Karakteristik kegiatan pengelolaan
mengestimasi pendapatan bersih per sumber daya alam pada umumnya
tahun yang dihasilkan oleh objek dilakukan di masa mendatang dan
Penilaian memiliki jangka/daur yang panjang,
maka dalam perhitungan Nilai Wajar
SDA digunakan asumsi-asumsi yang
menjadi dasar perhitungan.
menentukan tingkat kapitalisasi dan/atau
tingkat diskonto yang sesuai

1. metode arus kas 2. metode kapitalisasi


yang didiskontokan langsung
menghitung nilai kini dari pendapatan
bersih dengan tingkat kapitalisasi mengalikan proyeksi pendapatan bersih mengapitalisasi langsung
dan/atau tingkat diskonto sebagaimana
operasional objek Penilaian dengan pendapatan bersih operasi objek
dimaksud di atas
faktor diskonto tertentu Penilaian dengan tingkat
kapitalisasi tertentu

20
Contoh penilaian SDA Kelautan dan Perikanan
Suatu sumber daya alam Kelautan dan Perikanan terdiri dari mangrove, padang lamun, dan terumbu karang yang memiliki jasa
sebagai berikut:
A. Jasa penyediaan berupa sumber daya ikan.
Potensi penerimaan dari jasa penyediaan berasal dari Perikanan tangkap berupa hasil tangkapan nelayan.
B. Jasa budaya berupa wisata alam.
Potensi penerimaan dari jasa budaya berasal dari wisata alam berupa penerimaan tiket, wisata snorkeling, wisata
penyelaman, wisata pantai, dan pendapatan sewa penginapan.

Berdasarkan hasil survei diketahui data dan informasi sebagai berikut:


A. Data wisata
1. Harga tiket masuk kawasan Rp 20.000,00/orang/kunjungan;
2. Harga paket wisata di kawasan pulau tersebut adalah:
a. Wisata snorkeling Rp 50.000,00 per frekuensi;
b. Wisata penyelaman Rp 1.500.000,00 per frekuensi;
c. Wisata pancing Rp 750.000,00 per frekuensi;
d. Wisata pantai Rp 100.000,00 per frekuensi;
e. Rata-rata harga sewa penginapan Rp 250.000,00/orang/hari.

21
B. Data pengunjung dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020:
Data Pengunjung Tahun 2015 – 2020 Data biaya pada tahun 2020 sebagai berikut:
Tahun Jumlah (orang) Kenaikan Biaya Pengelola Kawasan (jutaan Rp)
Biaya penyelenggaraan (rutin pegawai) 900
2015 33.509
Biaya operasional (rutin nonpegawai) 2.400
2016 34.678 3,49% Biaya pengawasan dan evaluasi 300
2017 36.089 4,07% Biaya Masyarakat (jutaan rupiah)
2018 38.563 6,86% Biaya promosi 60
2019 40.604 5,29% Biaya operasional dan pemeliharaan 600
Biaya operasional Perikanan tangkap 780
2020 42.902 5,66% Biaya operasional wisata pantai 364
Rata-rata kenaikan 5,07% Biaya operasional wisata pancing 2.600
Biaya operasional penginapan per pengunjung 0,10

Beberapa asumsi yang digunakan dalam perhitungan proyeksi arus kas, yaitu:
1. Data tambahan yang diperoleh menyatakan bahwa dari total kunjungan per tahun, pengunjung yang melakukan kegiatan snorkelling
sebanyak 20%, wisata pantai sebanyak 60%, penyelaman sebanyak 5%, dan wisata pancing 15%.
2. Biaya promosi diperkirakan naik 10% setiap lima tahun.
3. Biaya-biaya lainnya diperkirakan naik 5% setiap tahunnya.
4. Rata-rata hasil penangkapan ikan di dalam kawasan per tahun oleh nelayan pada tahun 2015 sebesar Rp 2.340.000.000,00.
5. Discount rate ditentukan sebesar 6% dan jangka waktu perhitungan selama masa daur tanaman mangrove yaitu sekitar 25 tahun.

22
Perhitungan arus kas sumber daya alam Kelautan dan Perikanan

Tahun 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah pengunjung (orang) 45.078 47.365 49.768 52.293 54.946 57.733 60.662 63.739 66.972 70.369 73.939 77.690 81.631
I. Penerimaan (juta rupiah)
1. Penerimaan dari jasa penyediaan
a. Perikanan tangkap 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340
2. Penerimaan dari jasa budaya
a. Penerimaan tiket masuk 902 947 995 1.046 1.099 1.155 1.213 1.275 1.339 1.407 1.479 1.554 1.633
b. Pariwisata snorkeling 451 474 498 523 549 577 607 637 670 704 739 777 816
c. Pariwisata pantai 2.705 2.842 2.986 3.138 3.297 3.464 3.640 3.824 4.018 4.222 4.436 4.661 4.898
d. Pariwisata pancing 5.071 5.329 5.599 5.883 6.181 6.495 6.824 7.171 7.534 7.917 8.318 8.740 9.183
e. Pariwisata penyelaman 3.381 3.552 3.733 3.922 4.121 4.330 4.550 4.780 5.023 5.278 5.545 5.827 6.122
f. Pendapatan penginapan 11.270 11.841 12.442 13.073 13.737 14.433 15.166 15.935 16.743 17.592 18.485 19.423 20.408
Total penerimaan (juta rupiah) 26.119 27.325 28.593 29.925 31.324 32.794 34.339 35.962 37.668 39.460 41.343 43.321 45.400
II. Biaya-biaya (juta rupiah)
1. Biaya pengelola kawasan

a. Biaya penyelenggaraan rutin pegawai 900 945 992 1.042 1.094 1.149 1.206 1.266 1.330 1.396 1.466 1.539 1.616

b. Biaya operasional nonpegawai 2.400 2.520 2.646 2.778 2.917 3.063 3.216 3.377 3.546 3.723 3.909 4.105 4.310

c. Biaya pengawasan dan evaluasi 300 315 331 347 365 383 402 422 443 465 489 513 539

23
2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045
Tahun
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Jumlah pengunjung (orang) 85.772 90.123 94.695 99.499 104.547 109.851 115.424 121.279 127.431 133.896 140.689 147.826 154.734

I. Penerimaan (juta rupiah)


1. Penerimaan dari jasa
penyediaan
a. Perikanan tangkap 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340 2.340
2. Penerimaan dari jasa budaya
a. Penerimaan tiket masuk 1.715 1.802 1.894 1.990 2.091 2.197 2.308 2.426 2.549 2.678 2.814 2.957 3.095
b. Pariwisata snorkeling 858 901 947 995 1.045 1.099 1.154 1.213 1.274 1.339 1.407 1.478 1.547
c. Pariwisata pantai 5.146 5.407 5.682 5.970 6.273 6.591 6.925 7.277 7.646 8.034 8.441 8.870 9.284
d. Pariwisata pancing 9.649 10.139 10.653 11.194 11.762 12.358 12.985 13.644 14.336 15.063 15.828 16.630 17.407
e. Pariwisata penyelaman 6.433 6.759 7.102 7.462 7.841 8.239 8.657 9.096 9.557 10.042 10.552 11.087 11.605
f. Pendapatan penginapan 21.443 22.531 23.674 24.875 26.137 27.463 28.856 30.320 31.858 33.474 35.172 36.957 38.684

Total penerimaan (juta rupiah) 47.585 49.880 52.292 54.826 57.489 60.286 63.226 66.315 69.560 72.970 76.553 80.318 83.962

II. Biaya-biaya (juta rupiah)


1. Biaya pengelola kawasan
a. Biaya penyelenggaraan rutin
1.697 1.782 1.871 1.965 2.063 2.166 2.274 2.388 2.507 2.633 2.764 2.903 3.048
pegawai
b. Biaya operasional
4.526 4.752 4.989 5.239 5.501 5.776 6.065 6.368 6.686 7.021 7.372 7.740 8.127
nonpegawai
c. Biaya pengawasan dan
566 594 624 655 688 722 758 796 836 878 921 968 1016
evaluasi

24
2. Biaya
masyarakat
a. Biaya
60 66 73 80 88 97 116 139 167 200 240 313 406 528 687 893 1250 1750 2450 3430 4802 7202 10803 16205 24308 36461
promosi
b. Biaya
operasional
600 630 662 695 729 766 804 844 886 931 977 1.026 1.078 1.131 1.188 1.247 1.310 1.375 1.444 1.516 1.592 1.672 1.755 1.843 1.935 2.032
wisata
snorkeling
c. Biaya
operasional
nelayan 780 819 860 903 948 995 1.045 1.098 1.152 1.210 1.271 1.334 1.401 1.471 1.544 1.622 1.703 1.788 1.877 1.971 2.070 2.173 2.282 2.396 2.516 2.641
Perikanan
tangkap
d. Biaya
operasional 364 382 401 421 442 465 488 512 538 565 593 623 654 686 721 757 795 834 876 920 966 1014 1065 1118 1174 1233
wisata pantai
e. Biaya
operasional
2.600 2.730 2.867 3.010 3.160 3.318 3.484 3.658 3.841 4.033 4.235 4.447 4.669 4.903 5.148 5.405 5.675 5.959 6.257 6.570 6.899 7.244 7.606 7.986 8.385 8.805
wisata
pancing
f. Biaya
operasional 4.508 4.733 4.970 5.219 5.480 5.753 6.041 6.343 6.660 6.993 7.343 7.710 8.096 8.501 8.926 9.372 9.840 10.332 10.849 11.391 11.961 12.559 13.187 13.846 14.539 15.266
penginapan
Total biaya (juta TERM
12.512 13.141 13.801 14.495 15.223 15.989 16.803 17.660 18.564 19.518 20.523 21.610 22.768 24.008 25.341 26.780 28.431 30.290 32.417 34.895 37.840 41.893 47.229 54.452 64.467 78.628
rupiah) VALUE
III. Pendapatan
bersih (juta 13.607 14.184 14.792 15.430 16.101 16.805 17.536 18.302 19.104 19.942 20.820 21.711 22.632 23.577 24.539 25.512 26.395 27.199 27.869 28.331 28.475 27.667 25.741 22.101 15.851 5.333 1.027.874
rupiah)
IV. PV
Pendapatan
13.607 13.382 13.165 12.956 12.753 12.558 12.362 12.172 11.986 11.804 11.626 11.437 11.247 11.054 10.854 10.645 10.390 10.101 9.764 9.364 8.879 8.138 7.143 5.786 3.915 1.243 225.937
bersih (juta
rupiah)
V. NPV (juta
rupiah) 494.266

Nilai Wajar sumber daya alam Kelautan dan Perikanan adalah sebesar Rp 494.266.000.000,00.
25
Lampiran V

Pendekatan Lainnya

Pendekatan atas dasar


Pendekatan atas dasar pasar
selain pasar

Menyiapkan data dan informasi Mengidentifikasi jenis manfaat yang


mengenai kuantitas SDA dihasilkan barang/jasa SDA yang
tidak memiliki harga pasar

Melakukan survei untuk


mendapatkan informasi yang Mengumpulkan informasi terkait
diperlukan mengenai kuantitas dan kesediaan membayar atau
harga SDA yang belum tersedia Wilingness To Pay (WTP)
responden yang berkaitan langsung
dengan pemanfaatan barang/jasa
SDA yang dinilai

menghitung nilai saat ini dengan


mengalikan jumlah kuantitas
SDA dengan harga pasarnya
26
Pendekatan Lainnya

Pendekatan atas dasar pasar

metode pendekatan
metode harga pasar metode manfaat sosial bersih
metode harga hedonis produktifitas (effect on
(perbandingan) (net social benefit method)
production)
SDA dikonsumsi langsung atau menggunakan data demand dan menekankan pada pengukuran SDA diambil secara rutin, dibutuhkan biaya
siap pakai dan dijual di pasar supply yang lengkap secara series manfaat lingkungan yang melekat pada operasional dan/atau investasi untuk produksi,
SDA yang memiliki harga pasar dan dijual di pasar

Pendekatan atas dasar selain pasar

metode penilaian
metode harga metode biaya perjalanan
kontingensi (contingent metode perlindungan aset
pengganti (travel cost method)
valuation method)

SDA tidak dijual di pasar tapi hasil mengukur kesediaan menerima SDA berupa wisata alam & nilai SDA mempunyai fungsi
tersebut merupakan barang siap suatu kompensasi atas dihitung dari seluruh pengeluaran perlindungan terhadap aset
pakai dan memiliki barang pengganti berkurangnya barang atau jasa individu untuk mengunjungi tempat
yang dijual di pasar yang dihasilkan oleh SDA tsb

27
POIN-POIN DALAM KUESIONER TCM, CVM, DAN EOP

01 Identitas Responden (TCM, CVM, EOP) 03 Informasi Biaya Perjalanan (TCM)


karakteristik sosial demografi responden seperti Total biaya yang dikeluarkan responden
usia, pendapatan, pendidikan, tingkat kepuasan untuk mendapai lokasi dan selama berada di
responden lokasi

Informasi Kesediaan
04 Membayar/WTP (TCM, CVM)
02 Informasi
CVM)
Kualitas Lingkungan (TCM, Besaran WTP yang dikeluarkan responden

Kualitas lingkungan dengan preferensi responden


terhadap perubahan kualitas lingkungan yang Informasi Usaha Penangkapan
diharapkan 05 Ikan (EOP)
Detail jarak tempuh, peralatan yang
digunakan, jumlah produksi, serta modal
investasi yang digunakan
28
Contoh
Contoh perhitungan dengan pendekatan atas dasar pasar
Penilaian objek SDA Kelautan dan Perikanan dengan menggunakan metode effect on production (EOP)
Data Hasil Survei
Jumlah responden yang berhasil ditemui dan diwawancarai adalah sebanyak 21 nelayan. Ringkasan dari
hasil wawancara dengan responden disajikan pada table-table berikut.
Tabel 1. Ringkasan Hasil Wawancara Responden Tabel 2. Definisi Variabel-Variabel
No. Varia Obs Mean Std. Dev. Min Max No. Variabel Definisi
ble
1. q Jumlah sumber daya yang diminta (Kg)
1. q 21 7175.524 5307.982 648 18480
2. price Harga sumber daya (Rp/Kg)
2. price 21 34529.76 13444.98 16750 75000 3. age Umur responden (th)
3. age 21 44.04762 10.50941 22 60 4. edu Lama sekolah (th)
5. exp Pengalaman sebagai nelayan (th)
4. edu 21 6.761905 2.896632 1 13
6. inc Pendapatan per tahun responden (Rp/tahun)
5. exp 21 25.95238 12.06846 4 48 7. inv Total investasi yang dikeluarkan oleh responden (Rp)

6. inc 21 4.86e+07 3.13e+07 1.20e+07 1.44e+08 8. opr Biaya operasional yang dikeluarkan oleh responden
(Rp/tahun)
7. inv 21 7.69e+07 8.07e+07 5050000 4.09e+08

8. opr 21 9.06e+07 8.23e+07 9936000 3.07e+08

29
Data pendukung
Data pendukung yang didapatkan dari Balai Desa Karangsong adalah data jumlah nelayan baik nelayan besar dan nelayan
kecil sebanyak 1.621 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa (Kuwu) Karangsong, persentase jumlah
nelayan kecil adalah 30% dari jumlah total nelayan. Sehingga jumlah nelayan kecil di Desa Karangsong adalah 540 nelayan.
Perhitungan Nilai Ekonomi
pada metode EOP menggunakan fungsi permintaan. Dengan fungsi permintaan yang telah diestimasi, maka nilai SDA dapat
dihitung dengan menduga surplus konsumen.

30
2. Transformasi intersep baru fungsi permintaan

Dengan hipotesis bahwa koefisien β1 bertanda


negatif bahwa harga sumber daya memiliki pengaruh
berlawanan terhadap jumlah sumber daya yang
diminta. Pengolahan data untuk pendugaan
parameter β0 dan βi menggunakan teknik ordinary
least square (OLS).

31
Total kesediaan membayar (U) adalah luasan dibawah kurva yang
dibatasi oleh dari Q0=0 sampai Q1=Qrata, jumlah rata-rata sumber
daya yang diminta.
32
5. Menduga konsumen surplus
Konsumen surplus dihitung dengan mengurangkan total kesediaan membayar (U) dengan total biaya yang
dikeluarkan (b2). Total biaya yang dikeluarkan merupakan perkalian antara Qrata dengan harga sumber daya
rata-rata.
CS= U - b2
CS= 2,549,000,000 - 157,514,601
CS= 2,391,485,399
Nilai konsumen surplus adalah 2,391 milliar per nelayan.
NET= CS × N
NET= 2,391,485,399 ×540
NET= 1,291,402,115,257

Dengan jumlah nelayan kecil pada Desa Karangsong sebanyak 540 nelayan, maka Nilai Ekonomi total dari jasa
penyediaan sumber daya ikan adalah 1,291 trilyun Rupiah atau Rp1.291.402.115.257,00 dibulatkan menjadi
Rp1.291.402.115.000,00

33
Terima kasih

Direktorat Penilaian
Gedung Syafruddin Prawiranegara II Lt. 6 Selatan
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta Pusat

34

Anda mungkin juga menyukai