Anda di halaman 1dari 18

PERJANJIAN KONTRAK KERJA

DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM


RSUH

RUMAH SAKIT
UTAMA HUSADA

NAMA : dr. Endra Gunawan, Sp. PD


JABATAN : Staf Medis Fungsional
PERJANJIAN KONTRAK KERJA
DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM
RSUH
NOMOR : 001/ UH/ PK/ VIII/ 2018

Pada hari ini, tanggal tahun 2018 kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : dr. HARI PITONO, MARS
Jabatan : Direktur RSUH
Alamat : Perum Taman Gading
Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur PT Widhi Kasih Husada Nomor
333/SK/PT WKH/ VII/ Tahun 2018 tentang Pengangkatan Direktur RSUH atas
nama: dr. Hari Pitono, MARS. dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Rumah Sakit Utama Husada (selanjutnya disebut RSUH) yang menjalankan
usaha di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, bertempat di Jalan Manggar
No. 134 Tegalsari - Ambulu
;
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

2. Pegawai yang bersangkutan :


Nama : dr. Endra Gunawan, Sp. PD
Tempat / Tanggal Lahir : Lumajang, 01 Desember 1974
Pendidikan : Dokter Spesialis Penyakit Dalam
STR/SIP : 3511401316075514
Alamat : Jalan Lamongan No. 104 RT 02/ RW 02
Karang Sari, Sukodono, Lumajang
;
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya dapat disebut


PARA PIHAK menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut :
Bahwa PIHAK PERTAMA memerlukan tenaga medis dengan kualifikasi
sebagai dokter spesialis untuk ditempatkan di RSUH
Bahwa PIHAK PERTAMA merupakan rumah sakit swasta yang
menjalankan usaha di bidang pelayanan kesehatan masyarakat menerangkan

Hal. 1 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


dengan ini telah menyepakati untuk mempekerjakan PIHAK KEDUA sebagai
Dokter Spesialis untuk jangka waktu tertentu yang akan diatur selanjutnya dalam
pasal 12 (dua belas) kontrak ini.
Bahwa PIHAK KEDUA benar merupakan Dokter Spesialis yang telah
mengikuti semua prosedur penyeleksian staf medis fungsional di RSUH
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat dan setuju untuk
membuat dan menandatangani Perjanjian Kerja dalam rangka menjalankan
profesi dan tugas sebagai dokter spesialis pada RSUH untuk jangka waktu
tertentu, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM

MAKSUD DAN TUJUAN


Pasal 1
1. PIHAK PERTAMA sebagai pemberi kerja bermaksud untuk mengadakan
perjanjian kerja dalam rangka Hubungan Kerja Waktu tertentu terhadap
Dokter Spesialis yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi berdasarkan
standar kompetensi dalam bidang pelayanan medis serta memiliki ilmu
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan keahlian yang cukup dan telah
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) ataupun Surat Izin Praktik (SIP) yang
masih berlaku.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah penerima kerja sebagai Dokter Spesialis
yang telah memenuhi persyaratan serta standar kompetensi sebagai Dokter
Spesialis di lingkungan RSUH.
3. Bahwa perjanjian kerja ini dibuat dan ditandatangani oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan berlandaskan asas itikad baik
dalam rangka memberikan kepastian hukum, sekaligus menjadi dasar untuk
menetapkan hak-hak dan kewajiban para pihak.

Hal. 2 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


BAB II
HUBUNGAN KERJA

Bagian Kesatu
HUBUNGAN PIHAK PERTAMA DAN PIHAK KEDUA
Pasal 2
Para Pihak sepakat dan setuju bahwa hubungan hukum antara Pihak Pertama
dan Pihak Kedua merupakan hubungan kerja yang dijalin atas dasar
profesionalisme, kepercayaan dan penghormatan yang tinggi diantara Pihak
Pertama dan Pihak Kedua. Oleh karena itu, baik Pihak Pertama maupun Pihak
Kedua wajib saling menghargai, menjaga standar pelayanan yang tinggi pada
RSUH , mematuhi SOP, Tata Tertib serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Bagian Kedua
TUGAS DAN PENEMPATAN
Pasal 3
1. PIHAK PERTAMA menetapkan dan mengangkat PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban di lingkungan RSUH Sesuai
Formasi dengan jabatan sebagai :
Status : Dokter Tamu
Formasi/Jabatan : Staf Fungsional Medis Penyakit Dalam
Uraian Singkat Pekerjaan :Melaksanakan diagnosis, pengobatan,
pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan. Menyusun Prosedur Tetap (PROTAP) pelayanan medik
gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, pengaturan visite, pertemuan klinik,
presentasi kasus, kasus kematian, prosedur konsultasi, dan lain-lain.
Spesialisasi/ Kompetensi : Dokter Spesialis Penyakit Dalam
yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan latar belakang
pendidikan, keahlian/ kompetensi dan pengalaman kerja
2. Ruang Lingkup Formasi dengan jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatas, meliputi jasa pelayanan professional dalam bidang:
a. Pelayanan medis;

Hal. 3 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


b. Pelayanan pendidikan dan pelatihan dibidang kesehatan;
Bagian Ketiga
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Pasal 4
1. PIHAK PERTAMA berkewajiban :
a. mempekerjakan PIHAK KEDUA sesuai dengan Jabatan tersebut
diatas,.
b. Memberikan bimbingan dan arahan profesi kepada PIHAK KEDUA
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan jasa pelayanan
kepada PIHAK KEDUA sesuai sebagaimana yang diatur dalam
lampiran kontrak ini.
2. PIHAK PERTAMA berhak :
a. Memberikan tugas pelayanan medis kepada PIHAK KEDUA
b. Menetapkan/menentukan peraturan Rumah Sakit dan disiplin
hubungan kerja atau pelaksanaan pemberian pelayanan profesional di
Rumah Sakit atau di tempat lain yang ditentukan oleh PIHAK
PERTAMA dengan tetap mengindahkan dan berlandaskan kepada
persyaratan dasar pelayanan profesional;
c. Dalam hal ini dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA, setelah
mendengarkan pendapat Komite Medis dan Kepala Bidang Pelayanan
Medis RSUH, PIHAK PERTAMA berhak menghentikan sementara
atau mengakhiri pemberian pelayanan professional apabila PIHAK
KEDUA dinilai tidak dapat melaksanakan kewajibannya. Untuk
tujuan dan kepentingan pelaksanaan Pasal ini, PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA setuju mengesampingkan berlakunya ketentuan
Pasal 12 Perjanjian ini;
d. Melakukan pemotongan atas honorarium dokter yang praktek atau
yang memberikan pelayanan profesional di Rumah Sakit PIHAK
PERTAMA berdasarkan penilaian kriteria profesional serta sesuai
dengan kesepakatan dengan PIHAK KEDUA; dan
e. Melakukan pemotongan Pajak Penghasilan PIHAK KEDUA atas
penghasilan atau pendapatan PIHAK KEDUA selaku dokter yang
diperoleh PIHAK KEDUA di RSUH sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Pemotongan PPh Pasal 21 atas honorarium dokter yang
praktek atau memberikan pelayanan profesional di RSUH berikut

Hal. 4 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


setiap dan seluruh perubahannya, jika ada, dan peraturan-peraturan
lain yang mengatur hal yang sama.
f. Menerima hasil kerja yang baik dari PIHAK KEDUA, melaksanakan
SOP, tata tertib, dan melaksanakan peraturan yang berlaku demi
terciptanya keberlangsungan dan pelayanan yang tinggi pada RSUH.
g. Menerima dan mempekerjakan dokter Spesialis Penyakit Dalam
lainnya sesuai peraturan internal RSUH tentang medical staff bylaws,
dengan dikomunikasikan terlebih dahulu tetapi tanpa harus mendapat
persetujuan PIHAK KEDUA
h. Memperingatkan PIHAK KEDUA atas pelaksanaan pelayanan yang
diberikan jika tidak sesuai standar profesi dan kompetensi.
i. PIHAK PERTAMA dapat mengevaluasi kinerja PIHAK KEDUA
dan melaporkan kepada organisasi profesi.

Pasal 5
1. PIHAK KEDUA berkewajiban:
a. Menjalankan pekerjaan dan tugas-tugas yang diberikan oleh PIHAK
PERTAMA sesuai dengan Jabatan tersebut diatas, dan dapat berubah
sewaktu-waktu disesuaikan dengan prestasi kerja dan/atau kepentingan
dan kebutuhan organisasi RSUH.
b. Bertanggung jawab atas resiko yang timbul dari pelayanan medis yang
dilakukan PIHAK KEDUA.
c. PIHAK KEDUA dalam menjalankan tugasnya di RSUH bersedia dan
sanggup bertugas baik secara sendiri/mandiri maupun bekerja dalam
suatu tim yang terdiri dari beberapa orang tenaga medis yang
ditentukan oleh Pimpinan RSUH dari waktu ke waktu (baik sebagai
ketua tim, anggota tim ataupun sebagai associate doctor), atau untuk
sementara waktu menjadi Dokter Pengganti (locum tenens) dari dokter
lain selaku Dokter Utama yang sedang berhalangan menjalankan
tugasnya di RSUH atas persetujuan tertulis Dokter Utama yang
digantikannya itu dan Pimpinan RSUH,atau untuk sementara waktu
menjadi Dokter Pengganti (locum tenens) dari dokter lain selaku
Dokter tamu yang sedang berhalangan menjalankan tugasnya di
RSUH atas persetujuan tertulis Dokter tamu yang digantikannya itu

Hal. 5 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


dan Pimpinan RSUH yang ditentukan oleh Pimpinan RSUH dari
waktu ke waktu.
d. Mematuhi dan menjalankan isi dari, SOP, perjanjian kerjasama tata te
rtib, dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku demi
terciptanya keberlangsungan dan pelayanan yang tinggi pada RSUH.
e. Bahwa dalam rangka pelaksanaan isi Perjanjian ini, PIHAK KEDUA
terikat dan tunduk serta bertanggung jawab dalam suatu hubungan
manajemen fungsional dan operasional yang ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA, yang dikoordinasikan oleh Kepala Bidang Pelayanan
Medis.
f. Mematuhi norma dan etika profesi kedokteran dan menghormati
norma etika rumah sakit yang berlaku di Indonesia serta ketentuan
khusus yang diatur dalam Peraturan Rumah Sakit yang telah atau akan
ditetapkan dan diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA;
g. Melaksanakan profesi kedokteran sesuai dengan kewenangan yang
diberikan oleh organisasi profesinya dan melaksanakan pelayanan
profesional sesuai dengan Perjanjian ini;
h. Memberikan pelayanan profesional secara optimal sesuai dengan
standar profesi dan standar pelayanan profesional yang ditetapkan oleh
organisasi profesinya dan/atau oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia serta pedoman pelayanan profesional yang berlaku di
Rumah Sakit atau tempat lain yang ditentukan oleh PIHAK
PERTAMA;
i. Merujuk pasien kepada tenaga profesional lain di luar Rumah Sakit
PIHAK PERTAMA dalam hal PIHAK KEDUA tidak memenuhi
kompetensinya dan/atau keterbatasan sarana dan prasana yang ada di
RSUH harus mendapatkan persetujuan Kepala Bidang Pelayanan
Medis kecuali pada kasus-kasus yang memerlukan pelayanan
emergency; dan
j. Merujuk pasien atau merawat bersama dengan tenaga profesional lain
baik di dalam maupun di luar RSUH bila ditemukan kasus di luar
kompetensi atau kemampuannya.

Hal. 6 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


2. PIHAK KEDUA berhak:
a. Menerima pekerjaan yang telah diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
b. Menerima penghasilan yang layak berupa jasa pelayanan , tunjangan
dan penghasilan lain yang sah sesuai dengan kesepakatan dalam
lampiran perjanjian ini.
c. Lingkungan kerja yang sehat mendapatkan perlindungan terhadap
kecelakaan kerja
d. Penggunaan fasilitas yang di miliki oleh rumah sakit melakukan
layanan kesehatan berdasarkan standar mutu layanan yang tinggi

Bagian Keempat
AKSES PADA REKAMAN MEDIK (MEDICAL RECORDS)
Pasal 6
1. Pihak Kedua mempunyai akses dan berhak untuk meminjam, menerima,
membuka, membaca, mencatat keterangan pada Rekaman Medik (medical
records) serta keterangan-keterangan non-medik atas nama Pasien Rawat Inap
dan/atau Pasien Rawat Jalan yang ditanganinya di RSUH untuk kepentingan
pelayanan pasien.
2. Rekaman Medik (medical records) dan/atau Rekaman Non-Medik atas nama
Pasien Rawat Inap dan/atau Pasien Rawat Jalan yang ditangani di RSUH
sepenuhnya merupakan hak milik PIHAK PERTAMA.

PENGHASILAN
Pasal 7
1. PIHAK PERTAMA akan menyerahkan dan/atau membayarkan sebagaimana
PIHAK KEDUA akan menerima penghasilan dari PIHAK PERTAMA
berupa honorarium jasa pelayanan dokter di IGD, unit Rawat Jalan Poli
Penyakit Dalam, Ruang rawat inap, ruang HCU atau jasa konsultasi lainnya.
2. PIHAK PERTAMA akan menyerahkan dan/atau membayarkan penghasilan
pokok dan tunjangan transportasi yang besarannya sesuai lampiran perjanjian
ini.
3. Pembayaran honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat 1 akan dilakukan
sesuai peraturan keuangan RSUH

Hal. 7 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


BAB III
PERATURAN KERJA

Bagian Kesatu
WAKTU KERJA DAN ISTIRAHAT
Pasal 8
1. PIHAK KEDUA wajib menjalankan tugas dan tanggung jawab pada unit /
bagian yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 diatas
sesuai dengan jadwal kerja yang disepakati sebagaimana dalam lampiran
perjanjian ini..
2. Apabila karena sesuatu alasan yang benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan PIHAK KEDUA terpaksa berhalangan hadir bekerja
(praktek) pada jadwal yang telah ditentukan, maka Pihak Kedua wajib
mengajukan dokter spesialis pengganti pada jadwal prakteknya tersebut secara
tertulis kepada Pihak Pertama melalui Kepala Bidang Pelayanan.

BAB IV
DISIPLIN, TATA TERTIB KERJA DAN SANKSI PELANGGAR

Bagian Kesatu
DISIPLIN DAN TATA TERTIB KERJA
Pasal 9
1. PIHAK KEDUA wajib mentaati peraturan disiplin dan tata tertib kerja
yang berlaku di lingkungan RSUH
2. PIHAK KEDUA wajib mejalankan Kode Etik Kedokteran dan standar
pelayanan medik
3. PIHAK KEDUA, dilarang membawa dan/atau menggunakan alat-alat
medis dan alat-alat non medis serta menggunakan obat-obatan, bahan
farmasi, dan bahan kimia lainnya dari luar Rumah Sakit atau tempat lain
untuk digunakan dalam pemberian pelayanan profesional di Rumah Sakit
atau di tempat lain yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.

Bagian Kedua

Hal. 8 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


SANKSI
Pasal 10
1. Apabila PIHAK KEDUA baik sengaja dan/ atau tidak disengaja telah
melanggar ketentuan disiplin dan tata tertib kerja sebagaimana maksud di
atas maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menjatuhkan sanksi/
hukuman baik teguran lisan, teguran tertulis, dan melakukan
pemberhentian sesuai dengan SOP, tata tertib, dan peraturan-peraturan
yang berlaku, yang didasarkan pada hasil evaluasi penilaian secara
objektif terhadap PIHAK KEDUA demi terciptanya keberlangsungan dan
pelayanan yang tinggi pada RSUH.
2. Penerapan sanksi/ hukuman diatur lebih lanjut dalam peraturan-peraturan
yang berlaku pada RSUH.

Bagian Ketiga
AKIBAT-AKIBAT PELANGGARAN

STANDAR ETIKA DAN STANDAR PELAYANAN


Pasal 11
1. Dalam rangka menerapkan asas dan/atau prinsip kehati-hatian dan asas dan/atau
prinsip kerahasian maka setiap tindakan PARA PIHAK dalam memberikan atau
melaksanakan pelayanan profesional dalam hal terjadinya dugaan pelanggaran
standar etika dan standar pelayanan maka tunduk terhadap Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku yang pada pokoknya dijabarkan sebagai berikut :
1.1. Bahwa dalam hal terjadinya dugaan pelanggaran oleh PIHAK KEDUA
dengan sengaja maupun dengan tidak sengaja (kelalaian, culpa) dan/atau
Malpraktik Medik baik terhadap ketentuan Kode Etik Profesi, Standar
Pelayanan Medik yang berlaku, SOP dan peraturan perundang-undangan
di bidang kedokteran yang berlaku bagi PIHAK KEDUA dan seluruh
akibat-akibat yang ditimbulkannya itu baik secara langsung maupun tidak
langsung, termasuk dalam hal terjadi tuntutan atau tanggung jawab hukum
dari dan kepada Pasien dan/atau keluarganya, sepenuhnya merupakan
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
a. Dalam hal bertanggung jawab terhadap terjadinya setiap dugaan
pelanggaran oleh PIHAK KEDUA dengan sengaja maupun dengan
tidak sengaja (kelalaian, culpa) dan/atau Malpraktik Medik baik

Hal. 9 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


terhadap ketentuan Kode Etik Profesi, Standar Pelayanan Medik yang
berlaku, SOP dan peraturan perundang-undangan di bidang kedokteran
yang berlaku maka PARA PIHAK wajib melakukan Koordinasi
secara Musyawarah Mufakat dan PIHAK KEDUA berhak
mendapatkan perlindungan hukum baik oleh PIHAK PERTAMA
maupun pihak lain yang dikuasakan untuk memberi perlindungan
hukum kepada PIHAK KEDUA sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional sebagaimana
diatur oleh peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
a.1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran Pasal 50 huruf (a)
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak :
(a) memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional;
a.2. Dalam hal terjadinya setiap dugaan (kelalaian, culpa) dan/atau
Malpraktik Medik terdapat pada ketentuan sebagai berikut :
1) Tindakan-tindakan PIHAK KEDUA dalam memberikan atau
melaksanakan pelayanan professional dalam Perjanjian ini
dapat dikualifikasikan sebagai tindakan (kelalaian, culpa)
dan/atau malpraktek dari segi hukum pidana, antara lain:
a) Apabila PIHAK KEDUA melakukan (kelalaian,culpa)
sehingga mengakibatkan luka-luka dan/atau kematian
pasien (Pasal 84 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan dan/atau Pasal 359, Pasal 360
ayat 2, Pasal 361 KUHP);
b) Apabila PIHAK KEDUA melakukan penipuan terhadap
pasien (Pasal 378 KUHP);
c) Apabila PIHAK KEDUA membuat surat keterangan palsu
(Pasal 263 dan Pasal 267 KUHP);
d) Apabila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran
kesopanan (Pasal 290 ayat 1, Pasal 294 ayat 2, Pasal 285
dan Pasal 286 KUHP);

Hal. 10 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


e) Apabila PIHAK KEDUA melakukan pengguguran
kandungan tanpa indikasi medis (Pasal 299, Pasal 348,
Pasal 349, dan Pasal 350 KUHP);
f) Apabila PIHAK KEDUA membocorkan rahasia
kedokteran (Pasal 322 KUHP);
g) Apabila PIHAK KEDUA tidak memberikan pertolongan
kepada orang yang berada dalam keadaan maut (Pasal 304
dan 306 KUHP);
h) Apabila PIHAK KEDUA memberikan obat palsu (Pasal
386 KUHP); dan
i) Apabila PIHAK KEDUA melakukan euthanasia (Pasal
344 KUHP).
j) Tindakan-tindakan PIHAK KEDUA dalam memberikan
atau melaksanakan pelayanan professional dalam
Perjanjian ini dapat dikualifikasikan sebagai tindakan
malpraktek dari segi hukum perdata, antara lain:
a) Apabila PIHAK KEDUA melakukan wanprestasi
(Pasal 1320 KUH Perdata);
b) Apabila PIHAK KEDUA melakukan perbuatan
melanggar hukum (Pasal 1365 KUH Perdata);
c) Apabila PIHAK KEDUA melakukan kelalaian
sehingga mengakibatkan kerugian (Pasal 1366 KUH
Perdata); dan
d) Apabila PIHAK KEDUA melalaikan pekerjaan
sebagai penanggung jawab (Pasal 1367 ayat 3 KUH
Perdata).
k) Tindakan-tindakan PIHAK KEDUA dalam memberikan
atau melaksanakan pelayanan professional dalam
Perjanjian ini dapat dikualifikasikan sebagai tindakan
malpraktek dari segi hukum administratif, antara lain :
a) Apabila PIHAK KEDUA berpraktek tanpa ijin (UU
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, PP
Nomor 36 Tahun 1964, dan Permenkes Rl Nomor
2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran); dan

Hal. 11 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


b) Apabila PIHAK KEDUA melanggar kewajiban
menyimpan rahasia yang tidak dikenakan oleh Pasal
322 atau Pasal 112 KUHP (Pasal 4 PP Nomor 10 Tahun
1966 dan Permenkes Rl Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Rahasia Kedokteran).
b. dalam hal terjadinya tuntutan atau tanggung jawab hukum dari dan
kepada Pasien dan/atau keluarganya terhadap PIHAK PERTAMA
maka perlindungan hukum PIHAK PERTAMA diatur dalam Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit sebagai berikut:
Pasal 44
(1) Rumah Sakit dapat menolak mengungkapkan segala informasi
kepada publik yang berkaitan dengan rahasia kedokteran.
(2) Pasien dan/atau keluarga yang menuntut Rumah Sakit dan
menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah
melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada umum.
(3) Penginformasian kepada media massa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) memberikan kewenangan kepada Rumah Sakit untuk
mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab
Rumah Sakit.
Pasal 45
(1) Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien
dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang
dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis
yang komprehensif.
(2) Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam
rangka menyelamatkan nyawa manusia.
1.2. Bahwa dalam hal terjadinya adanya unsur ganti kerugian yang di
persangkakan maka seluruh akibat-akibat yang ditimbulkannya itu baik
secara langsung maupun tidak langsung, termasuk tetapi tidak terbatas
dalam hal terjadi tuntutan atau tanggung jawab hukum dari dan kepada
Pasien dan/atau keluarganya, sepanjang PARA PIHAK melaksanakan tugas
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional sepenuhnya
merupakan tanggung jawab bersama (tanggung renteng) dengan melihat
berdasar ketentuan dari pasal Kontrak dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku sebagai berikut :

Hal. 12 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


a. Ketentuan dari Pasal Kontrak ini:
Pasal 4 (e) :
Melakukan pemotongan atas honorarium dokter yang praktek atau
memberikan pelayanan profesional di Rumah Sakit PIHAK
PERTAMA berdasarkan penilaian kriteria professional; dan
Pasal 5 (e) :
Bahwa dalam rangka pelaksanaan isi Perjanjian ini, PIHAK KEDUA
terikat dan tunduk serta bertanggung jawab dalam suatu hubungan
manajemen fungsional dan operasional yang ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA, yang dikoordinasikan oleh Kepala Bidang Pelayanan
Medis.
b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:
Pasal 1366 :
Setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang
disebabkan perbuatan-perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang
disebabkan kelalaian atau kesembronoannya.
Pasal 1367 ayat (1) :
Seseorang tidak hanya bertanggung jawab atas kerugian yang
disebabkan perbuatanya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang
disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggunganya, atau
disebabkan barang-barang yang berada di bawah pengawasanya.
Pasal 1367 ayat (3) ;
Majikan dan orang yang mengangkat orang lain untuk mewakili urusan-
urusan mereka, bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh
pelayan atau bawahan mereka dalam melakukan pekerjaan yang
ditugaskan kepada orang-orang itu.
c. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Pasal 46 :
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian
yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
Rumah Sakit.
2. Dalam hal adanya laporan terjadinya perbuatan melanggar hukum maka PARA
PIHAK harus berupaya untuk melakukan penyelesaian sengketa diluar
pengadilan dengan memperhatikan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

Hal. 13 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


2014 Tentang Tenaga Kesehatan mengenai Penyelesaian Perselisihan. Diatur
pada Pasal sebagai berikut :
Pasal 77 :
1. Setiap Penerima Pelayanan Kesehatan yang dirugikan akibat kesalahan atau
kelalaian Tenaga Kesehatan dapat meminta ganti rugi sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
2. Dalam hal Tenaga Kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan
profesinya yang menyebabkan kerugian kepada penerima pelayanan
kesehatan, perselisihan yang timbul akibat kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 79 :
Penyelesaian perselisihan antara Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan..
3. Dalam hal PIHAK KEDUA sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional namun melakukan pelanggaran
berat terhadap standar pelayanan medik yang berlaku, SOP dan peraturan
perundang-undangan di bidang kedokteran yang berlaku bagi PIHAK KEDUA
yang dapat mengancam keselamatan Pasien Rawat Inap dan/atau Pasien Rawat
Jalan, PIHAK PERTAMA atas rekomendasi Pimpinan RSUH akan segera
mengakhiri Perjanjian ini.

BAB V
JANGKA WAKTU

Bagian Kesatu
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
Pasal 12
Perjanjian Kontrak Kerja ini berlaku untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan
terhitung sejak ditandatanganinya kontrak ini oleh PIHAK KEDUA dan
dapat dievaluasi kembali secara berkala.

Hal. 14 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


Bagian Kedua
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
Pasal 13
Bahwa alasan untuk berakhirnya perjanjian kerja ini adalah sebagai berikut :
1. Berakhirnya masa kontrak ini.
2. Mengundurkan diri sebagai Dokter Spesialis, dengan kewajiban untuk
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum melakukan pengunduran diri.
3. Bahwa selain dari alasan dimaksud dalam ayat (2) diatas PIHAK
PERTAMA dapat melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap
PIHAK KEDUA berdasar adanya keadaan atau kejadian tertentu yang
dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan Rumah Sakit , perjanjian kerja
bersama dan/atau peraturan lain yang terkait yang dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan RSUH
4. Meninggal dunia, cacat fisik dan psikis sehingga tidak mampu lagi
menjalankan tugas sewajarnya.

Bagian Ketiga
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 14
Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya
jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau
berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 (dua belas) diatas, pihak yang mengakhiri hubungan kerja
diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar minimal take
home pay PIHAK KEDUA sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerja.

BAB VI
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 15
Apabila ada hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam perjanjian ini dan/atau
jika terjadi perbedaan penafsiran atas seluruh atau sebagian dari perjanjian ini
maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk
menyelesaikan dengan dan secara musyawarah untuk mufakat.

Hal. 15 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


BAB VII
AMANDEMEN
Pasal 16
Apabila terdapat ketentuan-ketentuan lain yang khusus dan/atau belum cukup
diatur dalam perjanjian kerja ini, maka akan ditetapkan dalam surat-surat
keputusan yang mempunyai keterkaitan dan merupakan lampiran (addendum)
serta menjadi satu kesatuan yang tidak terpisah dengan perjanjian kerja ini.

BAB VIII
LAIN-LAIN

MASA BERLAKUNYA PERJANJIAN


Pasal 17
Perjanjian Kerja ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatangani yang
pelaksanaannya mengacu dan tunduk pada ketentuan-ketentuan RSUH serta
peraturan-peraturan lainnya, yang merupakan satu kesatuan dan menjadi
bagian hirarki yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 18
Kontrak Perjanjian Kerja Sama ini bermaterai Rp 6.000,- dan rangkap 2 (dua)
yang masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama.

PENUTUP
Pasal 19
Demikian perjanjian kerja ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
dan tanpa paksaan dari pihak manapun yang masing-masing dibubuhi materai
secukupnya serta ditandatangani oleh para pihak yang saling beritikad baik
dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(dr. HARI PITONO, MARS ) ( dr. ENDRA GUNAWAN, Sp. PD )

Hal. 16 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH


Lampiran
A. Jadwal Pelayanan

Senin s/d Rabu jam 14.00 – 16.00 WIB

B. Penghasilan

1. Minimal take home pay Rp. 11.000.000 per bulan


2. Transport pulang pergi disediakan oleh pihak rumah sakit atau diberikan uang
transport senilai Rp. 4.000.000 per bulan
3. Honorarium jasa dokter spesialis penyakit dalam di rawat inap, rawat jalan
dan IGD
Tarif

No Unit 80% Pendapatan


Jasa Pelayanan Pendapatan yang diterima
Dokter PPH 5%

1 IGD Rp. 87.500 Rp.70.000 Rp.3.500 Rp. 66.500

2 Rawat Rp.48.000 Rp.2.400 Rp. 45.600


Rp. 60.000
Jalan

3 Rawat Rp.100.000 Rp.80.000 Rp.4.000 Rp.76.000


Inap Kelas
I

4 Rawat Rp.87.500 Rp.70.000 Rp.3.500 Rp.66.500


Inap Kelas
II

5 Rawat Rp.75.000 Rp.60.000 Rp.3.000 Rp. 57.000


Inap Kelas
III

4. Pajak penghasilan dibebankan kepada penerima pendapatan dokter


5. Tarif jasa dokter tidak dibedakan antara pasien umum dan pasien BPJS
6. Untuk konsul pasien IGD melalui telepon sebesar Rp. 35.000 atau sama
dengan 50% dari tarif jasa IGD sedangkan 50% nya sebagai pendapatan
dokter jaga IGD
7. Konsul ruangan per telepon diberikan 50% dari tarif visite ruangan per hari
tidak dihitung berapa kali konsul per teleponnya.

Hal. 17 dari 17 hal. Perjanjian Kontrak Kerja RSUH

Anda mungkin juga menyukai