Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

CA THYROID

Disusun oleh :
Eltra
2114901110022

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2021/2022
A. PENGERTIAN
Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu:
papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan
pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam
kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa
disembuhkan.

B. ETIOLOGI
Etiologi yang pasti belum diketahui. Yang berperan khususnya well
differentiated carcinoma (papilar dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis
dan untuk jeni meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinogen
yang berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker thyroid
anaplastik berasal dari perubahan kanker thyoid berdifferensiasi baik (papiler dan
folikuler) dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar. Sedangkan
limfoma pada tiroid diperkirakan karena perubahan perubahan degenerasi ganas
dari tiroiditis hashimoto. Terdapat factor factor risiko yaitu
 masa kanak kanak pernah mendapat terapi sinar di daerah leher atau
sekitarnya
 anggota keluarga lainnya menderita kelainan kelenjar gondok
(endemis)
C. PATHWAY
Klenjar tiroid

Kekurangan yodium

Pembesaran klenjar tiroid

Sekresi tiroid

Sekresi sel cerna

Penurunan kalsium

Hipertiroid

Pertumbuhan tumor

Sesak nafas tiroidektomi

Cemas Pre op post op

perubahn konsep diri luka

Nyeri Resiko infeksi


D. MANIFESTASI KLINIK
Gejala karsinoma Thyroid adalah sebagai berikut:
1. kista bisa cepat membesar, nodul jinak perlahan, sedang nodul ganas agak
cepat dan nodul anaplastik cepat sekali (dihitung dalam minggu), tanpa
nyeri.
2. merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher seperti gangguan
menelan yang menunjukkan adanya desakan esophagus atau perasaan
sesak yang menunjukkan adanya desakan/infiltrasi ke trakea
3. pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher (mungkin metastasis)
4. penonjolan/kelainan pada tulang tempurung kepala (metastasis di kepala)
5. perasaan sesak dan batuk batuk yang disertai dahak berdarah (metastasis di
paru paru bagi jenis folikuler)

Dari pemeriksaan fisis didapatkan:


1. pemeriksaan Thyroid. Nodul soliter pada thyroid kemungkinan ganasnya
15-20%, sedang nodul multiple mempunyai kemungkinan 5%. Kadang
kadang nodul soliter yang ganas lama lama dapat berubah menjadi
bernodul nodul. Pembesaran difus mungkin merupakan suatu
tirotoksikosis
2. Pemerikaan pada tempat tempat kemungkinan terdapatnya penyebaran
tumor (pembesaran kelenjar getah bening, dan organ organ). Metastase
jauh karsinoma thyroid ialah paru paru, tulang (pelvis, vertebra, sternym,
tengkorak dan humerus), hati, ginjal dan otak. Bagian tulang yang terkena
adalah yang spongiosa dan kaya vaskularisasi.
Stadium kanker
Stadium kanker ini tidaksaja berdasarkan histopatologi, ekstensi lokal, regional
dan metastase jauh, tetapi juga pada umur dan jenis kelamin. Klasifikasi TNM
adalah sebagai berikut:
Tipe dan stadium <45 tahun > 45 tahun
Papiler
 Stadium I Setiap T, setiap N, M0 Setiap T, N0, M0, T1,
 Stadium II Setiap T, setiap N, M1 N1, M0
 Stadium III T2-4, N1, M0
 Stadium IV
Setiap T, setiap N, M0
Folikuler
 Stadium I Setiap T, setiap N, M0 T1, N0, M0
 Stadium II Setiap T, setiap N, M1 T2-4, N0, M0
 Stadium III - Setiap T, N1, M0
 Stadium IV - Setiap T, setiap N, M0
Meduler
 Stadium I - T1, N0, M0
 Stadium II setiap T, setiap N, M0 T2-4, N0, M0
 Stadium III - Setiap T, N1, M0
 Stadium IV setiap T, setiap N, M1 Setiap T, setiap N, M1
Tdk dapat
dikalsifikasikn - -
 Stadium I - -
 Stadium II - -
 Stadium III setiap T, setiap N, etiap M setiap T, setiap N, setiap
 Stadium IV M

Catatan :
Tx : tumor tidak dapat ditentukan
T0 : Tidak ada tumor
T1 : tumor berdiameter terpanjang < 3 cm
T2 : tumor berdiameter terpanjang >3 cm
T3 : fikus intraglanduler multiple
T4 : tumor primer terfiksasi

Metastase Kanker
Nodul tanpa nyeri pada tiroi atau pada leher biasanya merupakan tanda awal
adanya penyakit. Keterlibatan limfonodi servikal sering timbul pada awal
diagnosis. Setiap pembesaran limfonodi servikalis yang tidak terjelaskan
memerlukan pemeriksaan tiroid, yang kadang kadang menderita tumor primer
yang sangat kecil untuk diraba, diagnosisnya didasarkan pada hasil biopsy
limfonodi. Paru paru merupakan tempat metastase yang paling lazim di luar leher.
Mungkin tidakada menifestasi klinis yang dapat diacu padanya, secara
rontgenografis, tumor ini tampak sebagai infiltrasi nodular atau milies difus,
terutama bagian basal. Tumor ini mungkin terkelirukan dengan TBC,
histoplasmosis atau sarkoidosis. Tempat tempat matastasis lain meliputi
mediatinum, tulang panjang, tulang tengkorak dan aksilla.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Langkah pertama yang dianjurkan adalah menetukan status fungsi tiroid
dengan memeriksa TSH (sensitive) dan T4 bebas. Pada keganasan thyroid
umumnya fungsi thyroid normal. Tetap abnormalitas fungsi thyroid tidak dapat
dengan sendirinya menghilangkan kemungkinan keganasan.
1. Pemeriksaan laboratorium tidk ada yang spesifik, kecuali pemeriksaan
kadar kalsitonin untuk pasien yang dicurigai karsinoma meduler.
Pengukuran kadar human Thyroglobulin, suatu pertanda tumor untuk
keganasan tiroid yang berdiferensiasi baik terutama untuk monitoring
setelah terapi pembedahan total tiroidektomi.
2. Pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan apakah nodul padat atau
kistik dan sebagai penuntun pada biopsy jarum halu. Nodul padat
cenderung ganas.
3. Pemeriksaan sisdik thyroid, dapat dilakukan jika terdapat fasilitas
kedokteran muklir. Bila nodul menangkap yodium sedikit dari jaringan
thyroid yang normal disebut nodul dingin. Bila sama afinitasnya disebut
nodul hangat. Karsinoma thyroid sebagian besar nodul dingin.
4. Biopsi jarum dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau biopsy
jarum halus. Hasil ketepatan diagnostiknya masih diperdebatkan.
5. Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk mencari metastasis. Dilakukan
foto paru posterioanterior, foto polos jaringan lunak leher antero-posterior
dan lateral dengan posisi leher hiperekstensi bila tumornya besar,
esofagogram bila secara klinis terdapat tanda tanda adanya infiltrasi ke
esophagus dan foto tulang bila ada tanda tanda metastasis ke tulang.

F. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Bila diagnosis kemungkinan telah ditegakkan dan operable, operasi yang
dilakukan adalah lobektomi sisi yang patologik atau lobektomi subtotal
dengan risiko bila ganas kemungkinan ada sel sel karsinoma yang tertinggal.
Pembedahan umumnya berupa tiroidektomi total. Komplikasi dari operasi
antara lain terputusnya nervus laringeus rekurens dan cabang eksterna dari
nervus laringeus superior, hipotiroidisme dan ruptur esophagus. Setelah
pembedahan, hormon tiroid diberikan dengan dosis supresif untuk
menurunkan kadar TSH hingga tercapai keadaan eutiroid
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk lobis
kontralateral, dilakukan:
a. Radiasi interna dengan I131. hanya tumor tumor berdiferensiasi baik yang
mempunyai afinitas terhadap I131 terutama yang folikuler. Radiasi interna
juga diberikan pada tumor tumor yang telah bermetastasis atau terdapat
sisa tumor
b. Radiasi eksterna, memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor tumor
inoperable atau anplastik yang tidak berafinitas terhadap I131. [pemberian
eksterna terapi radiasi menghadapi risiko untukmengalami mukositis,
kekeringan mulut, disfagia, kemerahan mulut, anoreksia, kelelahan.
G. FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa
NO Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention
Keperawatan
1 (D.0075) Gangguan Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 1. kaji skala nyeri pasien
Rasa Nyaman 1x7 jam diharapkan nyeri yang dirasakan pasien 2. Fasilitasi istirahat dan tidur
berkurang dengan 3. jelaskan strategi meredakan
kriteria hasil : nyeri
1. Mengenali kapan nyeri terjadi 4. kaloborasi dengan dokter
2. Menggambarkan faktor penyebab
3. Menggunakan tindakan pengurangan nyeri
tanpa analgesic
4. Menggunakan anakgesik yang
direkomdasikan
5. Skala nyeri menjadi 1
2. (D.0142) Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x7 jam diharapkan tidak terjadi infeksi 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah
Kriteria Hasil : digunakan untuk setiap pasien.
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 2. Ajarkan pasien mengenai teknik mencuci tangan
2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit dengan tepat.
3. Menunjukkan kemampuan mencegah 3. Pakai sarung tangan steril dengan tepat.
timbulnya infeksi
4. Jumlah leukosit dalam batas normal.
3. (D.0056) Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Aktivitas 1x7 jam diharapkan tidak ada intoleransi aktvitas mengakibatkan kelelahan
Kriteria Hasil: 2. Sediakan lingkungan gerak yang nyaman
1. Pasien dapat bergerak mandiri 3. Lakukan latihan gerak aktif/pasif
2. Pasien tidak tampak lemah 4. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Skala kekuatan otot ekremitas atas dan bawah 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian
5/5 asupan makanan yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A. & Perry,A.G. (2016). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik (Ed. Ke-4) (Renata, k., dkk, Penerjemah). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sjamsuhidajat R, de Jong W. Sistem Endokrin, In : Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd
edition. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2013. p : 683-695
Nanda International .(2014). Diagnosa keperawatan : definisi & klasifikasi 2012-
2014. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai