Bab V Theories Related To Inteligence
Bab V Theories Related To Inteligence
• Henderson pada tahun 1899 mengutip penelitian yang dilakukan Dugdale dan
menyatakan : “….allowing them to reproduce in great numbers, resulting in ”the
rising tide of pauperism, insanity and crime which threatens to overwhelm and
engulf our civilization. This deterioration of the common stock must be resisted by
segregating such inferior people in institutions and not allowing them to
reproduce.”
INTELIGENCE TESTING AND CRIME
• H. Ebbinghaus (1850-1909), psikolog Jerman melakukan penelitian terkait
kemampuan mengingat yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur
tingkat kecerdasan seseorang.
• Alfred Binet (1857-1911), psikolog Prancis mengkaitkan volume tengkorak
dengan tingkat kecerdasan seseorang kesimpulan ini dianggap tidak relevan
kemudian membuat penelitian lanjutan yang mengobservasi beragam aktivitas
sehari-hari yang melibatkan proses menalar standar sehingga dapat dibedakan
aktivitas yang sudah dapat dilakukan oleh anak-anak dan ada aktivitas yang hanya
dapat dilakukan oleh orang dewasa eksperimen ini dilakukan dengan
berkolaborasi dengan Theodore Simon sehingga teori ini disebut Binet Simon
Scale of Inteligence (1905) direvisi pada tahun 1908 yang kemudian
memperhitungkan faktor mental age ; eg : aktivitas yang dapat dilakukan anak
berusia 9 tahun akan berbeda dengan anak usia 10 tahun atau lebih.
• W Stern melahirkan konsep intelligence quotient (IQ), eg : anak usia 9 tahun
memiliki IQ rata-rata 100, diatas 100 dikategorikan cerdas, dibawah 100 dianggap
kurang cerdas.
• Alfred Binet tidak setuju pada pemikiran bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang
tidak dapat diubah melalui tindakan-tindakan lain kesimpulan ini berbeda
dengan peneliti-peneliti di Amerika yang meyakini sebaliknya.
• H H Goddard menyimpulkan kriminal adalah mereka yang punya tingkat
kecerdasan yang rendah (feebleminded) setelah melakukan penelitian terhadap
narapidana di penjara yang dibandingkan dengan non kriminal yang berada di
rumah sakit dan institusi-institusi publik lain. Hasil penelitian menunjukkan 70%
kriminal memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.
• Goddard juga menemukan banyak orang yang cacat mental di New Jersey dan
setelah ditelusuri mereka merupakan keturunan dari seorang pria yang memiliki
anak tidak sah dari seorang wanita yang bekerja di bar yang ternyata menderita
keterbelakangan mental (feebleminded). Keturunan dari keluarga ini mengalami
keterbelakangan mental dan terlibat dalam berbagai kejahatan seperti prostitusi
dll. Pria ini kemudian menikah dengan wanita lain yang normal dan ternyata
melahirkan keturunan yang normal pula.
• Ia menyimpulkan semua orang yang mengalami keterbelakangan mental
potensial menjadi kriminal sehingga orang-orang ini harus diasingkan dan dibatasi
reproduksinya walaupun pada akhirnya ia menyimpulkan keterbelakangan mental
dapat disembuhkan melalui pendidikan.
• Perspektif baru kemudian muncul terkait penjelasan hubungan antara tingkat
kecerdasan seseorang dengan kejahatan. Studi lain menunjukkan tidak ada
perbedaan signifikan antara narapidana dan para wajib militer. Bahkan
narapidana ternyata memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada para
wajib militer. Pada masa ini keterbelakangan mental yang digunakan untuk
menjelaskan sebab kejahatan mulai kehilangan popularitasnya.
DELIQUENCY, RACE AND IQ
• Teori lain yang tidak kalah kontroversial adalah teori yang mengkaitkan tingkat
kecerdasan seseorang dengan ras. Teori ini mengatakan orang-orang kulit hitam
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah daripada orang-orang kulit putih.
• Pada tahun 1969 Arthur Jensen menyatakan kesimpulan yang dibuat Shockley
mengada-ngada dan tidak beralasan.
• Gordon : Macam-macam kejahatan dapat dijelaskan dengan melihat IQ
seseorang dengan menggunakan konsep tingkat “kewajaran” kejahatan (the
prevalence delinquency) yang berhubungan dengan kelompok umur seseorang. Ia
membuat daftar kejahatan yang mungkin dilakukan oleh anak-anak hingga
remaja baik laki-laki maupun perempuan berkulit putih dan juga hitam, eg :
pelanggaran lalu lintas atau tidak membayar biaya parkir.
• Ia menyimpulkan angka kejahatan yang dilakukan remaja kulit hitam lebih tinggi
daripada mereka yang berkulit putih. Angka kejahatan di kota-kota besar juga
lebih tinggi karena mayoritas penduduknya berkulit hitam.
• Travis Hirschi dan Michael Hindelang : kejahatan secara konsisten berhubungan
dengan IQ rendah dalam ras dan kelas sosial tertentu, eg : kejahatan kelas bawah
biasanya dilakukan oleh mereka yang memiliki IQ rendah dibandingkan dengan
mereka yang non kriminal.
• IQ rendah berkorelasi dengan dengan kenakalan remaja (juvenile delinquency)
dan bukan kejahatan yang dilakukan orang dewasa (adult criminality), eg : anak-
anak yang prestasi akademik nya buruk lebih sering bolos, melakukan vandalism
dan aktivitas kriminal lainnya. Sementara itu, kejahatan yang dilakukan orang
dewasa membutuhkan akal, perencanaan dan pengetahuan lebih.