Anda di halaman 1dari 14

PUTUSAN

NOMOR : 19/G/2021/PTUN-SBY.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya yang memeriksa, memutus dan


menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa, telah
menjatuhkan Putusan sebagai berikut, dalam perkara antara :

Nama : Imam

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia (WNI)

Tempat tinggal : RT. 001/RW. 001 Kelurahan Kepatihan, Kecamatan


Tulungagung, Kabupaten Tulungagung

Pekerjaan : Wiraswasta

Dalam hal ini memberikan kuasa kepada :

1. Febryan Adam, S.H

Kewarganegaraan Warga Negara Indonesia (WNI),Pekerjaan Advokat, berkantor di


Jl. Wilis No. 13 Tulungagung, Tlp. 0355-664533, HP. 087859870401,untuk selanjutnya
disebut sebagai PENGGUGAT

MELAWAN

Nama Jabatan : Kepala Sekolah SMAN BANGUN NEGERI

Tempat Kedudukan : Jl. Bromo No.05, Tulungagung

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 1/SKK/X/2021 tanggal 4 Januari 2021,


dalam hal ini memberikan kuasa kepada :

2. Kim Tae Hyung,S.H,M.H.

Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat,selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT

TENTANG DUDUK SENGKETA


Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan tertanggal 18 Januari 2021
yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya pada
tanggal 18 Januari 2021 di bawah register Nomor : 19/G/2021/PTUN-SBY. Yang isi
selengkapnya sebagai berikut :

I. OBYEK GUGATAN

Surat Keputusan Kepala Sekolah SMAN Bangun Negeri Nomor 1/KPTS/X/2020


tentang Pemberhentian Ahmad Nando sebagai Siswa SMAN Bangun Negeri, tertanggal 5
Januari 2021.

II. TENTANG DUDUK PERKARA

Adapun gugatan ini kami ajukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa Imam sebagai Penggugat adalah ayah kandung dari Ahmad Nando
siswa kelas XI IPS 7 SMAN Bangun Negeri, yang lahir di Tulungagung
tanggal 17 Juli 2004. Berdasarkan tanggal lahir anak Penggugat tersebut, usia
anak adalah 16 tahun. Menurut Pasal 330 KUH Perdata, “batas usia seseorang
cakap berbuat hukum yaitu berusia 21 tahun”. Terkait itu saat melihat putusan
MA RI Nomor 477/K/SIP/1976 menyatakan bahwa batasan umur anak yang
berada di bawah kekuasaan orang tua atau perwalian ialah 18 tahun, dengan
demikian melihat usia anak Penggugat yaitu Ahmad Nando masih dibawah
pengampuan orang tua atau wali. Sehingga yang dapat melakukan perbuatan
hukum adalah ayah Ahmad Nando (Penggugat)
2. Bahwa Ahmad Nando anak dari Penggugat adalah Anggota Pengurus OSIS
tahun 2020/2021 SMAN Bangun Negeri
3. Bahwa dalam Kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) SMAN Bangun Negeri
Ahmad Nando ditunjuk sebagai Panitia Pelaksana MOS SMAN Bangun
Negeri tahun 2020/2021 sebagaimana tertuang dalam Proposal Kegiatan MOS
SMAN Bangun Negeri tahun 2020/2021
4. Bahwa dalam Proposal Kegiatan MOS SMAN Negeri Bangun Negeri tahun
2020/2021 tersebut ditanda tangani dan disahkan oleh Tergugat Kepala
Sekolah SMAN Bangun Negeri Suhanto, M.Pd dan Pembina OSIS Iwan
Setyawan, S.Pd, yang di dalamnya berisi mengenai susunan panitia MOS,
aturan dan ketentuan selama kegiatan MOS, dan susunan kegiatan selama
MOS SMAN Bangun Negeri Tahun 2020/2021
5. Bahwa dalam pelaksanaan kegiatan MOS bagi setiap siswa SMAN Bangun
Negeri yang mengikuti MOS diwajibkan untuk menyerahkan surat persetujuan
dari orang tua/ wali.
6. Bahwa pada hari Senin tanggal 1 Oktober 2020, pada saat penutupan kegiatan
MOS terdapat kegiatan pentas seni yang menampilkan pertunjukan dari
masing-masing kelas, pada saat pertunjukan musik salah satu peserta MOS
yang bernama Sanju Isa Sulivan membuat keributan dengan peserta MOS
lainnya, sebagai Panitia Pelaksana MOS Ahmad Nando berupaya
menenangkan kejadian tersebut, tanpa sengaja tangan Ahmad Nando
mengenai wajah Sanju Isa Sulivan, dan menyebabkan Sanju Isa Sulivan
pingsan. Pada saat itu juga para pengurus OSIS langsung membawa Sanju Isa
Sulivan ke Puskesmas terdekat lalu dirujuk ke Rumah Sakit dan mendapatkan
perawatan kurang lebih sampai 3 bulan
7. Bahwa kemudian setelah 3 bulan yaitu pada tanggal 2 Januari 2021,
Penggugat mendapatkan surat panggilan orang tua dari Tergugat No.
22/65/IV/2021 untuk hadir di sekolah pada tanggal 7 Januari 2021, dalam
surat tersebut tertulis acaranya tentang informasi bahwa Ahmad Nando
melakukan pelanggaran berat
8. Bahwa pada tanggal 7 Januari 2021, Penggugat memenuhi undangan surat
panggilan orang tua untuk menemui Kepala Sekolah didampingi guru BK dan
Wali Kelas, Namun ternyata bukan untuk bermusyawarah tentang
penyelesaian masalahnya akan tetapi Penggugat langsung diberi Surat
Keputusan Nomor 1/KPTS/X/2020 tertanggal 5 Januari 2021, yang
menyatakan bahwa Ahmad Nando melakukan tindak kekerasan terhadap
Sanju Isa Sulivan pada saat kegiatan MOS yang menyebabkan korban dirawat
3 bulan, maka dari itu Ahmad Nando harus keluar dari SMAN Bangun Negeri
dan harus segera menyelesaikan biaya adminitrasi, tanpa memberi kesempatan
Ahmad Nando maupun Penggugat untuk menjelaskan dan melakukan
pembelaan
9. Bahwa atas dikeluarkannya keputusan tersebut mengakibatkan anak
Penggugat yaitu Ahmad Nando dikeluarkan dari SMAN Bangun Negeri
10. Bahwa Surat Keputusan yang telah dikeluarkan Tergugat tidak memiliki dasar
yang benar karena dalam faktanya Sanju Isa Sulivan pingsan bukan
dikarenakan kekerasan fisik akan tetapi karena memiliki penyakit bawaan dan
kelelahan
11. Bahwa tindakan Tergugat dalam mengeluarankan surat keputusan tersebut
telah melanggar Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 82 tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulangan
tindak kekerasan di lingkungan suatu pendidikan yang menyatakan tindakan
penanggulangan yang dilakukan oleh satuan pendidikan adalah menindak
lanjuti kasus tersebut secara proposional sesuai dengan tingkat kekerasan yang
dialkukan; dan Pasal 11 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 82 tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulangan tindak
kekerasan di lingkungan suatu pendidikan yang isinya : satuan pendidikan
memberikan sanksi kepada peserta didik dalam rangka pembinaan berupa :
- Teguran lisan
- Tegutran tertulis
- Tindakan lain yang bersifat edukatif
12. Bahwa keputusan yang dikeluarkan oleh Tergugat juga melanggar Undang-
Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 32 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 9 ayat (1) Setiap anak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat
13. Bahwa sealain itu, keputusan Tergugat atas Objek Sengekta juga bertentang
dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
pasal 2 yang berbunyi : Negara Republlik Indonesia mengakui dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai
hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia yang
harus dilindungi, dihormati dan ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan kecerdasan serta keadilan : dan juga
bertentang dengan Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia Pasal 12 : setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan
pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya dan
meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman,
bertakwa, beratanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia dan sejahtera sesuai
dengan hak asasi manusia. Serta bertentangan dengan Undang-Undang Nomor
39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 31 ayat (1) : setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan; karena hingga gugatan ini diajukan
Ahmad Nando kehilangan hak untuk memperoleh pendidikan dan meneruskan
proses belajar di SMAN Bangun Negeri
14. Bahwa disamping itu Tergugat telah terbukti bahwa dalam mengambil
keputusan menerbitkan objek sengketa tidak melalui prosedur tahapan yang
jelas sebagaimana penerapan Tata Tertib di sekolah dan tidak partisipatif
karena tidak melibatkan anak dan orang tua anak yang dikenai sanksi, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur dan memanipulatif data.
Fakta ini membuktikan bahwa Tergugat telah melanggar Asas-Asas umum
pemerintahan yang baik diantaranya asas bertindak cermat, karena dalam
menetapkan keputusan tidak melalui proses yang benar dan memanipulatif
fakta
15. Bahwa selain dari pada itu, Tergugat juga telah melanggar Peraturan
Pemerintahan Nomor 74 Tahun 2008 Tentang GURU, Pasal 3 ayat (5) : bahwa
indicator dari kompenensi kepribadian seorang guru anatara lain (a) Beriman
dan bertaqwa (b) berakhlak mulia (c) arif dan bijaksana (d) demokratis (e)
mantap (f) berwibawa (g) stabil (h) dewasa (i) jujur (j) sportif (k) menjadi
tauladan (l) secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri (m) mengembangkan
diri secara mandiri dan berkelanjutan; Bahwa sikap Tergugat yang langsung
mengambil tindakan mengeluarkan anak Penggugat tanpa mendengar
pendapat dari anak Penggugat maupun Penggugat selaku orang tua merupakan
tindakan yang bertentangan dengan kepribadian seorang guru yang harus arif
dan bijaksana dan demokratis
16. Bahwa oleh sebab itu sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 9 Tahun
2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, Penggugat berhak menuntut dibatalkannya
Surat Keputusan Kepala Sekolah Nomor 1/KPTS/X2020 tentang
pemberhentian Ahmad Nando sebagai Siswa SMAN Bangun Negeri yang
diterbitkan oleh Tergugat tersebut.

III. PETITUM/TUNTUTAN

A. Dalam Pokok Perkara/Sengketa


1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Sekolah Nomor
1/KPTS/X2020 tentang pemberhentian Ahmad Nando sebagai Siswa SMAN
Bangun Negeri
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Sekolah
Nomor 1/KPTS/X2020 tentang pemberhentian Ahmad Nando sebagai Siswa
SMAN Bangun Negeri
4. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan


Jawabannya yang isi selengkapnya sebagai berikut :

A. DALAM POKOK PERKARA :

1. Bahwa memang benar, Tergugat menetapkan Surat Keputusan Kepala Sekolah


SMAN Bangun Negeri Nomor 1/KPTS/X/2020 tentang Pemberhentian
Ahmad Nando sebagai Siswa SMA Bangun Negeri, tertanggal 5 Januari 2021.
2. Bahwa dalil-dalil yang dikemukakan oleh penggugat adalah tidak benar dan
tidak berdasarkan hukum sebagaimana alasan hukum sebagai berikut:
a. Surat Keputusan telah diterbitkan sesuai dengan kewenangan dan prosedur
yang diatur dalam tata tertib sekolah.
b. Substansi atau isi keputusan Obyek sengketa juga telah sesuai dengan Tata
Tertib Sekolah.Apabila siswa tidak mentaati kewajiban-kewajiban dan
melanggar larangan-larangan seperti tersebut diatas, maka diberikan Sanksi
oleh sekolah berupa :
1. Peringatan secara lisan dan penindakan langsung.
2. Peringatan secara tertulis.
3. Pemanggilan orang tua/wali peserta didik.
4. Skorsing tidak boleh mengikuti pelajaran.
5. Dikembalikan kepada orang tua/wali.
6. Dikeluarkan dari sekolah dengan tidak hormat.
c. Bahwa pelanggaran yang dilakukan Ahmad Nando melebihi batas normal.
Bahwa Ahmad Nando menyakiti peserta didik lain secara fisik dan psikis,
melanggar etika, merusak fasilitas sekolah, dan mengintimidasi.
Menimbang bahwa atas Jawaban Gugatan Tergugat tersebut, Penggugat telah
mengajukan Repliknya tertanggal 10 Februari 2021, yang isi selengkapnya sebagai berikut :

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Penggugat tetap berpegang teguh pada dalil-dalil gugatannya.


2. Bahwa Penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil Tergugat yang diajukan dalam
jawaban tertulis tertanggal 1 Februari 2021, kecuali hal-hal yang diakui secara tegas
oleh Penggugat
3. Bahwa dalil Tergugat yang menyatakan pelanggaran yang dilakukan Ahmad Nando
melebihi batas normal itu tidak benar,karena pada saat pertunjukan musik salah satu
peserta MOS yang bernama Sanju Isa Sulivan membuat keributan dengan peserta
MOS lainnya, sebagai Panitia Pelaksana MOS Ahmad Nando berupaya menenangkan
kejadian tersebut sesuai peraturan sekolah.
4. Bahwa dalil Tergugat yang menyatakan bahwa Ahmad Nando menyakiti peserta
didik lain secara fisik dan psikis, melanggar etika, merusak fasilitas sekolah, dan
mengintimidasi itu tidak benar , dengan alasan tanpa sengaja tangan Ahmad Nando
mengenai wajah Sanju Isa Sulivan, dan menyebabkan Sanju Isa Sulivan pingsan dan
tidak adanya menyerang secara psikis maupun fisik serta tidak adanya kerusakan
fasilitas sekolah.

Maka berdasarkan segala alasan yang dikemukakan di atas, Penggugat mohon kepada
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya agar berkenan memutuskan sebagai
berikut :

DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya


2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Sekolah Nomor
1/KPTS/X2020 tentang pemberhentian Ahmad Nando sebagai Siswa SMAN Bangun
Negeri
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Sekolah Nomor
1/KPTS/X2020 tentang pemberhentian Ahmad Nando sebagai Siswa SMAN Bangun
Negeri
4. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara.
Menimbang bahwa atas Replik Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan
Dupliknya yang isi selengkapnya sebagai berikut :

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat tetap berpegang teguh dengan dalil-dalil yang ada, dan
menolak dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat.
2. Bahwa dalil-dalil Tergugat yang dinyatakan yaitu pelanggaran yang dilakukan
Ahmad Nando melebihi batas normal itu memang benar, karena pada saat
pertunjukan musik salah satu peserta MOS yang bernama Sanju Isa Sulivan
membuat keributan dengan peserta MOS lainnya, sebagai Panitia Pelaksana
MOS Ahmad Nando berupaya menenangkan kejadian tersebut sesuai
peraturan sekolah. Bahwa dalam menenangkan kejadian tersebut Ahmad
Nando melakukan kekerasan secara fisik dan psikis, melanggar etika, merusak
fasilitas sekolah, dan mengintimidasi.
3. Bahwa penjelasan diatas didasarkan pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB III

PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 4

1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak


diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,
nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan
sistem terbuka dan multimakna.
3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
Maka berdasarkan segala alasan yang dikemukakan diatas, Tergugat mohon kepada
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang agar berkenan memutuskan sebagai
berikut:

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak Replik Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan Replik


Penggugat tidak diterima.
2. Menyatakan sah menurut hukum Keputusan Kepala Sekolah SMAN Bangun
Negeri Nomor 1/KPTS/X/2020 tentang Pemberhentian Ahmad Nando sebagai
Siswa SMA Bangun Negeri.
3. Munghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.

Maka berdasarkan segala alasan yang dikemukakan diatas, Tergugat mohon kepada
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya agar berkenan memutuskan sebagai
berikut :

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan


penggugat tidak diterima,
2. Munghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dari perkara ini.

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah


mengajukan alat bukti berupa fotocopy yang ditandai dengan P-1 sampai dengan P-14 yang
telah dicocokkan sesuai aslinya dan/atau fotocopynya, bukti tersebut sebagai berikut :
1. P-1 : Kartu Tanda Penduduk atas nama IMAM Untuk membuktikan bahwa
Penggugat adalah WNI yang berdomisili di RT. 001/RW. 001 Kelurahan
Kepatihan, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung
2. P-2 : Akta Kelahiran Nomor : 34542/TP/2004 atas nama Ahmad Nando
Untuk membuktikan bahwa Ahmad Nando merupakan anak kandung dari
Imam yang masih belum cukup umur untuk berbuat hukum sehingga
membutuhkan perwalian
3. P-3 : Kartu Pelajar atas nama Ahmad Nando Untuk membuktikkan bahwa
Ahmad Nando adalah siswa SMAN Bangun Negeri
4. P-4 : Proposal Kegiatan MOS SMAN Bangun Negeri tahun 2020/2021
Untuk membuktikan bahwa kegiatan MOS telah mendapat persetujuan dari
Kepala Sekolah dan Pembina OSIS
5. P-5 : Surat persetujuan dari orang tua/ wali dan disertai surat keterangan
sehat dari dokter yang ditanda tangani oleh orang tua/ wali dan siswa Untuk
membuktikan bahwa orang tua/ wali telah memberikan izin kepada anaknya untuk
mengikuti kegiatan MOS dan membuktikan bahwa peserta dalam kondisi sehat
selama mengikuti kegiatan MOS
6. P-6 : Surat Undangan dari Kepala Sekolah SMA Negeri Jaya Bangsa No.
22/65/IV/2021 kepada orang tua Ahmad Nando Diterima pada tanggal 2 Januari
2021
7. P-7 : Surat Keputusan Kepala Sekolah SMAN Bangun Negeri Nomor
1/KPTS/X/2021perihal pengembalian siswa ke orang tua/wali atas nama Ahmad
Nando tertanggal 5 Januari 2021 Untuk membuktikan bahwa Kepala Sekolah
telah memberhentikan Ahmad Nando sebagai siswa SMAN Bangun Negeri
8. P-8 : Salinan surat pemeriksaan atas nama Sanju Isa Sulivan dari Rumah
Sakit Untuk membuktikan bahwa penyebab Sanju Isa Sulivan Pingsan bukan
hanya penamparan dari Ahmad Nando akan tetapi juga ada faktor lain
9. P-9 : Buku Tata Tertib SMA Negeri SMAN Bangun Negeri Untuk
membuktikan bahwa tindakan Kepala Sekolah telah menyalahi aturan Tata Tertib
SMAN Bangun Negeri
10. P-10 : Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan Di Ligkungan Satuan Pendidikan Untuk membuktikan bahwa
tindakan Kepala Sekolah tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015
11. P-11 : Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Untuk
membuktikan bahwa tindakan Kepala Sekolah telah menyalahi aturan Pasal 9 ayat
(1)
12. P-12 : Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
Untuk membuktikan bahwa tindakan Kepala Sekolah telah menyalahi Pasal 2,
Pasal 12 dan Pasal 31
13. P-13 : Peraturan Pemerintahan Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Untuk
membuktikan bahwa tindakan Kepala Sekolah telah menyalahi pasal 3 ayat (5)
14. P-14 : Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 477/K/SIP/1976 Untuk
membuktikan bahwa usia Ahmad Nando belum cukup untuk melakukan
perbuatan hukum dan harus dibawah pengampuan orang tua/wali.
Menimbang, bahwa Pihak Penggugat selain mengajukan bukti-bukti surat telah
mengajukan 2 (dua) orang Saksi fakta bernama : 1. SYAHRUL dan 2. dr.BAGAS,yang
masing-masing telah memberikan keterangan di persidangan di bawah sumpah yang pada
pokoknya sebagai berikut :
1. Keterangan saksi Syahrul
Bahwa menurut Syahrul, Ahmad Nando tidak bermaksud untuk
melakukan penamparan.Ahmad Nando menenangkan keributan yang terjadi
antara Sanju Isa Sulivan dan peserta MOS lainnya.
2. Keteragan dr.Bagas
Sanju Isa Sulivan selama 3 bulan di Rumah Sakit bahwa sakit yang
diderita Sanju Isa Sulivan bukan hanya akibat penamparan akan tetapi disertai
kelelahan.

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

I. MENGENAI POKOK SENGKETA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari gugatan Penggugat adalah sebagaimana
diuraikan dalam duduknya perkara.

Menimbang, bahwa yang menjadi obyek sengketa dalam perkara a quo adalah Surat
Keputusan Kepala Sekolah SMAN BANGUN NEGERI Nomor 1/KPTS/X/2021 yang berupa
Surat Pemberhentian AHMAD NANDO sebagai Siswa SMAN BANGUN NEGERI,
tertanggal 5 Januari 2021.

Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil gugatan Penggugat tersebut telah dibantah oleh
Tergugat dalam surat jawabnnya, yang pada pokoknya menyatakan bahwa surat keputusan
obyek sengketa telah memenuhi asas-asas umum pemerintahan yang baik, khususnya asas
kecermatan dan sesuai dengan kewenangan dan prosedur yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku yakni Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang
Pengadilan Tata Usaha Negara

Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil jawaban gugatan Tergugat tersebut telah


dibantah oleh Penggugat dalam repliknya, yang pada pokoknya menyatakan bahwa
Penggugat tetap berpegang teguh pada dalilnya, dan menolak dalil Tenggugat yang
menyatakan bahwa tindakan Andre Septian termasuk dalam pelanggaran yang berat yang
tidak dapat ditoleransi dengan alasan apapun, serta tindakan penerbitan surat keputusan telah
sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang
Pengadilan Tata Usaha Negara adalah tidak benar dan tidak sesuai dengan asas-asas
pemerintahan umum yang baik.

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatnnya, Penggugat telah


menajukan alat bukti surat bertanda P-1 sampai dengan P-14, dan 2 (dua) orang saksi fakta
yakni Syahrul dan dr.Bagas yang oleh Pengadilan telah diteliti dan telah sesuai dengan surat-
surat aslinya dan atau fotocopynya yaitu sebagaimana telah diuraikan dalam duduknya
perkara.

Menimbang, bahwa dalam segi kewenangan, prosedural formal dan substansi materi dari
diterbitkannya obyek sengketa a quo telah tepat dan benar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang ada maka berdasarkan seluruh rangkaian pertimbangan hukum
tersebut diatas Pengadilan berkesimpulan tindakan Tergugat dalam menerbitkan keputusan
obyek sengketa berupa Surat Keputusan Kepala Sekolah SMAN BANGUN NEGERI Nomor
1/KPTS/X/2021 yang berupa Surat Pemberhentian Ahmad Nando sebagai Siswa SMAN
Bangun Negeri, tertanggal 5 Januari 2021 sudah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan tidak melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik
sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 53 ayat (2) huruf a dan b Undang-undang Nomor 9
tahun 2004 sehingga dengan demikian gugatan Penggugat haruslah dinyatakan ditolak untuk
seluruhnya.

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dinyatakan ditolak oleh Pengadilan
maka berdasarkan ketentuan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara kepada pihak Penggugat dibebankan untuk membayar
seluruhnya biaya yang timbul dalam sengketa ini yang jumlahnya akan disebutkan dalam
amar Putusan ini.
Menimbang, bahwa merujuk pada ketentuan Pasal 107 Undang-undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara mengenai alat-alat bukti yang diajukan para pihak
setelah dipertimbangkan oleh Pengadilan ternyata tidak relevan atau tidak mempunyai nilai
pembuktian dianggap telah dikesampingkan akan tetapi tetap menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam putusan ini dan tetap dilampirkan dalam berkas perkara

Mengingat, Pasal-pasal dalam Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara dan


ketentuan hukum lain yang berkaitan dengan sengketa ini

MENGADILI :

I. DALAM POKOK PERKARA

- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya

- Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam
sengketa ini sejumlah Rp. 202. 000,- (dua ratus dua ribu rupiah)

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tata


Usaha Negara Surabaya pada tanggal 20 Februari 2021 oleh kami KAMELIYA, S.H., M,H.
sebagai Hakim Ketua Majelis ,DEWI MAHARANI, S.H., M.H. dan SUBASTIAN, S,H.,
M.,H masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang
terbuka untuk umum pada tanggal 21 Februari 2021 oleh Majelis Hakim tersebut dan dibantu
oleh FRISTYA, S.H., M.H. sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Tata Usaha Surabaya
dengam dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat.

HAKIM KETU MAJELIS HAKIM-HAKIM ANGGOTA

KAMELIYA, S.H., M,H. 1. DEWI MAHARANI,S.H.,M.H.


2. SUBASTIAN, S,H.,M.,H
PANITERA PENGGANTI

FRISTYA,S.H.,M.H.

Perincian Biaya :

1. Biaya Pendaftaran gugatan Rp. 45.000,-

2. Biaya ATK Rp. 75.000,-

3. Biaya Panggilan Sidang dan Sumpah Rp. 67.000,-

4. Materai Putusan Rp. 10.000,-

5. Redaksi Putusan Rp. 5.000,-

Jumlah Rp. 198.000.-

Anda mungkin juga menyukai