Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH :

MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARI’AH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Manajemen Lembaga Keuangan Syariah”

Dosen Pengampu :
Dr. Mugiyati, S.Ag., M. EI.

Oleh
Kelompok 06 :
1. Nafisatul Mahima M. (08020422060)
2. Naura Maghfiro (08020422061)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula shalawat serta
salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing
umat manusia ke jalan yang lurus.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kami kepada Ibu Dr. Mugiyati, S.Ag.,
M.EI. selaku dosen pengampu yang telah memberikan arahan serta masukan yang berharga
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan dukungan
dalam setiap langkah perjalanan penulisan ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami di masa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi
sumbangan kecil dalam peningkatan ilmu pengetahuan.

Surabaya, 28 Februari 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen Pembiayaan Syariah mencerminkan perubahan paradigma dalam
dunia keuangan yang semakin mengakui kebutuhan akan alternatif yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam. Perkembangan ini terjadi seiring dengan pertumbuhan
ekonomi global dan krisis keuangan yang melanda pada awal abad ke-21, yang
mengakibatkan keraguan terhadap keberlangsungan sistem keuangan konvensional
yang didasarkan pada bunga dan praktik spekulatif. Dalam konteks ini, Manajemen
Pembiayaan Syariah muncul sebagai jawaban atas kebutuhan akan sistem keuangan
yang lebih etis, adil, dan berkelanjutan, yang mematuhi prinsip-prinsip moral Islam.
Nilai-nilai seperti keadilan, transparansi, dan keberlanjutan ekonomi menjadi landasan
utama dalam pengelolaan dana dan transaksi keuangan syariah. Peningkatan
kesadaran umat Muslim akan pentingnya mematuhi prinsip-prinsip agama dalam
setiap aspek kehidupan, termasuk dalam urusan keuangan, turut mendorong
pertumbuhan Manajemen Pembiayaan Syariah. Dukungan dari pemerintah dan
lembaga pengatur, baik di tingkat nasional maupun internasional, telah memberikan
dorongan signifikan bagi perkembangan industri keuangan syariah. Seiring dengan
itu, pasar keuangan syariah telah berkembang pesat, menawarkan berbagai produk
dan layanan keuangan yang sesuai dengan hukum Islam, seperti pembiayaan
mudharabah, musyarakah, murabahah, dan lainnya. Dengan demikian, latar belakang
Manajemen Pembiayaan Syariah mencerminkan adanya permintaan yang semakin
meningkat akan alternatif keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam serta
dorongan dari berbagai pihak untuk memperkuat dan mengembangkan sistem
keuangan yang lebih adil dan berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa saja karakteristik dan prinsip-prinsip yang mendasari manajemen
pembiayaan berbasis bagi hasil di lembaga keuangan syari'ah?
b. Bagaimana proses dan mekanisme manajemen pembiayaan berbasis jual beli
dalam konteks keuangan syari'ah?
c. Apa peran dan kelebihan manajemen pembiayaan berbasis ujrah/fee dalam
operasional lembaga keuangan syari'ah?
d. Bagaimana implementasi dan manfaat dari manajemen pembiayaan berbasis
qardul hasan dalam praktek keuangan syari'ah?

C. Tujuan
a. Untuk memahami konsep, prinsip, dan mekanisme operasional dari
pembiayaan berbasis bagi hasil dalam lembaga keuangan syariah, serta untuk
mengevaluasi keunggulan, tantangan, dan dampaknya terhadap stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi.
b. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip, instrumen, dan proses transaksi dalam
pembiayaan berbasis jual beli yang sesuai dengan prinsip syariah, serta untuk
menganalisis implikasi ekonomi, sosial, dan hukumnya.
c. Untuk mengidentifikasi karakteristik, manfaat, dan batasan dari pembiayaan
berbasis ujrah/fee dalam konteks lembaga keuangan syariah, serta untuk
mengevaluasi peran dan kontribusinya dalam mendukung inklusi keuangan
dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
d. Untuk mendiskusikan konsep, fungsi, dan implikasi dari pembiayaan berbasis
qardul hasan dalam sistem keuangan syariah, termasuk untuk mengevaluasi
relevansinya dalam konteks keuangan mikro dan makro serta dampaknya
terhadap redistribusi kekayaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Syari'ah


Pembiayaan atau financing merujuk pada penyediaan dana oleh satu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang sudah direncanakan, baik itu
dilakukan secara individu maupun oleh lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan
merupakan alokasi dana yang diberikan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan. Sedangkan, Pembiayaan syariah adalah bentuk pendanaan yang
berlandaskan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Dalam pembiayaan syariah, transaksi
keuangan harus mematuhi hukum-hukum Islam yang melarang riba (bunga), gharar
(ketidakpastian), maysir (spekulasi), dan melarang investasi dalam bisnis yang
bertentangan dengan nilai-nilai moral dan etika Islam. Dengan demikian, pembiayaan
syariah bertujuan untuk menyediakan layanan keuangan yang sesuai dengan ajaran
Islam, mempromosikan keadilan ekonomi, dan memperkuat hubungan antara pemberi
dana dan penerima dana dalam kerangka yang transparan dan berkelanjutan
(Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, 2015
Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998
disebutkan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil. (PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA)
Jenis aset produktif bank syariah dialokasikan dalam bentuk pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil. Dari sudut pandang bagi hasilnya, terdapat dua jenis bagi
hasil, yaitu revenue sharing atau profit sharing, yang dapat disepakati antara bank
syariah dan nasabah pada saat akad pembiayaan. Persentase bagi hasil ini dikenal
dengan istilah nisbah. Prinsip bagi hasil tersebut diimplementasikan dalam berbagai
produk pembiayaan bank syariah. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil tersebut
meliputi :
1) Pembiayaan mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana
pihak pertama, yaitu shahib al-mal, menyediakan seluruh modal (100%),
sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pengelola. Keuntungan usaha
dibagi sesuai kesepakatan dalam kontrak, sementara kerugian ditanggung
oleh pemilik modal kecuali disebabkan oleh kelalaian pengelola. Jika
kerugian disebabkan oleh kecurangan atau kelalaian pengelola, maka
pengelola bertanggung jawab. Perjanjian antara shahibul maal dan
mudharrib untuk melakukan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Penerapan
mudharabah dalam pembiayaan lembaga keuangan syariah sebagai bentuk
pembiayaan memiliki dua jenis, yaitu:
a. Mudharabah muthlaqah (unrestricted), merupakan bentuk
mudharabah di mana shahibul maal memberikan otoritas penuh
kepada pengelola dana untuk menginvestasikan atau mengelola
uangnya tanpa adanya pembatasan.
b. Mudharabah muqayyadah (restricted), adalah bentuk
mudharabah di mana pemilik dana dapat memberikan batasan
kepada mudharib. Batasan tersebut dapat mencakup jenis
investasi, lokasi investasi, dan pihak yang terlibat dalam
investasi. Mudharabah muqayyadah ini adalah yang paling
umum dilakukan oleh lembaga keuangan sebagai bentuk
pembiayaan. Jika tidak ada syarat yang ditetapkan oleh pihak
pembiaya, maka pengelolaan dana atau usaha yang dilakukan
oleh mudharib dapat menjadi tidak optimal, dan tujuan untuk
mendapatkan hasil yang akan dibagi tidak tercapai.
Mudharabah muqayyadah memungkinkan shahibul maal untuk
memberikan pengawasan tambahan terhadap dana yang
dikeluarkan.
(Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, 2015b)
2) Pembiayaan Musyarakah
Merupakan kesepakatan di antara pemilik modal untuk
menggabungkan modal mereka dalam suatu usaha tertentu. Keuntungan
dari usaha tersebut dibagi di antara pemilik modal berdasarkan nisbah
yang telah disepakati sebelumnya, sementara pembagian kerugian
ditanggung berdasarkan proporsi modal masing-masing. Perbedaan
mendasar antara mudharabah dan musyarakah terletak pada peran dalam
penanaman modal dan partisipasi dalam manajemen. (Muhayatsyah.)

B. Manajemen Pembiayaan Berbasis Jual Beli


Prinsip ini adalah suatu sistem transaksi jual beli di mana bank akan
melakukan pembelian terlebih dahulu atas barang yang dibutuhkan atau menugaskan
nasabah sebagai agen bank untuk melakukan pembelian barang atas nama bank.
Kemudian, bank akan menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga yang
mencakup harga beli ditambah keuntungan atau margin. Prinsip ini diterapkan sebagai
hasil dari peralihan kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan bank
ditentukan sebelumnya dan menjadi bagian dari harga barang yang diperjualbelikan.
Prinsip ini terdapat dalam beberapa produk :
1) Pembiayaan murabahah adalah kesepakatan jual beli antara bank dan nasabah, di
mana bank menyediakan barang yang dibutuhkan oleh nasabah dan kemudian
menjualnya kepada nasabah dengan harga perolehan ditambah margin atau
keuntungan yang telah disepakati sebelumnya antara bank syariah dan nasabah.
2) Pembiayaan salam adalah perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan
dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga dilakukan terlebih dahulu
sebelum barang diterima.
3) Pembiayaan istisna’ adalah kesepakatan jual beli di mana barang dipesan untuk
dibuat sesuai dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang telah disepakati antara
pemesan dan penjual. (Wahyudi.)

C. Manajemen pembiayaan berbasis ujrah/fee


D. Manajemen pembiayaan berbasis qardul hasan
BAB III
PENUTUP

A. …
B. …
DAFTAR PUSTAKA

Muhayatsyah, A. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, S. (2015a). Konsep pembiayaan Dalam perbanKan
syari’ah rahmat ilyas. In Jurnal Penelitian (Vol. 9, Issue 1).

Wahyudi, R. (n.d.). MODUL MANAJEMEN PEMBIAYAAN BANK SYARIAH.


https://www.researchgate.net/publication/343229671

Anda mungkin juga menyukai