Anda di halaman 1dari 8

Psikologi Dasar – Pertemuan ke 5

LEARNING

MENGAPA MENGKAJI LEARNING?


 Bila manusia tidak dapat mempelajari sesuatu, maka manusia telah punah sejak
lama.
 Learning adalah proses yang memungkinkan manusia beradaptasi dengan
lingkungan yang senantiasa berubah.
 Manusia dapat memilih tindakan-tindakan agar memandunya untuk survive dan
memperoleh keuntungan. SEBALIKNYA, manusia akan mengurangi tindakan-
tindakan yang gagal.

DEFINISI LEARNING
 Learning adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari
pengalaman dan/atau latihan.
 Terdapat tiga kata kunci:
(1). Perubahan perilaku
(2). Relatif permanen
(3). Pengalaman atau latihan

Misalnya, seorang anak kecil yang pernah memegang panci panas. Apa yang akan terjadi
jika suatu saat menemukan panci panas kembali?
PERCOBAAN PAVLOV
 Pavlov melakukan eksperimen klasik, yaitu memasangkan suara bel dan
makanan kepada seekor anjing lapar hingga akhirnya
anjing mengeluarkan air liur (saliva) saat (hanya)
mendengar bunyi bel (Pavlov, 1927).
 Pada awalnya, suara bel tidak menghasilkan saliva,
yang artinya suara bel merupakan stimulus netral (SN).
 Setelah berulang -ulang dipasangkan: “suara bel dan
makanan,” anjing mengeluarkan saliva. Keadaan ini
disebut acquisition karena anjing sedang berada dalam proses memeroleh
learning.

APARATUS EKSPERIMEN PAVLOV


Anjing lapar dimasukkan ke dalam
aparatus, dalam keadaan terikat dan tidak
leluasa bergerak. Pada keadaan normal,
anjing mengeluarkan saliva (air liur) bila
melihat makanan di depannya = refleks
atau respons yang tidak dipelajari dan
bersifat otomatis. Berikut prosedur
percobaan Pavlov.
UNSUR-UNSUR CLASSICAL CONDITIONING
 Unconditioned stimulus (UCS) yaitu stimulus yang orisinal: makanan.
 Unconditioned Response (UCR) respons otomatis yang diakibatkan oleh UCS:
saliva.
 Conditioned Stimulus (CS) suara bel (pada awal percobaan merupakan SN).
 Conditioned Response (CR) respons akibat diperdengarkannya bunyi bel (CS):
saliva.
CONDITIONED EMOTIONAL RESPONSE
 Percobaan John B. Watson (1920)
kepada Albert. Awalnya, Albert
tidak takut tikus putih.
 Setelah dikondisikan dengan cara:
setiap kali tikus putih muncul,
diperdengarkan suara keras yang
membuat Albert kaget. Prosedur ini
diulang berkali-kali, sehingga (akhirnya) setiap kali melihat tikus putih, Albert
menangis ketakutan.
 Bagaimana cara menetralisirnya? Lakukan counter-conditioning. Prosedurnya???

OPERANT CONDITIONING
 Edward L. Thorndike
(1974-1949) melakukan
percobaan untuk mengetahui
the laws of learning
voluntary responses.
 Kucing lapar dimasukkan ke
dalam puzzle box dan dapat ke luar kandang bila menekan tuas yang ada di lantai
kandang.
 Piring berisi makanan diletakkan di luar kandang,yang membuat kucing lapar
sangat termotivasi meraihnya.
 Apa yang dilakukan kucing itu di kandangnya? Kucing bergerak berputar-putar,
menekan, mencakar dinding kandang dan melakukan beragam upaya agar dapat
meloloskan diri dari kandang.
 Saat bergerak acak itulah, secara tidak disengaja, kucing menekan tuas sehingga
pintu kandang membuka dan kucing berlari ke luar ke luar kandang menuju
piring makanan.
 Tuas adalah stimulus, menekan tuas adalah
respons, dan ke luar dari kandang untuk
mendapatkan makanan adalah konsekuensi.
 Sebenarnya, kucing tidak belajar menekan tuas dan ke luar kandang. Setelah
beberapa kali mencoba (dan melakukan kesalahan berkali-kali), makin singkat
waktu yang diperlukan kucing untuk menekan tuas sehingga pintu terbuka.

Puzzle box dan grafik wakatu untuk belajar dalam eksperimen Thorndike

Berdasarkan risetnya, Thorndike mengembangkan the law of effect: Bila suatu tindakan
diikuti dengan konsekuensi menyenangkan, tindakan yang sama cenderung akan diulang
kembali. Begitu pula sebaliknya.

 B.F. Skinner (1904-1990) adalah behaviorist yang menjadi pionir setelah


Watson. Skinner menamakan the learning of voluntary behavior-nya sebagai
operant conditioning.
 Jantung dari operant conditioning adalah the effect of consequences on behavior
(pengaruh/dampak konsekuensi terhadap perilaku).
 Bila dalam classical conditioning
belajar perilaku secara tidak disengaja
benar-benar bergantung pada apa yang
datang sebelum respon (UCS dan CS)
TETAPI dalam operant conditioning
belajar bergantung pada apa yang
terjadi sesudah respon.

APARATUS EKSPERIMEN SKINNER


 Kontribusi utama Skinner pada
behaviorism adalah reinforcement
yang artinya penguatan. Reinforcement
adalah segala sesuatu, yang apabila diberikan setelah respon akan menyebabkan
respon yang sama diulang kembali. Dengan perkataan lain, reinforcement
merupakan konsekuensi yang menyenangkan bagi organisme (misalnya
mendapat makanan saat perut sedang lapar).

PENJADWALAN REINFORCEMENT

PUNISHMENT
 Kebalikan dari reinforcement, punishment merupakan strategi untuk mengurangi
diulangnya perilaku yang sama.
 Definisi punishment: setiap kejadian atau stimulus yang menghasilkan respon
tertentu sehingga menyebabkan respon yang sama tidak diulang kembali.
 Contoh: seorang anak yang dipukul tangannya setelah mencoret-coretkan pensil
gambarnya ke tembok rumah, berpeluang tidak akan mengulang perbuatannya di
waktu mendatang.

Dua Jenis Punishment


 Punishment by application
- Seorang anak dimarahi setelah melakukan tindakan yang tidak diharapkan,
sehingga tidak mengulangnya.
 Punishment by removal
- Seorang anak tidak boleh menonton film kartun kesukaannya setelah
melakukan tindakan yang tidak diharapkan.

Shaping behaviour
- Bagaimana melatih hewan sirkus dengan shaping behaviour?

TEORI COGNITIVE LEARNING


 Tolman’s Maze-running rats: Latent Learning.
 Kohler’s smart chimp: Insight Learning.
 Seligman’s Depressed dogs: Learned Helplessness.

TOLMAN’S MAZE-RUNNING RATS: LATENT LEARNING


Ada tiga kelompok tikus belajar pada maze yang sama:
(1). Kelompok 1: Tikus ini diberi makanan setiap kali berhasil melintasi maze
dengan benar (dari titik start hingga finish).
(2). Kelompok 2: Seperti kelompok pertama,
akan tetapi untuk 9 hari percobaan tidak di-
reinforced setiap kali sampai titik finish,
tetapi di hari ke 10 mulai di-reinforced.
(3). Kelompok 3: adalah kelompok kontrol,
tidak diberi reinforcement selama
eksperimen.
 Bagaimana hasil percobaan Tolman ini???
Tikus kelompok ke dua diam -diam membuat
mental map dari maze yang dijalaninya selama
9 hari berturut -turut, akan tetapi hasil
belajarnya itu bersifat latent (tersembunyi) hingga ada kesempatan untuk
menampilkannya, yaitu saat di -reinforced pada hari ke 10.
KOHLER SMART CHIMP: INSIGHT LEARNING
 Simpanse dimasukkan ke dalam ruangan yang di dalamnya terdapat tiga kotak
kayu berbeda ukuran. Di langit-langit digantungkan sebuah pisang.
 Setelah berkali-kali menaiki kotak, simpanse belum juga dapat mengambil
pisang. Lalu duduk termenung sejenak. Tiba-tiba muncul ide untuk menumpuk
kotak-kotak itu dan menaikinya.

SELIGMAN’S DEPRESSED DOGS: LEARNED HELPLESSNESS


 Di awal percobaan, anjing dikondisikan berada di ruangan dengan lantai dialiri
shock listrik. Sekalipun mendengking karena sakit dan tidak nyaman, anjing ini
tidak bisa menyelamatkan diri.
 Setelah itu, anjing diletakkan di kotak yang terbagi dua (lihat gambar). Salah satu
lantainya dialiri shock listrik, tetapi lantai sebelahnya tidak. Anehnya, alih-alih
melompati pembatas untuk menghindar dari shock listrik, anjing ini memilih
berdiam diri. Fenomena ini mencerminkan learned helplessness.

BANDURA: OBSERVATIONAL LEARNING


 Kelompok anak pertama, menonton experimenter berperilaku tidak agresif pada
boneka mainan.
 Kelompok anak kedua menonton experimenter berperilaku agresif pada boneka
(dipukul, ditendang, digigit).
 Setelah itu, kedua kelompok anak dimasukkan ke dalam satu ruangan, dan
disediakan boneka. Kelompok pertama, cenderung melakukan kekerasan pada
boneka, sedangkan kelompok pertama tidak melakukannya. Artinya, kelompok
kedua mengimitasi (meniru) perilaku experimenter.

Anda mungkin juga menyukai