DISUSUN OLEH :
AFINA RIZKANINGSIH (2019040003)
MELYA SARI (2019040027)
MUHAMMAD IRFAN (2019040029)
2022/2023
BAB I
TEORI PENYAKIT
A. DEFINISI
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan jaringan
kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak, sehingga
menimbulkan keluhan seperti berdebar-debar, keringat, gemeteran, bicara jadi gagap, diare,
berat badan turun, mata membesar. ( Nuratif & Kusuma 2016)
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi
hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit Grsves,
sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma, tumor kelenjar hipofisis yang
menimbulkan sekresi TSH meningkat, tiroiditis sub akut dan berbagai bentuk kanker tiroid
(Doengers, 2012).
B. ETIOLOGI
D.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan sidik troid
2. Pemeriksaanu USG
3. Biopsi aspirasi jarum halus
4. Termografi
Dalam buku asuhan keperawatan yang disusun oleh Doenges (2012), pemeriksaan
diagnostik yang dapat dilakukan berupa :
PERTIMBANGAN ANESTESI
A. DEFINISI
Anestesia adalah suatu keadaan narcosis, analgesia, relaksasi dan hilangnya reflek (Smeltzer,
S C, 2002). Anestesi adalah menghilangnya rasa nyeri, dan menurut jenis kegunaannya
dibagi menjadi anestesi umum yang disertai hilangnya kesadaran, sedangakan anestesi
regional dan anestesi local menghilangya rasa nyeri disatu bagian tubuh saja tanpa
menghilangnya kesadaran (Sjamsuhidajat & De Jong, 2012).
Anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh (Morgan, 2011)
B. JENIS ANESTESI
Menurut Potter & Perry tahun 2006, pasien yang mengalami pembedahan akan
menerima anestesi dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut:
1. Anestesi Umum Klien yang mendapat anestesi umum akan kehilangan seluruh sensasi
dan kesadarannya. Relaksasi otot mempermudah manipulasi anggota tubuh. Pembedahan
yang menggunakan anestesi umum melibatkan prosedur mayor, yang membutuhkan
manipulasi jaringan yang luas.
2. Anestesi Regional Induksi anestesi regional menyebabkan hilangnya sensasi pada daerah
tubuh tertentu. Anestesi regional terdiri dari spinal anestesi, epidural anestesi, kaudal
anestesi. Metode induksi mempengaruhi bagian alur sensorik yang diberi anestesi. Ahli
anestesi memberi regional secara infiltrasi dan lokal. Pada bedah mayor, seperti
perbaikan hernia, histerektomi vagina, atau perbaikan pembuluh darah kaki, anestesi
regional atau spinal anestesi hanya dilakukan dengan induksi infiltrasi. Anestesi Lokal
Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi pada tempat yang diinginkan. Obat
anestesi menghambat konduksi saraf sampai obat terdifusi ke dalam sirkulasi. Anestesi
lokal umumnya digunakan dalam prosedur minor pada tempat bedah sehari.
C. TEKNIK ANESTESI
General anestesi menurut Mangku dan Senapathi (2010), dapat dilakukan dengan 3
teknik, yaitu:
1. General Anestesi Intravena Teknik general anestesi yang dilakukan dengan jalan
menyuntikkan obat anestesi parenteral langsung ke dalam pembuluh darah vena.
2. General Anestesi Inhalasi Teknik general anestesi yang dilakukan dengan jalan
memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi yang berupa gas dan atau cairan yang
mudah menguap melalui alat atau mesin anestesi langsung ke udara inspirasi.
3. Anestesi Imbang Merupakan teknik anestesi dengan mempergunakan kombinasi obat-
obatan baik obat anestesi intravena maupun obat anestesi inhalasi atau kombinasi teknik
general anestesi dengan analgesia regional untuk mencapai trias anestesi secara optimal
dan berimbang, yaitu:
(a) Efek hipnosis, diperoleh dengan mempergunakan obat hipnotikum atau obat anestesi
umum yang lain.
(b) Efek analgesia, diperoleh dengan mempergunakan obat analgetik opiat atau obat
general anestesi atau dengan cara analgesia regional.
(c) Efek relaksasi, diperoleh dengan mempergunakan obat pelumpuh otot atau general
anestesi, atau dengan cara analgesia regional.
Pada tindakan general anestesi terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan adalah general
anestesi dengan teknik intravena anestesi dan general anestesi dengan inhalasi, berikut obat-
obat yang dapat digunakan pada kedua teknik tersebut.
Anestesi Intravena:
1. Atropine sulfat
2. Pethidin
3. Atrakurium
4. Ketamine hcl
5. Midazolam
6. Fentanyl
7. Rokuronium bromide
8. Prostigmin
Anestesi Inhalasi:
1. Nitrous Oxide
2. Halotan
3. Enfluren
4. Isofluran
5. Sevofluran
E. RISIKO PASCA ANESTESI
2. Sirkulasi Penyulit yang sering di jumpai adalah hipotensi syok dan aritmia, hal ini
disebabkan oleh kekurangan cairan karena perdarahan yang tidak cukup diganti. Sebab lain
adalah sisa anastesi yang masih tertinggal dalam sirkulasi, terutama jika tahapan anastesi
masih dalam akhir pembedahan.
3. Regurgitasi danMuntah Regurgitasi dan muntah disebabkan oleh hipoksia selama
anastesi. Pencegahan muntah penting karena dapat menyebabkan aspirasi.
4. Hipotermi Gangguan metabolisme mempengaruhi kejadian hipotermi, selain itu
juga karena efek obat-obatan yang dipakai. General anestesi juga memengaruhi ketiga
elemen termoregulasi yang terdiri atas elemen input aferen, pengaturan sinyal di daerah pusat
dan juga respons eferen, selain itu dapat juga menghilangkan proses adaptasi serta
mengganggu mekanisme fisiologi pada fungsi termoregulasi yaitu menggeser batas ambang
untuk respons proses vasokonstriksi, menggigil, vasodilatasi, dan juga berkeringat.
5. Gangguan Faal Lain Diantaranya gangguan pemulihan kesadaran yang disebabkan
oleh kerja anestesi yang memanjang karena 14 dosis berlebih relatif karena penderita syok,
hipotermi, usia lanjut dan malnutrisi sehingga sediaan anestesi lambat dikeluarkan dari
dalam darah.
BAB III
WOC
BAB IV
A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
a) Identitas pasien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan,
pekerjaan, tanggal masuk ruangan, Riwayat Kesehatan.
b) Hal yang perlu di kaji pada penderita hernia inguinalis adalah memiliki riwayat
pekerjaan mengangkat beban berat, duduk yang terlalu lama, terdapat benjolan pada
bagian yang sakit, nyeri tekan, klien merasa tidak nyaman karena nyeri pada abdomen
(Dermawan & Rahayuningsih, 2010 dalam Aristia, 2020).
2. Data Objektif
a) Pengkajian fisik, pengkajian tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu
maupun pemeriksaan head to toe.
b) Sistem integument, apakah pasien pucat, sianosis dan adakah penyakit kulit di area
badan.
c) Sistem kardiovaskuler, apakah ada gangguan pada sistem cardio, validasi apakah pasien
menderita penyakit jantung atau tidak, kebiasaan minum obat jantung sebelum operasi,
kebiasaan merokok, minum alkohol, oedema, irama dan frekuensi jantung.
d) Sistem pernafasan, apakah pasien bernafas teratur dan berubah secara tiba-tiba di kamar
operasi.
e) Sistem gastrointestinal
(1) Inspeksi: perhatikan ada tidaknya benjolan, awasi tanda infeksi (merah, bengkak,
panas, nyeri, berubah bentuk).
(2) Auskultasi: Bising usus jumlahnya melebihi batas normal >12 karena ada mual dan
pasien tidak nafsu makan
(3) Perkusi: Kembung pada daerah perut, terjadi distensi abdomen.
(4) Palpasi: Turgor kulit elastis, palpasi daerah benjolan biasanya terdapat nyeri.
f) Pemeriksaan data penunjang (Dermawan & Rahayuningsih, 2010 dalam Aristia,
2020).
B. MASALAH KESEHATAN ANESTESI
1. Ketidakefektifa bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi trakea, pembengkakan,
perdarahan dan spasme larigeal
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi
kurang, disfagia
3. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan bedah terhadap jaringan/ otot dan edema pasca
operasi
4. Gangguan rasa nyaman
5. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara/ kerusakkan laring,
edema jaringanm nyeri , ketidaknyamanan
6. Resiko infeksi.
Intervensi keperawatan
Mengekspresikan dukungan
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun
secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas,
aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi
suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. (Nurdin Usman 2012)
C. EVALUASI
Evaluasi Keperawatan Menurut (Setiadi, 2012) dalam buku konsep dan penulisan asuhan
keperawatan tahapan penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Terdapa
dua jenis evaluasi:
1. Evaluasi Formatif (Proses) Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan
dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi 4
komponen yang dikenal dengan istilah SOAP :
a) S (subjektif) : Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali pada klien yang afasia.
b) (objektif) : Data objektif dari hasi observasi yang dilakukan oleh perawat.
c) A (analisis) : Masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis atau dikaji
dari data subjektif dan data objektif.
d) P (perencanaan) : Perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan
keperawatan, baik yang sekarang maupun yang akan datang dengan tujuan
memperbaiki keadaan kesehatan klien.
2. Evaluasi Sumatif (Hasil) Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua
aktivitas proses keperawatan selesi dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Ada 3 kemungkinan
evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan (Setiadi, 2012), yaitu:
a) Tujuan tercapai atau masalah teratasi jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
b) Tujuan tercapai sebagian atau masalah teratasi sebagian atau klien masih dalam
proses pencapaian tujuan jika klien menunjukkan perubahan pada sebagian kriteria
yang telah ditetapkan.
c) Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien hanya menunjukkan sedikit
perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA
I. PENGKAJIAN
1) Pengumpulan Data
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny.K
Umur : 60 Th
Jeniskelamin :Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Suku Bangsa : Indonesia
Status perkawinan` : Kawin
Golongan darah :B
Alamat : Tanurejo,Bandasari, Temanggung
No. CM :031xxx
Diagnosa medis : SNNT SINISTRA
Tindakan Operasi :Isthmolobectomi
Tanggal MRS : 26 september 2022
Tanggal pengkajian : 27 september 2022 Jam Pengkajian:
Jaminan : BPJS
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh nyeri pada leher sebelah kiri karena terdapat benjolan
(Struma).
P : Nyeri karena desakkan nodul/benjolan
Q : Nyeri terasa cenat-cenut diarea nodul/benjolan
R : Leher kiri Ny. E
S : Skala nyeri 3
T : Hilang timbul
b. Saat Pengkajian
Saat dikaji pasien mengeluhkan nyeri dileher sebelah kiri
5) Riwayat Kesehatan
Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? Tidak
- ya/tidak Jika ya, menderita penyakit apa?
Riwayat operasi sebelumnya : Tidak
- tahun: jenis:
Komplikasi:
Riwayat anestesi sebelumnya : Tidak
- tahun: jenis :
Komplikasi:
Apakah pasien pernah mendapatkan transfusi darah? Tidak
- ya/tidak jika ya, jumlah : , Reaksi alergi: ya/tidak
Apakah pasien pernah didiagnosis penyakit menular? Tidak
- ya/tidak Jika ya, sebutkan……
- Khusus pasien perempuan
: Jumlah kehamilan:2
jumlah anak :2
mensturasi terakhir :
menyususi : tidak
6)Riwayat pengobatan/konsumsi obat:
Obat yang pernah dikonsumsi: Tidak
2) Air / Minum
Sebelum Sakit
- Frekuensi :6-7 gelas
- Jenis :air putih Cara :langsung
- Minum Terakhir :tadi pagi
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat Ini
- Frekuensi : 6-7 gelas
- Jenis :air putih
- Cara : langsung
- Minum Terakhir :tadi pagi
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
3) Nutrisi/
makanan
Sebelum Sakit
- Frekuensi :3x
- Jenis :nasi dan lauk
- Porsi :habis
- Diet khusus : tidak ada
- Makanan yang disukai : semua
- Napsu makan :baik
- Puasa terakhir : tadi pagi
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat ini
- Frekuensi :3x
- Jenis :nasi dan lauk
- Porsi :habis
- Diet khusus : tidak ada
- Makanan yang disukai :semua
- Napsu makan :baik
- Puasa terakhir :tadi pagi
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
4) Eliminasi
a) BAB Sebelum
sakit
- Frekuensi : 2x
- Konsistensi :padat
- Warna :coklat
- Bau :khas feses
- Cara (spontan/dg alat) :spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat ini
- Frekuensi :2x
- Konsistensi :padat
- Warna :coklat
- Bau :khas feses
- Cara (spontan/dg alat) :spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
b) BAK
Sebelum sakit
- Frekuensi : 4-5 x
- Konsistensi : cair
- Warna : kuning
- Bau :khas urin
- Cara (spontan/dg alat) :spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat ini
- Frekuensi :4-5x
- Konsistensi :cair
- Warna :kuning
- Bau :khas feses
- Cara (spontan/dg alat) :spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
6) Interaksi Sosial
- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman. baik
7) Pemeliharaan Kesehatan
- Rasa Aman : baik
- Rasa Nyaman : nyaman
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan :
2. Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis / apatis / delirium/ somnolen / sopor/ koma
GCS : Verbal 5 Motorik 6 Mata 4
Penampilan : tampak sedang
Tanda-tanda Vital : Nadi = 65 x/menit, Suhu =360 C, TD =126/68 mmHg,
RR =16 x/menit, Skala Nyeri:7
BB: 55Kg, TB:155 Cm, BMI: …………
Lainnya:tidak ada
b. Pemeriksaan 6 B
1) B1 (BREATH
- Wajah:
□ √Normal □ Dagu Kecil □ Edema
□ Gigi palsu□ Gigi goyang □ Gigi maju
□ Kumis/ jenggot □ mikrognathia □ Hilangnya gigi
- Kemampuan membuka mulut < 3 cm □√Ya □Tidak
- Jarak Thyro - Mental < 6 cm □√Ya □Tidak
- Cuping hidung □Ya □√Tidak
- Mallampati Skor : □√ I □ II □ III □ IV
- Tonsil : □ T0 □ √T1 □ T2 □ T3 □ T4
- Kelenjar tiroid : ukuran intensitas
- Obstruksi Jalan Napas
□ √Tidak ditemukan □ Tumor
□ Gigi maju □ Stridor
- Bentuk Leher : □√Simetris □ Asimetris
Mobilitas Leher :
Leher pendek : □Ya □√Tidak
Dapatkah pasien menggerakkan rahang ke depan?
□ √Ya □ Tidak
Dapatkah pasien melakukan ekstensi leher dan kepala?
□ √Ya □ Tidak
Apakah pasien menggunakan collar?
□ Ya □ √Tidak
- Thorax:
Bentuk thorax :
Pola napas :
Retraksi otot bantu napas :
Perkusi paru : □ sonor □ hipersonor □ dullness
Suara napas : □ ronchi □ wheezing □ vesikuler □ bronchial □
bronkovesikular
2) B2 ( BOOD )
- Konjungtiva : □ anemis □ √tidak
- Vena jugularis : pembesaran □ ya □√tida
k
- BJ I : □ tunggal □ ganda □ regular □ irreguler
- BJ II : □ tunggal □ ganda □ regular □ irregular
- Bunyi jantung tambahan: BJ III □ murmur
3) B3 ( BRAIN )
- Kesadaran : □√ kompomentis □ apatis □ delirium □ somnolen □ sopor
□ koma
- GCS : Verbal5 Motorik:6 Mata : 4
- Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + √/ -)
b. Reflek trisep ( + √/ -)
c. Reflek brachiradialis ( + / -)
d. Reflek patella ( +√ / -)
e. Reflek achiles ( + √/ -)
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
a. Reflek babinski ( +√ / -)
b. Reflek chaddok ( +√ / -)
c. Reflek schaeffer ( +√ / -)
d. Reflek oppenheim ( + √/ -)
e. Reflek gordon ( + √/ -)
4) B4 ( BOWEL )
- Frekuensi peristaltic usus :12x/menit
- Titk Mc. Burney : □ √nyeri tekan □ nyeri lepas
- Borborygmi : □Ya □Tidak □√ nyeri menjalar
- Pembesaran hepar : □Ya □√Tidak
- Distensi : □Ya □√Tidak
- Asites : □ shiffing dullness □ undulasi
5) B4 ( BLADER)
- Buang air kecil : □√Spontan □Tidak
- Terpasang kateter : □Ya □√Tidak
- Gagal ginjal : □Ya □√Tidak
- Infeksi saluran kemih : □Ya □√Tidak
- Produksi urine :1 cc
- Retensi urine : □Ya □√Tidak
6) B6 ( BONE )
a) Pemeriksaan Tulang Belakang :
- Kelainan tulang belakang: Kyposis (+√/-), Scoliosis (√+/-), Lordosis (+√/-),
Perlukaan (+/-√), infeksi (+/-√), mobilitas (leluasa/terbatas), Fibrosis (+/-), HNP
(+/-)
- Lainnyatidak ada
b) Pemeriksaan Ekstremitas
- Ekstremitas Atas
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (+ / -)
Fraktur (+/√-), lokasi fraktur tidak ada jenis fraktur
Tidak ada kebersihan luka tidak ada terpasang gips (+/-),
Traksi ( + / - ), atropi otot ( + / -)
IV line: terpasang ditangan kiri ukuran abocatch 20
tetesan:16 tpm
ROM: ………………..
Lainnya:……………..
Palpasi
Perfusi:…….
CRT:2 detik
Edema : ( 1 – 4) (1111)
Lakukan uji kekuatan otat : ( 1 – 5
(5555) Lainnya:………………
- Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris)deformitas (+√/ -)
Fraktur (+/-√), lokasi fraktur tidak ada jenis fraktur
Tidak ada kebersihan luka tidakada terpasang gips (+/√-),
Traksi ( + / - √), atropi otot ( + / √-)
IV line: terpasang ...............ukuran abocatch...........tetesan:.............
ROM: ………………..
Lainnya:………………
Palpasi Perfusi:
……. CRT:2 detik
Edema : (1 – 4 )
(1111)
Kekuatan otot : ( 1 – 5 )
()5555
Lainnya:………………
- Edema :