Anda di halaman 1dari 3

RESUME PERKARA

PENGGUGAT

NOMOR PERKARA : 170/SKK/G.TUN/IX/2010


HARI/TANGGAL : 20 JUNI 2010
PENGGUGGAT : Agung Subianto
TERGUGAT : Rektor Universitas Hasanuddin Provinsi Sulawesi
Selatan, berkedudukan di Jl. Perintis Kemerdekaan
Makassar
Dalam hal ini diwakilkan oleh:
KUASA PENGGUGGAT : Daniel David Hutapea, S.H, M.H

A. Objek Gugatan
Obyek gugatan sengketa TUN dalam perkara ini adalah Surat Keputusan Rektor
Universitas Hasanuddin Provinsi Sulawesi Selatan Nomor : Kp.
132 TAHUN 2009 tertanggal 27 November 2009 tentang Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil Universitas Hasanuddin Makassar.

B. Uraian Pokok Perkara


Alasan-alasan penggugat dalam mengajukan gugatan ini adalah sebagai berikut:
1. Bahwa PENGGUGAT telah bekerja selama 5 tahun sebagai PNS UNHAS
tanpa cacat nama dan telah bekerja sebagai PNS UNHAS sesuai perosedur yang
berlaku.
2. Bahwa TERGUGAT telah melakukan pemecatan secara tidak hormat kepada
PENGGUGAT tanpa disertai alasan yang jelas dan dinilai melakukan perbuatan
sewenang-wenang.
3. Bahwa menurut PENGGUGAT, KTUN tersebut dikeluarkan oleh
TERGUGAT atas dasar perbuatan sewenng-wenang sehingga merugikan pihak
PENGGUGAT.
4. Bahwa TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan hukum atas posisi
dan kedudukannya sebagai pihak yang paling dirugikan atas KTUN yang
dikeluarkan TERGUGAT yakni Penecatan secara tidak hormat tanpa disertai alasan
yang jelas.
5. Bahwa TERGUGAT telah melanggar ketentuan perundang-undangan
sebagaimana berikut ini. Pasal 53 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara. KTUN yang digugat bertentangan dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku. Badan atau Pejabat TUN telah menggunakan
wewenangnya untuk tujuan lain daripada yang dimaksudkannya. Badan atau Pejabat
TUN pada waktu mengeluarkan KTUN setelah mempertimbangkan semua
kepentingan yang tersangkut tidak sampai pada suatu keputusan atau tidak seharusnya
sampai pada keputusan tersebut.
6. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT
sebagaimana dikemukakan diatas, baik yang dilakukan dengan sengaja ataupun
karena kelalaiannya, telah menimbulkan berbagai bentuk kerugian bagi
PENGGUGAT yang dapat diperhitungkan secara immateriil (moril) maupun
materiil.
7. Bahwa kerugian immateriil PENGGUGAT berasal dari penderitaan
PENGGUGAT dan anak PENGGUGAT yang mengalami trauma, rasa malu akibat
perendahan martabat kemanusiaan PENGGUGAT yang terlanggar.
8. Bahwa dampak pemecatan secara tidak hormat, PENGGUGAT kehilangan
pekerjaan sehingga kebutuhan kehidupan sehari-hari dan keluarga tidak mencukupi.
9. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT, secara materiil
PENGGUGAT juga sudah dan akan terus mengalami kerugian, karena itu dengan
mendasarkan pada ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata dimana intinya menetapkan
kewajiban hukum bagi pembuat kerugian untuk mengganti seluruh kerugian materiil
yang ditimbulkan karena perbuatannya.
10. Bahwa selain itu menurut hemat PENGGUGAT sudah sepatutnya pula
menurut hukum Peradilan Tata Usaha Negara Makassar memutuskan bagi
TERGUGAT untuk membayar segala biaya perkara yang timbul dari perkara ini.
11. Bahwa berdasarkan seluruh dalil yang dikemukan oleh PENGGUGAT, jelas
dalil-dalil di dalam gugatan ini sudah didasarkan pada hukum yang berlaku dengan
dilengkapi bukti-bukti yang cukup serta tidak terbantahkan. Karena itu sudah
sepatutnya pula Pengadilan TUN Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara
ini serta memutuskan berdasarkan keadilan.
12. Bahwa dengan demikian perbuatan TERGUGAT telah melanggar pasal 1365
KUH Perdata yang isinya, “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa
kerugian kepada pihak lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian tersebut, mengganti kerugian tersebut.”
13. Bahwa gugatan ini didasarkan atas alat-alat bukti sebagaimana dimaksud
pasal 180 (1) HIR sehingga putusan dalam perkara ini dapat dinyatakan bisa
dijalankan lebih dulu (serta merta) meskipun ada upaya hukum banding, kasasi atau
peninjauan kembali
C. Petitum atau Yang Dimohonkan
1. Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya.
2. Menyatakan TERGUGAT bersalah telah lalai dalam menjalankan
kewajibannya untuk menghormati, melindungi dan memenuhi (To respect, to
protect, and to fullfil) hak-hak azasi manusia dan hak-hak warga negaranya yang
menjadi korban pemecatan secara tidak hormat secara sewenang-wenang.
3. Menyatakan TERGUGAT bersalah telah mengakibatkan kerugian materiil
dan immaterial warga negara yang menjadi korban pemecatan secara tidak hormat
yang dilakukan Rektor UNHAS Makassar.
4. Memerintahkan TERGUGAT meminta maaf kepada PENGGUGAT untuk
merehabilitasi nama baik PENGGUGAT.
5. Menghukum TERGUGAT untuk :
a. Segera membatalkan atau meniadakan KTUN tersebut.
b. Segera melakukan investigasi dan inventarisasi atas kerugian materiil dan
immaterial yang dialami oleh PENGGUGAT akibat dilakukannya
Pemecatan secara tidak hormat yang sewenang-wenang.
6. Menghukum TERGUGAT untuk membayar segala biaya perkara yang
timbul dari perkara ini secara tanggung renteng.
7. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun
ada upaya verzet, banding, kasasi; perlawanan dan/atau peninjauan kembali.
8. Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya.

D. Duduk Perkara
Penggugat merasa keberatan dengan tindakan pemecatan secara tidak
terhormattanpa disertai alasan yang jelas dan dinilai melakukan perbuatan
sewenang-wenangoleh tergugat.
Menurut penggugat pengeluaran KTUN tersebut merupakan perbuatan
sewenang-wenang sehingga merugikan pihak penggugat, sehingga pihak Rektor
UNHAS telah melanggar Pasal 53 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara dan 1365 KUHPerdata. Sehingga penggugat meminta adanya
permintaan maaf dar pihak tergugat, membatalkan keputusan KTUN tersebut, dan
ganti rugi karena adanya kerusakan materiil dan immaterial.

Anda mungkin juga menyukai