Manuscript
Oleh :
AENUN IZAH
G1C014031
http://repository.unimus.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I
Pembimbing II
http://repository.unimus.ac.id
PUTIH TELUR SEBAGAI Protein Blocking PADA PENGECATAN
Estrogen Receptor METODE IMUNOHISTOKIMIA
Aenun Izah 1*, Sri Sinto Dewi 2, Arya Iswara 2
1
Program Studi D4 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang
2
Departemen Sitohistoteknologi Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang
*Corresponding Author:
Aenun Izah
Program Study D IV Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang Indonesia 50273
Email : ainunizzah1515@gmail.com
http://repository.unimus.ac.id
PENDAHULUAN Receptor estrogen (ER). ER merupakan salah
satu standar dalam penatalaksanaan
Kanker merupakan salah satu karsinoma payudara pada saat ini (Widiarti et
penyakit yang menyebabkan kematian al, 2009). ER sebagai prognostik dan faktor
terbesar pada abad ini. Pada tahun-tahun prediktif karsinoma kanker payudara (Parise
terakhir ini tampak adanya peningkatan kasus & Caggiano, 2014).
kanker yang disebabkan oleh pola hidup yang Kesalahan-kesalahan yang terjadi
salah seperti kebiasaan merokok dan selama proses pengecatan imunohistokimia
minuman beralkohol. Kanker merupakan satu dapat menimbulkan trouble shooting yang
jenis penyakit yang ditandai dengan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan,
pertumbuhan sel yang abnormal dan tidak salah satunya adalah buruknya intensitas
terkendali dari sel-sel tubuh (Yuniar & background staining. Hal ini dapat
Rohyani, 2009). Salah satu kanker yang disebabkan oleh tidak cukupnya blocking
paling sering dijumpai adalah kanker agent yang digunakan. Blocking agent yang
payudara, yakni kanker yang sering dijumpai dapat digunakan untuk protein blocking pada
pada wanita setelah kanker rahim. Prognosis pengecatan imunohistokimia diantaranya
kanker payudara dipengaruhi oleh ukuran adalah normal serum, protein Solution &
tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan Commercial mixes (Masruro, 2016). Dari
jenis histopatologi (Firasi & Yudhanto, ketiga blocking agent tersebut belum ada
2016). yang dipatenkan. Hingga saat ini protein
Diagnosis kanker dapat dilakukan blocking yang masih digunakan adalah
dengan pengecatan Imunohistokimia. normal serum, karena normal serum tidak
imunohistokimia merupakan teknik terlibat dalam reaksi imunologi (Dabbs,
pemeriksaan menggunakan antibodi untuk 2014). Akan tetapi normal serum memiliki
mendeteksi secara spesifik keberadaan kekurangan, yaitu harganya relatif lebih
protein tertentu yang berperan sebagai mahal dan sulit didapatkan sehingga
antigen di dalam sel (Sandhika & Novarina, diperlukan blocking agent yang relatif lebih
2016). Prinsip dari imunohistokimia ini murah dan mudah didapatkan yaitu protein
adalah perpaduan antara reaksi imunologi Solution, yang salah satunya adalah putih
dan kimiawi, dimana reaksi imunologi telur.
ditandai dengan adanya reaksi antara antigen Telur merupakan salah satu sumber
dengan antibodi sedangkan reaksi kimiawi protein hewani, mengandung asam amino
ditandai dengan adanya reaksi antara enzym yang lengkap dan protein yang baik. Protein
dengan substratnya. Reaksi ini bersifat telur merupakan salah satu dari protein yang
spesifik, karena bahan yang dideteksi akan berkualitas baik, dan dianggap mempunyai
direaksikan dengan antibodi spesifik yang nilai biologi yang tinggi dan dapat dipilah
dilabel dengan satu enzym, enzym tersebut menjadi protein putih telur dan protein
adalah peroksidase. Jika antibodi dilabel kuning telur (Muharlien, 2016). Kandungan
dengan enzym peroksidase maka substrat protein dalam putih telur ayam kampung per
yang digunakan adalah peroksida (Widiarti et 100g adalah sebanyak 10,2g (Muharlien,
al, 2009). Peran imunohistokimia dalam 2016), sedangkan kandungan protein dalam
patologi diagnostik telah berkembang putih telur bebek per 100g adalah sebanyak
sedemikian rupa, sehingga metode 11,0 g (Azwar, 2004). Sehingga hal ini
imunohistokimia menjadi bersifat rutin dalam mendorong penulis untuk melakukan
patologi anatomi terutama sehubungan penelitian modifikasi pada proses protein
dengan diagnosis dan klasifikasi tumor blocking menggunakan putih telur. Pada
(Dabbs, 2014). penelitian ini akan menggunakan putih telur
ayam kampung dan putih telur bebek sebagai
Salah satu pengecatan perbandingan.
imunohistokimia secara indirec adalah
http://repository.unimus.ac.id
Berdasarkan uraian diatas, penulis Tabel 2. Hasil pengecatan IHC ER
bermaksud mengangkat judul “Pengecatan berdasarkan intensitas
imunohistokimia ER Menggunakan Putih
Telur dan Normal Serum” sebagai bahan
penelitian.
ANALISIS DATA
http://repository.unimus.ac.id
yang kuat atau dapat dinyatakan +3, sehingga
tidak terdapat perbedaan dengan kontrol.
http://repository.unimus.ac.id
Referensi
Bancroft, J. D., & Gamble, M. (Eds.). (2008).
Theory and practice of histological
techniques. Elsevier Health Sciences.
Dabbs DJ (2014) „Diagnostic
immunohistochemistry: Theranostic
and Genomic Applications‟, in.
elsevier.
Firasi, A. A. and Yudhanto, E. (2016)
„Hubungan usia terhadap derajat
diferensiasi kanker payudara pada
wanita‟ 5(4), pp. 327–336.
Masruro, Y. A. (2016). Pengecatan
Imunohistokimia Her2 Menggunakan
Susu Skim Dan Normal Serum.
Muharlien (2010) „Jurusan Produksi Ternak.
Fakultas Peternakan, Universitas
Brawijaya‟, Jurnal Ilmu dan Teknologi
Hasil Ternak, 5(1), pp. 32–37.
Sandhika W., & Novarina R. M., S. T. (2016)
„Pemeriksaan Imunositokimia untuk
Mengungkapkan Patogenesis Vitiligo‟,
Cdk, 43(10), pp. 742–746.
Widiarti, W., Boewono, D. T., & Widyastuti,
U. (2009). Deteksi Antigen Virus
Dengue pada Progeni Vektor Demam
Berdarah dengan Metode
Imunohistokimia. Buletin Penelitian
Kesehatan, 37(3 Sep).
Yuniar, I. and Rohyani, F. (2009) „Faktor–
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Kanker Serviks Di Puskesmas
Karanganyar‟, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, 5(2), pp.
109–118.
http://repository.unimus.ac.id