Anda di halaman 1dari 156

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Kondisi Geografi dan Demografi PT. Indo Acidatama, Tbk

PT. Indo Acidatama Tbk terletak di Desa Kemiri, Kecamatan


Kebakkramat, Karanganyar, Solo, Jawa Tengah, kurang lebih 15 km ke arah
timur laut kota Solo atau 110 km sebelah selatan ibu kota Jawa Tengah,
Semarang. Pabrik ini mulai didirikan pada tahun 1983 dengan nama PT. Indo
Alkohol Utama, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Juli
1989. Tahun 1986 berubah nama menjadi PT. Indo Acidatama Chemical
Industry dengan ethanol sebagai produk utama dan bergerak dakam industri
agro kimia. Pada tahun 1987 dibangun pabrik seluas 11 ha dengan kapasitas
terpasang sebesar 18.000 kl ethanol/ tahun, asam asetat 12.000 ton/ tahun, dan
etil asetat sebesar 4.500 ton/ tahun. Berbagai upaya modifikasi dan ekspansi
dilakukan sehingga dalam satu dasawarsa kapasitas produksi menjadi yang
terbesar di Indonesia dengan luas lahan 22 ha. Setelah itu pada tanggal 4
Oktober 2005, melakukan merger dengan PT. Sarasa Nugraha Tbk serta
tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode SRSN pada group Industri
Dasar dan Kimia. Pada Mei 2006, berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama
Tbk hingga sekarang. Berikut adalah batas wilayah PT. Indo Acidatama, Tbk
(Data administrasi PT. Indo Acidatama).

Sebelah utara : Jalan Desa Kemiri


Sebelah timur : Persawahan Penduduk
Sebelah Selatan : Persawahan Penduduk
Sebelah barat : Pabrik Sama Mandiri

PT. Indo Acidatama Tbk mempunyai fasilitas penunjang untuk


menjamin dan menunjang kelancaran pabrik dan para pekerja, sehinnga
tercipta kerjasama yang baik,commit
selaras,to dan
userharmonis antara karyawan, staff,

48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

dan perusahaan. Adapun fasilitas yang ada di perusahaan ini antara lain :
Fasilitas Kesehatan (Poliklinik), sarana Olah Raga (bulu tangkis, bola voli,
tenis lapangan, dan sepak bola), seni karawitan, masjid dan mushola, Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia, kantin, transportasi, Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama Tbk (KOKARINDO), dan Mess.

Selain itu, PT. Indo Acidatama Tbk juga memberikan jaminan social
yang cukup baik bagi tenaga kerja maupun bagi keluarganya. Jaminan sosial
tersebut berupa Tunjangan Istimewa Tahunan (TIT), tunjangan hari tua,
rekreasi, Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK). Sejak berdirinya PT. Indo
Acidatama Tbk, perusahaan ini telah membuka lapangan kerja baru khususnya
daerah Karanganyar dan sekitarnya. Sampai saat ini, jumlah tenaga kerja yang
ada di PT. Indo Acidatama Tbk sebanyak 368 karyawan. Adapun
perkembangan jumlah tenaga kerja di PT. Indo Acidatama Tbk adalah sebagai
berikut :

Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja

Tahun Jumlah
2007 390
2008 386
2009 394
2010 361
2011 354
2012 368

(Sumber: Daftar Administrasi PT. Indo Acidatama Tbk tahun 2013)

Berikut ini adalah denah lokasi pabrik PT. Indo Acidatama Tbk :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

Gambar 4.1. Denah Lokasi PT. Indo Acidatama Tbk


(Sumber : PT. Indo Acidatama Tbk.,2013)

2. Kondisi Geografi Koperasi Karyawan Indo Acidatama


Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) merupakan
salah satu jenis koperasi serba usaha yang anggotanya terdiri dari semua
karyawan baik tetap dan kontrak PT. Indo Acidatama dan PT. Sama Mandiri
yang terletak di dalam kawasan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO). Secara
umum gedung Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO)
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai tempat pelaksanaan
administrasi koperasi. Bangunan Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO) tergolong cukup layak, yang berada di dalam kawasan PT.
Indo Acidatama (KOKARINDO) yang terletak di samping poliklinik PT. Indo
Acidatama. Dengan keliling seluruhnya 24 m dan luas bangunan 32 m2. Batas
wilayah Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO)adalah
sebagai berikut:
Sebelah utara : Jalan desa Kemiri
Sebelah timur : Laboratorium
commit to user
Sebelah selatan : Poliklinik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

Sebelah barat : Jalan masuk dan pos satpam 1


Ruangan-ruangan yang menunjang kegiatan perekonomian tersebut
terdiri dari :
Tabel 4.2. Jenis Ruangan Kokarindo

Jenis Ruangan Jumlah


Ruang Administrasi 1
Ruang Toko 1
Ruang Penyimpanan 1
Total 3

Administrasi koperasi karyawan secara umum dapat diartikan sebagai


usaha bersama sekelompok orang dalam organisasi koperasi karyawan /
pengurus koperasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu disediakan beberapa alat sebagai sarana dan
prasarana fisik maupun non fisik. Sarana dan prasarana di kantor tata usaha
antara lain :
a. Meja
b. Kursi
c. Almari besar
d. Rak
e. Komputer
f. Printer
g. Kulkas
Pengurus Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO)
berjumlah 5 orang. Pengurus ini 3 diantaranya berstatus sebagai karyawan
tetap PT. Indo Acidatama sedangkan 2 diantaranya merupakan kayawan
koperasi yang diangkat dari luar Karyawan PT. Indo Acidatama yang
digunakan untuk mempermudah pengelolaan Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama (KOKARINDO) ini sendiri. Sedangkan pengawas Koperasi
commit
Karyawan PT. Indo Acidatama to user
(KOKARINDO) berjumlah 3 orang. Latar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

belakang pendidikan baik pengurus, karyawan atau pengawas Koperasi


Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) minimal adalah Sekolah
Menengah Kejuruan, yang memiliki kompetensi dan pengetahuan yang cukup
memadai dalam mencapai tujuan pembentukan Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama (KOKARINDO) sendiri.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

1) Sejarah Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO)

Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) adalah


sebuah koperasi serba usaha yang anggotanya terdiri dari semua karyawan
baik tetap dan kontrak PT. Indo Acidatama dan PT. Sama Mandiri. Kokarindo
berdiri pada tanggal 6 September 1994 dan koperasi ini tercatat dalam notaris
dengan nomor 12248/ B.H./ VI/X /1994. Koperasi ini berdiri atas dasar
pemikiran beberapa karyawan PT. Indo Acidatama seperti W.L Yoyok Nur
Cahyo ,S.E, Yoseph Chrisrahadian, SH ,Erwin Joko Wahono, Ir. Y. Tri Teguh
Mariana, Ir. Nur Hastuti Tri Wardhani. Pada awalnya, anggota dari koperasi
ini berjumlah kurang lebih 50 orang. Adapun landasan koperasi ini adalah
Koperasi berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta
berlandaskan atas azas kekeluargaan. Selain itu, tujuan pembentukan koperasi
ini ialah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
mengakomodasi keinginan anggota dalam hal permodalan dan
mensejahterakan anggotanya. Besarnya simpanan pokok koperasi ini sebesar
Rp 10.000,00 dan simpanan wajibnya sebesar Rp 30.000,00 yang
pembayarannya dipotongkan langsung dari gaji mereka.

Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) selalu


melakukan berbagai pengembangan mulai dari koperasi ini berdiri hingga
kini. Pada awal pembentukannya Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO) ini hanya memiliki satu bidang usaha yaitu Unit Simpan
pinjam. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan anggota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

yang makin beragam, maka dikembangkanlah bidang usaha–bidang usaha


baru seperti Unit Arisan dan Unit Toko pada tahun 2000. Unit arisan sendiri
dibagi menjadi dua yaitu arisan genap dan arisan ganjil. Sedangkan Unit toko
adalah sebuah bidang usaha yang menyediakan berbagai barang kebutuhan
anggota yang dibandrol dengan harga yang relatif murah. Kemudian,
mengingat mereka hanya sebagai karyawan swasta mereka mengembangkan
usaha baru guna mempersiapkan masa purna mereka yaitu dengan membuka
bidang usaha baru yakni Unit Tabungan Purna Karya pada tahun 2002. Selain
itu, dikembangkan pula Tabungan Pendidikan pada tahun 2005 yang
digunakan sebagai tabungan untuk mempersiapkan biaya yang diperlukan oleh
para anggota untuk membayar uang sekolah buah hati mereka yang dapat
diambil antara bulan Maret sampai dengan Juni.

2) Gambaran Umum Objek Penelitian


Objek penelitian peranan bidang usaha koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan anggota pada koperasi karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO) tahun 2007-2011 adalah karyawan Koperasi Karyawan PT.
Indo Acidatama (KOKARINDO) yang mengikuti koperasi dengan berbagai
bidang usahanya. Dalam penelitian ini teknik pengambilan cuplikan (sample)
yang digunakan adalah purposive sampling sehingga perlu dilakukan seleksi
kualitatif atau penetapan kualifikasi informan yang dianggap mengetahui
secara mendalam terkait dengan permasalahan penelitian. Subjek penelitian
yang memenuhi kualifikasi tersebut adalah perwakilan Ketua Koperasi
Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO), Sekretaris Koperasi PT. Indo
Acidatama (KOKARINDO), Bendahara Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama (KOKARINDO), Karyawan KOKARINDO, dan perwakilan
anggota Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO). Dari hasil
penelitian melalui wawancara rata-rata jawaban dari para informan sama,
maka penulis hanya menyajikan hasil wawancara dari beberapa anggota dan
pihak-pihak yang mengetahui. Hal ini berguna untuk cek dan ricek data yang
ada yaitu Ketua Koperasi Karyawan
commit toPT.
userIndo Acidatama (KOKARINDO),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

Sekretaris Koperasi PT. Indo Acidatama (KOKARINDO), Bendahara


Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO), dan salah satu
Karyawan KOKARINDO. Dari beberapa objek penelitian yaitu para karyawan
PT. Indo Acidatama yang telah diwawancarai oleh penulis, sebagian besar
mengikuti bidang usaha yang ada di Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari serta tabungan, seperti persiapan
pensiun, persiapan anak sekolah, serta tambahan ketika mereka sedang dalam
kondisi tidak memiliki uang.

3) Visi, Misi, dan Struktur Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama


(Kokarindo)
a. Visi
“Memajukan Kesejahteraan Anggota”.
b. Misi
“Membangun Tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan Undang- Undang 1945”.
c. Struktur Organisasi
Koperasi merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang
perekonomian. Suatu lembaga perekonomian bertanggung jawab
terhadap pemeretaan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan bagi
para anggotanya. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut suatu
lembaga harus mempunyai strategi dalam penanganannya. Oleh sebab
itu, Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) dalam
pengeloalaannya memiliki struktur organisasi yaitu :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

Struktur Organisasi KOKARINDO

PENGAWAS KETUA
Esther Sri Murtyati B. Teja Aji , KW

SEKRETARIS BENDAHARA
Dwi Teguh Santosa Murti Wiyanto

KARYAWAN KARYAWAN
Nur Ikhsanuddin Ogik

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

Gambar 4.2. Struktur Organisasi KOKARINDO periode 2012-2014


(Sumber: Data Sekretaris Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama)

1) Tugas dan fungsi dari struktur organisasi adalah :

a) Sebagai unit pelaksana teknis, perekonomian jalur koperasi di


lingkungan perusahaan dipimpin oleh seorang ketua koperasi di
bawah tanggung jawab pengawas.
b) Melaksanakan bidang usaha yang ada di dalam koperasi.
c) Melaksanakan kebijakan yang telah disepakati dalam RAT
sebelumnya.
d) Membina hubungan kerjasama dengan perusahaan.
e) Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga koperasi.
2) Pembagian Tugas Administrasi Pengurus Koperasi adalah:
a) Ketua Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO)
(1) Mengendalikan seluruh kegiatan koperasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

(2) Memimpin, mengkoordinir, dan mengontrol jalannya


aktifitas koperasi dan bagian-bagian yang ada di dalamnya.
(3) Menerima laporan atas kegiatan yang dikerjaan masing-
masing.
(4) Menandatangani surat penting.
(5) Memimpin rapat anggota tahunan dan melaporkan laporan
pertanggung jawaban akhir tahun pada anggota.
(6) Megambil keputusan atas hal-hal yang dianggap penting
bagi kelancaran kegiatan koperasi
b) Sekretaris Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO)
(1) Membantu Ketua dalam melaksanakan kerja.
(2) Menyelenggarakan kegiatan surat menyurat dan
ketatausahaan koperasi.
(3) Mencatat tentang kemajuan dan kelemahan yang terjadi
pada koperasi.
(4) Menyampaikan hal-hal yang penting pada ketua.
(5) Membuat pendataan koperasi.
c) Bendahara Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO)
(1) Merencanakan anggaran belanja dan pendapatan koperasi.
(2) Memelihara semua harta kekayaan koperasi.
(3) Membukukan transaksi ke Supplier .
(4) Pengisian saldo.
(5) Melakukan cash opname yang ada di kasir.
d) Karyawan I Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO)
(1) Mengasirpkan dokumen-dokumen penting koperasi
(2) Bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan dan
pengeluaran kas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

(3) Bertanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan,


neraca, laporan rugi laba, arus kas, dan lain-lain
(4) Bertanggung jawab atas Rekonsiliasi Bank
e) Karyawan II Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO)
(1) Membuat bukti keluar masuknya uang yang ada di koperasi
(2) Bertanggung jawab atas dana kas kecil.
(3) Bertanggung jawab atas keluar masuknya uang.
(4) Bertanggung jawab membuat laporan harian.
3) Tugas dan Wewenang Pengawas Koperasi adalah:
a) Tugas Pengawas Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO)
(1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.
(2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
b) Wewenang Pengawas Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO)
(1) Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
(2) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

(Sumber: Sekretaris dan AD/ ART Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama)

4) Bidang Usaha Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama(KOKARINDO)

Bidang usaha koperasi adalah berbagai usaha yang dilakukan guna


memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan, baik untuk
anggotanya maupun untuk keluarganya dengan program-program yang ada.
Hal ini sesuai dengan petikan wawancara yang dilakukan dengan salah
satu anggota KOKARINDO Agus Sutanto sebagai berikut:
Yang saya tahu koperasi dibentuk sebagai usaha bersama
berdasar atas azas kekeluargaan dengan tujuan itu untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kalau dalam
commit todengan
Kokarindo diwujudkan user bidang usaha simpan pinjam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke- 20, tanggal 8


Maret 2013)
Adapun bidang usaha yang ditawarkan oleh Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama (KOKARINDO) sangatlah beragam. Bidang usaha tersebut
mewakili jenis koperasi ini yang masuk ke dalam koperasi serba usaha,
sehingga bidang usaha tersebut dibagi menjadi 2 macam yakni usaha toko
dan usaha bersama. Usaha toko itu jelas yang termasuk di dalamnya adalah
unit toko itu sendiri. Sedangkan usaha bersama di sini yang dimaksud adalah
Unit Simpan Pinjam, Unit Tabungan Purna Karya, Unit Tabungan
Pendidikan, Unit Arisan Berhadiah. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara
yang dilakukan dengan salah satu pengurus KOKARINDO Bapak Dwi Teguh
Santosa:
Bidang usaha dibagi menjadi dua yaitu usaha jasa dan usaha
bersama, Usaha jasa misalnya Toko sedangkan usaha bersama
yaitu Unit Simpan Pinjam, Unit Tabungan Purna Karya, Unit
Tabungan Pendidikan, Unit Arisan Berhadiah.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke- 2, tanggal 1
Maret 2013)

Sesuai dengan penjelasan di atas berbagai bidang usaha di Koperasi


Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Unit Simpan Pinjam
Unit ini ada sejak koperasi ini berdiri. Unit ini memiliki kontribusi yang
cukup tinggi. Karena unit ini tidak hanya digunakan untuk meminjam
uang dengan bunga yang rendah yaitu 1% dan tanpa agunan. Selain itu
juga, sebagai anggota koperasi ini tidak perlu bingung harus datang atau
mengumpulkan uang untuk mengembalikan uang yang kita pinjam.
Karena setiap bulannya, langsung dipotongkan pada gaji yang kita
terima. Hal ini sesuai dengan salah satu penggalan wawancara dengan
Bapak Sri Waryono sebagai berikut:
Kalau butuh-butuh wis ndak usah mikir kalau butuh-butuh
commit
tinggal langsung to user Saiki misale ngejokke neng BRI
mengajukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

kudu ngenggo agunan, kalau sini kan bunga ringan dan tanpa
agunan mbak.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 12, tanggal 1
Maret 2013)

Namun, unit ini mampu dimodifikasi dan dikembangkan menjadi kredit


barang elektronik dan alat-alat rumah tangga yang dilakukan dengan
bekerja sama dengan penyedia yang bersedia (tahun 2008). Selain itu,
unit ini juga dikembangkan dengan memperhatikan keinginan anggota
untuk maju sesuai dengan majunya teknologi terkini yaitu dengan
mengadakan kredit komputer dan laptop (tahun 2010). Sedangkan
besarnya plafon pinjaman / ketentuan yang ditetapkan oleh koperasi ini
adalah :
1) THP (Take Home Paid) < Rp 1.000.000,00 masa kerja lebih dari 5
tahun dan tidak mempunyai simpanan TPK (Tabungan Purna Karya)
dan PDK (Tabungan Pendidikan )
- Plafon pinjaman anggota maksimal Rp 8.000.000,00
2) THP (Take Home Paid) > Rp 1.000.000,00 dan tidak mempunyai
simpanan TPK (Tabungan Purna Karya) dan PDK (Tabungan
Pendidikan )
- Plafon pinjaman anggota maksimal 8 x THP (Take Home Paid)
atau Rp 15.000.000,00
3) THP (Take Home Paid) > Rp 1.000.000,00 dan mempunyai
simpanan TPK (Tabungan Purna Karya) dan PDK (Tabungan
Pendidikan )
- Plafon pinjaman maksimal 8 x THP (Take Home Paid) ditambah
jumlah simpanan TPK (Tabungan Purna Karya) dan PDK
(Tabungan Pendidikan ) dan maksimal Rp 40.000.000,00
4) Khusus Karyawan kontrak diperhitungkan tersendiri.
5) Potongan Koperasi maksimum 50 % THP (Take Home Paid)

Khusus alokasi pinjaman terhadap anggota adalah sebagai berikut :


commitmasing-masing
1) Pinjaman maksimal untuk to user anggota sesuai ketentuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

2) Jenis pinjaman maksimal dua jenis, yaitu pinjaman utama dan


emergency maksimal Rp 500.000,00
3) Potongan maksimal 50% THP (Take Home Paid) selain pinjaman.
(Sumber data: Bendahara Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama)
b. Unit Arisan
Unit arisan merupakan suatu unit bidang usaha yang dikembangkan pada
tahun 2000. Unit arisan ini dibagi menjadi dua jenis yaitu arisan genap
dan arisan ganjil. Arisan genap adalah arisan yang biaya pembayarannya
sebesar Rp 20.000,00 sedangkan arisan ganjil adalah yang biaya
pembayarannya sebesar Rp 25.000,00. Selain itu, unit ini juga berfungsi
untuk tabungan bagi para anggota, karena unit ini dibuka setiap 30 bulan
sekali. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh salah satu anggota koperasi
ini bernama Ibu S.W. Purwaningsih (Informan XIII) sebagai berikut:
...Arisan itu ada dua yaitu genap dan ganjil. Ketiganya itu
untuk kepentingan jangka panjang.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 13, tanggal 7
Maret 2013)
c. Unit Toko
Unit toko merupakan suatu unit bidang usaha yang dikembangkan oleh
para pengurus untuk menjawab berbagai kebutuhan rumah tangga para
anggota koperasi. Bidang usaha ini, dikembangkan pada tahun 2000.
Unit toko ini menyediakan berbagai kebutuhan yang sangat beragam dan
dengan harga yang murah. Keberadaannya sangat membantu bagi
anggota koperasi, karena apabila para anggota sedang tidak dalam
keadaan memiliki uang tunai, maka unit ini bersedia memberikan
pinjaman barang–barang yang dibutuhkan. Adapun pembayarannya
dilakukan langsung dengan potongan tiap bulan pada gaji. Sehingga, para
anggota koperasi tidak perlu khawatir terhadap cara pengembaliannya.
Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara yang dilakukan peneliti kepada
salah satu anggota koperasi bernama Bapak Sri Waryono:
........Misalnya toko: emergency ada perlu gula sepuluh kilo
untuk jagong kan bisa pinjem dulu kalau ndak punya uang kan
commit
ndak bingung itu to user
langsung potong gaji.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 12, tanggal 1


Maret 2013)
d. Unit Tabungan Purna Karya
Unit Tabungan Purna Karya merupakan suatu unit bidang usaha yang
dikembangkan pada tahun 2002 oleh para pengurus. Bidang usaha ini,
lahir atas dasar pemikiran untuk mempersiapkan masa purna mereka
yang mengingat bahwa mereka hanya seorang karyawan swasta. Maka,
dengan adanya unit ini, diharapkan ketika para karyawan PT. Indo
Acidatama pensiun mereka memiliki modal yang cukup untuk membuka
satu usaha yang dapat digunakan guna menutup kebutuhan mereka
mendatang. Pernyataan tersebut sesuai dengan petikan wawancara yang
dilakukan kepada Bapak Agus Sutanto selaku anggota koperasi berikut:
.........Tabungan Purna Karya sebagai tambahan modal merintis
usaha bila pensiun.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 20, tanggal 8
Maret 2013)
e. Unit Tabungan Pendidikan
Unit Tabungan Pendidikan merupakan suatu unit bidang usaha yang
dikembangkan pada tahun 2005 oleh para pengurus. Bidang usaha ini,
lahir atas dasar pemikiran untuk mempersiapkan masa depan putra-putri
mereka yang mengingat bahwa biaya pendidikan sekarang yang tidak
murah. Sehingga, tabungan ini diperuntukkan untuk membantu mereka
yang mengikuti bidang usaha ini guna meringankan pembayaran biaya
sekolah anak tersebut. Besarnya pembayaran tabungan ini tidak dibatasi
dan disesuaikan baik dengan jumlah THP ataupun dengan keinginan para
anggotanya. Adapun pengambilan dari tabungan ini dapat dilakukan
setiap tahun antara bulan Maret-Juni. Hal ini sesuai dengan wawancara
dengan salah satu anggota KOKARINDO bernama Bapak Satriyo
Siagawan sebagai berikut:
.....dengan adanya koperasi (KOKARINDO) itu sangat
membantu terutama karena sekarang itu, karyawan-karyawan
sudah membutuhkan biaya-biaya anak sekolah sehingga bisa
meringankan untuk meringankan kebutuhan hidup bagi
commit
karyawan / anggota to userPT. Indo Acidatama.
koperasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 22, tanggal 8


Maret 2013)

5) Prosedur Keikutsertaan Bidang Usaha Koperasi Karyawan PT. Indo


Acidatama (KOKARINDO)
Berbagai bidang usaha yang ditawarkan oleh para pengurus Koperasi
Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) tentu sangat berpengaruh
positif bagi seluruh karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO). Hal ini
terbukti dengan banyaknya anggota yang terdaftar sebagai anggota Koperasi
Karyawan PT. Indo Acidatama (Kokarindo) bertambah dari waktu ke waktu.
Adapun prosedur yang ditawarkan amatlah mudah yaitu sebagai berikut:
a) Mendaftar ke koperasi sebagai anggota koperasi,
b) Mengisi formulir yang telah disediakan oleh pengurus koperasi, dan
c) Seleksi kelayakan yang dilakukan oleh pengurus koperasi.

Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Agus Setyadi
berikut ini:
Prosedurnya hanya daftar ke koperasi, mengisi formulir/
blanko, biasanya ada seleksi kelayakan. Apakah dia masih
layak atau ndak. Artinya, saya ikut purna karya saya daftar
sekian. Ternyata, kok nggak layak maka harus diturunkan gitu.
Misalnya, minta dipotong Rp 1000.000,00 tapi ternyata gajinya
tinggal Rp 150.000,00 kan nggak bisa.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 14, tanggal 7
Maret 2013)
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu karyawan KOKARINDO
berikut ini:
Harus menjadi karyawan PT. Indo Acidatama, kemudian
mengisi formulir anggota masuk. Kemudian diklarifikasi oleh
pengurus dicek ini layak atau tidak. Kemudian kan baru
membayar untuk bulan pertama simpanan pokok sebesar Rp
10.000,00 dan wajib Rp 30.000,00 setoran pertama dan
langsung dipotongkan gaji. Untuk bulan kedua hanya wajib Rp
30.000,00. Kemudian potongannya berbeda untuk bidang
usahanya. Tergantung anggota, jadi setelah dia membayar
misalnya mau ikut TPK Rp 25.000,00 atau Rp 10.000,00
terserah bebas.commit to user
Kemudian jika menginginkan PDK, Arisan itu
tinggal dipotong lagi. Besarannya kita tidak menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

tergantung kemampuan anggota. Kalau sudah menjadi anggota


memiliki hak untuk mengajukan pinjaman gitu.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 4, tanggal 13
Maret 2013)

6) Syarat-Syarat Mengikuti Bidang Usaha Koperasi Karyawan PT. Indo


Acidatama (KOKARINDO)

Selain berbagai prosedur yang ditawarkan begitu mudah dan sangatlah


sederhana. Prasyarat yang diberikan oleh pengurus Koperasi Karyawan PT.
Indo Acidatama (KOKARINDO) juga tergolong mudah. Syarat-syarat
tersebut adalah :
a. Karyawan tetap/ kontrak PT Indo Acidatama dan PT. Sama Mandiri
b. Potongan angsuran masih memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang
ada.

Syarat-syarat tersebut sesuai seperti penjelasan yang disampaikan oleh


salah satu anggota KOKARINDO bernama Bapak Agus Sutanto berikut:
Karyawan tetap/ kontrak PT Indo Acidatama dan telah
mendaftar menjadi anggota koperasi. Gaji yang dipotong untuk
penyetoran tidak boleh melebihi 50% gaji yang diterima setiap
bulannya.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 20, tanggal 8
Maret 2013)

Hal ini sesuai pula dengan AD/ART yang dimiliki oleh koperasi ini yang
menyebutkan tentang syarat keanggotaan, pada BAB IV Pasal 4, yakni:
a) Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan-
tindakan hukum.
b) Menyetujui Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta
ketentuan-ketentuan koperasi yang berlaku.
c) Mata pencaharian: Sebagai karyawan PT. Indo acidatama
Chemical Industry.
d) Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi
simpanan pokok sebagai dimaksud dalam pasal 29 ayat
(1 ) Anggaran Dasar ini

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

7) Upaya-Upaya untuk Mengembangkan Bidang Usaha Koperasi


Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO)
Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) ini, selalu
berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini, karena adanya beberapa upaya-
upaya yang dilakukan oleh para pengurus agar selalu mampu menjawab
segala kebutuhan dari para karyawan. Adapun, upaya yang dilakukan
pengurus itu misalnya saja
a. Melakukan inovasi-inovasi dan membuat rencana produk baru
Pengurus melakukan inovasi ini dengan melihat apa yang dibutuhkan
para karyawan saat itu. Misalnya pengembangan unit-unit koperasi yang
sebenarnya tergolong baru. Misalnya saja dengan TPK (Tabungan Purna
Kaya), tabungan ini merupakan simpanan yang dipersiapkan untuk
karyawan apabila pensiun, PDK(Tabungan Pendidikan) merupakan unit
usaha yang dikembangkan mengingat biaya pendidikan untuk anak yang
sekarang mulai melambung tinggi sehingga apabila anggota koperadsi
memiliki tabungan/ simpanan ini dapat mempersiapkan pendidikan anak
dengan sebaik mungkin. Tanpa harus kebingungan mencari uang ketika
masa-masa masuk sekolah tiba. Selain itu, pengembangan di bidang
usaha lain seperti kenaikan plafon pinjaman untuk USP, memperpanjang
angsuran, sedangkan dari unit toko paling penambahan unit barang.
Pernyataan tersebut sesuai dengan wawancara yang dilakukan kepada
karyawan koperasi bernama Nur Ikhsanuddin pada tanggal 13 Maret
2013 sebagai berikut:
Kalau dari unit-unit itu, kalau tahun 2007-2011 itu ada
kenaikan plafon pinjaman, dari mulai Rp 30.000.000,00
maximal terus menjadi sekitar Rp 40.000.000,00. Jadi, dana
yang ada dalam koperasi banyak terserap dan dinikmati
anggota. Kemudian, angsuran diperpanjang dari yang tadinya
36x menjadi 48 x. Kalau dari unit toko paling penambahan unit
barang. Dulu paling stocknya cuma sekitar Rp 10.000.000,00-
Rp 12.000.000,00 sekarang Rp 17.000.000,00 - Rp
18.000.000,00.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

b. Mengedepankan kepercayaan anggota,


Apapun program kerja yang ingin dilakukan oleh pengurus selalu
meminta beberapa pertimbangan dan keterlibatan baik oleh seluruh
anggota atau perwakilan dari para anggota koperasi. Karena, selalu
mengadakan sosialisasi bidang usaha atau penjelasan mengenai apa yang
terjadi dalam koperasi itu sendiri dengan rapat-rapat selain dengan RAT.
Hal ini, sesuai dengan petikan wawancara yang diungkapkan oleh salah
satu anggota benama Bapak Eko Supriyanto :
Ada melalui RAT, pengumuman di tempel, pernah ada juga
rapat anggota khusus ini biasanya diambil perwakilan dari
masing-masing unit/ departemen. Perwakilan ini, kemudian
mengusulkan kegiatan-kegiatan.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 25, tanggal 8
Maret 2013)
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu informan bernama Bp
Satriyo Siagawan sebagai berikut:
Sosialisasinya ya dalam bentuk kalau itu tidak membutuhkan
persetujuan anggota maka biasanya membuat pengumuman
yang ditempelkan pada tempat yang telah disediakan
perusahaan. Sehingga nanti anggota bisa membacanya.
Sedangkan, apabila memerlukan persetujuan anggota biasanya
diadakan pada saat RAT. Selama ini baru itu mbak.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 22, tanggal 8
Maret 2013)
c. Adanya kebijakan perusahaan untuk bermitra dengan KOKARINDO ini.
Beberapa upaya di atas tentu tidak ada artinya, apabila perusahaan tempat
di mana koperasi ini bernaung tidak memberikan dukungan yang baik
terhadap koperasi ini. Perusahaan memberikan dukungan dengan maksud
agar menambah sedikit pundi-pundi penghasilan koperasi. Karena di sini,
perusahaan meminta agar koperasi bisa menjualkan barang-barang bekas
perusahaan. Hal ini, sesuai dengan petikan wawancara yang diungkapkan
oleh salah satu pengurus benama Bapak Murti Wiyanto (Informan III):
Kalo toko melengkapi kebutuhan anggota, kerjasama dengan
perusahaan untuk menjualkan barang-barang bekas
perusahaan.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 3, tanggal 4
Maret 2013) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Dalam melakukan upaya-upaya dalam pengembangan berbagai


bidang usaha KOKARINDO ini, tidak ada survey yang dilakukan oleh
pengurus untuk mengembangkan berbagai bidang usahanya tersebut.
Menurut pengakuan dari beberapa pengurus, pengurus hanya melakukan
RAT ataupun dengan membaca keadaan yang sedang menjadi fenomena
yang dialami anggota, kemudian pada saat diadakannya RAT
didiskusikan untuk menyelesaikan beberapa usulan yang ada. Dan
kemudian diambillah kebijakan yang sesuai untuk menaggapi hal
tersebut. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara yang dilakukan
dengan salah satu karyawan koperasi pada tanggal 13 Maret 2013, yaitu
sebagai berikut:
Survey ketoke enggak, mungkin menerima masukan saat RAT.
Surveynya tidak terbuka mbak, melihat kondisi anggota, dan
pengurus mengambil tindakan seperti apa gitu mbak.

Kemudian, setelah ada persetujuan yang dilakukan pada saat


RAT ini, diadakanlah cara untuk mengontrol berbagai bidang usaha
Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) ini agar sesuai
dengan pedoman pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
pengontrolan ini dilakukan oleh badan pengawas yang beranggotakan 3
orang. Pengontrolan yang dilakukan oleh badan pengawas ini mencakup
beberapa hal. Pengontrolan pertama adalah badan pengawas melakukan
evaluasi kerja. Hal ini, dilakukan secara rutin agar apabila terjadi sedikit
ketidak beresan mampu mencari solusi yang tepat sehingga masih dalam
track yang benar. Kedua, adanya pengecekan posisi kas tunai dari
masing-masing unit yang disinkronkan dengan bukti penerimaan dan
pengeluaran kas. Jadi, intinya pada keadaan ini badan pengawas
mengawasi jalannya koperasi baik secara administrasi maupun kejadian
yang ada di lapangan. Ketiga, untuk setiap bidang usaha biasanya
dilakukan stock opname per unit bidang usaha dan pada akhir periode
dilakukan closing journal yang dilakukan oleh para pengurus. Hal ini
commit
dilakukan karena terdapat to user
beberapa bidang usaha di KOKARINDO ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

sehingga perlu adanya ketaatan administrasi yang dilakukan per bidang


usaha. Hal ini dilakukan rutin setiap tanggal 15 dan akhir bulan untuk
clossing journal. Selain itu, unit toko juga melakukan stock opname
pada akhir bulan yang diawasi oleh badan pengawas. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Nur Ikhsanuddin sebagai berikut:
Setiap bulan ada pemeriksaan dari badan pengawas. Badan
pengawas ada 3 orang dan semua unit diperiksa. Terus setiap
tanggal 15 ada stock opname unit, dan pada saat akhir bulan
ada closing journal. Setiap akhir bulan, toko juga melakukan
stock opname.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 4, tanggal 13
Maret 2013)

Beberapa upaya yang dilakukan pengurus untuk mengembangkan bidang


usaha koperasi serta adanya beberapa cara untuk mengontrol berbagai bidang
usaha Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) ini agar
sesuai dengan pedoman pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Maka, koperasi ini selalu berada dalam kondisi yang benar dan tiada
penyimpangan. Mereka selalu melakukan program kerja yang disesuaikan
dengan sosialisasi yang dilakukan sebelumnya. Sehingga, koperasi ini masih
terus jaya dari tahun ke tahun. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara
dengan anggota koperasi bernama Bapak Nyoto Mulyono berikut:
Program yang disosialisasikan sudah konsisten antara
sosialisasi dengan implementasinya.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 18, tanggal 7
Maret 2013)

8) Kinerja Keuangan Bidang Usaha Koperasi Karyawan PT. Indo


Acidatama (KOKARINDO)
Kinerja keuangan diartikan oleh Suad Husnan (2005) adalah, “Gambaran
tentang setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan pada
periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan secara efisien dan efektif”. Dalam hal ini, kinerja keuangan
berbagai bidang usaha Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO) yang merupakan koperasi
commit to userserba usaha memiliki kinerja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

cukup baik. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan Ketua Koperasi pada tanggal 1 Maret 2013 berikut ini:
“Positif dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan yang signifikan”

Selain itu, kinerja keuangan yang ada di Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama (KOKARINDO) ini juga tidak ada masalah yang berarti. Jika,
koperasi-koperasi pada umumnya mengalami “kredit macet” karena
terkadang anggota koperasinya hanya mau meminjam dan selalu alasan saja
ketika tiba saat pengembaliannya. Koperasi ini, tidak mengalami kesulitan
yang seperti ini. Hal ini, dikarenakan oleh adanya kebijakan sistem potong
gaji untuk setiap karyawan yang bergabung dalam KOKARINDO ini sendiri,
Hal ini sesuai dengan petikan wawancara yang dilakukan dengan wawancara
yang dilakukan peneliti dengan Sekretaris Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama berikut ini:
“Lancar, tidak ada kredit macet. Karena kan adanya sistem potong
gaji itu, mbak.”
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 2, tanggal 1 Maret
2013)

Adapun dengan melihat dan mempelajari data beberapa tahun laporan


keuangan dari koperasi ini, maka kita akan dapat mengetahui kinerja
keuangan dari koperasi ini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
membandingkan antara laporan keuangan satu koperasi dalam periode yang
berbeda. Dengan menggunakan teknik analisis rasio, maka peneliti dan
pembaca akan mampu mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu baik dalam
neraca ataupun dalam laporan laba rugi yang akan diuraikan menurut
kesesuaian bidang usaha dengan analisis yang digunakan. Adapun hal-hal
yang akan dianalisis oleh peneliti dalam koperasi ini adalah:
a. Rasio Likuiditas
1) Current Ratio

Current Ratio = x 100%

commit to user
Gambar 4.3 Rumus Current Ratio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

a) Unit Simpan Pinjam


Tabel 4.3 Current Ratio Bidang Usaha Simpan Pinjam KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


Aktiva 1.254.859. 1.580.644.2 1.740.324.5 1.805.381.6 1.728.892.2
Lancar 545 96 40 65 47

Hutang 40.275.23 71.203.377 51.899.933 51.922.708 65.567.349


Lancar 6
Curren 3116% 221990% 335323% 347706% 263682%
t Ratio
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Perhitungan current ratio yang telah dilakukan oleh
peneliti menunjukkan bahwa untuk tahun 2007 sebesar 3116%
yang artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin dengan
Rp 31,16 dari aktiva lancar. Tahun 2008 current ratio sebesar
221990% atau yang artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar
dijamin dengan Rp 2219,90 dari aktiva lancar. Tahun 2009
angka current ratio yang dihasilkan adalah sebesar 347706%
yang artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin dengan
Rp 3477,06 dari aktiva lancar. Pada tahun 2010 current ratio
terlihat sebesar 347706% yang artinya setiap Rp 1,00 dari
hutang lancar dijamin dengan Rp 3477,06 dari aktiva lancar.
Sedangkan pada tahun 2011 sebesar 263682% yang artinya
setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin dengan Rp 2636,82
dari aktiva lancar.
Dengan demikian, menunjukkan bahwa Koperasi
Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) antara tahun
2007-2011 berada dalam keadaan yang kurang. Karena current
ratio yang dihasilkan setiap tahunnya berada di atas 275%.
Pada tahun 2007 current ratio yang dihasilkan adalah sebesar
3116%. Pada tahun 2008 current ratio yang dihasilkan sebesar
221990% atau mengalami kenaikan sebesar 218874%. Dengan
commit
melihat laporan to user
keuangan yang ada, maka di tahun tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

hal-hal yang menyebabkan koperasi ini mengalami kenaikan


current ratio adalah naiknya kas sebesar, 152% yang juga
berpengaruh terhadap naiknya deposito sebesar 1446%, dan
naiknya piutang anggota sebesar 7%.
Pada tahun 2009 current ratio yang dihasilkan sebesar
335323% atau mengalami kenaikan sebesar 113333% dari
tahun sebelumnya. Adanya kenaikan ini disebabkan oleh,
adanya kenaikan hutang lancar sebesar 77% ini, sebenarnya
dipengaruhi oleh adanya kenaikan dana–dana SHU sebesar
15% dan kenaikan Hutang TPK sebesar 92%. Selanjutnya,
dengan membandingkan laporan keungan tahun 2008-2009,
koperasi ini mengalami kenaikan sebesar 113333%. Hal ini
disebabkan oleh kenaikan pos bank sebesar 23%, kemudian
timbulnya alokasi bank untuk bingkisan lebaran sebesar Rp
20.915.626,00. Selain itu, kenaikan rasio tersebut juga
dipengaruhi oleh kenaikan piutang anggota sebesar 12%,
piutang dana pendidikan sebesar 426%. Dan, pada tahun 2009
juga timbul piutang-piutang baru seperti piutang arisan X
(genap) sebesar Rp 240.000,00 dan piutang arisan XI (ganjil)
Rp 57.020.102,00, dan piutang SHU arisan XI Rp
2.280.804,00. Dan hal ini tentunya menyebabkan penambahan
aktiva lancar koperasi ini sebesar 10% atau sebesar Rp
325.784.751,00. Apabila kita melihat dari sisi hutang lancar,
maka dapat terlihat bahwa sebenarnya hutang lancar di
koperasi ini mengalami penurunan sebesar 27% dari tahun
sebelumnya. Namun, untuk beberapa pos di koperasi ini timbul
pos-pos baru seperti Hutang PT. SM sebesar Rp 2.908.555,00,
dan hutang anggota keluar sebesar Rp 1.139.913,00. Selain itu,
koperasi ini juga mengalami kenaikan pada sisi passiva nya,
yaitu dalam pos dana-dana SHU naik sebesar 21% dan hutang
commit50%.
toko hampir sebesar to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

Pada tahun 2010 current ratio yang dihasilkan


mengalami kenaikan sebesar 12383% menjadi 347706%.
Apabila membandingkan laporan keuangan unit simpan pinjam
pada tahun 2009-2010, maka kita dapat melihat bahwa current
ratio yang dihasilkan mengalami kenaikan sebesar 12383%.
Adapun penyebab kenaikannya adalah naiknya kas sebesar
109%, kenaikan deposito sebesar Rp 393.000.000,00 yang di
tahun sebelumnya tidak melakukan deposito. Selain itu, juga
kenaikan current ratio ini disebabkan oleh adanya kenaikan
piutang anggota sebesar 2%, dan timbulnya pos aktiva lancar
baru yakni piutang kasir sebesar Rp 5.298.142,00 serta
kenaikan pada sisi hutang lancar, yaitu pada pos Dana-Dana
SHU sebesar 25%.
Pada tahun 2011 current ratio yang dihasilkan menjadi
sebesar 263682%. Apabila kita memperbandingkan dengan
keadaan tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010 maka kita akan
melihat bahwa sebenarnya koperasi ini mengalami penurunan
current ratio sebesar 84024%. Penyebab turunnya current
ratio dari koperasi ini adalah karena kas yang berkurang
sebesar 99% dan penurunan deposito sebesar 81%.
Adapun grafik dari perkembangan current ratio di
koperasi ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Current Ratio
400000%
335323%347706%
300000% 263682%
221990%
200000%

100000%
3116%
0% commit to user
2007 2008 2009 2010 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

Gambar 4.4 Grafik Current Ratio Bidang Usaha Simpan


Pinjam KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Setelah melihat grafik Current Ratio Bidang Usaha


Simpan Pinjam KOKARINDO, dapat ditarik kesimpulan
bahwa bidang usaha ini mengalami kenaikan terus menerus
dari tahun ke tahun. Hanya pada tahun 2011 saja koperasi ini
mengalami penurunan. Dengan demikian, berdasarkan SK
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No.
129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam keadaan yang kurang.
Hal ini disebabkan oleh angka yang dihasilkan masih tinggi
yaitu 275%. Tingginya hasil angka rasio tersebut, berarti
bahwa bidang usaha ini kurang dapat mendistribusikan
uangnya dalam bentuk pinjaman kepada anggotanya. Namun
sebenarnya, koperasi ini tidak mengalami masalah menyangkut
pengembalian dana ataupun kekayaan yang ada karena
sebenarnya koperasi ini memiliki aktiva lancar yang sangat
memadai untuk menjamin jumlah hutang lancar yang dimiliki.
b) Unit Toko
Tabel 4.4 Current Ratio Bidang Usaha Toko KOKARINDO

Ket. 2007 2008 2009 2010 2011


Aktiva 39.532.763 49.479.224 44.762.096 40.587.178 41.823.792
Lancar
Hutang 6.223.690 10.622.950 1.745.980 1.484.793 2.378.500
Lancar
Current
Ratio 635% 466% 2564% 2734% 1758%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Perhitungan current ratio Unit Toko di atas
menunjukkan current ratio untuk tahun 2007 sebesar 635%
yang artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin dengan
Rp 6,35 dari aktiva lancar. Tahun 2008 sebesar 466% yang
commit to user
artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin dengan Rp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

4,66 dari aktiva lancar. Tahun 2009 sebesar 2564% yang


artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin dengan Rp
25,54 dari aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2010 sebesar
2734% artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin
dengan Rp 27,34 dari aktiva lancar. Terakhir, pada tahun 2011
current ratio yang dihasilkan adalah sebesar 1758% yang
artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin dengan Rp
17,58 dari aktiva lancar.
Secara umum, bidang usaha ini antara tahun 2007-2011
berada dalam keadaan yang kurang. Karena current ratio yang
dihasilkan setiap tahunnya berada di atas 275%. Pada tahun
2007 current ratio yang dihasilkan adalah sebesar 635%. Pada
tahun 2008 current ratio yang dihasilkan sebesar 466% atau
mengalami penurunan sebesar 169%. Dengan melihat laporan
keuangan yang ada, maka di tahun tersebut hal-hal yang
menyebabkan koperasi ini mengalami kenaikan current ratio
adalah naiknya aktiva lancar sebesar 25%. Adapun hal-hal
yang menyebabkan kenaikan aktiva lancar ini adalah naiknya
pos-pos dalam unit ini seperti, piutang anggota sebesar 36%,
piutang kantin sebesar 57%, kemudian persediaan barang naik
sebesar 116% serta munculnya pos baru bernama piutang USP
sebesar Rp 4.322.950,00. Sedangkan hutang lancar di unit ini
naik sebesar 71% dari tahun 2007.
Pada tahun 2009 current ratio yang dihasilkan sebesar
2564%. Apabila dibandingkan dengan current ratio pada tahun
sebelumnya, maka tahun 2009 ini mengalami kenaikan current
ratio sebesar 2098%. Adapun penyebab naiknya current ratio
pada tahun 2009 ini adalah naiknya kas sebesar 25% atau
dengan kata lain penjualan tunai mengalami kenaikan, piutang
kantin sebesar 13%, piutang USP naik sebesar hampir 50%.
Namun untuk commit to user turun sebesar 84% dari tahun
hutang lancarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

sebelumnya atau dengan kata lain perputaran persediaan ini


tetap terjaga. Pada tahun 2010 current ratio yang dihasilkan
sebesar 2734% atau mengalami kenaikan sebesar 170% dari
tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan
pos - pos dalam aktiva lancar seperti kenaikan piutang anggota
sebesar 1%, kenaikan piutang kantin sebesar 39% dan
kenaikan persediaan barang sebesa 13%.
Pada tahun 2011 current ratio yang dihasilkan sebesar
1758%. Pada tahun tersebut current ratio yang dihasilkan
mengalami penurunan sebesar 975%. Penurunan ini
disebabkan karena kenaikan beberapa pos seperti: kenaikan
kas sebesar 43%, kenaikan persediaan barang sebesar 6% dan
adanya penurunan piutang USP sebesar 31%. Selain itu,
penurunan prosentase current ratio juga disebabkan oleh
adanya kenaikan hutang lancar sebesar 60%.
Adapun grafik dari perkembangan current ratio di
koperasi ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Current Ratio
3000% 2734%
2564%
2500%

2000% 1758%

1500%

1000%
635%
466%
500%

0%
2007
1 22008 32009 2010
4 2011
5

Gambar 4.5 Grafik Current Ratio Bidang Usaha Unit Toko


KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Dengan melihat grafik Current Ratio Bidang Usaha
commit to user
Toko KOKARINDO, dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

ini mengalami mengalami kenaikan dan penurunan yang


berbeda dari tahun ke tahun. Apabila dilihat dengan kriteria
yang ditetapkan oleh SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam
keadaan yang kurang. Karena current ratio bidang usaha ini
dalam keadaan over atau di atas 275%. Bukan karena bidang
usaha tidak mampu menjamin hutang lancar yang dilakukan
oleh anggotanya nantinya karena sebenarnya koperasi ini
memiliki aktiva lancar yang sangat memadai untuk menjamin
jumlah hutang lancar yang dimiliki Koperasi Karyawan PT.
Indo Acidatama ini sendiri. Tetapi, karena pada bidang usaha
ini kebanyakan pembelian dilakukan secara tunai sehingga
aktiva lancarnya kurang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
c) Unit Tabungan Purna Karya
Tabel 4.5 Current Ratio Bidang Usaha Unit Tabungan Purna
Karya KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


Aktiva 966.521 1.387.601.3 1.976.180.3 2.406.956.7 3.214.953.3
Lancar .554 29 94 58 33
Hutang 852.455 1.239.520.4 1.736.090.4 2.081.694.3 2.785.547.4
Lancar .413 05 94 20 60
Current
Ratio 113% 112% 114% 116% 115%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Perhitungan current ratio di atas menunjukkan bahwa
Unit Tabungan Purna Karya tersebut untuk tahun 2007 sebesar
113% yang artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin
dengan Rp 1,13 dari aktiva lancar. Untuk tahun 2008 sebesar
112% yang artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin
dengan Rp 1,12 dari aktiva lancar. Tahun 2009 sebesar 114%
yang artinya setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin dengan
Rp 1,14 dari commit to user Pada tahun 2010 current ratio
aktiva lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

terlihat sebesar 116% yang artinya setiap Rp 1,00 dari hutang


lancar dijamin dengan Rp 1,16 dari aktiva lancar. Sedangkan
pada tahun 2011 sebesar 115% yang artinya setiap Rp 1,00
dari hutang lancar dijamin dengan Rp 1,15 dari aktiva lancar.
Secara umum, koperasi ini berada dalam kondisi yang
kurang stabil. Pada tahun 2007 current ratio yang dihasilkan
sebesar 113%. Pada tahun 2008 current ratio 112%.
Penurunan prosentase current ratio sebesar 1% tersebut
disebabkan oleh turunnya kas sebesar 100% dari tahun
sebelumnya, disusul penurunan pada pos bank sebesar 55%,
penurunan deposito sebesar 38% dan adanya kenaikan hutang
lancar sebesar 45% dari tahun sebelumnya (2007). Pada tahun
2009 current ratio yang dihasilkan sebesar 114%. Prosentase
ini naik sebesar 2% dari tahun 2008. Adapun penyebab
naiknya current ratio ini adalah adanya kas sebesar 100% dari
tahun 2008, kenaikan piutang anggota sebesar 37%, timbulnya
piutang anggota A-11 sebesar Rp 126.880.000,00 atau naik
sebesar 100%, yang menyebabkan kenaikan jumlah aktiva
lancar sebesar 42% serta kenaikan setoran USP sebesar 39%.
Kemudian pada tahun 2010 current ratio yang dihasilkan oleh
bidang usaha ini adalah sebesar 116%. Prosentase ini naik
sebesar 2% dari tahun 2009. Penyebab adanya kenaikan
current ratio ini adalah kenaikan kas sebesar 45025% dari
ntahun 2009, timbulnya kembali deposito sebesar Rp
125.000.000,00 atau naik sebesar 100% dari tahun 2009,
adanya kenaikan piutang anggota sebesar 22%. Beberapa
kenaikan aktiva lancar ini, tentunya juga menyumbang
penambahan jumlah aktiva lancar ini yakni kenaikan pada
aktiva lancar ini tentunya sebesar 22%. Selain itu, pada tahun
ini juga terdapat kenaikan pada setoran TPK sebesar 21% yang
commit
merupakan bagian daritohutang
user lancar bidang usaha ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

Pada tahun 2011 current ratio yang dihasilkan oleh


bidang usaha ini adalah 115%. Pada tahun 2011 ini bidang
usaha ini mengalami penurunan current ratio sebesar 1%.
Adapun penyebab turunnya current ratio ini adalah adanya
penurunan dari kas sebesar hampir 100% dari tahun
sebelumnya,penurunan deposito sebesar 61%.
Dengan melihat kecenderungan-kecenderungan tersebut,
maka segala bentuk kenaikan dan penurunan current ratio
pada bidang usaha Tabungan Purna Karya ini, dapat
diilustrasikan sebagai berikut:

Current Ratio
116% 116%
115%

115%
114%
114%
113%
113%
112%
112%

111%

110%
2007 1 2008
2 2009
3 42010 2011
5

Gambar 4.6 Grafik Current Ratio Bidang Usaha Tabungan


Purna Karya KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Dengan melihat grafik perkembangan current ratio pada
bidang usaha TPK tersebut. Terlihat bahwa bidang usaha ini
menghasilkan ratio di atas 100%, yang artinya sebenarnya
bidang usaha ini mampu menjamin hutang lancar yang ada
pada bidang usaha ini dengan baik. Pada grafik bidang usaha
ini, keadaan current ratio di bidang usaha TPK koperasi ini
cukup stabil. Karena di sini walaupun ada kenaikan atau
commit
penurunan, tapi tidak tobegitu
user mencolok sehingga keadaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

masih dapat ditolerir. Namun, jumlah angka rasio yang terlalu


tinggi apabila melihat dari SK Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menegah No. 129/ Kep/ M/ XI/2002 koperasi
dalam keadaan yang kurang. Hal ini disebabkan karena angka
rasionya berada pada batas yang ditetapkan yakni apabila pada
angka rasio kurang dari 125% maka klasifikasi koperasi ini
dikatakan kurang.
d) Unit Tabungan Pendidikan
Tabel 4.6 Current Ratio Bidang Usaha Unit Tabungan
Pendidikan KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


Aktiva 78.154.250 239.103.864 395.590.605 468.902.390 574.643.235
Lancar
Hutang
Lancar 0 8.288.000 1.618.393 0 155.936
Current
Ratio 0 2885% 24443% 0 368512%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Perhitungan current ratio bidang usaha tabungan
pendidikan di atas menunjukkan bahwa tahun 2007 sebesar 0
% yang artinya pada tahun ini tidak ada hutang lancar yang
dijamin dengan aktiva lancar. Hal ini, dapat kita lihat karena
besarnya hutang lancar adalah sebesar Rp 0,00. Untuk tahun
2008 sebesar 2885% yang artinya setiap Rp 1,00 dari hutang
lancar dijamin dengan Rp 28,85 dari aktiva lancar. Untuk
tahun 2009 sebesar 24443% yang artinya setiap Rp 1,00 dari
hutang lancar dijamin dengan Rp 244,43dari aktiva lancar.
Sedangkan pada tahun 2010 sebesar 0% yang artinya pada
tahun ini tidak ada hutang lancar yang dijamin dengan aktiva
lancar. Hal ini, dapat kita lihat karena besarnya hutang lancar
adalah sebesar Rp 0,00. Sedangkan pada tahun 2011 current
ratio yang dihasilkan sebesar 368512% yang artinya adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

setiap Rp 1,00 dari hutang lancar dijamin dengan Rp


3685,12dari aktiva lancar.
Secara umum, current ratio unit tabungan pendidikan ini
dalam keadaan yang kurang. Hal ini dapat dilihat dari tabel
perhitungan yang telah dibuat sebelumnya. Pada perhitungan
current ratio tersebut terlihat bahwa pada tahun 2007 current
ratio yang dihasilkan oleh bidang usaha tabungan pendidikan
ini sebesar 0%. Pada tahun 2008, current ratio pada bidang
usaha ini naik sebesar 100%. Adapun penyebab kenaikan yang
sangat signifikan ini, disebabkan oleh adanya kenaikan pos
dalam aktiva lancar yaitu deposito sebesar 50%, piutang
anggota sebesar 640% yang menyebabkan kenaikan jumlah
aktiva lancar sebesar 206% dan kenaikan hutang lancar sebesar
Rp 8.228.000,00.
Pada tahun 2009, current ratio yang dihasilkan oleh
bidang usaha unit tabungan pendidikan ini adalah sebesar
24443%. Adapun penyebab kenaikan current ratio ini adalah
bank 4872%, yang menyebabkan kenaikan jumlah aktiva
lancar pada tahun ini sebesar 65%. Namun, jumlah hutang
lancar yang dijamin malah menurun yakni menjadi hanya
sebesar Rp 1.618.393,00.
Pada tahun 2010, current ratio unit tabungan pendidikan
mengalami penurunan sebesar 100%. Jadi, pada tahun ini,
current ratio unit tabungan pendidikan ini hanya sebesar 0%.
Adapun penyebab terjadinya hal ini adalah tidak adanya
hutang lancar yang dijamin oleh bidnag usaha ini pada tahun
ini, sehingga current ratio unit tabungan pendidikan ini
menjadi tidak ada atau sebesar 0%. Pada tahun 2011, current
ratio unit tabungan pendidikan ini adalah sebesar 368512%.
Pada tahun 2011 ini, current ratio unit tabungan pendidikan ini
commit
naik sebesar 100% to tahun
dari user 2010. Kenaikan ini, disebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

oleh kenaikan pada pos bank sebesar 1315%, kenaikan piutang


anggota sebesar 37%, yang menimbulkan kenaikan pula pada
aktiva lancar yaitu sebesar 23% dari tahun sebelumnya. Selain
itu, kenaikan ini juga disebabkan oleh timbulnya hutang lancar
yang dijamin oleh bidang usaha unit tabungan pendidikan ini,
sebesar Rp 155.936,00. Dengan menguraikan berbeagai
analisis tersebut, maka dapat kita gambarkan keadaan bidang
usaha ini adalah sebagai berikut:

Current Ratio
400000% 368512%
350000%
300000%
250000%
200000%
150000%
100000%
50000% 24443%
0% 2885% 0%
0%
1 2 3 4 5
2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 4.7 Grafik Current Ratio Bidang Usaha Tabungan
Pendidikan KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Dengan melihat grafik Current Ratio Bidang Usaha Unit
Tabungan Pendidikan KOKARINDO, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada bidang usaha koperasi ini mengalami
fluktuasi yang berbeda dari tahun ke tahun. Hal ini dapat kita
lihat dari kenaikan antara tahun 2007 ke 2008 bidang usaha ini
mengalami kenaikan sebesar 100%. Pada tahun 2008-2009
mengalami kenaikan sebesar 21558%, sedangkan pada tahun
2009-2010 mengalami penurunan sebesar 24443%, karena
pada tahun 2010 ini current ratio yang dihasilkan koperasi ini
sebesar 0%. Sedangkan, pada tahun 2010-2011 mengalami
commit to user
kenaikan sebesar 368512%. Namun, walaupun kita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

membandingkan dengan ketentuan SK Menteri Negara


Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002
koperasi dalam keadaan yang kurang. Hal ini disebabkan
karena angka rasionya berada di atas 275% dan bahkan
terdapat current ratio yang hasilnya 0. Tetapi sebenarnya
bidang usaha ini masih mampu untuk menjamin segala bentuk
hutang lancar yang ada.
2) Assets Turn Over

Assets Turn Over = x 1 kali

Gambar 4.8 Rumus Assets Turn Over


a) Unit Toko
Tabel 4.7 Assets Turn Over Bidang Usaha Unit Toko
KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


Volume 333.764.61 422.541.89 394.800.94 393.779.95 451.588.40
Usaha 9 0 4 0 0
Aktiva 39.727.763 49.479.224 44.762.096 40.587.178 41.823.792
Aset
Turn
Over 8,4 kali 8,5 kali 8,8 kali 9,7 kali 10,8 kali
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan Bidang Usaha Unit Toko
KOKARINDO menunjukkan bahwa pada tahun 2007 rasio
sebesar 8,4 kali yang berarti bahwa setiap 8,4 kali perputaran
aktiva setahun dapat menghasilkan volume usaha (pendapatan)
Rp1,00. Pada tahun 2008 angka rasio meningkat menjadi 8,5
kali, yang artinya setiap 8,5 kali perputaran aktiva setahun
dapat menghasilkan volume usaha (penjualan) Rp1,00. Pada
tahun 2009, rasio yang dihasilkan meningkat menjadi sebesar
8, 8 kali yang berarti bahwa setiap 8, 8 kali perputaran aktiva
setahun dapat menghasilkan
commit to uservolume usaha (penjualan) Rp1,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

Pada tahun 2010 angka rasio meningkat sebesar menjadi 9,7


kali, yang artinya setiap 9,7 kali perputaran aktiva setahun
dapat menghasilkan volume usaha (penjualan) Rp1,00. Pada
tahun 2011 angka rasio meningkat menjadi 10,8 kali, yang
artinya setiap 10,8 kali perputaran aktiva setahun dapat
menghasilkan volume usaha (penjualan) Rp1,00.
Peningkatan rasio dari tahun 2007 ke 2008, dimana rasio
menjadi sebesar 8,5 kali, diakibatkan karena adanya kenaikan
volume usaha (penjualan) sebesar Rp 88.777.271,00 dan
kenaikan aktiva sebesar Rp 9.751.461,00. Sedangkan tahun
2008 ke 2009 terjadi peningkatan menjadi 8,8 kali. Namun,
adanya peningkatan prosentase assets turn over ini tidak
selamanya disebabkan oleh kenaikan jumlah penjualan dan
aktiva. Tapi, pada tahn ini kenaikan tersebut dipengaruhi oleh
penurunan volume usaha (penjualan) sebesar Rp
27.740.946,00 dan penurunan aktiva sebesar Rp 4.717.128,00.
Pada tahun 2009 ke 2010 rasio yang dihasilkan meningkat
menjadi 9,7 kali. Adapun penyebabnya adalah penurunan
volume usaha (penjualan) sebesar Rp 1.020.994,00 dan
penurunan aktiva sebesar Rp 4.174.918,00. Dan pada tahun
2010 ke 2011 rasio yang dihasilkan mengalami kenaikan, rasio
pada tahun ini menjadi 10,8 kali. Penyebabnya adalah
kenaikan volume usaha (penjualan) sebesar Rp 57.808.450,00
dan kenaikan aktiva sebesar Rp 1.236.614,00.
Dengan melihat gambaran rasio tersebut, maka Assets
Turn Over Bidang Usaha Unit Toko KOKARINDO dapat
digambarkan sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

Aset Turn Over


12
10
8
6
4
2
0
20071 2008
2 2009
3 20104 2011 5

Gambar 4.9 Grafik Assets Turn Over bidang usaha Unit Toko

Berdasarkan grafik Assets Turn Over Bidang Usaha


Unit Toko KOKARINDO tersebut bisa kita lihat, sebenarnya
bidang usaha koperasi ini dalam keadaan yang stabil. Bahkan,
terlihat ada peningkatan yang terjadi dari tahun ke tahun.
Namun demikian, SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam
keadaan yang sangat baik. Hal ini disebabkan karena angka
rasionya berada lebih dari 3,5 kali.
b. Rasio Solvabilitas
1) Total Assets to Total Debt Ratio

Total Assets to Total Debt Ratio = x100%

Gambar 4.10 Rumus Total Assets to Total Debt Ratio

a) Unit Simpan Pinjam


Tabel 4.8 Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha Unit
Simpan Pinjam KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


Tot. 1.270.888.7 1.580.644.2 1.746.441.2 1.814.081.9 2.011.657.2
Aktiva 93 96 30 34 93
Tot. 40.275.236 71.203.377 51.899.933 51.922.708 65.567.349
Hutang commit to user
TATDR 3156% 2220% 3365% 3494% 3068%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)


Dari perhitungan Total Assets to Total Debt Ratio
Bidang Usaha Unit Simpan Pinjam KOKARINDO tersebut
menunjukkan bahwa Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO) tahun 2007-2008 mengalami penurunan
menjadi 2220%. Hal ini disebabkan oleh naiknya jumlah
aktiva bidang usaha ini sebesar Rp 309.755.503,00 dan
kenaikan jumlah hutang sebesar Rp 30.928.141,00. Pada tahun
2008-2009 juga mengalami kenaikan menjadi sebesar 3365%.
Adapun kenaikan ini dipicu oleh adanya kenaikan jumlah
aktiva bidang usaha simpan pinjam ini sebesar Rp
165.796.934,00 dan penurunan hutang yang dijamin bidang
usaha ini sebesar Rp 19.303.444,00. Sedangkan pada tahun
2009-2010 mengalami kenaikan menjadi sebesar 3365%. Hal
ini dipicu oleh adanya kenaikan total aktiva pada tahun ini
sebesar Rp 67.640.704,00 dan kenaikan jumlah hutang sebesar
Rp 22.775,00. Namun, pada tahun 2010-2011 mengalami
penurunan, menjadi 3068%. Terjadinya penurunan prosentase
Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha Unit Simpan
Pinjam KOKARINDO ini disebabkan oleh adanya
kenaikanyang signifikan jumlah aktiva menjadi sebesar Rp
2.011.657.293,00 serta kenaikan jumlah hutang yang
ditanggung bidang usaha ini sebesar Rp 13.644.641,00.
Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha Unit
Simpan Pinjam KOKARINDO untuk tahun 2007 sebesar
3156% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang
usaha unit simpan pinjam ini dijamin dengan Rp 31,56 dari
seluruh aktiva . Untuk tahun 2008 sebesar 2220% yang artinya
setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit simpan
pinjam ini dijamin dengan Rp 22,20 dari seluruh aktiva bidang
commitpinjam
usaha unit simpan to user ini. Untuk tahun 2009 sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

3365% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang


usaha unit simpan pinjam ini dijamin dengan Rp 33,65 dari
aktiva lancar. Pada tahun 2010 total assets to total debt ratio
terlihat sebesar 3494% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh
hutang bidang usaha unit simpan pinjam ini dijamin dengan Rp
34,94 dari seluruh aktiva bidang usaha unit simpan pinjam ini.
Sedangkan pada tahun 2011 sebesar 3068% yang artinya setiap
Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit simpan pinjam
ini dijamin dengan Rp 30,68 dari seluruh aktiva bidang usaha
unit simpan pinjam ini.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka total assets
to total debt ratio Bidang Usaha Unit simpan pinjam
KOKARINDO dapat digambarkan sebagai berikut:

Tot. Assets to Tot. Debt Ratio


4000%
3500%
3000%
2500%
2000%
1500%
1000%
500%
0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5

Gambar 4.11 Grafik Total Assets to Total Debt Ratio Bidang


Usaha Unit Simpan Pinjam
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik total assets to total debt ratio bidang


usaha unit simpan pinjam tersebut bisa kita lihat, sebenarnya
bidang usaha koperasi ini dalam keadaan yang cukup stabil.
Hal ini, terlihat dari adanya peningkatan dan penurunan yang
commit to
tidak terlalu mencolok userterjadi dari tahun ke tahun. Namun
yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

86

demikian, SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil


Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam keadaan
yang kurang. Hal ini disebabkan karena angka rasionya berada
di atas 130%. Walaupun sebenarnya, bidang usaha ini
menunjukkan kinerja yang sangat bagus. Hal ini,
mengindikasikan bahwa sebenarnya setiap Rp 1,00 kewajiban
dijamin dengan minimal Rp 22,20 harta bidang usaha ini,
sehingga kreditur lebih aman dalam memberikan pinjaman
kepada koperasi karena terjamin pengembaliannya.
b) Unit Toko
Tabel 4.9 Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha Unit
Toko KOKARINDO
Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011
39.727.76 49.479.22 44.762.09 40.587.17 41.823.79
Tot. Aktiva 3 4 6 8 2
6.223.690 10.622.95 1.745.980 1.484.793 2.378.500
Tot. Hutang 0
TATDBR 638% 466% 2564% 2734% 1758%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Perhitungan Total Assets to Total Debt Ratio Bidang
Usaha Unit Toko KOKARINDO tersebut menunjukkan bahwa
Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO)
tahun 2007-2008 mengalami penurunan menjadi 466%. Hal ini
disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aktiva bidnag usaha
ini sebesar Rp 9.751.461,00 dan kenaikan jumlah hutang yang
harus ditanggung bidang usaha ini yakni sebesar Rp
4.399.260,00. Pada tahun 2008-2009 juga mengalami kenaikan
menjadi sebesar 2564%. Namun demikian, jumlah aktiva dan
jumlah hutang yang ada pada bidang usaha ini justru malah
tidak mengalami kenaikan, karena pada tahun ini ternyata
bidang usaha ini mengalami penurunan yakni sebesar Rp
4.717.128,00 untuk total aktivanya dan Rp 8.876.970,00.
Sedangkan pada tahun 2009-2010 mengalami kenaikan
commit to user
menjadi sebesar 2734%. Hal ini disebabkan oleh adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

87

penurunan aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang


sebesar Rp 4.174.918,00 dan penurunan hutang sebesar Rp
261.187,00. Namun, pada tahun 2010-2011 mengalami
penurunan, menjadi 1758%. Adapun penyebabnya adalah
naiknya hutang yang ditanggung sebesar Rp 893.707,00 dan
naiknya aktiva sebesar Rp 1.236.614,00.
Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha Unit
Toko KOKARINDO untuk tahun 2007 sebesar 638% yang
artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit
toko ini dijamin dengan Rp 6,38 dari seluruh aktiva bidang
usaha ini. Untuk tahun 2008 sebesar 466% yang artinya setiap
Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit toko ini dijamin
dengan Rp 4,66 dari seluruh aktiva bidang usaha unit toko ini.
Untuk tahun 2009 sebesar 2564% yang artinya setiap Rp 1,00
dari seluruh hutang bidang usaha unit toko ini dijamin dengan
Rp 25,64 dari aktiva lancar. Pada tahun 2010 total assets to
total debt ratio terlihat sebesar 2734% yang artinya setiap Rp
27,34 dari seluruh hutang bidang usaha toko ini dijamin
dengan Rp 34,94 dari seluruh aktiva bidang usaha toko pinjam
ini. Sedangkan pada tahun 2011 sebesar 1758% yang artinya
setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit toko ini
dijamin dengan Rp 17,58 dari seluruh aktiva bidang usaha unit
simpan pinjam ini.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka total assets
to total debt ratio Bidang Usaha Unit toko KOKARINDO
dapat digambarkan sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

88

Tot. Assets to Tot. Debt Ratio


3000%

2000%

1000%

0%
1
2007 2
2008 3
2009 4
2010 5
2011

Gambar 4.12 Grafik Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha
Unit Toko
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik total assets to total debt ratio bidang


usaha unit toko tersebut bisa kita lihat, sebenarnya bidang
usaha koperasi ini dalam keadaan yang cukup stabil. Hal ini,
terlihat dari adanya peningkatan dan penurunan yang tidak
terlalu mencolok yang terjadi dari tahun ke tahun. Namun
demikian, menurut SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam
keadaan yang kurang. Hal ini disebabkan karena angka
rasionya berada di atas 130%. Namun, apabila kita pelajari
lebih dalam sebenarnya, bidang usaha ini menunjukkan kinerja
yang sangat bagus. Hal ini, terlihat dari kemampuan bidang
usaha toko ini dalam menjamin segala bentuk hutangnya yakni
setiap Rp 1,00 kewajiban dijamin dengan minimal Rp 4,66
harta bidang usaha ini. Sehingga apabila ada kreditur tentunya
mereka akan merasa lebih aman dalam memberikan pinjaman
kepada koperasi karena bidang usaha ini memiliki harta yang
cukup untuk melakukan pengembalian.
c) Unit Tabungan Purna Karya
Tabel 4.10 Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha Unit
Tabungan Purna Karya KOKARINDO

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

89

Keterang
an 2007 2008 2009 2010 2011
Tot. 966.521.5 1.387.601.3 1.976.180.3 2.406.956.7 3.214.953.3
Aktiva 54 29 94 58 33
Tot. 852.455.4 1.239.520.4 1.720.029.1 2.081.694.3 2.785.547.4
Hutang 13 05 60 20 60
Tot.
Assets to
Tot. Debt
Ratio 113% 112% 115% 116% 115%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Perhitungan Total Assets to Total Debt Ratio Bidang
Usaha Unit tabungan purna karya KOKARINDO tersebut
menunjukkan bahwa salah satu bidang usaha di Koperasi
Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) tahun 2007-
2008 mengalami penurunan menjadi 112%. Hal ini disebabkan
oleh adanya kenaikan jumlah aktiva bidang usaha ini sebesar
Rp 421.079.775,00 dan kenaikan jumlah hutang yang harus
ditanggung bidang usaha ini yakni sebesar Rp 387.064.992,00.
Pada tahun 2008-2009 bidang usaha ini mengalami kenaikan
menjadi sebesar 115%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan
jumlah aktiva sebesar Rp 588.579.065,00 dan kenaikan jumlah
hutang sebesar Rp 480.508.755,00. Sedangkan pada tahun
2009 - 2010 mengalami kenaikan menjadi sebesar 116%. Hal
ini desebabkan oleh kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp
430.776.364,00 dan kenaikan jumlah hutang sebesar Rp
361.665.160,00. Pada tahun 2010-2011 Total Assets to Total
Debt Ratio Bidang Usaha Unit tabungan purna karya ini
menunjukkan angka 115%. Hal ini desebabkan oleh kenaikan
jumlah aktiva sebesar Rp 807.996.575,00dan kenaikan jumlah
hutang sebesar Rp 703.853.140,00.
Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha Unit
tabungan purna karya KOKARINDO untuk tahun 2007
sebesar 113% commit to user
yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

90

bidang usaha unit tabungan purna karya ini dijamin dengan Rp


1,13 dari seluruh aktiva bidang usaha unit tabungan purna
karya ini. Untuk tahun 2008 sebesar 112% yang artinya setiap
Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit tabungan purna
karya ini dijamin dengan Rp 1,12 dari seluruh aktiva bidang
usaha unit tabungan purna karya ini ini. Untuk tahun 2009
sebesar 115% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang
bidang usaha unit tabungan purna karya ini dijamin dengan Rp
1,15 dari seluruh aktivanya. Pada tahun 2010 sebesar 116%
yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha
unit tabungan purna karya ini dijamin dengan Rp 1,16 dari
seluruh aktivanya. Untuk tahun 2011 sebesar 115% yang
artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit
tabungan purna ini dijamin dengan Rp 1,15 dari seluruh aktiva
bidang usaha unit tabungan purna karya ini.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka total assets
to total debt ratio Bidang Usaha Unit tabungan purna karya di
KOKARINDO dapat digambarkan sebagai berikut:

Tot. Assets to Tot. Debt Ratio


116%

115%

114%

113%

112%

111%

110%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5
Gambar 4.13 Grafik Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha
Unit Tabungan Purna Karya
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

91

Berdasarkan grafik total assets to total debt ratio bidang


usaha unit tabungan purna karya tersebut bisa kita lihat,
sebenarnya bidang usaha koperasi ini dalam keadaan yang
cukup stabil. Hal ini, terlihat dari adanya peningkatan dan
penurunan yang tidak terlalu signifikan yang terjadi dari tahun
ke tahun. Namun demikian, menurut SK Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002
koperasi dalam keadaan yang baik. Hal ini disebabkan karena
angka rasionya berada 111% - 119%. Ini berarti bahwa bidang
usaha koperasi ini telah mampu menyalurkan dana kepada
anggotanya secara merata dengan kemampuan pengembalian
yang baik.
d) Unit Tabungan Pendidikan
Tabel 4.11 Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha Unit
Tabungan Pendidikan KOKARINDO

Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011


78.154.25 239.103.86 395.590.60 468.902.39 574.643.23
Tot. Aktiva 0 4 5 0 5
Tot. Hutang 0 8.288.000 1.618.393 0 155.936
Tot. Assets to
Tot. Debt
Ratio 0 2885% 24443% 0 368512%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Dari perhitungan Total Assets to Total Debt Ratio
Bidang Usaha Unit tabungan pendidikan KOKARINDO
tersebut menunjukkan bahwa salah satu bidang usaha di
Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO)
tahun 2007-2008 mengalami kenaikan menjadi 2885%. Hal ini
disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aktiva bidang usaha
ini sebesar Rp 160.949.614,00 dan kenaikan jumlah hutang
yang harus ditanggung bidang usaha ini yakni sebesar Rp
8.288.000,00 yang pada tahun sebelumnya berjumlah Rp 0,00.
Pada tahun 2008-2009
commit tobidang
user usaha ini mengalami kenaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

92

menjadi sebesar 24443%. Hal ini desebabkan oleh kenaikan


jumlah aktiva sebesar Rp 156.486.741,00 dan penurunan
jumlah hutang sebesar Rp 6.669.607,00. Sedangkan pada tahun
2009-2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 0%. Hal ini
desebabkan oleh kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp
73.311.785,00, tapi jumlah hutang yang ditanggung bidang
usaha ini tidak ada. Pada tahun 2010-2011 Total Assets to
Total Debt Ratio Bidang Usaha Unit tabungan pendidikan ini
menunjukkan angka 368512%. Hal ini desebabkan oleh
kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp 105.740.845,00 dan
kenaikan jumlah hutang sebesar Rp 155.936,00.
Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha Unit
tabungan purna karya KOKARINDO untuk tahun 2007
sebesar 0% yang artinya pada tahun ini walaupun aktiva yang
dimiliki oleh bidang usaha ini, tapi jumlah hutang yang
ditanggung adalah nol. Untuk tahun 2008 sebesar 2885% yang
artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit
tabungan pendidikan ini dijamin dengan Rp 28,85 dari seluruh
aktiva bidang usaha unit tabungan pendidikan ini. Untuk tahun
2009 sebesar 24443% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh
hutang bidang usaha unit tabungan pendidikan ini dijamin
dengan Rp 244,43 dari seluruh aktivanya. Pada tahun 2010
sebesar 0% yang artinya walaupun aktiva yang dimiliki oleh
bidang usaha ini meningkat, tapi tidak ada hutang yang
ditanggung bidang usaha tabungan pendidikan ini. Untuk tahun
2011 sebesar 368512% yang artinya setiap Rp 1,00 dari
seluruh hutang bidang usaha unit tabungan pendidikan ini
dijamin dengan Rp 3685,12 dari seluruh aktiva bidang usaha
unit tabungan pendidikan ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

93

Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka total assets


to total debt ratio Bidang Usaha Unit tabungan pendidikan di
KOKARINDO dapat digambarkan sebagai berikut:

Tot. Assets to Tot. Debt Ratio


400000% 368512%
350000%
300000%
250000%
200000%
150000%
100000%
50000% 24443%
0% 2885% 0%
0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5

Gambar 4.14 Grafik Total Assets to Total Debt Ratio Bidang Usaha
Unit Tabungan Pendidikan
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik total assets to total debt ratio bidang


usaha unit tabungan pendidikan tersebut bisa kita lihat,
sebenarnya bidang usaha koperasi ini dalam keadaan yang
cukup berliku. Hal ini, terlihat dari adanya peningkatan dan
penurunan yang sangat mencolok yang terjadi dari tahun ke
tahun. Namun, menurut SK Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi
dalam keadaan yang kurang. Hal ini disebabkan karena angka
rasionya di atas 130% bahkan sebesar 0%. Namun, apabila
kita pelajari lebih dalam sebenarnya, bidang usaha ini
menunjukkan kinerja yang sangat bagus. Hal ini, terlihat dari
kemampuan bidang usaha unit arisan genap ini dalam
menjamin segala bentuk hutangnya yakni setiap Rp 1,00
kewajiban dijamin dengan
commit to userminimal Rp 28,85 harta bidang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

94

usaha ini. Walaupun ada hasil total assets to total debt ratio
sebesar 0% yaitu tahun 2007 dan 2010, sebenarnya terjadi
bukan karena bidang usaha ini kehabisan harta untuk
menjamin/ melunasi hutangnya, tapi ini terjadi akibat tidak
adanya hutang pada bidang usaha ini. Sehingga apabila ada
kreditur yang akan memberikan pinjaman kepada bidang usaha
ini tentunya, mereka akan merasa lebih aman dalam
memberikan pinjaman kepada koperasi karena bidang usaha
ini memiliki harta yang cukup untuk melakukan pengembalian.
Oleh karena itu, sebaiknya dana dalam bidang usaha ini
dialokasikan saja dalam pinjaman sehingga nantinya akan
menghasilkan uang yang lebih besar lagi daripada hanya
disimpan dalam bentuk deposito.
2) Net Worth to Debt Ratio
Net Worth to Debt Ratio = x100%

Gambar 4.15 Rumus Net Worth to Debt Ratio


a) Unit Simpan Pinjam
Tabel 4.12 Net Worth to Debt Ratio Bidang Usaha Unit
Simpan Pinjam KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


Modal 1.230.613.5 1.509.440.9 1.694.840.2 1.762.159.2 1.946.089.9
Sendiri 57 19 97 26 44
Total 40.275.236 71.203.377 51.899.933 51.922.708 65.567.349
Utang
NWD 3056% 2120% 3266% 3394% 2968%
R
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Dari perhitungan Net Worth to Debt Ratio Bidang Usaha
Unit simpan pinjam KOKARINDO tersebut menunjukkan
bahwa salah satu bidang usaha di Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama (KOKARINDO) tahun 2007-2008 mengalami
penurunan sebesar 936%. Hal ini disebabkan oleh adanya
commit
kenaikan jumlah to user
modal sendiri bidang usaha ini sebesar Rp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

95

278.827.362,00 dan kenaikan jumlah hutang yang harus


ditanggung bidang usaha ini yakni sebesar Rp 30.928.141,00.
Pada tahun 2008-2009 bidang usaha ini mengalami kenaikan
sebesar 1146%. Hal ini desebabkan oleh kenaikan jumlah
modal sendiri naik sebesar Rp 185.399.378,00 dan penurunan
jumlah hutang sebesar Rp 19.303.444,00. Sedangkan pada
tahun 2009 - 2010 mengalami kenaikan sebesar 1146%. Hal ini
disebabkan oleh kenaikan jumlah modal sendiri naik sebesar
Rp 67.318.929,00, dan jumlah hutang yang ditanggung bidang
usaha ini juga naik sebesar Rp 22.775,00. Pada tahun 2010-
2011 terjadi penurunan prosentase net worth to debt ratio
bidang usaha unit simpan pinjam ini sebesar 426%. Hal ini
desebabkan oleh kenaikan jumlah modal sendiri sebesar Rp
183.930.718,00 dan kenaikan jumlah hutang sebesar Rp
13.644.641,00.
Net worth to debt ratio bidang usaha unit simpan pinjam
KOKARINDO untuk tahun 2007 sebesar 3056% yang artinya
setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit simpan
pinjam ini dijamin dengan Rp 30,56 dari seluruh modal sendiri
bidang usaha unit simpan pinjam ini. Untuk tahun 2008
sebesar 2120% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang
bidang usaha unit simpan pinjam ini dijamin dengan Rp 21,20
dari seluruh modal bidang usaha unit simpan pinjam ini. Untuk
tahun 2009 sebesar 3266% yang artinya setiap Rp 1,00 dari
seluruh hutang bidang usaha unit simpan pinjam ini dijamin
dengan Rp 32,66 dari seluruh modal yang dimiliki bidang
usaha ini. Pada tahun 2010 sebesar 3394% yang artinya setiap
Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit simpan pinjam
ini dijamin dengan Rp 33,94 dari seluruh modal sendiri yang
dimiliki bidang usaha ini. Untuk tahun 2011 sebesar 2968%
commit
yang artinya setiap Rpto1,00
userdari seluruh hutang bidang usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

96

unit simpan pinjam ini dijamin dengan Rp 29,68 dari seluruh


modal sendiri bidang usaha unit simpan pinjam ini.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka net worth
to debt ratio bidang usaha unit simpan pinjam KOKARINDO
dapat digambarkan sebagai berikut:

Net Worth to Debt Ratio


4000%
3500%
3000%
2500%
2000%
1500%
1000%
500%
0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5

Gambar 4.16 Grafik Net Worth to Debt Ratio Bidang Usaha Unit
Simpan Pinjam
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik net worth to debt ratio bidang usaha


unit simpan pinjam tersebut bisa kita lihat, sebenarnya bidang
usaha koperasi ini dalam keadaan yang cukup. Hal ini, terlihat
dari adanya peningkatan dan penurunan yang sedikit mencolok
yang terjadi dari tahun ke tahun. Namun demikian, menurut
SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No.
129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam keadaan yang kurang.
Hal ini disebabkan, karena secara keseluruhan angka rasio
berada jauh di atas standar rasio yang ditetapkan. Karena,
selama kurun waktu 2007 hingga 2011 ini proporsinya kurang
berimbang.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

97

b) Unit Toko
Tabel 4.13 Net Worth to Debt Ratio Bidang Usaha Unit
Toko KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


Modal
Sendiri 33.504.073 38.856.274 43.016.116 39.102.385 39.445.292
Total 39.727.763 49.479.224 44.762.096 40.587.178 41.823.792
Utang
NWDR 84% 79% 96% 96% 94%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Dari perhitungan Net Worth to Debt Ratio bidang usaha
unit toko KOKARINDO tersebut menunjukkan bahwa salah
satu bidang usaha di Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
(KOKARINDO) tahun 2007-2008 mengalami penurunan
sebesar 15%. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah
modal sendiri bidang usaha ini sebesar Rp 5.352.201,00 dan
kenaikan jumlah hutang yang harus ditanggung bidang usaha
ini yakni sebesar Rp 9.751.461,00. Pada tahun 2008-2009
bidang usaha ini mengalami kenaikan sebesar 71%. Hal ini
disebabkan oleh kenaikan jumlah modal sendiri naik sebesar
Rp 4.159.842,00 dan penurunan jumlah hutang sebesar Rp
4.717.128,00. Sedangkan pada tahun 2009 - 2010 tidak
mengalami kenaikan/ tetap. Hal ini disebabkan oleh jumlah
modal sendiri turun sebesar Rp 3.913.731,00, dan jumlah
hutang yang ditanggung bidang usaha ini juga turun sebesar
Rp 4.174.918,00. Pada tahun 2010-2011 terjadi penurunan
prosentase net worth to debt ratio bidang usaha unit toko ini
sebesar 2%. Hal ini desebabkan oleh kenaikan jumlah modal
sendiri sebesar Rp 342.907,00 dan kenaikan jumlah hutang
sebesar Rp 1.236.614,00.
Net worth to debt ratio bidang usaha unit toko
KOKARINDO untuk tahun 2007 sebesar 84% yang artinya
commit to user
setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha bidang usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

98

unit toko ini dijamin dengan Rp 0,84 dari seluruh modal


sendiri bidang usaha unit toko ini. Untuk tahun 2008 sebesar
79% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang
usaha unit toko ini dijamin dengan Rp 0,79 dari seluruh modal
bidang usaha unit toko ini. Untuk tahun 2009 sebesar 96%
yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha
unit toko ini dijamin dengan Rp 0,96 dari seluruh modal yang
dimiliki bidang usaha ini. Pada tahun 2010 sebesar 96% yang
artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha unit
toko ini dijamin dengan Rp 0,96 dari seluruh modal sendiri
yang dimiliki bidang usaha ini. Untuk tahun 2011 sebesar 94%
yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh hutang bidang usaha
unit toko ini dijamin dengan Rp 0,94 dari seluruh modal
bidang usaha ini.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka net worth
to debt ratio bidang usaha unit toko KOKARINDO dapat
digambarkan sebagai berikut:

Net Worth to Debt Ratio


120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5

Gambar 4.17 Grafik Net Worth to Debt Ratio Bidang Usaha Unit
Toko
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

99

Berdasarkan grafik net worth to debt ratio bidang usaha


unit toko tersebut bisa kita lihat, sebenarnya bidang usaha
koperasi ini dalam keadaan yang cukup baik. Hal ini, terlihat
dari adanya peningkatan dan penurunan yang tidak terlalu
mencolok yang terjadi dari tahun ke tahun. Walaupun
prosentase yang dihasilkan oleh angka rasionya melebihi 50%,
yang artinya bidang usaha ini memiliki power yang kuat dalam
sumber daya modalnya. Namun demikian, menurut SK
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No.
129/Kep/ M/ XI/2002 bidang usaha koperasi dalam keadaan
yang kurang. Hal ini disebabkan, karena secara keseluruhan
angka rasio berada jauh di atas standar rasio yang ditetapkan.
c. Rasio Rentabilitas
1) Return on Assets

Return on Assets = x 100%

Gambar 4.18 Rumus Return on Assets

a) Unit Simpan Pinjam


Tabel 4.14 Return on Assets Bidang Usaha Unit Simpan
Pinjam KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


142.982.22 243.866.91 222.025.80 238.514.10 273.679.73
SHU 1 3 9 8 2
Total 1.270.888.7 1.580.644.2 1.746.441.2 1.814.081.9 2.011.657.2
Aktiva 93 96 30 34 93
ROA 11% 15% 13% 13% 14%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan return on assets bidang usaha unit
simpan pinjam KOKARINDO tersebut menunjukkan bahwa
mengalami kenaikan sebesar 4% pada tahun 2007-2008. Hal
ini disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha sebesar
commit to user
Rp 100.884.692,00 dan kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

100

309.755.503,00. Adapun kenaikan dari SHU ini, disebabkan


karena adanya kenaikan pendapatan bidang usaha ini, sebesar
Rp 102.821.289,00. Secara terperinci, kenaikan ini disebabkan
oleh timbulnya sumber pedapatan baru yang diterima oleh
bidang usaha koperasi ini. Dari data yang telah peneliti
dapatkan, pada tahun 2008 bidang usaha unit simpan-pinjam
koperasi ini melakukan inovasi yaitu dengan melakukan lelang
sawah, kredit barang elektronik, melakukan jasa penukaran
uang baru serta mendapatkan uang dari pakaian ex PT. Sarasa.
Dengan demikian, maka pendapatan yang diterima di bidang
usaha ini meningkat, selain dari beberapa kenaikan pendapatan
yang telah ada sebelumnya. Adapun, kenaikan lain yang
dialami adalah dari adanya peminjaman uang yang dilakukan
anggota, sehingga menambah pendapatan di bidang usaha ini.
Dalam hal ini adalah pendapatan jasa bunga sebesar Rp
31.765.067,00. Kemudian, adanya usaha yang dikembangkan
oleh koperasi ini melalui hubungan kemitraan yang solid
dengan perusahaan juga menyumbang kenaikan pundi-pundi
pendapatan yakni dari penjualan barang-barang bekas
perusahaan sebesar Rp 59.040.840,00 dari tahun sebelumnya
(2007). Selain kenaikan pendapatan, pengeluaran bidang usaha
ini, sebenarnya juga mengalami kenaikan sebesar Rp
1.936.597,00. Dari perhitungan laporan laba rugi yang telah
dilakukan, maka dapat dilihat bahwa adanya kenaikan beban /
pengeluaran itu timbul karena bidang usaha ini melakukan
peningkatan pemeliharaan inventaris kantor sebesar Rp
33.768,00, diikuti dengan kenaikan administrasi kantor dari
tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 237.477,00. Selain beban-
beban tersebut, bidang usaha ini juga menanggung beban
penyusutan aktiva tetap, yang apabila diperbandingkan dengan
commit
tahun sebelumnya to user
maka terlihat bahwa penyusutan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

101

naik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 731.877,00 dan


kenaikan beban Rapat Akhir Tahunan sebesar Rp 216.385,00
dari tahun sebelumnya. Selain itu, pada bidang usaha ini juga
timbulnya beban baru yang ditanggung oleh bidang usaha ini,
yaitu beban bingkisan lebaran sebesar Rp 2.306.798,00.
Adapun aktiva yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan bersih/ SHU bidang usaha ini adalah dengan
adanya kenaikan aktiva lancar dan aktiva tetap dari bidang
usaha ini.
Kenaikan aktiva lancar di bidang usaha ini adalah
kenaikan yang diakibatkan karena adanya anggota yang
menambah investasinya untuk bidang usaha ini, sehingga
kasnya naik sebesar Rp 17.480.363,00 yang disusul kenaikan
sisa rekening giro yang dimiliki oleh bidang usaha ini (Bank)
yang naik dari tahun 2007 sebesar Rp 249.234.600,00. Dan
adanya kenaikan pinjaman yang dilakukan oleh anggota
sebesar Rp 76.967.169,00 dan timbulnya pengambilan
terhadap dana pendidikan sebesar Rp 288.000,00. Peningkatan
dari segi aktiva tetap yang ada di bidang usaha ini, juga
berdampak dengan kenaikan jumlah penyusutan yang harus
dianggarkan oleh bidang usaha ini dari tahun sebelumnya,
yakni sebesar Rp 6.784.629,00.
Pada periode berikutnya tahun 2008-2009, bidang usaha
ini mengalami penurunan sebesar 2%. Adapun penyebabnya
ialah penurunan jumlah Sisa Hasil Usaha sebesar Rp
21.841.104,00 dan kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp
165.796.934,00. Penurunan Sisa Hasil Usaha ini disebabkan
oleh penurunan pendapatan yang diterima dari penjualan
barang bekas yang biadanya dilakukan oleh bidang usaha ini
secara drastis, sedangkan dari beberapa pendapatan yang pada
commitcukup
periode sebelumnya to user
memberikan kontribusi justru tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

102

memberikan pendapatan sama sekali. Adapun pendapatan


tersebut adalah pendapatan-pendapatan yang berasal dari fee
elektronik,fee penukaran uang, fee pakaian ex. PT. Sarasa.
Sedangkan dari sisi pengeluarannya, terdapat peningkatan
beban yang terjadi di bidang usaha ini, seperti kenaikan
pembayaran gaji karyawan koperasi ini. Hal ini terjadi, karena
dirasa bahwa karyawan KOKARINDO ini memiliki kinerja
yang cukup baik dari tahun sebelumnya. Selain itu, juga
adanya kenaikan jumlah anggota koperasi sebesar 8 orang.
Dengan adanya penambahan jumlah anggota ini, maka beban
untuk pengadaaan Rapat Akhir Tahunan juga akan meningkat.
Adanya penurunan return on assets tersebut, selain
akibat adanya pembebanan beberapa pos dalam bidang usaha
ini. Ternyata kenaikan aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan ini, bukan malah menurun dari
tahun sebelumnya, malah justru naik dari tahun sebelumnya.
Kenaikan ini terjadi karena adanya beberapa pos yang timbul
dalam bidang usaha ini, yang membuat bidang usaha ini
mengalami penurunan SHU dari tahun sebelumnya. Adanya
pengambilan yang dilakukan oleh para anggota koperasi pada
tabungan purna karya. Pengambilan tabungan purna karya
terjadi, karena pada tahun ini ada beberapa orang anggota
koperasi yang resend dari perusahaan ini sehingga TPK yang
telah menjadi simpanan sebelumnya dapat diambil. Kemudian
disusul adanya pengambilan uang arisan periode X dan
pengambilan arisan XI serta peminjaman yang dilakukan
untuk pembayaran SHU arisan XI.
Pada tahun 2009-2010 return on assets bidang usaha unit
simpan pinjam KOKARINDO tidak mengalami kenaikan/
dalam keadaan stabil pada prosentase angka 13%. Hal ini
commit
disebabkan oleh to user sisa hasil usaha sebesar Rp
kenaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

103

16.488.299,00 dan kenaikan jumlah aktivanya sebesar Rp


67.640.704,00. Kenaikan SHU pada periode ini, disebabkan
karena adanya inovasi yang dilakukan oleh bidang usaha ini.
Pada bidang usaha ini, ditemukan pendapatan yang berasal
dari lelang sepeda motor. Walaupun jumlah pendapapatan
yang diterima oleh bidang usaha ini, naik sebesar Rp
20.856.425,00 dan pengeluaran yang dikeluarkan juga naik
sebesar Rp 4.368.126,00. Sedangkan dari sisi aktivamya, ada
kenaikan sebesar Rp 20.856.425,00. Hal ini disebabkan oleh
adanya kenaikan yang disebabkan oleh adanya piutang baru
yang dilakukan oleh kasir. Sedangkan untuk pos lain seperti
uang kas yang ada di unit ini, menunjukkan bahwa semakin
banyak orang yang bersedia untuk menginvestasikan uangnya
agar mampu diolah dan berkembang di dalam bidang usaha
ini. Namun, naiknya pengeluaran yang dikeluarkan oleh
bidang usaha ini tidak menyebabkan kenaikan atau penurunan.
Tapi justru berada pada angka yang stabil.
Sedangkan pada tahun 2010-2011 bidang usaha koperasi
ini, menghasilkan return on assets meningkat sebesar 1% dari
periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan
Sisa Hasil usaha sebesar Rp 35.165.624,00. Kenaikan SHU ini
dipicu oleh adanya pendapatan yang diperoleh kembali dari
lelang sawah yang sebelumnya adalah nol. Kemudian, juga
timbulnya fee baru yang berasal dari penjualan ayam potong
sebesar Rp 3.777.660,00. Selain itu, juga terdapat kenaikan
dari pos-pos pendapatan lain yang menambah penghasilan dari
unit usaha ini seperti dari adanya peminjaman yang dilakukan
oleh para anggota, maka menyumbang kenaikan pula pada
SHU itu sendiri, karena di pos ini mengalami kenaikan sebesar
Rp 13.383.496,00 dari periode tahun sebelumnya, kemudian
commit
juga dari adanya to user dari deposito/ pendapatan bunga
pendapatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

104

bank sebesar Rp 6.332.370,00 yang mengalami kenaikan dari


jumlah pada tahun sebelumnya. Sedangkan dari segi
pengeluaran yang dikeluarkan oleh bidang usaha ini adalah
adanya kenaikan gaji yang diberikan kepada karyawan
koperasi, mengingat pada tahun 2010 masuk karyawan baru
yang menangani unit toko pada koperasi ini, yang berperan
untuk meringankan kerja para pengurus dan karyawan
koperasi yang sebelumnya. Kemudian, juga adanya kenaikan
kenaikan uang yang dikeluarkan oleh bidang usaha ini yang
digunakan untuk pembayaran THR/ Bonus/ Cuti sebesar Rp
788.300,00. Selain itu, kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp
197.575.359,00 dipengaruhi oleh adanaya kenaikan pinjaman
yang dilakukan oleh anggota bidang usaha unit ini. Selain juga
adanya kenaikan yang disebabkan karena adanya peminjaman
dari kasir, TPK, dana Pendidikan, Arisan XII. Selain dari
aktiva lancar tersebut jumlah aktiva tetap juga mengalami
kenaikan walaupun hanya dalam angka yang tidak terlalu
besar, yaitu hanya sebesar Rp 824.579,00. Jadi, hal ini
menyebabkan kenaikan return on assets yang tidak terlalu
besar yaitu hanya menjadi sebesar 14%.
Pada tahun 2007, return on assets bidang usaha unit
simpan pinjam KOKARINDO menunjukkan angka sebesar
11%, ini artinya bahwa setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva
bidang usaha unit simpan pinjam ini menghasilkan keuntungan
bersih/ SHU sebesar Rp 0,11. Sedangkan, tahun 2008 return
on assets yang dihasilkan oleh unit usaha ini adalah sebesar
15% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang
usaha unit simpan pinjam ini menghasilkan keuntungan/ SHU
sebesar Rp 0,15. Tahun 2009 return on assets bidang usaha ini
sebesar 13% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva
commit
bidang usaha unit to user
simpan pinjam ini menghasilkan keuntungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

105

bersih/ SHU sebesar Rp 0,13. Pada tahun 2010 return on assets


yang dihasilkan sebesar 13% yang artinya pada setiap Rp 1,00
dari seluruh aktiva bidang usaha unit simpan pinjam ini
menghasilkan keuntungan/ SHU sebesar Rp 0,13. Pada tahun
2011 return on assets yang dihasilkan adalah sebesar 14%
yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang
usaha unit simpan pinjam ini menghasilkan keuntungan/ SHU
sebesar Rp 0,1.
Dengan melihat hasil pengolahan analisis rasio tersebut,
maka return on assets bidang usaha unit simpan pinjam
KOKARINDO ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Return On Assets
18%
16%
14%
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
1 2 3 4 5
2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 4.19 Grafik Return on Assets Bidang Usaha Unit
Simpan Pinjam
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Berdasarkan grafik return on assets bidang usaha unit
simpan pinjam tersebut bisa kita lihat, bidang usaha koperasi
ini dalam keadaan yang cukup stabil. Hal ini, secara nyata dari
adanya peningkatan dan penurunan yang tidak mencolok dari
tahun ke tahun. Selain itu, menurut SK Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002
bidang usaha pada koperasi ini dalam keadaan yang rata-rata
commit
sangat baik, karena di to
siniuser
rata-rata prosentase return on assets
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

106

bidang usaha unit simpan pinjam yang dihasilkan lebih dari


10% . Yang artinya, koperasi ini telah mampu mengoptimalkan
aktiva yang dimiliki oleh unit ini, untuk menghasilkan
keuntungan atau dalam keadaan yang profitable.
b) Unit Toko
Tabel 4.15 Return on Assets Bidang Usaha Unit Toko
KOKARINDO
Ket 2007 2008 2009 2010 2011
SHU 18.838.916 24.191.117 28.350.959 24.437.228 24.780.135
Total 39.727.763 49.479.224 44.762.096 40.587.178 41.823.792
Aktiva
ROA 47% 49% 63% 60% 59%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan return on assets bidang usaha unit toko
KOKARINDO tersebut menunjukkan bahwa mengalami
kenaikan sebesar 2% pada tahun 2007-2008. Peningkatan
ROA pada unit bidang usaha ini disebabkan oleh adanya
kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp 5.352.201,00
dan kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp 9.751.461,00.
Kenaikan SHU terjadi akibat adanya kenaikan yang terjadi dari
laba kotor yang dihasilkan oleh unit ini sebesar Rp
5.704.751,00 atau sebesar 27% dari tahun sebelumnya. Hal ini
terjadi karena sebagaian besar konsumen/ anggota koperasi ini
melakukan pembelian secara tunai pada unit ini. Sedangkan
besarnya beban administrasi dan umum bidang usaha ini juga
mengalami kenaikan sebesar Rp 5.352.201,00 atau sebesar
28% dari tahun sebelumnya. Adapun kenaikan ini terjadi
akibat adanya kenaikan pembayaran beban administrasi toko,
beban penjualan maupun beban penyusutan. Sedangkan
kenaikan jumlah aktiva ini disebabkan karena adanya kenaikan
baik piutang anggota, piutang kantin, piutang USP. Piutang
anggota terjadi, karena pada bidang usaha ini tidak hanya
commit to user
melayani pembelian secara tunai/ kontan saja tapi juga secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

107

kredit. Pembayaran dilakukan dengan cara mencopot besarnya


hutang dengan gaji yang diterimanya. Karena, di sini koperasi
bermitra dengan perusahaan, selain koperasi menjualkan
barang-barang bekas yang dimiliki oleh perusahaan. Bidang
usaha ini juga menyediakan barang kebutuhan untuk kantin,
selain juga untuk anggota koperasi ini. Selain itu penambahan
jumlah barang yang disediakan oleh toko ini menambah aktiva
yang dimiliki oleh bidang usaha ini, sehingga mampu
dimanfaatkan untuk memaksimalkan laba yang diperoleh.
Periode berikutnya (2008-2009) perhitungan return on
assets bidang usaha unit toko KOKARINDO mengalami
kenaikan sebesar 14%. Adapun penyebabnya ialah kenaikan
jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp 4.159.842,00 dan
penurunan jumlah aktiva sebesar Rp 4.717.128,00. Kenaikan
jumlah SHU ini diakibatkan oleh adanya kenaikan laba kotor
sebesar 17% dari tahun sebelumnya atau sebesar Rp
4.533.742,00. Sedangkan jumlah beban yang ditanggung naik
menjadi sebesar Rp 4.159.842,00 atau sebesar 17% dari tahun
sebelumnya. Walaupun jumlah aktivanya justru malah
mengalami penurunan sebesar Rp 4.717.128,00. Tapi kenaikan
SHU yang dialami bidang usaha ini, mampu mengantarkan
bidang usaha ini ke angka ROA tertinggi yaitu 63%.
Pada tahun 2009-2010 return on assets bidang usaha unit
toko KOKARINDO mengalami penurunan sebesar 3%. Hal ini
disebabkan oleh penurunan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar
Rp 3.913.731,00 dan penurunan jumlah aktivanya sebesar Rp
4.174.918,00. Penurunan Kentungan bersih ini akibat adanya
penurunan penjualan barang di unit ini, sehingga menyebabkan
laba kotor yang diperoleh bidang usaha ini juga menurun dari
tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 4.974.731,00 sedangkan
besarnya bebancommit to user dan umum bidang usaha ini juga
administrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

108

mengalami penurunan. Selain itu, turunnya jumlah aktiva


karena adanya penambahan persediaan barang yang membuat
uang kas juga menurun, selain dari akibat adanya penurunan
daya beli dari anggota koperasi ini. Adanya peningkatan
jumlah piutang anggota dan piutang kantin juga menyebabkan
pendapatan yang diperoleh bidang usaha ini mengalami
penurunan. Namun demikian, Walaupun jumlah SHU dan
aktiva dari bidang usaha ini mengalami penurunan. Namun,
penurunan ini tidak membuat bidang usaha ini menjadi
kehilangan kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan
bagi para anggotanya. Karena bidang usaha ini masih memiliki
prosentase di atas 50% yaitu sebesar 60%.
Sedangkan pada tahun 2010-2011 bidang usaha koperasi
ini, menghasilkan return on assets turun sebesar 1% dari
periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan
Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp 342.907,00 dan kenaikan
jumlah aktiva sebesar Rp 1.236.614,00. Penurunan jumlah
SHU yang dihasilkan oleh bidang usaha ini adalah akibat
kenaikan laba kotor dan beban yang ditanggung bidang usaha
ini hanya sebesar Rp 726.407,00 sedangkan beban yang
ditanggung oleh bidang usaha ini naik sebesar Rp 342.907,00.
Sedangkan kenaikan aktiva yang dimiliki oleh bidang usaha ini
hanya sebesar Rp 1.236.614,00. Walaupun aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan SHU naik, tapi karena pada
tahun sebelumnya aktiva yang dimiliki bidang usaha ini
mengalami penurunan sebesar Rp 4.174.918,00. Maka
kenaikan pada tahun ini hanya sebesar 3% dari tahun
sebelumnya, sehingga menyebabkan penurunan ROA bidang
usaha ini.
Hasil yang telah dilakukan dari perhitungan data yang
commit
diperoleh peneliti to user
menunjukkan bahwa Return on Assets
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

109

(ROA) bidang usaha unit toko KOKARINDO untuk tahun


2007 sebesar 47% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh
aktiva bidang usaha unit unit toko ini menghasilkan
keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,47. Tahun 2008 Return
on Assets (ROA) bidang usaha unit toko KOKARINDO
sebesar 49% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva
bidang usaha unit toko ini menghasilkan keuntungan bersih /
SHU sebesar Rp 0,49. Untuk tahun 2009 return on assets
bidang usaha ini sebesar 63% yang artinya setiap Rp 1,00 dari
seluruh aktiva bidang usaha unit toko ini menghasilkan
keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,63. Pada tahun 2010
sebesar 60% yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh
aktiva bidang usaha unit toko ini menghasilkan keuntungan/
SHU sebesar Rp 0,6. Untuk tahun 2011 sebesar 59% yang
artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha
unit toko ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar
Rp 0,59.

Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka return on


assets bidang usaha unit toko KOKARINDO ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Return On Assets
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 20115
commit to user
Gambar 4.20 Grafik Return on Assets Bidang Usaha Unit Toko
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

110

(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik return on assets bidang usaha unit


toko tersebut bisa kita lihat, bidang usaha koperasi ini dalam
keadaan yang cukup mengalami dinamika yang berarti. Hal
ini, terpampang nyata dari adanya peningkatan dan penurunan
yang agak mencolok dari tahun ke tahun. Selain itu, menurut
SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No.
129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam keadaan yang rata-rata
sangat baik, karena di sini rata-rata prosentase return on assets
bidang usaha unit toko yang dihasilkan lebih dari 10%. Hal ini
berarti bidang usaha ini, akan banyak menghasilkan
keuntungan, dalam hal ini adalah berbentuk SHU yang akan
dibagikan kepada para anggota KOKARINDO pada saat RAT
diadakan.
c) Unit Arisan Genap
Tabel 4.16 Return on Assets Bidang Usaha Unit Arisan Genap
KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


SHU 26.526.341 -469.897 23.117.897 52.026.604 7.287.661
Total 310.206.34 123.270.54 331.672.56 492.426.60 210.595.03
Aktiva 1 8 3 4 3
ROA 9% 0% 7% 11% 3%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan return on assets bidang usaha unit
arisan genap KOKARINDO tersebut menunjukkan bahwa
mengalami penurunan sebesar 9% pada tahun 2007-2008. Hal
ini disebabkan oleh adanya penurunan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 26.996.238,00 dan penurunan jumlah aktiva
sebesar Rp 186.935.793,00. Penurunan angka pada tahun
2008 ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah
pendapatan bidang usaha
commit ini secara drastis yaitu sebesar Rp
to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

111

24.098.838,00. Hal ini disebabkan oleh adanya pengambilan


uang arisan ini yang dilakukan oleh anggota. Sedangkan
besarnya beban yang ditanggung oleh bidang usaha ini
melebihi pendapatan yang diterima oleh bidang usaha ini. Hal
ini,menyebabkan hasil dari SHU adalah sebesar - Rp
469.897,00 yang menyebabkan ROA yang dihasilkan oleh
bidang usaha ini adalah sebesar 0%.
Periode berikutnya bidang usaha ini mengalami kenaikan
sebesar 7% yakni di tahun 2008-2009. Adapun penyebabnya
ialah kenaikan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp
23.587.794,00 dan penurunan jumlah aktiva sebesar Rp
208.402.015,00. Kenaikan SHU sendiri disebabkan oleh
adanya kenaikan pendapatan jasa bunga dan pendapatan bunga
bank sebesar Rp 27.057.691,00 dari tahun sebelumnya
sedangkan besarnya beban yang ditanggung untuk pembelian
hadiah bidang usaha ini naik sebesar 100%. Sedangkan jumlah
aktiva perusahaan ini naik akibat adanya peningkatan piutang
anggota dan adanya peningkatan jumlah pos bank di aktiva
lancar.
Pada tahun 2009-2010 return on assets bidang usaha unit
arisan genap KOKARINDO mengalami kenaikan sebesar 4%.
Hal ini disebabkan oleh kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 28.908.707,00 dan kenaikan jumlah aktivanya
sebesar Rp 160.754.041,00. Kenaikan SHU bidang usaha ini
disebabkan oleh adanya kenaikan pendapatan bidang usaha ini
sebesar Rp 6.820.913,00 yang merupakan hasil dari
pendapatan dari adanya penyaluran setoran anggota ke bank.
Sedangkan beban yang ditanggung untuk bidang usaha ini naik
sebesar Rp 1.500.000,00. Hal ini terjadi karena timbulnya
beban baru yang digunakan untuk pembelian doorprize untuk
para penggunacommit
bidang to userini.
usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

112

Sedangkan pada tahun 2010-2011 bidang usaha unit


arisan genap koperasi ini, menghasilkan return on assets turun
sebesar 8% dari periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh
adanya penurunan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp
44.738.943,00 dan penurunan jumlah aktiva sebesar Rp
281.831.571,00. Penurunan Sisa Hasil usaha ini disebabkan
oleh adanya penurunan pendapatan sebesar Rp 23.621.046,00
yang disebabkan oleh tidak adanya uang yang didepositokan
dan naiknya piutang anggota yang ada di bidang usaha ini.
Sedangkan penurunan jumlah aktiva ini akibat penurunan
jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan
di bidang usaha ini.

Hasil perhitungan Return on Assets (ROA) bidang usaha


unit arisan genap KOKARINDO tahun 2007 sebesar 9% yang
artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha unit
arisan genap ini menghasilkan keuntungan bersih / SHU
sebesar Rp 0,09. Tahun 2008 angka yang dihasilkan dari
perhitungan ROA adalah sebesar 0% yang artinya setiap tidak
ada aktiva bidang usaha unit arisan genap ini yang dapat
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU. Tahun 2009 return on
assets bidang usaha ini menyumbangkan angka sebesar 7%
yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha
unit arisan genap ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 0,07. Tahun 2010 hasil pengolahan ROA yang
telah dilakukan menghasilkan angka sebesar 11% yang artinya
pada setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha unit
arisan genap ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 0,11. Tahun 2011 pengolahan hasil ROA
menunjukkan angka sebesar 3% yang artinya pada setiap Rp

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

113

1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha unit arisan genap ini
menghasilkan keuntungan bersih / SHU sebesar Rp 0,03.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka return on
assets bidang usaha unit arisan genap KOKARINDO ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Return On Assets
12% 11%
10%
9%
8% 7%

6%

4% 3%

2%
0%
0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5
-2%

Gambar 4.21 Grafik Return on Assets Bidang Usaha Unit Arisan


Genap
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik return on assets bidang usaha unit


arisan genap tersebut bisa kita lihat bahwa, bidang usaha
koperasi ini dalam keadaan yang berbeda-beda setiap
tahunnya. Hal ini, terpampang nyata dari adanya peningkatan
dan penurunan yang agak mencolok dari tahun ke tahun.
Selain itu, menurut SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 bidang usaha
koperasi dalam keadaan yang rata-rata baik, karena di sini rata-
rata prosentase return on assets bidang usaha arisan genap ini
antara 6%-9%. Hal ini berarti bidang usaha ini, telah mampu
mendayagunakan seluruh aktiva yang dimilikinya untuk
menghasilkan keuntungan. Namun, perlu mendapatkan
perhatian khusus di tahun 2008, agar kejadian seperti ini tidak
commit to user
terulang kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

114

d) Unit Arisan Ganjil


Tabel 4.17 Return on Assets Bidang Usaha Unit Arisan Ganjil
KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


SHU 4.102.000 29.950.983 2.791.245 32.877.316 41.602.626
Total 186.852.06 401.060.08 262.772.15 295.268.56 504.971.18
Aktiva 0 3 1 1 7
ROA 2% 7% 1% 11% 8%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan return on assets bidang usaha unit
arisan ganjil KOKARINDO tersebut menunjukkan bahwa
mengalami kenaikan sebesar 5% pada tahun 2007-2008. Hal
ini disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 25.848.983,00 dan kenaikan jumlah aktiva sebesar
Rp 214.208.023,00. Kenaikan SHU bidang usaha ini
disebabkan oleh adanya kenaikan pendapatan yang diterima
oleh bidang usaha ini yang diperoleh dari jasa bunga dan
pendapatan jasa bank. Sedangkan kenaikan aktiva yang ada di
bidang usaha ini disebabkan oleh kenaikan invesatasi deposito
yang sebelumnya tidak ada , yang disusul timbulnya aktivitas-
aktivitas baru yang dilakukan oleh para anggota dari koperasi
ini sendiri melalui adanya pinjaman di tabungan pendidikan,
arisan X, dan piutang USP.
Periode berikutnya bidang usaha ini mengalami
penurunan sebesar 6% yakni di tahun 2008-2009. Adapun
penyebabnya ialah penurunan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 27.159.738,00 dan penurunan jumlah aktiva
sebesar Rp 138.287.932,00. Penurunan jumlah SHU yang
diperoleh pada unit bidang usaha ini adalah akibat dari
penurunan pendapatan jasa bunga yang diperoleh bidang usaha
ini. Adapun penyebab penurunan ini adalah karena adanya
penurunan setoran yang dilakukan pada tahun ini, yang
commit to user
menyebabkan tidak ada uang yang didepositokan ke bank,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

115

bahkan jumlah peminjaman uang jumlahnya naik sebesar Rp


62.407.713,00 dari tahun sebelumnya. Sedangkan beban yang
ditanggung oleh bidang usaha unit arisan ganjil ini, justru
malah menurun.
Pada tahun 2009-2010 return on assets bidang usaha unit
arisan ganjil KOKARINDO mengalami kenaikan sebesar 10%.
Hal ini disebabkan oleh kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 30.086.071,00 dan kenaikan jumlah aktivanya
sebesar Rp 32.496.410,00. Kenaikan SHU bidang usaha ini
disebabkan karena adanya kenaikan pendapatan jasa bunga
dan pendapatan bunga bank dari tahun sebelumnya. Hal ini
terlihat dengan melihat neraca yang telah tersaji di bidang
usaha ini, bahwa adanya kenaikan yang terjadi pada pos
deposito sedangkan untuk piutang yang dilakukan oleh para
pengguna bidang usaha ini menurun. Sedangkan beban yang
ditanggung oleh bidang usaha ini naik sebesar Rp
3.500.00.000,00 yang dilakukan untuk pembelian hadiah guna
menarik simpati para anggota koperasi bidang usaha lain agar
mau bersedia untuk menginvestasikan uangnya di unit ini.
Kenaikan aktiva bidang usaha ini dipicu karena adanya
kenaikan kas/ uang yang tersedia pada bidang usaha ini dan
adanya invesatasi yang terjadi pada pos deposito.
Sedangkan pada tahun 2010-2011 bidang usaha unit
arisan ganjil koperasi ini, menghasilkan return on assets turun
sebesar 3% dari periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh
adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp
8.725.310,00 dan kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp
209.702.626,00. Kenaikan SHU yang diterima oleh bidang
usaha ini adalah akibat adanya kenaikan pada pendapatan jasa
bunga dan pendaptan bunga bank yang diterima oleh bidang
commit to
usaha ini. Sedangkan user beban yang dikeluarkan oleh
kenaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

116

bidang usaha ini sebesar Rp 2.292.500,00. Hal ini terjadi


karena pada tahun ini dilakukan pemberian hadiah tambahan
yang diperuntukkan untuk para anggota bidang usaha ini.
Program ini disebut Boom Hadiah
Hasil pengolahan Return on Assets (ROA) bidang usaha
unit arisan ganjil KOKARINDO untuk tahun 2007 sebesar 2%
yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha
unit arisan ganjil ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 0,02. Tahun 2008 Return on Assets (ROA) bidang
usaha unit arisan ganjil KOKARINDO sebesar 7% yang
artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha unit
arisan ganjil ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 0,07. Tahun 2009 return on assets bidang usaha ini
menghasilkan angka sebesar 1% yang artinya setiap Rp 1,00
dari seluruh aktiva bidang usaha unit arisan ganjil ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,01.
Tahun 2010 Return on Assets (ROA) bidang usaha unit arisan
ganjil KOKARINDO sebesar 11% yang artinya pada setiap Rp
1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha unit arisan ganjil ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,11. Untuk
tahun 2011 sebesar 8% yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari
seluruh aktiva bidang usaha unit arisan ganjil ini menghasilkan
keuntungan/ SHU sebesar Rp 0,08.

Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka return on


assets bidang usaha unit arisan ganjil KOKARINDO ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

117

Return On Assets
12% 11%
10%
8%
8% 7%
6%
4%
2%
2% 1%
0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 20115

Gambar 4.22 Grafik Return on Assets Bidang Usaha Unit


Arisan Ganjil
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik return on assets bidang usaha unit


arisan ganjil tersebut bisa kita lihat, bahwa bidang usaha
koperasi ini memiliki kontribusi berbeda-beda setiap tahunnya.
Hal ini, sangat jelas tergambar dari adanya peningkatan dan
penurunan yang terjadi dari tahun ke tahun. Selain itu,
menurut SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menegah No. 129/ Kep/ M/ XI/ 2002 bidang usaha koperasi
dalam keadaan mulai dari cukup, baik dan sangat baik. Karena
pada bidang usaha ini, memiliki prosentase return on assets
mulai dari 1% hingga 11%. Hal ini berarti bidang usaha ini,
telah mampu memaksimalkan seluruh aktiva yang dimilikinya
untuk menghasilkan keuntungan bersih/ SHU atau dalam
keadaan yang profitable dan hampir tidak pernah merugi.
e) Unit Tabungan Purna Karya
Tabel 4.18 Return on Assets Bidang Usaha Unit Tabungan
Purna Karya KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


114.066.14 148.080.924 240.089.900 325.262.438 429.405.873
SHU 1
Total 966.521.55 1.387.601.32 1.976.180.39 2.406.956.75 3.214.953.33
Aktiv 4 commit
9 to user 4 8 3
a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

118

ROA 12% 11% 12% 14% 13%


(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan return on assets bidang usaha unit
tabungan purna karya KOKARINDO tersebut menunjukkan
bahwa mengalami penurunan sebesar 1% pada tahun 2007-
2008. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil
Usaha (SHU) sebesar Rp 34.014.783,00 dan kenaikan jumlah
aktiva sebesar Rp 421.079.775,00. Kenaikan SHU yang
diterima oleh bidang usaha Tabungan Purna Karya (TPK)
adalah hasil kenaikan dari pendapatan jasa bunga dan
pendapatan bunga bank yang diterima bidang usaha ini.
Sedangkan, karena bidang usaha ini bersifat jangka panjang
dan hampir tidak ada pengeluaran yang ditanggung untuk
kepentingan terkait operasional bidang usaha ini, maka pada
setiap tahunnya pada laporan laba-rugi tidak ditemukan beban
yang ditanggung oleh bidang usaha ini. Sedangkan untuk
kenaikan aktiva di dalamnya, adalah akibat adanya kenaikan
piutang anggota. Walaupun bidang usaha ini, hanya bisa
diambil ketika nanti para anggota keluar dari perusahaan.
Namun, uang yang ada di bidang usaha ini tidak serta merta
dibiarkan menganggur sehingga tidak dapat berkembang
nantinya.
Periode berikutnya bidang usaha ini mengalami kenaikan
sebesar 1% yakni di tahun 2008-2009. Adapun penyebabnya
ialah kenaikan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp
92.008.976,00 dan kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp
588.579.065,00. Sedangkan pada periode ini, kenaikan jumlah
SHU ini adalah karena adanya kenaikan pendapatan jasa bunga
sebesar 65% dari tahun sebelumnya kenaikan ini diakibatkan
oleh adanya uang yang terserap ke anggota yang
didistribusikancommit
dalamto bentuk
user pinjaman, sedangkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

119

pendapatan bunga bank mengalami penurunan sebesar 18%,


karena adanya pendistribusian terhadap anggota dianggap
lebih menghasilkan banyak keuntungan yang nanntinya juga
akan di bagikan kepada anggota. Hal ini terlihat dari adanya
peningkatan jumlah peminjaman uang yang dilakukan oleh
anggota pada periode 2008-2009 ini sedangkan untuk akun
deposito tidak terjadi penambahan malah justru tidak ada sama
sekali. Sedangkan kenaikan jumlah aktiva pada bidang usaha
ini adalah akibat adanya uang kas yang besarnya Rp 72.154,00
, timbulnya piutang arisan 11 dan naiknya jumlah piutang yang
dilakukan oleh anggota bidang usaha ini.
Pada tahun 2009-2010 return on assets bidang usaha unit
tabungan purna karya KOKARINDO mengalami kenaikan
sebesar 2%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan Sisa Hasil
Usaha (SHU) sebesar Rp 85.172.538,00 dan kenaikan jumlah
aktivanya sebesar Rp 430.776.364,00. Kenaikan SHU yang
terjadi pada periode ini hampir sama dengan periode
sebelumnya, yaitu akibat adanya kenaikan pendapatan jasa
bunga, tapi pendapatan bunga bank malah justru menurun. Hal
ini disebabkan karena pada periode ini, banyak sekali anggota
yang melakukan pinjaman pada bidang usaha ini. Sedangkan
untuk invesatasi yang dilakukan oleh bidang usaha ini
sebenarnya naik dari tahun sebelumnya. Tapi karena pada
tahun sebelumnya, tidak terjadi pendepositoan uang bidang
usaha ini, maka jumlah bunga bank yang diterima oleh unit
bidang usaha TPK ini menjadi menurun. Sedangkan untuk
kenaikan aktiva yang terjadi pada unit bidang usaha ini terjadi
karena adanya peningkatan yang terjadi pada akun kas yang
naik sebesar Rp 32.487.284,00, kenaikan deposito yang
disebabkan oleh kenaikan setoran yang dilakukan oleh anggota
bidang usaha commit to user untuk piutang anggota juga
ini. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

120

mengalami kenaikan sebesar Rp 409.867.014,00 dari tahun


sebelumnya.
Sedangkan pada tahun 2010-2011 bidang usaha unit
tabungan purna karya koperasi ini, menghasilkan return on
assets turun sebesar 1% dari periode sebelumnya. Hal ini
disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 104.143.435,00 dan kenaikan jumlah aktiva yang
digunakan oleh bidang usaha ini sebesar Rp 807.996.575,00.
Kenaikan SHU ini disebabkan oleh adanya kenaikan
pendapatan jasa bunga sebesar Rp 102.883.462,00 dan
kenaikan pendapatan bunga bank sebesar Rp 1.259.973,00.
Hal ini akibat adanya kenaikan setoran para anggota bidang
usaha ini yang kemudian didistribusikan oleh para pengurus
koperasi untuk dipinjamkan kepada anggota. Selain itu, untuk
menambah penghasilan SHU dari bidang usaha Tabungan
Purna Karya ini, maka deposito yang sebelumnya Rp
125.000.000,00 diambil oleh pengurus koperasi ini hingga
jumlah sisanya adalah Rp 49.000.000,00 agar bisa
didistribusikan kepada anggota. Sedangkan untuk kenaikan
aktiva ini terjadi karena adanya kenaikan piutang anggota dan
naiknya pos bank di neraca unit bidang usaha ini.
Perhitungan yang telah dilakukan peneliti, menunjukkan
bahwa Return on Assets (ROA) bidang usaha unit tabungan
purna karya KOKARINDO ini tahun 2007 sebesar 12% yang
artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha unit
tabungan purna karya ini menghasilkan keuntungan bersih /
SHU sebesar Rp 0,12. Tahun 2008 perhitungan Return on
Assets (ROA) bidang usaha unit tabungan purna karya
KOKARINDO menunjukkan prosentasenya naik menjadi
sebesar 11% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva
bidang usaha commit to user purna karya ini menghasilkan
unit tabungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

121

keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,11. Tahun 2009 hasil


perhitungan return on assets bidang usaha ini menunjukkan
prosentase sebesar 12% yang artinya setiap Rp 1,00 dari
seluruh aktiva bidang usaha unit tabungan purna karya ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,12.
Tahun 2010 Return on Assets (ROA) bidang usaha unit
tabungan purna karya KOKARINDO menunjukkan
prosentase naik menjadi sebesar 14% yang artinya pada setiap
Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha unit tabungan purna
karya ini menghasilkan keuntungan/ SHU sebesar Rp 0,14.
Tahun 2011 Return on Assets (ROA) bidang usaha unit
tabungan purna karya KOKARINDO prosentasenya turun
sedikit, menjadi sebesar 13% yang artinya pada setiap Rp 1,00
dari seluruh aktiva bidang usaha unit tabungan purna karya ini
menghasilkan keuntungan/ SHU sebesar Rp 0,13
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka return on
assets bidang usaha unit tabungan purna karya KOKARINDO
ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Return On Assets
15%

10%

5%

0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5

Gambar 4.23 Grafik Return on Assets Bidang Usaha Unit


Tabungan Purna Karya
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik return on assets bidang usaha unit


commit
tabungan purna karyatotersebut
user bisa kita lihat, bahwa bidang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

122

usaha koperasi ini memiliki kontribusi yang cukup stabil. Hal


ini, sangat jelas terilustrasikan dari adanya peningkatan dan
penurunan yang terjadi dari tahun ke tahun yang tidak terlalu
signifikan. Selain itu, menurut SK Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil Menegah No. 129/ Kep/ M/ XI/2002 koperasi
dalam keadaan rata-rata sangat baik. Karena pada bidang
usaha ini koperasi mampu menghasilkan keuntungan dengan
prosentase di atas 10% di setiap tahunnya atau dalam kondisi
profitable.
f) Unit Tabungan Pendidikan
Tabel 4.19 Return on Assets Bidang Usaha Unit Tabungan
Pendidikan KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


SHU 4.089.250 15.472.368 39.324.313 42.426.713 54.366.314
Total 78.154.25 239.103.86 395.590.60 468.902.39 574.643.23
Aktiva 0 4 5 0 5
ROA 5% 6% 10% 9% 9%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan return on assets bidang usaha unit
tabungan pendidikan KOKARINDO tersebut menunjukkan
bahwa mengalami kenaikan sebesar 1% pada tahun 2007-
2008. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil
Usaha (SHU) sebesar Rp 11.383.118,00 dan kenaikan jumlah
aktiva sebesar Rp 160.949.614,00. Kenaikan jumlah SHU
yang diterima oleh bidang usaha koperasi ini adalah sebagai
akibat naiknya pendapatan jasa bunga dan pendapatan bunga
bank yang diterima oleh bidnag usaha ini. Pada periode ini
pendapatan jasa bunga naik sebesar Rp 10.697.500,00 dari
tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pada periode ini,
banyak sekali anggota melakukan pinjaman terhadap bidang
usaha ini. Kemudian kenaikan pada bunga bank sebesar Rp
685.618,00 disebabkan karena adanya jumlah setoran PDK
commit to user
yang meningkat tidak hanya didistribusikan ke anggota saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

123

tapi, pada periode ini pengurus juga menyisihkan uang sebesar


Rp 10.225.917,00 yang dialokasikan untuk uang kas bidang
usaha ini dan Rp 10.000.000,00 untuk menambah jumlah
deposito yang berada di bank. Sehingga, nantinya akan mampu
menambah besarnya SHU yang diterima oleh para anggota
bidang usaha koperasi ini sendiri. Sedangkan kenaikan jumlah
aktiva bidang usaha ini, sebenarnya dalam bentuk lain, karena
pada laporan neraca terlihat bahwa uang kas yang tersedia
malah justru sangat sedikit apabila dibandingkan dengan
peminjaman yang dilakukan oleh para anggotanya. Hal ini,
adalah salah satu strategi yang dimiliki bidang usaha ini agar
uang yang ada di bidang usaha ini, mampu terserap ke anggota
sehingga, nantinya pengembalian yang diterima anggota juga
akan banyak diterima.
Periode berikutnya bidang usaha ini mengalami kenaikan
sebesar 4% yakni di tahun 2008-2009. Adapun penyebabnya
ialah kenaikan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp
23.851.945,00 dan kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp
156.486.741,00. Kenaikan SHU yang ada di bidang usaha ini
juga diakibatkan oleh adanya kenaikan pendapatan jasa bunga
bidang usaha ini sebesar Rp 22.438.522,00 sedangkan
kenaikan pendapatan bunga hanya sebesar Rp 1.413.423,00
dari tahun lalu. Sedangkan beban yang ditanggung oleh bidang
usaha ini, adalah tidak ada. Penyebab lain kenaikan ROA
bidang usaha ini adalah kenaikan aktiva yang dimiliki bidang
usaha ini, hal ini terlihat dengan kenaikan pos bank pada
bidang usaha ini sebesar Rp 190.899.041,00 yang disusul
munculnya piutang-piutang baru pada bidang usaha ini seperti
piutang sama mandiri, piutang TPK, dan piutang Arisan X.
Piutang sama mandiri terjadi, karena adanya kekurangan dari
commit
anggota bidang usahato ini
useryang telah purna yang belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

124

tertagih. Sedangkan piutang bidang usaha lain yang masuk ke


dalam bidang usaha ini, karena bidang usaha ini termasuk
dalam pemekaran unit simpan pinjam sehingga terkadang
adanya pinjam meminjam di antara bidang usaha itu, sudah
tidak masalah karena setiap pengeluaran dan pemasukannya
dicatat selain dengan manual, tapi juga dengan komputerisasi.
Jadi, tidak mungkin ada kelupaan tidak mencatat.
Pada tahun 2009-2010 return on assets bidang usaha unit
tabungan pendidikan KOKARINDO mengalami penurunan
sebesar 1%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan Sisa Hasil
Usaha (SHU) sebesar Rp 3.102.400,00 dan kenaikan jumlah
aktivanya sebesar Rp 73.311.785,00. Kenaikan jumlah SHU
pada bidang usaha ini seperti yang telah diuraikan, adalah
karena adanya kenaikan pendapatan jasa bunga sebesar 20%
dari tahun sebelumnya dan pendapatan bunga bank yang
diterima oleh bidang usaha ini juga naik sebesar 8%. Selain
itu, kenaikan jumlah aktiva yang dialami oleh bidang usaha ini
adalah kenaikan jumlah uang yang didepositokan, selain
adanya peminjaman uang yang dilakukan oleh para anggota
bidang usaha ini. Jumlah kas yang disisakan untuk
kepentingan bidang usaha inipun ditingkatkan untuk
memberikan pinjaman ketika ada sewaktu-waktu meminjam
kurang dari Rp 1.000.000,00 sehingga bisa langsung cair.
Sedangkan pada tahun 2010-2011 bidang usaha unit
tabungan pendidikan koperasi ini, menghasilkan return on
assets besarnya tetap dari periode sebelumnya. Hal ini
disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 11.939.601,00 dan kenaikan jumlah aktiva yang
digunakan oleh bidang usaha ini sebesar Rp 105.740.845,00.
Kenaikan pada SHU dan kenaikan aktiva pada bidang usaha
ini besarnya commit
adalah tosama
user atau sebesar 23% dari tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

125

sebelumnya. Sehingga, menyebabkan hasil ROA bidang usaha


ini tetap adanya.
Perhitungan data yang telah dilakukan oleh peneliti,
menunjukkan bahwa Return on Assets (ROA) bidang usaha
unit tabungan pendidikan KOKARINDO ini untuk tahun 2007
sebesar 5% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva
bidang usaha unit tabungan pendidikan ini menghasilkan
keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,05 sedangkan, tahun
2008 prosentasenya naik 1% dari tahun sebelumnya menjadi
sebesar 6%. Keadaan ini, berarti bahwa setiap Rp 1,00 dari
seluruh aktiva bidang usaha unit tabungan pendidikan ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,06.
Tahun 2009 perhitungan return on assets bidang usaha ini naik
menjadi sebesar 10% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh
aktiva bidang usaha unit tabungan pendidikan ini mampu
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,01.
Tahun 2010 perhitungan ROA bidang udaha ini menghasilkan
prosentase sebesar 9% yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari
seluruh aktiva bidang usaha unit tabungan pendidikan ini
menghasilkan keuntungan/ SHU sebesar Rp 0,09. Tahun 2011
besarnya prosentase return on assets bidang usaha tabungan
pendidikan ini adalah tetap yakni sebesar 9% yang artinya
pada setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha unit
tabungan pendidikan ini menghasilkan keuntungan/ SHU
sebesar Rp 0,09.

Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka return on


assets bidang usaha unit tabungan pendidikan KOKARINDO
ini dapat digambarkan sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

126

Return On Assets
12%

10%

8%

6%

4%

2%

0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5

Gambar 4.24 Grafik Return on Assets Bidang Usaha Unit


Tabungan Pendidikan
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik return on assets bidang usaha unit


tabungan pendidikan tersebut bisa kita lihat, bahwa bidang
usaha koperasi ini memiliki kontribusi yang cukup stabil. Hal
ini, sangat jelas terilustrasikan dari adanya peningkatan dan
penurunan yang terjadi dari tahun ke tahun yang tidak terlalu
mencolok. Selain itu, menurut SK Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 bidang
usaha koperasi ini diklasifikasikan dalam keadaan mulai dari
cukup hingga sangat baik. Hal ini, menunjukkan eksistensi
bidang usaha ini yang mampu menghasilkan laba sebagai
pengembalian investasi bidang usaha koperasi ini dengan
seluruh aktiva yang digunakan dalam seluruh kegiatan
operasionalnya.
b. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas Modal Sendiri = x 100%

Gambar 4.25 Rumus Rentabilitas Modal Sendiri


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

127

1) Unit Simpan Pinjam


Tabel 4.20 Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha Unit
Simpan Pinjam KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


SHU 142.982.221 243.866.913 222.025.809 238.514.108 273.679.732
Modal
Sendir 1.087.631.3 1.265.574.0 1.472.814.4 1.523.645.1 1.672.410.2
i 36 06 88 18 12
RMS 13% 19% 15% 16% 16%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan rentabilitas modal sendiri bidang usaha
unit simpan pinjam KOKARINDO tersebut menunjukkan
bahwa mengalami kenaikan sebesar 6% pada tahun 2007-
2008. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih
bidang usaha ini, yaitu sebesar Rp 100.884.692,00 dan
kenaikan jumlah modal sendiri sebesar 177.942.670,00.
Periode berikutnya bidang usaha ini mengalami penurunan
sebesar 4% yakni di tahun 2008-2009. Adapun penyebabnya
ialah penurunan jumlah laba bersih sebesar Rp 21.841.104,00
dan kenaikan jumlah modal sendiri sebesar Rp
207.240.482,00. Pada tahun 2009-2010 rentabilitas modal
bidang usaha unit simpan pinjam KOKARINDO mengalami
kenaikan sebesar 1%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan laba
bersih sebesar Rp 50.830.630,00 dan kenaikan modalnya
sebesar Rp 67.318.929,00. Sedangkan pada tahun 2010-2011
bidang usaha unit simpan pinjam koperasi ini, menghasilkan
rentabilitas modal sendiri tetap sebesar 16% dari periode
sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya laba bersih
sebesar Rp 35.165.624,00 dan kenaikan modal yang dimiliki
bidang usaha ini yang digunakan untuk menghasilkan keun
tungan sebesar Rp 148.765.094,00.
Rentabilitas Modal Sendiri bidang usaha unit simpan
commit to user
pinjam KOKARINDO ini untuk tahun 2007 sebesar 13%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

128

yang artinya setiap Rp 1,00 dari modal sendiri bidang usaha


unit simpan pinjam ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 0,13. Tahun 2008 prosentasenya naik menjadi
sebesar 19% yang artinya setiap Rp 1,00 dari modal sendiri
bidang usaha unit simpan pinjam ini menghasilkan
keuntungan/ SHU sebesar Rp 0,19 bagi para owner. Tahun
2009 Rentabilitas Modal Sendiri(RMS) bidang usaha ini turun
menjadi sebesar 15% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh
modal sendiri bidang usaha unit simpan pinjam ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,15 bagi
owner. Tahun 2010 prosentase Rentabilitas Modal
Sendiri(RMS) naik menjadi sebesar 16% yang artinya pada
setiap Rp 1,00 dari seluruh modal seniri bidang usaha unit
simpan pinjam ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 0,16. Tahun 2011 besarnya prosentase Rentabilitas
Modal Sendiri(RMS) adalah tetap yakni sebesar 16% yang
artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha
unit simpan pinjam ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 0,16.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka
Rentabilitas Modal Sendiri(RMS) bidang usaha unit simpan
pinjam KOKARINDO ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Rentabilitas Modal Sendiri


25%

20%

15%

10%

5%

0%
1 commit to
2007 2 user
2008 3
2009 4
2010 5
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

129

Gambar 4.26 Grafik Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha


Unit Simpan Pinjam KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO2007-2011, 2013: diolah)
Berdasarkan grafik Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
bidang usaha unit simpan pinjam tersebut bisa kita lihat,
bahwa bidang usaha koperasi ini memiliki kontribusi yang
cukup baik. Hal ini, sangat jelas terilustrasikan dari angka
yang dihasilkan yaitu tahun 2007 sebesar 13%, tahun 2008
sebesar 19%, tahun 2009 sebesar 15%, tahun 2010 sebesar
16%, dan tahun 2011 besarnya tetap yaitu 16%. Walaupun
hasil Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang usaha unit
simpan pinjam tersebut sempat terjadi penurunan, tapi angka
rasionya masih berada di atas 10%. Adapun, keadaan tersebut
apabila kita ukur dengan SK Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi ini
dalam keadaan rata-rata baik. Karena pada kurun waktu 5
tahun, koperasi ini mampu mengatur modal sendiri yang
dimiliki bidang usaha ini sehingga mampu menghasilkan
keuntungan dengan prosentase antara 10% - 20% atau bidang
usaha ini dalam kondisi yang profitable. Hal ini terjadi karena
hampir tidak ada RMS yang dihasilkan oleh bidang usaha ini
menunjukkan angka 0%.

2) Unit Toko
Tabel 4.21 Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha Unit
Toko KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


SHU Setelah 18.838.916 24.191.117 28.350.959 24.437.228 24.780.135
Pajak
Modal 14.665.157 14.665.157 14.665.157 14.665.157 14.665.157
Sendiri
RMS 128% 165% 193% 167% 169%
(Sumber: Laporan KOKARINDO2007-2011, 2013: diolah)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

130

Data perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)


bidang usaha unit toko KOKARINDO tersebut menunjukkan
bahwa mengalami kenaikan sebesar 37% pada tahun 2007-
2008. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih
sebesar Rp 5.352.201,00 dan jumlah modal sendiri tetap
sebesar Rp 14.665.157,00. Periode berikutnya bidang usaha ini
mengalami kenaikan sebesar 28% yakni di tahun 2008-2009.
Adapun penyebabnya ialah penurunan jumlah laba bersih
sebesar Rp 4.159.842,00 dan jumlah modal sendiri tetap
sebesar Rp 14.665.157,00. Pada tahun 2009-2010 rentabilitas
modal bidang usaha unit toko KOKARINDO mengalami
penurunan sebesar 26%. Hal ini disebabkan oleh adanya
penurunan laba bersih sebesar Rp 3.913.731,00 dan jumlah
modal sendiri tetap sebesar Rp 14.665.157,00. Sedangkan pada
tahun 2010-2011 bidang usaha unit toko koperasi ini,
menghasilkan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) turun
sebesar 2% dari periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh
adanya kenaikan laba bersih sebesar Rp 342.907,00 dan
jumlah modal sendiri tetap sebesar Rp 14.665.157,00.
Rentabilitas Modal Sendiri bidang usaha unit toko
KOKARINDO ini apabila kita jabarkan, keadaannya mulai
untuk tahun 2007 sebesar 128% yang artinya setiap Rp 1,00
dari modal sendiri bidang usaha unit toko ini menghasilkan
keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 1,28. Tahun 2008,
prosentase Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang usaha
unit toko naik menjadi sebesar 165% yang artinya setiap Rp
1,00 dari modal sendiri bidang usaha unit toko ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 1,65 bagi
para owner. Tahun 2009 hasil pengolahan laporan keuangan di
KOKARINDO menunjukkan angka Rentabilitas Modal
Sendiri (RMS)commit to usaha
bidang user ini naik menjadi sebesar 193%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

131

yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh modal sendiri bidang


usaha unit toko ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 1,93 bagi owner. Selanjutnya pada tahun 2010
prosentase Rentabilitas Modal Sendiri(RMS) menunjukkan
penurunan, yakni menjadi sebesar 167% yang artinya pada
setiap Rp 1,00 dari seluruh modal sendiri bidang usaha unit
toko ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp
1,67 dan tahun 2011 besarnya prosentase Rentabilitas Modal
Sendiri (RMS) mengalami kenaikan sebesar 2% dari tahun
sebelumnya. Angka yang dihasilkan Rentabilitas Modal
Sendiri (RMS) bidang usaha unit toko ini yakni sebesar 169%
yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang
usaha unit toko ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 1,69.
Dengan melihat perhitungan tersebut, maka Rentabilitas
Modal Sendiri (RMS) bidang usaha unit toko KOKARINDO
ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Rentabilitas Modal Sendiri


250%

200%

150%

100%

50%

0%
2007
1 2008
2 2009
3 42010 2011
5

Gambar 4.27 Grafik Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha


Unit Toko KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

132

Berdasarkan grafik Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)


bidang usaha unit toko tersebut bisa kita lihat, bahwa bidang
usaha koperasi ini memiliki kontribusi yang sangat baik. Hal
ini, sangat jelas tergambar dari angka yang dihasilkan yaitu
tahun 2007 sebesar 128%, tahun 2008 sebesar 165%, tahun
2009 sebesar 193%, tahun 2010 sebesar 167%, dan tahun 2011
naik 2% yaitu menjadi 169%. Walaupun hasil Rentabilitas
Modal Sendiri (RMS) bidang usaha unit toko tersebut
mengalami lika-liku yang tidak semata-mata mengalami
kenaikan saja, tapi angka rasio yang dihasilkan sangatlah
fantastis yakni berada di atas 50%. Hal ini menunjukkan,
bahwa modal yang dimiliki oleh koperasi ini telah mampu
diolah oleh para pengurus sehingga selalu menghasilkan
keuntungan di setiap tahunnya. Adapun, keadaan tersebut
apabila kita ukur dengan SK Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 bidang usaha
koperasi diklasifikasikan dalam kriteria sangat baik. Karena
selama 5 tahun koperasi ini memiliki kemampuan sangat baik
yakni di atas 21% setiap tahunnya dalam memaksimalkan
modalnya agar dapat menghasilkan keuntungan.
3) Unit Arisan Genap
Tabel 4.22 Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha Unit
Arisan Genap KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


SHU 26.526.341 -469.897 23.117.897 52.026.604 7.287.661
Setelah
Pajak
Modal 283.680.00 106.080.00 306.000.00 440.400.00 202.560.00
Sendiri 0 0 0 0 0
RMS 9% 0% 7% 11% 3%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
bidang usahacommit to user genap KOKARINDO tersebut
unit arisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

133

menunjukkan bahwa mengalami penurunan sebesar 9% pada


tahun 2007-2008. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan
laba bersih sebesar Rp 26.996.238,00 dan penurunan jumlah
modal sendiri sebesar Rp 177.600.000,00. Periode berikutnya
bidang usaha ini mengalami kenaikan sebesar 7% yakni di
tahun 2008-2009. Adapun penyebabnya ialah kenaikan jumlah
laba bersih sebesar Rp 23.587.794,00 dan kenaikan jumlah
modal sendiri sebesar Rp 199.920.000,00. Pada tahun 2009-
2010 rentabilitas modal bidang usaha unit arisan genap
KOKARINDO mengalami kenaikan sebesar 4%. Hal ini
disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih sebesar Rp
28.908.707,00 dan kenaikan modalnya sebesar Rp
134.400.000,00. Sedangkan pada tahun 2010-2011 bidang
usaha unit arisan genap koperasi ini, menghasilkan
Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) naik sebesar 8% dari
periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya
penurunan laba bersih sebesar Rp 44.738.943,00 dan
penurunan modal yang dimiliki bidang usaha ini yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp
237.840.000,00.
Hasil perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
bidang usaha unit arisan genap KOKARINDO ini pada tahun
2007 menunjukkan angka sebesar 9% yang artinya setiap Rp
1,00 dari modal sendiri bidang usaha unit arisan genap ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,09.
Selanjutnya, Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang usaha
unit arisan genap KOKARINDO pada tahun 2008
prosentasenya turun menjadi sebesar 0% yang artinya setiap
Rp 1,00 dari modal sendiri bidang usaha unit arisan genap ini
tidak menghasilkan keuntungan bersih/ SHU bagi para owner.
commit to user
Prosentase Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) tahun 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

134

bidang usaha ini naik menjadi sebesar 7% yang artinya setiap


Rp 1,00 dari seluruh modal sendiri bidang usaha unit arisan
genap ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp
0,07 bagi owner. Ketika tahun 2010 prosentase Rentabilitas
Modal Sendiri (RMS) bidang usaha unit arisan genap
KOKARINDO naik menjadi sebesar 11% yang artinya pada
setiap Rp 1,00 dari seluruh modal sendiri bidang usaha unit
arisan genap ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 0,11. Terakhir, pada tahun 2011 besarnya
prosentase Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) turun menjadi
sebesar 3% yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh
aktiva bidang usaha unit arisan genap ini menghasilkan
keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,03.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka
Rentabilitas Modal Sendiri(RMS) bidang usaha unit arisan
genap KOKARINDO ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Rentabilitas Modal Sendiri


12%

10%

8%

6%

4%

2%

0%
1 2 3 4 5
-2% 2007 2008 2009 2010 2011

Gambar 4.28 Grafik Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha


Unit Arisan Genap KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

135

Berdasarkan grafik Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)


bidang usaha unit arisan genap tersebut bisa kita lihat, bahwa
bidang usaha koperasi ini memiliki kontribusi yang cukup
baik. Hal ini, jelas terilustrasikan dari angka yang dihasilkan
yaitu tahun 2007 sebesar 9%, tahun 2008 sebesar 0%, tahun
2009 sebesar 7%, tahun 2010 sebesar 11%, dan tahun 2011
besarnya turun menjadi yaitu 3%. Dengan demikian, apabila
kita ukur dengan SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/ 2002 koperasi ini tahun
2007 dalam keadaan yang cukup, tahun 2008 menunjukkan
keadaan yang kurang, tahun 2009 menunjukkan angka rasio
sebesar 7% yang artinya dalam keadaan yang cukup, tahun
2010 pada keadaan baik, dan tahun 2011 dalam keadaan
cukup. Walaupun ada keadaan yang menyatakan bahwa salah
satu tahun dalam keadaan yang kurang, akibat prosentase yang
dihasilkan adalah nol, tapi keadaan rata–rata 5 tahun bidang
usaha ini dalam kriteria yang cukup. Jadi, para pengurus
koperasi hendaknya terus berupaya meningkatkan
produktivitas dari modal sendiri bidang usaha ini, agar
kejadian pada tahun 2008 tidak terulang kembali.
4) Unit Arisan Ganjil
Tabel 4.23 Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha Unit
Arisan Ganjil KOKARINDO

ket 2007 2008 2009 2010 2011


SHU
Setelah
Pajak 4.102.000 29.950.983 2.791.245 32.877.316 41.602.626
Modal 178.852.00 400.902.98 76.591.24 295.268.56 504.971.18
Sendiri 0 3 5 1 7
RMS 2% 7% 4% 11% 8%
(Sumber: Laporan KOKARINDO Tahun 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
commit to user
bidang usaha unit arisan ganjil KOKARINDO tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

136

menunjukkan bahwa mengalami kenaikan sebesar 5% pada


tahun 2007-2008. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan
laba bersih sebesar Rp 25.848.983,00 dan kenaikan jumlah
modal sendiri sebesar Rp 222.050.983,00. Periode 2008-2009
bidang usaha ini menunjukkan angka rasio 4%, berarti bidang
usaha ini mengalami penurunan sebesar 3%. Adapun
penyebabnya ialah penurunan jumlah laba bersih sebesar Rp
27.159.738,00 dan penurunan jumlah modal sendiri sebesar Rp
324.311.738,00. Pada tahun 2009-2010 Rentabilitas Modal
Sendiri (RMS) bidang usaha unit arisan ganjil KOKARINDO
mengalami kenaikan sebesar 7%. Hal ini disebabkan oleh
adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp
30.086.071,00 dan kenaikan modalnya sebesar Rp
218.677.316,00. Sedangkan pada tahun 2010-2011 bidang
usaha unit arisan ganjil koperasi ini, menghasilkan Rentabilitas
Modal Sendiri (RMS) turun sebesar 4% dari periode
sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba
bersih sebesar Rp 8.725.310,00 dan kenaikan modal yang
dimiliki bidang usaha ini yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan sebesar Rp 209.702.626,00.
Perhitungan laporan keuangan yang telah dilakukan oleh
peneliti menunjukkan bahwa Rentabilitas Modal Sendiri
(RMS) bidang usaha unit arisan ganjil KOKARINDO ini
untuk tahun 2007 sebesar 2% yang artinya setiap Rp 1,00 dari
modal sendiri bidang usaha unit arisan ganjil ini menghasilkan
keuntungan bersih / SHU sebesar Rp 0,02. Tahun selanjutnya
(2008) prosentase Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang
usaha unit arisan ganjil KOKARINDO naik menjadi sebesar
9% yang artinya setiap Rp 1,00 dari modal sendiri bidang
usaha unit arisan ganjil ini menghasilkan keuntungan bersih /
SHU sebesar commit
Rp 0,09to bagi
user para owner. Setahun kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

137

(2009) Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang usaha ini


turun menjadi sebesar 4% yang artinya setiap Rp 1,00 dari
seluruh modal sendiri bidang usaha unit arisan ganjil ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,04 bagi
owner. Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang usaha unit
arisan ganjil KOKARINDO untuk tahun 2010 prosentase
Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) naik menjadi sebesar 14%
yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh modal sendiri
bidang usaha unit arisan ganjil ini menghasilkan keuntungan
bersih/ SHU sebesar Rp 0,14 sedangkan prosentase RMS pada
tahun 2011 mengalami kenaikan sehingga menjadi sebesar
15% yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh aktiva
bidang usaha unit arisan ganjil ini menghasilkan keuntungan
bersih/ SHU sebesar Rp 0,18.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka
Rentabilitas Modal Sendiri(RMS) bidang usaha unit arisan
ganjil KOKARINDO ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Rentabilitas Modal Sendiri


12%

10%

8%

6%

4%

2%

0%
12007 22008 32009 2010
4 2011
5

Gambar 4.29 Grafik Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha


Unit Arisan Ganjil KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

138

Berdasarkan grafik Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)


bidang usaha unit arisan ganjil tersebut bisa kita lihat, bahwa
bidang usaha koperasi ini memiliki kontribusi yang cukup. Hal
ini, sangat jelas terilustrasikan dari angka yang dihasilkan
yaitu tahun 2007 sebesar 2%, tahun 2008 sebesar 9%, tahun
2009 turun menjadi sebesar 4%, tahun 2010 sebesar 14%, dan
tahun 2011 besarnya naik menjadi yaitu 18%. Dengan
demikian, apabila kita ukur dengan SK Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002
koperasi ini pada tahun 2007 dalam keadaan yang cukup, pada
tahun 2008 menunjukkan keadaan yang kurang, pada tahun
2009 dan menunjukkan keadaan yang cukup, sedangkan pada
tahun 2010 dan tahun 2011 pada keadaan baik. Jadi, modal
yang digunakan oleh bidang usaha ini rata-rata sudah mampu
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU dengan kriteria yang
cukup guna dibagikan kepada para anggota bidang usaha ini.
5) Unit Tabungan Purna Karya
Tabel 4.24 Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha Unit
Tabungan Purna Karya KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


SHU 114.066.1 148.080.924 240.089.900 325.262.438 429.405.873
Setelah 41
Pajak
Modal 852.455.4 1.239.520.4 1.720.029.1 2.081.694.3 2.785.027.3
Sendiri 13 05 60 20 35
RMS 13% 12% 14% 16% 15%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
bidang usaha unit tabungan purna karya KOKARINDO
tersebut menunjukkan pada periode 2007-2008 prosentase
yang dihasilkan mengalami penurunan sebesar 1%. Adapun
penyebabnya adalah naiknya laba bersih dari bidang usaha ini
commit to user
sebesar Rp 34.014.783,00 dan naiknya jumlah modal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

139

dialami oleh bidang usaha ini sebesar Rp 387.064.992,00. Pada


periode 2008-2009 bidang usaha ini mengalami kenaikan
sebesar 2%. Penyebabnya adalah naiknya laba bersih sebesar
Rp 92.008.976,00 yang diimbangi dengan kenaikan modal
sebesar Rp 480.508.755,00. Pada periode 2009-2010 bidang
usaha ini mengalami kenaikan sebesar 2%. Hal ini dipengaruhi
oleh kenaikan laba bersih sendiri sebesar Rp 85.172.538,00
dari tahun sebelumnya dan diikuti dengan kenaikan modal
sendiri bidang usaha ini sebesar Rp 361.665.160,00.
Sedangkan pada tahun 2010-2011 bidang usaha ini mengalami
penurunan sebesar 1%. Adapun penyebabnya adalah adanya
kenaikan yang cukup drastis antara modal dan laba bersih nya,
yakni Rp 703.333.015,00 untuk modalnya dan Rp
104.143.435,00 untuk SHU nya.
Setelah peneliti melakukan perhitungan Rentabilitas
Modal Sendiri (RMS) bidang usaha unit tabungan purna karya
KOKARINDO ini dapat diartikan bahwa pada tahun 2007,
RMS yang dihasilkan adalah sebesar 13% yang artinya setiap
Rp 1,00 dari modal sendiri bidang usaha unit tabungan purna
karya KOKARINDO ini menghasilkan keuntungan bersih/
SHU sebesar Rp 0,13. Tahun 2008 prosentasenya mengalami
penurunan menjadi sebesar 12% yang artinya setiap Rp 1,00
dari modal sendiri bidang usaha unit tabungan purna karya
KOKARINDO ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 0,12 bagi para owner. Rentabilitas Modal Sendiri
(RMS) bidang usaha tabungan purna karya KOKARINDO
tahun 2009 menunjukkan prosenatase kenaikan, menjadi
sebesar 14% yang artinya setiap Rp 1,00 dari seluruh modal
sendiri bidang usaha unit tabungan purna karya KOKARINDO
ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,14
bagi owner. commit to user pada tahun 2010 prosentase
Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

140

Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) naik menjadi sebesar 16%


yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh modal sendiri
bidang usaha unit tabungan purna karya KOKARINDO ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,16.
Tahun 2011 besarnya prosentase Rentabilitas Modal Sendiri
(RMS) turun menjadi sebesar 15% yang artinya pada setiap
Rp 1,00 dari seluruh aktiva bidang usaha unit tabungan purna
karya KOKARINDO ini menghasilkan keuntungan bersih/
SHU sebesar Rp 0,15.
Apabila digambarkan, maka Rentabilitas Modal Sendiri
(RMS) bidang usaha unit tabungan purna karya KOKARINDO
adalah:

Rentabilitas Modal Sendiri


18%
16%
14%
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
2007
1
2007 2008
2
2008 2009
3
2009 2010
4
2010 2011
5
2011

Gambar 4.30 Grafik Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha


Unit Tabungan Purna Karya KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Berdasarkan grafik Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
bidang usaha unit tabungan purna karya tersebut bisa kita lihat,
bahwa bidang usaha koperasi ini dalam keadaan yang baik.
Walaupun tidak selalu mengalami kenaikan tapi, apabila kita
ukur dengan SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi ini dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

141

keadaan yang baik karena prosentase yang dihasilkan antara


10%- 20% tiap tahunnya. Jadi, modal yang digunakan koperasi
ini dalam bidang usaha ini rata-rata mampu menghasilkan
keuntungan bersih/ SHU dengan kriteria yang ada.

6) Unit Tabungan Pendidikan


Tabel 4.25 Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha Unit
Tabungan Pendidikan KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


SHU 4.089.250 15.472.368 39.324.313 42.426.713 54.366.314
Setelah
Pajak
Modal 74.065.00 215.343.49 354.647.89 426.475.67 520.120.98
Sendiri 0 6 9 7 5
RMS 6% 7% 11% 10% 10%
(Sumber: Laporan KOKARINDO Tahun 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
bidang usaha unit tabungan pendidikan KOKARINDO
tersebut menunjukkan bahwa mengalami kenaikan sebesar 1%
pada tahun 2007-2008. Hal ini disebabkan oleh adanya
kenaikan laba bersih sebesar Rp 11.383.118,00 dan kenaikan
jumlah modal sendiri sebesar Rp 74.065.000,00. Periode
berikutnya bidang usaha ini mengalami kenaikan sebesar 4%
yakni di tahun 2008-2009. Adapun penyebabnya ialah
kenaikan jumlah laba bersih sebesar Rp 23.851.945,00 dan
kenaikan jumlah modal sendiri sebesar Rp 215.343.496,00.
Pada tahun 2009-2010 Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
bidang usaha unit tabungan pendidikan KOKARINDO
mengalami penurunan sebesar 1%. Hal ini disebabkan oleh
adanya kenaikan laba bersih sebesar Rp 3.102.400,00 dan
kenaikan modalnya sebesar Rp 354.647.899,00. Sedangkan
pada tahun 2010-2011 bidang usaha unit tabungan pendidikan
koperasi ini, menghasilkan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
commit to user
tetap sebesar 10% dari periode sebelumnya. Hal ini disebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

142

oleh adanya kenaikan laba bersih sebesar Rp 11.939.601,00


dan kenaikan modal yang dimiliki bidang usaha ini yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp
426.475.677,00.
Segala hasil perhitungan yang telah dilakukan dan
disajikan pada tabel di atas menunjukkan Rentabilitas Modal
Sendiri bidang usaha unit tabungan pendidikan KOKARINDO
ini pada tahun 2007 sebesar 6% yang artinya setiap Rp 1,00
dari modal sendiri bidang usaha unit tabungan pendidikan ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,06.
Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang usaha unit tabungan
pendidikan KOKARINDO tahun 2008 prosentasenya
mengalami kenaikan sebesar 7% sehingga, apabila diartikan
maka dapat diketahui bahwa setiap Rp 1,00 dari modal sendiri
bidang usaha unit tabungan pendidikan ini menghasilkan
keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,07 bagi para owner.
Tahun 2009 Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang usaha
ini mengalami kenaikan sebesar 4% atau menjadi sebesar 11%
yang artinya adalah setiap Rp 1,00 dari seluruh modal sendiri
bidang usaha unit tabungan pendidikan ini menghasilkan
keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,11 bagi owner. Tahun
2010 prosentase Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
mengalami penurunan menjadi sebesar 10% yang artinya pada
setiap Rp 1,00 dari seluruh modal sendiri bidang usaha unit
unit tabungan pendidikan ini menghasilkan keuntungan bersih/
SHU sebesar Rp 0,1 dan pada tahun 2011 besarnya prosentase
Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) adalah tetap atau besarnya
adalah 9% yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh
modal sendiri bidang usaha unit tabungan pendidikan ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

143

Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka


Rentabilitas Modal Sendiri(RMS) bidang usaha unit tabungan
pendidikan KOKARINDO ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

Rentabilitas Modal Sendiri


12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5

Gambar 4.31 Grafik Rentabilitas Modal Sendiri Bidang Usaha


Unit Tabungan Pendidikan KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)


bidang usaha unit tabungan pendidikan tersebut bisa kita lihat,
bahwa bidang usaha koperasi ini memiliki kontribusi yang
cukup. Hal ini, sangat jelas terilustrasikan dari angka yang
dihasilkan yaitu tahun 2007 sebesar 6%, tahun 2008 sebesar
7%, tahun 2009 naik menjadi sebesar 11%, tahun 2010 turun
menjadi sebesar 10%, dan tahun 2011 besarnya tetap yaitu
10%. Dengan demikian, apabila kita ukur dengan SK Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/
XI/2002 koperasi ini tahun 2007 dalam keadaan yang cukup,
tahun 2008 menunjukkan keadaan yang kurang, tahun 2009
dan menunjukkan keadaan yang baik, tahun 2010 dan tahun
2011 pada keadaan cukup. Jadi, pengurus koperasi ini telah
mampu mengolah modal yang dimiliki oleh bidang usaha ini
rata-rata sudahcommit
mamputomenghasilkan
user keuntungan bersih/ SHU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

144

dengan kriteria yang cukup guna dibagikan kepada para


anggota bidang usaha ini.
c. Profitabilitas

Profitabilitas = x 100%

Gambar 4.32 Rumus Profitabilitas

a) Unit Simpan Pinjam


Tabel 4.26 Profitabilitas Bidang Usaha Unit Simpan
Pinjam KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


142.982.22 243.866.91 222.025.80 238.514.10 273.679.73
SHU 1 3 9 8 2
174.301.07 277.122.36 251.875.46 272.731.88 313.420.79
Pend. Bruto 3 2 3 8 3
Profitabilit
as 82% 88% 88% 87% 87%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Data perhitungan profitabilitas bidang usaha unit simpan


pinjam KOKARINDO tersebut menunjukkan bahwa
mengalami kenaikan sebesar 6% pada tahun 2007-2008. Hal
ini disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 100.884.692,00 dan kenaikan jumlah pendapatan
bruto bidang usaha ini sebesar Rp 102.821.289,00. Periode
tahun 2008-2009 bidang usaha ini dalam keadaan tetap yakni
sebesar 88%. Adapun penyebabnya ialah penurunan jumlah
Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp 21.841.104,00 dan
penurunan jumlah pendapatan bruto sebesar Rp 25.246.899,00.
Pada tahun 2009-2010 profitabilitas bidang usaha unit simpan
pinjam KOKARINDO mengalami penurunan sebesar 1%. Hal
ini disebabkan oleh adanya penurunan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 16.488.299,00 dan penurunan pendapatan bruto
commit to user
sebesar Rp 20.856.425,00. Sedangkan pada tahun 2010-2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

145

bidang usaha unit simpan pinjam koperasi ini, menghasilkan


prosentase profitabilitas tetap sebesar 87%. Hal ini disebabkan
oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp
35.165.624,00 dan kenaikan pendapatan bruto bidang usaha ini
yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp
40.688.905,00.
Profitabilitas bidang usaha unit simpan pinjam
KOKARINDO ini untuk tahun 2007 sebesar 82% yang artinya
setiap Rp 1,00 dari pendapatan bruto bidang usaha unit simpan
pinjam ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp
0,82. Untuk tahun 2008 prosentasenya naik menjadi sebesar
88% yang artinya setiap Rp 1,00 dari pendapatan bruto bidang
usaha unit simpan pinjam ini menghasilkan keuntungan bersih/
SHU sebesar Rp 0,88 bagi para owner. Untuk tahun 2009
profitabilitas bidang usaha ini dalam keadaan tetap, yaitu
sebesar 88% yang artinya setiap Rp 1,00 dari pendapatan bruto
bidang usaha unit simpan pinjam ini menghasilkan keuntungan
bersih/ SHU sebesar Rp 0,88 bagi owner. Pada tahun 2010
prosentase profitabilitas turun sebesar 1%, prosentase bidang
usaha ini menjadi sebesar 87% yang artinya pada setiap Rp
1,00 dari seluruh pendapatan bruto bidang usaha unit simpan
pinjam ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp
0,87. Untuk tahun 2011 besarnya prosentase profitabilitas
bidang usaha ini besarnya tetap yakni sebesar 87% yang
artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh pendapatan bruto
bidang usaha unit simpan pinjam ini menghasilkan keuntungan
bersih/ SHU sebesar Rp 0,87.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka
Profitabilitas bidang usaha unit simpan pinjam KOKARINDO
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

146

Profitabilitas
90%
88%
86%
84%
82%
80%
78%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5

Gambar 4.33 Grafik Profitabilitas Bidang Usaha Unit Simpan


Pinjam KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik profitabilitas bidang usaha unit


simpan pinjam tersebut bisa kita lihat, bahwa bidang usaha
koperasi ini dalam keadaan yang sangat baik. Hal ini, sangat
jelas terilustrasikan dari angka yang dihasilkan dari tahun 2007
hingga tahun 2011 dalam angka diatas 15%. Dengan demikian,
apabila kita ukur dengan SK Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 bidang usaha
bidang usaha koperasi ini dalam keadaan yang sangat baik.
Jadi, pendapatan bruto bidang usaha ini rata-rata mampu
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU dengan kriteria sangat
baik yang telah ditentukan.
b) Unit Toko
Tabel 4.27 Profitabilitas Bidang Usaha Unit Toko
KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


18.838.916 24.191.11 28.350.95 24.437.228 24.780.13
SHU 7 9 5
21.321.966 commit to user
27.026.71 31.560.45 26.585.728 27.312.13
Pend. Bruto 7 9 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

147

Profitabilita
s 88% 90% 90% 92% 91%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Data perhitungan profitabilitas bidang usaha unit toko
KOKARINDO tersebut menunjukkan bahwa mengalami
kenaikan sebesar 2% pada tahun 2007-2008. Hal ini
disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 5.352.201,00 dan kenaikan jumlah pendapatan
bruto bidang usaha ini sebesar Rp 5.704.751,00. Periode tahun
2008-2009 bidang usaha ini dalam keadaan tetap yakni sebesar
90%. Adapun penyebabnya ialah naik jumlah Sisa Hasil Usaha
(SHU) sebesar Rp 4.159.842,00 dan kenaikan jumlah
pendapatan bruto sebesar Rp 4.533.742,00. Pada tahun 2009-
2010 profitabilitas bidang usaha unit simpan pinjam
KOKARINDO mengalami naik sebesar 2%. Hal ini
disebabkan oleh adanya penurunan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 3.913.731,00 dan penurunan pendapatan bruto
sebesar Rp 4.974.731,00. Pada tahun 2010-2011 bidang usaha
unit toko koperasi ini, turun sebesar 1%. Hal ini disebabkan
oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp
342.907,00 dan kenaikan pendapatan bruto bidang usaha ini
yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp
726.407,00.
Profitabilitas bidang usaha unit toko KOKARINDO ini
untuk tahun 2007 sebesar 88% yang artinya setiap Rp 1,00 dari
pendapatan bruto bidang usaha unit toko ini menghasilkan
keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,88. Untuk tahun 2008
prosentasenya naik menjadi sebesar 90% yang artinya setiap
Rp 1,00 dari pendapatan bruto bidang usaha unit toko ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,90 bagi
para owner. Untuk tahun 2009 profitabilitas bidang usaha ini
commit to user
dalam keadaan tetap, yaitu sebesar 90% yang artinya setiap Rp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

148

1,00 dari pendapatan bruto bidang usaha unit toko ini


menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,90 bagi
owner. Pada tahun 2010 prosentase profitabilitas turun sebesar
1%, prosentase bidang usaha ini menjadi sebesar 92% yang
artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh pendapatan bruto
bidang usaha unit toko ini menghasilkan keuntungan bersih/
SHU sebesar Rp 0,92. Untuk tahun 2011 besarnya prosentase
profitabilitas bidang usaha ini besarnya turun 1% yakni sebesar
91% yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh pendapatan
bruto bidang usaha unit toko ini menghasilkan keuntungan
bersih/ SHU sebesar Rp 0,91.
Dengan melihat analisis rasio tersebut, maka
Profitabilitas bidang usaha unit toko KOKARINDO ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Profitabilitas
93%
92%
91%
90%
89%
88%
87%
86%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 20115

Gambar 4.33 Grafik Profitabilitas Bidang Usaha Unit Toko


KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)
Berdasarkan grafik profitabilitas bidang usaha unit toko
tersebut bisa kita lihat, bahwa bidang usaha koperasi ini dalam
keadaan yang sangat baik. Hal ini, jelas tergambar dari

commit
dinamika grafik to user Walaupun angka rasio yang
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

149

dihasilkan tidak selamanya dalam keadaan naik, tapi dari


angka yang dihasilkan dari tahun 2007 hingga tahun 2011
dalam angka diatas 15%. Dengan demikian, apabila ukur
dengan SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 bidang usaha bidang
usaha koperasi ini dalam keadaan yang sangat baik. Keadaan
ini terjadi karena pendapatan bruto bidang usaha ini rata-rata
mampu menghasilkan keuntungan bersih/ SHU dengan kriteria
sangat baik yang telah ditentukan sebelumnya.

c) Unit Arisan Genap


Tabel 4.28 Profitabilitas Bidang Usaha Unit Arisan Genap
KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


26.526.34 -469.897 23.117.89 52.026.604 7.287.661
SHU 1 7
28.526.39
2.530.103 29.587.79
36.408.707 12.787.66
Pend. Bruto 4 4 1
Profitabilita
s 93% -19% 78% 143% 57%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Data perhitungan profitabilitas bidang usaha unit arisan


genap KOKARINDO tersebut menunjukkan bahwa
mengalami penurunan sebesar 112% pada tahun 2007-2008.
Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan Sisa Hasil Usaha
(SHU) sebesar Rp 26.996.238,00 dan penurunan jumlah
pendapatan bruto bidang usaha ini sebesar Rp 25.996.291,00.
Periode tahun 2008-2009 bidang usaha ini dalam naik sebesar
97%. Adapun penyebabnya ialah naiknya jumlah Sisa Hasil
Usaha (SHU) sebesar Rp 23.587.794,00 dan kenaikan jumlah
pendapatan bruto sebesar Rp 27.057.691,00. Pada tahun 2009-
2010 profitabilitas bidang usaha unit arisan genap
KOKARINDOcommit
mengalami
to user naik sebesar 65%. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

150

disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU)


sebesar Rp 28.908.707,00 dan penurunan pendapatan bruto
sebesar Rp 6.820.913,00. Sedangkan pada tahun 2010-2011
bidang usaha unit arisan genap koperasi ini, turun sebesar
86%. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan Sisa Hasil
Usaha (SHU) sebesar Rp 44.738.943,00 dan penurunan
pendapatan bruto bidang usaha ini yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan sebesar Rp 23.621.046,00.
Profitabilitas bidang usaha unit arisan genap
KOKARINDO ini untuk tahun 2007 sebesar 93% yang artinya
setiap Rp 1,00 dari pendapatan bruto bidang usaha unit arisan
genap ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp
0,93. Untuk tahun 2008 prosentasenya turun menjadi sebesar -
19% yang artinya setiap Rp 1,00 dari pendapatan bruto bidang
usaha unit arisan genap ini menanggung kerugian sebesar Rp
0,19. Untuk tahun 2009 profitabilitas bidang usaha ini dalam
keadaan naik menjadi sebesar 78% yang artinya setiap Rp 1,00
dari pendapatan bruto bidang usaha unit arisan genap ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,78 bagi
owner. Pada tahun 2010 prosentase profitabilitas naik menjadi
sebesar 143% yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari seluruh
pendapatan bruto bidang usaha unit arisan genap ini
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 1,43. Untuk
tahun 2011 besarnya prosentase profitabilitas bidang usaha ini
turun menjadi 57% yang artinya pada setiap Rp 1,00 dari
seluruh volume usaha (pendapatan bruto) bidang usaha unit
arisan genap ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
sebesar Rp 0,57.
Setelah kita mampu melakukan analisis di atas, maka
kita dapat menggambarkan profitabilitas yang dihasilkan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

151

bidang usaha unit arisan genap KOKARINDO tersebut yakni


sebagai berikut:

Profitabilitas
200%
143%
150%
93%
100% 78%
57%
50%
-19%
0%
1 2 3 4 5
-50% 2007 2008 2009 2010 2011

Gambar 4.35 Grafik Profitabilitas Bidang Usaha Unit Arisan


Genap KOKARINDO
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Berdasarkan grafik profitabilitas bidang usaha unit arisan


genap tersebut bisa kita lihat, bahwa bidang usaha koperasi ini
dalam keadaan yang cukup menguntungkan. Keadaan tersebut
bisa dilihat dari prosentase yang dihasilkan setiap tahunnya
yang hampir bisa dikatakan jauh di atas kriteria yang ada.
Walaupun angka rasio yang dihasilkan tidak selamanya dalam
keadaan naik, dan bahkan ada yang dalam keadaan minus, tapi
dari angka yang dihasilkan dari tahun 2007, 2009, 2010, dan
2011 bidang usaha ini mampu memaksimalkan pendapatan
brutonya guna mendapatkan angka diatas 15%. Dengan
demikian, apabila ukur dengan SK Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 bidang
usaha bidang usaha koperasi ini dalam keadaan yang sangat
baik. Keadaan ini terjadi karena pendapatan bruto bidang
usaha ini rata-rata mampu menghasilkan keuntungan bersih/
SHU dengan kriteria sangat baik yang telah ditentukan
sebelumnya. Selain itu, tahun 2008 perlu mendapatkan
commit to user
perhatian yang serius agar kejadian serupa tidak terulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

152

d) Unit Arisan Ganjil


Tabel 4.29 Profitabilitas Bidang Usaha Unit Arisan Ganjil
KOKARINDO

Ket 2007 2008 2009 2010 2011


4.102.000 29.950.98 2.791.245 32.877.316 41.602.62
SHU 3 6
9.102.000 35.950.98
4.791.245 38.377.316 49.395.12
Pend. Bruto 3 6
Profitabilita 45% 83% 58% 86% 84%
s
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Data perhitungan profitabilitas bidang usaha unit arisan


ganjil KOKARINDO tersebut menunjukkan bahwa mengalami
kenaikan sebesar 38% pada tahun 2007-2008. Hal ini
disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 25.848.983,00 dan kenaikan jumlah pendapatan
bruto bidang usaha ini sebesar Rp 26.848.983,00. Periode
tahun 2008-2009 bidang usaha ini dalam turun sebesar 97%.
Adapun penyebabnya ialah penurunan jumlah Sisa Hasil
Usaha (SHU) sebesar Rp 27.159.738,00 dan penurunan jumlah
pendapatan bruto sebesar Rp 31.159.738,00. Pada tahun 2009-
2010 profitabilitas bidang usaha unit arisan ganjil
KOKARINDO mengalami naik sebesar 28%. Hal ini
disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp 30.086.071,00 dan penurunan pendapatan bruto
sebesar Rp 33.586.071,00. Sedangkan pada tahun 2010-2011
bidang usaha unit arisan ganjil koperasi ini, turun sebesar 2%.
Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha
(SHU) sebesar Rp 8.725.310,00 dan kenaikan pendapatan
bruto bidang usaha ini yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan sebesar Rp 11.017.810,00.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

153

Profitabilitas bidang usaha unit arisan ganjil


KOKARINDO ini untuk tahun 2007 sebesar 45% yang artinya
setiap Rp 1,00 dari pendapatan bruto bidang usaha unit arisan
ganjil ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp
0,45. Untuk tahun 2008 prosentasenya naik menjadi menjadi
sebesar 83% yang artinya setiap Rp 1,00 dari pendapatan bruto
bidang usaha unit arisan ganjil ini menanggung kerugian
sebesar Rp 0,83. Untuk tahun 2009 profitabilitas bidang usaha
ini dalam keadaan turun menjadi sebesar 58% yang artinya
setiap Rp 1,00 dari pendapatan bruto bidang usaha unit arisan
ganjil ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp
0,58 bagi owner. Pada tahun 2010 prosentase profitabilitas
naik menjadi sebesar 86% yang artinya pada setiap Rp 1,00
dari seluruh pendapatan bruto bidang usaha unit arisan ganjil
ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,86.
Untuk tahun 2011 besarnya prosentase profitabilitas bidang
usaha ini turun menjadi 84% yang artinya pada setiap Rp 1,00
dari seluruh pendapatan bruto bidang usaha unit arisan ganjil
ini menghasilkan keuntungan bersih/ SHU sebesar Rp 0,84.
Adapun keadaan profitabilitas bidang usaha ini tersebut dapat
digambarkan dengan garfik sebagai berikut:

Profitabilitas
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2007
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

154

Gambar 4.36 Grafik Profitabilitas Bidang Usaha Unit Arisan


Ganjil KOKARINDO

Berdasarkan grafik profitabilitas bidang usaha unit arisan


ganjil tersebut bisa kita lihat, bahwa bidang usaha koperasi ini
dalam keadaan yang cukup menguntungkan bagi para owner.
Keadaan tersebut bisa dilihat dari prosentase yang dihasilkan
setiap tahunnya yang menghasilkan prosentase di atas 20%.
Walaupun angka rasio yang dihasilkan tidak selalu naik, tapi
bidang usaha ini sudah dapat mengoptimalkan segala
pendapatan brutonya untuk mendapatkan prosentase
profitabilitas yang tinggi. Dengan demikian, apabila ukur
dengan SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 bidang usaha bidang
usaha koperasi ini dalam keadaan yang sangat baik. Keadaan
ini terjadi karena pendapatan bruto bidang usaha ini rata-rata
mampu menghasilkan keuntungan bersih/ SHU dengan kriteria
sangat baik yang telah ditentukan sebelumnya yakni di atas
15%.

9) Sisa Hasil Usaha (SHU)


Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan
atau penerimaan total (total revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total
(total cost) dalam satu tahun buku (Sitio, 2001: 87). Dalam koperasi ini.
perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan dengan menjumlah semua
pendapatan yang telah diterima oleh bidang usaha-bidang usaha ini yang
kemudian dikurangi dengan beban-beban yang ditanggung koperasi ini.
Selanjutnya, pembagian SHU ke tiap anggota besarnya adalah bedasarkan
keaktifannya di dalam koperasi ini. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara
yang dilakukan dengan sekretaris KOKARINDO berikut:
Pendapatan – Pengeluaran = SHU
Kalo untuk tiap anggota tergantung dengan keaktifan
anggotanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

155

(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 2, tanggal 1


Maret 2013)

Hal senada juga diungkapkan sesuai dengan petikan wawancara yang


dilakukan dengan Bendahara KOKARINDO berikut:
Pada intinya, Pendapatan – Pengeluaran = SHU. Tapi, itu
banyak sekali jadi untuk anggota berapa %, sosial berapa%,
cadangan berapa %, pengurus berapa %, BP berapa %, banyak
sekali.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 3, tanggal 4
Maret 2013)

Pembagian SHU yang dilakukan pada koperasi dilakukan oleh koperasi


ini secara merata dan berdasarkan keaktifannya. Selain itu, hasil yang
dibagikan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan
bahwasnnya koperasi karyawan PT. Indo Acidatama ini, dalam keadaan yang
berkembang. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara dengan salah satu
anggota bernama Bapak Sri Waryono berikut:
Sudah merata, dan sesuai dengan simpanan-simpanan dan
pinjamannya. SHU nya ditentukan jumlah pinjamnya.
Misalnya, aktif apabila tidak pinjam rumangsaku wis adil mbak,
wis sesuai dengan simpanan-simpanan dan pinjaman-
pinjamannya. Misalnya, pinjam Rp 10.000.000,00 ada simpanan
plus 5% atau berapa tar kan itu jadi haknya peminjam mbak.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 12, tanggal 1
Maret 2013)

Hal senada juga disampaikan oleh Warsiti Murni berikut:


Menurut saya, pembagian SHU cukup bagus, karena yang saya
terima lumayan banyak/ dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 7, tanggal 1
Maret 2013)

Atau secara rinci, dari wawancara dengan salah satu karyawan koperasi
bernama Nur Ikhsanuddin rumus untuk menghitung Sisa Hasil Usaha (SHU)
di koperasi ini perhitungannya dengan prosentase sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

156

USP TPK PDK ARISAN


Dibagi ke anggota 75% 90% 90% 90%
Cadangan Modal 10% - - -
Pengurus 5% 5% 5% 5%
Badan Pemeriksa 2% 2% 2% 2%
Dana Pendidikan 1% - - -
Dana Pengembangan 1% - - -
Dana Sosial 6% - - -
Donasi - 3% 3% 3%
Jumlah 100% 100% 100% 100%
Kemudian untuk anggota adalah simpanan pokok ditambah dengan
simpanan wajib, ditambah dengan simpanan plus dibagi dengan
Total pokok ditambah total wajib dan total simpanan plus dikali
dengan 75%. Simpanan plus adalah tambahan dana yang diberikan
kepada anggota apabila anggota meminjam uang ke koperasi,
besarnya adalah 2% x Total Pinjaman : 5. Sedangkan untuk
pengurus dan badan pengawas perhitungannya langsung total
prosentase x besarnya dana yang ada.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 4, tanggal 13 Maret
2013)

Adapun manfaat, dari adanya pembagian SHU bagi para anggota


koperasi banyak sekali. Sebagai contoh, pertama adalah untuk membantu
memenuhi kebutuhan anggota dan keluarga mereka. Hal ini, karena
penerimaan SHU itu biasanya tak terduga, yakni pada antara bulan maret.
Jadi, semacam ada tambahan pemasukan dari adanya pembagian SHU ini.
Hal ini sesuai petikan wawancara yang dilakukan dengan salah satu anggota
KOKARINDO bernama Bapak Nyoto Mulyono berikut:
Yang sangat saya rasakan itu, bisa meringankan biaya hidup,
dan meringankan biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-hari.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 18, tanggal 7
Maret 2013)

Hal senada juga diungkapkan oleh anggota KOKARINDO yang lain


bernama Bapak Teguh Mariana berikut ini:
commit to user
Untuk keluarga dan tambahan pendapatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

157

(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 17, tanggal 7


Maret 2013)

10) Faktor Pendukung Pelaksanaan dan Cara Mengoptimalkan Faktor


Pendukung Bidang Usaha Koperasi Karyawan Indo Acidatama
Dengan melihat kemajuan berbagai bidang usaha yang ada di Koperasi
Karyawan PT. Indo Acidatama (Kokarindo). Adapun, hal tersebut terlihat
jelas dari prosentase rasio yang dihasilkannya, baik dari rasio likuiditas,
solvabilitas, maupun rentabilitas yang telah diuraikan peneliti sebelumnya.
Dengan melihat fenomena tersebut, tentunya bukan sekedar hasil sulap para
pengurus. Semua perubahan kinerja keungan koperasi yang terjadi, baik yang
bersifat kenaikan dan penurunan angka rasio / kinerja keuangan yang
dihasilkan koperasi ini merupakan hasil kerja keras dari para pengurus
koperasi bersama segala perangkatnya. Dan segala aspek perkembangan dari
koperasi ini sebenarnya tidak lepas dari berbagai faktor pendukung yang
mampu mendukung berkembangnya berbagai bidang usaha di koperasi ini.
Pertama kepercayaan anggota. Keadaan ini sangatlah penting karena apabila
tiada kepercayaan yang diberikan oleh para anggota koperasi, maka yang ada
tidak akan ada anggota koperasi yang mau menggunakan bebrapa bidang
usaha yang ada di koperasi ini. Dengan demikian, maka perlulah didukung
dengan manajemen yang solid agar antara satu pengurus dengan pengurus
lain tiada missed communication . Hal ini sesuai dengan petikan wawancara
yang dilakukan dengan Sekretaris KOKARINDO berikut:
Kepercayaan anggota terhadap pengurus dan didukung oleh
manajemen yang solid.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 2, tanggal 1
Maret 2013)

Kedua, adalah adanya modal yang dimiliki yang sangatlah besar. Jumlah
modal yang sangat fantastis, membuat koperasi ini terus berkembang. Karena
koperasi ini hampir tidak pernah mengalami kekurangan dana untuk
memajukan bidang usahanya. Ketiga, sarana prasarana yang baik. Dalam
memajukan segala bidang usaha, tidak
commit hanya dibutuhkan modal saja, tapi di
to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

158

sini sarana dan prasarana juga dibutuhkan guna memudahkan segala bentuk
pengelolaan bidang usaha–bidang usaha dalam koperasi ini. Hal ini sesuai
dengan petikan wawancara dengan karyawan koperasi yang dilakukan pada
tanggal 13 Maret 2013 berikut:
Permodalan yang kuat, sarana prasarana yang baik.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 3, tanggal 13
Maret 2013)

Adapun cara mengoptimalkan segala faktor pendukung tersebut adalah


sebagai berikut:
a. Sistem informasi yang terbuka.
Kepercayaan anggota bisa diwujudkan apabila pengurus mau terbuka
dengan para anggotanya. Hal ini bisa dilakukan melalui beberapa
sosialisasi yang telah dilakukan dengan anggotanya melalui
pengumuman yang ditempel untuk segi bidang usahanya, untuk
kinerja keuangannya biasanya dibagikan dengan buku laporan
pertanggungjawaban pada saat RAT. Hal ini sesuai dengan petikan
wawancara yang dilakukan dengan salah satu anggota
KOKARINDO bernama Bapak Nyoto Mulyono yang merupakan
anggota dari koperasi ini, yaitu:
Selama ini setiap ada kegiatan selalu sosialisasi lewat
pengumuman/ komunikasi yang ditempel atau dibagikan
kepada karyawan.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 18,
tanggal 7 Maret 2013)
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu anggota koperasi yang
lain, bernama Bapak Kusetyo Nugroho berikut:

Biasanya melalui pengumuman yang ditempel kemudian,


ada laporan tabungan per anggota untuk tabungan jangka
panjang, RAT tiap tahun untuk mengambil keputusan,
diberi buku laporan pertanggungjawaban RAT.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 15,
tanggal 7 Maret 2013)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

159

b. Permodalan digunakan untuk menaikkan palffon pinjaman agar


banyak yang terserap ke anggota.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah adanya modal itu,
sebenarnya tidak semata-mata hanya untuk disimpan saja atau
didepositokan. Jadi, pada kondisi modal yang kuat ini, sebaiknya
modal itu didistribusikan kepada para anggota untuk dipinjamkan.
Sehingga, perputaran uang yang ada pada koperasi akan meningkat
dan berkembang guna meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi
itu sendiri. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara yang dilakukan
dengan karyawan KOKARINDO bernama Nur Ikhsanuddin sebagai
berikut:
Permodalan digunakan untuk menaikkan palffon
pinjaman agar banyak yang terserap ke anggota. Sarana
prasarana dipakai dengan baik.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 4,
tanggal 13 Maret 2013)
c. Sarana prasarana dipakai dengan baik.
Adanya kelengkapan yang ada di koperasi ini, sebenarnya sangatlah
membantu guna melakukan segala kegiatan terkait administrasi
maupun pengembangan bidang usaha koperasi ini. Sehingga,
diperlukan tanggung jawab yang tinggi agar sarana dan prasarana ini
mampu dimanfaatkan secara kontinyu dan tahan lama. Hal ini sesuai
dengan kutipan wawancara yang dilakukan dengan karyawan
KOKARINDO bernama Nur Ikhsanuddin sebagai berikut:
.....Sarana prasarana dipakai dengan baik.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 4,
tanggal 13 Maret 2013)

11) Dampak Adanya Bidang Usaha Koperasi Karyawan PT. Indo


Acidatama (KOKARINDO)
Pendirian koperasi sangatlah bermanfaat bagi para anggotanya. Secara
rinci, tujuan pendirian koperasi adalah memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan commit to user nasional
perekonomian dalam rangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

160

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila


dan Undang-Undang Dasar 1945. Adapun, dampak yang diperoleh ara
anggotanya adalah:

a) Kehidupan menjadi lebih baik.


Dengan adanya Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama ini, sangat
membantu karyawan guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Hal
ini, terlihat dengan terpenuhinya kebutuhan karyawan baik yang
bersifat finansial maupun non finansial. Hal ini sesuai dengan kutipan
wawancara yang dilakukan dengan Sekretaris Koperasi PT. Indo
Acidatama berikut:
Kebutuhannya terpenuhi dan semakin tahun SHU makin
banyak, itu otomatis. Hal ini juga berpengaruh dengan
meningkatnya kesejahteraan.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 2,
tanggal 1 Maret 2013)

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu Karyawan


KOKARINDO berikut ini:
Secara positif tabungan meningkat, pinjaman uang yang
digunakan untuk usaha biasanya semakin berkembang,
makin bisa memanfaatkan koperasi dengan maksimal.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 4,
tanggal 13 Maret 2013)

Singkat kata, dengan adanya KOKARINDO ini karyawan mampu


memaksimalkan keberadaannya untuk memperoleh penghidupan yang
lebih layak, bahkan baik karena dengan berbagai fasilitas yang telah
disediakan dalam koperasi ini sendiri. Hal ini sesuai dengan petikan
wawancara yang dilakukan dengan salah satu anggota bernama Ibu
S.W. Purwaningsih sebagai berikut:
Setelah menjadi anggota koperasi kesejahteraan
kesejahteraan keluarga berjalan dengan stabil dan tidak
terganggu. Dengan pinjaman koperasi dengan angsuran
pinjaman maupun bunga pinjaman ringan.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 13,
tanggal 7commit to user
Maret 2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

161

Yang sebelumnya keadaannya adalah:


Kondisi pendapatan dan kesejahteraan anggota keluarga
saya sebelum mengikuti bidang usaha Koperasi, agak
sedikit terganggu dengan keperluan keluarga yang
sifatnya emergency. Untuk mencari pinjaman, dengan
adanya koperasi kan kita bisa lebih mudah gitu.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 13,
tanggal 7 Maret 2013)
Selain itu, Bapak Unggul Takari yang merupakan salah seorang
karyawan PT. Indo Acidatama, juga mengungkapkan bahwa sebelum
mengikuti bidang usaha KOKARINDO adalah:
Pada saya masih kondisinya tidak stabil masih ke sana-
ke mari dalam memperoleh dana yang tentunya dengan
bunga tidak kecil.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 16,
tanggal 7 Maret 2013)
Namun, ketika beliau telah mengikuti bidang usaha ini. Beliau
merasakan manfaat seperti yang diungkapkan berikut:
Cukup bermanfaat, baik toko dan simpan pinjam. Dalam
hal mencari dana / memperoleh barang / kebutuhan.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 16,
tanggal 7 Maret 2013)
b) Adanya persiapan untuk jangka panjang.
Maksud dari pernyataan ini adalah, adanya persiapan untuk biaya
pendidikan anak yang kini sudah tidak bisa dikatakan murah. Selain
itu, juga adanya bidang usaha TPK akan memudahkan para karyawan
ini apabila mereka telah purna dan menginginkan untuk mendirikan
suatu usaha untuk memnuhi kebutuhannya kelak. Hal ini sesuai
dengan petikan wawancara yang dilakukan dengan salah satu anggota
KOKARINDO bernama Bapak Agus Sutanto sebagai berikut:
.......Simpanan Pendidikan berguna untuk membantu biaya
sekolah anak kita kelak. Tabungan Purna Karya sebagai
tambahan modal merintis usaha bila pensiun.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 20, tanggal 8
Maret 2013)
c) Adanya kemudahan terkait cara pengembalian terhadap pinjaman

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

162

Kemudahan yang diberikan oleh KOKARINDO adalah cara


pengembaliannya dilakukan dengan sistem potong gaji, di mana
pemotonagan tersebut tidak boleh melebihi 50% THP (Take Home
Paid). Selain itu, dengan adanya pemotongan tersebut, maka anggota
tidak perlu datang ke koperasi. Adanya kebijakn tersebut diharapkan
para anggota masih dapat untuk memnuhi kebutuhan hidupnya. Hal
ini sesuai dengan petikan wawancara yang dilakukan dengan Bapak
Agus Sutanto sebagai berikut:
Keuntungan selain kita tidak perlu repot ke bank untuk
menyetor dana karena langsung dipotong gaji.......
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 20, tanggal 8
Maret 2013)
12) Faktor Penghambat serta Cara Mengatasi Faktor Penghambat
Pelaksanaan Bidang Usaha Koperasi Karyawan Indo Acidatama
Faktor penghambat adalah beberapa hal yang dapat menghambat
terlaksananya kelancaran berbagai bidang usaha Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama. Pada Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama kendala yang
dirasakan baik untuk para anggota dan para pengurus tidak terlalu terlihat.
Hal ini sesuai dengan petikan yang dilakukan dengan salah satu anggota
koperasi bernama S.W. Purwanigsih sebagai berikut:
Di Koperasi Kokarindo sampai saat ini belum ada kendala
apapun.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 13, tanggal 7
Maret 2013)

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu anggota koperasi bernama
Bapak Sri Waryono sebagai berikut:
Tidak ada kendala, karena kan saya kalau minjam yo dikasih.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 12, tanggal 1
Maret 2013)

Namun demikian, adanya kebijakan pemotongan gaji yang ditetapkan


oleh koperasi ini guna pengembalian pinjaman yang dilakukan oleh para
anggotanya, terkadang menjadi permasalahan terkait pemenuhan kebutuhan di

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

163

bulan itu/ beberapa bulan ketika masa pelunasan itu. Hal ini sesuai dengan
petikan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Agus Setyadi berikut:
Kendala yang dihadapi pendapatan perbulan /gaji dipotong.
Laine apa? Ndak ada mbak. Ya hanya itu saja.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 14, tanggal 7
Maret 2013)

Hal serupa juga dirasakan salah satu anggota bernama Unggul Takari
sebagai berikut:
Kendalanya adanya potongan gaji maka yang didapat tiap
bulannya kecil dengan kita meminjam. Dengan pinjaman ke
koperasi sehingga gaji kita dipotong.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 16, tanggal 7
Maret 2013)
Pemotongan yang dilakukan walaupun hanya sebesar 50% gaji, membuat
para anggota haruslah memutar otak agar mampu menghasilkan tambahan
pemasukan guna menutup segala kebutuhan pada bulan itu. Adapun upaya
yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut melalui pembukaan usaha
baru. Misalnya membuka warung kelontong, atau membuka warung makan.
Hal ini sesuai dengan petikan wawancara yang dilakukan dengan salah satu
anggota KOKARINDO bernama Bapak Agus Setyadi berikut:
Menambah usaha di rumah. Kan orang jawa biasanya begitu
mbak. Orang kalau nggak kepepet kan ya usaha. Contohnya
Agus Setyadi gajinya dipotong kurang ya harus usaha. Jadi tak
hanya dari gaji saja. Terpacu untuk membuka peluang usaha-
usaha di rumah. Berapapun hasilnya.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 14, tanggal 7
Maret 2013)

Selain itu, agar tidak mengalami potongan kembali maka anggota harus
berusaha untuk tidak meminjam lagi untuk masalah dana dan menganbil
barang-barang di toko. Kemudian, agar terasa lebih ringan sebaiknya anggota
meminta pihak pengurus untuk memperpanjang potongan. Hal ini sesuai
dengan petikan wawancara yang dilakukan dengan salah satu anggota
KOKARINDO bernma Bapak Unggul Takari berikut:
Berusaha untuk tidak meminjam lagi/ menganbil barang-
commit
barang di toko, to user
mengajukan memperpanjang potongan,
Melakukan usaha di luar/ wiraswasta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

164

(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 16, tanggal 7


Maret 2013)

Kemudian yang dianggap seperti faktor penghambat adalah pembatasan


plafon pinjaman terhadap anggota sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Adanya pendapatan yang berbeda, maka membuat para anggota dalam
melakukan pinjaman akan memiliki kemampuan yang berbeda. Untuk jumlah
yang sama, jika pendapatan satu anggota lebih banyak maka waktunya juga
akan relatif lebih cepat. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan
dengan Sekretaris KOKARINDO berikut:
Tidak begitu kelihatan, terkait dengan kemampuan
pengembalian anggota terhadap potongan koperasi. Kan yang
banyak gajinya ya potongannya banyak, yang sedikit ya
sedikit. Ini kan karena adanya peraturan kalo potongan tidak
boleh lebih dari 50% gaji.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 2, tanggal 1
Maret 2013)

Kemudian, dengan adanya fenomena ini maka dibuatlah peraturan yang


mengatur mengenai plafon pinjaman yang menetapkan pengembaliannya itu
50% THP yang disesuaikan dengan besarnya pendapatan/ menegakkan aturan
yang ada. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan Sekretaris
KOKARINDO berikut:
Pembatasan plafon pinjaman terhadap anggota sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 2, tanggal 1
Maret 2013)

Selain itu, faktor penghambat yang diungkapkan oleh salah satu pengurus
KOKARINDO ini sendiri misalnya adalah untuk nhal-hal yang bersifat
koordinasi. Karena dengan adanya koordinasi yang baik, maka tidak
dipungkiri nantinya akan memudahkan seluruh pengurus untuk bersinergi
menghasilkan SHU yang tinggi guna mensejahterakan para anggota.hal ini
sesuai dengan petikan wawancara dengan bendahara KOKARINDO berikut:
Tidak ada, istilahnya hanya peningkatan sumber daya manusia
jadi yang sifatnya untuk berkoordinasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

165

(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 3, tanggal 4


Maret 2013)
Dengan demikian upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hal
tersebut adalah dengan melakukan rapat koordinasi. Adapun, pentingnya
rapat koordinasi adalah pertama, dilakukan guna membahas mengenai
pengecekan posisi kas tunai dari masing-masing unit serta bukti-bukti
penerimaan dan pengeluaran. Kedua, stock opname yang barang persediaan
toko. Ketiga, penetapan pengalokasian dana untuk koperasi. Keempat adalah
untuk evaluasi hasil kerja, dan terakhir adalah adanya rapat ini digunakan
untuk pengambilan keputusan guna operasional koperasi. Hal ini sesuai
dengan wawancara bersama bendahara KOKARINDO berikut:

Meeting tiap bulan biasane itu, kan koordinasi itu toh mbak.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 3, tanggal 4
Maret 2013)
Namun demikian, berbagai kendala yang dihadapi oleh KOKARINDO
ini, sebenarnya tidak bersifat urgent. Hal ini. Terlihat dengan berbagai upaya
yang mampu ditempuh oleh koperasi ini guna meminimalisir kendala
tersebut. Sehingga, berbagai kendala tersebut tidak mempengaruhi
ketertarikan anggota pada berbagai bidang usaha Koperasi Karyawan PT.
Indo Acidatama (KOKARINDO) ini. Keadaan ini sesuai dengan petikan
wawancara yang dilakukan dengan salah satu pengurus berikut pada tanggal 1
Maret 2013 berikut:
Selalu tertatik, karena inginnya hutang terus. Karena pinjaman
tanpa agunan. Itu yang membuat tertarik karena karena kalau
mau pinjam di bank saja, misalnya 10 juta, itu harus ada survey
atau mungkin dengan jaminan apa. Kalau sini kan ndak.
(Sumber: Hasil wawancara dengan informan ke 2, tanggal 1
Maret 2013)

C. Pembahasan

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu tentang peranan bidang usaha


koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota pada koperasi karyawan PT.
commit
Indo Acidatama (KOKARINDO). to user
Temuan hasil penelitian ini menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

166

bahwa terdapat dampak positif antara adanya peningkatan kesejahteraan dengan


keikutsertaan dalam bidang usaha ini. Oleh karena itu layak dilakukan penelitian
terhadap upaya-upaya yang dilakukan untuk mengembangkan bidang usaha
KOKARINDO, kinerja keuangan bidang usaha KOKARINDO, faktor pendukung
pelaksanaan serta cara mengoptimalkannya dan faktor penghambat pelaksanaan
bidang usaha Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) serta cara
mengatasi faktor penghambat tersebut.
1. Upaya-Upaya untuk Mengembangkan Bidang Usaha Koperasi Karyawan
PT. Indo Acidatama (KOKARINDO)
Perkembangan Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (Kokarindo)
ini, dapat dilihat dari tahun ke tahun. Keadaan yang demikian tidak secara
mudah didapat para pengurus dan anggota didalamnya. Para pengurus
KOKARINDO memiliki cara-cara penaganan bidang usaha, agar bidang
usaha tersebut mampu berfungsi dengan sebaik-baiknya dan tanpa mengalami
hambatan-hambatan atau patah di tengah jalan. Adapun upaya yang
digunakan oleh KOKARINDO agar mampu mampu berkembang dengan
baik, adalah:
a. Melakukan inovasi-inovasi dan membuat rencana produk baru
Melakukan inovasi-inovasi dan membuat rencana produk baru
adalah sebuah cara yang harus dikembangkan oleh para pengurus
koperasi. Hal ini harus selalu diperbarui seiring dengan perkembangan
zaman dan tentunya para pengurus juga harus menyeimbangkan dengan
melihat apa yang dibutuhkan anggota pada saat itu, dalam hal ini adalah
seluruh karyawan PT. Indo Acidatama dan PT. Sama Mandiri. Pada
koperasi ini, inovasinya dilakukan dengan pengembangan unit-unit
koperasi yang sebenarnya tergolong baru seperti, TPK (Tabungan Purna
Kaya) yaitu simpanan yang dipersiapkan untuk karyawan apabila
pensiun, PDK (Tabungan Pendidikan) merupakan unit usaha yang
dikembangkan guna tabungan mempersiapkan pendidikan anak, untuk
USP adalah adanya kenaikan plafon pinjaman untuk USP,
memperpanjang angsuran. Sedangkan dari unit toko adalah penambahan
commit to user
unit barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

167

b. Mengedepankan kepercayaan anggota,


Mengedepankan kepercayaan anggota adalah kunci sukses
keberhasilan dari keberadaan koperasi di tengah-tengah anggota.
Koperasi ini selalu menjaga kepercayaan dari anggota melalui
ketebukaan yang selalu dikedepankan guna tetap memikat hati para
anggota koperasi ini. Keterbukaan–keterbukaan yang ditunjukkan oleh
koperasi ini adalah dengan mensosisalisasikan segala apa yang ingin
dikembangkan koperasi ini guna kemajuan baik untuk anggotanya
maupun untuk keberagaman bidang usaha yang dimiliki pada koperasi ini
sendiri. Apapun program kerja yang ingin dilakukan oleh pengurus selalu
dikomunikasikan melalui pengumuman-pengumuman yang ditempelkan
pada tempat yang disediakan oleh perusahaan. Selain itu, kepercayaan
dan keterbukaan dari koperasi ini terlihat dengan mengadakan rapat-rapat
selain dengan RAT guna bidang usaha atau penjelasan mengenai apa
yang terjadi dalam koperasi itu sendiri, baik oleh seluruh anggota atau
perwakilan dari para anggota koperasi.
c. Adanya kebijakan perusahaan untuk bermitra dengan KOKARINDO ini.
Adanya kebijakan perusahaan untuk bermitra dengan
KOKARINDO ini merupakan salah satu bentuk dukungan dari
perusahaan agar koperasi ini terpacu untuk terus mengembangkan bidang
usahanya. Dukungan yang diberikan perusahaan ini dilakukan agar
menambah sedikit pundi-pundi penghasilan koperasi. Karena di sini,
perusahaan meminta agar koperasi bisa menjualkan barang-barang bekas
perusahaan serta penyediaan barang kebutuhan kantin.
Dalam melakukan upaya-upaya dalam pengembangan berbagai
bidang usaha KOKARINDO ini, koperasi tidak melakukan survey.
Pengurus KOKARINDO hanya melakukan RAT ataupun dengan
membaca keadaan yang sedang menjadi fenomena yang dialami anggota,
kemudian pada saat diadakannya RAT didiskusikan untuk menyelesaikan
beberapa usulan yang ada. Dan kemudian mengambil kebijakan yang
commit to yang
sesuai untuk menaggapi fenomena user ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

168

2. Pengontrolan Bidang Usaha Koperasi Karyawan Indo Acidatama


Setelah ada persetujuan yang dilakukan pada saat RAT,
diadakanlah cara untuk mengontrol berbagai bidang usaha Koperasi
Karyawan PT. Indo Acidatama (Kokarindo) ini agar sesuai dengan
pedoman pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
pengontrolan ini dilakukan oleh badan pengawas yang beranggotakan 3
orang. Pengontrolan yang dilakukan oleh badan pengawas ini mencakup
beberapa hal yaitu:
a. Evaluasi Kerja
Badan Pengawas melakukan evaluasi kerja secara rutin agar tidak
terjadi penyimpangan. Hal ini dilakukan oleh badan pengawas dengan
mencocokkan antara rencana kerja dengan realisasi yang terjadi di
koperasi ini. Apabila, ada ketidaksesuaian di dalam koperasi ini, maka
badan pengawas akan memberikan masukan-masukan membangun agar
koperasi ini masih dalam aturan yang telah dibuat sebelumnya dan masih
berjalan sesuai dengan rencana yang telah dipikirkan sebelumnya.
Sehingga, nantinya koperasi mampu menghasilkan profit/ dalam hal ini
SHU yang signifikan.
b. Adanya Pengecekan Posisi Kas Tunai
Pengecekan posisi kas tunai dari masing-masing unit ini dilakukan
dengan cara mengecek antara bukti penerimaan dengan pengeluaran kas.
Hal ini, harus dilakukan secara berkala oleh badan pengawas koperasi
agar tetap menjaga kinerja dari koperasi ini. Jadi, pada keadaan ini badan
pengawas mengawasi administrasi yang terjadi di koperasi ini dengan
mencocokkan kondisi kas dengan bukti transaksi yang dimiliki oleh
koperasi ini sehingga hasil yang merupakan pembukuan di koperasi ini
bersifat sahih/ dapat dipercaya dan mampu dipertanggungjawabkan.
c. Adanya Stock Opname Per Unit Bidang Usaha
Stock opname per bidang usaha ini dilakukan untuk setiap bidang
usaha yang dilakukan guna mengetahui berapa harta, hutang, maupun
commit dimiliki
beban-beban yang sementara to user oleh setiap bidang usaha di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

169

koperasi ini. Stock opname per unit bidang usaha ini biasanya dilakukan
setiap tanggal 15 dan pada akhir periode dilakukan closing journal yang
dilakukan oleh para pengurusnya untuk mengetahui posisi keuangan
dalam koperasi ini. Adapun maksud dari dilakukannya kegiatan rutin ini
adalah karena adanya beberapa bidang usaha di KOKARINDO,
sehingga perlu adanya ketaatan administrasi yang dilakukan per bidang
usaha tersebut.
d. Unit toko melakukan stock opname barang persediaan
Seperti pada usaha yang berskala menengah ke atas lainnya,
koperasi ini juga melakukan stock opname barang persediaan di uniy
toko ini. Adapun waktu pelaksanaannya adalah pada saat akhir bulan
yang mana kegiatan ini diawasi oleh badan pengawas. Sehingga, tidak
hanya jumlah uangnya saja yang dilakukan pengecekan, tapi jumlah
barang-barangnyapun harus diperiksa jumlahnya. Agar mengetahui
berapa keuntungan yang diperoleh pada bulan itu, sehingga nantinya
dapat mengalokasikan dananya tersebut guna untuk memperbesar unit ini
sehingga mampu memenuhi kebutuhan semua anggota koperasi dan
tentunya meningkatkan kesejahteraan para anggota koperasi ini dengan
peningkatan pembagian SHU pada saat RAT.
3. Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk pertanggungjawaban
kinerja pengurus koperasi. Pada koperasi ini, pembuatan laporan keuangan
tersebut dibuat oleh pengurus koperasi secara berkala/ rutin. Setelah
pembuatan tersebut dilakukan, maka biasanya laporan tersebut dibagikan
kepada para penggunanya. Hal ini dilakukan karena informasi akuntansi
bersamaan dengan informasi non akuntansi digunakan untuk menilai kinerja
akuntansi atau para pengurus di dalamnya. Adapun pengguna laporan
keuangan di koperasi ini adalah badan pengawas, pengurus koperasi, anggota,
calon anggota koperasi, serta kreditur.
Setelah para pengguna laporan keuangan tersebut mendapatkan laporan
commit to user
keuangan. Para pengguna melakukan analisis keuangan guna mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

170

keberhasilan pengelolaan perusahaan terutama kondisi likuiditas, kecukupan


modal dan profitabilitas yang berupa SHU yang dicapai dalam tahun berjalan
maupun tahun sebelumnya. Kemudian, analisis kinerja keuangan itu
dilakukan juga untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam
memaksimalkan penggunaan seluruh assets yang dimiliki dalam
menghasilkan profit secara efisien. Analisis keuangan tersebut dapat
dilakukan melalui beberapa cara misalnya saja:
a. Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas ini dilakukan melalui dua cara yaitu:
1) Current Ratio
a) Unit Simpan Pinjam
Perhitungan current ratio Unit Simpan Pinjam
menunjukkan ynag telah dilakukan menunjukkan bahwa Bidang
Usaha Simpan Pinjam KOKARINDO, ini mengalami kenaikan
terus menerus dari tahun ke tahun. Hanya pada tahun 2011 saja
koperasi ini mengalami penurunan. Namun, koperasi ini masih
menghasilkan angka yang tinggi yakni berada di atas angka rasio
275%. Walaupun KOKARINDO berada dalam kriteria kurang.
Namun sebenarnya, koperasi ini tidak mengalami masalah
menyangkut pengembalian dana ataupun kekayaan yang ada.
Jadi, dengan nilai rasio yang sangat fantastis yakni, di atas 100%
maka sebenarnya koperasi ini memiliki aktiva lancar yang sangat
memadai. Jadi, sebaiknya dana yang tersedia sangat besar pada
bidang usaha ini dialokasikan dalam bentuk pinjaman mengingat
kemampuan yang dimiliki bidang usaha ini sangat kuat dan tidak
mungkin ada kredit macet.
b) Unit Toko
Perhitungan current ratio Unit Toko KOKARINDO
menghasilkan angka rasio yang terlalu tinggi yakni di atas 275%.
Jumlah angka rasio yang terlalu tinggi, maka apabila kita melihat
commit
dari segi SK Menteri to user
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

171

No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam keadaan yang kurang.


Hal ini disebabkan karena angka rasionya berada di atas 275%.
Namun sebenarnya, koperasi ini tidak mengalami masalah
menyangkut pengembalian dana ataupun kekayaan yang ada.
Jadi, dengan nilai rasio yang sangat fantastis yakni, di atas 100%
maka sebenarnya koperasi ini memiliki aktiva lancar yang sangat
memadai. Karena di sini, koperasi dapat menjamin jumlah hutang
lancar yang dimiliki Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama ini
sendiri.

c) Unit Tabungan Purna Karya


Perhitungan current ratio yang dilakukan pada Unit
Tabungan Purna Karya Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama (KOKARINDO) menunjukkan bahwa angka rasio
yang dihasilkan pada tahun 2007 sebesar 113%, tahun 2008
sebesar 112%, tahun 2009 sebesar 114%, tahun 2010 sebesar
116%, dan tahun 2011 sebesar 115%. Dengan demikian, angka
rasio yang terlalu tinggi tersebut, jika dilihat dari SK Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/
XI/2002 koperasi dalam keadaan yang kurang. Hal ini
disebabkan karena angka rasionya berada pada batas yang
ditetapkan yakni apabila pada angka rasio kurang dari 125%
maka klasifikasi koperasi ini dikatakan kurang. Perkembangan
current ratio pada bidang usaha TPK tersebut menunjukkan
angka rasio di atas 100%, yang artinya sebenarnya bidang
usaha ini mampu menjamin hutang lancar yang ada pada
bidang usaha ini dengan baik.
d) Unit Tabungan Pendidikan
Perhitungan current ratio bidang usaha tabungan
pendidikan dicommit to user
Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

172

(KOKARINDO) menunjukkan bahwa tahun 2007 bidang


usaha ini menghasilkan angka rasio sebesar 0%, pada tahum
2008 angka rasio yang dihasilkan adalah sebesar 2885%, pada
tahun 2009 sebesar 24443%, pada tahun 2010 sebesar 0%, dan
pada tahun 2011 adalah sebesar 368512%. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2007-2008 mengalami
kenaikan sebesar 2885%. Hal ini disebabkan oleh current ratio
yang dihasilkan pada tahun sebelumnya adalah sebesar 0%.
Pada tahun 2008-2009 mengalami kenaikan sebesar 21558%,
sedangkan pada tahun 2009-2010 mengalami penurunan
sebesar 24443%, karena pada tahun 2010 ini current ratio
yang dihasilkan koperasi ini sebesar 0. Sedangkan, pada tahun
2010-2011 mengalami kenaikan sebesar 368512%. Namun,
jika kita melihat jumlah angka rasio yang terlalu tinggi, maka
apabila kita melihat dari segi SK Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi
dalam keadaan yang kurang. Hal ini disebabkan karena angka
rasionya berada di atas 275% dan bahkan terdapat current
ratio yang hasilnya 0%. Tetapi sebenarnya bidang usaha ini
masih mampu untuk menjamin segala bentuk hutang lancar
yang ada.
2) Assets Turn Over
Assets Turn Over merupakan kemampuan perusahaan
memanfaatkan seluruh kekayaan (assets) dalam rangka memperoleh
penghasilan selama satu tahun. Semakin tinggi tingkat perputaran
kekayaan, maka semakin baik(Amin Wijaya Tunggal, 1995). Dari data
yang telah peneliti dapatkan, hanya unit tokolah yang melakukan
penjualan. Bidang usaha lain seperti Unit Simpan Pinjam, Unit Arisan
Genap, Unit Arisan Ganjil, Unit Tabungan Pendidikan, dan Unit
Tabungan Purna Karya tidak melakukan usaha sehingga hanya unit toko
yang dapat dihitung perputaran kekayaannya untuk menghasilkan
commit to user
penghasilan yang dimaksud tersebut. Perhitungan Assets Turn Over
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

173

bidang usaha Unit Toko KOKARINDO menunjukkan bahwa


pada tahun 2007-2011 bidang usaha koperasi ini dalam keadaan
yang stabil. Selain itu, dari standar yang telah peneliti gunakan
sebelumnya terlihat bahwa bidang usaha koperasi dalam keadaan
yang sangat baik. Hal ini disebabkan karena angka rasionya
berada lebih dari 3,5 kali.

b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan
dua analisis yaitu:

1) Total Assets to Total Debt Ratio


a) Unit Simpan Pinjam
Perhitungan Total Assets to Total Debt Ratio Bidang
Usaha Unit Simpan Pinjam KOKARINDO menunjukkan bahwa
Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) tahun
2007-2011 sebenarnya bidang usaha koperasi ini dalam keadaan
yang cukup stabil. Hal ini, terlihat dari adanya peningkatan dan
penurunan yang tidak terlalu mencolok yang terjadi dari tahun ke
tahun. Namun demikian, apabila diukur berdasarkan standar
yang oeneliti gunakan, maka bidang usaha koperasi ini dalam
keadaan yang kurang. Hal ini disebabkan karena angka rasionya
berada di atas 130%. Hal ini, mengisyaratkan bahwa sebenarnya
setiap Rp 1,00 kewajiban dijamin dengan minimal Rp 1,30 harta
bidang usaha ini, sehingga kreditur lebih aman dalam
memberikan pinjaman kepada koperasi karena terjamin
pengembaliannya.
b) Unit Toko
Dari perhitungan Total Assets to Total Debt Ratio
Bidang Usaha Unit Toko KOKARINDO tersebut menunjukkan
commit to user
bahwa Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

174

tahun 2007-2011 pada angka rasio di atas 130%. Perhitungan


total assets to total debt ratio bidang usaha unit toko tersebut bisa
diartikan, sebenarnya bidang usaha koperasi ini dalam keadaan
yang cukup stabil. Hal ini, terlihat dari adanya peningkatan dan
penurunan yang tidak terlalu mencolok yang terjadi dari tahun ke
tahun. Namun demikian, menurut SK Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi
dalam keadaan yang kurang. Hal ini disebabkan karena angka
rasionya berada di atas 130%. Namun, apabila kita pelajari lebih
dalam sebenarnya, bidang usaha ini menunjukkan kinerja yang
sangat bagus. Hal ini, terlihat dari kemampuan bidang usaha toko
ini dalam menjamin segala bentuk hutangnya yakni setiap Rp
1,00 kewajiban dijamin dengan minimal Rp 4,66 harta bidang
usaha ini. Sehingga apabila ada kreditur tentunya mereka akan
merasa lebih aman dalam memberikan pinjaman kepada koperasi
karena bidang usaha ini memiliki harta yang cukup untuk
melakukan pengembalian. Namun, perlu dilakukan kebijakan
guna pengembangan agar nantinya rasio yang dihasilkan oleh
bidang usaha ini, tidak over seperti ini. Misalnya
c) Unit Tabungan Purna Karya
Perhitungan total assets to total debt ratio bidang usaha
unit tabungan purna karya KOKARINDO tersebut
menunjukkan bahwa bidang usaha di Koperasi Karyawan PT.
Indo Acidatama (KOKARINDO) tahun 2007-2011 dalam
keadaan yang cukup stabil. Hal ini, terlihat dari adanya
peningkatan dan penurunan yang tidak terlalu signifikan yang
terjadi dari tahun ke tahun. Namun demikian, menurut SK
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No.
129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam keadaan yang baik. Hal
ini disebabkan karena angka rasionya berada 111% - 119%. Ini
berarti bahwacommit to user
bidang usaha koperasi ini telah mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

175

menyalurkan dana kepada anggotanya secara merata dengan


kemampuan pengembalian yang baik.
d) Unit Tabungan Pendidikan
Dari perhitungan Total Assets to Total Debt Ratio
Bidang Usaha Unit tabungan pendidikan KOKARINDO tersebut
menunjukkan bahwa salah satu bidang usaha di Koperasi
Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) tahun 2007-2008
mengalami kenaikan menjadi 2885%. Pada tahun 2008-2009
bidang usaha ini mengalami kenaikan menjadi sebesar 24443%.
Sedangkan pada tahun 2009 - 2010 mengalami penurunan
menjadi sebesar 0%. Pada tahun 2010-2011 Total Assets to Total
Debt Ratio Bidang Usaha Unit tabungan pendidikan ini
menunjukkan angka 368512%. Berdasarkan hasil perhitungan
total assets to total debt ratio bidang usaha unit tabungan
pendidikan tersebut bisa kita lihat, sebenarnya bidang usaha
koperasi ini dalam keadaan yang cukup berliku. Hal ini, terlihat
dari adanya peningkatan dan penurunan yang sangat mencolok
yang terjadi dari tahun ke tahun. Namun demikian, menurut SK
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No.
129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam keadaan yang kurang. Hal
ini disebabkan karena angka rasionya berada di atas 130%
bahkan sebesar 0%. Namun, apabila kita pelajari lebih dalam
sebenarnya, bidang usaha ini menunjukkan kinerja yang sangat
bagus. Hal ini, terlihat dari kemampuan bidang usaha unit arisan
genap ini dalam menjamin segala bentuk hutangnya yakni setiap
Rp 1,00 kewajiban dijamin dengan minimal Rp 28,85 harta
bidang usaha ini. Walaupun ada hasil total assets to total debt
ratio sebesar 0% yaitu tahun 2007 dan 2010, sebenarnya terjadi
bukan karena bidang usaha ini kehabisan harta untuk menjamin/
melunasi hutangnya, tapi ini terjadi akibat tidak adanya hutang
commit
pada bidang usaha to user apabila ada kreditur yang akan
ini. Sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

176

memberikan pinjaman kepada bidang usaha ini tentunya, mereka


akan merasa lebih aman dalam memberikan pinjaman kepada
koperasi karena bidang usaha ini memiliki harta yang cukup
untuk melakukan pengembalian.
2) Net Worth to Debt Ratio
a) Unit Simpan Pinjam
Net worth to debt ratio bidang usaha unit simpan pinjam
KOKARINDO untuk tahun 2007 sebesar 3056%, tahun 2008
sebesar 2120%, tahun 2009 sebesar 3266%, tahun 2010 sebesar
3394%, tahun 2011 sebesar 2968%. Dari perhitungan net worth to
debt ratio bidang usaha unit simpan pinjam KOKARINDO
tersebut menunjukkan bahwa salah satu bidang usaha di Koperasi
Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) tahun 2007-2008
mengalami penurunan sebesar 936%. Pada tahun 2008-2009
bidang usaha ini mengalami kenaikan sebesar 1146%. Sedangkan
pada tahun 2009 - 2010 mengalami kenaikan sebesar 1146%.
Pada tahun 2010-2011 terjadi penurunan prosentase net worth to
debt ratio bidang usaha unit simpan pinjam ini sebesar 426%.
Berdasarkan perhitungan net worth to debt ratio bidang usaha
unit simpan pinjam tersebut bisa kita lihat, sebenarnya bidang
usaha koperasi ini dalam keadaan yang cukup fenomenal. Hal ini,
terlihat dari adanya peningkatan dan penurunan yang sedikit
mencolok yang terjadi dari tahun ke tahun. Namun demikian,
menurut SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah
No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam keadaan yang kurang.
Hal ini disebabkan, karena secara keseluruhan angka rasio berada
jauh di atas standar rasio yang ditetapkan. Karena, selama kurun
waktu 2007 hingga 2011 ini proporsinya kurang berimbang.
b) Unit Toko
Net worth to debt ratio bidang usaha unit toko
committahun
KOKARINDO untuk to user2007 sebesar 84%, tahun 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

177

sebesar 79%, tahun 2009 sebesar 96%, tahun 2010 sebesar 96%,
dan tahun 2011 sebesar 94%. Dari perhitungan Net Worth to Debt
Ratio bidang usaha unit toko KOKARINDO tersebut
menunjukkan bahwa salah satu bidang usaha di Koperasi
Karyawan PT. Indo Acidatama (KOKARINDO) tahun 2007-2008
mengalami penurunan sebesar 15%. Pada tahun 2008-2009
bidang usaha ini mengalami kenaikan sebesar 71%. Sedangkan
pada tahun 2009 - 2010 tidak mengalami kenaikan/ tetap. Pada
tahun 2010-2011 terjadi penurunan prosentase net worth to debt
ratio bidang usaha unit toko ini sebesar 2%. Berdasarkan hasil
perhitungan net worth to debt ratio bidang usaha unit toko
tersebut bisa kita lihat, sebenarnya bidang usaha koperasi ini
dalam keadaan yang cukup baik. Hal ini, terlihat dari adanya
peningkatan dan penurunan yang tidak terlalu mencolok yang
terjadi dari tahun ke tahun. Walaupun prosentase yang dihasilkan
oleh angka rasionya melebihi 50%, yang artinya bidang usaha ini
memiliki power yang kuat dalam sumber daya modalnya. Namun
demikian, menurut SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam
keadaan yang kurang. Hal ini disebabkan, karena secara
keseluruhan angka rasio berada jauh di atas standar rasio yang
ditetapkan.
c. Rentabilitas
Rasio rentabilitas pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan
tiga analisis yaitu:
1) Return on Assets
a) Unit Simpan Pinjam
Hasil pengolahan data yang telah peneliti lakukan rasio
Return on assets (ROA) bidang usaha unit simpan pinjam
KOKARINDO tahun 2007-2011 dalam keadaan yang cukup
stabil. Hal ini,commit
terlihat to user
dari adanya peningkatan dan penurunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

178

yang tidak mencolok dari tahun ke tahun. Selain itu, bidang


usaha pada koperasi ini dalam keadaan yang rata-rata sangat
baik, karena di sini rata-rata prosentase return on assets bidang
usaha unit simpan pinjam yang dihasilkan lebih dari 10%
sesuai dengan standar yang dikemukakan di atas. Return on
assets (ROA) tahun 2007 adalah sebesar 11%, dan tahun 2008
sebesar 15% yang berarti mengalami kenaikan sebesar 4%.
Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan laba bersih sebesar
71% atau sebesar Rp 100.884.692,00 dan juga kenaikan total
aktiva sebesar 24% atau sebesar Rp 309.755.503,00. Angka
rasio tahun 2009 sebesar 13%, ini berarti ROA bidang usaha
ini mengalami penurunan sebesar 2% dari tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan laba bersih
sebesar 9% atau sebesar Rp 21.841.104,00 yang tidak
sebanding dengan kenaikan total aktiva yang lebih besar yaitu
10% atau sebesar Rp 165.796.934,00. Angka rasio tahun 2010
menunjukkan angka sebesar 13% atau tetap dari tahun 2009.
Kestabilan ini disebabkan oleh kenaikan laba bersih sebesar
7,5% atau sebesar Rp 16.488.299,00 dan juga kenaikan total
aktiva sebesar 4% atau sebesar Rp 67.640.704,00. Angka rasio
pada tahun 2011 adalah sebesar 14% yang berarti mengalami
kenaikan sebesar 1% dari tahun 2010. Peningkatan ini
disebabkan oleh kenaikan laba bersih sebesar 15% atau sebesar
Rp 35.165.624,00 dan juga kenaikan total aktiva sebesar 11%
atau sebesar Rp 197.575.359,00. Secara Return on assets
(ROA) bidang usaha ini dalam kondisi profitable yang berarti
bahwa bidang usaha simpan pinjam ini mempunyai rata-rata
kemampuan yang sangat baik, karena di sini rata-rata
prosentase return on assets bidang usaha unit simpan pinjam
yang dihasilkan lebih dari 10%. Yang artinya, koperasi ini
commit to userkeuntungan sebagai pengembalian
telah mampu menghasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

179

investasi dengan keseluruhan dan yang ditanamkan dalam


aktiva yang digunakan untuk operasional koperasi. Walaupun
pada tahun 2009 angka rasio sedikit mengalami penurunan,
tetapi penurunan tersebut masih tetap menghasilkan angka
rasio di atas 10% yang berarti menurut SK Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002
bidang usaha pada koperasi ini dalam keadaan yang rata-rata
sangat baik. Namun demikian, hendaknya pengurus koperasi
lebih saksama dalam mengatur segala apa yang menyangkut
perputaran aktiva yang ada, sehingga nantinya keuntungan
yang akan dibagikan kepada para anggota akan terus
mengalami kenaikan.
b) Unit Toko
Pengolahan data laporan keuanhan KOKARINDO yang
telah peneliti lakukan, menunjukkan bahwa hasil angka rasio
Return on assets (ROA) bidang usaha unit toko KOKARINDO
tahun 2007-2011 dalam kondisi yang sangat baik. Walaupun
tidak hanya terjadi kenaikan, tapi juga terdapat penurunan
yang terjadi pada dua tahun terakhir, tapi keadaan tersebut
tidak lantas membuat bidang usaha ini menjadi tidak
memberikan laba bersih kepada para anggotanya. Hal ini
terlihat dari rata-rata prosentase return on assets bidang usaha
unit toko yang dihasilkan lebih dari 10% sesuai dengan
standar yang dikemukakan di atas. Return on assets (ROA)
tahun 2007 adalah sebesar 47%, dan tahun 2008 sebesar 49%
yang berarti mengalami kenaikan sebesar 2% dari tahun 2007.
Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan laba bersih sebesar
28% atau sebesar Rp 5.352.201,00 dan juga kenaikan total
aktiva sebesar 25% atau sebesar Rp 9.946.461,00. Angka rasio
tahun 2009 sebesar 63%, ini berarti ROA bidang usaha ini
commit tosebesar
mengalami kenaikan user 14% dari tahun sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

180

Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih


sebesar 17% atau sebesar Rp 4.159.842,00 yang tidak diikuti
oleh kenaikan total aktiva. Kondisi ini dapat dilihat dengan
besarnya total aktivanya yang justru malah turun sebesar yaitu
10% atau sebesar Rp 4.717.128,00. Angka rasio tahun 2010
sebesar 60%, ini berarti ROA bidang usaha ini mengalami
penurunan sebesar 3% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini
disebabkan oleh adanya penurunan laba bersih sebesar 14%
atau sebesar Rp 3.913.731,00 yang tidak sebanding dengan
penurunan total aktiva yang lebih besar yaitu 9% atau sebesar
Rp 4.174.918,00. Angka rasio pada tahun 2011 adalah sebesar
59% yang berarti mengalami penurunan sebesar 1% dari
tahun 2010. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan
laba bersih sebesar 1% atau sebesar Rp 342.907,00 yang tidak
sebanding dengan kenaikan total aktiva yang lebih besar yaitu
3% atau sebesar Rp 1.236.614,00. Dengan demikian, apabila
kita lihat Return on assets (ROA) bidang usaha Toko
KOKARINDO ini dalam kondisi profitable yang artinya
adalah bidang usaha ini rata-rata memiliki kemampuan yang
sangat baik, karena di sini rata-rata prosentase return on assets
bidang usaha unit simpan pinjam yang dihasilkan lebih dari
10%. Hal ini berarti bahwa bidang usaha koperasi ini telah
mampu menghasilkan keuntungan sebagai pengembalian
investasi dengan keseluruhan dan yang ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasional koperasi. Walaupun
pada tahun 2010 dan 2011 angka rasio sedikit mengalami
penurunan, tetapi penurunan tersebut masih tetap
menghasilkan angka rasio di atas 10% yang berarti menurut
SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No.
129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi dalam keadaan yang rata-rata
commitdemikian,
sangat baik. Namun to user pengurus koperasi harus lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

181

bijaksana dalam mengatur segala keputusan terkait


pengembangan dari koperasi ini agar menghasilkan kenaikan
laba bersih yang sebanding dengan kenaikan total aktiva atau
lebih besar. Sehingga dengan adanya pengelolaan yang lebih
bijaksana tersebut, bukan tidak mungkin bidang usaha ini tidak
akan mengalami penurunan.
c) Unit Arisan Genap
Return on assets (ROA) bidang arisan genap
menunjukkan bahwa pada tahun 2007-2011 dalam kondisi yang
rata–rata baik. Walaupun tidak hanya terjadi kenaikan, tapi juga
terdapat penurunan pada tahun 2008 dan tahun 2011, tapi keadaan
tersebut tidak lantas membuat bidang usaha ini ditinggalkan oleh
para anggotanya. Kejadian pada tahun 2008 telah menjadi
peringatan keras untuk para pengurus koperasi sehingga pada
tahun berikutnya, bidang usaha ini mampu menghasilkan
keuntungan bagi para anggotanya. Secara terperinci, apabila
diuraikan bidang usaha pada koperasi ini memiliki keadaan mulai
dari kurang hingga sangat baik. Rata-rata hasil prosentase return
on assets bidang usaha unit arisan genap ini mulai dari 0-11%
atau rata-rata adalah 6% (dalam kriteria baik) sesuai dengan
standar yang dikemukakan di atas. Return on assets (ROA) tahun
2007 adalah sebesar 9%, dan tahun 2008 sebesar 0% yang berarti
mengalami penurunan sebesar 9% dari tahun 2007. Penurunan ini
disebabkan oleh penurunan laba bersih yang dihasilkan oleh
bidang usaha ini yang sangat tajam hingga menjadi sebesar Rp -
469.897,00 dan juga penurunan total aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan bersih pada bidang usaha ini hingga
menjadi sebesar Rp 123.270.548,00 atau mengalami penurunan
sebesar 60%. Angka rasio Return on assets (ROA) tahun 2009
adalah sebesar 7% yang berarti bidang usaha ini mengalami
commit
kenaikan angka rasio to user
sebesar 7% dari tahun 2008. Kenaikan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

182

disebabkan oleh kenaikan laba bersih yang sangat sangat


signifikan, yaitu sebesar Rp 24.057.691,00 dan juga kenaikan
total aktiva hingga sebesar 169% atau sebesar Rp 208.402.015,00.
Angka rasio tahun 2010 menunjukkan angka sebesar 11% atau
mengalami kenaikan sebesar 4% dari tahun 2009. Kenaikan ini
disebabkan oleh kenaikan laba bersih sebesar 23% atau sebesar
Rp 5.320.913,00 dan juga diikuti kenaikan total aktiva sebesar
48% atau sebesar Rp 160.754.041,00. Angka rasio tahun 2011
menunjukkan angka sebesar 3% atau mengalami penurunan
sebesar 8% dari tahun 2010. Penurunan ini disebabkan oleh
penurunan laba bersih sebesar 75% atau sebesar Rp
21.621.046,00 dan juga diikuti penurunan total aktiva sebesar
57% atau sebesar Rp 281.831.571,00. Dengan demikian,
memperlihatkan bahwa bidang usaha ini perlu mendapatkan
perhatian ekstra, karena bidang usaha ini pernah mengalami fase
di mana laba bersih yang dihasilkan hingga mencapai angka
minus yaitu pada tahun 2008. Walaupun apabila, dirata-rata
bidang usaha ini sebesar 6% yang menurut SK Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002
bidang usaha koperasi dalam keadaan yang rata-rata baik. Tetapi
peningkatan usaha perlu dilakukan terutama dengan memilah apa
yang menjadi prioritas dan bukan. Agar tidak terjadi perhitungan
dengan angka beban lebih besar daripada pendaptan yang
mengakibbatkan bidang usaha ini menderita kerugian pada tahun
2008.
d) Unit Arisan Ganjil
Hasil pengolahan data yang telah peneliti lakukan rasio
Return on assets (ROA) bidang usaha unit arisan ganjil
KOKARINDO tahun 2007-2011 dalam keadaan yang cukup,
meskipun ada kenaikan dan penurunan pada tahun 2009 dan
2011. Selain itu, commit
bidang to userpada koperasi ini dalam keadaan
usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

183

yang rata-rata baik, karena di sini rata-rata prosentase return on


assets bidang usaha unit simpan pinjam yang dihasilkan adalah
7,6% sesuai dengan standar yang dikemukakan di atas. Return on
assets (ROA) tahun 2007 adalah sebesar 2%, dan tahun 2008
sebesar 7% yang berarti mengalami kenaikan sebesar 5%.
Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan yang sangat signifikan
pada laba bersih yaitu sebesar Rp 25.848.983,00 dan juga
kenaikan total aktiva sebesar 115% atau sebesar Rp
214.208.023,00. Angka rasio Return on assets (ROA) tahun 2009
adalah sebesar 1% yang berarti bidang usaha ini mengalami
penurunan angka rasio sebesar 6% dari tahun 2008. Penurunan ini
disebabkan oleh penurunan laba bersih sebesar 91% atau sebesar
Rp 27.159.738,00 dan juga penurunan total aktiva sebesar 34%
atau sebesar Rp 32.496.410,00 dari tahun sebelumnya. Angka
rasio pada tahun 2010 adalah sebesar 11% yang berarti
mengalami kenaikan sebesar 10% dari tahun 2009. Peningkatan
ini disebabkan oleh kenaikan laba bersih sebesar Rp
30.086.071,00 yang diikuti dengan kenaikan total aktiva sebesar
12% atau sebesar Rp 32.496.410,00. Angka rasio pada tahun
2011 adalah sebesar 8% yang berarti mengalami penurunan
sebesar 3% dari tahun 2010. Penurunan angka rasio ini
disebabkan oleh kenaikan laba bersih sebesar 27% atau sebesar
Rp 8.725.310,00 yang tidak sebanding dengan kenaikan total
aktiva sebesar 71% atau sebesar Rp 209.702.626,00. Berdasarkan
hasil analisis return on assets bidang usaha unit arisan ganjil
tersebut bisa kita lihat, bahwa bidang usaha koperasi ini memiliki
kontribusi berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini, terlihat dari
adanya peningkatan dan penurunan yang terjadi dari tahun ke
tahun. Selain itu, menurut SK Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/ 2002 bidang usaha
commit to
koperasi dalam keadaan userdari cukup, baik dan sangat baik.
mulai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

184

Karena pada bidang usaha ini, memiliki prosentase return on


assets mulai dari 1% hingga 15%. Hal ini berarti bidang usaha ini,
telah mampu memaksimalkan seluruh aktiva yang dimilikinya
untuk menghasilkan keuntungan bersih / SHU atau dalam
keadaan yang profitable dan hampir tidak pernah merugi.
e) Unit Tabungan Purna Karya
Hasil pengolahan data yang telah peneliti lakukan rasio
Return on assets (ROA) bidang usaha unit simpan pinjam
KOKARINDO tahun 2007-2011 dalam keadaan yang cukup
stabil. Hal ini terlihat dari adanya kenaikan dan penuruna angka
rasio yang ditunjukkan setiap tahunnya yang tidak terlalu
mencolok. Rata-rata prosentase return on assets bidang usaha unit
Tabungan Purna Karya yang dihasilkan lebih dari 10% atau
sebesar 12,6% sesuai dengan standar yang dikemukakan di atas.
Return on assets (ROA) tahun 2007 adalah sebesar 12%, dan
tahun 2008 sebesar 11% yang berarti mengalami penurunan
sebesar 1%. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan laba bersih
sebesar 30% atau sebesar Rp 34.014.783,00 yang tidak sebanding
dengan kenaikan total aktiva sebesar 44% atau sebesar Rp
421.079.775,00. Angka rasio Return on assets (ROA) tahun 2009
adalah sebesar 12% yang berarti bidang usaha ini mengalami
kenaikan angka rasio sebesar 1% dari tahun 2008. Kenaikan ini
disebabkan oleh kenaikan prosentase laba bersih yang lebih besar
yaitu sebesar 62% atau sebesar Rp 92.008.976,00 sedangkan
kenaikan total aktiva prosentasenya hanya sebesar 42% atau
sebesar Rp 588.579.065,00 dari tahun sebelumnya. Angka rasio
Return on assets (ROA) tahun 2010 adalah sebesar 14% yang
berarti bidang usaha ini mengalami kenaikan angka rasio sebesar
2% dari tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan
prosentase laba bersih yang lebih besar yaitu sebesar 35% atau
commit to user
sebesar Rp 85.172.538,00 sedangkan kenaikan total aktiva
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

185

prosentasenya hanya sebesar 22% atau sebesar Rp


430.776.364,00 dari tahun 2009. Angka rasio Return on assets
(ROA) tahun 2011 adalah sebesar 13% yang berarti bidang usaha
ini mengalami penurunan angka rasio sebesar 1% dari tahun
2010. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan prosentase laba
bersih yang tidak sebanding dengan kenaikan total aktiva bidang
usaha ini. Pada tahun ini, kenaikan total laba bersihnya adalah
sebesar 32% atau sebesar Rp 104.143.435,00 sedangkan kenaikan
total aktiva prosentasenya lebih besar, yaitu sebesar 34% atau
sebesar Rp 430.776.364,00 dari tahun 2010. Berdasarkan
perhitungan return on assets bidang usaha unit tabungan purna
karya tersebut bisa bisa disimpulkan bahwa bidang usaha koperasi
ini memiliki kontribusi yang cukup stabil, walaupun ada tahun
yang menghasilkan angka menurun. Namun, angka rasio tersebut
masih dalam prosentase di atas 10% di setiap tahunnya atau
dalam kondisi profitable.
f) Unit Tabungan Pendidikan
Pengolahan data laporan keuanhan KOKARINDO yang
telah peneliti lakukan, menunjukkan bahwa hasil angka rasio
Return on assets (ROA) bidang usaha unit Tabungan Pendidikan
(PDK) KOKARINDO tahun 2007-2011 dalam kondisi yang
cukup stabil. Walaupun return on assets bidang usaha unit
tabungan pendidikan tidak selalu dalam kondisi meningkat.
Tetapi, kondisi yang ada di bidang usaha unit ini rata-rata adalah
7,6% atau dalam kondisi yang baik. Return on assets (ROA) tahun
2007 adalah sebesar 5%, dan tahun 2008 sebesar 6% yang berarti
mengalami kenaikan sebesar 1%. Walaupun kenaikan hanya
sebesar 1%, tapi peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan yang
sangat signifikan pada laba bersih sebesar 278% atau sebesar Rp
11.383.118,00 dan juga kenaikan total aktiva sebesar 206% atau
commit to user
sebesar Rp 160.949.614,00. Angka rasio Return on assets (ROA)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

186

tahun 2009 adalah sebesar 10% yang berarti bidang usaha ini
mengalami kenaikan angka rasio sebesar 4% dari tahun 2008.
Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan prosentase laba bersih
yang lebih besar yaitu sebesar 154% atau sebesar Rp
23.851.945,00 sedangkan kenaikan total aktiva prosentasenya
hanya sebesar 65% atau sebesar Rp 156.486.741,00 dari tahun
sebelumnya. Angka rasio pada tahun 2010 adalah sebesar 9%
yang berarti mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun 2009.
Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan laba bersih yang tidak
sebanding dengan besarnya kenaikan total aktiva bidang usaha
ini. Kenaikan laba bersih pada tahun ini adalah sebesar 8% atau
sebesar Rp 3.102.400,00 yang diikuti dengan kenaikan total
aktiva sebesar 19% atau sebesar Rp 73.311.785,00. Angka rasio
pada tahun 2011 adalah sebesar 9% yang berarti kondisi yang
dialami bidang usaha ini adalah tetap atau tidak mengalami
perubahan. Keadaan ini disebabkan oleh kenaikan laba bersih
sebesar 28% atau sebesar Rp 11.939.601,00 yang tidak sebanding
dengan kenaikan total aktiva sebesar 23% atau sebesar Rp
105.740.845,00. Berdasarkan uraian tersebut apabila diukur
menurut SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah
No. 129/Kep/ M/ XI/2002 bidang usaha koperasi ini
diklasifikasikan dalam keadaan mulai dari cukup hingga sangat
baik. Hal ini, menunjukkan eksistensi bidang usaha ini yang
mampu menghasilkan laba sebagai pengembalian investasi
bidang usaha koperasi ini dengan seluruh aktiva yang digunakan
dalam seluruh kegiatan operasionalnya. Selain perlu
memperhatikan proporsi kenaikan laba bersih dan total aktivanya,
agar nantinya kenaikan yang terjadi bukan malah mengurangi
prosentase dari ROA tapi akan menunjukkan eksistensi bidang
usaha yang selalu menanjak.
commit to user
2) Rentabilitas Modal Sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

187

a) Unit Simpan Pinjam


Rentabilitas Modal Sendiri bidang usaha unit simpan
pinjam KOKARINDO ini untuk tahun 2007-2011 dalam keadaan
yang rata-rata baik. Karena pada bidang usaha ini, terlihat
prosentasenya di antara 10%-20%. Sehingga dapat diartikan
bahwa dari modal yang dimiliki bidang usaha unit simpan pinjam
ini mampu menghasilkan keuntungan bersih/ SHU setiap
rupiahnya bagi para owner. Angka rasio yang dihasilkan oleh
bidang usaha unit simpan pinjam ini pada tahun 2007 sebesar
13% dan tahun 2008 prosentasenya sebesar 19% yang berarti
prosentasenya naik sebesar 6%. Kenaikan RMS bidang usaha ini
adalah akibat adanya kenaikan laba bersih sebesar 71% atau
sebesar Rp 100.884.692,00 yang diikuti dengan kenaikan modal
yang dimiliki oleh bidang usaha ini sebesar 16% atau sebesar Rp
177.942.670,00. Angka rasio pada tahun 2009 sebesar 15%,
berarti prosentase pada tahun ini turun sebesar 4% dari tahun
2008. Penurunan angka rasio ini disebabkan oleh penurunan laba
bersih yang dihasilkan oleh bidang usaha ini sebesar 9% atau
sebesar Rp 21.841.104,00 sedangkan modal yang dimiliki oleh
bidang usaha ini justru malah mengalami kenaikan sebesar 16%
tau sebesar Rp 207.240.482,00 dari tahun sebelumnya. Angka
rasio tahun 2010 menghasilkan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
sebesar 16%, atau naik sebesar 1% dari tahun 2009. Adanya
kenaikan RMS bidang usaha ini disebabkan oleh kenaikan laba
bersih yang lebih besar daripada kenaikan modal yang dimiliki
bidang usaha ini. Kenaikan laba bersih tersebut sebesar Rp
16.488.299,00 atau sebesar 7,4% sedangkan modal yang dimiliki
oleh bidang usaha ini naik sebesar 3,5 % atau sebesar Rp
50.830.630,00. Angka rasio tahun 2011 besarnya adalah tetap
yakni sebesar 16%. Keadaan ini dipicu oleh kenaikan laba bersih
sebesar 15% ataucommit
sebesartoRp
user
35.165.624,00 dan kenaikan modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

188

sebesar 10% atau sebesar 148.765.094. Walaupun bidang usaha


ini tidak selalu mengalami kenaikan dalam setiap tahunnya,
karena terdapat penurunan angka rasio pada tahun 2009. Tetapi
apabila kita diukur dengan SK Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 koperasi ini
dalam keadaan rata-rata baik. Karena pada kurun waktu 5 tahun,
koperasi ini mampu mengatur modal sendiri yang dimiliki bidang
usaha ini sehingga mampu menghasilkan keuntungan dengan
prosentase selalu pada prosentase di atas 10%. Namun, bidang
manajemen koperasi ini perlu memberikan perhatian agar
keadaan penurunan tidak terjadi kembali.
b) Unit Toko
Perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
menunjukkan bidang usaha unit toko ini selalu menghasilkan
angka rasio di atas 50%, yang berarti bahwa kondisi yang terjadi
di dalam bidang usaha ini adalah sangat baik. Angka rasio tahun
2007 sebesar 128% dan angka rasio pada tahun 2008 prosentase
sebesar 165%. Pada periode ini berarti bidang usaha ini
mengalami kenaikan angka rasio yang disebabkan oleh naiknya
laba bersih yang dihasilkan oleh bidang usaha ini sebesar 28%
atau sebesar Rp 4.159.842,00 sedangkan jumlah modal yang
digunakan besarnya adalah sama / tidak mengalami kenaikan dari
periode sebelumnya yaitu sebesar Rp 14.665.157,00. Angka rasio
tahun 2009 sebesar 193%, yang berarti rasio pada tahun ini
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 28%.
Kenaikan angka rasio ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba
bersih yang dihasilkan oleh bidang usaha unit toko ini yaitu
sebesar 17% atau sebesar Rp 4.159.842 sedangkan modal yang
digunakan adalah masih tetap besarnya, yaitu Rp 14.665.157,00..
Angka rasio pada ahun 2010 sebesar 167% atau mengalami
penurunan dari commit
tahun tosebelumnya
user sebesar 26%. Adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

189

penurunan angka rasio bidang usaha ini adalah akibat adanya


penurunan laba bersih yang akan dibagikan kepada para pemilik
modal yaitu sebesar 14% atau sebesar Rp 3.913.731,00. Dan,
angka rasio yang dihasilkan pada tahun 2011 sebesar 169% yang
berarti naik 2% dari tahun 2010. Dengan demikian, walaupun
terdapat penurunan angka rasio yang terjadi pada tahun 2010.
Tetapi, keadaan tersebut tidak lantas membuat bidang usaha ini
tidak membagikan SHU kepada para anggotanya. Bidang usaha
unit toko ini masih memiliki kemampuan di atas 21% untuk dapat
memaksimalkan modal yang dimiliki untuk menghasilkan laba
bersih. Apabila keadaan ini diukur dengan SK Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002
koperasi koperasi diklasifikasikan dalam kriteria sangat baik.
Namun penurunan yang terjadi pada tahun 2010, hendaknya
menjadi catatan manajemen bagi para pengurus koperasi agar
kejadian penurunan tersebut tidak terulang kembali.
c) Unit Arisan Genap
Dari perhitungan yang telah dilakukan, Rentabilitas
Modal Sendiri (RMS) bidang usaha unit arisan genap
menunjukkan bahwa bidang usaha koperasi ini memiliki
kontribusi yang cukup baik menurut ketetapan yang telah
diuraikan. Walaupun angka yang dihasilkan oleh bidang usaha ini
tidak selalu mengalami kenaikan, tetapi apabila dirata-rata maka
bidang usaha ini cukup memberikan konsistensi kepada para
anggotanya. Angka rasio yang dihasilkan tahun 2007 sebesar 9%
sedangkan angka rasio yang dihasilkan pada tahun 2008 sebesar
0%. Hal ini menunjukkan adanya penurunan angka rasio yang
terjadi di bidang usaha ini. Penurunan pada bidang usaha ini tak
tanggung-tanggung yaitu sebesar 9% dari prosentase 2007.
Penurunan yang terjadi ini adalah sebagai akibat dari penurunan
commit
laba bersih sebesar Rp to26.996.238,00
user dan penurunan modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

190

sebesar 63% atau sebesar Rp 177.600.000,00. Angka rasio untuk


tahun 2009 sebesar 7%, yang berarti adalah pada tahun ini bidang
usaha ini mengalami kenaikan sebesar 7% dari tahun 2009.
Keadaan ini disebabkan oleh kenaikan laba bersih bidang usaha
ini sebesar Rp 23.587.794,00 dan kenaikan untuk modalnya
sebesar Rp 199.920.000,00. Angka rasio tahun 2010 sebesar 11%,
berarti bahwa pada tahun ini bidang usaha ini mengalami
kenaikan sebesar 4% dari tahun sebelumnya. Peningkatan angka
rasio yang dihasilkan oleh bidang usaha ini disebabkan oleh
kenaikan laba bersih bidnag usaha ini sebesar 125% atau sebesar
Rp 28.908.707,00. Dan terakhir, pada tahun 2011 besarnya angka
rasio bidang usaha ini adalah turun menjadi sebesar 3%.
Penurunan angka rasio yang dihasilkan oleh bidang usaha ini
adalah sebagai akibat dari penurunan laba bersih bidang usaha ini
yaitu sebesar 86% atau sebesar Rp 44.738.943 dan diikuti dengan
penurunan modal sebesar 54% atau sebesar Rp 237.840.000,00.
Dengan demikian, apabila kita ukur dengan SK Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/ 2002
koperasi ini tahun 2007 dalam keadaan yang cukup, tahun 2008
menunjukkan keadaan yang kurang, tahun 2009 menunjukkan
angka rasio sebesar 7% yang artinya dalam keadaan yang cukup,
tahun 2010 pada keadaan baik, dan tahun 2011 dalam keadaan
cukup. Walaupun ada keadaan yang menyatakan bahwa salah satu
tahun dalam keadaan yang kurang, akibat prosentase yang
dihasilkan adalah nol, tapi keadaan rata–rata 5 tahun bidang usaha
ini dalam kriteria yang cukup. Jadi, para pengurus koperasi
hendaknya terus berupaya meningkatkan produktivitas dari modal
sendiri bidang usaha ini.
d) Unit Arisan Ganjil
Rentabilitas Modal Sendiri bidang usaha unit arisan
ganjil KOKARINDOcommit
initountuk
user tahun 2007-2011 menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

191

angka mulai dari cukup hingga baik. Angka rasio yang dihasilkan
oleh bidang usaha ini pada tahun 2007 adalah sebesar 2%. Tahun
2008 prosentasenya naik menjadi sebesar 7% atau naik sebesar
5% dari tahun 2007. Kenaikan dari angka rasio ini disebabkan
oleh adanya kenaikan laba bersih bidang usaha ini sebesar Rp
25.848.983,00 dan kenaikan modal sendiri bidang usaha ini Rp
222.050.983,00. Sedangkan angka rasio pada tahun 2009
menunjukkan angka 4%, ini artinya bahwa kemampuan bidang
usaha ini dalam mengolah modalnya adalah turun sebesar 3% dari
tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan
yang terjadi pada laba bersih bidang usaha ini sebesar 91% atau
sebesar Rp 27.159.738,00 dan penurunan modal usahanya sebesar
81% atau sebear Rp 324.311.738,00. Angka rasio tahun 2010
Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang usaha ini naik menjadi
sebesar 11%. Adanya kenaikan RMS bidang usaha ini sebesar 7%
tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih sebesar Rp
30.086.071,00 dan kenaikan modal sendiri bidang usaha ini
sebesar Rp 218.677.316,00. Sedangkan pada tahun 2011, angka
rasio yang dihasilkan oleh bidang usaha ini prosentasenya adalah
sebesar 8% atau turun sebesar 3%. Penurunan prosentase ini
disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih yang tidak
sebanding dengan modal sendiri bidang usaha ini. Kenaikan
tersebut adalah sebesar 27% atau Rp 8.725.310,00 untuk laba
bersih bidang usaha ini dan Rp 209.702.626,00 atau sebesar 71%
untuk modal bersih bidang usahanya. Dengan demikian, apabila
kita ukur dengan SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 bidang usaha bidang usaha
koperasi ini tahun 2007 dalam keadaan yang cukup, tahun 2008
menunjukkan keadaan yang kurang, tahun 2009 dan menunjukkan
keadaan yang cukup, tahun 2010 dan tahun 2011 pada keadaan
baik. Jadi, modalcommit to user oleh bidang usaha ini rata-rata
yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

192

sudah mampu menghasilkan keuntungan bersih/ SHU dengan


kriteria yang cukup guna dibagikan kepada para anggota bidang
usaha ini walaupun keadaannya belum dapat stabil.
e) Unit Tabungan Purna Karya
Perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri bidang usaha
unit tabungan purna karya KOKARINDO ini dalam keadaan yang
cukup stabil. Keadaan ini terjadi dengan adanya kenaikan dan
penurunan yang tidak terlalu tajam di setiap tahunnya dan selalu
menghasilkan angka rasio pada kisaran angka yang hampir sama.
Angka rasio untuk tahun 2007 sebesar 13% sedangkan untuk
tahun 2008 prosentasenya turun menjadi sebesar 12%. Penurunan
angka rasio sebesar 1% ini disebabkan oleh adanya kenaikan yang
terjadi pada laba bersih bidang usaha ini sebesar 30% atau sebesar
Rp 34.014.783,00 yang tidak sebanding dengan kenaikan modal
sendiri bidang usaha ini, yakni sebesar 45% atau sebesar Rp
387.064.992,00. Tahun 2009 angka rasio yang dihasilkan oleh
Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang usaha ini naik menjadi
sebesar 14%, ini berarti bahwa bidang usaha ini mengalami
kenaikan sebear 2% dari tahun sebelumnya. Adanya kenaikan ini
disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih bidang usaha ini
sebesar 62% atau sebesar Rp 92.008.976,00 yang diikuti dengan
kenaikan modal sendiri bidang usaha ini sebesar 39% atau sebesar
Rp 480.508.755,00. Tahun 2010 prosentase Rentabilitas Modal
Sendiri(RMS) naik menjadi sebesar 16%. Adanya kenaikan
prosentase sebesar 2% ini disebabkan oleh adanya kenaikan yang
terjadi akibat kenaikan laba bersih sebesar 35% atau Rp
85.172.538,00 dan kenaikan modal sendiri sebesar 21% atau
sebesar Rp 361.665.160,00. Angka rasio yang dihasilkan pada
tahun 2011 adalah sebesar 15% atau turun sebesar 1% dari tahun
2010. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan total laba
commitoleh
bersih yang dihasilkan to user
bidang usaha ini yaitu sebesar 32%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

193

atau sebesar Rp 104.143.435,00 yang tidak sebanding dengan


kenaikan modal yang dimiliki bidang usaha ini sebesar 34% atau
sebesar Rp 703.333.015,00. Walaupun tidak selalu mengalami
kenaikan tapi, apabila kita ukur dengan SK Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002
koperasi ini dalam keadaan yang baik karena prosentase yang
dihasilkan antara 10%- 20% tiap tahunnya. Jadi, modal yang
digunakan koperasi ini dalam bidang usaha ini rata-rata mampu
menghasilkan keuntungan bersih / SHU dengan kriteria yang ada.
f) Unit Tabungan Pendidikan
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) bidang usaha
unit tabungan memiliki kontribusi yang cukup. Hal ini, dari angka
rasio yang dihasilkan setiap tahunnya yang selalu menghasilkan
angka sedikit tapi pasti, meski juga tidak melulu menghasilkan
kenaikan.Angka rasio yang dihasilkan tahun 2007 sebesar 6%,
sedangkan angka rasio yang dihasilkan bidang usaha ini pada
tahun 2008 sebesar 7% atau naik sebesar 1%. Kenaikan angka
rasio yang dihasilkan oleh unit bidang usaha ini adalah akibat dari
adanya kenaikan laba bersih yang dihasilkan oleh bidang usaha
ini sebesar Rp 11.383.118,00 dan kenaikan modal yang dimiliki
oleh bidang usaha ini sebesar Rp 141.278.496. Selanjutnya, angka
rasio pada tahun 2009 menunjukkan bahwa ada kenaikan sebesar
4% dari tahun sebelumnya. Kenaikan angka rasio ini disebabkan
oleh adanya kenaikan yang terjadi pada laba bersih yang
dihasilkan sebesar 154% atau sebesar Rp 23.851.945,00 serta
kenaikan modalnya sebesar 65% atau sebesar Rp 139.304.403,00.
Tahun 2010 angka rasio yang dihasilkan oleh unit bidang usaha
ini adalah 10%, prosentase ini berarti rasio yang dihasilkan
mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun 2009. Penurunan ini
disebabkan oleh kenaikan laba bersih yang dihasilkan sebesar Rp
commit
3.102.400,00 atau to user
sebesar 8% yang tidak sebanding dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

194

kenaikan modalnya yang lebih besar yaitu sebesar 20% atau


sebesar Rp 71.827.778,00. Tahun 2011, angka rasio bidang usaha
ini tetap/ tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan. Hal ini
disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersihnya sebesar 28%
atau sebesar Rp 11.939.601,00 atau sebesar 28% dan kenaikan
modalnya sebesar 28% atau sebesar Rp 93.645.308. Dengan
demikian, apabila kita ukur dengan standar yang telah ditetapkan
maka bidang usaha koperasi ini tahun 2007 dalam keadaan yang
cukup, tahun 2008 menunjukkan keadaan yang kurang, tahun
2009 dan menunjukkan keadaan yang baik, tahun 2010 dan tahun
2011 pada keadaan cukup. Jadi, pengurus koperasi ini telah
mampu mengolah modal yang dimiliki oleh bidang usaha ini rata-
rata sudah mampu menghasilkan keuntungan bersih/ SHU dengan
kriteria yang cukup guna dibagikan kepada para anggota bidang
usaha ini.
3) Profitabilitas
a) Unit Simpan Pinjam
Profitabilitas bidang usaha unit simpan pinjam
KOKARINDO ini dalam keadaan yang sangat baik. Hal ini
terjadi karena pendapatan bruto bidang usaha ini rata-rata mampu
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU dengan kriteria sangat
baik yang telah ditentukan pada standar yang telah ditetapkan
peneliti. Dengan demikian, maka dapat dipastikan bahwasannya
bidang usaha ini telah mampu menghasilkan keuntungan guna
dibagikan kepada para anggotanya dengan pendapatan bruto yang
telah didapatkan oleh bidang usaha ini
b) Unit Toko
Perhitungan profitabilitas bidang usaha unit toko
KOKARINDO ini menurut standar ketetapan yang peneliti
tetapkan sebelumnya menunjukkan bahwa bidang usaha ini dalam
commit
keadaan yang sangat to Hal
baik. user ini terjadi karena rata-rata angka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

195

rasio yang dihasilkan dari tahun 2007 hingga tahun 2011


menunjukkan angka di atas 15%. Keadaan ini berarti bahwa
pendapatan bruto bidang usaha ini rata-rata sudah mampu
dimaksimalkan untuk menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
yang digunakan untuk dibagikan kepada para owner dengan
sangat baik / tidak pernah merugi.
c) Unit Arisan Genap
Perhitungan profitabilitas bidang usaha unit arisan genap
KOKARINDO ini untuk tahun 2007 sebesar 93%. Tahun 2008
prosentasenya turun menjadi sebesar 19% sedangkan tahun 2009
profitabilitas bidang usaha ini naik menjadi sebesar 78%. Pada
tahun 2010 prosentase profitabilitas naik menjadi sebesar 143%.
Terakhir, pada tahun 2011 besarnya prosentase angka
profitabilitas bidang usaha ini turun menjadi 57%. Angka rasio
tersebut apabila ukur dengan SK Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002 bidang usaha
koperasi ini dalam keadaan yang sangat baik. Keadaan ini terjadi
karena pendapatan bruto bidang usaha ini rata-rata mampu
menghasilkan keuntungan bersih/ SHU dengan kriteria sangat
baik yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu, tahun 2008
perlu mendapatkan perhatian yang serius agar kejadian serupa
tidak terulang.
d) Unit Arisan Ganjil
Data perhitungan profitabilitas bidang usaha unit arisan
ganjil KOKARINDO ini untuk tahun 2007 sebesar 45%. Untuk
tahun 2008 prosentasenya naik menjadi menjadi sebesar 83%.
Untuk tahun 2009 profitabilitas bidang usaha ini dalam keadaan
turun menjadi sebesar 58%. Pada tahun 2010 prosentase
profitabilitas naik menjadi sebesar 86%. Untuk tahun 2011
besarnya prosentase profitabilitas bidang usaha ini turun menjadi
commit apabila
84%. Dengan demikian, to user ukur dengan SK Menteri Negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

196

Koperasi dan Usaha Kecil Menegah No. 129/Kep/ M/ XI/2002


bidang usaha bidang usaha koperasi ini dalam keadaan yang
sangat baik. Keadaan ini terjadi karena pendapatan bruto bidang
usaha ini rata-rata mampu menghasilkan keuntungan bersih/ SHU
dengan kriteria sangat baik yang telah ditentukan sebelumnya
yakni di atas 15%.
Uraian analisis angka rasio tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan KOKARINDO tersebut,menunjukkan bahwa
dengan adanya pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) akan
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Adapun, faktor yang
mempengaruhi besarnya penerimaan SHU adalah keaktifan
mereka dalam memekasimalkan fungsi dari berbagai bidang
usaha tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya
dilakukan oleh Wahyu Agung Setyo (2007) yang menyatakan
bahwa koperasi (KUD) dapat meningkatkan kesejahteraan
anggota (members promotion) dalam bentuk manfaat ekonomi
langsung dan tidak langsung dalam berkoperasi, maka partisipasi
anggota semakin meningkat. Partisipasi anggota yang tinggi pada
akhirnya menentukan keberhasilan koperasi.

Tabel 4.30 Hasil Pengelolaan Data Rasio Keuangan Bidang Usaha Unit
Simpan Pinjam
No Analisis Rasio Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio
Likuiditas
1. Current Ratio 3116% 221990% 335323% 347706% 263682%
2. Assets Turn - - - - -
Over
Rasio
Solvabilitas
1. Total Assets to 3156% 2220% 3365% 3494% 3068%
Total Debt
Ratio
2. Net Worth to 3056% 2120% 3266% 3394% 2968%
Debt Ratio commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

197

Rasio
Rentabilitas
1. Return on
Assets 11% 15% 13% 13% 14%
2. Rentabilitas
Modal Sendiri 12% 16% 13% 14% 14%
3. Profitabilitas 82% 88% 88% 87% 87%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Tabel 4.31 Hasil Pengelolaan Data Rasio Keuangan Bidang Usaha Unit Toko
No Analisis Rasio Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Analisis
Likuiditas
1. Current Ratio 635% 466% 2564% 2734% 1758%
2. Assets Turn 8,4 kali 8,5 kali 8,8 kali 9,7 kali 10,8 kali
Over
Rasio
Solvabilitas
1. Total Assets to
Total Debt Ratio 638% 466% 2564% 2734% 1758%
2. Net Worth to
Debt Ratio 84% 79% 96% 96% 94%
Rasio
Rentabilitas
1. Return on Assets 47% 49% 63% 60% 59%
2. Rentabilitas
Modal Sendiri 128% 165% 193% 167% 169%
3. Profitabilitas 88% 90% 90% 92% 91%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Tabel 4.32 Hasil Pengelolaan Data Rasio Keuangan Bidang Usaha Unit
Arisan Genap
No Analisis Rasio Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Analisis
Likuiditas
1. Current Ratio - - - - -
2. Assets Turn - - - - -
Over
Rasio
Solvabilitas
1. Total Assets to
Total Debt
Ratio - commit- to user - - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

198

2. Net Worth to
Debt Ratio - - - - -
Rasio
Rentabilitas
1. Return on Assets 9% 0% 7% 11% 3%
2. Rentabilitas
Modal Sendiri 9% 0% 7% 11% 3%
3. Profitabilitas 93% -19% 78% 143% 57%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Tabel 4.33 Hasil Pengelolaan Data Rasio Keuangan Bidang Usaha Unit
Arisan Ganjil
No Analisis Rasio Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Analisis
Likuiditas
1. Current Ratio - - - - -
2. Assets Turn
Over - - - - -
Rasio
Solvabilitas
1. Total Assets to
Total Debt
Ratio - - - - -
2. Net Worth to
Debt Ratio - - - - -
Rasio
Rentabilitas
1. Return on
Assets 2% 8% 1% 12% 15%
2. Rentabilitas
Modal Sendiri 2% 8% 4% 12% 15%
3. Profitabilitas 45% 83% 58% 86% 84%
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Tabel 4.34 Hasil Pengelolaan Data Rasio Keuangan Bidang Usaha Unit
Tabungan Purna Karya
No Analisis Rasio Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Analisis
Likuiditas
1. Current Ratio 113% 112% 114% 116% 115%
2. Assets Turn
Over - - - - -
Rasio
commit to user
Solvabilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

199

1. Total Assets to
Total Debt Ratio 113% 112% 115% 116% 115%
2. Net Worth to
Debt Ratio - - - - -
Rasio
Rentabilitas
1. Return on Assets 12% 11% 12% 14% 13%
2. Rentabilitas
Modal Sendiri 13% 12% 14% 16% 15%
3. Profitabilitas - - - - -
(Sumber: Laporan KOKARINDO 2007-2011, 2013: diolah)

Tabel 4.35 Hasil Pengelolaan Data Rasio Keuangan Bidang Usaha Unit
Tabungan Pendidikan
No Analisis Rasio Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Analisis
Likuiditas
1. Current Ratio 0% 2885% 24443% 0% 368512%
2. Assets Turn
Over - - - - -
Rasio
Solvabilitas
1. Total Assets to
Total Debt
Ratio - - - - -
2. Net Worth to
Debt Ratio - - - - -
Rasio
Rentabilitas
1. Return on
Assets 5% 6% 10% 9% 9%
2. Rentabilitas
Modal Sendiri 5% 7% 11% 10% 10%
3. Profitabilitas - - - - -
(Sumber: Neraca dan Laporan Laba rugi Unit Tabungan Pendidikan
KOKARINDO )

Dari hasil perhitungan beberapa bidang usaha tersebut, maka dapat


ditarik kesimpulan bahwa kinerja bidang usaha pada KOKARINDO dalam
keadaan yang cukup baik. Namun, memang pada rasio likuiditas ada kelebihan
dana yang sebaiknya dialokasikan dalam bentuk pinjaman-pinjaman agar
menghasilkan angka rasio yang commit to user
lebih sehat. Selain itu, perhitungan yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

200

dilakukan tersebut juga menunjukkan bahwa setiap bidang usaha di koperasi ini
masing-masing telah mampu menghasilkan SHU setiap tahunnya. Adapun SHU
tersebut merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para
karyawannya. Keadaan ini ditunjukkan melalui perbandingan yang dilakukan
peneliti dengan membandingkan SHU (Sisa Hasil Usaha) dan modal sendiri/
melalui Rasio Rentabilitas Modal Sendiri. Meskipun setiap bidang usaha dalam
koperasi ini menghasilkan keuntungan, tapi unit tokolah yang menduduki
peringkat pertama untuk pembagian SHU yang dilakukan kepada para anggota
koperasi. Adapun perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri ini merupakan suatu
tolak ukur keberhasilan koperasi dalam memperoleh penghasilan yang digunakan
untuk dibagikan kepada para anggota koperasi.
4. Faktor Pendukung Pelaksanaan Bidang Usaha Koperasi Karyawan PT.
Indo Acidatama
Segala aspek perkembangan dari koperasi ini sebenarnya tidak lepas
dari berbagai faktor pendukung yang mampu mendukung berkembangnya
berbagai bidang usaha di koperasi ini. Adapun faktor pendukung kemajuan
KOKARINDO ini adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan anggota
Keadaan ini sangatlah penting karena apabila tiada kepercayaan yang
diberikan oleh para anggota koperasi, maka yang ada tidak akan ada
anggota koperasi yang mau menggunakan beberapa bidang usaha yang
ada di koperasi ini. Dengan demikian, maka perlulah didukung dengan
manajemen yang solid agar antara satu pengurus dengan pengurus lain
tiada missed communication .
b. Modal yang besar/ kepemilikan modal yang kuat
Jumlah modal yang sangat fantastis, membuat koperasi ini terus
berkembang. Karena koperasi ini hampir tidak pernah mengalami
kekurangan dana untuk memajukan bidang usahanya.
c. Sarana prasarana yang baik
Dalam memajukan segala bidang usaha, tidak hanya dibutuhkan modal
saja, tapi di sini sarana dan prasarana juga dibutuhkan guna memudahkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

201

segala bentuk pengelolaan bidang usaha–bidang usaha dalam koperasi


ini.
5. Cara Mengoptimalkan Faktor Pendukung Tersebut
Cara mengoptimalkan segala faktor pendukung tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Sistem informasi yang terbuka
Kepercayaan anggota bisa diwujudkan apabila pengurus mau terbuka
dengan para anggotanya. Hal ini bisa dilakukan melalui beberapa
sosialisasi yang telah dilakukan dengan anggotanya melalui
pengumuman yang ditempel untuk segi bidang usahanya, untuk kinerja
keuangannya biasanya dibagikan dengan buku laporan
pertanggungjawaban pada saat RAT.
b. Permodalan digunakan untuk menaikkan plaffon pinjaman agar banyak
yang terserap ke anggota
Maksud dari pernyataan tersebut adalah adanya modal itu, sebenarnya
tidak semata-mata hanya untuk disimpan saja atau didepositokan. Jadi,
pada kondisi modal yang kuat ini, sebaiknya modal itu didistribusikan
kepada para anggota untuk dipinjamkan. Sehingga, perputaran uang yang
ada pada koperasi akan meningkat dan berkembang.
c. Sarana prasarana dipakai dengan baik
Adanya kelengkapan yang ada di koperasi ini, sebenarnya sangatlah
membantu guna melakukan segala kegiatan terkait administrasi maupun
pengembangan bidang usaha koperasi ini. Sehingga, diperlukan tanggung
jawab yang tinggi agar sarana dan prasarana ini mampu dimanfaatkan.
6. Faktor Penghambat Pelaksanaan Bidang Usaha Koperasi Karyawan PT.
Indo Acidatama
Faktor penghambat adalah beberapa hal yang dapat menghambat
terlaksananya kelancaran berbagai bidang usaha Koperasi Karyawan PT. Indo
Acidatama. Pada Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama kendala yang
dirasakan baik untuk para anggota dan para pengurus tidak terlalu terlihat.
commit topemotongan
Namun demikian, adanya kebijakan user gaji yang ditetapkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

202

koperasi ini guna pengembalian pinjaman yang dilakukan oleh para


anggotanya, terkadang menjadi permasalahan terkait pemenuhan kebutuhan
di bulan itu/ beberapa bulan ketika masa pelunasan itu. Pertama, pemotongan
yang dilakukan walaupun hanya sebesar 50% gaji, membuat para anggota
haruslah memutar otak agar mampu menghasilkan tambahan pemasukan guna
menutup segala kebutuhan pada bulan itu. Kedua, pembatasan plafon
pinjaman terhadap anggota sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Adanya pendapatan yang berbeda, maka membuat para anggota dalam
melakukan pinjaman akan memiliki kemampuan yang berbeda. Untuk jumlah
yang sama, jika pendapatan satu anggota lebih banyak maka waktunya juga
akan relatif lebih cepat. Ketiga, hal-hal yang bersifat koordinasi. Karena
dengan adanya koordinasi yang baik, maka tidak dipungkiri nantinya akan
memudahkan seluruh pengurus untuk bersinergi menghasilkan SHU yang
tinggi guna mensejahterakan para anggota.

Namun demikian, berbagai kendala yang dihadapi oleh


KOKARINDO ini, sebenarnya tidak bersifat urgent. Hal ini. Terlihat dengan
berbagai upaya yang mampu ditempuh oleh koperasi ini guna meminimalisir
kendala tersebut. Sehingga, berbagai kendala tersebut tidak mempengaruhi
ketertarikan anggota pada berbagai bidang usaha Koperasi Karyawan PT.
Indo Acidatama (KOKARINDO) ini.
7. Cara Mengatasi Faktor Penghambat
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut adalah
pertama melalui pembukaan usaha baru. Kedua, agar tidak mengalami
potongan kembali maka anggota harus berusaha untuk tidak meminjam lagi
untuk masalah dana dan menganbil barang-barang di toko. Ketiga, agar terasa
lebih ringan sebaiknya anggota meminta pihak pengurus untuk
memperpanjang angsuran/ pemotongan gaji.
Sedangkan upaya yang dilakukan dari pengurus pertama adalah
adanya fenomena ini maka dibuatlah peraturan yang mengatur mengenai
plafon pinjaman yang menetapkan pengembaliannya itu 50% THP yang
commit to user
disesuaikan dengan besarnya pendapatan/ menegakkan aturan yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

203

Kedua, melakukan rapat koordinasi. Adapun, pentingnya rapat koordinasi


adalah
a. Pengecekan posisi kas tunai dari masing-masing unit serta bukti-bukti
penerimaan dan pengeluaran
b. Stock opname yang barang persediaan toko
c. Penetapan pengalokasian dana untuk koperasi
d. Evaluasi hasil kerja, dan
e. Pengambilan keputusan guna operasional koperasi

commit to user

Anda mungkin juga menyukai