Anda di halaman 1dari 141

Monitoring

Hemodinamik
Tim HIPERCCI Pusat
❑ Tubuh akan berfungsi dengan baik , bila jantung dapat
memompa darah pada tingkat yang cukup agar dapat
mempertahankan pasokan oksigen dan nutrisi yang optimal
dan berkesinambungan ke otak dan organ vital lainnya
❑ Curah jantung adalah istilah yang menggambarkan jumlah
darah yang di pompakan jantung ke seluruh tubuh setiap
menit
❑ Tujuan utama dari pemantauan hemodinamik secara invasif
adalah untuk menilai keadekuatan perfusi sistemik yang sangat
erat hubungan terhadap Curah Jantung (CO) secara kontinyu
• Sebelum tahun 1800 menegakan diagnosa dengan cara menempelkan telinga
pada dada
• 1800, Leannec, mengembangkan dan membuat stetoskop yang memakai
mekanisme tubular berguna mendengar langsung suara dari dada ke
pemeriksa

• 1896, Riva-Rocci ,mengembangkan pemeriksaan non invasive


sphygmomanometer

• 1905, Korotkoff , mengembangkan tehnik auscultasi untuk menghitung sistolik


dan diastolik.

• Lambert dan Wood


mengembangkan elektrik transducer
Hukum Darcy's (aliran) :
Darah dapat mengalir dengan mudah
disebabkan karena:
- perbedaan tekanan darah, tahanan
pembuluh darah & diameter
pembuluh darah
• Hemodinamik : Pemeriksaan aspek
fisik dari sirkulasi darah, termasuk
fungsi jantung dan karakteristik
fisiologis vaskuler perifer
( Mosby 1998 )
Pergerakan darah yang dinamik didalam
sistem kardiovaskular
Adalah:
suatu pengukuran terhadap sistem kardiovaskuler
yang dapat dilakukan dengan cara
non invasif atau invasif
(Barbara, 2008)
Tujuan:
Memberikan informasi mengenai keadaan
pembuluh darah, jumlah darah dalam tubuh
dan kemampuan jantung untuk memompakan
darah.
• Mengevaluasi fungsi dasar kardiovaskular
• Memastikan adanya disfungsi
kardiovaskular
• Petunjuk untuk tindakan khusus yang
berguna memperbaiki fungsi
kardiovaskular
• Mengevaluasi kegunaan tindakan
lanjutan
• Deteksi dini, mengidentifikasi, dan dapat
memberikan terapi pada kasus mengancam
jiwa seperti gagal jantung dan tamponade
jantung
• Mengevaluasi respons pasien dengan cepat
tehadap pemberian obat obatan dan
dukungan mekanik
• Mengevaluasi keefektifan dari fungsi
kardiovaskular
• Penurunan fungsi jantung: seperti
AMI,CHF,Cardiomyopathy
• Pada pasien semua tipe kardigenik
syok,neurologis,anapilaksis
• Penurunan urine output yang disebabkan
karena dehidrasi, perdarahan gastro
intestinal atau pembedahan
• Pressure Preload
Afterload
• Resistance Contractilitas
• Flow Heart Rate
PRELOAD
• Regangan serabut otot sebelum sistole
(volume dalam ruang jantung sebelum
akhir diastole)
• Hukum Starling’s (semakin regang
serabut otot-otot jantung sampai pada
batas-batas tertentu, semakin kuat
kontraksinya.
Afterload
• Tekanan atau tahanan yang harus dilawan
oleh ventrikel waktu ejection
• Ditentukan oleh resistensi katup aorta,
tekanan arterial sistemik dan viskositas
• SVR left ventrikel afterload
• PVR right ventrikel afterload
Kontraktilitas

• Kekuatan kontraksi ventrikel


• Bagaimana jantung memompa
dengan baik
• No direct measure
Lung

Pulmonal
vein
Left atrium

SVR =
Systemic

Blood Pressure
Vascular
Right
Left Resistance
Atrium
ventricle

Right
ventricle

organ
Faktor yg berpengaruh
Tekanan Darah
• CO
• Tahanan pembuluh darah
perifer
• Elastisitas arteri
• Volume darah
• Kekentalan darah
• Usia
• Emosi
• Aktifitas
JENIS
PEMANTAUAN HEMODINAMIK
INVASIVE
• Intra Arterial Pressure NON INVASIVE
• Physical Assesment
• Central Venous
– Inspection
Pressure – Palpation
• Pulmonary Artery – Percussion
Pressure – Auscultation

• Left Atrial Pressure


-Cardiodynamic
NON INVASIVE

• Mengkaji status hemodinamik


MONITORING
melalui monitoring
NON INVASIFEKG, denyut
nadi, Non invasif BP, status
mental, pulse oksimetri dan
produksi urine.
JENIS-JENIS MONITORING
NON INVASIVE

• ECG / HR

» TEMPERATUR

• RESPIRATION

» BLOOD PRESSURE

• SATURATION
NIBP

02/05/2023 Aliana Dewi 21


HR, RR ?
02/05/2023 Aliana Dewi 22
Parameter Monitoring
Hemodinamik
1. Non Invasive

➢Blood Pressure (BP)


➢Mean Arterial Pressure (MAP)
➢Heart Rate (HR)
➢Peripheral Oxygen Saturation (SpO2)
➢Respirasi.
➢Temperatur
MONITORING
NON INVASIF
 Manual
 Otomatis
Secara manual: stethoscope menangkap vibrasi
pembuluh darah yang dihasilkan dari adanya turbulensi
aliran darah yang melewati arteri yang tertekan oleh
manset
bunyi korokoff

Alat: shygmomanometer, stetescope


Perbedaan tekanan non invasif 20 mmHg lebih rendah
dari pengukuran invasif
Pengukuran
Tekanan Darah
Non Invasif
Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah:
• adalah kekuatan tekanan darah yang
menekan pembuluh darah secara vertikal
pada saat darah dipompakan dari jantung
keseluruh anggota tubuh
• Tekanan ditentukan oleh kekuatan dan
jumlah darah yang dipompa oleh jantung
dan fleksibilitas dan ukuran dari nadi
• SBP (Systole Blood Pressure)
– Tekanan darah tertinggi pada setiap peredaran
darah
• DBP (Diastole Blood Pressure)
– Tekanan darah terendah pada setiap peredaran
darah
• MAP (Mean Arterial Pressure)
– Nilai rata-rata tekanan darah
– MAP = SP + (DP x2 ) /3
TEKANAN DARAH
• Tenaga yg dihasilkan oleh darah untuk
melawan setiap unit dari dinding pembuluh
darah
• Tekanan arteri sistemik terdiri dari:
✓Tekanan sistolik, ( N = 100-130 mmHg )
✓Tekanan diastolik, ( N = 60-90 mmHg )
✓Tekanan arteri rata-rata (MAP)

MAP = SP + (DP x 2) / 3
lanjutan
• Periode sistolik 1/3 siklus jantung.
• Periode diastolic 2/3 siklus jantung
• Perbedaan antara tekanan sistolik dengan
tekanan distolik dinamakan: "pulse pressure
(PP)"
• SP - DP = PP Normal antara: 40 - 65 mmHg
• PP dekat dapat disebabkan : Aortic Stenosis,
Hypovolum, Congestive heart failure.
• PP menjauh dapat disebabkan: Aortic
Regurgiitasi, Hipertensi sistemik.
Pengukuran Tekanan Darah Secara Tidak Langsung =
Pengukuran Tekanan Darah Non Invasif

Arteri Brakhialis merupakan tempat pengukuran yang paling


umum :
Mendekati jantung
Pengukuran konvensional
Pengukuran di tempat lain :
Lengan depan / arteri radialis

Pengukuran Tekanan Darah secara tidak langsung yang paling


umum adalah dengan metode auskultasi
Sphygmomanometry
Pemilihan Manset
yang Tepat
• Ukuran manset yang kecil akan menimbulkan
overestimasi tekanan darah. Pemilihan
ukuran manset dilakukan dengan pengukuran
lingkar lengan pada titik tengah lengan atas
(pertengahan antara acromion dan olecranon)
lanjutan
• Lebar manset harus berukuran kira-kira 40%
dari lingkar lengan atas (sekitar 12-14 cm pada
orang dewasa)
• Letak manset 2 jari diatas fosa cubiti
• Kesalahan umum dalam mengukur tekanan
darah adalah penggunaan
manset yang ukurannya
tidak sesuai dengan pasien
Pemilihan Manset
yang Tepat

Manometer
(mercury or capsule type)

d + 20% Pulse detector


(stethoscope or microphone)
Pemilihan Manset
yang Tepat

• Lingkar lengan dan ukuran manset yang


disarankan adalah berturut turut sebagai
berikut (dalam centimeter):
• 22-26: manset 12×22 (small adult arm)
• 27-34: manset 16×30 (adult arm)
• 35-44: manset 16×36 (large adult arm)
• 45-52: manset 16×42 (adult thigh)
Posisi
• Posisi yang benar sangat menentukan keakuratan
pengukuran
• Punggung dan tungkai bawah pasien sebaiknya
ditopang, dengan tungkai bawah tidak boleh
menyilang dan kaki berada pada permukaan yang
datar dan keras
• Pada lengan di mana tekanan darah akan
diukur diupayakan longgar sampai ke bahu,
lengan dari pakaian jika diangkat harus longgar
sehingga tidak mengganggu aliran darah atau tidak
mengganggu manset tensimeter
• Lengan sebaiknya diletakkan sedemikian rupa
sehingga berada sejajar dengan jantung
• Manometer juga sebaiknya diposisikan sejajar
dengan mata pemeriksa
Posisi
Mempersiapkan
Pengukuran Tekanan Darah
• Tidak boleh ada fistula arteriovenosa untuk
dialisis, jaringan parut karena pemotongan
arteri brakhialis sebelumnya atau tanda
limfedema (terlihat setelah diseksi nodus
aksilaris atau terapi radiasi)
• Palpasi arteri brakhialis untuk memastikan
denyutnya masih aktif
lanjutan
• Atur posisi lengan sehingga arteri brakhialis
terletak pada lipatan antekubital setinggi jantung,
kira- kira sejajar dengan interkostal keempat
pada sambungannya dengan sternum

• Jika pasien duduk, posisikan


lengan di atas meja sedikit di
atas pinggang pasien
Mengukur Tekanan Darah
• Tempatkan manset di tengah arteri brakhialis.
Bagian tepi bawah manset sekitar 2.5 cm di atas
lipatan antekubital. Lingkarkan manset dengan
tepat. Posisikan lengan pasien sehingga sedikit
fleksi pada area siku
• Letakkan stetoskop pada arteri brakhialis,
pastikan telah mengunci bagian ujung
pengeluaran udara dengan memutar penuh
penutup udara
Mengukur Tekanan Darah
• Untuk menentukan seberapa tinggi menaikkan
tekanan manset, pertama tentukan tekanan
sisitolik dengan palpasi
• Ketika anda merasakan arteri radialis dengan satu
jari tangan segera pompa manset sampai denyut
arteri radialis menghilang
• Baca nilai tekanan ini pada manometer dan
tambahkan 30 mmHg dari nilai yang didapatkan
• Hal ini juga untuk menghindari kesalahan yang
disebabkan oleh gap auskultasi : suatu interval
diam antara tekanan sistolik dan diastolik
• Kempeskan manset
Mengukur Tekanan Darah
• Terus turunkan tekanan secara perlahan

• Sejalan dengan pengenduran manset, akan


terdengar turbulensi aliran darah melalui
arteri brakialis menimbulkan rangkaian
suara (Korotkoff)
lanjutan
• Suara (Korotkoff) dikelompokkan menjadi 5 (lima) fase: --Fase
1 ditandai oleh suara yang jelas, suara menghentak dan
berulang, bersamaan dengan pemunculan kembali denyut
nadi yang teraba
• Pemunculan awal suara fase 1 ini sama dengan tekanan darah
sistolik
• Selama fase 2, suara murmur terdengar
• Pada fase 3 dan 4, perubahan mulai terjadi dimana suara nadi
mulai melemah (biasanya 10 mmHg diatas tekanan darah
diastolik yang sebenarnya)
• Pada fase 5, suara mulai hilang, dan menunjukkan tekanan
darah diastolik
Mengukur
Tekanan Darah
• Untuk lebih meyakinkan pengamatan
sebaiknya dilanjutkan hingga 10 mmHg
dibawah fase 5
• Tunggu selama 2 menit atau lebih dan ulangi
,Rata-ratakan hasil pembacaan
• Jika dua pembacaan pertama memiliki
perbedaan lebih dari 5 mmHg lakukan
pembacaan selanjutnya
⚫ Saturasi oksigen adalah suatu indikator dari
persentase hemoglobin yg tersaturasi dgn oksigen
pada saat pengukuran

⚫ Saturasi oksigen adalah perbandingan


hemoglobin yg tersaturasi terhadap hemoglobin
dalam darah.
Saturasi O2

02/05/2023 Aliana Dewi 46


Oxygenation

Pulse Oximetry
Sensors

Pulse Oximetry Waveform


Penempatan probe
SPO2 FOREHEAD SENSOR

Some patients represent a monitoring challenge because of: Forehead sensor provides highly
▪ Intense vasoconstriction ▪ Low cardiac index accurate saturation reading faster in
▪ Hypovolemia ▪ Septic shock patient scenarios where other sensors
▪ Hypothermia ▪ Severe peripheral vascular diseases cannot get a reading
▪ Therapeutic hypothermia ▪ Peripheral access in the OR

Edit title on Slide Master using Insert >


Header & Footer | March 25, 2016 |
Confidential, for internal use only
Prosedur penggunaan
probe saturasi
• Periksa sensor dan kabel dari kerusakan
sebelum dipasang
• Pilih daerah yg hangat dengan perfusi yg baik
(vasokontriksi/gangguan vaskuler → sensor
pada nasal/earlobe)
• Hindari penempatan sensor pada daerah yg
edema/daerah distal dari pemasangan arteri
line atau cuff tekanan darah
Nilai SpO2
Keakuratan nilai SpO2 dipengaruhi oleh :
✓Nilai hemoglobin
✓Aliran darah ke pembuluh vaskular
✓Suhu tempat sensor diletakan
✓Kemampuan oksigenasi dari pasien
✓FiO2
✓Ventiasi-perfusi mismatch
✓Kondisi cahaya lingkungan
✓Aliran darah balik pada lokasi probe
DENYUT JANTUNG
(HR)
▪ Cara pengukuran : manual dan otomatis dgn
pemasangan EKG lead
▪ Komponen penting dalam Curah jantung

CO = stroke volume x HR

▪ Pasien tdk stabil :


➢Evaluasi dgn auskultasi suara jantung
➢Hati2 →PEA (pulseless electrical activity )
→ adanya gbran EKG yg tdk disertai kontraksi
▪ Aritmia
▪ Analisa EKG strip tiap 8 jam atau jika ada
perubahan
▪ Yg hrs diperhatikan
Penempatan lead
Gambaran gel P, QRS, dan T harus jelas
Hemodinamik dan keluhan pasien terhadap
perubahan irama jantung
Hati2 pd pasien dg penggunaan pace maker
Kenali secara dini aritmia yg mengancam jiwa.
• Pengukuran
METODE
PENGUKURAN

KONTINU INTERMINTEN:
Digital,
Probe suhu
Termometer air raksa
dan monitor
LANJUTAN
CORE • RECTAL
TEMP • ORAL
• EAR

SKIN • ABDOMEN
• FOREHEAD
TEMP • AKSILA

• PERIPHERAL/
TOE
• UJUNG
TEMP EKTREMITAS
MONITORING HEMODINAMIK
SECARA INVASIF
Tujuan Pemantauan
Hemodinamik Secara Invasif
• Mengevaluasi fungsi dasar
kardiovaskular

• Menentukan adanya disfungsi sistem


kardiovaskular dan derajatnya

• Mengarahkan pada intervensi khusus

• Evaluasi efektifitas intervensi


JENIS
PEMANTAUAN HEMODINAMIK
INVASIVE
• Central Venous Pressure
• Intra Arterial Pressure
• Pulmonary Artery Pressure
• Left Atrial Pressure/ PCWP
PARAMETER
HEMODINAMIK invasif

Central Venous Pressure


(CVP)
monitoring
Central Venous Presure (CVP) merupakan
tekanan pada vena besar thorak yang
menggambarkan aliran darah ke jantung
(Oblouk, Gloria Darovic, 2002).
CVP merefleksikan tekanan darah di atrium
kanan atau vena kava (Carolyn, M. Hudak,
et.al, 1998). Pada umumnya jika venous return
turun, CVP turun, dan jika venous return naik,
CVP meningkat
• Memberikan cairan intravena: volum yang
banyak dan jalur vena perifer tidak adekuat
• Memberikan obat-obat i.v seperti; obat
vasoaktif, obat yang dapat menyebabkan
iritasi
• Pemberian parenteral nutrisi
• Pemantauan hemodinamik: CVP
• Intervensi terapetik seperti: hemodialisis, TPM
• Pengambilan xample darah
1. Vena yugolaris interna
2. Vena subclavia
3. Vena yugolaris eksterna
4. Vena femoralis
Lokasi Pemasangan
Cont…

7. Kateter : CV

Kateter CVP
Penatalaksanaan Monitoring
Hemodinamik Invasive
• Secara invasif dapat dilakukan
pengukuran dengan dua cara, yaitu:
1) teknik pengukuran dapat
menggunakan manometer air
2) teknik pengukuran dapat
menggunakan transduser
Teknik pengukuran CVP
menggunakan manometer air
Cara Merangkai
• Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%
• Mengeluarkan udara dari selang infus
• Menghubungkan skala pengukuran dengan
threeway stopcock
• Menghubungkan three way stopcock dengan
selang infus
lanjutan
• Menghubungkan manometer line dengan
three way stopcock
• Mengeluarkan udara dari manometer line
• Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25
cmH2O
• Menghubungkan manometer line dengan
kateter yang sudah terpasang
Cara Pengukuran dengan
tehnik manometer air
• Memberikan penjelasan kepada pasien
• Megatur posisi pasien
• Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan)
dengan skala pengukur atau tansduser
• Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis
pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis
pertengahan aksila
• Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi pada
manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi
• Membereskan alat-alat
• Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
Leveling System

• Posisi Phlebostatic Axis

Letakan tinggi tranduser pada titik pertemuan midaxila dgn intercosta ke 4


Komplikasi
Pemasangan CVP
• Pneumothorak
• Infeksi
• Disritmia
• Gangguan pembuluh darah
• Emboli udara
• Perdarahan
Asesmen klinis penilaian
hemodinamik
• Nadi, HR
• Mottling • Urin
output
• Temperature • Kesada
• Capillary refill

?
ran

Makro Hasil →
sirkulasi Saturasi fungsi
Vena
Sentral
• Tanggal dan jam pemasangan CVP
• Lokasi pemasangan
• Ukuran kateter CVP yang digunakan
• Hasil pengukuran
• Dokumentasikan pemantauan
hemodinamik sebelum, selama ,dan
setelah pemasangan CVP
INVASIVE
• Pemantauan tekanan melalui penempatan bebe
rapa kateter ke dalam sistim sirkulasi
• Bertujuan untuk terus menerus atau
intermitten memantau tekanan intra arterial,
intra cardial, tekanan arteri pulmonal, dan
parameter O2
• Informasi ini dimanfaatkan untuk mengetahui
dan mengenali dg pasti hasil pengkajian yg
akurat yg berhubungan dg perubahan sirkulasi
terutama pd pasien kritis
02/05/2023 Aliana Dewi 74
Manfaat Pemantauan Monitoring
Hemodinamik Invasive

• Mengukur tekanan darah


• Mengetahui gelombang tekanan di dalam
ruang jantung
• Tempat pengambilan sampel darah arteri
• Tempat memasukan obat obatan
• Pacu jantung
02/05/2023 Aliana Dewi 75
Keuntungan Pemantauan Secara Invasive

• Lebih akurat dan dapat dibaca secara


continue
• Perubahan tekanan kecil dapat dideteksi
• Tercapainya optimalisasi terapi
• Pengambilan sampel darah mudah
• Bentuk gelombang dapat dilihat melalui
sistim tranduser
02/05/2023 Aliana Dewi 76
Komponen Monitoring Hemodinamik
Transducer
Merubah peristiwa2 fisiologis kedalam
sinyal2 elektrik (e.g. tekanan, temperatur,
cahaya)
Amplifier
Menangkap sinyal elektrik dan
mentransmisikan kelayar monitor
02/05/2023 Aliana Dewi 77
Lanjutan Komponen Monitoring Hemodinamik……….

• Monitor Display
Layar monitor (gambaran gelombang, nilai
pressure)

• Catheter tubing / flush system


Perawatan kateter
Heparinized solution (✓protokol)
Pressure bag
02/05/2023 Aliana Dewi 78
Persiapan Alat
pengukuran tehnik tranduser
1. Flush Solution
2. Infusor Bag
3. I.V. Administration set
4. Transducer disposible/flush device
5. Extension Tubing with stopcock
6. Transducer Interface Cable and Monitor
7. Catheter (e.g PA, CVC, Arterial
catheter…etc)
Basic Components
for Monitoring System
1. Flush Solution

Maintains fluid pathway for


transmission of pressure
to the electrical
components.

(With Heparin to prevent


clotting, and maintain
patency of the catheter
and vessel.)
2. Infusor/Pressure bag
Compresses the solution bag.
Pressurization of the flush solution is necessary to
maintain proper functioning of the flush device and
prevent bleedback.
Pressure
Normal Indicator
Saline
Solution

X-Caliber

Pressure
Gauge

150 300
LINE LINE
infusr Bag
(Pressure
Bag)
Cont…

3. I.V. Administration Set

Transport the flush solution to


the flush device.

➢ Non-vented chamber
prevents air intake.
➢ Micro-drip set allows a
rapid verification of the
system’s flow rate.
➢ Fluid filter reduces air
bubbles in system when
filling and fast-flushing.
Cont…

4. A Disposable Transducer integrated with Flow/Flush Device or a Flush


Device and a Disposable Diaphragm Dome.
Maintains a continuous flow rate of 2 to 4cc/hr.
Allows a fast flush when necessary.
Serve as a chamber for the liquid that transmits pressure to the
sensing diaphragm of the transducer.

Line from Ad set


Cont

5. Extension tubing/Manometer line dan


Stopcock

Penghubung antara kateter dan


disposible tranducer/flush device.
Extension tubing
Threeway stopcock
Cont…

6.Transducer Interface cable and Monitor.

Interface
cable
Cont…

7. Kateter : CV

Kateter CVP
Cara pengkuran
Tehnik monitor tranduser
• Mengambil heparin sebanyak 500 unit
kemudian memasukkannya ke dalam
cairan infus
• Menghubungkan cairan tsb dg infus
• Mengeluarkan udara dari selang infus
• Memasang cairan infus pada kantong
tekanan
• Menghubungkan tranduser dg alat infus
lanjutan
• Memasang threeway stopcock dg alat flush
• Menghubungkan bagian distal selang infus dengan alat
flush
• Menghubungkan manometer dg threeway stopcock
• Mengeluarkan udara dari seluruh sistem alat
pemantauan
• Memompa kantong tekanan sampai 300 mmHg
• Menghubungkan kabel transduser dengan monitor
• Menghubungkan manometer dengan kateter yang sudah
terpasang
• Melakukan kalibrasi alat sebelumpengukuran
Pada glbg CVP terdapat tiga
gelombang positif (a, c, dan v) yang
berkaitan dg tiga peristiwa dalam siklus
mekanis yang meningkatkan tekanan atrium
dan dua glbg negatif (x dan y) yang
dihubungkan dengan berbagai fase yg
berbeda dari siklus jantung dan sesuai
dengan gambaran EKG normal.
Gelombang CVP
Gelombang CVP
Kontraksi
Kontraksi ventrikel
a c
atrium Penutupan
katup
trikuspid
v

Cr
ea
te
d
by
kris
x

na
y

Relaksasi Pembukaan katup


Normal 6-12 mmHg (FCCS)
(1 cmH2O
02/05/2023= 1,3 mmHg)
atrium Aliana Dewi trikuspid 92
Interpretasi
Gelombang CVP
• Gelombang a : diakibatkan oleh
peningkatan tekanan atrium pada saat
kontraksi atrium kanan. Dikorelasikan
dengan gelombang P pada EKG
• Gelombang c : timbul akibat penonjolan
katup atrioventrikuler ke dalam atrium
pada awal kontraksi ventrikel iso
volumetric. Dikorelasikan dengan akhir
gelombang QRS segmen pada EKG
lanjutan
• Gelombang x descent : gelombang ini disebabkan gerakan ke
bawah ventrikel selama kontraksi sistolik. Terjadi sebelum
timbulnya gelombang T pada EKG
• Gelombang v : gelombang v timbul akibat pengisisan atrium
selama injeksi ventrikel (ingat bahwa selama fase ini katup AV
normal tetap tetap tertutup) digambarkan pada akhir
gelombang T pada EKG
• Gelombang y descendent : diakibatkan oleh terbukanya
tricuspid valve saat diastole disertai aliran darah masuk ke
ventrikel kanan. Terjadi sebelum gelombang P pada EKG.
Interpretation of Values

• Low CVP
- Hypovolemia
- Vasodilation

• High CVP
- Hypervolemia
- Vasoconstriction
- Right CHF
- Pulmonary hypertension

02/05/2023 Aliana Dewi 95


pARAMETER
HEMODINAMIK invasif

Arterial Pressure
Monitoring
Monitoring Arterial BP Invasive
• Indikasi:
– TD tidak stabil
– Titrasi vasopresor sering
– Pemeriksaan AGD berulang
– Tidak dapat dipasang NIBP
• Lokasi:
– A. radialis; A. brachialis, A. dorsalis pedis, A.
femoralis.
• Komplikasi:
– Hematom, Trombosis, iskemi distal line, kerusakan
arteri, infeksi
Vessels Catheter Transducer Monitor

Pressure Electric Wave and


Signal Signal Number
Dicrotic notch signifies the closure of
the aortic valve.
Bentuk gelombang

Over Damping
Underdamping
▪ Gambaran gelombang arteri yang
• Gambaran gelombang arteri
terlalu landai
yang berlebihan
▪ Ada gelembung udara
• Adanya bekuan darah
▪ Posisi kinking/tertekuk
• Kinking
▪ Taksiran SBP rendah
• Manometer line yg terlalu
▪ Taksiran DBP tinggi panjang
Loose connection
Gelombang Arteri/AL
❖Monitor bentuk gelombang
❖Bandingkan nilai dengan pembacaan
❖cuff
❖AL harus terbaca lebih akurat
❖Cek sambungan dalam sistem
❖Cek daerah pemasangan dan sirkulasi
❖ektremitas
❖Set alarms
pARAMETER
HEMODINAMIK invasif

Pulmonal artery
and wedge
PRESSURE
Monitoring
Pulmonary Artery Catheter

•Fig. 66-7

02/05/2023 Aliana Dewi 105


02/05/2023 Aliana Dewi 106
02/05/2023 Aliana Dewi 107
Pemantauan Tekanan
Arteri Pulmonalis Swan-Ganz
FUNGSI

Utk mengkaji fungsi LV, CO, tek. RA,


tek. RV, tek. PA, dan pulmonari
capillary wedge pressure (PCWP)

02/05/2023 Aliana Dewi 108


Gelombang kateter PA
Parameter Yang Dapat Diukur
Dengan PA Kateter

 PA Pressure
 PCW Pressure
 CVP
 CARDIAC OUTPUT
 BLOOD TEMPERATURE
 MIXED VENOUS OXYGEN SATURATION

02/05/2023 Aliana Dewi 110


Indikasi Pemasangan Kateter PA

• Assessing volume status


• Diagnosing RV failure
• Diagnosing LV failure
• Diagnosing PH
• Assessing vascular disease
• Early diagosis of ischaemia

02/05/2023 Aliana Dewi 111


Komplikasi pemasangan PA kateter

• Infeksi
• Pulmonal Artery Rupture
• Pulmonary Thromboembolism
• Pulmonary Infarction
• Catheter Kinking and Intracardiac Knotting
• Arrhythmias
• Air Embolization

02/05/2023 Aliana Dewi 113


Parameter Yang Dapat Diukur
Dengan PA Kateter

• PA Pressure
• PCW Pressure
• CVP
• CARDIAC OUTPUT
• BLOOD TEMPERATURE
• MIXED VENOUS OXYGEN SATURATION
Leveling System

• Posisi Phlebostatic Axis

Letakan tinggi tranduser pada titik pertemuan midaxila dgn intercosta ke 4


Zeroing System
Memindahkan efek tekanan
atmospere dari sistem, yaitu
dengan menutup arah stopcock
pada pasien, dan terbuka pada
pada posisi transducer sehingga
berhubungan dengan tekanan
atmospere
(Darovic, 2002)
Zeroing
• Menutup threeaway ke arah pasien dan membuka
threeway ke arah udara
• Mengeluarkan cairan ke udara
• Menekan tombol kalibrasi sampai pada monitor
terlihat angka nol
• Membuka threeway kearah klien dan menutup ke
arah udara
• Memastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca
dengan baik
119
Myocardial Oxygen Balance

Preload O2 Extraction
Afterload Diastolic Time
Heart Rate Diastolic Pressure
Contractility Coronary Artery Flow

Demand Supply
•Preload
•Contractility
•Afterload
•HR
Dengan melihat perubahan TD:

PERUBA PERUBA PERUBA


HAN BP
? HAN CO HAN SVR

S
V
Preloa
d Obat
Inotropik/
Kontr cairan Vasoaktif
akt.
Afterl
oad
Hemodynamic Monitoring
Monitoring critically ill patients:

• What are we really worried about?


“Tissue Hypoperfusion”
• What do we really want to monitor?
“Adequate Oxygen Delivery”
• Definition of Shock:
“Inadequate tissue perfusion affecting multiple
organ systems.”
Keuntungan Dan Kerugian
Pemantauan Secara Invasif
KEUNTUNGAN
Kerugian
• Akurat dan dpt dibaca terus
menerus ▪ Meningkatkan resiko
• Memperoleh nilai sistem infeksi.
kardiovaskular yg tidak
dapat diukur secara non ▪ Memerlukan keahlian
invasif
khusus
• Dapat digunakan utk terapi
yang optimal
• Untuk mengambil sample ▪ Dapat memberikan
darah informasi yg salah
• Efisien dalam hal waktu
• Gangguan koagulasi
- Trombolitik atau terapi anti koagulan
- Trombositopenia
- Tanda-tanda signifikan gangguan koagulopati
• Infeksi dan gangguan pertahanan di kulit
- Infeksi pada daerah pemasangan
- Potensial infeksi pada daerah pemasangan
- Luka bakar
• Kesulitan untuk menentukan lokasi pemasangan
- Obesitas & Trauma
• Potensial tinggi terjadinya Pneumothorak
• Pemberian PEEP yang tinggi/CPAP
• Penyakit paru obstructive
Nilai-Nilai hemodinamik
MAP, tekanan rata-rata di aorta saat cardiac cycle (Systolic + (Diastolic x2) ) : 3 70 – 105 mmHg

CO, Volume darah yang diejeksikan dalam 1 menit Dihitung dengan termodilusi 4 – 8 L/menit

CI, CO yang diindekskan pada ukuran tubuh CO / BSA 2.5 – 4 L / min/m 2

SV, Volume darah yang diejeksikan setiap kontraksi CO/HR 60 – 100 ml/beat

CVP, Tek. di RA, indikasi venour return & preload Diukur pd proximal PA cath. 2 – 6 mmHg

PAP, Tek. PA saat balon dikempiskan, PA diastolic Diukur pd distal PA kateter PAS 15 - 30 mmHg
merefleksikan LAP dan LVEDP dgn balon dikempiskan PAD 5 - 15 mmHg

PAWP, Tek di PA dengan balon dikembangkan, refleksi Diukur pd distal PA kateter 6 – 12 mmHg
LAP dan LVEDP dgn balon dikembangkan

SVR, Faktor utama yang menentukan LV afterload ( (MAP-CVP) x80 ) : CO 900 – 1400 dyne /sec/cm-5

CAPP, Tekanan arteri coroner saat diastolik Diastolic BP – PAWP 50 – 80 mmHg


Masalah Yg Sering Ditemukan
Dan Pemecahannya
Masalah Penyebab Pemecahan
Darah balik ke ▪ Sambungan lepas ▪ Cek sambungan dan
tubing kencangkan
▪ Stopcock tertutup ke flush
system dan terbuka keudara ▪ Buka stopcock
luar
▪Tidak adekuat kantong ▪ Isi kantong tekanan
tekanan 300 mmHg

Tidak ada gambar • Sumber listrik mati •Cek aliran listrik


gelombang • Tranducer tidak terbuka ke •Cek sistem
kateter
• Tranducer tidak terhubung •Hubungkan tranduser
dgn monitor ke monitor
Masalah Penyebab Pemecahan

•Seleksi skala tidak benar •Set skala tekanan


Gambar yg tepat
tekanan •Kateter tertekuk •Reposisi kateter
damped •Ada udara pada sistem •Keluarkan udara dari
sistem
•Adanya bekuan darah •Aspirasi darah dari
kateter, flush dg cairan
steril
•Sambungan lepas •Kencangkan sambungan
•Gunakan stiff tubing
•Tubing dgn tahanan rendah •Kaji dan treat pasien
•Perubahan kondisi pasien •Kembangkan kantong
•Kantong tekanan tdk adekuat tekanan 300 mmHg
Masalah Penyebab Pemecahan
• Perubahan reference level •Pertahankan transduser
transduser pada plebostatic axis
Pembacaan atau kateter tip level
tidak akurat pada saat melakukan
• Transduser diatas reference
pembacaan
point kesalahan hasil
pembacaan rendah

• Transducer dibawah reference


point kesalahan hasil
pembacaan tinggi

• Udara atau bekuan •Cek sistem: aspirasi

pd sistem udara atau bekuan


dari sistem
Masalah Penyebab Pemecahan
Lines tidak a. posisi stopcock tidak a. Pastikan stopcock pada
dapat di flush benar posisi yg benar/tepat

b. tekanan pada pressure b. Pastikan tekanan pada


bag tidak adekuat pressure bag 300 mmHg
dan kolf tidak kosong
c. kinking pada tubing
c. Cek tubing terhadap
d. adanya clot di kateter kinking

d. Usahakan aspirasi clot


dengan spuit jika lines
tetap tidak dapat di
flush usahakan bilas
dengan larutan heparin
Masalah Penyebab Pemecahan
Damping a. Bubble udara a. Amankan semua sambungan

b. Adanya clot di kateter b. Keluarkan udara dr lines &


tranduser
c. Darah balik kembali ke line
c. Teliti dan ganti alat yang retak
atau rusak

d. Usahakan aspirasi clot dengan


spuit jika tetap tidak dapat di
flush ganti lines.

e. Pastikan posisi stopcock benar


dan sambungan tidak
longgar.
Manajemen Keperawatan
• Cegah komplikasi
• Pastikan tempat area kateter terlihat dengan
jelas
• Pastikan sirkuit/ manometer line tersambung
dengan kuat dan aman
• Pasang label setiap kateter yang terpasang
sesuai standar warna (CVP warna biru, AL
merah, PAP warna kuning)
Lanjutan

• Pastikan cairan pressure bag adekuat


• Selalu menggunakan cairan Nacl 0,9%
• Pastikan bahwa tekanan yang di pressure
bag selalu 300 mmhg


lanjutan
• Jangan sampai cairan di pressure bag
kehabisan
• Gunakan hanya manometer line yang lengkap
dengan set tranduser
• Observasi dan buang jika ada gelembung
udara
• Untuk anak-anak < 10 th gunakan syringe 50
cc untuk cairan flush
lanjutan
• Pantau warna dan suhu ekstremitas bagian
distal dari arterial line dan bandingkan dengan
ekstremitas yang lain
• Pantau gelombang arteri setiap saat
• Zero dan levelling kembali tranduser setiap
pergantian shift dan pergantian posisi pasien
Diagnosa Keperawatan

1.Risiko infeksi b/d pemasangan alat invasif


2.Perubahan perfusi perifer b/d interupsi aliran
darah ec terpasangnya kateter
3.Risiko cedera b/d penyulit pemasangan
spt aritmia, kesulitan anatomi, bergeraknya
pasien pada saat pemasangan.
• DON’T TREAT THE MONITOR
BUT TREAT THE PATIENT
• Efisiensi, penggunaan dan managemen
yg aman dari invasive monitoring
hemodinamik diperlukan perawat yg
terlatih dan kompeten dibidangnya.
• Lakukan persiapan alat yang sesuai
kebutuhan dengan baik
• Kalibrasi, Zeroing terlebih dahulu setelah
kateter terpasang/ sebelum di catat
parameter yang kita pantau
• Memahami makna dari pada parameter
yang kita pantau, segera kolaborasi bila
ada perubahan yang signifikan
02/05/2023 Aliana Dewi 144

Anda mungkin juga menyukai