Oleh:
Maria Susanti (21250068)
Nova Wulandari (21250073)
Erda Lesmida Yanti (21250066)
Bedrin Kaspari (21250042)
Tri Komalasari (21250069)
Ahmad Dzaky Zaikalalin (21250058)
M. Rizki Rifali (21250078)
Love dwi sarwiyati (21250074)
Dosen Pengampu :
Zamhira Muslim. S.far., M.far
D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia
dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah
“Antibiotik, Narkoba, Dan Bikotropika” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang
setia menemani hingga akhir zaman.
Makalah yang terbentuk dari hasil kerja sama kelompok di mana tugas ini
merupakan prasyarat dari aspek penilaian Antibiotik, Narkoba, Dan Bikotropika.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi yang didapatkan penulis karena
hanya mengandalkan pengamatan dilingkungan sekitar sebagai bahan penyusun
makalah. Pada akhirnya makalah ini dapat diselesaikan meskipun masih terdapat
banyak kekurangan.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun, penulis
harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang. Harapan penulis semoga
penulis tugas makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Narkoba....................................................................................... 3
B. Pengertian Narkoba.................................................................................. 6
C. Jenis-Jenis Narkoba................................................................................. 7
D. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba............................................. 9
E. Dampak Narkoba..................................................................................... 10
F. Efek Samping Pemakaian Narkoba......................................................... 11
G. Bahaya Narkoba Bagi Remaja................................................................. 11
H. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba............................................. 12
I. Antibiotika............................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 19
B. Saran........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia remaja sangat rentan oleh pergaulan bebas. Karena terlalu
bebasnya, sering kali kegiatan mereka sehari-hari tidak terkontrol oleh pihak
sekolah. Jika hal tersebut berlanjut bukan tidak mungkin bahwa akan banyak
hal negatif yang akan menimpa mereka. Salah satunya adalah terjerumusnya
dalam dunia penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba. Di kota-kota besar di
Indonesia, penyebaran narkoba pada kalangan remaja sudah tidak terkendali
lagi. Bandar-bandar narkoba bahkan sudah berani masuk ke lingkungan
sekolah.
Jelas saja hal tersebut membuat banyak orang tua merasa resah dan
khawatir atas perkembangan serta pertumbuhan anaknya di luar sana.
Mungkin saja di rumah mereka terlihat biasa-biasa saja atau berkelakuan baik.
Namun, bagaimana perilaku mereka di luar sana. Remaja sebenarnya tahu
kalau narkoba itu sangat berbahaya bagi mereka. Namun, tetap saja ada
beberapa di antara mereka yang menggunakannya entah karena ingin coba-
coba atau ikut-ikutan temannya. Tentu kenyataan tersebut sangat
mengkhawatirkan karena remaja adalah generasi penerus bangsa, bagaimana
nasib bangsa di masa mendatang jika banyak generasi penerusnya terlibat
penyalahgunaan narkoba.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah singkat tentang narkoba?
2. Apa pengertian dari narkoba?
3. Apa saja jenis-jenis narkoba?
4. Faktor apa saja yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba?
5. Bagaimana dampak dari narkoba?
6. Apa saja efek samping pemakaian narkoba?
7. Apa bahaya narkoba bagi remaja?
1
2
C. Tujuan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara
konferhensif kepada pembaca tentang narkoba dan bahayanya bagi generasi
muda. Sehingga para generasi muda mengetahui pengaruh buruk dari narkoba,
sebab narkoba dapat merusak masa depan generasi muda yang menjadi
tumpuan harapan orang tua, agama, bangsa dan negara.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan untuk memberikan informasi tentang
narkoba dan bahayanya agar kita tidak terjerumus di dalamnya serta kita bisa
menjadi penerus bangsa yang bersih dari narkoba.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Narkoba
Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan
untuk penyakit tertentu. Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama
dikenal di Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman
penjajahan Belanda. Pada umumnya para pemakai candu (opium) tersebut
adalah orang-orang Cina.
Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk
menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan berdasarkan
undang-undang. Orang-orang Cina pada waktu itu menggunakan candu
dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan menghisapnya melalui pipa
panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya Pemerintah Jepang di Indonesia.
Pemerintah pendudukan Jepang menghapuskan Undang-Undang itu dan
melarang pemakaian candu (brisbane ordinance).
Ganja (cannabis sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera
lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan
makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon Coca (cocaine) banyak tumbuh
di Jawa Timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi ekspor. Untuk
menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak diinginkan, Pemerintah
Belanda membuat Undang-undang (verdovende middelen ordonantie) yang
mulai diberlakukan pada tahun 1927 (State Gazette No. 278 Juncto 536).
Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain
yang mempunyai efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan
dalam perundang-undangan tersebut. Setelah kemerdekaan, Pemerintah
Republik Indonesia membuat perundang-undangan yang menyangkut
produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat berbahaya (dangerous
drugs ordinance) di mana wewenang diberikan kepada Menteri Kesehatan
untuk pengaturannya (State Gaette No. 419, 1949).
3
4
B. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.
Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada
kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi
penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-
senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak
dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang
semestinya.
Pada tahun 2015 terdapat 35 jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna
narkoba di Indonesia dari yang paling murah hingga yang mahal seperti LSD.
Di dunia terdapat 354 jenis narkoba.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009).
Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam
lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
1. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),
opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
2. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan
tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku
(Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997). Terdapat empat golongan
psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah
7
C. Jenis-Jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat
adiktif lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai
berikut:
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian
narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang
menggunakannya dengan memasukkan ke dalam tubuh. Pengaruh tersebut
bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang
diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi
pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
8
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah
maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4
kelompok adalah:
a. Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat,
belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti
khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: amfetamin,
metamfetamin, dan metakualon.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi
sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh:
lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya
adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh:
nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), dan diazepam.
3. Zat adiktif lainnya
9
E. Dampak Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan
menyebabkan gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan
terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf pusat di otak.
Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan terganggunya
fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi),
psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.
Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah
dilakukan, namun terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya
hukum terhadap narkoba adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan
pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40 persen)
banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai perbandingan, di
11
lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan
antibiotik mencapai lokasi tersebut.
Antibiotika oral (diberikan lewat mulut) mudah digunakan dan antibiotika
intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika
kadang kala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep.
Beragam kebiasaan buruk masyarakat dalam menggunakan antibiotik masih
kerap terjadi. Di antaranya membeli dan menggunakan antibiotik tanpa resep
dokter, menyimpan dan menggunakan sisa antibiotik yang pernah dipakai, serta
memberikan antibiotik kepada keluarga atau rekan untuk mengobati penyakit
dengan gejala serupa. "Semua itu termasuk penggunaan antibiotik yang
sembarangan. Resikonya bisa menimbulkan resistensi (kekebalan) bakteri
terhadap antibiotik,". Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba
(KPRA) Kementerian Kesehatan, Hari Paraton, pada Pfizer Press Circle (PPC)
yang digelar PT Pfizer Indonesia (Pfizer) di Surabaya, Jawa Timur, Senin (20/2).
Resistensi bakteri amatlah berbahaya. Ketika bakteri menjadi resisten
terhadap suatu antibiotik, penyakit yang ditimbulkannya menjadi sangat sulit,
bahkan pada sejumlah kasus menjadi tidak bisa diobati. Diperlukan antibiotik
jenis lain yang harganya lebih mahal untuk memerangi bakteri resisten tersebut.
Bahkan pada sejumlah kasus tidak ada antibiotik yang bisa melawan bakteri
resisten itu. "Penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan tidak sesuai dengan
indikasi, jenis, dosis, dan durasinya, serta kurangnya kepatuhan penggunaan
antibiotik merupakan penyebab timbulnya resistensi," kata Hari yang juga dokter
spesialis kandungan dan kebidanan. Lebih lanjut ia menerangkan tidak semua
penyakit infeksi perlu ditangani dengan memberi antibiotik. Antibiotik hanya
digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan infeksi bakteri. "Antibiotik
bukan untuk mencegah atau mengatasi penyakit akibat virus, seperti kebanyakan
kasus flu dan batuk,".
Resistensi antibiotika mengakibatkan biaya kesehatan menjadi lebih tinggi
karena penyakit lebih sulit diobati.butuhkan waktu perawatan yang lebih lama dan
membawa re siko kematian yang lebih besar. (dr. Dewi).
16
a. Penggolongan Antibiotik
Golongan Beta-Laktam, antara lain golongan sefalosporin (sefaleksin,
sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan monosiklik, dan
golongan penisilin (penisilin, amoksisilin). Penisilin adalah suatu agen
antibakterial alami yang dihasilkan dari jamur jenis Penicillium chrysognum.
Antibiotik golongan aminoglikosida, aminoglikosida dihasilkan oleh
jenis-jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Semua senyawa dan
turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula-amino di dalam
molekulnya, yang saling terikat secara glukosidis. Spektrum kerjanya luas dan
meliputi terutama banyak bacilli gram-negatif. Obat ini juga aktif terhadap
gonococci dan sejumlah kuman gram-positif. Aktifitasnya adalah bakterisid,
berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada
ribosom di dalam sel. Contohnya streptomisin, gentamisin, amikasin, neomisin,
dan paranomisin.
Antibiotik golongan tetrasiklin, khasiatnya bersifat bakteriostatis, hanya
melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid lemah.
Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman.
Spektrum antibakterinya luas dan meliputi banyak cocci gram positif dan gram
negatif serta kebanyakan bacilli.
Tidak efektif terhadap Pseudomonas dan Proteus, tetapi aktif terhadap
mikroba khusus Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata trachoma dan
penyakit kelamin), dan beberapa protozoa (amuba) lainnya. Contohnya
tetrasiklin, doksisiklin, dan monosiklin.
Antibiotik golongan makrolida, bekerja bakteriostatis terhadap terutama
bakteri gram-positif dan spectrum kerjanya mirip Penisilin-G. Mekanisme
kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga sintesa
proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau sering dapat
menyebabkan resistensi. Absorbinya tidak teratur, agak sering menimbulkan
efek samping lambung-usus, dan waktu paruhnya singkat, maka perlu
ditakarkan sampai 4x sehari.
17
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal
ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang melekat dalam diri kami. Oleh
karena itu saran dan kritikan akan makalah dari pembaca sangat membantu
dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga kita senantiasa terhindar dari
bahaya narkoba, mari kita isi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat yang
dapat meningkatkan kualitas diri kita. Seperti berolahraga, aktif di kegiatan
majelis taklim, belajar, dan lain sebagainya. Dengan demikian berarti kita
dapat menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, dengan senantiasa
berusaha sekuat tenaga membahagiakan mereka. Dengan membahagiakan
mereka tanpa disadari kita telah membuka pintu kemudahan dan kesuksesan
bagi diri kita sendiri di masa yang akan datang. Salah satunya dengan cara
tidak mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
19
DAFTAR PUSTAKA
Martono, Lydia Harlina. 2008. Menangkal Narkoba dan Kekerasan. Jakarta: Balai
Pustaka.
20