Anda di halaman 1dari 9

SUSU KEDELAI SEBAGAI Protein Blocking PADA

PENGECATAN Esterogen Receptor METODE


IMMUNOHISTOKIMIA

Manuscript

Retno Nur Fauziah


G1C014055

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

http://repository.unimus.ac.id
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Manuscript dengan judul

SUSU KEDELAI SEBAGAI Protein Blocking PADA


PENGECATAN Esterogen Receptor METODE
IMMUNOHISTOKIMIA

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan

Semarang, Oktober 2018

Pembimbing I

Tulus Ariyadi, SKM, M.Si


NIK. 28. 6. 1026. 030

Pembimbing II

Arya Iswara, M. Si. Med


NIK. 28.6.1026.224

http://repository.unimus.ac.id
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Retno Nur Fauziah
NIM : G1C014055
Fakultas/Jurusan : Ilmu Keperawatan dan Kesehatan/Program Studi DIV Analis
Kesehatan
Jenis Penelitian : Skripsi
Judul : SUSU KEDELAI SEBAGAI Protein Blocking PADA
PENGECATAN Esterogen Receptor METODE
IMMUNOHISTOKIMIA
Email : retnonurfauziah@gmail.com
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan Unimus atas penulisan skripsi
saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola
dalam bentuk pangakalan data (database), mendistribusikannnya, serta menampilkannya
dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan Unimus,
tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
3. Bersedia dalam menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
Perpustakaan Unimus, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran
hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Semarang, 5 September 2018
Yang Menyatakan

Retno Nur fauziah

*Corresponding Author:
Retno Nur Fauziah
Program Studi DIV Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang, Semarang Indonesia 50273.
E-mail: retnonurfauziah76@gmail.com

http://repository.unimus.ac.id
SUSU KEDELAI SEBAGAI Protein Blocking PADA
PENGECATAN Esterogen Receptor METODE
IMMUNOHISTOKIMIA

Retno Nur fauziah 1*, Tulus Aryadi 2, Arya Iswara 2

1
Program Studi D IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang
2
Departemen Sitohistoteknologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang

Info Artikel Abstrak


Susu kedelai merupakan sumber protein nabati dengan
kandungan protein yang tinggi, sehingga susu kedelai dapat
dijadikan blocking agent yang berfungsi mengikat protein non
spesifik yang terdapat pada jaringan. Penegakkan diagnosis
Keywords: kanker payudara salah satunya dengan pengecatan IHC ER
IHC, ER, susu kedelai (Esterogen Receptor). ER merupakan protein yang dihasilkan
oleh jaringan yang mengalami mutasi gen pada DNA yang
mengakibatkan terjadinya proliterasi sel. Tujuan penelitian
untuk mengetahui gambaran hasil pengecetan IHC ER
menggunakan susu kedelai konsentrasi 2%, 2,5%, 3%, dan
3,5% dengan normal serum sebagai kontrol. Sampel penelitian
adalah jaringan kanker payudara ER +3. Pengecatan IHC ER
menggunakan teknik indirec dengan metode Strep (Avidin)
Biotin Complex. dengan susu kedelai konsentrasi 2,0%, 2,5%,
3,0% dan 3,5% dengan normal serum sebagai kontrol. Hasil
pengecatan ER menggunakan susu kedali 2% dan 2,5%
didapatkan hasil intensitas positif 2 (+2), susu kedelai 3,0% dan
3,5% didapatkan hasil positif 3 (+3). Pengecatan IHC ER
dengan normal serum sebagai kontrol didapatkan +3.
Konsentrasi paling baik pada pengecatan IHC menggunakan
susu kedelai adalah pada konsentrasi 3% dan 3,5% dengan hasil
+3. Tidak terdapat perbedaan antara normal serum dengan susu
kedelai.

Pendahuluan
Imunohistokimia adalah suatu dengan antigen yang bersangkutan
metode untuk mendeteksi keberadaan (Unitly dan Sahertian, 2010).
molekul atau berbagai macam komponen Uji reseptor estrogen (ER) dan
yang terdapat di dalam sel atau jaringan progesteron reseptor (PR) dilakukan pada
dengan menggunakan prinsip reaksi evaluasi kanker payudara. Sementara
antara antigen dengan antibodi. Metode kegunaan klinis ER sebagai biomarker
imunohistokimia berdasarkan pada prediktif untuk mengidentifikasi pasien
penggunaan suatu antibodi yang spesifik yang mungkin mendapat manfaat. Terapi
yang dilabel dengan ikatan kimia pada hormonal sudah mapan, nilai tambah PR
suatu zat yang dapat dilihat, tanpa label kurang terdefinisi dengan baik.
itu mempengaruhi kemampuan antibodi Tujuannya adalah untuk menilai
untuk membentuk suatu kompleks distribusi, reproduktifitas inter-assay, dan

http://repository.unimus.ac.id
signifikansi prognostik subtipe kanker pengecatan IHC ER dengan susu kedelai
payudara didefinisikan oleh pola ekspresi konsentrasi 2%, 2,5%, 3% dan 3,5% dan
ER dan PR (Hefti et al, 2013). mengetahui konsentrasi dan intensitas
Immunohistoimia atau IHC adalah blocking protein dengan susu kedelai yang
proses untuk menetapkan lokasi dan jenis paling baik dalam pengecatan IHC ER.
protein (antigen) tersebut di dalam sel-sel
Bahan dan Metode
jaringan (Hastuti dan Lubis, 2011). Metode penelitian ini adalah
Immunohistokimia seringkali digunakan eksperimental dengan pendekatan cross
untuk penelitian dasar dalam rangka sectional. Bahan menggunakan jaringan
mengetahui distribusi dan lokasi kanker payudara ER +3, pengecatan IHC
biomarker ataupun protein yang pada proses blocking protein menggunakan
terekspresi pada berbagai macam normal serum sebagai kontrol dan susu
jaringan pada tubuh (Ramos-vara, 2005). kedelai dengan konsentrasi 2%,2,5%,3% dan
Protein blocking yang masih digunakan 3,5% sebagai perlakuan.
hingga saat ini adalah normal serum, karena
normal serum tidak ter libat dalam reaksi Analisis Data
imunologi (Dabbs, 2013). Protein blocking Hasil yang diperoleh dianalisa
bertujuan untuk meminimalisir protein non- menggunakan analisis Kruskal-Wallis untuk
spesifik yang berkompetisi dalam mengikat menguji ada-tidaknya perbedaan.
antibodi yang ada dalam jaringan.
Penambahan protein akan menjenuhkan dan Prosedur Penelitian
menetralkan lokasi yang bermuatan hanya Prosedur pengecatan IHC mengacu
dengan antigen spesifik, sehingga pewarnaan pada kit leica microsystem, deparafinase :
nonspesifik yang dihasilkan oleh protein non- rendam dalam xylol I, xylol II, xylol III
imunologis tidak akan menimbulkan warna masing-masing 5 menit, rehidrasi : rendam
positif (Masruro, 2016). Dalam sehari-hari, etanol 100%, 90%, 70% masing-masing
penggunaan normal serum relatif lebih selama 5 menit, kemudian dicuci dengan air
mahal, serta sulit didapat karena tidak dijual mengalir selama 5 menit, dimasukkan
secara bebas, oleh karena itu diperlukan kedalam antigen retrieval (panaskan
blocking agent yang relatif lebih murah dan microwave dahulu 100°C selama 4menit)
mudah didapat yaitu protein solution, salah masukan slide ke dalam microwave 90°C
satunya susu kedelai. selama 30 menit, kemudian dinginkan pada
Susu kedelai adalah emulsi putih yang suhu ruang selama 40 menit dan bilas dengan
menyerupai susu sapi (susu konvensional) air mengalir selama 2 menit.
baik dalam penampilan maupun konsistensi. Rendam dengan H2O2 3% dalam
Susu kedelai adalah sumber protein dan methanol selama 5 menit, rendam dengan
kalori yang murah untuk dikonsumsi manusia PBS pH 7,4 selama 5 menit. Protein blocking
yang sangat baik dibandingkan dengan susu : Genangi dengan NSS (Normal Swine
lainnya dan dapat digunakan sebagai Serum) dan larutan blocking agent susu
pengganti susu sapi dan harganya lebih kedelai dengan konsentrasi 2%, 2,5%, 3%
murah (Ikya et al, 2013). Susu kedelai dan 3,5% selama 5 menit, bilas dengan PBS
mengandung protein 3,50% (sama dengan pH 7,4 selama 2x masing-masing selama 5
susu sapi), 2,00% lemak dan 2,90% menit, tetesi preparat dengan antibodi primer
karbohidrat (Reyes et al, 2015). Tujuan ER diamkan selama 1 jam dikulkas. Bilas
umum dari penelitian ini adalah untuk dengan PBS pH 7,4 selama 2x masing-
mengetahui hasil pengecatan masing selama 5 menit, tetesi dengan
imunohistokimia Esterogen Receptor preparat dengan antibodi sekunder post
menggunakan susu kedelai sebagai protein primary diamkan selama 30 menit, bilas
Tujuan khususnya adalah memeriksa hasil dengan PBS pH 7,4 sebanyak 2x masing-

http://repository.unimus.ac.id
masing 5 menit, kemudian tetesi preparat Hasil
dengan reagen compact polymer selama 30
menit, preparat ditetesi DAB cromogen Hasil pengamatan dari pengecatan
substrat (tanpa terkena cahaya) selama 5 IHC dengan menggunakan susu kedelai
menit dalam suhu ruang, dicuci dengan 2%, 2,5%, 3% dan 3,5% dan normal
aquades sebanyak 2x masing-masing selama
serum sebagai kontrol dapat dilihat
5 menit, kemudian dikeringkan.
Lakukan pengecatan pembanding :
sebagai berikut :
Genangi preparat dengan Hematoxylin
selama 5 menit, cuci dengan aquades Tabel 4. Hasil pengamatan pengecatan IHC
sebanyak 2x masing-masing selama 5 menit, berdasarkan ekspresi ER
dehidrasi : etanol 70%, 90%, 100% masing-
masing selama 5 menit, clearing : xylol I,
xylol II, dan xylol III masing-masing selama Penilaian Ekspresi ER Rata-
5 menit. Tetesi dengan entelan, tutup dengan Blocking rata
cover slide.Amati dengan mikroskop Agent
perbesaran 400x. 1 2 3 4 5 6
Normal +3 +3 +3 +3 +3 +3 +3
Penilaian Intensitas ER Serum
Penilaian intensitas ER dengan Susu +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2
menggunakan kriteria pada tabel 1. kedelai
Tabel 1. Kriteria Penilaian Intensitas HER2 2%
Skor Penilaian Susu +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2
kedelai
0 Intesitas, tidak terlihat kurang dari 2,5%
10% Susu +3 +3 +3 +3 +3 +3 +3
1+ Intensitas, inti terwanai terlihat samar kedelai
atau lemah 3%
Susu +3 +3 +3 +3 +3 +3 +3
2+ Intensitas, inti terwarnai tidak kedelai
menyeluruh atau sedang 3,5%

3+ Intensitas, inti terwarnai secara


menyeluruh atau bersifat kuat

http://repository.unimus.ac.id
Hasil pengamatan dari pengecatan IHC dengan normal serum dan susu kedelai konsentrasi
2%, 2,5%, 3% dan 3,5% dapat dilihat pada gambar 1.

A B

D
C

Gambar 1. Pengecatan IHC menggunakan susu kedelai dengan perbesaran 400x. A. score (+3)
sebagai kontrol (normal serum). B dengan konsentrasi 2% dan C dengan
konsentrasi 2,5% menghasilkan score (2+) warna coklat pada inti kurang jelas. D
dengan konsentrasi 3% dan E dengan konsentrasi 3,5% menghasilkan score (3+)
warna coklat pada inti jelas .

endogenous enzyme, ikatan hydrophobic


Diskusi dapat diminimalisir dengan proses protein
blocking (Kabiraj et al. 2015). Protein
Penyebab utama terjadinya blocking dapat dilakukan menggunakan
background staining pada IHC adalah normal serum, atau larutan blocking seperti
interaksi hydrophobic dan ionic serta aktifitas bovine serum albumin (BSA), gelatin,

http://repository.unimus.ac.id
tryptone casein peptone, non-fat dry milk dan antigen non-spesifik menjadi tinggi (Irawan,
casein (Buchwalow et al. 2011). 2013).
Protein blocking bertujuan untuk Tingginya intensitas background
meminimalisir protein non-spesifik yang staining tidak disebabkan oleh jenis blocking
berkompetisi dalam mengikat antibodi yang agent yang digunakan, melainkan konsentrasi
terdapat dalam jaringan. Penambahan protein protein dalam blocking agent yang digunakan
akan menjenuhkan dan menetralkan lokasi untuk menghalangi ikatan non-spesifik yang
yang hanya bermuatan dengan antigen terbentuk. Susu kedelai 3% dan 3,5%
spesifik, sehingga pewarnaan non-spesifik memiliki konsentrasi protein yang lebih
yang dihasilkan oleh protein non-imunologis tinggi daripada 2% dan 2,5% sehingga
tidak akan menimbulkan warna positif memungkinkan untuk protein non-
(Masruro, 2016). Protein yang dapat spesifik lain tidak terhalangi oleh protein
ditambahkan adalah normal serum. Penelitian
susu kedelai 3% dan 3,5% yang berikatan
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
normal serum juga dapat digantikan dengan dengan antibodi sekunder. Beberapa
susu kedelai 3,0% karena antara normal blocking agent yang berfungsi untuk
serum dan susu kedelai memiliki kesamaan menghalangi ikatan nonspesifik perlu
fungsi dan cara kerja, yaitu menghalangi dikembangkan (Duhamel and jhonson,
ikatan non-spesifik yang terdapat dalam 1985 ; Vogt et al., 1987)
jaringan. Susu kedelai mengandung kadar
protein yang sangat tinggi, dimana susu Kesimpulan
kedelai mengandung protein 3,50% (sama Berdasarkan penelitian yang telah
dengan susu sapi), 2,00% lemak dan 2,90% dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
karbohidrat (Reyes et al, 2015). Tryptone gambaran pengecatan IHC ER menggunakan
casein peptone juga merupakan blocking normal serum didapatkan hasil intensitas kuat
agent yang efektif untuk menghalangi ikatan (+3) , susu kedelai konsentrasi 2%
non-spesifik (Kim et al, 2003). didapatkan hasil intensitas sedang(+2),susu
Susu kedelai 3% dan 3,5% kedelai konsentrasi 2,5% didapatkan hasil
mengalami peningkatan intensitas esterogen intensitas sedang (+2), susu kedelai
receptor dan mendapatkan hasil yang sama konsentrasi 3% didapatkan hasil intensitas
apabila dibandingkan dengan kontrol yaitu kuat (+3), susu kedelai konsentrasi 3,5%
normal serum. Intensitas yang tinggi didapatkan hasil intensitas kuat (+3).
disebabkan antibodi sekunder yang berikatan Pembacaan intensitas ER pada pengecatan
dengan protein non-spesifik yang terdapat IHC menggunakan susu kedelai konsentrasi
dalam jaringan. Antibodi primer bersifat 2% dan 2,5% memiliki perbedaan jika
spesifik sehingga hanya berikatan dengan dibandingkan dengan normal serum, susu
antigen spesifik pula, namun antibodi kedelai 3% dan 3,5%.
sekunder bersifat universal sehingga dapat Hasil pembacaan intensitas pengecatan
membentuk ikatan spesifik dengan antibodi IHC antara normal serum dengan susu
primer maupun non-spesifik dengan protein kedelai 3% dan 3,5% tidak berbeda,
non-spesifik lain pada jaringan. Intensitas konsentrasi 3% lebih rendah dan sudah
yang tinggi disebabkan antibodi sekunder mampu digunakan sebagai blocking agent.
berikatan dengan protein non-spesifik yang Sabun cuci piring 3% paling baik digunakan
terdapat dalam jaringan. Rendahnya untuk pengganti normal serum pada proses
konsentrasi protein yang terdapat dalam susu protein blocking pengecatan imunohistokimia
kedelai 2% dan 2,5% akan menurunkan ER.
kemampuannya dalam berikatan dengan
protein non-spesifik sehingga kemungkinan
antibodi sekunder untuk berikatan dengan

http://repository.unimus.ac.id
Referensi minimizing nonspecific background
staining. The Journal of
Buchwalow, I. et al., 2011. Non-specific Histochemistry and Cytochemistry
binding of antibodies in 51(1): 131.
immunohistochemistry: fallacies and Masruro.Y,2016. Pengecatan
facts. Scientific Reports, 1, pp.1–6. Imunohistokimia HER2
Menggunakan susu skim dan
Dabbs DJ. 2013. Diagnostic normal serum.
Immunohistochemistry: Theranostic Ramos-Vara, J.A., 2005. Technical Aspects
and Genomic Applications: of Immunohistochemistry. Vet.
Techniques of Pathol., 42:405–426.
Immunohistochemistry: Principles. Reyes, A., Mahn, A., Herrera, C. and
Pitfalls, and Standarization 4th Vasquez, J., 2015. Freeze-drying of
Edition. United States of America: Soymilk. INTERNATIONAL
Elsevier Saunders p.1-19. JOURNAL OF FOOD and
Duhamel RC dan johnson DA. 1985. Use of BIOSYSTEMS ENGINEERING,
nonfat dry milk to b;ock p.66.
nonspecific nuclear and membrane Unitly AJA, Sahertian DE. 2010. Deteksi
staining by avidin conjugates. J Kandungan Antioksidan
Histochem cytochem 33: 711-4 Superoksida Dismutase (SOD) pada
Hefti, M.M., Hu, R., Knoblauch, N.W., Organ Ginjal Tikus Rattus
Collins, L.C., Haibe-Kains, B., novergicus dengan Pewarnaan
Tamimi, R.M. and Beck, A.H., Imunohistokimia
2013. Estrogen receptor
negative/progesterone receptor
positive breast cancer is not a
reproducible subtype. Breast
Cancer Research, 15(4), p.R68.
Hastuti NW, Lubis HML. 2011. Manfaat
Praktis Pemeriksaan
Imunohisto(sito)kimia. Cermin
Dunia Kedokteran edisi 38(5): 384-
386
Ikya, J.K., Gernah, D.I., Ojobo, H.E. and
Oni, O.K., 2013. Effect of cooking
temperature on some quality
characteristics of soy milk. Advance
Journal of Food Science and
Technology, 5(5), pp.543-546.
Irawan, Vidya. IHC part 3: Normal Serum
dan Imunofluoresence.
http://vetsciencereview.blogspot.co.
id/2015/11/ihc-part-3-normal-
serum- dan.html. 13 November
2013 (diakses pada 18 januari
2018)
Kim SH, Shin YK, Lee KM, Lee JS, Yun JH,
Lee SM. 2003. An improved
protocol of biotinylated tyramine-
based immunohistochemistry

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai