KELOMPOK 1
Annisa Syafrila Rosa 012021040093 Muhammad Daru P 012021040114
Arif Saputra 012021040096 Muhammad Rafid M 012021040115
Axl Tegar Arba Putra 012021040098 Muhammad Rifky H 012021040116
Ayogi Ibnussalim A 012021040099 Muhammad Wildan 012021040117
Doni Iskandar 012021040100 Nabilla Putri Amanda 012021040122
Ghaly Hibrizi Imani 012021040105 Nandini Putri S 012021040123
Ilham Nurfauzi 012021040107 Saffira Anindia Putri 012021040129
Julianda Ananda P T 012021040109 Siti Nur Utami 012021040131
M. Subhan Hafizzin 012021040110 Violin Anisa AK 012021040134
Miranda Ardila Apaj 012021040111 Yustisari Safitri 012021040137
Moch Thirozul M 012021040112
(Basuki, 2019)
D. TINJAUAN TEORI ASKAN PEMBEDAHAN KHUSUS
1. Pengkajian
a) Data Subjektif
Keluhan utama klien akan tampak benjolan di sebelah leher kanan dan timbul
nyeri di sekitar benjolan, sifat keluhan nyeri dirasakan hilang timbul, dapat
hilang atau timbul nyeri dalam waktu yang lama. Keluhan yang menyertai
biasanya klien mengeluh susah menelan, susah bernafas dan batuk.
b) Data Objektif
1) Pemeriksaan Fisik.
- Pemeriksaan fisik keadaan umum klien tampak sakit
ringan/sedang/berat.
- Respirasi: Takipnoe, pernapasan dangkal.
2) Metode pemeriksaan fisik
Metode pemeriksaan fisik dilakukan yaitu dengan metode 6B, terdiri
dari :
- B1 (BREATHING)
Pengkajian bagian organ pernapasan
- B2 (BLOOD)
Pengkajian organ yang berkaitan dengan sirkulasi darah,yakni
jantung dan pembuluh darah.
- B3 (BRAIN)
Pengkajian fisik mengenai kesadaran dan fungsi persepsi sensori.
- B4 (BLADDER)
Pengkajian system urologi
- B5 (BOWEL)
Pengkajian system digestif atau pencernaan
- B6 (BONE)
Pengkajian system muskuluskeletal dan integumen.
2) Aktivitas/istirahat: Malaise.
3) Distensi jugulalris, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau
tidak ada bising usus.
4) Nyeri/kenyamanan, nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus,
yangmeningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney,
meningkat
karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam. Nyeri pada kuadran
kanan
bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak.
5) Klien nampak gelisah
6) Palpasi: terdapat benjolan
2. Masalah Kesehatan Anestesi
a) Pra Anetesi
1) Ansietas
2) Nyeri
3) Risiko cedera pembedahan
b) Intra Anestesi
1) Hipotermia
2) Risiko cedera anestesi
3) Risiko cedera pembedahan
4) Nyeri
c) Pasca Anestesi
1) Nyeri
2) Risiko cedera pembedahan
3. Rencana Intervensi
N Masalah Tujuan Dan Intervensi Rasional TT
o Kesehatan Kriteria Hasil D
1 Ansietas Setelah dilakukan Care : Care :
ASKAN ansietas 1. Identifikasi 1. Mengetahui
teratasi dengan tanda-tanda tanda-tanda
kriteria hasil : ansietas ansietas
Perilaku 2. Jelaskan 2. Untuk
tegang prosedur yang memberikan
menurun akan dilakukan informasi
Verbalisasi 3. Latih teknik mengenai
khawatir relaksasi operasi dan
akingbat anestesi
kondisi 3. Agar tingkat
yang ansietas pasien
dihadapi berkurang
menurun
Skala Core : Core :
ansietas 4. Motivasi 4. Agar tingkat
menurun pasien untuk ansietas pasien
melakukan berkurang
teknik relaksasi
Cure :
Cure :
5. Agen-agen ini
5. Kolaborasi
pemberian obat secara sistematik
anti ansietas dapat
menurunkan
ansietas
Core
12. Motivasi pasien Core :
agar tetap 12. Agar pasien
tenang tetap tenang dan
13. Motivasi pasien tidak
untuk puasa meningkatkan
sebelum operasi hemodinamik
pasien
Cure
14. Kolaborasi Cure :
pemberian obat 14. Agen-agen ini
obatan anestesi secara sistematik
dapat
mengurangi
cedera anestesi
4 Risiko Setelah dilakukan Care : Care :
cedera ASKAN risiko 1. Lakukan 1. Mempersiapka
pembedaha cedera pembedahan konfirmasi n bila terjadi
n menurun dengan identitas pasien kondisi
kriteria hasil: 2. Lakukan sign kegawatan
Nadi dalam in, time out dan 2. Agar
batas sign out mengetahui
normal 3. Mempersiapkan tanda-tanda
TD dalam obat-obatan vital pasien
batas emergency
normal 4. Monitor tanda-
Tidak tanda vital
terjadi 5. Monitor pola
perdarahan napas
intra op 6. Berikan
Tidak oksigen
terjadi 7. Lakukan
perlukaan penghisapan
pada lendir kurang
jaringan dari 15 detik
paratiroid 8. Monitor tanda
dan gejala
infeksi lokal
dan sistemik
Core : Core :
9. motivasi pasien 9. Agar pasien
untuk menjaga dapat menjaga
kebersihan kebersihan
10. motivasi pasien
untuk
mencukupi
nutrisi pasca op
Cure :
11. kolaborasi
pemberian obat Cure :
premedikasi 11. Agar keadaan
12. Kolaborasi pasien kembali
pemberian obat stabil
emergency
13. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
14. Kolaborasi
pemberian
antibiotik, jika
perlu
5 Hipotermia Setelah dilakukan Care : Care :
ASKAN, 1. Monitor tanda 1. Untuk
hipotermia teratasi dan gejala mengetahui
dengan kriteria hipotermia tanda dan
hasil : gejala
Suhu pada hipotermi pada
pasien pasien
membaik Core :
Menggigil 2. Lakukan Core :
menurun penghangatan 2. Untuk
Akrosianosi pasif menstabilkan
s menurun (selimut,pakaia suhu tubuh
Dasar kuku n tebal,penutup pasien
sianotik kepala)
menurun 3. Lakukan
Perubahan penghangatan
TD tidak aktif eksternal
lebih dari (selimut
20% hangat,kompres
Saturasi hangat)
membaik
<95% Cure :
4. Kolaborasi Cure :
dengan penata 4. agen-agen ini
anestesi dan secara sistematik
dokter untuk dapat
pemberian meningkatkan
penghangatan suhu tubuh
aktif internal
dengan infus
cairan hangat
dan oksigen
hangat
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan
(Deswani, 2019). Evaluasi merupakan langkah pemantauan keberhasilan asuhan
dalam tindakan terkait masalah kesehatan anestesi yang dilakukan saat terjadi
perubahan kondisi maupun perubahan tempat. Dalam hasil evaluasi mungkin terjadi
perubahan masalah kesehatan anestesi dari potensial menjadi aktual dan sebaliknya,
serta teratasinya masalah kesehatan anestesi secara tuntas sehingga tidak perlu
dilakukan tindakan lanjutan.
S : Subjektif, data hasil pengkajian berupa keluhan atau persepsi subjektif
pasien terhadap kondisi kesehatannya.
O : Objektif, data hasil observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
dan laboratorium pasien.
A : Assessment, kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subyektif/objektif
tersebut.
P : perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan yang
telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Armerinayanti, Ni Wayan (2016) Goitre as Predisposing Factor of Thyroid
Carcinomas. Warmadewa Medical Journal, 1 (2). Pp. 42-50. ISSN 2527-4627
Basuki, Kustiadi. 2019. “Tinjauan Pustaka Terkait Konsep Anestesi.” ISSN 2502-3632
(Online) ISSN 2356-0304 (Paper) Jurnal Online Internasional & Nasional Vol. 7
No.1, Januari – Juni 2019 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta: 6–33.
www.journal.uta45jakarta.ac.id.
Sabiston, D. C (2011). Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC
Soenarjo dan Jatmiko H.D. (2013). Anestesiologi. Semarang: Ikatan Dokter Spesialis
Anestesi dan Reanimasi (IDSAI) Cabang Jawa Tengah; 250-253.
Syafvitri, Elsa. 2022. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Dengan
CA Tiroid. Akademi Keperawatan Yaspen Jakarta: Jakarta Timur
Tambayong, 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Ummah, Nahdah Khoirotul. 2019. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan CA Tiroid Di Ruang Mawar Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi
Jember. Universitas Jember: Jember
Yolanda, W. 2018. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1. 6-9
LAPORAN KASUS KEPENATAAN ANESTESI
PASIEN TN. B DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI TIROIDEKTOMI DENGAN
GENERAL ANESTESI METODE ETT
DI RUANG IBS RS A
PADA TANGGAL 20 JULI 2023
I. PENGKAJIAN
1) Pengumpulan Data
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan : Sudah menikah
Golongan darah : O
Alamat : Surakarta, Kadipiro
No. CM : 123xxx
Diagnosa medis : CA Tiroid Dextra
Tindakan operasi : Tiroidektomi
Tanggal MRS : 19 Juli 2023, jam 15.00 WIB
Tanggal pengkajian : 20 Juli 2023, jam 12.30 WIB
Jaminan : BPJS
1 1
5 5
Golongan darah O+
PTT 9,3 9,3-11,4 detik
APTT 26 24,5-32,8 detik
Kimia Darah
SGOT 11 0-35 µ/l
SGPT 7 0-35 µ/l
Faal Ginjal
Ureum 28 10-50 Mg/dl
Kreatinin 0,5 0,45-0,75 Mg/dl
Na + K +Cl
Natrium 140 135-146 mmol/L
Kalium 4 3,5-5,1 mmol/L
Chlorida 100 98-106 mmol/L
7. Analisa Data
Perdarahan
Gangguan kesadaran,
hemodinamik, pernafasan Risiko cedera
pembedahan
Risiko cedera
anestesi
III. Rencana Intervensi
Nama : Tn. B No. CM : 123xxx
Umur : 42 tahun Diagnosa : CA Tiroid
Jenis Kelamin : Laki-laki Ruang : IBS RS A
Cure : Cure :
5. Kolaborasi pemberian obat 5. Agen-agen ini secara
anti ansietas
sistematik dapat menurunkan
ansietas
Cure :
4. Kolaborasi pemberian obat
analgetik Cure :
4. Agen-agen ini secara
sistematik dapat mengurangi
nyeri
3 Risiko Cedera Setelah dilakukan ASKAN Care Care
Anestesi cedera anetsesi tidak terjadi 1. siapkan mesin anestesi 1. Mengurangi terjadinya cedera
dengan kriteria hasil : 2. siapkan peralatan anestesi anestesi
Tidak ada tanda-tanda (STATICS)
hypoxia 3. siapkan obat-obatan anestesi
Tidak terjadi mual 4. lakukan intubasi
muntah 5. monitor hemodinamik dan
Tidak ada tanda-tanda kesadaran umum pasien
henti napas dan henti 6. monitor tanda-tanda risiko
jantung, pasien tidak hypoxia, ketidakefektifan
terjatuh, tidak ada tanda jalan napas, aspirasi
tanda perubahan suara 7. dokumentasi intra operasi
napas 8. monitor kedalaman anestesi
9. lakukan scoring pasca-
anestesi
10. lakukan penyerahan pasien
kepada petugas bangsal
11. sediakan suction di ruangan
Core Core :
12. Motivasi pasien agar tetap 12. Agar pasien tetap tenang dan
tenang tidak meningkatkan
13. Motivasi pasien untuk puasa hemodinamik pasien
sebelum operasi
Cure Cure :
14. Kolaborasi pemberian obat 14. Agen-agen ini secara
obatan anestesi sistematik dapat mengurangi
cedera anestesi
4 Risiko cedera Setelah dilakukan ASKAN Care : Care :
pembedahan risiko cedera pembedahan 1. Lakukan konfirmasi identitas 1. Mempersiapkan bila terjadi
menurun dengan kriteria hasil: pasien kondisi kegawatan
Nadi dalam batas 2. Lakukan sign in, time out dan 2. Agar mengetahui tanda-tanda
normal sign out vital pasien
TD dalam batas normal 3. Mempersiapkan obat-obatan
Tidak terjadi emergency
perdarahan intra op 4. Monitor tanda-tanda vital
Tidak terjadi perlukaan 5. Monitor pola napas
pada jaringan paratiroid 6. Berikan oksigen
7. Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
8. Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik
Core : Core :
9. motivasi pasien untuk 9. Agar pasien dapat menjaga
menjaga kebersihan
10. motivasi pasien untuk kebersihan
mencukupi nutrisi pasca op
Cure :
11. kolaborasi pemberian obat
premedikasi
12. Kolaborasi pemberian obat Cure :
emergency 11. Agar keadaan pasien kembali
13. Kolaborasi pemberian stabil
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
14. Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
IV. Implementasi
Nama : Tn. B No. CM : 123xxx
Umur : 42 tahun Diagnosa : CA Tiroid
Jenis Kelamin : Laki-laki Ruang : IBS RS A
DO:
- Mesin anestesi siap digunakan
12.15 3.11 menyiapkan alat suction DS:
- Tidak terkaji
DO:
- Alat suction siap digunakan
12.20 3.2 Menyiapkan seluruh peralatan anestesi DS:
(STATICS) - Tidak terkaji
DO:
- Persiapan peralatan anestesi STATICS
siap
12.30 3.3 menyiapkan obat-obatan anestesi DS:
- Tidak terkaji
DO:
- Obat-obatan anestesi siap
3.3 Menyiapkan obat-obatan emergency DS:
- Tidak terkaji
DO:
- Obat-obatan emergency siap
12.45 1.1. Mengidentifikasi tanda-tanda ansietas DS :
- Pasien mengatakan belum pernah operasi
dan dilakukan tindakan anetesi, sehingga
memikirkan bagaiamana dan apa yang
akan terjadi sepanjang di lakukan
operasi.
- Pasien mengatakan akan melakukan
operasi tiroidektomi
- Pasien mengatakan skala ansietas 23
DO :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien terlihat tengok kanan kiri melihat
lalu lalang petugas
- Nafas pasien sedikit tersengal sesekali
- TD: 125/74 mmHg
- N: 93x/mnt
2.1. Mengidentifikasi skala nyeri - RR: 22x/mnt
DS :
- P : benjolan
- Q : seperti ditusuk- tusuk
- R : leher bagian kanan
- S:5
- T : hilang timbul
DO :
- Pasien terlihat menahan nyeri
- Pasien tampak gelisah
- TD: 125/74 mmHg
- N: 93x/mnt
- RR: 22x/mnt
12.50 1.2 menjelaskan prosedur anestesi dan operasi DS:
kepada pasien - Pasien mengatakan paham dengan apa
yang dijelaskan
DO:
- Pasien menyimak apa yang dijelaskan
dengan seksama
13.00 1.4 Melatih teknik relaksasi nafas dalam DS :
- Pasien mengatakan mengerti dengan
latihan relaksasi yang diberikan
- Pasien mengatakan merasa sedikit rileks
- Pasien mengatakan skala ansietas 17
DO :
- Pasien menyimak dan mempraktekkan
latihan dengan baik
- Pernafasan tampak mulai terkontrol
2.2 Mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri DS :
- Pasien mengatakan mengerti dengan
latihan nonfarmakologi (nafas dalam)
yang diberikan
- Pasien mengatakan merasa sedikit rileks
DO :
- Pasien menyimak dan mempraktekkan
latihan dengan baik
13.15 1.5 Mengkolaborasikan pemberian obat anti DS: -
ansietas : tidak diperlukan
DO: -
2.4 Mengkolaborasikan pemberian obat analgetik DS:
- Pasien mengatakan setuju untuk diberi
obat
- Pasien mengatakan nyeri berkurang
- P : benjolan
- Q : seperti ditusuk- tusuk
- R : leher bagian kanan
- S:4
- T : hilang timbul
DO:
- Pasien terpasang paracetamol 500mg
perinfus 20tpm
- TD: 110/72mmHg
- N: 90x/mnt
- RR: 21x/mnt
DO:
- Pasien diberikan obat SA 30mg (iv)
INTRA ANESTESI
20 juli 2023 8.1 Melakukan konfirmasi identitas DS:
13.30 - Pasien mengatakan identitas dengan jelas
DO:
- Identitas pasien sudah sesuai
DO:
- Pasien terlihat lebih rileks
DO:
- Pasien melakukan teknik relaksasi nafas
dalam
13.36 4.2 Melakukan sign in DS:
- Tidak terkaji
DO:
- Pasien dan persiapan sudah sesuai
13.40 3.14 Melakukan tindakan kolaboratif dalam DS:
pemberian obat anestesi - Pasien setuju untuk diberi obat anestesi
DO:
- Pasien diberikan obat
Sedasi sevoflurane (maintenance)
Hipnotik propofol 100mg (iv)
Analgetik fentanyl 5,3mg (iv)
MR atracurium 27mg (iv)
DO:
- Tim lengkap dan antisipasi risiko cedera
pembedahan maupun pembiusan sudah
disiapkan
DO:
- Pasien dalam keadaan teranestesi dalam
- TD: 105/71mmHg
- N: 87x/mnt
- S: 36,1C
- RR: 20x/mnt
- SpO2: 99%
DO:
- Pasien dalam keadaan teranestesi dalam
- Pasien dalam keadaan aman, tidak ada
tanda-tanda risiko pembedahan yang
muncul
2.1 Mengidentifikasi skala nyeri
DS: Tidak terkaji
DO:
- Pasien teranestesi dalam
- Pasien tidak tampak menahan nyeri
- TD: 105/71mmHg
- N: 87x/mnt
- RR: 20x/mnt
DO:
- Pasien teranestesi dalam
- TD: 102/70mmHg
- N: 85x/mnt
- S: 36C
- RR: 20x/mnt
- SpO2: 100%
14.30 3.8 Maintenance dan memonitor kedalaman operasi DS:
- Tidak terkaji
DO:
- Kedalaman anestesi sudah sesuai dengan
kebutuhan pasien
DO:
- Dokumentasi tertulis dari awal sampai
akhir operasi
14.45 4.2 Melakukan sign out DS:
- Tidak terkaji
DO:
- Pembedahan telah selesai
- Alat dan bahan habis pakai yang
digunakan telah selesai dihitung
PASCA ANESTESI
20 juli 2023 4.4 Memonitoring TTV pasien DS:
14.50 - Tidak terkaji
DO:
- Pasien belum sadar dari efek obat
anestesi
- TD: 107/65mmHg
- N: 80x/mnt
- S: 36C
- RR: 20x/mnt
- SpO2: 99%
DO:
- Pasien belum sadar dari efek obat
anestesi
- Pasien diberikan obat fentanyl terlarut
dalam NaCl 500cc 20tpm
- TD: 107/65mmHg
- N: 80x/mnt
- S: 36C
- RR: 20x/mnt
- SpO2: 99%
DO:
- Pasien sudah sadar dari efek obat anestesi
- Kesadaran: compos mentis
- Skor aldrette: 9
DO:
- Kesadaran: compos mentis
- TD: 106/68mmHg
- N: 86x/mnt
- S: 36C
- RR: 20x/mnt
- SpO2: 100%
15.50 4.9 Memotivasi pasien untuk menjaga kebersihan DS:
- Pasien mengatakan paham dengan apa
yang dianjurkan
DO:
- Pasien sudah sadar penuh dari efek obat
anestesi
- Pasien mendengarkan penjelasan yang
diberikan
4.10 memotivasi pasien untuk mencukupi nutrisi DS:
- Pasien mengatakan paham dengan apa
yang dianjurkan
DO:
- Pasien sudah sadar penuh dari efek obat
anestesi
- Pasien mendengarkan penjelasan yang
diberikan
16.00 3.10 Melakukan penyerahan pasien kepada petugas DS:
bangsal - Tidak terkaji
DO:
- Penyerahan pasien kepada perawat
bangsal dilakukan sesuai dengan
prosedur
INTRA ANESTESI
□ I.M :
□ I.V: Sulfas Atropin 30mg
Induksi N2O / O2 / Air X→ ←X
□ Intravena : Propofol 100mg Gas : Isof/Sevo/Des 1,8% X→ ←X
□ Inhalasi :
Tata Laksana Jalan nafas RR N TD 13. 13. 14. 14. 14.
40 55 10 25 40
Face mask No Oro/Nasopharing 28 220
ETT No 7 Jenis king king Fiksasi 21 cm 20 200 + + + + + + + + + + + + +
LMA No Jenis nasopharing 16 180
Trakhesotomi N 12 160
Bronkoskopi fiberoptik Sis 8 180 140
Glidescope Dis 160 120
Lain-lain + RR 140 100
Intubasi 120 80
✓ Sesudah tidur □ Blind □ Oral □Nasal □ Ka □ Ki 100 60
□ Trakheostomi 80 40 • • • • • • • • • • • • •
□ Sulit ventilasi : tidak ada, pasien kooperatif 60 20
□ Sulit intubasi : tidak ada, pasien kooperatif 0
□ Dengan stilet □ Cuff □ Level ETT □ Pack
Ventilasi
□ Spontan □ Kendali ✓ Ventilator: TV RR 20x/mnt PEEP Mulai anestesia X Selesai anestesia ←X Mulai pembedahan O→ Selesai pembedahan ←O
□ Konversi : Intubasi ↑ Ekstubasi ↓ Pemantauan
SpO2 % 99 100 99 100 100 99 98 99 100 100 100 99 99
Tindakan Anestesi: General anestesi (ETT) PE CO2 mm Hg
FiO2
Teknik Regional/Blok Perifer Lain-lain :
Jenis : Cairan infus Nacl 500ml
Lokasi : Darah ml
Urin ml
Jenis Jarum / No : Perdarahan ml
Kateter : □ Ya □ Tidak Fiksasi cm
Obat-obat: Lama pembiusan : jam 15 menit
Komplikasi : Lama pembedahan : jam 45 menit
Hasil : □ Total Blok □Partial Masalah Intra Anesstesi: Pembedahan berjalan lancar tanpa ada tanda-tanda risiko yang muncul
□ Gagal
V. Evaluasi
Nama : Tn. B No. CM : 123xxx
Umur : 42 tahun Diagnosa : CA Tiroid
Jenis Kelamis : Laki-laki Ruang : IBS RS A
A: Selama pra anestesi, MKA risiko cedera anestesi tidak terjadi/sudah diatasi
A: Selama intraoperasi, MKA nyeri tidak terjadi/tidak ada gejala nyeri yang
timbul
A: Selama pascaoperasi, MKA nyeri tidak terjadi/tidak ada gejala nyeri yang
timbul
P: Intervensi dihentikan
4 Risiko cedera 20 juli 2023 S: Pasien mengatakan merasa sedikit pusing
pembedahan 14.40
O: Kesadaran: compos mentis
TD: 106/68mmHg
N: 86x/mnt
S: 36C
RR: 20x/mnt
SpO2: 100%
P: Intervensi dihentikan
3 Risiko cedera 20 juli 2023 S: Pasien mengatakan merasa sedikit pusing
anestesi 14.40
O: Pasien sudah sadar dari efek obat anestesi
Kesadaran: compos mentis
Skor aldrette: 9
TD: 106/68mmHg
N: 86x/mnt
S: 36C
RR: 20x/mnt
SpO2: 100%
A: Selama pascaanestesi, MKA risiko cedera anestesi tidak terjadi
P: Intervensi dihentikan