DOSEM PENGAMPU :
Meriani Herlina, SKM., S.Kep., M.Biom
DISUSUN OLEH :
PRODI S1-KEPERAWATAN
T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Paradigma
Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Perbedaan Kompetensi Perawat Generalis Dan
Spesialis Keperawatan Komunitas
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak/ibuyang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang
telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan
harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara aradigmnal sesuai
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa
berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi
keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja aradi yang sifatnya membantu
orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun
kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri,
hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih
bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang aradigmnal.
Untuk itulah aradigm dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara
umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai
persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan
keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.
B. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui pengertian aradigm keperawatan.
Untuk mengetahui unsur-unsur paradigma keperawatan
Untuk mengetahui konsep paradigma keperawatan
Untuk mengetahui hakekat paradigma keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Fegurson
Paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek-aspek
teertentu dari setiap kenyataan.
Poerwanto P (1997)
Paradigma adalah satu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan cara
pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, member makna, menyikapi dan
memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Paradigma Keperawatan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada
klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan cultural.
C. Konsep Paradigma Keperawatan
1. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium
Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu
beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai
sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat
dikatakan holistik atau utuh.
Terdiri dari :
Bio – Bios = Hidup
manusia empunyai suatu susunan system organ tubuh
mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya
tidak lepas dari hokum alam : lahir,berkembang, mati.
Spiritual
mempunyai keyakinan / mengakui adanya tuhan
memiliki pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan dengan sifat religious yang
dianutnya.
Kultural
mempunyai nilai budaya yang berbeda
2. Konsep Keperawatan
Konsep keperawatan dikembangkan dari paradigma keperwatanyang disepakati
sebagai bentuk pelayanan professional yang merupakan kajian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk perawatan bio-psiko-
sosial-kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukan kedada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh kehidupan
manusia. Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik
dan atau mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangya kemampuan melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan
pelayanan kesehatan utaa dalam upaya mengadakan perbaikan system pelayanan
kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif.
3. Kosep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri
dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk
memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang
mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit.
Faktor – faktor lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar individu
yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan
sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan
adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang
untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang
bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi
kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana
rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila
status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area),
tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area
sehat (wellness area).
Pengertian Sakit
Menurut Parkins
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yan menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani,
rohani dan sosial.
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary
Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah
Sakit adalah keadaan yang disebabkan atau bermacam-macam hal, bisa suatu
kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan
tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan.
Oleh karena pengetahuan sehat dan sakit tidak terlalu spesifik maka para ahli
sepakat menggunakan suatu rentang atau skala seseorang. Salah satu ukuran yang dipakai
adalah healthillnes continum atau rentang sehat sakit.
Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur
keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, dan
tergantung individualis dan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut model ini keadaan sehat selalu berubah secara konstan → penyakit
meningkat menyebabkan tidak sehat → perasaan sakit menurut kemampuan fungsional.
Konsep sehat digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran keperawatan
→ derajat kesehatan yang optimal untuk itu keperawatan memberikan bantuan kepada
indoividu, keluarga dan masyarakat untuk dapat merawat dirinya sendiri.
4. Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang
termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan
kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual.
Lingkungan dibagi 2 yaitu :
a. Lingkungan dalam terdiri dari :
- Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu
akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari
debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara
bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan
pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup,
jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status actor, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan actor ekonomi budaya ).
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi
lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap
penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak
bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.
Akan lebih bijak serta lebih efisien, bagi sang pasien untuk mencari pelayanan
jasa dari seorang dokter SPESIALIS, atau sang dokter UMUM merujuk sang pasien
pada dokter SPESIALIS alih-alih memaksakan dirinya secara sengaja menjadi
SPESIALIS terhadap semua jenis penyakit—yang tentunya tidak mungkin sanggup
menjadi SPESIALIS dalam seluruh bidang spesifik disiplin ilmu manapun,
setidaknya akibat faktor keterbatasan waktu bila bukan faktor keterbatasan biaya
investasi pendidikan spesialis.
Karenanya pula, adalah sebuah “dusta” bagi kalangan profesi mana pun, bila
dirinya menyatakan seolah-olah “tahu segalanya”, “menguasai segalanya”,
“menangani segalanya”, “sanggup segalanya”, atau seperti “bisa segalanya”. Seorang
CEO atau direksi suatu perusahaan besar, tidak pernah mengatakan “saya bisa
segalanya”, namun “akan saya panggil anggota tim saya yang terampil (SPESIALIS)
untuk membahas dan mengerjakannya, lalu mendelegasikan kepada mereka masing-
masing” (fungsi pekerjaan manajerial, itulah tugas pokok dan fungsi seorang
manajer).
Menyatakan “lebih banyak yang tidak saya ketahui”, bukanlah suatu aib
terlebih tabu untuk dikatakan dan disampaikan secara terbuka kepada calon pengguna
jasa—justru reputasi kita dibangun dari kejujuran dan spesifikasi kompetensi.
Seseorang, lebih dikenal dan dikenang oleh publik bukan karena kemampuan
GENERALIS yang dimiliki olehnya, namun karena keterampilan SPESIALIS yang
dimiliki oleh seseorang. Tokoh seperti Beethoven, bukan dikenal karena pandai
memasak, namun karena keterampilan spesifiknya, yakni citarasa bermain musik.
Tokoh seperti Steve Jobs, bukan dikenal karena pandai melukis, namun karena
keterampilan spesifiknya, yakni bidang teknologi komputerisasi.
A. Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan
terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat
perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan
tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat
harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial,
spiritual dan cultural.
B. Saran