Indikator Kabupaten Sehat
Indikator Kabupaten Sehat
I UDARA BERSIH
1.1 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KUALITAS UDARA KABUPATEN/KOTA
1 Adanya regulasi pelaksanaan program pengendalian pencemaran kualitas
2 udara
Adanya program pengendalian pencemaran kualitas udara di dalam
dokumen perencanaan
1.2 CAR FREE DAY (CFD)
3 Adanya regulasi/kebijakan terkait pelaksanaan car free day
4 Pelaksanaan car free day
1.3 PENGGUNAAN ENERGI RAMAH LINGKUNGAN
5 Adanya upaya pemerintah daerah dalam mengkampanyekan penggunaan
bahan bakar ramah lingkungan (BBM rendah sulfur termasuk Bahan Bakar
Gas/BBG, kendaraan berbahan listrik/solar sel, biodiesel, dll.) untuk
transportasi publik dan / atau mobil pribadi dan/ atau industri
6 Jumlah rumah tangga yang menggunakan salah satu atau beberapa energi
alternatif yang ramah lingkungan: solar sel, LPG dan pemanfaatan gas
1.4 metan
PENANAMAN POHON DI WILAYAH YANG POTENSI MENGALAMI PENCEMARAN UDARA
7 Kampanye wajib tanam pohon bagi masyarakat yang dilakukan secara
terencana dan bersinergi, baik melalui Surat edaran, Surat Keputusan,
bilboard, leaflet, brosur, media cetak, atau elektronik
a. Ada dan terdokumentasi
8 Desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan wajib tanam pohon
1.5 MONITORING KUALITAS UDARA
9 Melakukan pemantauan kualitas udara untuk menghitung Indeks Standar
Pencemaran Udara/ISPU
12 Melakukan monitoring uji kualitas udara indoor secara berkala
13 Melakukan edukasi dan diseminasi informasi kualitas udara ke masyarakat
1.6 UPAYA PEMERINTAH DAERAH SESUAI LOKAL SPESIFIK
14 Upaya-upaya pemda secara spesifik dalam pengendalian pencemaran
udara (baik bidang transportasi, industri, kehutanan, atau pertambangan)
II AIR SUNGAI BERSIH
2.1 KEBERADAAN DEWAN SUMBER DAYA AIR (SDA)
15 Kebijakan dalam pengelolaan sungai
a. Berdasarkan/dituangkan dalam Perda
b. Berdasarkan/dituangkan dalam Perbup
c. Berdasarkan/dituangkan dalam SK
d. Berdasarkan/dituangkan dalam SE
2.2 RENCANA KERJA DAN AKSI DARI DEWAN SDA
17 Adanya rencana kerja dan aksi pengelola sungai bersih di tingkat
2.3 Kabupaten/Kota
KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SUNGAI
18 Adanya komunitas peduli sungai
19 Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sungai
2.4 KONDISI KEBERSIHAN SUNGAI
20 Bersih dari sampah/tinja dari hulu ke hilir
21 Kondisi daerah sempadan sungai : Bebas dari bangunan liar
22 Melakukan pemantauan sungai
III PENYEDIAAN AIR MINUM
3.1 UPAYA PEMENUHAN AKSES AIR MINUM OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT
24 Pemenuhan Akses air minum (seperti pengembangan SPAM jaringan
perpipaan dan pengembangan SPAM Bukan jaringan perpipaan)
25 Memiliki Penyelenggara SPAM (BUMD/UPTD/BUMDES/POKMAS/BUKS)
26 Akses terhadap air minum yang layak melalui SPAM jaringan perpipaan dan non perpipaan
3.2 DOKUMEN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)
3.3 PENGAWASAN EKSTERNAL KUALITAS AIR MINUM
28 Sarana air minum yang diinspeksi kualitas air minumnya
29 Sarana air minum yang memenuhi syarat kesehatan setelah dilakukan
inspeksi kualitas airnya
3.4 PENGAWASAN INTERNAL KUALITAS AIR MINUM
30 Kegiatan pengawasan internal kualitas air minum secara berkala
3.5 RENCANA PENGAMANAN AIR MINUM
31 Memiliki dan menerapkan rencana pengamanan kualitas air minum secara
berkala (semua penyelenggara penyedia air minum)
IV PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
4.1 KOMITMEN
4.2 CAPAIAN TARGET SANITASI
37 Akses Layak Air Limbah Domestik
4.3. TEKNIS OPERASIONAL : Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
39 Setempat (SPALD-S)
Terdapat layanan penyedotan lumpur tinja (baik oleh OPD atau Badan
40 Usaha)
Keberadaan dan keberfungsian Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
41 Truk tinja beroperasi dan masuk ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
4.4. (IPLT)
TEKNIS OPERASIONAL : Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
Terpusat (SPALD-T)
42 Persentase keberfungsian (memenuhi semua baku mutu lingkungan sesuai
Permen LHK No. 68 Tahun 2016) dari jumlah total Instalasi Pengolahan Air
Limbah Domestik (IPALD) skala permukiman (50-20.000 jiwa) terbangun
V DRAINASE
5.1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE
43 Perencanaan drainase memperhatikan konsep Eco-Drain yang sesuai
dengan karateristik wilayah (mengunakan sumur resapan, Biopori, Kolam
Retensi dll)
44 Desa/kelurahan Memiliki Drainase
5.2. ADANYA PENANGANAN GENANGAN
5.3. UPAYA PEMDA DALAM MENDORONG PERAN SERTA MASYARAKAT
(PSM) DALAM OPERASIONAL SERTA PEMELIHARAAN SISTEM
DRAINASE
I KEBIJAKAN/KOMITMEN DAERAH
1.1 REGULASI
1 Keberadaan regulasi daerah tentang pelaksanaan program UKS/M
a. Ada, diatur melalui Perda/Perkada
1.2 PERENCANAAN DAERAH
2 Keberadaan program UKS/M dalam perencanaan daerah (RPJMD, RKPD,
Renstra PD dan Renja PD)
II TIM PEMBINA UKS/M
2.1 TIM PEMBINA
3 Keberadaan Tim Pembina UKS/M
TATANAN 5 - PARIWISATA
NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR
I KOMITMEN DAERAH TERKAIT PARIWISATA
1.1 REGULASI TERKAIT PARIWISATA
1 Keberadaan regulasi daerah tentang Pariwisata Sehat
a. Ada (Perda, Perbup/Perwal, SK, SE)
2 RIPPARDA masuk dalam RPJMD/Renstra/RKPD
1.2 DESA WISATA
3 Adanya desa wisata yang dikelola oleh Lembaga Pemasyarakatan
Masyarakat Desa (LPMD)
II INFORMASI PARIWISATA & KESEHATAN
2.1 INFORMASI PARIWISATA
4 Tersedianya informasi pariwisata di tempat umum (hotel, bandara/pelabuhan, dll)
III SARANA PARIWISATA
3.1 SERTIFIKAT LAIK SEHAT SARANA AKOMODASI PARIWISATA
3.2 SERTIFIKAT LAIK HYGIENE RESTORAN
3.3 PEMENUHAN SYARAT KESEHATAN DAYA TARIK WISATA (DTW)
3.4 IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI DAYA TARIK WISATA
3.5 SARANA TRANSPORTASI YANG LAYAK
3.6 RAMAH DIFABEL
IV KUNJUNGAN WISATAWAN
4.1 ASURANSI KESELAMATAN
4.2 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
4.3 KASUS KECELAKAAN DI DAYA TARIK WISATA
V KEAMANAN DI DAYA TARIK WISATA
VI PELAYANAN KESEHATAN
6.2 PARIWISATA HIJAU - RAMAH LINGKUNGAN
VII PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
7.1 KELOMPOK SADAR WISATA (POKDARWIS), BUMDES
17 Keberadaan rencana kerja dan implementasi program pengembangan
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis, Bumdes)
7.2 PEMBINAAN KELOMPOK MASYARAKAT DI SEKITAR DAYA TARIK
19 WISATA
Dinas pariwisata mengalokasikan program pemberdayaan masyrakat di
destinasi wisata berupa gerakan Aksi Sapta Pesona dan Gerakan Sadar
20 Wisata
Keberadaan pembinaan kesehatan terhadap kelompok masyarakat sekitar
daya tarik wisata (kelompok tari, kelompok seni, pedagang aksesoris dll)
setahun terakhir
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT
I PENANGGULANGAN BENCANA
1.1 KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH
1 Adanya regulasi penanggulangan bencana
2 Upaya pencegahan dan penanggulangan bencana masuk ke dalam dokumen
perencanaan daerah (seperti RPJMD, Renstra dan RKPD)
3 Adanya Badan/Unit Kerja yang menangani Penanggulangan Bencana Daerah
4 Adanya Tim/Unit Reaksi Cepat (TRC) dalam penanggulangan bencana
Adanya rencana penanggulangan bencana dan rencana penanggulangan
5
kedaruratan bencana
6 Memiliki rencana kontingensi bencana daerah menurut hazard
7 Melakukan kegiatan simulasi tanggap penanggulangan bencana minimal 1 kali dalam setahun.
II UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA
Keberadaan persediaan logistik dan peralatan yang mencukupi di masing-
8
masing klaster daerah rawan bencana
9 Upaya program penguatan dan pemulihan sosial untuk korban bencana
10 Persentase desa/kelurahan tangguh bencana (Destana) yang sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia/SNI sebagai acuan bersama dalam
melakukan upaya pengelolaan resiko bencana di daerah rawan bencana
III PERINGATAN DINI
3.1 KOMUNIKASI DAN INFORMASI BENCANA ALAM
3.2 PETA RAWAN BENCANA ALAM
3.3 IMPLEMENTASI SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON (SKDR) BENCANA NON ALAM
IV PENINGKATAN KAPASITAS
4.1 SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA
4.2 (MASYARAKAT TANGGAP BENCANA)
V MITIGASI & KESIAPSIAGAAN
KERJASAMA DAERAH YANG BERBATASAN DALAM PENANGGULANGAN
5.1
BENCANA