Makalah Hakekat Pertumbuhan Dan Perkembangan Kel.2
Makalah Hakekat Pertumbuhan Dan Perkembangan Kel.2
PERKEMBANGAN
Dosen pengampu : Ina Daril Hanna, S.Pd,M.Pd
Di susun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kita semua berupa, ilmu yang Insaallah sangat berguna bagi
kita semua. Berkat rahmat dan karunia-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “Memahami Karakteristik Peserta Didik" Yang insya allah tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu kami ibu Ina Daril Hanna,
S.Pd,M.Pd Yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari
beliau, mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format yang telah
ditentukan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan............................................................6
2.2 Hukum pertumbuhan dan perkembangan..................................................................6
2.3 Prinsip-Prinsip perkembangan peserta didik............................................................10
2.4 Fase-Fase Perkembangan............................................................................................11
2.5 Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi perkembangan peserta didik...............13
2.6 Aspek-Aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan..................15
2.7 Perbedaan individual pesesta didik............................................................................18
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................22
3.2 SARAN..........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Makna ‘hukum’ dalam hal ini tidak sama dengan makna hukum yang dipelajari
dalam bab undang-undang peradilan seperti hukum pidana atau hukum perdata. Hukum
pertumbuhan dan perkembangan menerangkan bagaimana sebuah perubahan secara fisik
dan mental berlangsung secara terus menerus dialami dari masa-masa. Hukum
perkembangan merupakan sebuah kaidah fundamental tentang realitas kehidupan anak-
anak (manusia), yang telah disepakati kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan
penelitian yang seksama (Ridho, 2013).
Lebih lanjut, hukum pertumbuhan dan perkembangan juga dapat dinyatakan sebagai
suatu konsepsi yang biasanya bersifat deduktif dan menunjukkan adanya hubungan
yang ajeg (continue) serta dapat diramalkan sebelumnya antara variabel-variabel yang
empirik (Tejaputri, 2013). Contohnya, anak bisa tumbuh dan berkembang jika ia dalam
kondisi hidup. Syarat ini sudah jelas. Tidak ada yang mungkin bisa membantah
pernyataan tersebut. Oleh karena itu, syarat hidup menjadi suatu hal yang bersifat mutlak
bagi keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Karena sudah pasti dan
mutlak kebenarannya, susunan kalimat pernyataan seperti itu disebut hukum dalam ilmu
perkembangan peserta didik. Seluruh proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut
berlangsung menurut hukum-hukum tertentu.
a. Hukum pertumbuhan.
b. Hukum perkembangan.
Istilah tempo berarti waktu atau masa. Hokum tempo perkembangan bermakna
berlangsungnya perkembangan individu yang satu tidak sama cepat atau lambatnya
dengan individu yang lain. (Siti hartinah, 2011: 62).
Ada individu yang dalam perkembangannya serba cepat misalnya dalam hal
pemahaman suatu pelajaran, tetapi ada pula individu yang membutuhkan waktu yang
lama untuk menyamai individu yang lain. Tidak lain semuanya ini menyangkut tempo
perkembangan dan ini telah menjadi hukum yang pasti bahwa setiap individu
mempunyai kecepatan(tempo) perkembangan yang berbeda-beda menurut
indivudunya sendiri.
Pelaksanaan individu tidak selalu berlangsung dengan tenang dan teratur tetapi
pada masa tertentu terjadi guncangan yang membawa perubahan secara radikal.( Siti
Hartinah, 2011: 65). Hukum ini menyatakan perkembangan individu itu tidak selalu
mulus sesuai dengan keinginan dari individu tersebut. Tetapi selalu ada macam-
macam rintangan yang dapat mengganggu jalannya perkembangan tersebut. Dalam
proses tersebut selalu ada hambatan yang dapat membawa perubahan yang baik
terhadap individu tersebut.
Perubahan akibat perkembangan yang terjadi pada seseorang mengikuti pola urut tertentu
yang sama. Perkembangan fisik dan psikis bayi, misalnya mengikuti arah anggota tubuh.
Tempo perkembangan dalam waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengembangkan
aspek tertentu dalam dirinya.
Pola perkembangan, selain mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan, juga terdapat pola
pola perkembangan karakteristik tertentu. Perkembangan bergerak dari tanggapan yang
umum menuju yang lebih khusus.
Dalam perkembangan seseorang selain terdapat pola-pola umum yang sama terdapat pula
perbedaan pada hal hal yang khusus.
Peserta didik merupakan individu yang berbeda yang harus diperlakukan bebeda secara
individual. Pada perkembangan secara keseluruhan dan juga pada periode atau tahapan
perkembangan dalam kehidupan seseorang, terdapat pola-pola umum.
Pada setiap periode perkembangan juga terdapat harapan sosial yang dikemukakan oleh
havighurst, disebut tugas perkembangan.
Bahaya potensial atau resiko yang terjadi karena peralihan antar periode perkembangan
yakni, dari periode perkembangan sebelumnya keperiode perkembangan selanjutnya, terjadi
keadaan ketidak seimbangan dan adanya tuntutan sosial terhadap peserta didik yang sedang
berkembang.
Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai
berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa pertengahan dan
akhir anak anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa dan masa akhir
dewasa.
Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi suatu gagasan
umum kapan suatu periode mulai dan berakhir. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut
mengenai pada setiap periode tahap tahap perkembangan manusia:
1. Periode prakelahiran (prenatal period) ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran.
Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga
menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang
dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan.
2. Masa bayi (infacy) ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga
18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa.
Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa,
pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.
3. Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu periode pekembangan yang merentang
dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan
periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan
menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan (mengikuti
perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain
dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara
umum mengakhiri masa awal anak anak.
4. Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood) ialah periode
perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira
kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun
tahun sekolah dasar. Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca, menulis,
dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih
luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan
pengendalian diri mulai meningkat.
5. Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga
masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir
pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang
cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan
idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
6. Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada
akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia
tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi,
masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar
hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
7. Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode perkembangan yang
bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan
tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan
sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten,
dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir/
8. Masa akhir dewasa (late adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada
usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa
penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali
kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
2.5 Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi perkembangan peserta didik
Sejak awal tahun 1980 an semakin diakuinya pengaruh keturunan (ginetik) terhadap
perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku ginetik yang
mendukung pentingnya pengaruh keturunan menunjukan tentang pentingnya pengatuh
lingkungan. Kecerdasan dan temptamen merupakan aspek-aspek yang laing banyak di telaah
yang perkemabngannya diperngaruhi oleh keturunan.
1. Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu diwariskan
(diturunkan). Ia juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai
peranan minimal dalam kecerdasan.
2. Temperamen
Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu
dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas.
Tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan peserta didik terdiri dari faktor-faktor sebagai
berikut. (Ngalim Purwanto, 1999: 55).
4. Pembawaan
Pembawaan di tentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang di bawa sejak lahir.
5. Kematangan
Tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ
(fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing.
6. Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
intelejensi.
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar.
8. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah. Perkembangan anak pada dasarnya adalah perubahan-
perubahan yang terjadi dalam seluruh dimensi yang ada dalam diri anak, baik dimensi fisik,
dimensi sosial, dimensi emosi, kognitif (berpikir), dan dimensi spiritual. Dimensi-dimensi
perkembangan anak meliputi fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual berhubungan erat satu
sama lain. Perubahan dalam satu dimensi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi lain.
Perkembangan dalam satu dimensi dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada
dimensi-dimensi lainnya (Sroufe, Cooper, & DeHart 1992; Kostelnik, Soderman, & Whiren
1993 dalam Irwan Nuryana K, 2008).
Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik dari kecil atau pendek menjadi besar dan panjang
yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dewasa. Berikut masa-masa pada
pertumbuhan fisik.
Pertumbuhan sebelum lahir dimulai ketika proses pembuahan (pertemuan sel telur dan
sperma) yang membentuk suatu sel kehidupan yaitu embrio. Embrio yang berumur satu bulan
berukuran sekitar setengah sentimeter, kemudian pada umur dua bulan membesar menjadi
dua setengah sentimeter (disebut janin). Kemudian umur tiga bulan janin sudah membentuk
bayi dalam ukuran kecil. Masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan manusia
yang sangat kompleks, karena merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan
tersusunnya jaringan syaraf membentuk system yang lengkap. Masa ini berakhir setelah
kelahiran.
Pertumbuhan ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sebelum lahir. Dalam tahun
pertama pertumbuhannya, ukuran panjang badan bertambah sekitar sepertiga dari panjang
badan dan beratnya akan bertambah menjadi tiga kalinya. Pertumbuhan fisik yang paling
cepat adalah ketika usia 8 sampai 15 tahun yang biasanya disebut ledakan pertumbuhan
pubertas. Selanjutnya akan memasuki periode tenang sampai tahap dewasa lalu tua. Tinggi
badan manusia akan tetap, namun berat badan bisa berubah-ubah.
2. Perkembangan Intelektual
Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan pertumbuhan syaraf
otaknya. Karena berpikir pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan
intelektual dipengaruhi oleh kematangan syaraf otak yang mampu menunjukkan fungsinya
secara baik. Perkembangan intelektual diawali dengan kemampuan mengenal dunia luar.
Awalnya respon terhadap rangsangan dari luar merupakan aktivitas reflektif, seiring dengan
bertambahnya usia aktivitas tersebut berkurangterhadap setiap rangsangan dari luar dan
selanjutnya mulai terkoordinasikan. Perkembangan berikutnya ditunjukkan pada perilakunya,
yaitu tindakan memilih dan menolak sesuatu (proses analisis, evaluasi, membuat kesimpulan
dan diakhiri dengan pembuatan keputusan.
Menurut Piaget (Fatimah, 2006: 24) perkembangan kognitif seseorang mengikuti tahapan
berikut ini.
Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan aktivitas motorik
untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi motorik terhadap rangsangan yang
diterimanya dalam bentuk refleks, seperti refleks mencari putting susu ibu, refleks menangis,
refleks kaget, dan lain-lain. Refleks-refleks ini kemudian berkembang menjadi gerakan-
gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan.
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol yang mewakili suatu
konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang anak melakukan tindakan-tindakan
yang berkaitan dengan hal-hal yang telah dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang pernah
melihat dokter sedang praktik, ia akan bermain dokter-dokteran.
Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia mulai
mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu), negasi
(mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal-balik antara beberapa hal).
Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan hipotesis. Pada
tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi. Ia dapat mengambil
kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya mainan A lebih mahal daripada mainan B dan
mainan C lebih murah daripada mainan B, maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling
mahal dan yang paling murah.
3. Bakat Khusus
Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang memerlukan
rangsangan atau latihan agar berkembang dengan baik. Seseorang yang memiliki bakat akan
mudah diamati karena kemampuan yang dimilikinya berkembang dengan pesat. Sedangkan
menurut Guilford, bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi
psikomotor, dan dimensi intelektual. Ketiga dimensi tersebut mengilustrasikan bahwa bakat
mencakup kemampuan dalam penginderaan, ketepatan dan kecakapan menangkap makna,
kecepatan dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berfikir intelegen. Atas dasar bakat
yang dimilikinya seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan
menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan dengan orang lain. Bakat khusus
merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti bidang seni, olahraga, atau
keterampilan.
4. Sosial
Manusia adalah makluk social. Manusia tidak mampu hidup seorang diri tanpa bantuan orang
lain. Sejak lahir manusia yang belum mengenal orang-orang di sekitarnya, berangsur- angsur
mulai berkembang untuk mengenal dunia luar, meresponnya dan akhirnya saling kenal
mengenal saling membantu satu sama lain.
5. Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang bias berupa tanda, gerak, suarayang berguna untuk
menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Kemampuan berbahasa seseorang mulai ada
dan berkembang sejak ia dilahirkan. Kemampuan itu mulai tampak dengan adanya ungkapan-
ungkapan sederhana yang berupa tangisan yang menggambarkan rasa sedih dan kecewa,
sennyum sebagai ungkapan rasa senang dan ekspresi-ekspresi lainnya yang terlihat pada
masa bayi. Kemampuan berbahasa itu berangsur-angsur mulai berkembang seiring dengan
bertambahnya usia hingga ungkapan itu dapat dimengerti dan bias berkomunikasi dengan
orang lain.
a. Perbedaan Kognitif
Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah menghasilkan tiga
pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi Bloom, yaitu kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang
berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya kemampuan
kognitif merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam hal ini merupakan perpaduan antara
pembawaan dengan pengaruh lingkungan. Proses pembelajaran adalah upaya menciptakan
lingkungan yang bernilai positif, diatur dan direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar
yang dimiliki oleh anak.
Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil
belajar. Tes hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif yang bervariasi, sebab pada
dasarnya setiap individu memiliki persepsi tentang hasil pengamatan terhadap suatu objek
yang berbeda-beda. Intelegensi (IQ) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang.
Hasil – hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kemampuan kognitif berkolerasi positif
dengan tingkat kecerdasan seseorang.
Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam kehidupannya.
Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah pikirannya
dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan
berbahasa setiap individu berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor
kecerdasan dan faktor lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk bicara). Lancar atau
tidaknya kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada kondisi lingkungan dan
pembiasaannya dalam berkomunikasi.
Syaraf pusat (otak) yang melaksanakan fungsi sentral dalam proses berfikir merupakan faktor
penting dalam koordinasi kecakapan motorik. Ketidak tepatan dalam pembentukan persepsi
dan penyampaian perintah akan menyebabkan kekeliruan respon atau kegiatan yang kurang
sesuai dengan tujuan.
Sekelompok individu dengan perbedaan latar belakang dan pengalaman dapat memperlancar
atau sebaliknya menghambat prestasi belajar mereka. Misalnya, pengalaman-pengalaman
belajar yang dimiliki anak dirumah mempengaruhi prestasinya dalam situasi belajar yang
disajikan di sekolah.
Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari dalam
misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan bekerja sama, dan
kesehatan yang mendukung belajar. Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar
belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan
budaya yang lainnya. Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio
cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur
yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh
dari luar yang lebih luas.
Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat juga diartikan sebagai
kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan seseorang untuk memperoleh
keahlian atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang diberi latihan-latihan tertentu.
Misalnya seseorang yang mempunyai bakat numerical yang baik, bila diberi latihan-latihan
akuntansi keuangan, akan mudah untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula
sebaliknya.
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang
relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis
khusus). Bakat khusus juga disebut juga talent.
Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak
serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga
tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak
berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau
berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat
umumnya tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda
dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalami
kesulitan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak
berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang
besar sekaligus.
Perkembangan bakat dimiliki secara individual. Bakat akan berkembang dengan baik jika
mendapat rangsangan atau kesempatan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya, bakat tidak
dapat berkembang sama sekali manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk
berkembang.
Belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan
membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau
menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik), misalnya seseorang
anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang
tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa.
Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan ialah kondisi
individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai
macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap
untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus
asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang
memungkinkan seseorang dapat belajar. Sedangkan Proses kematangan dan belajar akan
sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang, misalnya seseorang yang proses
kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan
seseorang yang proses kematangan dan belajarnya buruk. Perbedaan kesiapan individu tidak
saja disebabkan oleh keragaman dalam rentang kematangan tetapi juga oleh keragaman
dalam latar belakang sebelumnya.
Kondisi fisik yang sehat dalam kaitanya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang
memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman disertai dengan rasa ingin tahu yang amat
besar terhadap orang-orang dan benda-benda membantu perkembangan berbahasa dan belajar
yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu dan kurang percaya diri akibat dari kesehatan yang
kurang baik, cacat tubuh dan latar belakang yang miskin pengalaman, mempengaruhi
perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perkembangan manusia dari masa bayi sampai dewasa merupakan satu siklus
kehidupan yang berawal dari kelahiran sampai garis besarnnya, kehidupan itu berlangsung
dalam masa pertumbuhan sejak bayi sampai masa dewasa yang disebut masa progresif. Masa
ini terjadi karena adanya kemajuan-kemajuan menuju keadaan paripurna seorang manusia
dewasa, yaitu sampai usia kurang lebih 25 tahun.
Keadaan manusia dewasa, antara 25 sampai 50 tahun relatif lebih tengang dibandingkan
dengan masa sebelumnya, oleh karena itu disebut masa stabil,. Karena kondisi fisik manusia
sejak sekitar 50 tahun mulai mengalami kemunduran, maka masa itu merupakan masa
regresif.pembagian dalam tiga masa tersebut lebih menggambarkan keadaan jasmani
manusia. Kondisi anak dalam setiap fase saling berhubungan karena suatu fase yang
mendahului merupakan landasan bagi perkembangan manusia pada fase berikutnya.
3.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan yang sudah disampaikan, dapat disarankan bahwa suatu
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik harus berjalan lebih efiseen dan lebih
meningkat lebih baik lagi. Agar sistem belajar mengajar bagi peserta didik berjalan lebih
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Honggowiyono, Puger. 2015. Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik Untuk Guru Dan Calon
Guru. Malang: Gunung Samudera
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8
&ved=2ahUKEwjti6zutMLdAhXKLI8KHf3OC5UQFjACegQICBAC&url=http%3A%2F%2
Fsigit20.xtgem.com%2Ffiles%2FMakalah%2BPpd.rtf&usg=AOvVaw2dbfCGJO2ft0UTzsC TSk8M