Anda di halaman 1dari 8

KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTAN HUKUM

“ EKO IRAWAN, S.H. & ILHAM DEMANTIKA Y., S. H.“


LAW Jl. Santana No. 10 Patokan Situbondo HP : 082 302010 987 / 085 236 139 400

MEMORI PENINJAUAN KEMBALI


terhadap putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 1879 K/Pdt/2021 Jo. Putusan
Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 626/ PDT/2020/PT SBY Jo. Putusan Pengadilan Negeri
Situbondo Nomor : 16/Pdt.G/2020/PN Sit

Dalam perkara antara :


PRAWI KUSNO sebagai PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI
Melawan :
SUMIYATI dkk sebagai PARA TERMOHON PENINJAUAN KEMBALI

Situbondo, 28 Juni 2022

Kepada Yth.
Ketua MAHKAMAH AGUNG RI
di -
Jakarta
melalui

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Situbondo


di -
Situbondo

Dengan hormat,
Yang bertandatangan dibawah ini :
 EKO IRAWAN, SH.
 ILHAM DEMANTIKA Y., S.H.
 HARI SOEBAGIO, S.H.
Para Advokat / Penasihat Hukum anggota PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) yang
berkedudukan kantor di Jalan Santana No. 10 Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo, Kabupaten
Situbondo – Jawa Timur yang dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 19 Juni 2022
bertindak untuk atas nama :

PRAWI KUSNO, Tempat / Tgl lahir : Situbondo, 10 Agustus 1967, Pekerjaan Wiraswasta, Alamat
Kp Bloro Barat RT 03 RW 01, Desa Bloro, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo.
Selanjutnya disebut PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI

Bersama ini perkenankanlah kami selaku kuasa dari Penggugat / Pembanding / Pemohon Kasasi sekarang
Pemohon Peninjauan kembali, mengajukan Memori Peninjauan kembali atas putusan Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor : 1879 K/Pdt/2021 tanggal 07 September 2021 menyatakan sebagai
berikut :

M E N G A D I L I:

- Mengabulkan permohonan kasasi Pemohon Kasasi : PRAWI KUSNO tersebut;

Page 1
- Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 626/ PDT/2020/PT SBY, tanggal 1
Desember 2020 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Situbondo Nomor : 16/Pdt.G/2020/PN
Sit, tanggal 2 September 2020;

MENGADILI SENDIRI:

Dalam Eksepsi:
- Menolak eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara:
- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
- Menghukum Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara pada semua tingkat peradilan, dan
pada tingkat kasasi ini sejumlah Rp.500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);

Oleh karena menurut Pemohon Peninjauan Kembali, Judex Juris telah melakukan kekhilafan dan
kekeliruan yang nyata dalam memberikan pertimbangan hukum.

Sehingga menyebabkan terjadinya keputusan yang keliru, sangat subyektif dan merugikan Pemohon
Peninjauan Kembali, maka dari itu Pemohon Peninjauan Kembali merasa keberatan atas Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 1879 K/Pdt/2021 tanggal 07 September 2021.

Bahwa, Memori Peninjauan kembali ini didasarkan atas hal-hal dan keberatan-keberatan sebagai berikut:

1. Bahwa dalam perkara ini telah ditemukan / didapatkan Novum (bukti baru) berupa bukti surat dan
saksi-saksi yang sangat menentukan, yaitu:

 BUKTI SURAT

 Bukti PK-1 : Fotocopy Buku Krawangan Tanah Letter C Desa Bloro Petok No. 790 persil
No. 35 Klas D.I dengan Luas 480 m² atas nama DJASIR HADIMA dan Petok 791 persil
No. 35 Klas D.I dengan Luas 480 m² atas nama TORIJA SAMIJA.

 Bukti PK-2 : Fotocopy Buku Krawangan Tanah Letter C Desa Bloro atas nama
RABBIYA MOEGYA beralih / mutasi ke no 790-791 atas nama DJASIR HADIMA dan
TORIJA SAMIJA.

 Bukti PK-3 : Fotocopy Gambar / Peta Krawangan tanah Desa Bloro persil No. 35 Klas
D.I.

 Bukti PK-4 : Fotocopy Tanda Pendaftaran Sementara Tanah Milik Indonesia atas nama B.
DJASIR HADIMA tertanggal 2 Mei 1957.

 SAKSI-SAKSI YANG PADA WAKTU SIDANG BELUM DIAJUKAN YAITU:

 Saksi SUBRANI, Tempat / Tgl lahir : Situbondo, 26 Mei 1975, Pekerjaan Sekretaris Desa
Bloro, Alamat Kp Bloro Timur RT 08 RW 03, Desa Bloro, Kecamatan Besuki, Kabupaten
Situbondo.

 Saksi RAHMAD BANUADI, Tempat / Tgl lahir : Situbondo, 20 Juni 1967, Pekerjaan
Wiraswasta, Alamat Kp Bloro Timur RT 07 RW 03, Desa Bloro, Kecamatan Besuki,
Kabupaten Situbondo.

Page 2
2. Bahwa Judex Juris dalam memeriksa dan memutus perkara ini sama sekali tidak memberikan
pertimbangan hukum yang jelas dan rinci, Sehingga putusan tersebut bersifat subyektif, keliru,
tidak benar dan merugikan Pemohon, maka dari itu Pemohon merasa sangat keberatan atas putusan
tersebut diatas.

3. Bahwa seharusnya Judex Juris dalam memeriksa dan memutus perkara ini memberikan
pertimbangan hukum yang jelas dan adil mengenai kewenangan mengadili / kompetensi absolut
diantaranya sebagai berikut :

a) Judex Juris didalam putusannya yang pada pokoknya menyatakan secara tegas
bahwa Pengadilan Negeri Situbondo berwenang untuk mengadili perkara a quo,
akan tetapi tanpa pertimbangan hukum yang benar Judex Juris menyatakan
menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

 Bahwa sebagaimana ketentuan hukum acara perdata yang berlaku. Hal mana apabila ada
eksepsi mengenai Kompetensi Absolut diperiksa dan diputus haruslah terlebih dahulu,
sebelum perkara ini dilakukan / dilanjutkan pemeriksaan pokok perkaranya.

 Dan faktanya bahwa terhadap perkara a quo, pada peradilan tingkat pertama (Pengadilan
Negeri Situbondo) mengenai Kompetensi Absolut. Judex Factie telah mengambil dan
menjatuhkan keputusan mengenai eksepsi dimaksud yang dituangkan dalam bentuk
putusan sela yang pada pokoknya : “menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Situbondo
tidak berwenang mengadili perkara ini”.

Oleh karena Judex Factie Pengadilan Negeri Situbondo telah mengabulkan eksepsi
mengenai Kompetensi Absolut maka secara otomatis pemeriksaan pokok perkara
dalam perkara a quo untuk sementara waktu ditunda / dihentikan.

 Bahwa oleh karena Pemohon merasa dirugikan atas putusan sela tersebut, maka
Pemohon Peninjauan Kembali mengajukan upaya hukum Banding pada Pengadilan
Tinggi Surabaya, dan ternyata Pengadilan Tinggi Surabaya dalam putusannya
menyatakan sependapat dengan Putusan Pengadilan Negeri Situbondo dan menguatkan
putusan tersebut.

 Bahwa atas putusan Pengadilan Tinggi Surabaya tersebut, kemudian Pemohon


Peninjauan Kembali mengajukan upaya hukum Kasasi, yang mana pada tingkat ini
ternyata Judex Juris tidak sependapat dengan Putusan Pengadilan Negeri Situbondo dan
Pengadilan Tinggi Surabaya yang pada pokoknya : “menyatakan bahwa Pengadilan
Negeri Situbondo tidak berwenang mengadili perkara ini”. Sehingga kemudian
membatalkan Putusan dimaksud dan Judex Juris menyatakan secara tegas didalam
putusannya “bahwa Pengadilan Negeri Situbondo berwenang untuk mengadili perkara
a quo.”

Akan tetapi yang cukup mengherankan didalam putusan tersebut Judex Juris juga
menyatakan “menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya,” padahal sebagaimana kita
ketahui bersama bahwa pemeriksaan pokok perkara dalam perkara a quo sama sekali
belum dilakukan, karena adanya putusan sela mengenai kompetensi absolut pengadilan.

 Bahwa berdasarkan doktrin hukum atau pendapat hukum dari ahli hukum M. Yahya
Harahap, S.H., dalam bukunya yang berjudul “Hukum Acara Perdata tentang Gugatan,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan”, Penerbit Sinar Grafika,
Cetakan Kesepuluh, Oktober 2010, halaman 426-427. Berikut kutipannya:
“4. Cara Penyelesaian Eksepsi

Page 3
Cara penyelesaian Eksepsi diatur dalam Pasal 136 HIR. Berdasarkan pasal
tersebut, cara penyelesaian digantungkan pada jenis eksepsi yang diajukan.
a. Penyelesaian Eksepsi Kompetensi
Pada bagian ini dijelaskan cara penyelesaian yang mesti dilakukan hakim
terhadap kompetensi yang diajukan tergugat serta sekaligus dibicarakan
mengenai upaya hukum yang dapat diajukan terhadap putusan yang diambil
pengadilan terhadapnya:
1) Diperiksa dan Diputus Sebelum Memeriksa Pokok Perkara Apabila
tergugat mengajukan eksepsi kompetensi absolut atau relatif, Pasal 136
HIR memerintahkan hakim:
 memeriksa dan memutus lebih dahulu tentang eksepsi tersebut;
 pemeriksaan dan pemutusan tentang itu diambil dan dijatuhkan
sebelum pemeriksaan pokok perkara.
Berarti, apabila tergugat mengajukan eksepsi yang berisi pernyataan PN
tidak berwenang mengadili perkara baik secara absolut atau relatif:
 hakim menunda pemeriksaan pokok perkara;
 tindakan yang dapat dilakukan, memeriksa dan memutus eksepsi
lebih dahulu;
 tindakan demikian bersifat imperatif, tidak dibenarkan memeriksa
pokok perkara sebelum ada putusan yang menegaskan apakah PN
yang bersangkutan berwenang atau tidak memeriksanya. Hakim
bebas menjatuhkan putusan menolak atau mengabulkan eksepsi.
2) Penolakan atas Eksepsi Kompetensi, Dituangkan dalam Putusan Sela
(interlocutory).
Apabila hakim berpendapat, bahwa ia berwenang memeriksa dengan
mengadili perkara dengan alasan, apa yang diperkarakan termasuk
yurisdiksi absolut atau relatif PN yang bersangkutan maka:
 eksepsi tergugat ditolak;
 penolakan dituangkan dalam bentuk putusan sela (interlocutory),
dan
 amar putusan, berisi penegasan:
1) menyatakan bahwa PN berwenang mengadili;
2) memerintahkan kedua belah pihak melanjutkan
pemeriksaan pokok perkara.
3) Pengabulan Eksepsi Kompetensi, Dituangkan dalam Bentuk Putusan Akhir
(Eind Vonnis).
Apabila eksepsi kompetensi yang diajukan tergugat beralasan, dan dapat
dibenarkan oleh hakim, tindakan yang harus dilakukan PN adalah
mengabulkan eksepsi. Berbarengan dengan itu:
 menjatuhkan putusan, dan
 putusan itu berbentuk putusan akhir yang berisi amar:
 mengabulkan eksepsi tergugat; serta
 menyatakan PN tidak berwenang mengadili perkara yang
bersangkutan.”

Page 4
 Bahwa berdasarkan ketentuan hukum yang diatur dalam Pasal 136 HIR. Seharusnya
Judex Juris dalam amar putusannya menyatakan sebagai berikut :

 Eksepsi para tergugat ditolak;


 menyatakan bahwa PN berwenang mengadili;
 memerintahkan kedua belah pihak melanjutkan pemeriksaan
pokok perkara.
Bukan malah menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya. Karena
pemeriksaan pokok perkara dalam perkara a quo belum dilakukan.

 Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka nampak sekali pertimbangan


hukum Judex Juris yang menolak gugatan Penggugat seluruhnya adalah adalah
pertimbangan hukum yang kurang tepat dan keliru serta merupakan kesalahan
dalam melakukan penerapan ketentuan hukum acara perdata yang berlaku.

Sehingga telah ditemukan adanya kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang
nyata sebagaimana diatur dalam Pasal 67 huruf f Undang- Undang Nomor 14
Tahun 1985 jo Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2009.

b) Pertimbangan hukum Judex Juris yang menyatakan bahwa tindakan


Penggugat / Pemohon Peninjauan Kembali menyertifikatkan tanah obyek
sengketa adalah perbuatan melawan hukum merupakan pertimbangan hukum
yang abstrak tidak jelas dan sangat mengandung unsur kontroversial.

 Bahwa apabila Judex Juris mempertimbangkan secara teliti dan cermat mengenai aspek
historis / riwayat tanah atau asal muasal obyek sengketa tersebut, maka akan ditemukan
hakiki kepenguasaan dan kepemilikan tanah dimaksud sehingga dapat dipahami secara
jelas dan terang.
 Bahwa Sertifikat Hak Milik No. 1412 / Desa Bloro atas nama PRAWI KUSNO
dengan Surat Ukur / Gambar Situasi tanggal 27 Desember 2018 Nomor :
01095/BLORO/2018 telah dilakukan sesuai prosedur dan cocok dengan data yuridis pada
buku tanah di BPN, dan juga cocok dengan data phisik tanah yang dikuasai Pemohon /
Penggugat dengan Petok No. 790 persil No. 35 Klas D.I atas nama DJASIR HADIMA.
 Bahwa riwayat tanah atau asal muasal obyek sengketa adalah berasal dari Petok No. 513
persil No. 35 Klas D.I dengan luas 960 M 2 atasnama RABBIYA MOEGIYA (alinea
pertama halaman 7 dari 9 hal put Nomor 1879 K/Pdt/2021).
 Bahwa fakta yang tidak dapat disangkal kebenarannya bahwa sekarang Petok
sebagaimana tersebut diatas sudah tidak ada lagi / telah dicoret dari Buku Kerawangan
Tanah Desa Bloro, karena Petok Petok No. 513 persil No. 35 Klas D.I dengan luas 960
M2 atasnama RABBIYA MOEGIYA telah beralih / mutasi ke Petok No. 790 dan 791.
Hal mana mengenai Petok No. 790 persil No. 35 Klas D.I saat ini beratasnamakan
DJASIR HADIMA.
Sedangkan Petok 791 persil No. 35 Klas D.I saat ini sudah atas nama TORIJA
SAMIJA.
Yang artinya di dalam Buku Kerawangan Desa Bloro kepemilikan tanah atas
nama RABBIYA MOEGIYA sudah tidak ada lagi, sebagaimana didalilkan para
Termohon Peninjauan Kembali.

Page 5
 Bahwa Petok No. 790 persil No. 35 Klas D.I atas nama DJASIR HADIMA adalah
dasar terbitnya Sertifikat Hak Milik No. 1412 / Desa Bloro atas nama PRAWI KUSNO
dengan Surat Ukur / Gambar Situasi tanggal 27 Desember 2018 Nomor :
01095/BLORO/2018 obyek sengketa perkara a-quo.

Dan SPPT Pajak Bumi dan Bangunan obyek sengketa sejak tahun 1960 sampai dengan
2019 telah beratasnamakan DJASIR HADIMA dan telah dibayar lunas oleh Pemohon
Kasasi dan DJASIR HADIMA selaku Pemilik Petok No. 790 persil No. 35 Klas D.I Desa
Bloro, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo.
 Bahwa fakta yang sebenarnya mengenai MOHYAR KOSIMA dahulu beliau
menumpang sementara untuk tinggal dan mendirikan bangunan tidak permanen di atas
sebagian tanah obyek sengketa yang masih kosong Karena B. DJASIR HADIMA
(Almarhumah) merasa iba kepada B. MOHYAR KOSIMA (Almarhumah) yang belum
memiliki rumah untuk tinggal dan untuk itu B. DJASIR HADIMA (Almarhumah)
mengizinkannya dengan syarat hanya sementara saja dan nanti kalau anak-anak B.
DJASIR HADIMA (Almarhumah) mau menggunakan tanah tersebut, maka B.
MOHYAR KOSIMA (Almarhumah) dan seluruh keluarganya harus meninggalkan tanah
tersebut dan menyerahkan kembali kepada B. DJASIR HADIMA (Almarhumah) atau
para ahli warisnya.

Berdasarkan aspek historis / riwayat tanah atau asal muasal obyek sengketa tersebut
diatas terdapat cukup alasan hukum untuk dapat mengabulkan Permohonan
Peninjauan Kembali Pemohon, karena telah ternyata alat - alat bukti yang dimiliki
Pemohon sama sekali tidak dapat di lumpuhkan oleh alat - alat bukti yang dimiliki
Para Termohon Peninjauan Kembali.

4. Bahwa atas dasar deskripsi tersebut di atas, semestinya sudah menjadi keharusan bahwa hak-hak
Pemohon Peninjauan Kembali juga harus dilindungi secara hukum, oleh karenanya bersama ini
Pemohon Peninjauan Kembali memohon kepada Majelis Hakim pada Mahkamah Agung RI yang
mengadili perkara Peninjauan Kembali ini berkenan kiranya meluruskan pertimbangan-
pertimbangan hukum yang diambil oleh Judex Juris yang kurang tepat dan keliru tersebut.

5. Bahwa pertimbangan hukum Judex Juris kurang tepat dan keliru, karena Judex Juris dengan begitu
mudahnya memberikan penilaiannya tanpa disertai pertimbangan yang cukup dan tanpa
mempertimbangkan fakta dan aspek historis / riwayat tanah atau asal muasal obyek sengketa
tersebut.
dimana Judex Juris secara summier menyimpulkan secara sepihak, yaitu hanya secara simple
(sederhana) terhadap hal-hal yang tersebutkan dalam formalitas semata (formeele waarheid) saja
dan bukan atas fakta yang sesungguhnya terjadi (feitelijk), sehingga dipandang adalah suatu
kelalaian Hakim dalam beracara (verzuim van vormen).

Berdasarkan hal-hal dan fakta-fakta sebagaimana tersebut diatas yang telah terungkap di
persidangan maka sangat jelas dan terang bahwa pertimbangan hukum Judex Juris sama sekali
tidak mempertimbangkan secara utuh, seksama dan rinci dalam menilai dan mempertimbangkan
segala fakta yang ditemukan dan sangat mengandung unsur kontroversial dengan demikian sudah
seharusnya putusan yang demikian patut dibatalkan atau diperbaiki.

6. Bahwa begitu pula menurut doctrine / Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung R.I telah
menegaskan / menyatakan: Bahwa apabila Hakim / Judex Juris kurang cukup mempertimbangkan
sehingga merupakan pertimbangan hukum yang kurang cukup (onvoldoende gemotiveerd) maka
Putusan Hakim tersebut adalah cacat hukum dan dapat dibatalkan (vernietigbaar) vide: Hakim /
Judex Juris yang memutus perkara apabila kurang cukup mempertimbangkan (onvoldoende
Gemotiveerd) hal-hal yang terungkap di muka persidangan maka putusannya dapat dibatalkan
(vernietigbaar);

Page 6
 Jurisprudensi Putusan Mahkamah Agung R.I tanggal 16-12-1970 Reg. Nomor
492.K/Sip/1970, Putusan M.A.R.I tanggal 21-2-1980 Reg. Nomor 820.K/Sip/1977 dan
Putusan M.A.R.I tanggal 26-6-2003 Reg. Nomor 2778.K/Pdt/2000 menyatakan bahwa
"Apabila Hakim (Judex Facti) kurang cukup mempertimbangkan sehingga merupakan
"pertimbangan hukum yang kurang cukup (onvoldoende gemotiveerd) maka keputusannya
adalah cacat hukum dan dapat "dibatalkan (vernietigbaar);

 Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 67 K/Sip/1972, yang


berbunyi: "Bahwa Putusan Judex Facti dibatalkan, jika Judex Facti tidak memberikan
"alasan/pertimbangan-pertimbangan yang cukup;

 Jurisprudensi Mahkamah Agung R.I tanggal 22-7-1970 Nomor 638 K/Sip/1969, yang
berbunyi: "Mahkamah Agung menganggap perlu meninjau Keputusan Pengadilan
Negeri/Pengadilan Tinggi yang kurang cukup dipertimbangkan (onvoldoende
gemotiveerd);

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas mohon kepada Yang Terhormat Ketua Mahkamah Agung RI c.q.
Yang Terhormat Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini berkenan untuk membatalkan putusan Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor : 1879 K/Pdt/2021 tanggal 07 September 2021 dalam perkara ini dan
mengambil putusan sendiri sebagai berikut:

M E N G A D I L I:

- Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali Pemohon Peninjauan Kembali : PRAWI KUSNO;


- Membatalkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 1879 K/Pdt/2021 tanggal 07
September 2021;

MENGADILI SENDIRI:

Dalam Eksepsi:
- Menolak eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya;
- Menyatakan Pengadilan Negeri Situbondo berwenang mengadili perkara a quo;
- Memerintahkan kedua belah pihak melanjutkan pemeriksaan pokok perkara;

Dalam Pokok Perkara:


1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menetapkan bahwa Penggugat sebagai pemilik yang sah atas bidang tanah obyek sengketa
berupa :

 Setengah / sebagian dari Sertifikat Hak Milik Nomor 1412/Bloro atas nama PRAWI
KUSNO dengan Surat Ukur / Gambar Situasi tanggal 27 Desember 2018 Nomor :
01095/BLORO/2018, yaitu seluas ± 225 M² bagian barat, yang terletak di Kp Bloro
Barat RT 03 RW 01, Desa Bloro, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, yang
bangunannya batas-batasnya sebagai berikut:
Sebelah utara : Tanah milik Luluk;
Sebelah timur : Tanah milik Penggugat;
Sebelah selatan : Tanah milik Bahriya dan Slamet Wahyudi;
Sebelah barat : Jalan Desa;
3. Menyatakan perbuatan Para Tergugat yang tidak mau menyerahkan obyek sengketa kepada
Penggugat dan mempertahankan serta menguasai obyek sengketa adalah merupakan
PERBUATAN MELAWAN HUKUM.

Page 7
4. Menyatakan cacat hukum dan tidak berkekuatan hukum yang mengikat Sertifikat Hak Milik -
Sertifikat Hak Milik serta surat-surat lain yang ada hubungannya baik dengan perolehan hak
atau yang ada hubungan dengan penguasaan oleh Para Tergugat atas Obyek Sengketa.

5. Menghukum Para Tergugat atau siapa saja yang mendapat hak dari padanya agar dihukum segera
keluar, membongkar bangunan, meninggalkan dan mengosongkan obyek sengketa, serta
kemudian menyerahkan kepada Penggugat dalam keadaan baik dan sempurna, bebas dan kosong
dari beban hak miilk, penyerahan bilamana perlu dengan bantuan pihak yang berwajib / aparat
kepolisian.

6. Menyatakan bahwa Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) atas obyek sengketa dan harta lain milik
Para Tergugat adalah sah dan berharga.

7. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti kerugian kepada
Penggugat atas penguasaan obyek sengketa sejak tahun 1960 sampai dengan gugatan ini diajukan
(selama 60 tahun) sebesar Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah) dan tetap diperhitungkan
para Tergugat menyerahkan obyek sengketa kepada Para Penggugat.

8. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsoom) secara tanggung renteng
sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap kelalaian Para Tergugat menyerahkan
obyek sengketa kepada Penggugat sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap.

9. Menyatakan keputusan ini dapat dijalankan lebih dahulu meskipun timbul verzet atau banding
Membebankan biaya perkara ini kepada Para Tergugat.

10. Menghukum Para Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini.

Dan atau apabila yang mulia Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya, (ex
aequo et bono).

Demikian Memori ini kami sampaikan atas segala perhatian dan perkenannya kami haturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
. Hormat kami,
KUASA HUKUM
PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI / PEMOHON KASASI /
PEMBANDING / PENGGUGAT

EKO IRAWAN, SH ILHAM DEMANTIKA Y., S.H. HARI SOEBAGIO, S.H.

Page 8

Anda mungkin juga menyukai