Anda di halaman 1dari 29

4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI JANTUNG

PRELOAD, KONTRAKTILITAS, AFTERLOAD, SINKRONISASI OTOT JANTUNG

HARDIONO
KONSULTAN ANESTESI DAN PERAWATAN INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RSUD DR SOETOMO
SURABAYA

WORKSHOP HEMODYNAMIC MONITORING : EVOLVING TECHNOLOGIES AND CLINICAL PRACTICE


30 – 31 JANUARI 2019, DYANDRA CONVENTION CENTER
PENGANTAR

• Monitoring hemodinamik merupakan dasar pada penanganan


pasien kritis baik di ICU maupun di UGD.
• Pengukuran Cardiac Output merupakan parameter yang
penting diketahui untuk menilai fungsi jantung dan estimasi
pemberian oksigen ke jaringan – organ perfusi.
• Cardiac output dipengaruhi oleh laju nadi ( heart rate) dan Isi
sekuncup ( stroke volume ). CO = HR X SV
• Stroke volume dipengaruhi oleh pre-load, after-load,
contractility dan sinkronisasi otot jantung
• Hemodinamik monitoring : invasif atau non-invasif
PENGANTAR

• Walaupun sudah dilakukan resusitasi dan support yang baik pada


fungsi organ vital, masih banyak pasien yang mengalami
gangguan fungsi organ – multiple organ failure yang mengancam
jiwa.
• Pasien dengan hemodinamik tidak stabil, hanya 50% yang
memberikan respons terhadap terapi cairan
• Pada dasarnya tujuan dari pemberian cairan resusitasi adalah
untuk meningkatkan stroke volume

3
TANPA ADANYA INFORMASI HEMODINAMIK , APA YANG
AKAN SDR LAKUKAN
?

Red Blood Dialysis /


Fluid Loading Inotropics Vasopressor Diuretics
Cells filtration

4
HEART RATE , STROKE VOLUME DAN CARDIAC OUTPUT

After-load
HEART RATE
CARDIAC
Pre - Load OUTPUT
STROKE
VOLUME
Kontraktilitas

Sinkronisasi
otot Jantung
PRE – LOAD

• Besarnya regangan otot jantung pada akhir diastolik, ditentukan


oleh banyaknya volume darah didalam bilik jantung
• Peningkatan regangan otot jantung, akan meningkatkan
kekuatan kontraksi ventrikel, sampai limit fisiologi.
• Secara sederhana : makin banyak pengisian ventrikel, makin
besar stroke volume.
• Akibat peningkatan pre-load, kerja jantung meningkat dan
kebutuhan oksigen akan meningkat
PRE LOAD

• Secara klinis tidak dapat dilakukan pengukuran berapa


besarnya regangan otot jantung
• Tidak praktis mengukur volume intraventrikel setiap saat –
echocardiography
• Peningkatan atau pengurangan volume intraventrikel sebanding
dengan perubahan tekanan intra ventrikel.
• Dalam praktek klinis ( bed side ) Pre load dapat di nilai dari
pemeriksaan CVP ( jantung kanan ), dan PCWP ( janttung kiri)
PRE – LOAD DIPENGARUHI OLEH

• Volume cairan tubuh


• Relaksasi ventrikel
• Irama jantung
• After load
MANIPULASI PRE LOAD

• Pemberian cairan
• Diuretika
• Vasodilator
• Regulasi irama jantung : obat, Mekanik
Mengetahui preload ventrikel sangat penting secara klinis
untuk menilai :
Perubahan akut fungsi ventrikel
Volume darah sirkulasi
Komplians ventrikel
Kebutuhan oksigen myocard
CVP tidak dapat digunakan sebagai pedoman
untuk menilai Fluid Responsiveness
PRE – LOAD ≠ VENOUS RETURN

• Pre – Load tergantung pada venous return


• Venous return – banyaknya darah yang kembali kejantung (
Atrium kanan atau atrium kiri)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VENOUS RETURN
PRE LOAD TERHADAP LV PRESSURE - VOLIME
AFTER - LOAD

Besarnya tenaga yang dibutuhkan oleh ventrikel untuk mengeluarkan


darah pada saat kontraksi ( blood ejection)

Resistensi yang dihadapi oleh otot jantung untuk


memompa darah ke sirkulasi sistemik atau pulmoner
AFTER LOAD

Makin rendah afterload, makin banyak darah yang dapat dikeluarkan oleh jantung
pada saat kontraksi

Perubahan afterload akan meningkatkan atau menurunkan kurva Starling ( Stroke


volume index – LAP

The effect of afterload on stroke Volume is due to the fact that the maximum
pressure that the heart can develop is smaller at lower ventricular volumes.

Bila tekanan sistolik lebih rendah, pada akhir sistolik volume di ventrikel lebih kecil,
sehingga menghasilkan stroke volume yang lebih besar. Begitu juga sebaliknya
AFTER LOAD DIPENGARUHI OLEH

• Stenosis Aorta atau pulmoner


• Hipertensi sistemik atau pulmoner
• Resistensi vaskuler
• Massa darah pada arteri besar
• Komplains dinding arteri

Stroke volume berkurang

After load meningkat


MVO2 meningkat
AFTER LOAD

• Tidak dapat diukur secara langsung


• Afterload ventrikel kanan : tekanan diastolik arteri pulmonalis ,
resistensi pulmonalis (PVR)
• Afterload ventrikel kiri : tekanan diastolik aorta, resistensi
vaskuler sistemik (SVR)

MAP - CVP MPAP - PCWP


SVR = X 80
SVR = X 80 Cardiac Output
Cardiac Output
AFTERLOAD – STROKE VOLUME
KONTRAKTILITAS OTOT JANTUNG (INOTROPIK)

• Status Inotropik miokard, terkait dengan kecepatan dan seberapa besar


pemendekan serabut miokard, ( tidak tergantung pre atau afterload )
• Perubahan kontraktilitas ventrikel akan mempengaruhi perfusi
• Inotropik positif ( Hypercalcemia, eskogen atau endogen katekolamin, Obat
positif inotropik )
• Inotropik negatif ( Asidosis berat,hyperkalemia, hypocalcemia, hipoksemia,
penyakit jantung, obat negatif inotropik)

Kontraktilitas otot jantung tidak dapat diukur bedside


Penilainan kontraktilitas didasarkan pada karakteristik kurva ventrikel
dan status perfusi
ESPVR : END SYSTOLIC PRESSURE VOLUME RELATIONSHIP
SINKRONISASI OTOT JANTUNG

• Pengosongan isi ventrikel yang efisien memerlukan kontraksi ventrikel yang


smooth, suatu kesatuan terorganisir, inward movement
• Kontraksi yang tidak terkoordinir takan mengakibatkan penurunan stroke
volume, terjadi pada beberapa keadaan :
• Kontusio otot jantung
• Aneurysma otot jantung
• Bundle Branch Block
• Aritmia ventrikel
Aneurysma ventrikel kiri

Myocardial infaction
RINGKASAN

Anda mungkin juga menyukai