Catatan Ilmu Perundang2 An
Catatan Ilmu Perundang2 An
- Norma : produk inti dari perundang-undangan, mengandung hal apa yang harusnya
dilakukan
- Norma yang ada di masyarakat :
1. Norma hukum : HETERONOM (memaksa dari pihak luar, bisa dipaksakan
penegakannya)
2. Norma agama : OTONOM (mengikat sesuai kesadaran diri orang)
3. Norma kesopanan : hubungan invidu ke masyarakat, tergantung kita dan masyarakat (ada
daya paksa dari masyarakat), relatif untuk menentukan ukuran sopan
4. Norma kesusilaan : menjaga agar nilai kesusilaan tetap terjaga,
- Jenis norma peraturan perunndang-undangan (semua norma hukum dan dimuat dalam
rumusan pasal atau pasal dan ayat) :
1. Norma tingkah laku (gedrags nomen):
2. Norma kewenangan (bevoegdheids normen)
3. Norma penetapan (bepalende normen)
Note : “harus” mengacu pada akibat dan menunjukan kondisi, sedangkan “wajib” dikenakan
sanksi.
- Norma kewenangan :
1. Berwenang / gebonden bevoegdheid
2. Tidak berwenang / onbevoegdheid
3. Dapat tetapi tidak perlu melakukan / kan maar niet hoetf – discretionarie bevoegheid :
menteri dapat menolak permohonan izin usaha di bidang pengangkutan.
Kata yg digunakan adalah “dapat”
- Norma penetapan
Misalnya : kapan mulai berlakunya suatu peraturan perundang-undangan, penentuan tempat
kedudukan suatu lembaga, dsb.
Norma berpasangan :
1. Primer : norma yg mengatur perbuatan
2. Sekunder : norma yang mengatur sanksi
Hubungan anatar norma hukum primer dan sekunder : hubungan pertanggungjawaban, apabila
dilanggar (primer) maka akan mendapatkan sanksi (sekunder)
Mengenai peletakannya : terserah yg membuat
Ex : kuhp : diletakkan sekundernya dulu, baru primer
“dikenakan pidana penjara 5 tahun (sekunder)........barangsiapa yang mencuri (primer)
TGL 15 MARET
Ruang lingkun hukum positif :
1. Tertulis dan berlaku umum
a. Peraturan perundang-undangan
b. Peraturan kebijakan : lingkup administrasi negara, lingkup MA, lingkup legislatif
2. Tertulis dan berlaku khusus : ketetapan / keputusan (beschikking)
3. Tidak tertulis : hukum adat, hukum keagamaan, hukum yurisprudensi, hukum kebiasaan
Peraturan perundang-undangan :
Peraturan kebijakan : sifatnya menjalankan saja, menjalankan peraturan perundang-undangan
Teori Hierarki perundang2 an :
1. Das Dappete Recgtsantiz – Adolf Merkl (teori dua wajah) : Mendasarkan uu yg diatasnya,
mengikuti pertautran yg ada di atasnya
2. Sufentheorie-Hans Kelsen (teori jenjang norma hukum) : norma hukum itu berjenjang-
jenjang dan berlapis-lapis dalam suatu hierarki (tata susunan). Artinya, norma yang lebih
rendah berlaku dan bersumber pada norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi
bersumber pada norma yang lebih tinggi lagi dst sampai bersifat hipotesis dan fiktif yaitu
norma dasar
Menurut Nawiazki :
1. Staatsfundamentalnorm (Norma fundamental)
2. Staatsgrundgeset (aturan dasar negara/aturan pokok negara)
3. Formell gesetz (undang2 “formal”)
4. Verordnung & Autonome Satzung (aturan pelakasana dan aturan otonom)
Uu
Uu adalah peraturan yg berisi ada di pasal 10 uu no 12 tahun 2011
uu dibuat oleh dpr dengan persetujuan presiden
peraturan pemerintah oengganti uu sam dengan muatan uu, bedanya yg membuat perpu adalah
presiden yg kemudian dimintakan persetujuan dpr pada persidangan berikutnya karena ada hal
yang genting, kekosongan hukum, ekonomi ambruk, kerusuhan,dsb dalam hal ikhwal kepentingan
yang memaksa.
Pp : hanya untuk menjalankan uu, tidak boleh ada pp kalau uu belum mengatur. Dibuat presiden
Perpres : bisa mandiri (tidak ada pp atau uu bisa dibuat perpres krn untuk menjalankan
pemerintahan sebagaimana mestinya). Tidak boleh bertentangan dengan pp. Yg membuat presiden
Perda : dibuat oleh dprd dengan persetujuan bersama kepala daerah (gubernur/wali kota/bupati)
Proses pembentukan peraturan per uu :
(dicari)
Putusan mk yg menguji uu 11 tahun 2011 dan uu md3 (putusan no 92 tentang pengujian uu tsb)
1. Tahap perencanaan (program legislasi nasional) : tahap untuk membuat planning atau rencana
peraturan apa saja yg mau dibuat dalam satu tahun. Isinya : memuat judul, ruang lingkup,
arah dan tujuan, sasaran.
- Kalau UU (program legislasi nasional) ada 2 tahap : perencanaan tahunan (program
legislasi nasional short list/ jangka pendek) dan perencanaan 5 tahunan (program legislasi
nasional jagka menengah/ long list)
- Kalau perda (program pembentukan perda) : program perencanaannya dilakukan dalam
bentuk program pembentukan perda/ propem perda
- Kalau PP dan Perpres (proksun/ program penyusunan)
2. Tahap penyusunan : ada 2 kegiatan besar yg dilakukan untuk uu/ perda yaitu :
1) Membat naskah akademik : yg wajib ada naskah akademik adalah uu (uu perubahan
wajib) dan perda baru (perda perubahan tidak wajib). Naskah akademik terdiri dari 6
bab : bab pendahuluan, kajian teori dan praktik empiris, evaluasi dan . naskah akademik
merupakan dkumen untuk menjelaskan mengapa uu perlu dibentuk, isinya, dasar
pembentukan masing2 asal, landasan yuridi, sosiologis, dll. Tujuannya adalah tidak
terjadi pembentukan uu yang basis akademiknya tidak kuat. Terdapat dalam
2) Membuat rangcangan peraturan uu/ perda : bisa perda, uu, atau pp. Ada beberapa
bagian/isinya (bentuk) : bagian pembukaan, bagian batang tubuh, penutup, lampiran
apabila diperlukan, penjelasan apabila diperlukan. Terdapat dalam lampiran kedua uu no
12 tahun 2011. Ada 284 cara pada lampiran kedua tersebut.
3. Tahapan Pembahasan
4. Tahapan pengesahan/penetapan
5. Pengundangan
1. Setahun
2. 5 tahun
Cara menentukan : proleknas pertama kali ditentukan pada masa awal jabatan dpr, jabatan dpr
kan 5 tahun, jd nanti proleknas dibuat 5 tahun kemudian dipecah atau diprioritaskan menjadi
setahunan. Satu tahun pertama apa, tahun kedua apa, dll. Yg menyusun maupun menetapkan
proleknas adalah dpr, pemerintah dan dpd (putusan mk no 92 tahun 2012). Isi dari proleknas
judul, ruang lingkup, tujuan, sasaran. Dalam perkembangannya ini bisa ada ruu yg belum
terpikirkan u/ masuk dalam prolegnas (kebutuhan diluar) misal ada uu diputus mk dan oleh
mk dinyatakan inkonstitusional bersyarat sehingga pemerintah dan dpr mengubah uu agar
sesuai putusan mk, sehingga kalau prolegnas ada ditengah tahun maka namanya daftar
kumulatif terbuka.