Anda di halaman 1dari 3

1 20 Apr.

22 LPK

Mengenal Permasalahan dan Advokasi Praktek Apoteker dan Konsekwensi Hukum dan Mitigasi
Risiko Tuntutan Hukum Praktek Kefarmasian

Praktek kefarmasian dilindungi oleh aturan perundang-undangan.

Risiko Praktik Kefarmasian Pasien

 Pasien tidak memahami fungsi /cara pemakaian obat.


 Pasien salah menggunakan oba(overuse / underuse)
 Pasien sulit menelan/minum obat
 Cara pemakaian obat yang salah
 Kesulitan komunikasi dengan pasien (kendala bahasa/pemahaman) = harus menjelaskan
dalam bahasa yang dipahami/dimengerti oleh pasien
 Pasien Mengalami Efek samping obat
 Pengobatan tanpa indikasi
 Pasien tidak mendapatkan obat yang sudah diresepkan.

Kalau terjadi permasalahan praktek kefarmasian bisa karena apoteker atau pasiennya.

Sumber daya manusia

- Kompetensi adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang
dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas di bidang tertentu, sesuai dengan jabatan
yang disandangnya
Apoteker SKAI
 Pengetahuan (knowledge)
 Pemahaman (understanding)
 Kemampuan (skill)
 Nilai (value)
 Sikap (attitude)
- Jumlah
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak
suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi
sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya
Perhitungan : Analisis Beban Kerja
- Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuayang pernah dialami, dijalani maupun dirasa,
baik sudah lama maupun yang baru saja terjadi

Sebutkan urutan UU praktek kefarmasian

UUD RI 1945

Tap MPR

UU/Perpu

PP

Perpres

Peraturan menteri sejajar dengan peraturan daerah dan Per BPOM

Keputusan menteri/ Kepmenkes

Peraturan BPOM = https://jdih.pom.go.id/

UU No. 419 Th 1949 ttg Ordonansi Obat Keras

Penyerahan persediaan untuk penyerahan dan penawaran untuk penjualan dari bahan-bahan G,
demikian pula memiliki bahan-bahan ini dalam jumlah sedemikian rupa sehingga secara normal
tidak dapat diterima bahwa bahan-bahan ini hanya diperuntukkan pemakaian pribadi, adalah
dilarang. Larangan ini tidak berlaku untuk pedagang-pedagang besar yang diakui, Apoteker-
apoteker, yang memimpin Apotek dan Dokter Hewan.
Bahan G = obat keras, menurut UU tersebut apoteker dapat menyerahkan obat keras.

Permenkes no 9 tahun 2017 tentang Apotek

Permenkes ini berdasarkan peraturan perundang-undangan pada bagian “mengingat”

Permenkes biasanya tidak ada hukum pidana, sanksinya misal pencabutan surat izin apoteker

Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis
Farmasi.

Asisten apoteker tidak termasuk TTK

Apoteker masih bisa menyerahkan obat keras, karena UU (tertinggi) No. 419 Th 1949 ttg
Ordonansi Obat Keras masih berlaku, dan pada Permenkes Nomor 3 Tahun 2021 TENTANG
PERUBAHAN PENGGOLONGAN, PEMBATASAN, DAN KATEGORI OBAT juga tidak
menyatakan tidak diperbolehkan penyerahan obat keras.

Sudah adakah UU praktek Apoteker di Indonesia? - Tidak ada

Sudah adakah UU Kode etik dan standar profesi apoteker ? Dari sisi kode etik terlindung,
karena ada Keputusan Kongres Nas ISFI No tahun 2009 tentang Kode Etik APoteker Indonesia

Sudah adakah UU Standar pelayanan ? - ada di permenkes

Apakah ada advokasi praktek apoteker dalam perlindungan hukum? etik? disiplin?

Kelalaian pada disiplin = misal salah racik obat tidak sengaja mengambil 15 tablet harusnya 3
tablet untuk pulveres. = tidak dapat dihukum karena ada standar profesi yang melindungi

Apabila pasien menebus resep yang sudah habis diambil, namun pasien ingin menebus
psikotropika seperti diazepam dan pasien mengalami kejang = berdasarkan kode etik hal ini
diperbolehkan, namun berdasar UU melanggar

Anda mungkin juga menyukai