DISUSUN OLEH :
BELLA DAMA SHINTA
NIM. P27820716019
Asuhan Keperawatan Perioperatif pada klien dengan diagnosa Ca Thyroid residif dilakukan
tindakan Functional Neck Disection Ruang OK 514 IBP GBPT RSUD Dr. Soetomo
Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2020 sampai 07 Maret 2020 telah
disahkan sebagai Laporan Praktek Klinik DIV Keperawatan Surabaya semester VIII.
Nama Mahasiswa : Bella Dama Shinta
NIM : P27820716019
Mengetahui,
Kepala Ruangan OK GBPT
1.1 Pengertian
Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler,
folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul
tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.
1.2 Etiologi
Etiologi yang pasti belum diketahui. Yang berperan khususnya well differentiated carcinoma
(papilar dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis dan untuk jeni meduler adalah factor
genetic. Belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk kanker anaplastik dan
meduler. Diperkirakan kanker thyroid anaplastik berasal dari perubahan kanker thyoid
berdifferensiasi baik (papiler dan folikuler) dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali
lebih besar. Sedangkan limfoma pada tiroid diperkirakan karena perubahan perubahan
degenerasi ganas dari tiroiditis hashimoto. Terdapat factor factor risiko yaitu
masa kanak kanak pernah mendapat terapi sinar di daerah leher atau sekitarnya
anggota keluarga lainnya menderita kelainan kelenjar gondok (endemis)
tetangga atau penduduk sekanpung ada yang menderita kelainan kelenjar gondok
1. kista bisa cepat membesar, nodul jinak perlahan, sedang nodul ganas agak cepat dan
nodul anaplastik cepat sekali (dihitung dalam minggu), tanpa nyeri.
2. merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher seperti gangguan menelan yang
menunjukkan adanya desakan esophagus atau perasaan sesak yang menunjukkan adanya
desakan/infiltrasi ke trakea
3. pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher (mungkin metastasis)
4. penonjolan/kelainan pada tulang tempurung kepala (metastasis di kepala)
5. perasaan sesak dan batuk batuk yang disertai dahak berdarah (metastasis di paru paru
bagi jenis folikuler)
Dari pemeriksaan fisis didapatkan:
1. pemeriksaan Thyroid. Nodul soliter pada thyroid kemungkinan ganasnya 15-20%,
sedang nodul multiple mempunyai kemungkinan 5%. Kadang kadang nodul soliter yang
ganas lama lama dapat berubah menjadi bernodul nodul. Pembesaran difus mungkin
merupakan suatu tirotoksikosis
2. Pemerikaan pada tempat tempat kemungkinan terdapatnya penyebaran tumor
(pembesaran kelenjar getah bening, dan organ organ). Metastase jauh karsinoma thyroid
ialah paru paru, tulang (pelvis, vertebra, sternym, tengkorak dan humerus), hati, ginjal
dan otak. Bagian tulang yang terkena adalah yang spongiosa dan kaya vaskularisasi.
Metastase Kanker
Nodul tanpa nyeri pada tiroi atau pada leher biasanya merupakan tanda awal adanya
penyakit. Keterlibatan limfonodi servikal sering timbul pada awal diagnosis. Setiap
pembesaran limfonodi servikalis yang tidak terjelaskan memerlukan pemeriksaan tiroid,
yang kadang kadang menderita tumor primer yang sangat kecil untuk diraba, diagnosisnya
didasarkan pada hasil biopsy limfonodi. Paru paru merupakan tempat metastase yang paling
lazim di luar leher. Mungkin tidakada menifestasi klinis yang dapat diacu padanya, secara
rontgenografis, tumor ini tampak sebagai infiltrasi nodular atau milies difus, terutama
bagian basal. Tumor ini mungkin terkelirukan dengan TBC, histoplasmosis atau sarkoidosis.
Tempat tempat matastasis lain meliputi mediatinum, tulang panjang, tulang tengkorak dan
aksilla.
Langkah pertama yang dianjurkan adalah menetukan status fungsi tiroid dengan memeriksa
TSH (sensitive) dan T4 bebas. Pada keganasan thyroid umumnya fungsi thyroid normal.
Tetap abnormalitas fungsi thyroid tidak dapat dengan sendirinya menghilangkan
kemungkinan keganasan.
1. Pembedahan
Bila diagnosis kemungkinan telah ditegakkan dan operable, operasi yang dilakukan
adalah lobektomi sisi yang patologik atau lobektomi subtotal dengan risiko bila ganas
kemungkinan ada sel sel karsinoma yang tertinggal. Pembedahan umumnya berupa
tiroidektomi total. Komplikasi dari operasi antara lain terputusnya nervus laringeus
rekurens dan cabang eksterna dari nervus laringeus superior, hipotiroidisme dan ruptur
esophagus. Setelah pembedahan, hormon tiroid diberikan dengan dosis supresif untuk
menurunkan kadar TSH hingga tercapai keadaan eutiroid
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk lobis kontralateral,
dilakukan:
a. Radiasi interna dengan I131. hanya tumor tumor berdiferensiasi baik yang
mempunyai afinitas terhadap I131 terutama yang folikuler. Radiasi interna juga
diberikan pada tumor tumor yang telah bermetastasis atau terdapat sisa tumor
b. Radiasi eksterna, memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor tumor inoperable
atau anplastik yang tidak berafinitas terhadap I131. [pemberian eksterna terapi
radiasi menghadapi risiko untukmengalami mukositis, kekeringan mulut, disfagia,
kemerahan mulut, anoreksia, kelelahan.
1.6 Patofisiologi
Kelenjar Tiroid
Sekresi tiroid
Tiroksi Tirokalsitanin
Penurunan kalsium
Pemenuhan Hipertermi
nutrisi menurun
Hipokalsium Hipertiroid
Kejang
Hipertiroid
Pertumbuhan
tumor
Di dalam Di luar
Luka
Cemas Perubahan konsep
diri
Aktivitas Nyeri Resiko
menurun infeksi
1.6 Tindakan Pembedahan FND (Functional Neck Disestion)/ Diseksi Leher
1.6.1 Definisi
Diseksi leher adalah prosedur pembedahan untuk mengontrol metastasis
kelenjar getah bening leher dari squamous cell carcinoma (SCC) kepala dan leher.
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menghilangkan kelenjar getah bening dari satu
sisi leher ke tempat sel kanker mungkin bermigrasi. Metastasis karsinoma sel
skuamosa ke kelenjar getah bening leher mengurangi kelangsungan hidup dan
merupakan faktor paling penting dalam penyebaran penyakit. Metastasis mungkin
berasal dari SCC saluran aerodigestif atas, termasuk rongga mulut, lidah, nasofaring,
orofaring, hipofaring, dan laring, serta kulit kepala tiroid, parotis dan posterior.
Leher dibagi menjadi daerah anatomi untuk keperluan diseksi leher. Sistem
yang paling banyak digunakan saat ini diadopsi di Memorial Sloan-Kettering Cancer
Center. Para peneliti di lembaga tersebut telah menetapkan tujuh wilayah,
dilambangkan sebagai tingkat I hingga VII (Gambar 11-13 dan Kotak 11-3). Ludi E.
Smeele, dalam Bedah Maksilofasial (Edisi Ketiga), 2017
Pengkajian pada tanggal 24 Februari 2020 pada Tn S (58 tahun) yang merupakan klien dari
ruang rawat Bedah B dengan diagnosis medis Ca Thyroid Residu T0 N10 M0 dan yang akan
dilakukan tindakan Functional Neck Dissection Kanan + eksisi KGB Vries Couple k/p
Functional Neck Dissection kiri di ruang OK 514 IBP GBPT RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
A. Pre Operasi
Sign in
Sebelum melakukan tindakan pembedahan, tim bedah yang meliputi dokter bedah,
dokter anastesi, perawat bedah dan perawat anastesi, tim mengonfirmasi prosedur
tindakan operasi pada klien. Sudah terdapat tanda lokasi pembedahan yang akan di insisi
(Side Marker). Mengecek kelengkapan data berupa identitas klien, foto rongent operasi
dan hasil laborat darah. Operasi tidak menggunakan implan. Mesin anestesi dan
premedikasi telah di cek oleh penanggung jawab. Alat oksimetri terpasang dengan baik
dan berfungsi. Klien tidak memiliki riwayat penyakit alergi, infeksi, hepatitis maupun
HIV. Tim pembedahan mengonfirmasi tingkat kesulitan pernafasan pada klien.
1) Data pengkajian
Klien sign in pada pukul 07.50 WIB
Keluhan utama : Klien mengatakan cemas dengan kondisinya yang akan
dilakukan tindakan operasi.
Keadaan umum : Compos mentis
Tanda-tanda vital klien adalah sebagai berikut:
TD : 130/90 mmHg
N : 105x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,7oC
BB : 58 kg
TB : 156 cm
Pernapasan klien spontan, klien tidak menggunakan gigi palsu, cat kuku, lensa
kontak, perhiasan, klien tidak terpasang folley catheter, klien terpasang tampon, klien
memiliki contoh darah, klien memiliki persediaan darah 1 WB dan GSH 3 WB, klien
memiliki hasil laboratorium, terdapat hasil USG thyroid dan USG urologi, klien tidak
memiliki riwayat alergi pada obat, tangan kiri klien terpasang infus RL 500 cc
maintenance, klien diinjeksikan profilaksis cefazolin 2 gr, sebelumnya klien tidak
pernah dilakukan tindakan operasi, klien diberikan pendidikan kesehatan berupa
teknik napas dalam.
2) Analisis Data
Hari/
Kemungkinan
Tanggal/ Pengelompokan Data Masalah
Penyebab
Jam
24/02/2020 DS : Ca Thyroid
08.05 WIB Klien mengatakan cemas ↓
dengan kondisinya yang akan Functional Neck
dilakukan operasi Disection
↓
Kurangnya informasi Ansietas
↓
DO : Ansietas
- Wajah klien tampak cemas
- TD : 140/90 mmHg
- N : 105x/menit
3) Diagnosis Keperawatan
4) Intervensi Keperawatan
Perencanaan
Diagnosis
No Tujuan dan Tindakan
Keperawatan Rasionalisasi
Kriteria Hasil Keperawatan
1. Ansietas Tujuan : 1. Tanyakan pada 1. Mengetahui
berhubungan Setelah dilakukan klien penyebab penyebab
dengan tindakan kecemasan kecemasan
kurangnya keperawatan 2. Jelaskan klien
informasi selama 1 x 15 prosedur 2. Memberikan
mengenai menit, diharapkan tindakan dan pemahaman
prosedur ansietas klien yang dirasakan pada klien
tindakan operasi dapat berkurang. selama mengenai
ditandai dengan Kriteria hasil : prosedur prosedur
ekspresi wajah a) Ekspresi 3. Kenalkan tindakan
klien tampak wajah klien terhadap 3. Mengadaptasik
cemas tampak lebih lingkungan an dan
tenang. kamar bedah meningkatkan
b) Tanda vital 4. Anjurkan klien kepercayaan
klien dalam untuk berdoa klien terhadap
batas normal, tim medis
terutama 5. Instruksikan 4. Mengurangi
untuk tekanan klien rasa takut dan
darah klien menggunakan cemas klien
(110-120/60- teknik terkait
80 mmHg) relaksasi nafas kondisinya
dan nadi klien dalam 5. Mengurangi
(60- rasa cemas
100x/menit). klien
c) Postur tubuh
dan ekspresi
wajah klien
menunjukkan
kecemasan
berkurang.
5) Implementasi
1) Data Pengkajian
Tahap intra operasi dimulai dengan tindakan anestesi pada klien sekitar pukul 08.00
WIB dengan jenis pembiusan general anestesi dengan posisi pembedahan supine,
jenis operasinya adalah bersih dan merupakan golongan operasi besar. Posisi tangan
klien saat tindakan pembedahan adalah telentang. Klien terpasang folley
catheter/kateter urine yang dipasang di kamar operasi. Desinfeksi kulit dilakukan
dengan povidone iodine. Pemasangan diatermi menggunakan monopolar dengan
pemasangan plat di kaki kanan klien. Monitor dan mesin anestesi digunakan tanpa
melibatkan alat imaging/X-ray. Kassa yang digunakan saat operasi adalah 18 lembar,
Untuk menjaga keseimbangan cairan klien, diberikan tambahan cairan RL 500 cc
melalui tangan kanan klien. Sementara tangan kiri klien terpasang infus RL 500 cc.
Klien juga mendapat tambahan cairan Gelafusal Gelatin Polysuccinate 500 cc, NaCl
500 cc,. Perdarahan diperkirakan 500 cc.
2) Analisis Data
Hari/
Kemungkinan
Tanggal/ Pengelompokan Data Masalah
Penyebab
Jam
07/10/2019 DS :- Ca Thyroid
09.20 WIB ↓
DO : Functional Neck
- Dilakukan pembedahan Disection
Functional Neck ↓
Disection Perdarahan
Perdarahan
- Klien terpasang
intravenous (IV) line di
tangan kiri
3) Diagnosis Keperawatan
4) Intervensi Keperawatan
Perencanaan
Diagnosis
No Tujuan dan Tindakan
Keperawatan Rasionalisasi
Kriteria Hasil Keperawatan
1. Perdarahan Tujuan : 1. Monitor tanda vital 1. Mengetahui
berhubungan Setelah dilakukan 2. Pantau perdarahan tanda dehidrasi
dengan prosedur tindakan dari luka 2. Mengetahui
tindakan operasi keperawatan Kolaborasi volume
ditandai dengan selama proses pemberian cairan perdarahan
terjadi pembedahan intravenous (IV) 3. Mencegah
perdarahan 500 diharapakan operasi terjadinya
cc perdarahan dapat 3. Kolaborasi dengan kekurangan
diminimalkan. dokter terkait volume cairan
Kriteria hasil : penggunaan 4. Menghentikan
a) Balance diatermi maupun perdarahan
cairan normal kassa 5. Mengganti
b) Tanda vital 4. Kolaborasi perdarahan
dalam batas pertimbangan akibat prosedur
normal transfusi apabila operasi apabila
dibutuhkan diperlukan
5) Implementasi
(Awang)
C. Post Operasi
Sign out
Dokter operator telah menyampaikan bahwa prosedur tindakan operasi telah
selesai. Dokter mengonfirmasi pada dokter anastesi bahwa tindakan pembedahan
Functional Neck dissection telah selesai lalu mengonfirmasi kelengkapan kasa dan alat
pada perawat instrumen. Kemudian dilanjutkan proses ekstubasi oleh dokter anastesi dan
klien di pindah ke ruang pulih sadar.
1) Data pengkajian
Operasi selesai pada pukul 17.00 WIB. Klien kemudian dipindahkan ke ruang pulih
sadar (ruang RR) dengan brankar belum terpasang pagar pengaman. Klien sadar
mengeluh nyeri di bagian abdomen bekas operasinya.
Pemeriksaan fisik B1-B6
Breathing (B1) : Jalan napas bebas, klien bernapas spontan, RR 20x/menit
Blood (B2) : Tekanan darah klien 135/87 mmHg, nadi 104x/menit.
Brain (B3) : Kesadaran klien somnolen, GCS 456, wajah klien tampak meringis
karena nyeri di bagian leher bekas operasi seperti ditusuk-tusuk, nyeri berskala 4,
hilang timbul.
Bladder (B4) : Klien terpasang folley catheter dan BAK tertampung 500 cc dalam
urine bag.
Bowel (B5) : Klien tidak mengalami mual muntah, mukosa bibir sedikit kering.
Bone (B6) : Turgor kulit elastis, akral klien hangat, kering, merah.
2) Analisa Data
Hari/
Kemungkinan
Tanggal/ Pengelompokan Data Masalah
Penyebab
Jam
24/02/2020 DS : Klien mengeluh nyeri Ca Thyroid
17.10 WIB pada bekas operasi di ↓
bagian lehernya Functional Neck
DIsection
DO : ↓
- Terdapat bekas luka Post tindakan
pembedahan Functional operasi
Neck Dissection ↓
- Wajah klien tampak Nyeri akut Nyeri akut
meringis
- Terjadi akibat prosedur
operasi
- Seperti ditusuk-tusuk
- Di bagian abdomen bekas
operasi
- Skala nyeri 4
- Hilang timbul
- TD 135/87 mmHg
- Nadi 104x/menit
3) Diagnosis Keperawatan
4) Intervensi keperawatan
Perencanaan
Diagnosis
No Tujuan dan Tindakan
Keperawatan Rasionalisasi
Kriteria Hasil Keperawatan
1. Nyeri akut Tujuan : 1. Kaji tingkat nyeri 1. Mengetahui
berhubungan Setelah dilakukan 2. Monitor tanda karakteristik
dengan post tindakan vital nyeri yang
tindakan operasi keperawatan 3. Ajarkan Teknik dialami klien
ditandai dengan selama 1x24 jam distraksi dan 2. Mengetahui
ekspresi wajah diharapkan nyeri relaksasi tanda
klien tampak klien berkurang 4. Kolaborasi kegawatan yang
meringis atau hilang. pemberian dialami klien
Kriteria hasil: analgetik 3. Mengurangi
a) Klien dapat dan
mengungkap mengalihkan
kan rasa nyeri klien
perasaannya 4. Menguangi
mengenai nyeri yang
nyeri dirasakan
b) Ekspresi dengan
wajah klien farmakologis
tampak lebih
tenang
c) Tanda vital
klien dalam
batas normal
5) Implementasi
6) Evaluasi
(…………………………………)