Oleh :
2022
ABSTRAK
Bsuygsuwhuhguhgudhgjjhtu
Kata Kunci :
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
Penyaluran dana dalam istilah Perbankan syariah biasa disebut dengan pembiayaan,
sedangkan dalam koperasi disebt dengan pinjaman. Pinjaman merupakan kegiatan
USP/KSP Syariah yang sangat penting dan menjadi penunjang kelangsungan hidup
USP/KSP Syariah, jika dikelola dengan baik. Dana yang dimiliki USP/KSP Syariah baik
yang berasal dari simpanan, tabunga, maupun modal selayaknya disalurkan untuk
keperluan yang produktif yaitu dalam bentuk pembiayaan.
Untuk mengantisipasi risiko dan mengemilinasi kerugian yang mungkin terjadi, sejak
dini bank syariah dan UUS harus menerapkan manajemen risiko sebagaimana telah
dikemukakan sebelumnya, melaksanakan prinsip ke hati-hatian dan asas-asas pembiayaan
yang sehat sebagaiamana diamanatkan dalam Pasal2 UU perbankan Syariah yang
menegaskan bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan
prinsip syariah, demkrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.Pasal 35 UU Perbankan
Syariah menegaskan kembali bahwa bank syariah dan UUS dalam melakukan kegiatan
usahanya wajib menerapkan prinsip kehari-hatian. Yang dimaksud dengan “prinsip
kehati-hatian” adalah pedoman pengelolaan bank yang wajib dianut guna mewujudkan
perbanka yang sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
.Dalam penilaian terhadap proyek usaha calon nasabah penerima fasilitas, bank
syariah harus melakukan analisis mengenai keadaan pasar, baik di dalam maupun di luar
negeri, baik untuk masa yang telah lalu maupun yang akan datang sehingga dapat
diketahui prospek pemasaran dari hasil proyek atau usaha calon nasabah yang akan
dibiayai dengan fasilitas pembiayaan.
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak yang lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Salah satu ciri utama dari kontrak ini adalah bahwa keuntungan, jika ada, akan dibagi
antar investor dan mudharib berdasarkan proporsi yang telah disepakati sebelumnya.
Kerugian, jika ada, akan ditanggung sendiri oleh si investor.
Pembiayaan mudharabah adalah salah satu bentuk kerjasama yang mengandung
manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Di dalam akad ini
bukan hanya mengandung makna kerjasama dalam memperoleh keuntungan,melainkan
juga mengandung makna ta’awun. Saling membantu memenuhi kebutuhan masing-
masing pihak, dan saling menutupi kekurangan masing-masing pihak.
Penentuan nisbah bagi hasil dari keuntungan usaha yang disepakati bersama antara
pemilik modal dan pengelola akan melahirkan keseimbangan/keadilan dalam perolehan
keuntungan. Demikian pula pembagian resiko berupa resiko finansial untuk shahibul
maal dan resiko jehilangan waktu, tenaga, dan pikiran bagi mudharib ketika usahanya
mengalami kerugian adalah seimbang/adil sesuai dengan prestasi yang diberikan masing-
masing pihak dalam akad mudharabah tersebut.
Jika ini terjadi maka akan terdistribusi pendapatan.Adapun secara mikro, pembiayaan
diberikan dalam rangka untuk
a. Upaya untuk mengoptimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka memiliki
tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan
mampu mencapai laba yang maksimal. Untuk dapat menghasilkan laba maksimal
maka mereka perlu dukungan dana yang cukup.
b. Upaya meminimalkan resiko, artinya usaha yang dilakukan agar mampu
menghasilkan laba yang maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan
resiko yang mungkin timbul. Resiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh
melalui tindakan pembiayaan
c. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat
dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber
daya manusia serta sumber daya modal. Jika, sumber daya alam dan sumber daya
manusia ada, dan sumber daya modal tidak ada maka dipastikan diperlukan
pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan
daya guna sumber-sumber daya ekonomi.
d. Penyaluran kelebihan dana, artinya dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak
yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitanya
dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan
dalam penyeimbang dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan
(surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana.
3. Analisis pembiayaan
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam analisis pembiayaan adalah sebagai
berikut :
a. Prinsip analisis pembiayaanPrinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus
5C,yaitu :
1. Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.
2. Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan
mengembalikan pinjaman yang diambil.
3. Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam.
4. Colateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada
bank.
5. Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.Prinsip 5C
tersebut terkadang ditambahkan dengan 1c, yaitu Contstraint artinya hambatan-
hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.
c. Aspek yang dianalisisAda beberapa aspek yang perlu diprhatiakn dalm melakukan
analsiis pembiayaan, di antaranay adalah :
a. Calon debitur cakap hukum
b. Usahanya tidak liar
c. Aspek pemasaran
d. Siklus hidup produk
e. Produk substitusi
f. Tingkat kemamppuan daya beli masyarakat
g. Program promosi
h. Daerah pemasarannya
i. Manajemen pemasaran
j. Lokasi usaha
k. Aspek keuangan
l. Kemampuan memperoleh untung
d. Rumusan hasil analisisBeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hasil
analisis pembiayaan :
1. Identitas pemohon
2. Umur calon antara 20-50 tahun
3. Alamat rumah jelas, jika kontrak : masih berapa tahun calon kontrak
4. Identitas usaha
5. Lokasi usaha strategis
6. status tempat usaha di prioritaskan milik sendiri
7. mempunyai perencanaan usaha kedepan yang detailh) mempunyai cataatn usaha,
seperti : buku jurnal, laporan transaksi, catatan laba/rugi, dlli) produk yang dibuat
tidak dilarang oleh agama maupun negaraj) aspek ekonomik) data keuangan
a. Al-Qur’an
۟ ۟ ْأ
ٍ ۢ تَ َر عَن ًتِ َج ٰـ َرة َتَ ُكون َأن ِإٓاَّل بِ ْٱلبَ ٰـ ِط ِل بَ ْينَ ُكم َأ ْم ٰ َولَ ُكم تَ ُكلُ ٓوا اَل َءا َمنُوا َٱلَّ ِذين يَ ٰـَٓأيُّهَا
ِّمن ُك ْم اض
َر ِحي ًۭما بِ ُك ْم َ َكان َ ٱهَّلل ِإ َّن ۚ َأنفُ َس ُك ْم تَ ْقتُلُ ٓو ۟ا َواَل ۚ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu,
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
Firman Allah QS. Al-Maidah (5) : 1
1) Ketentuan pembiayaan
Mudharabah sebagai salah satu pembiayaan, legalitasnya di dasarkan pada
fatwa Dewan Syariah Nasional majlis Ulama Indonesia No.
07/DSN-MUI/IV/2000, tentang pembiayaan mudharabah (qiradh) yang antara
lain menetapkan sebagai berikut :
a. Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalirkan oleh LKS
kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
b. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana)
membiayai 100% kebutuhan suatu proyek (usaha) sedangkan pengusaha
(nasabah) bertindak sebagai mudharabah atau pengelola usaha.
c. Jangka waktu usaha,tatacara pengembalian dana, dan pembagian
keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah piha.
d. Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati
bersama dan sesuai dengan syariah, dan LKS tidak ikut serta dalam
manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk
melakukan pembinaan dan pengawasan
e. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai
dan bukan piutang
f. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugia akibat dari
mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang
disengaja,lalai, atau menyalahi perjanjian.
g. Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun
agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta
jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan
apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang
elah disepakati bersama akad.
h. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagian
keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN.
i. Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
Riba adalah penghasilan yang diperoleh secara tidak adil. Riba telah berkembang
sejak era jahiliyah hingga saat ini, sehingga ada banyak masalah ekonomi bar
DAFTAR PUSTAKA
Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking (sebuah teori, konsep, dan aplikasi),
Jakarta : Bumi Aksara, 2010, h. 681