Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Ditetapkannya Hari Anak Nasional

Menurut artikel dalam majalah Rona (1998), Hari Aanak Nasional ini merupakan gagasan
dari Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Dan tahukah kamu bahwa, Dalam prosesnya
tanggal peringatan Hari Anak Nasional di indonesia sempat beberapa kali mengalami
perubahan. Hingga akhirnya, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) No.
44/1984 yang memutuskan bahwa Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 juli
sebagai momentum penting untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen
bangsa Indonesia dalam pemenuhan hak anak.

Dikutip dari artikel dengan link https://bem.poltekkesdepkes-sby.ac.id/hari-anak-nasional-


dan https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/23/051300820/hari-anak-nasional-23-juli-
ketahui-sejarahnya

Sekilas info seputar kesehatan remaja dan anak

1. Faktor penyebab anak stunting


Tahukah kamu bahwa Stunting merupakan pertumbuhan fisik tinggi badan yang tidak
normal sesuai dengan umur. Stunting atau Bahasa lainnya adalah Gizi buruk kronik
merupakan kondisi gizi buruk yang dialami semasa balita yang memiliki dampak
yang buruk bagi tumbuh kembang anak. Deteksi dini stunting pada balita merupakan
salah satu upaya meningkatkan kualitas anak dan bagian dari tugas para kader
kesehatan. 

Dikutip dari artikel dengan link


http://journal.stikespemkabjombang.ac.id/index.php/jpm/article/view/158

Hasil penelitian ini menunjukkan faktor penyebab stunting yaitu asupan energi rendah
(93,5%), penyakit infeksi (80,6%), jenis kelamin laki-laki (64,5%), pendidikan ibu
rendah (48,4%), asupan protein rendah (45,2%), Tidak Asi Ekslusif (32,3%),
pendidikan ayah rendah (32,3%) dan ibu bekerja (29%). Faktor tersebut disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan keluarga tentang pemenuhan gizi dan terdapat orangtua
dengan pendidikan rendah yang diperlukan lintas sektor dalam penanganannya. 

Dikutip dari artikel dengan link  http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/374


2. Diagnostik malaria pada remaja dan anak
Tahukah kamu bahwa Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi,
anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan
dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian
besar wilayah Indonesia.

Pada tahun 2009 penyebab malaria yang tertinggi adalah plasmodium vivax (55,8%),
kemudian plasmodium falsifarum, sedangkan plasmodium ovale tidak dilaporkan.
Data ini berbeda dengan data riskesdas 2010, yang mendapatkan 86,4% penyebab
malaria adalah plasmodium falsifarum, dan plasmodium vivax sebanyak 6,9%.

Menurut karakteristik umur, point prevalence paling tinggi adalah pada umur 5-9 tahun
(0,9%), kemudian pada kelompok umur 1 -4 tahun (0,8%) dan paling rendah pada umur 15
tahun (10,8%), nomor dua paling tinggi pada kelompok umur 1-4 tahun (10,7%) dan paling
rendah tetap pada umur 15 tahun ke usia 1-4 tahun. Oleh karena itu perlu intervensi
pencegahan malaria pada usia 1-4 tahun, memperkuat promosi anak dibawah lima tahun
tidur dibawah kelambu berinsektisida serta menyediakan obat malaria yang sesuai dengan
umur balita.

Dikutip dari artikel dengan link


https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/buletin/buletin-
malaria.pdf

3. Kasus campak pada anak


Tahukah kamu bahwa Campak adalah penyakit akibat infeksi virus yang ditandai
dengan ruam kemerahan di seluruh tubuh. Campak merupakan penyakit menular dan
dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak-anak.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sampai tahun 2018


terdapat 89.127 kasus campak di seluruh Indonesia, dengan 22 kasus di antaranya
berakhir dengan kematian. Dari jumlah tersebut, sebagian besar kasus campak diderita
oleh anak usia di bawah 15 tahun.

Dikutip dari artikel dengan link https://www.alodokter.com/campak


4. Gejala ISPA pada anak
Tahukah kamu bahwa Penyakit ISPA lebih sering terjadi ketika musim hujan. Infeksi
saluran pernapasan atas bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.

Infeksi bakteri dan virus memiliki banyak kesamaan. Kesamaan pertama ada di
paparan ke tubuh manusia. Kedua mikroba tersebut bisa berpindah ke tubuh manusia
melalui kontak dengan orang yang terinfeksi, kontak dengan permukaan yang
terkontaminasi, dan kontak dengan makhluk hidup yang terinfeksi

Virus dan bakteri penyebab ISPA bisa menyebar dan menular dengan hanya
menghirup percikan droplet saat penderitanya batuk dan bersin. Tidak haya itu,
penyebaran juga bisa terjadi ketika memegang benda yang telah terkontaminasi virus
atau kuman penyebab ISPA dan secara tak sadar menyentuh hidung dan mulutnya.

Anak-anak yang terinfeksi ISPA akan mengalami beberapa gejala seperti hidung
tersumbat atau pilek, bersin, dan batuk-batuk. Selain itu, infeksi saluran pernapasan
atas dapat ditandai dengan sakit tenggorokan yang menyebabkan suara serak, mata
terasa sakit, berair, dan kemerahan.

Dikutip dari artikel dengan link https://morinagaplatinum.com/id/milestone/ispa-


pada-anak-gejala-pengobatan-dan-pencegahannya

5. Mitos kopi dapat menghambat tumbuh kembang anak

Apakah benar kopi dapat menghambat pertumbuhan pada ank-anak? Dalam jurnal
penelitian Nutrition Research Reviews, anggapan tersebut tidak benar adanya.
Terlebih tidak ada bukti jika kafein atau kopi mampu menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak.

Dijelaskan dalam penelitian itu, pertumbuhan dan perkembangan anak muncul karena
kesehatan secara umum dari anak itu sendiri. Hal itu bisa saja tersendat jika ada
infeksi berulang selama masa bayi, yang bisa memperlambat penyerapan nutrisi dan
pertumbuhan tulang

Hingga kini masih banyak yang percaya bahwa kopi bisa menghambat pertumbuhan
anak. Meski alasan kenapa bisa muncul pernyataan itu belum diketahui, namun dalam
penelitian dikatakan bahwa peminum kopi, biasa terkena resiko tinggi osteoporosis
karena kafein dapat menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium (meskipun efeknya
kecil).
Fakta bahwa kafein mampu melemahkan tulang, diterjemahkan oleh banyak orang
jika konsumsi yang lebih tinggi di masa kanak-kanak akan menyebabkan
perawakannya lebih pendek. Namun, ternyata ada variabel lain yang berperan,
peminum kopi juga cenderung mengkonsumsi lebih sedikit susu, sumber utama
kalsium.

Dengan kata lain, kemungkinan besar perusak struktur tulang bukan kopinya,
melainkan karena kalsium yang tidak mencukupi. Selain itu, penelitian selanjutnya
juga tidak menemukan hubungan antara osteoporosis dan konsumsi kopi, menurut
Harvard Health Publishin.

Dikutip dari artikel dengan link


https://www.republika.co.id/berita/qqpvc4368/benarkah-kopi-bisa-menghambat-
pertumbuhan-anak

Anda mungkin juga menyukai