Anda di halaman 1dari 17

PENJATUHAN HUKUMAN PIDANA KEPADA PENYALAHGUNAAN

NARKOBA PADA PASAL 111 UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2009


TENTANG NARKOTIKA

OUTLINE SKRIPS

Oleh :

Kelompok IV

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

FAKULTAS HUKUM

BANGKALAN

2022
PENJATUHAN HUKUMAN PIDANA KEPADA PENYALAHGUNAAN
NARKOBA PADA PASAL 111 UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA

Di Presentasikan Pada Kuliah

Metode Penulisan Dan Penelitian Hukum

Tanggal 26 September 2022

Oleh :

NAMA ANGGOTA KELOMPOK IV :

FARELL HEYDAR HILMY FATTUBERTY (200111100108)

ANI QUR ANITA (200111100250)

MARDIANA (200111100252)

AMIRUL HUSAINI (200111100299)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

FAKULTAS HUKUM

BANGKALAN

2022

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN....................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL............................................................................................ii

HALAMAN DAFTAR ISI.....................................................................................iii

1. Latar Belakang Masalah.................................................................................................1

2. Rumusan Masalah..........................................................................................................6

3. Metode Penelitian...........................................................................................................7

3.1 Jenis Penelitian.........................................................................................................7

3.2 Sumber Bahan Hukum.............................................................................................7

3.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum.......................................................................8

3.5 Analisis Bahan Hukum.............................................................................................8

4. Keaslian Penelitian.........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
1

Penjatuhan Hukuman Pidana Kepada Penyalahguna Narkoba Pada Pasal


111 Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

1. Latar Belakang Masalah


Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, zat adiktif dan obat
obatan terlarang yang jika dimasukkan ke dalam tubuh dapat mempengaruhi
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Narkotika sangat bermanfaat dibidang kesehatan
dikarenakan zat yang dimiliki narkotika ampuh dalam menghilangkan rasa sakit
dalam obat bius dan mengobati penyakit-penyakit kronis lainnya sehingga negara
harus Menjamin ketersediaan narkotika baik melalui produksi dalam negeri
maupun impor demi kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan1. Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika
adalah “zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya
dengan memasukkan ke dalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan,
hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya
khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia
medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di
bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain2. Selain dampak
positif dari narkotika, narkotika juga memiliki efek samping yang Sangat
berbahaya jika disalahgunakan bahkan menurut data dari Badan Narkotika
Nasional (BNN) “ada 50 orang yang meninggal setiap harinya yang disebabkan
oleh penyalahgunaan narkoba’’3.

1
Boedi Mustiko pada Kuliah Pemberantasan Tindak Pidana Narkoba, Program Studi
Strata 1 (S1) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura, tanggal 21 September
2022.
2
DR. Soedjono Dirdjosisworo S.H., 1990, Hukum Narkotika Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, hlm.3
3
Kominfo dalam berita BNN “ Ingatkan 50 Orang Meninggal Setiap Hari karena
Narkobah” diakses dari : ttps://www.kominfo.go.id/content/detail/4883/bnn-ingatkan-50-orang-
meninggal-setiap-hari-karenanarkoba/0/sorotan_media pada 22 September 2022.
Menurut Undang – undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
yang (selanjutnya disebut UU Narkotika) ditegaskan bahwa narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan4.

Tindak pidana narkotika merupakan tindak pidana khusus karena tidak


menggunakan KUHPidana sebagai dasar pengaturan, akan tetapi menggunakan
UU Narkotika. Narkotika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang
artinya ‘kelenger’ merujuk sesuatu yang bisa membuat seseorang tak sadarkan diri
(fly), sedangkan dalam bahasa Inggris lebih mengarah ke obat yang membuat
penggunanya kecanduan5.

Dalam sejarahnya tahun 2000 SM telah dikenal serbuk sari bunga opion
(Opium) atau candu atau biasa di sebut “Hul Gill” yang artinya obat yang
menggembirakan yang oleh masyarakat Sumeria. Hul Gill ini banyak tumbuh
didaerah pegunungan dan dataran tinggi. Pada saat itu, serbuk sari ini sudah
diketahui memiliki fungsi sebagai obat tidur atau obat penghilang rasa sakit saat
dihirup. Orang zaman dahulu pun menggunakan serbuk sari ini sebagai obat bius
bagi seseorang yang mengalami luka serius agar dia tidak merasa sakit saat di
obati dan juga digunakan sebagai obat tidur. Selain itu, serbuk sari bunga opion
ini digunakan sebagai racun untuk berburu karena bisa membuat sang mangsa
tertidur.

Opion inilah yang merupakan bahan dasar dari pembuatan narkotika. Pada
tahun 1680, seorang ahli farmasi bernama Thomas Sydenham mulai
4
Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
5
Ibid.

2
memperkenalkan Sydenham’s Laudanum yaitu penggunaan morfin dengan di
campur oleh Herba dan Anggur. Ditahun yang sama, Belanda mempopulerkan
menggunakan pipa tembakau untuk menghisap morfin. Penggunaan jarum suntik
diperkenalkan oleh Dr. Alexander Wood, penggunaan jarum suntik diyakini lebih
mudah dan juga efek biusnya lebih cepat 3x lipat karena morfin langsung menuju
ke darah.

Pada tahun 1805, morfin diperkenalkan sebagai pengganti dari opion yang
merupakan candu mentah. Tahun 1874, peneliti C.R. Wright mulai mengubah
struktur molekul morfin dan mengubahnya menjadi obat yang kurang
menyebabkan ketagihan yang kini kita sebut Sintesis Heroin (Putaw) dengan cara
memanaskan morfin. Penggunaan narkoba dengan cara dibakar “Penyebaran
Narkoba” peredaran opion pada abad 19 ini sanggatlah berkembang di Negara
Amerika dan Eropa Pada abad 19, saat itu opion ini sudah termasuk jenis obat
yang sudah di patenkan sehingga menjadi legal dan Ironisnya para pecandu
morfin ini kebanyakan adalah tentara-tentara yang terluka saat perang dunia 1.
Pada tahun 1878, kerajaan Inggris mengeluarkan Undang-undang untuk
mengerem atau menghentikan penjualan candu karena efek dari kecanduannya itu.
Perang Dunia II, Indonesia mengenal penggunaan obat-obatan jenis opion
sebelum Perang Dunia II, tepatnya pada zaman penjajahan Belanda. Adapun,
pemakai candu tersebut sebagian besar adalah orang-orang China. Pemerintah
Belanda mengizinkan tempat-tempat tertentu untuk mengisap candu. Tak hanya
itu, pengadaan candu pun dilegalkan dengan undang-undang. Awalnya, orang-
orang China menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu menggunakan
pipa panjang.

Tahun 1940-an, Indonesia kedatangan pemerintahan Jepang, Setelah tiba


di Indonesia, pemerintahan pendudukan Jepang mulai menghapus Undang-undang
tersebut dan melarang penggunaan candu. Setelah Indonesia Merdeka, Indonesia

3
membuat Undangan-undang baru tentang narkoba. Undang-undang
tersebut mengatur tentang produksi, penggunaan, dan distribusi obat-obatan
berbahaya. Wewenang tersebut diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk
mengatur Undang-undang tersebut. Pada tahun 1970 terjadi masalah global
tentang narkoba. Pada tahun itu, penyalahgunaan narkotika sangat meningkat dan
memakan banyak korban, terutama anak muda. Hal tersebut berawal dari masalah
anak-anak muda di Amerika Serikat, kemudian mulai berpengaruh ke seluruh
penjuru dunia, termasuk Indonesia. Pada Tahun 1971, Presiden RI mengeluarkan
instruksi No. 6 tahun 1971 dengan membentuk badan koordinasi bernama
BAKOLAK INPRES 6/71, Badan ini menanggulangi setiap bentuk yang
mengancam keamanan negara, seperti narkotika, penyelundupan, pemalsuan uang,
kenakalan remaja, dan pengawasan terhadap orang asing.

Pada tahun selanjutnya, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-


undang. Undang-undang tersebut mengatur penyelundupan gelap. Selain itu,
Undang-undang tersebut juga menyebutkan peran khusus dokter serta rumah sakit
sesuai dengan petunjuk menteri kesehatan. Dengan semakin merebaknya
penyalahgunaan narkoba di Indonesia, Undang-undang anti narkotika pun mulai
direvisi sehingga disusunlah Undang-undang Anti narkotika Nomor 22/1997 dan
menyusul Uundang-undang Psikotropika Nomor 5/1997. Undang-undang tersebut
mulai memberlakukan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika dengan sanksi
berupa hukuman mati6.

6
Humas BNN “PERJALANAN NARKOBA DI DUNIA DAN INDONESIA” diakses
dari : https://blitarkab.bnn.go.id/perjalanan-narkoba-di-dunia-dan-indonesia/ pada 22 September
2022.

4
Tommy Tanggara (49), seorang pelukis Indonesia, ditangkap pada 21
Oktober 2018 di kediamannya di Yogyakarta karena dugaan kepemilikan ganja.
Tak lama setelah dia Ditangkap, dia dihadirkan ke media oleh polisi dengan
tangan diborgol, saat memakai baju tahanan dan berdiri di belakang meja dengan
satu tanaman ganja yang disita pada saat penangkapannya. Dalam wawancara
dengan media, dia mengatakan bahwa Dia telah menggunakan ganja selama 30
tahun dan itu membantunya menjaga kesehatannya dan kreativitasnya dalam
melukis. “Ganja bermanfaat dan benar (bagi saya),” katanya 7 . Pada Agustus
2017, Fidelis Ari Sudarwoto, seorang Pegawai Negeri Sipil Indonesia dari
Kalimantan, dipenjara selama delapan bulan dan didenda satu miliar rupiah karena
menanam ganja untuk istrinya, Yeni. Yeni menderita syringomyelia, sebuah mal
formasi Di kanal tulang belakangnya. Dia membutuhkan ganja untuk mengatasi
rasa sakit yang dia alami8.

Tommy dan Fidelis hanyalah dua di antara ribuan orang yang mengalami
penuntutan pidana di Indonesia atas kepemilikan ganja yang didasari atas
keyakinan bahwa ganja bermanfaat dalam kehidupan mereka. Indonesia menjadi
terbebani biaya cukup besar untuk menangani warga negara yang menggunakan
ganja untuk alasan apapun. Bunyi pasal 111 ayat (1) UU Narkotika“ Setiap orang
yang tanpa hak atau melawan hukum Menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai, Atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk
Tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 12 (dua belas) tahun dan Pidana denda paling sedikit
Rp800.000.000,00 (delapan Ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).”9.

7
Usman Hadi “dalam berita detik.com “Pelukis Tommy Tanggara Diciduk Polisi Yogya
karena Narkoba” diakses dari : https://hot.detik.com/art/d-4268054/pelukis-tommy-tanggara-
diciduk-polisi-yogya-karena-narkoba. Pada 21 September 2022.
8
Ray Jordan “Dalam berita detik.com“Mendagri Pertimbangkan Status PNS Fidelis
yang Dibui karena Ganja” diakses dari: https://news.detik.com/berita/d 3583973/mendagri-
pertimbangkan-status-pns-fidelis-yang-dibui-karena-ganja. Pada 21 September 2022
9
Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 pasal 111 ayat (1)Tentang Narkotika.

5
4
6

Pada Pasal 111 ayat (1) UU Narkotika disana kita tidak melihat adanya
penyebutan jumlah dari narkotika, dan hal itu sudah dapat dikenai ancaman
minimal 4 tahun dan maksimal 12 tahun denda minimal Rp 800 juta dan
maksimal Rp 8 miliar selama rumusan hukumnya terpenuhi (unsur memiliki,
menyimpan, menguasai dalam pasal 111), maka sesuai ketentuan Undang-Undang
penjatuhan pidananya harus memperhatikan ketentuan ancaman pidana minimum
khusus dan maksimum khusus. inti pasalnya seperti itu, dengan pasal ini
diterapkan maka terjadilah kriminalisasi terhadap penyalahgunaan. Jadi selama
pasal ini belum diubah maka penyalahgunaan bisa dimasukkan penjara. Oleh
karena itu pasal 111 memerlukan pembenahan sehingga menutup ruang penyidik
untuk menerapkan pasal tersebut.

Para peneliti telah menunjukkan bahwa sedikit, penggunaan ganja dalam


jangka panjang dapat menghasilkan efek kesehatan yang merugikan, sebagian
besar menyimpulkan bahwa penggunaan ganja sesekali tidak menyebabkan
masalah kesehatan bagi sebagian besar pengguna10. Jadi tulisan ini hanya akan
fokus pada penegakan ganja, terpisah dari obat-obatan lain, karena klasifikasi
ganja sebagai zat ilegal adalah isu kontroversial di seluruh dunia.

2. Rumusan Masalah
2.1 Apakah penjatuhan hukum pidana kepada penyalahguna narkotika
dalam Pasal 111 Undang-undang Narkotika sudah tepat?
2.2 Bagaimana hakim mengkonstruksikan dalam menjatuhkan sanksi
pidana narkotika sehingga tidak memunculkan disparatif putusan?

10
Katherine Beckett and Steve Herbert, “ The Consequences and Costs of Marijuana”
diakse dari : https://faculty.washington.edu/kbeckett/The%20Consequences%20and%20Costs
%20of%20Marijuana%20Prohibition.pdf pada 21 September 2022
7

3. Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah jenis
penelitian normatif dengan menggunakan studi kasus normatif berupa
produk hukum berupa Undang-undang. Pokok kajian dalam skripsi ini
adalah hukum yang dikonsepkan sebagai norma yang menjadi acuan
masyarakat dalam berperilaku di kehidupannya. Sehingga penelitian
hukum normatif ini berfokus kepada inventarisasi hukum positif, asas-asas
dan doktrin hukum.

3.2 Pendekatan Penelitian


Dalam sebuah penelitian terdapat berbagai macam pendekatan,
dengan pendekatan tersebut peneliti akan mendapatkan sebuah informasi
dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari
jawabannya. Pendekatan yang dipakai penulis dalam skripsi ini adalah
pendekatan Peraturan Perundang-undangan (statue aproach). Pendekatan
ini dipilih karena penulis berfikir sebuah penelitian normatif tentu harus
menggunakan pendekatan Perundang-undangan karena yang akan diteliti
akan berkaitan dengan aturan hukum yang nantinya akan menjadi fokus
sekaligus sentral suatu penelitian.

3.3 Sumber Bahan Hukum


3.3.1 Bahan Primer, yaitu data yang diperoleh dari data perundang-
undangan antara lain Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.
3.3.2 Bahan Sekunder, yaitu bahan yang digunakan tidak
mempunyai kekuatan mengikat secara yuridis, yaitu artikel
atau makalah tentang penjatuhan hukuman pidana kepada
penyalahgunaan narkoba.
3.3.3 Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer
dan sekunder antara lain, kamus, ensiklopedia dan seterusnya.
8

3.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum


3.4.1 Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan yaitu
melalui studi kepustakaan.
3.4.2 Teknik pengumpulan bahan hukum dengan menggunakan studi
dokumen atau arsip, antara lain peraturan perundang-
undangan, makalah, jurnal atau artikel terkait objek penelitian
dan bahan hukum lainnya.

3.5 Analisis Bahan Hukum


Analisis bahan hukum penelitian ini dilakukan dengan cara
mengkritis, mendukung, atau memberi komentar, kemudian membuat
suatu kesimpulan terhadap hasil penelitian dengan pikiran sendiri dan
bantuan kajian pustaka. Metode untuk jenis penelitian hukum normatif
ini berupa metode perspektif yaitu metode analisis yang memberikan
penilaian tentang objek yang diteliti apakah benar atau salah yang
seharusnya menurut hukum.

4. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang
mempunyai karakteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, meskipun
berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variabel penelitian atau
metode analisis yang digunakan. Penelitian yang akan dilakukan mengenai
penjatuhan hukuman pidana kepada penyalahguna narkoba pada Pasal 111
Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Beberapa karya ilmiah
berupa jurnal yang kami temukan melalui penelusuran internet yang memiliki
korelasi ataupun kemiripan dengan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. KaptenChkSubiyatno, SH. Dalam judul artikelnya Penjatuhan Pidana


Dibawah Strafmaat Minimal Khusus dalam Perkara Tindak Pidana
Narkotika Pasal 111 dan 112 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika, yang menjadi pembeda adalah artikel ini membahas
terkait Pasal 111 dan 112 UU Narkotika mengenai lamnya ancaman
pidana berupa penjara dan denda maksimum dan minimum.
b. Wijayanti Puspita Dewi. Dalam judul jurnal Penjatuhan Pidana Penjara
Atas Tindak Pidana Narkotika Oleh Hakim Di Bawah Ketentuan
Minimum Ditinjau dari Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika. Yang menjadi pembeda adalah jurnal ini membahas
terkait sanksi pidana dalam putusan hakim terhadap penguasaan
narkotika golongan 1 bukan tanaman telah sesuai dengan UU
Narkotika.
c. Yoga Pratama Adi, Sanyoto, dan Dessi Perdani Yuris Puspita Sari.
Dalam judul artikel Penjatuhan Pidana Penjara Dibawah Ancaman
Minimum Khusus Terhadap Pelaku Tindak Pidana Narkotika (Studi
Putusan Nomor: 220/Pid.Sus/2017/PN Pwt). Yang menjadi pembeda
adalah artikel ini membahas terkait putusan hakim yang menjatuhkan
hukuman penjara dibawah ancaman minimum khusus terhadap
pengguna narkoba dalam studi kasus putusan.

Tabel : Keaslian Penelitian Dan Korelasinya

No Penelitian Judul Fokus Korelasi


Sebelumnya Penelitian Pembahasan Dengan
Penelitian ini
1 KaptenChkSubiyat Penjatuhan Pidana
a. Artikel ini Artikel ini
no, SH. Dibawah membahas berkaitan
Strafmaat Minimal terkait Pasal dengan
Khusus dalam 111 dan 112 pembahasan
Perkara Tindak UU Narkotika tentang
Pidana Narkotika mengenai penjatuhan
Pasal 111 dan 112 lamnya hukuman
Undang-undang ancaman pidana bagi

9
Nomor 35 Tahun pidana berupa penyalahguna
2009 Tentang penjara dan narkotika pada
Narkotika denda Pasal 111.UU
maksimum Narkotika.
dan minimum.

2 Wijayanti Puspita Penjatuhan Pidana Jurnal ini Artikel ini


Dewi Penjara Atas membahas berkaitan
Tindak Pidana terkait sanksi dengan
Narkotika Oleh pidana dalam pembahasan
Hakim Di Bawah putusan hakim tentang
Ketentuan terhadap penjatuhan
Minimum Ditinjau penguasaan hukuman
dari Undang- narkotika pidana bagi
undang Nomor 35 golongan 1 penyalahguna
Tahun 2009 bukan narkotika pada
Tentang Narkotika tanaman telah Pasal 111 UU
sesuai dengan Narkotika.
UU Narkotika.
3 Yoga Pratama Adi, Penjatuhan Pidana artikel ini Artikel ini
Sanyoto, dan Dessi Penjara Dibawah membahas berkaitan
Perdani Yuris Ancaman terkait putusan dengan
Puspita Sari Minimum Khusus hakim yang pembahasan
Terhadap Pelaku menjatuhkan tentang
Tindak Pidana hukuman penjatuhan
Narkotika (Studi penjara hukuman
Putusan Nomor: dibawah pidana bagi
220/Pid.Sus/2017/ ancaman penyalahguna
PN Pwt). minimum narkotika pada
khusus Pasal 111 UU
terhadap Narkotika.

10
pengguna
narkoba dalam
studi kasus
putusan

Sumber : Kreasi Kelompok IV

11
DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

DR. Soedjono Dirdjosisworo S.H., 1990, Hukum Narkotika Indonesia, PT.

Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.3

MATERI KULIAH :

Boedi Mustiko pada Kuliah Pemberantasan Tindak Pidana Narkoba,


Program Studi Strata 1 (S1) Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Trunojoyo Madura, tanggal 21 September 2022.

UNDANG-UNDANG:
Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 pasal 111 ayat (1)Tentang Narkotika.

INTERNET :
Kominfo dalam berita BNN “ Ingatkan 50 Orang Meninggal
Setiap Hari karena Narkobah”
diakses dari : ttps://www.kominfo.go.id/content/detail/4883/
bnn-ingatkan-50-orang-meninggal-setiap-hari-karenanarkoba
/0/sorotan_media pada 22 September 2022.

Humas BNN “PERJALANAN NARKOBA

DI DUNIA DAN INDONESIA”

diakses dari : https://blitarkab.bnn.go.id/

perjalanan-narkoba-di-dunia-dan-indonesia/ pada 22 September 2022.

Usman Hadi “dalam berita detik.com


“Pelukis Tommy Tanggara Diciduk Polisi
Yogya karena Narkoba” diakses dari :

12
https://hot.detik.com/art/d-4268054/pelukis-tommy-tanggara-diciduk-
polisi-yogya-karena-narkoba. Pada 21 September 2022.
Ray Jordan “Dalam berita detik.com“Mendagri Pertimbangkan
Status PNS Fidelis yang Dibui karena Ganja”
diakses dari: https://news.detik.com/berita/d 3583973/
mendagri-pertimbangkan-status-pns-fidelis-yang-dibui-
karena-ganja. Pada 21 September 2022.

Katherine Beckett and Steve Herbert,

“ The Consequences and Costs of Marijuana” diakse dari :

https://faculty.washington.edu/kbeckett/The%20Consequences%20and
%20Cost

%20of%20Marijuana%20Prohibition.pdf pada 21 September 2022

13

Anda mungkin juga menyukai