Jbptppolban GDL Novandyiqb 10598 3 Bab2 2
Jbptppolban GDL Novandyiqb 10598 3 Bab2 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Macam-Macam Pemanas Air di Pasaran
II-1
II-2
Pemanas Air Tenaga Surya
Pemanas air tipe ini adalah tipe yang paling ramah lingkungan karena
menggunakan radiasi dari sinar matahari sebagai sumber energi yang digunakan
untuk memanaskan air, akan tetapi biaya yang harus dikeluarkan untuk alat ini masih
cukup mahal dibandingkan dengan pemanas air tipe lainnya. Prinsip kerjanya sendiri
yaitu dengan memanfaatkan radiasi matahari yang nantinya diserap oleh absorber,
lalu air panas ditampung di dalam tangki yang diberi isolasi. Fluida yang mengalir
dengan memanfaatkan perbedaan massa jenis air di dalam tangki. Pada beberapa
sistem pemanas air tenaga surya telah dilengkapi dengan heater tambahan sehingga
dapat memanskan air walaupun tidak terdapat sinar matahari. Jenis pemanas air
tenaga surya yang paling umum dijumpai adalah jenis pemanas air tenaga surya
dengan plat datar (flat plate solar water heater). Meskipun memiliki harga yang
cukup mahal, pemanas air tenaga surya ini juga memiliki kekurangan yaitu lebih
rumit dari segi instalasi karena diletakkan di atap rumah dan panas yang dihasilkan
pun tergantung pada cuaca atau panas matahari. Apabila panas matahari tidak
mencukupi untuk memenaskan air maka pemanas listrik (cadangan) akan bekerja
untuk memanaskan air. Dengan kata lain dibutuhkan energi listrik lebih besar lagi
untuk sistem solar water heater ini.
II-3
Pemanas Air Bahan Bakar Gas
Prinsip kerja tipe pemanas air ini adalah dengan mengalirkan air melalui pipa
ke dalam sebuah tangki yang dilengkapi isolasi di sekelilingnya, lalu pada bagian
bawah tangki tersebut dilengkapi dengan kompor gas untuk membakar tangki dan
pada akhirnya menghasilkan air panas. Untuk memperluas perpindahan panas
biasanya ditambahkan sudu atau sirip di bagian dalam tangki. Bidang perpindahan
perlu diperluas agar input energi lebih besar sehingga temperatur yang diperoleh di
dalam tangki
lebih tinggi. Pada bagian dalam tangki juga ditambahkan pipa-pipa
tembaga (Cu) guna mempercepat perpindahan panas di dalam tangki.
II-4
refrigerant
akan mengembun, tekanan masih tinggi, berbentuk cair dan temperatur
cenderung sedang. Refrigerant kemudian melalui katup ekspansi atau pipa kapiler
dan refrigerant berubah fasa menjadi fasa cair, kemudian melewati evaporator
dimana refrigerant berubah fasa menjadi fasa gas karena adanya penyerapan panas.
Refrigerant kemudian kembali ke kompresor dan siklus berulang secara terus
menerus selama sistem dihidupkan
II-5
dengan temperatur tinggi tersebut dialirkan terlebih dahulu ke dalam tangki yang
berisi air dingin. Di dalam tangki terdapat pipa atau coil yang disebut Heat
Exchanger. Sehingga terjadi kontak antara refrigerant panas dan air dingin pada heat
exchanger. Air yang semula dingin perlahan akan memanas sesuai dengan temperatur
refrigerant. Sebaliknya refrigerant yang semula sangat panas akan menurun
temperaturnya sedikit demi sedikit sebagai hasil pertukaran kalor dengan air dingin
tersebut.
II-6
4. AC menjadi lebih dingin.
II-7
Tabel II. 1 Perbedaan penukar panas direct dan indirect heating
Hasil Pemanasan
Perawatan yang
lebih cepat cukup sulit
Gambar II.6 menunjukkan siklus ACWH yang memanfaatkan kalor buang dari
unit indoor untuk memanaskan air. Sebagain kalor dari refrigerant yang sudah
dikompresikan oleh kompresor digunakan kembali untuk memanaskan air dibantu
dengan heat exchanger. Hear exchanger sangat menentukan kinerja dari sistem air-
conditioner water heater ini. Pada sistem ACWH sangat dibutuhkan heat exchanger
yang dapat memindahkan kalor sebaik mungkin dari refrigerant tanpa menyebabkan
kebocoran yang dapat mempengaruhi kinerja unit indoor atau evaporator.
II-8
Gambar II. 6 Ilustrasi Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Ideal Pada ACWH
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Siklus refrigerasi kompresi uap ideal yang terdapat pada sistem air-conditioner
water heater dapat digambarkan dalam diagram seperti gambar di atas. Proses-proses
yang terjadi adalah,
- Proses 1 ke 2
Refrigerant dihisap oleh kompresor lalu diberi tekanan oleh kompresor hingga
berubah fasa dari cair menjadi gas, bertemperatur dan bertekanan tinggi.
- Proses 2 ke 3
Panas refrigerant ditransfer ke permukaan coil sehingga panas dari
refrigerant berpindah untuk memanaskan air. Begitu sebaliknya, refrigerant
mengalami penurunan tekanan dan temperatur dan sebagian berubah fasa
menjadi cair
- Proses 3 ke 4
Refrigerant keluaran kondensor dan heat exchanger digabungkan kembali
sebelum melalui pipa kapiler atau katup ekspansi. Refrigerant bertekanan dan
II-9
bertemperatur tinggi selanjutnya melalui pipa kapiler atau katup ekspansi
sehingga mengalami penurunan temperatur dan tekanan.
- Proses 4 ke 1
Refrigerant pada evaporator dalam keadaan temperatur rendah sehingga dapat
menyerap kalor di dalam ruangan. Refrigerant mulai menguap karena
menyerap kalor sebanyak kalor laten penguapan. Selama proses penguapan di
dalam pipa terdapat campuran refrigerant fasa cair dan fasa uap. Proses ini
II.3. Teori Dasar Perhitungan Alat Penukaran Kalor
Untuk menentukan seberapa besar kalor yang dilepas oleh pipa atau coil.
Dapat menggunakan persamaan untuk silinder horizontal berbentuk panjang dengan
konveksi bebas sebagai berikut:
Nu 𝑘
ħ = ……………..…………………………………………………………(II-2)
𝐷
𝑣
α= …………………………………….………………………………………(II-4)
Pr
g β(Tri−Twi)D3
𝑅𝑎 = ………………………………………………………..…(II-5)
αv
II-10
Keterangan:
𝑄𝐻𝐸 = Kalor lepas Heat exchanger (double pipe) (Joule)
ħ = Koefisien Konveksi (W / m2 . K)
Nu = Bilangan Nusselt
D = Diameter pipa (m)
K = Konduktifitas termal pipa (W / m.K)
Pr = Bilangan Prandtl
Ra = Bilangan Rayleigh
β = Koefisien ekspansi termal (K-1)
g = Grafitasi (m / s2)
α = Disfusitas termal (m2 / s)
v = Viskositas kinetic (m2 / s)
Tri = Temperatur refrigerant masuk (°C)
Twi = Temperatur air masuk (°C)
∆T =
LMTD =
𝑄
ṁ= ………………………………………………………..…(II-6)
(ℎ1 −ℎ4 )
II-11
3. Menghitung Qout
4. Menghitung Qcondenser
𝑄𝑐𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑒𝑟 = ṁ𝑟𝑒𝑓 (ℎ2 − ℎ4)………………………………………..…(II-9)
q = U × A × ∆T LMTD………………………………………………..…(II-12)
Keterangan:
ṁ = Laju alir massa (kg/s)
Q = Kalor (J)
Wcompressor = Kerja kompresor (W)
ṁref = Laju alir massa refrigerant (kg/s)
Qcondenser = Kalor keluar kondensor (J)
V = Tegangan (V)
I = Arus (I)
Cos phi = Faktor daya (kW)
COPHeat Pump = Coeficien of Performance Heat Pump
∆T LMTD = Perbedaan Temperatur rata-rata (°C)
q = Perpindahan panas (W)
U = Koefisien perpindahan panas total (W/m2.K)
A = Luas penampang (m2)